SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Catatan Cinta Anak Rantau Kepada Ibunya
Kepadamu yang sudah lama belum pulang. Kepadamu yang jarang meluangkan waktu
untuk sekadar menelepon orang tua. Kepadamu yang berada di tanah rantau, berjauhan
dari orang tua. Atas nama apa saja; atas nama menempuh karier, menempuh pendidikan,
hingga atas nama ikut suami yang kini bekerja di luar kota.
Ibu, sosok perempuan yang sangat sayang kepadamu. Sosok perempuan yang selalu ingat,
selalu bergetar batinnya, hatinya, dan jiwanya. Ibu, sosok perempuan yang sama sekali
mendampingi setiap langkahmu. Di saat-saat pikiranmu sibuk, nelangsa, susah, sedih,
bahagia, dan petaka, ibumu selalu ada untukmu; di saat kamu sakit, anakmu segera akan
lahir, dan apa pun yang akan kamu lakukan, ibumu selalu ada untukmu.
Sementara dirimu? Pernahkah kamu bayangkan, betapa ibumu tak pernah ingin
membuatmu repot. Ketika ibumu hanya sedikit meriang, atau bahkan sakit yang melebihi itu,
ibumu tidak pernah mau berkabar padamu. Bukan karena apa-apa, ia tidak ingin kamu
repot, tidak ingin mengganggumu, tidak ingin pikiranmu pecah karena disebabkan oleh
penyakit yang ia derita. Ia selalu tidak ingin mengganggumu.
Bahkan, di saat-saat ia harus periksa ke dokter, kadang ibumu rela untuk berutang uang
pada tetangga sekitar, daripada memberi tahu kebutuhannya padamu. Itulah seorang ibu
yang sangat menjaga agar tidak merepotkanmu. Pernahkah kamu berpikir sejenak,
meluangkan waktu 5 menit saja setiap hari untuk sekadar bertanya kabar mereka?
Pernahkah kamu meluangkan 5% saja dari pendapatanmu setiap bulan? Pernahkah kamu
mengajaknya jalan-jalan atau piknik sebagaimana kamu mengajak istrimu?
Ingatlah bahwa manusia pertama yang mendampingimu sejak dari dalam kandungan,
hingga kamu benar-benar bertemu dengan pasanganmu itu adalah ibumu. Orang tuamu
menyekolahkanmu di lembaga pendidikan yang terbaik, diajari tata krama yang baik, diajari
cara bergaul yang baik, diajari etos kerja yang baik. Ibumu bangun di tengah malam,
bersimpuh di haribaan Tuhan, mendoakanmu agar kamu menjadi anak yang sukses.
Dan setelah kamu benar-benar menjadi anak yang pintar, cerdas, kariermu melejit, hingga
kamu benar-benar menjadi orang sukses, hartamu berjibun dan menggunung, kamu lebih
suka membahagiakan pasanganmu yang sejatinya baru mendampingimu semenjak
pertemuanmu di usia dewasa. Pernahkah kamu berpikir kamu baru bertemu dengan
pasanganmu setidaknya di usia 25 tahun? Pernahkah kamu ingat, sebelum usia 25 tahun itu
didampingi, dibentuk, diayomi siapa? Ya, ibumu.
***
Setiap orang akan merasakan sedih luar biasa, ketika ibu yang sejatinya paling dekat dalam
hidup ini sudah tiada.
Betapa banyak manusia-manusia urban kita yang dengan tega menitipkan ibunya yang
sudah mulai tua di panti jompo; alasan-alasan yang tentu tidak dapat diterima hati nurani.
Alasan-alasan sibuk, masuk kantor, karier, dan seterusnya.
Pernahkah ingat bagaimana ibumu menyuapimu, memandikanmu, menyiapkanmu makan,
memberimu uang ketika kamu butuh, membelikanmu segala macam, bahkan jika ibumu
sedang tidak punya uang, ia rela menjual barang paling berharga yang ia miliki, agar bisa
mendapatkan uang, dan rencanamu tercapai.
Ibumu mungkin hanya punya sebuah cincin dan gelang emas, yang tentu saja dieman-
eman, ditaruh, disimpan, bahkan jika hanya terkait kebutuhan-kebutuhan kecil rumah
tangga, ia rela berutang kepada tetangga. Tetapi di saat kamu sedang butuh. Tidak segan-
segan, tidak lagi eman-eman, ibumu menjual barang berharganya itu demi kamu. Ingat,
demi kamu. Sekali lagi, demi kamu.
***
Dulu, sebelum kamu pergi merantau, mungkin saja ibumu masih sehat, segar, dan bugar.
Seiring berjalannya waktu dan usia, ibumu sudah mulai rapuh. Lengkung alisnya sudah
mulai keriput. Giginya satu per satu mulai berkurang. Rambutnya yang pada mulanya
menghitam, dan satu per satu mulai beruban.
Seiring berjalannya waktu pula, ibumu mulai sakit-sakitan. Dan di saat ibumu sakit-sakitan,
ibumu harus periksa ke dokter. Sementara kamu yang sudah mapan, memiliki fasilitas
lengkap; rumah, mobil, jabatan, dan seterusnya tak dapat mendampinginya sekadar periksa
ke dokter. Dengan sangat terpaksa, ibumu yang ingin periksa ke dokter itu ternyata diantar
oleh tetangganya. Pernahkah kamu merasa miris dengan semua pencapaianmu itu?
Pernahkah kamu merasakan atau sekadar bertanya pada dirimu sendiri, ke mana anak ibu
yang dari dalam kandungan dididik, ditimang setelah lahir, disuapi, disekolahkan? Kamu
tidak ada dalam momentum ini. Betapa menyedihkannya setiap anak yang tidak bisa
mendampingi ibunya di saat-saat begini.
Tetapi dari jauh sana, ibumu tetap selalu ada untukmu. Dari jauh sana, ibumu selalu
mendampingimu.
Damar Kembang*
Aku memujamu dengan api ini, anakku.
Sebab aku tahu rahasia pendar damar
pada sumbu kapas yang desisnya
terdengar. Di atas sekerat daun lontar dan
jelantah itu, suluh damar menjadi kompas
bagiku, dan kusulut ia bagi jiwamu, agar
nyala dan terangnya meresap ke dasar
hatiku.
Bila api menggeliat di udara: ke kanan
dan ke kiri. Ia melarut jiwa. Kau pasti
bahagia di sana. Dan bila ia mati, kusulut
lagi, mati lagi; gerimis bening tumpah
dari mataku, memadamkan segala
sukamu.
Bagiku, kau adalah api itu, anakku. Api
yang berkobar di aliran darahku, sumsum
tulang, dan detak jantungku. Garis nasib
yang kau ikuti lajurnya adalah
perpanjangan sumbu yang kau sulut di
rahimku dulu. Karena itu, aku menjagamu
tak mengenal waktu.
Singosaren, April 2011***
Apa yang kamu rasakan ketika kamu pulang kampung? Begitu kamu tiba di rumah asalmu.
Rumah yang menyimpan jutaan kisah masa kecil. Rumah yang menyimpan kasih sayang
dan rumah yang membentukmu sebagaimana capaian-capaianmu hingga hari ini.
Di depan pintu atau di halaman depan, berdiri seorang perempuan yang cantiknya melebihi
kecantikan semua pesona perempuan yang paling memesona di dunia ini. Ia menyambutmu
dengan hati bahagia. Ia menyambutmu dengan penuh rasa hormat. Ia menyambutmu
dengan penuh rasa kangen. Ia menyambutmu dan anak-anakmu. Ia menyiapkan makanan
kesukaanmu. Bahkan bisa jadi, ia ingin menyuapimu sebagaimana ia menyuapimu di waktu
kecil.
Bahkan kadang ia memanjakanmu. Ia membuka kancing bajumu agar kamu tidak sumuk. Ia
mengambilkanmu minum. Ia melakukan segalanya yang ia bisa lakukan untukmu. Masih
ingatkah peristiwa-peristiwa ini di tengah kesibukanmu di rantau? Masih ingatkah
bagaimana ibumu menyambutmu?
Dan di saat kamu harus kembali ke rantau, di saat jubelan pekerjaanmu yang menumpuk itu
menunggumu, kamu harus segera kembali, ibumu menyiapkan oleh-oleh. Mungkin saja
barang yang diberikannya padamu dapat kamu beli dengan sejumlah uang di dompetmu.
Tapi ukuran kasih sayang yang diberikan ibumu tidak sebanding dengan semua harta yang
kamu miliki. Harga kasih sayang ibumu tidak dapat dibeli dengan seluruh harta yang kamu
miliki.
Dan kini, waktu menuntutmu untuk segera kembali. Jam keberangkatanmu sudah tiba.
Mobilmu sudah menyala di halaman. Lalu kamu, ayahmu, ibumu, istrimu, dan anak-anakmu
diminta untuk masuk di sebuah kamar. Ayah dan ibumu duduk di sebuah kursi. Sementara
kamu, istrimu, dan anak-anakmu duduk menghadap mereka.
Pelan-pelan ayahmu mengangkat tangannya untuk keselamatanmu di perjalanan. Setelah
ayahmu berdoa selesai, kini ibumu yang menengadahkan tangan. Matanya terpejam. Ia
terus merapal segala doa yang ia bisa. Ia terus berusaha tegar. Tetapi perlahan-lahan,
butiran-butiran air mata pelan-pelan mengalir. Dan mungkin saja anakmu yang belum
mengerti apa-apa secara spontan akan berkata, “Mbah! Mbah kenapa kok menangis?”
Setelah doa usai dipanjatkan, semua yang ada di dalam ruangan itu beranjak menuju
halaman. Kamu dan istrimu mulai bersalaman kepada mereka. Anak-anakmu mulai naik ke
dalam mobil. Kamu pun segera menaiki mobil.
Lihatlah, ibumu masih mencium anak-anakmu, mencium cucu-cucunya yang ia sayangi.
Lihatlah mata ibumu yang berkaca-kaca. Lihatlah dengan mata hatimu. Betapa berat ibumu
melepas kepergianmu. Betapa berat ibumu menyongsong jarak. Tapi atas nama seorang
ibu yang tidak ingin memaksa anaknya untuk bersamanya. Ia tidak melakukan apa-apa
kecuali air mata dan kilau doa.
Mobilmu pelan-pelan berjalan. Kamu, istrimu, dan anak-anakmu melambaikan tangan.
Kamu melihat butiran air mata ibumu kian lancar mengalir. Dengan sangat berat, ia
melambaikan tangan pula padamu. Dengan sangat berat ia melepasmu. Dan dari lambaian
tangannya yang gemulai, dari bilik hatinya yang sedih, dari bilik jiwanya yang paling sunyi, ia
ingin mengatakan, “Anakku! Jangan pergi! Jangan pergi!”
Tetapi kamu tidak pernah mendengar suara jiwa itu, atau kamu sengaja tidak
mendengarkan suara jiwa itu.
Ingatlah, jika ada seorang anak yang sukses, itu bukanlah semata-mata kesuksesan anak,
tetapi kesuksesan orang tua. Tetapi bila ada anak yang gagal, itu bukanlah kegagalan orang
tua, melainkan kegagalan anak yang tidak benar-benar menempuh kehidupan. Itulah
sebabnya, penyair kondang D. Zawawi Imron pernah berkumandang melalui puisiyang
berjudul “Ibu”:
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Singosaren, 13 November 2015

More Related Content

Similar to KASIH IBU

Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Izhan Nassuha
 
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasi
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan MotivasiYang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasi
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasimangoleh
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanAku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanRicky L
 
teks-cerita-inspiratif.pptx
teks-cerita-inspiratif.pptxteks-cerita-inspiratif.pptx
teks-cerita-inspiratif.pptxAyuWulanSari26
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasiHendryPutrihijau
 
Tenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckTenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckHisyam Fayrus
 

Similar to KASIH IBU (20)

Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
 
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasi
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan MotivasiYang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasi
Yang Terlupakan Dari Sosok Ayah | Kisah Inspirasi dan Motivasi
 
Cerpen "Namaku farida"
 Cerpen "Namaku farida" Cerpen "Namaku farida"
Cerpen "Namaku farida"
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Di Seberang jembatan tua
Di Seberang jembatan tuaDi Seberang jembatan tua
Di Seberang jembatan tua
 
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataanAku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
Aku ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan
 
Pakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanitaPakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanita
 
Kisah motivasi
Kisah motivasiKisah motivasi
Kisah motivasi
 
Ghost Mother.docx
Ghost Mother.docxGhost Mother.docx
Ghost Mother.docx
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
 
Duhai Anakku
Duhai AnakkuDuhai Anakku
Duhai Anakku
 
teks-cerita-inspiratif.pptx
teks-cerita-inspiratif.pptxteks-cerita-inspiratif.pptx
teks-cerita-inspiratif.pptx
 
{} PPT for My Mimi beLOVED :*
{} PPT for My Mimi beLOVED :*{} PPT for My Mimi beLOVED :*
{} PPT for My Mimi beLOVED :*
 
Cerpen kasih salina
Cerpen  kasih salinaCerpen  kasih salina
Cerpen kasih salina
 
Tinc ebook #7
Tinc ebook #7Tinc ebook #7
Tinc ebook #7
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Ibunda
IbundaIbunda
Ibunda
 
Tenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijckTenggelamnya kapal van der wijck
Tenggelamnya kapal van der wijck
 
Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.
 
Mommy
MommyMommy
Mommy
 

More from Sarif Hidayat

EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docSarif Hidayat
 
Daftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docDaftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docSarif Hidayat
 
contoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptcontoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptSarif Hidayat
 
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxBuku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxSarif Hidayat
 
Vegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxVegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxSarif Hidayat
 
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSeorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSarif Hidayat
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSarif Hidayat
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSarif Hidayat
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxSarif Hidayat
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxSarif Hidayat
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxSarif Hidayat
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxSarif Hidayat
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxSarif Hidayat
 

More from Sarif Hidayat (20)

ejaan.ppt
ejaan.pptejaan.ppt
ejaan.ppt
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
 
Daftar kata baku.doc
Daftar kata baku.docDaftar kata baku.doc
Daftar kata baku.doc
 
contoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.pptcontoh penerapan EYD.ppt
contoh penerapan EYD.ppt
 
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docxBuku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
Buku Praktis Bahasa Indonesia 2.docx
 
bahasa baku.pdf
bahasa baku.pdfbahasa baku.pdf
bahasa baku.pdf
 
Vegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docxVegetus Libertas.docx
Vegetus Libertas.docx
 
Too Late.docx
Too Late.docxToo Late.docx
Too Late.docx
 
Sinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docxSinkronisitas.docx
Sinkronisitas.docx
 
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docxSeorang Gadis di Dalam Senja.docx
Seorang Gadis di Dalam Senja.docx
 
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docxSemangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
Semangkok Acar untuk Tuhan dan Cinta.docx
 
Satu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docxSatu Orang Satu Pohon.docx
Satu Orang Satu Pohon.docx
 
Samsara.docx
Samsara.docxSamsara.docx
Samsara.docx
 
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docxPelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
Pelangi yang Jatuh di Sidareja.docx
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
PACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docxPACARKU ADA LIMA.docx
PACARKU ADA LIMA.docx
 
Mirror.docx
Mirror.docxMirror.docx
Mirror.docx
 
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docxMenyibak Aku Melalui Kamu.docx
Menyibak Aku Melalui Kamu.docx
 
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docxMengenang Sendok dan Sedotan.docx
Mengenang Sendok dan Sedotan.docx
 
Menembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docxMenembus Tingkap Kaca.docx
Menembus Tingkap Kaca.docx
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

KASIH IBU

  • 1. Catatan Cinta Anak Rantau Kepada Ibunya Kepadamu yang sudah lama belum pulang. Kepadamu yang jarang meluangkan waktu untuk sekadar menelepon orang tua. Kepadamu yang berada di tanah rantau, berjauhan dari orang tua. Atas nama apa saja; atas nama menempuh karier, menempuh pendidikan, hingga atas nama ikut suami yang kini bekerja di luar kota. Ibu, sosok perempuan yang sangat sayang kepadamu. Sosok perempuan yang selalu ingat, selalu bergetar batinnya, hatinya, dan jiwanya. Ibu, sosok perempuan yang sama sekali mendampingi setiap langkahmu. Di saat-saat pikiranmu sibuk, nelangsa, susah, sedih, bahagia, dan petaka, ibumu selalu ada untukmu; di saat kamu sakit, anakmu segera akan lahir, dan apa pun yang akan kamu lakukan, ibumu selalu ada untukmu. Sementara dirimu? Pernahkah kamu bayangkan, betapa ibumu tak pernah ingin membuatmu repot. Ketika ibumu hanya sedikit meriang, atau bahkan sakit yang melebihi itu, ibumu tidak pernah mau berkabar padamu. Bukan karena apa-apa, ia tidak ingin kamu repot, tidak ingin mengganggumu, tidak ingin pikiranmu pecah karena disebabkan oleh penyakit yang ia derita. Ia selalu tidak ingin mengganggumu. Bahkan, di saat-saat ia harus periksa ke dokter, kadang ibumu rela untuk berutang uang pada tetangga sekitar, daripada memberi tahu kebutuhannya padamu. Itulah seorang ibu yang sangat menjaga agar tidak merepotkanmu. Pernahkah kamu berpikir sejenak, meluangkan waktu 5 menit saja setiap hari untuk sekadar bertanya kabar mereka? Pernahkah kamu meluangkan 5% saja dari pendapatanmu setiap bulan? Pernahkah kamu mengajaknya jalan-jalan atau piknik sebagaimana kamu mengajak istrimu? Ingatlah bahwa manusia pertama yang mendampingimu sejak dari dalam kandungan, hingga kamu benar-benar bertemu dengan pasanganmu itu adalah ibumu. Orang tuamu menyekolahkanmu di lembaga pendidikan yang terbaik, diajari tata krama yang baik, diajari cara bergaul yang baik, diajari etos kerja yang baik. Ibumu bangun di tengah malam, bersimpuh di haribaan Tuhan, mendoakanmu agar kamu menjadi anak yang sukses. Dan setelah kamu benar-benar menjadi anak yang pintar, cerdas, kariermu melejit, hingga kamu benar-benar menjadi orang sukses, hartamu berjibun dan menggunung, kamu lebih suka membahagiakan pasanganmu yang sejatinya baru mendampingimu semenjak pertemuanmu di usia dewasa. Pernahkah kamu berpikir kamu baru bertemu dengan
  • 2. pasanganmu setidaknya di usia 25 tahun? Pernahkah kamu ingat, sebelum usia 25 tahun itu didampingi, dibentuk, diayomi siapa? Ya, ibumu. *** Setiap orang akan merasakan sedih luar biasa, ketika ibu yang sejatinya paling dekat dalam hidup ini sudah tiada. Betapa banyak manusia-manusia urban kita yang dengan tega menitipkan ibunya yang sudah mulai tua di panti jompo; alasan-alasan yang tentu tidak dapat diterima hati nurani. Alasan-alasan sibuk, masuk kantor, karier, dan seterusnya. Pernahkah ingat bagaimana ibumu menyuapimu, memandikanmu, menyiapkanmu makan, memberimu uang ketika kamu butuh, membelikanmu segala macam, bahkan jika ibumu sedang tidak punya uang, ia rela menjual barang paling berharga yang ia miliki, agar bisa mendapatkan uang, dan rencanamu tercapai. Ibumu mungkin hanya punya sebuah cincin dan gelang emas, yang tentu saja dieman- eman, ditaruh, disimpan, bahkan jika hanya terkait kebutuhan-kebutuhan kecil rumah tangga, ia rela berutang kepada tetangga. Tetapi di saat kamu sedang butuh. Tidak segan- segan, tidak lagi eman-eman, ibumu menjual barang berharganya itu demi kamu. Ingat, demi kamu. Sekali lagi, demi kamu. *** Dulu, sebelum kamu pergi merantau, mungkin saja ibumu masih sehat, segar, dan bugar. Seiring berjalannya waktu dan usia, ibumu sudah mulai rapuh. Lengkung alisnya sudah mulai keriput. Giginya satu per satu mulai berkurang. Rambutnya yang pada mulanya menghitam, dan satu per satu mulai beruban. Seiring berjalannya waktu pula, ibumu mulai sakit-sakitan. Dan di saat ibumu sakit-sakitan, ibumu harus periksa ke dokter. Sementara kamu yang sudah mapan, memiliki fasilitas lengkap; rumah, mobil, jabatan, dan seterusnya tak dapat mendampinginya sekadar periksa ke dokter. Dengan sangat terpaksa, ibumu yang ingin periksa ke dokter itu ternyata diantar oleh tetangganya. Pernahkah kamu merasa miris dengan semua pencapaianmu itu? Pernahkah kamu merasakan atau sekadar bertanya pada dirimu sendiri, ke mana anak ibu yang dari dalam kandungan dididik, ditimang setelah lahir, disuapi, disekolahkan? Kamu tidak ada dalam momentum ini. Betapa menyedihkannya setiap anak yang tidak bisa mendampingi ibunya di saat-saat begini. Tetapi dari jauh sana, ibumu tetap selalu ada untukmu. Dari jauh sana, ibumu selalu mendampingimu.
  • 3. Damar Kembang* Aku memujamu dengan api ini, anakku. Sebab aku tahu rahasia pendar damar pada sumbu kapas yang desisnya terdengar. Di atas sekerat daun lontar dan jelantah itu, suluh damar menjadi kompas bagiku, dan kusulut ia bagi jiwamu, agar nyala dan terangnya meresap ke dasar hatiku. Bila api menggeliat di udara: ke kanan dan ke kiri. Ia melarut jiwa. Kau pasti bahagia di sana. Dan bila ia mati, kusulut lagi, mati lagi; gerimis bening tumpah dari mataku, memadamkan segala sukamu. Bagiku, kau adalah api itu, anakku. Api yang berkobar di aliran darahku, sumsum tulang, dan detak jantungku. Garis nasib yang kau ikuti lajurnya adalah perpanjangan sumbu yang kau sulut di rahimku dulu. Karena itu, aku menjagamu tak mengenal waktu. Singosaren, April 2011*** Apa yang kamu rasakan ketika kamu pulang kampung? Begitu kamu tiba di rumah asalmu. Rumah yang menyimpan jutaan kisah masa kecil. Rumah yang menyimpan kasih sayang dan rumah yang membentukmu sebagaimana capaian-capaianmu hingga hari ini. Di depan pintu atau di halaman depan, berdiri seorang perempuan yang cantiknya melebihi kecantikan semua pesona perempuan yang paling memesona di dunia ini. Ia menyambutmu dengan hati bahagia. Ia menyambutmu dengan penuh rasa hormat. Ia menyambutmu dengan penuh rasa kangen. Ia menyambutmu dan anak-anakmu. Ia menyiapkan makanan kesukaanmu. Bahkan bisa jadi, ia ingin menyuapimu sebagaimana ia menyuapimu di waktu kecil.
  • 4. Bahkan kadang ia memanjakanmu. Ia membuka kancing bajumu agar kamu tidak sumuk. Ia mengambilkanmu minum. Ia melakukan segalanya yang ia bisa lakukan untukmu. Masih ingatkah peristiwa-peristiwa ini di tengah kesibukanmu di rantau? Masih ingatkah bagaimana ibumu menyambutmu? Dan di saat kamu harus kembali ke rantau, di saat jubelan pekerjaanmu yang menumpuk itu menunggumu, kamu harus segera kembali, ibumu menyiapkan oleh-oleh. Mungkin saja barang yang diberikannya padamu dapat kamu beli dengan sejumlah uang di dompetmu. Tapi ukuran kasih sayang yang diberikan ibumu tidak sebanding dengan semua harta yang kamu miliki. Harga kasih sayang ibumu tidak dapat dibeli dengan seluruh harta yang kamu miliki. Dan kini, waktu menuntutmu untuk segera kembali. Jam keberangkatanmu sudah tiba. Mobilmu sudah menyala di halaman. Lalu kamu, ayahmu, ibumu, istrimu, dan anak-anakmu diminta untuk masuk di sebuah kamar. Ayah dan ibumu duduk di sebuah kursi. Sementara kamu, istrimu, dan anak-anakmu duduk menghadap mereka. Pelan-pelan ayahmu mengangkat tangannya untuk keselamatanmu di perjalanan. Setelah ayahmu berdoa selesai, kini ibumu yang menengadahkan tangan. Matanya terpejam. Ia terus merapal segala doa yang ia bisa. Ia terus berusaha tegar. Tetapi perlahan-lahan, butiran-butiran air mata pelan-pelan mengalir. Dan mungkin saja anakmu yang belum mengerti apa-apa secara spontan akan berkata, “Mbah! Mbah kenapa kok menangis?” Setelah doa usai dipanjatkan, semua yang ada di dalam ruangan itu beranjak menuju halaman. Kamu dan istrimu mulai bersalaman kepada mereka. Anak-anakmu mulai naik ke dalam mobil. Kamu pun segera menaiki mobil. Lihatlah, ibumu masih mencium anak-anakmu, mencium cucu-cucunya yang ia sayangi. Lihatlah mata ibumu yang berkaca-kaca. Lihatlah dengan mata hatimu. Betapa berat ibumu melepas kepergianmu. Betapa berat ibumu menyongsong jarak. Tapi atas nama seorang ibu yang tidak ingin memaksa anaknya untuk bersamanya. Ia tidak melakukan apa-apa kecuali air mata dan kilau doa. Mobilmu pelan-pelan berjalan. Kamu, istrimu, dan anak-anakmu melambaikan tangan. Kamu melihat butiran air mata ibumu kian lancar mengalir. Dengan sangat berat, ia melambaikan tangan pula padamu. Dengan sangat berat ia melepasmu. Dan dari lambaian tangannya yang gemulai, dari bilik hatinya yang sedih, dari bilik jiwanya yang paling sunyi, ia ingin mengatakan, “Anakku! Jangan pergi! Jangan pergi!”
  • 5. Tetapi kamu tidak pernah mendengar suara jiwa itu, atau kamu sengaja tidak mendengarkan suara jiwa itu. Ingatlah, jika ada seorang anak yang sukses, itu bukanlah semata-mata kesuksesan anak, tetapi kesuksesan orang tua. Tetapi bila ada anak yang gagal, itu bukanlah kegagalan orang tua, melainkan kegagalan anak yang tidak benar-benar menempuh kehidupan. Itulah sebabnya, penyair kondang D. Zawawi Imron pernah berkumandang melalui puisiyang berjudul “Ibu”: kalau aku merantau lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir bila aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar ibu adalah gua pertapaanku dan ibulah yang meletakkan aku di sini saat bunga kembang menyemerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti bila kasihmu ibarat samudera sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku
  • 6. menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku. Singosaren, 13 November 2015