SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1.Latar Belakang 
Urine atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian 
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.proses terbentuknya urine ada 3 yaitu 
filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi,kandungan zat dalam urine terdiri dari air, zat warna 
empedu,garam mineral dan zat racun seperti obat-obatan.urine memiliki fungsi untuk 
membuang zat sisa seperti racun dari dalam tubuh dan sebagai penunjuk dehidasi.Dengan 
sampel urine kita dapat mengetahui bahwa seseorang menderita penyakit diabetes, tes 
kehamilan dan sebagainya. 
Urine sebagai sebuah sampel haruslah dijaga agar tetap steril dan tidak ada bakteri 
lain yang berkembang karna dapat merusak hasil pemeriksaan.Cara pengambilan urine juga 
harus diperhatikan agar urine tidak tercemar bakteri baik yang berasal dari udara maupun 
feaces, selain itu pengiriman dan pengawetan urine harus sesuai dengan prosedur yaitu 
diletakkan di refrigator tidak lebih dari 2 jam, keakuratan hasil pemeriksaan sangat 
bergantung pada penanganan sampel yang baik. Oleh karena itu penting bagi kita untuk 
mengetahui bagaimana penanganan dan pemeriksaan sampel yang sesuai prosedur. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apakah pengertian urine? 
2. Bagaimana cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine? 
3. Bagaimana cara pengiriman dan pengawetan sampel urine? 
4. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan dengan sampel urine? 
1.3 Tujuan 
1. Untuk mengetahui definisi urine 
2. Untuk mengetahui cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine 
3. Untuk mengetahui cara pengiriman dan pengawetan sampel urine 
4. Untuk mengetahui pemeriksaan pada urine 
1.4 Manfaat 
Dapat menambah ilmu serta mengetahui cara penangan dan pemeriksaan sampel yang benar
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
A.Pengertian Urine 
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh 
ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine 
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan 
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui 
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. 
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu : 
1. Filtrasi (penyaringan). 
Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui 
pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat 
dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah 
kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. 
2.Reabsorbsi (penyerapan kembali) 
Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus 
kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, 
akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut 
sehingga terbentuk urine sekunder 
3. Augmentasi 
Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan 
mengalami penambahan zat sisa metabolisme maupun zat yang tidak mampu disimpan dan 
akhirnya terbentuklah urine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. 
Dalam urine mengandung zat-zat seperti: 
1. Air sebanyak 95 % 
2. Urea, asam ureat dan ammonia 
3. Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) 
4. Garam mineral, terutama NaCl (natrium chlorida) 
5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon
3 
Fungsi urine 
1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. 
2. Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan 
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan 
urin berwarna kuning pekat atau cokelat. 
B.Pengambilan Dan Pengumpulan Sampel Urine 
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan 
yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi 
penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. 
Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran 
pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah 
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine 
berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari 
spesimen urine. 
Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun 
sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga 
perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih.. 
Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. Keluarga atau 
perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel 
urine, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel, 
menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu 
dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung 
penampung urine pada genitalia 
Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, 
misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung 
kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan 
trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi 
pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan 
menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. 
Segera kirim sampel urine ke laboratorium. 
Untuk mengetahui kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel 24 jam, Cara 
pengumpulan urine 24 jam adalah :
 Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan 
waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung. 
 Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu 
untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin 
wanita. 
 Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan 
4 
urin dihentikan. 
 Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan. 
Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnosis yang 
besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari uretra atau peritoneum dapat 
menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, 
bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat 
digunakan. 
Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman 
dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan 
hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine 
clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan 
meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). 
Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih 
atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam 
wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk 
orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak. 
Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih 
dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan 
hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung 
drainase. 
Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi 
infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang 
paling baik. 
Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap 
sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap. 
Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :
 Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya 
dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 
 Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan 
 Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke 
5 
belakang 
 Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. 
 Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan 
menyentuh daerah yang telah dibersihkan. 
 Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya 
ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai 
sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar 
wadah. 
 Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium. 
Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria : 
 Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya 
dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 
 Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang 
pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah 
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar 
urine tidak membasahi bagian luar wadah. 
 Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium. 
Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara 
mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus 
dilakukan pada kandung kemih yang penuh. 
 Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan povidone iodine 10% 
kemudian bersihkan sisa povidone iodine dengan alkohol 70% 
 Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit 
 Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh 
petugas yang berkompenten) 
 Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat. 
 Segera dikirim ke laboratorium.
C.Pengamanan,Pengiriman Dan Pengawetan Sampel Urine 
Sebelum dikirim kita harus memastikan bahwa suatu sampel baik, salah satu 
indikatornya adalah wadah spesimen,wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya 
terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml 
urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung 
bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine. 
Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan lebih 
dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi laboratorium jauh, 
maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat diletakkan pada refrigator dengan 
suhu 40C,adapun jika lebih dari 2 jam dapat ditambahkan pengawet diantaranya: 
a. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan bakteri 
6 
dan mencegah glikolisis sel . 
b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine . 
c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus . 
d. Boric Acid : – Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen 
selama lebih dari 7 hari .Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa 
.Mempertahankan pH dan mengawetkan protein . 
e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin . 
f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai 
untuk mengawetkan glukosa . 
g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena 
h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan 
ekskresinya per 24 jam . 
i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif kalsium, 
nitrogen, dan zat organik lain . 
j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin 
C.Pemeriksaan Sampel Urine 
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang 
memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine,teknik pengumpulan sampai dengan 
pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. 
jenis sampel urine :
 Urine sewaktu/urine acak (random) urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan 
setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau 
hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa 
sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa 
pendapat khusus. 
 Urine pagi pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan 
sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan 
periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk 
mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan 
rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) 
dalam urine. 
 Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus 
dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa 
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine 
dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi 
bahan pengawet, misalnya toluene. 
7 
Pemeriksaan laboratorium 
Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK 
(Infeksi Saluran Kencing) yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti: 
pemeriksaan warna, kejernihan , berat jenis urine, derajat keasaman urine, pemeriksaan 
sedimen urine, pemeriksaan protein urine, bilirubin urine, reduksi urine, dan tes kehamilan 
imunologik. 
1. Pemeriksaan Dipstik 
Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan 
leukosit dan bakteri di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan 
bereaksi dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer 
netrofil).Sedangkan untuk mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan nitrit 
(yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate reductase pada bakteri). 
2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin 
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan 
bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah > 10 / lapang 
pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan 
dengan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan langsung kuman patogen dalam urin sangat 
tergantung kepada pemeriksa. Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada 
pemeriksan langsung, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.
8 
3. Pemeriksaan Kultur Urin 
Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur 
urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang 
tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh 
merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah < 
103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya 
merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah koloni 
antara 103 - 105 koloni/ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan 
dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru. 
Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan antara lain: 
1. Warna Urine: 
 Prinsip: Warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus 
 Tujuan: Dapat mengetahui warna urine 
 Persiapan: Pasien dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, 
rifampisin, piramidon dll 
 Alat yang diperlukan: Tabung reaksi 
 Cara pemeriksaan: 
 Isi tabung reaksi dengan urine ¾ nya 
 Dilihat dalam posisi miring dengan penerangan matahar 
 Pelaporan: Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu 
 Nilai normal: kuning muda – kuning tua 
2. Kejernihan 
 Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung 
 Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau 
setelah didiamkan 
 Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein 
 Cara pemeriksaan: 
o Masukan urine ke dalam tabung reaksi, ¾ nya 
o Dilihat dengan latar belakang hitam, dengan sinar matahari 
o Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan 
 Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh 
 Nilai normal: Tidak berwarna/jernih
9 
3. Pemeriksaan Berat Jenis Urine 
 Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer 
 Tujuan: mengetahui kepekatan urine 
 Alat yang diperlukan: 
1. Urinometer 
2. Gelas ukur 50 ml 
3. Termometer 0oC- 50oC 
 Cara pemeriksaan: 
 Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian 
baca suhu kamar 
 Tuang urine ke gelas ukur 50 cc 
 Masukan urinometer ke dalam gelas ukur, usahakan bebas terapung 
 Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma) 
 Perhitungan: 
 Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi → 
perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi suhu tera → berat jenis ditambah 
0,001, dibawahnya dikurangi 0,001 
 Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis 
urine 1,004 + 0,001 = 1,005 
 Nilai normal: 1,003 – 1,030 
4. Pemeriksaan Derajat Keasaman Urine 
 Prinsip: Perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu 
 Tujuan: Mengetahui pH urine 
 Alat yang dipakai: kertas lakmus merah – biru 
 Cara pemeriksaan: 
1. Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine 
2. Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi 
 Pelaporan: 
1. Urine asam: lakmus biru → merah 
2. Urine basa: lakmus merah → biru 
3. Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna
10 
5. Pemeriksaan sedimen urine 
 Prinsip: berat jenis unsur organik – anorganik > bj urine → dengan sentrifuge zat-zat 
tersebut akan mengendap 
 Tujuan: menentukan unsur sedimen organik – anorganik dalam urine secara 
mikroskopis 
 Persiapan pasien: dilarang makan obat sulfa 
 Cara pemeriksaan: 
1. Kocok urine dalam botol agar sedimen merata 
2. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 
menit dengan kecepatan 2000 rpm 
3. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen 
4. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah 
mikroskop 
 Hasil yang mungkin ditemukan: Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, 
jamur, trikomonas, spermatozoa 
6. Pemeriksaan Protein Urine 
 Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat 
 Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine 
 Alat yang diperlukan: 
1. Tabung reaksi dan rak 
2. Pipet 
 Cara pemeriksaan: 
 2 tabung reaksi a & b diisi urine 2cc 
 Tabung a + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar 
campur 
 Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung 
b 
 Hasil: 
1. Negatif : tidak ada kekeruhan 
2. Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran
3. Positif ++ : kekeruhan dengan butiran 
4. Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan 
5. Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan 
11 
7. Pemeriksaan bilirubine urine 
 Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau 
bilisianin (biru) atau choletelin (ungu) 
 Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine 
 Persiapan px; dilarang minum obat pyridin 
 Alat yang digunakan: 
1. Corong kaca, 
2. Kertas saring, 
3. Tabung reaksi dan rak 
4. Reagen: 
5. Barium klorit 10 % 
6. Reagen fouchet 
 Cara pemeriksaan 
 Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 % 
 Campur lalu saring dengan kertas saring 
 Kertas saring dengan endapan dikeringkan 
 Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes 
 Perhatikan perubahan warna 
 Hasil: 
1. Positif : ada warna hijau 
2. Negatif : tidak ada warna hijau 
8. Pemeriksaan reduksi urine 
 Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi 
perubahan warna dari hijau → merah 
 Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine 
 Persiapan px :Dilarang minum obat vit.c, salisilat, sterptomisin → memberi 
hasil positif palsu 
 Alat yang digunakan: 
1. Tabung reaksi 
2. Pipet
12 
3. Lampu spiritus 
4. Penjepit tabung 
5. Reagen: 
6. Fehling 
7. Benedict 
 Cara pemeriksaan (metode benedict): 
1. Masukan 2,5cc reagen benedict kedalam tabung reaksi 
2. Tambahkan urine 4 tetes 
3. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, 
jaga jangan sampai mendidih 
4. Angkat tabung dan baca hasilnya 
 Hasil: 
1. Negatif : tetap biru atau kehijauan 
2. Positif +: hijau kekuningan keruh 
3. Positif ++: kuning keruh 
4. Positif +++: jingga atau lumpur keruh 
5. Positif ++++: merah bata keruh 
9. Pemeriksaan tes kehamilan imunologik 
 Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi 
 Prinsip: 
1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh 
HCG 
2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG 
3. Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga 
pengendapan tidak terjadi 
 Alat yg diperlukan: 
o Kaca obyek, pipet, pengaduk 
o Reagen: Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen) 
 Cara pemeriksaan: 
1. 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk 
2. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca 
 Hasil 
1. Positif: tidak ada penggumpalan
2. Negatif: ada penggumpalan 
4. Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine 
Sampel urine yang sudah diperiksa bisa dibuang di tempat sampah kantong 
plastik, namun alangkah baiknya jika sampel urine tersebut dimanfaatkan sebagai 
pupuk kompos.bahkan mantan perdana menteri india morarji desai membeberkan 
kalau minum urine merupakan rahasia sehat dan umur panjangnya. zat-zat kimia dan 
nutrisi yang terkandung dalam air seni bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, 
dan antikanker alami. selain itu, urine juga berfungsi sebagai penyeimbang hormone 
dan penyembuh alergi.caranya adalah dengan meminum urine. 
13
BAB III 
PENUTUP 
14 
A.KESIMPULAN 
Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh, 
cara pengambilan, pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine haruslah sesuai prosedur 
agar tidak terjadi kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh hasil yang akurat. 
B.SARAN 
Jagalah kebersihan saat pengambilan, pengumpulan sampel agar tidak terjadi 
kontaminasi dan perhatikan prosedur yang berlaku .
DAFTAR PUSTAKA 
http://by--one.blogspot.com/2010/01/laboratorium-klinik-pemeriksaan-air.html 
15 
2013 
(http://analiskesehatan08kdi.wordpress.com/2011/11/08/pengawet-urine/) 
(http://gudanginspirasi.wordpress.com/2011/02/21/membaca-tes-urine- lengkap/) 
(http://gudanginspirasi.wordpress.com/2013/02/21/apa-warna-urine-mu/) 
(http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pengumpulan-spesimen-urine.html) 
(http://id.wikipedia.org/wiki/Urin)

More Related Content

What's hot

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesAmat Rajasa
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahMey Sari
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineWidyanto Waroeng
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaionSantos Tos
 

What's hot (20)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darah
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Makalah sistem urinaria
Makalah sistem urinariaMakalah sistem urinaria
Makalah sistem urinaria
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urine
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaion
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 

Similar to OPTIMALKAN UJI URINE

URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxanindya um
 
tekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urintekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urinIrmadani Irmadani
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxTheopilus Lay
 
Alkes pnampungn
Alkes pnampungnAlkes pnampungn
Alkes pnampungnIndika Sn
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfDennisa13
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasipjj_kemenkes
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
 
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiSistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiOperator Warnet Vast Raha
 
anatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusiaanatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusianahdhia fallah PH
 
anatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusiaanatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusianahdhia fallah PH
 
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinPemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinAmi Febriza
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptDaniPatrick2
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimenpjj_kemenkes
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen pjj_kemenkes
 

Similar to OPTIMALKAN UJI URINE (20)

Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
 
Penatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimenPenatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimen
 
URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptx
 
tekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urintekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urin
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
 
1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Alkes pnampungn
Alkes pnampungnAlkes pnampungn
Alkes pnampungn
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiSistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
 
anatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusiaanatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusia
 
anatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusiaanatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusia
 
Presentasi bakte
Presentasi baktePresentasi bakte
Presentasi bakte
 
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinPemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutin
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
 
HELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptxHELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptx
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 

More from Santos Tos

Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelMateri penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelSantos Tos
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingSantos Tos
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Santos Tos
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraSantos Tos
 
Makalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusMakalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusSantos Tos
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarahSantos Tos
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigenSantos Tos
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Santos Tos
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakSantos Tos
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Santos Tos
 
Presentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptPresentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptSantos Tos
 

More from Santos Tos (12)

Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelMateri penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantara
 
Makalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusMakalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnus
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlak
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1
 
Presentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptPresentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag ppt
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 

Recently uploaded (20)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 

OPTIMALKAN UJI URINE

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang Urine atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.proses terbentuknya urine ada 3 yaitu filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi,kandungan zat dalam urine terdiri dari air, zat warna empedu,garam mineral dan zat racun seperti obat-obatan.urine memiliki fungsi untuk membuang zat sisa seperti racun dari dalam tubuh dan sebagai penunjuk dehidasi.Dengan sampel urine kita dapat mengetahui bahwa seseorang menderita penyakit diabetes, tes kehamilan dan sebagainya. Urine sebagai sebuah sampel haruslah dijaga agar tetap steril dan tidak ada bakteri lain yang berkembang karna dapat merusak hasil pemeriksaan.Cara pengambilan urine juga harus diperhatikan agar urine tidak tercemar bakteri baik yang berasal dari udara maupun feaces, selain itu pengiriman dan pengawetan urine harus sesuai dengan prosedur yaitu diletakkan di refrigator tidak lebih dari 2 jam, keakuratan hasil pemeriksaan sangat bergantung pada penanganan sampel yang baik. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana penanganan dan pemeriksaan sampel yang sesuai prosedur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian urine? 2. Bagaimana cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine? 3. Bagaimana cara pengiriman dan pengawetan sampel urine? 4. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan dengan sampel urine? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi urine 2. Untuk mengetahui cara pengambilan dan pengumpulan sampel urine 3. Untuk mengetahui cara pengiriman dan pengawetan sampel urine 4. Untuk mengetahui pemeriksaan pada urine 1.4 Manfaat Dapat menambah ilmu serta mengetahui cara penangan dan pemeriksaan sampel yang benar
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2 A.Pengertian Urine Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu : 1. Filtrasi (penyaringan). Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. 2.Reabsorbsi (penyerapan kembali) Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder 3. Augmentasi Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolisme maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Dalam urine mengandung zat-zat seperti: 1. Air sebanyak 95 % 2. Urea, asam ureat dan ammonia 3. Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) 4. Garam mineral, terutama NaCl (natrium chlorida) 5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon
  • 3. 3 Fungsi urine 1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. 2. Sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. B.Pengambilan Dan Pengumpulan Sampel Urine Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine. Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih.. Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. Keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel, menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium. Untuk mengetahui kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel 24 jam, Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :
  • 4.  Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.  Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin wanita.  Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan 4 urin dihentikan.  Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan. Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnosis yang besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari uretra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan. Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak. Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase. Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik. Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap. Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :
  • 5.  Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.  Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan  Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke 5 belakang  Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.  Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.  Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.  Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium. Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :  Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.  Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.  Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium. Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.  Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa povidone iodine dengan alkohol 70%  Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit  Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten)  Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.  Segera dikirim ke laboratorium.
  • 6. C.Pengamanan,Pengiriman Dan Pengawetan Sampel Urine Sebelum dikirim kita harus memastikan bahwa suatu sampel baik, salah satu indikatornya adalah wadah spesimen,wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine. Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan lebih dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi laboratorium jauh, maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat diletakkan pada refrigator dengan suhu 40C,adapun jika lebih dari 2 jam dapat ditambahkan pengawet diantaranya: a. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan bakteri 6 dan mencegah glikolisis sel . b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine . c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus . d. Boric Acid : – Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen selama lebih dari 7 hari .Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa .Mempertahankan pH dan mengawetkan protein . e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin . f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai untuk mengawetkan glukosa . g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan ekskresinya per 24 jam . i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif kalsium, nitrogen, dan zat organik lain . j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin C.Pemeriksaan Sampel Urine Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine,teknik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. jenis sampel urine :
  • 7.  Urine sewaktu/urine acak (random) urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.  Urine pagi pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.  Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene. 7 Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK (Infeksi Saluran Kencing) yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti: pemeriksaan warna, kejernihan , berat jenis urine, derajat keasaman urine, pemeriksaan sedimen urine, pemeriksaan protein urine, bilirubin urine, reduksi urine, dan tes kehamilan imunologik. 1. Pemeriksaan Dipstik Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan leukosit dan bakteri di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan bereaksi dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer netrofil).Sedangkan untuk mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan nitrit (yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate reductase pada bakteri). 2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah > 10 / lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan langsung kuman patogen dalam urin sangat tergantung kepada pemeriksa. Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada pemeriksan langsung, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.
  • 8. 8 3. Pemeriksaan Kultur Urin Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah koloni antara 103 - 105 koloni/ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan antara lain: 1. Warna Urine:  Prinsip: Warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus  Tujuan: Dapat mengetahui warna urine  Persiapan: Pasien dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, rifampisin, piramidon dll  Alat yang diperlukan: Tabung reaksi  Cara pemeriksaan:  Isi tabung reaksi dengan urine ¾ nya  Dilihat dalam posisi miring dengan penerangan matahar  Pelaporan: Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu  Nilai normal: kuning muda – kuning tua 2. Kejernihan  Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung  Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau setelah didiamkan  Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein  Cara pemeriksaan: o Masukan urine ke dalam tabung reaksi, ¾ nya o Dilihat dengan latar belakang hitam, dengan sinar matahari o Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan  Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh  Nilai normal: Tidak berwarna/jernih
  • 9. 9 3. Pemeriksaan Berat Jenis Urine  Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer  Tujuan: mengetahui kepekatan urine  Alat yang diperlukan: 1. Urinometer 2. Gelas ukur 50 ml 3. Termometer 0oC- 50oC  Cara pemeriksaan:  Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian baca suhu kamar  Tuang urine ke gelas ukur 50 cc  Masukan urinometer ke dalam gelas ukur, usahakan bebas terapung  Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma)  Perhitungan:  Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi → perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi suhu tera → berat jenis ditambah 0,001, dibawahnya dikurangi 0,001  Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis urine 1,004 + 0,001 = 1,005  Nilai normal: 1,003 – 1,030 4. Pemeriksaan Derajat Keasaman Urine  Prinsip: Perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu  Tujuan: Mengetahui pH urine  Alat yang dipakai: kertas lakmus merah – biru  Cara pemeriksaan: 1. Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine 2. Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi  Pelaporan: 1. Urine asam: lakmus biru → merah 2. Urine basa: lakmus merah → biru 3. Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna
  • 10. 10 5. Pemeriksaan sedimen urine  Prinsip: berat jenis unsur organik – anorganik > bj urine → dengan sentrifuge zat-zat tersebut akan mengendap  Tujuan: menentukan unsur sedimen organik – anorganik dalam urine secara mikroskopis  Persiapan pasien: dilarang makan obat sulfa  Cara pemeriksaan: 1. Kocok urine dalam botol agar sedimen merata 2. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm 3. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen 4. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah mikroskop  Hasil yang mungkin ditemukan: Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa 6. Pemeriksaan Protein Urine  Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat  Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine  Alat yang diperlukan: 1. Tabung reaksi dan rak 2. Pipet  Cara pemeriksaan:  2 tabung reaksi a & b diisi urine 2cc  Tabung a + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar campur  Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung b  Hasil: 1. Negatif : tidak ada kekeruhan 2. Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran
  • 11. 3. Positif ++ : kekeruhan dengan butiran 4. Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan 5. Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan 11 7. Pemeriksaan bilirubine urine  Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)  Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine  Persiapan px; dilarang minum obat pyridin  Alat yang digunakan: 1. Corong kaca, 2. Kertas saring, 3. Tabung reaksi dan rak 4. Reagen: 5. Barium klorit 10 % 6. Reagen fouchet  Cara pemeriksaan  Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %  Campur lalu saring dengan kertas saring  Kertas saring dengan endapan dikeringkan  Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes  Perhatikan perubahan warna  Hasil: 1. Positif : ada warna hijau 2. Negatif : tidak ada warna hijau 8. Pemeriksaan reduksi urine  Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah  Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine  Persiapan px :Dilarang minum obat vit.c, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu  Alat yang digunakan: 1. Tabung reaksi 2. Pipet
  • 12. 12 3. Lampu spiritus 4. Penjepit tabung 5. Reagen: 6. Fehling 7. Benedict  Cara pemeriksaan (metode benedict): 1. Masukan 2,5cc reagen benedict kedalam tabung reaksi 2. Tambahkan urine 4 tetes 3. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih 4. Angkat tabung dan baca hasilnya  Hasil: 1. Negatif : tetap biru atau kehijauan 2. Positif +: hijau kekuningan keruh 3. Positif ++: kuning keruh 4. Positif +++: jingga atau lumpur keruh 5. Positif ++++: merah bata keruh 9. Pemeriksaan tes kehamilan imunologik  Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi  Prinsip: 1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG 2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG 3. Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak terjadi  Alat yg diperlukan: o Kaca obyek, pipet, pengaduk o Reagen: Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)  Cara pemeriksaan: 1. 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk 2. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca  Hasil 1. Positif: tidak ada penggumpalan
  • 13. 2. Negatif: ada penggumpalan 4. Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine Sampel urine yang sudah diperiksa bisa dibuang di tempat sampah kantong plastik, namun alangkah baiknya jika sampel urine tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.bahkan mantan perdana menteri india morarji desai membeberkan kalau minum urine merupakan rahasia sehat dan umur panjangnya. zat-zat kimia dan nutrisi yang terkandung dalam air seni bertindak sebagai vaksin, antibakteri, antivirus, dan antikanker alami. selain itu, urine juga berfungsi sebagai penyeimbang hormone dan penyembuh alergi.caranya adalah dengan meminum urine. 13
  • 14. BAB III PENUTUP 14 A.KESIMPULAN Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh, cara pengambilan, pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine haruslah sesuai prosedur agar tidak terjadi kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh hasil yang akurat. B.SARAN Jagalah kebersihan saat pengambilan, pengumpulan sampel agar tidak terjadi kontaminasi dan perhatikan prosedur yang berlaku .
  • 15. DAFTAR PUSTAKA http://by--one.blogspot.com/2010/01/laboratorium-klinik-pemeriksaan-air.html 15 2013 (http://analiskesehatan08kdi.wordpress.com/2011/11/08/pengawet-urine/) (http://gudanginspirasi.wordpress.com/2011/02/21/membaca-tes-urine- lengkap/) (http://gudanginspirasi.wordpress.com/2013/02/21/apa-warna-urine-mu/) (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pengumpulan-spesimen-urine.html) (http://id.wikipedia.org/wiki/Urin)