SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
LAPORAN PRATIKUM KIMIA FISIKA 
“PEN ENTUAN KELARUTAN ELEKTROLIT SECARA KONDUKTOMETRI” 
DISUSUN 
OLEH 
KELOMPOK 3 
KELAS C 
Lia Yuningsih (1107114174) 
Mimin lestari (1107136627) 
Muhammad Iqbal (1107121224) 
Tarsensius WHL (1107120098) 
Wasty Rusjaya (1107111936) 
PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA 
PEKANBARU 
2013
BAB II 
PERCOBAAN 
2.1. Alat-alat yang digunakan 
1. Konduktometri 
2. Gelas kimia 
3. Buret 
4. Statip 
5. Erlenmeyer 
6. Corong 
7. Pipet tetes 
2.2. Bahan-bahan digunakan 
1. AgNO3 0.1N 
2. NaOH 1N 
3. HCl 1 N 
4. Aquades 
2.3. Prosedur percobaan 
a. Persiapan bahan 
- Larutan AgNO3 0,01 N, HCl 0,01 disiapkan masing-masing 100 ml 
dengan cara pengenceran dari larutan induk yang telah disediakan. 
b. Titrasi asam-basa secara konduktometri 
- 10 ml HCl 0,1 N diencerkan dengan 100 ml aquadest. 
- Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Pada 
penambahan 5 ml yang pertama, tiap kali penambahan digunakan 1 ml 
NaOH, kemudian 0,5 ml NaOH sampai volume penambahan 15 ml. 
Penambahan selanjutnya 1 ml sampai volume sekitar 20 ml. Set iap kali 
penambahan, tahanannya diukur.
c. Menentukan kelarutan AgNO3 secara konduktometri 
- Larutan AgCl jenuh dibuat dengan cara berikut, 1 ml AgNO3 0,1 N 
direaksikan dengan 10 ml HCl 0,1 N didalam gelas piala 100 ml. Endapan 
AgCl yang terbentuk disaring dan dicuci sampai bebas asam. 
- Endapan dilarutkan sampai menghasilkan larutan jenuhnya. 
- Tahanan AgNO3 0,01 N, AgCl jenuh dan aquadest diukur. 
- Percobaan dilakukan secara triplo.
BAB III 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
3.1 Hasil percobaan 
Tabel 3.1 Titrasi asam basa secara konduktometri 
No penambahan Naoh 0,1 N Konduktivitas 
1 1 3,63 
2 1 3,51 
3 1 3,18 
4 1 2,86 
5 1 2,91 
6 0,5 2,66 
7 0,5 2,54 
8 0,5 2,44 
9 0,5 2,38 
10 0,5 2,29 
11 0,5 2,18 
12 0,5 2,09 
13 0,5 1,93 
14 0,5 1,91 
15 0,5 1,8 
16 0,5 1,67 
17 0,5 1,61 
18 0,5 1,49 
19 0,5 1,3 
20 0,5 1,31 
21 0,5 1,37 
22 0,5 1,42 
23 0,5 1,43 
24 0,5 1,61 
25 0,5 1,64 
26 1 1,79 
27 1 2,02 
28 1 2,18 
29 1 2,40
No Penambahan Naoh 0,1 N Konduktivitas 
30 1 2,51 
Tabel 3.2 Menentukan kelarutan AgCl secara konduktometri. 
Banyak 
Percobaan 
Konduktivitas 
Aquadest AgNO3 0,01 N AgCl 
1 0,12 1,22 0,11 
2 0,11 1,20 0,11 
3 0,11 1,19 0,11 
3.2 Pembahasan 
Dari percobaan konduktometri pada larutan elektrolit yang telah dilakukan, 
kita hanya mengukur daya hanya listrik. Pada titrasi, larutan HCl 0,1 N yang 
berwarna bening NaOH 0,1 N yang juga berwarna bening, selama dilakukan titrasi 
warna larutan tetap berwarna bening. Pada saat penambahan pertama 1 ml NaOH 0,1 
N sampai 5 kali sebanyak 5 ml. Daya hantar listrik yang didapat langsung turun 
sampai pada penambahan 0,5 NaOH 0,1 N ke-19 yang mencapai 12,5 ml. Hal ini, 
sesuai dengan teori bahwa daya hantar larutan HCl 0,01 N akan terus menurun karena 
ion H+ diganti dengan ion Na+ yang lebih lambat dan pada titik ekivalen ion H+ dan 
ion OH- adalah seimbang dan pada penambahan yang ke 20 pada 13 ml, daya 
hantarnya akan terus meningkat. Percobaan ini sesuai dengan teori bahwa kelebihan 
ion OH- sangat memperbesar daya hantar(Basset, 1994). 
Pada percobaan nilai rata-rata konduktivitas AgCl jenuh 0,11 ms, AgNO3 
1,203 ms dan aquadest 0,113 ms. Dari percobaan diperoleh AgNO3 lebih kecil daya 
hantarnya dari pada AgCl jenuh dan aquadest. Hal ini terjadi karena konsentrasi dari 
ketiga larutan ini berbeda. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori, suatu
larutan dengan konsentasi yang berbeda mengandung jumlah ion yang berbeda maka 
mempunyai daya hantar jenis yang berbeda karena volume larutan dengan 
konsentrasi yang berbeda, mengandung jumlah ion yang berbeda karena volume 
larutan dengan konsentrasi yang berbeda, mengandung jumlah ion yang berbeda. 
Karena itu, untuk memperoleh ukuran kemampuan mengangkat listrik dari sejumlah 
tertentu elektrolit, didefinisikan dengan hantar molar (Dogra, 1990).
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
4.1 Kesimpulan 
1. Suatu larutan dengan konsentrasi yang berbeda akan mempunyai hantaran 
jenis yang berbeda pula, karena volume larutan dengan konsentrasi berbeda 
mengandung ion yang berbeda. 
2. Tahanan AgNO3 0,01 N, AgCl jenuh dan aquadest adalah 1,203 ms, 0,11 ms 
dan 0,113 ms. 
4.2 Saran 
Ketika melakukan pengukuran tahanan terhadap suatu larutan. Jangan lupa 
alat yang digunakan tersebut dicelupkan ke aquadest terlebih dahulu dan 
dilap/dibersihkan baru dicelupkan kelarutan yang ingin diukur ketahanannya dan 
dilakukanlah dengan teliti dan hati-hati.
LAMPIRAN B 
KURVA PERCOBAAN 
Lkor Vs Vkor 
Gambar 3.1 Kurva Lkor Vs Vkor 
4 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
1 1.05 1.1 1.15 1.2 
Lkor 
Vkor

More Related Content

What's hot

Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Suhu dan kalor putra part 1
Suhu dan kalor putra part 1Suhu dan kalor putra part 1
Suhu dan kalor putra part 1aviyalisana
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaFTI Andika Widi Yatmoko
 
Penurunan titik beku
Penurunan titik bekuPenurunan titik beku
Penurunan titik bekuDewa Tagoer
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenFirda Shabrina
 
Bab 1 kadar tindak balas
Bab 1 kadar tindak balasBab 1 kadar tindak balas
Bab 1 kadar tindak balasmarsfirdausi
 
Kimia penurunan titik beku
Kimia  penurunan titik bekuKimia  penurunan titik beku
Kimia penurunan titik bekuJavier JRs
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanadinugroho wisnu
 
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksipengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksiPutri Yusril
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksiIffa M.Nisa
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihSisKa ES
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 

What's hot (20)

Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Suhu dan kalor putra part 1
Suhu dan kalor putra part 1Suhu dan kalor putra part 1
Suhu dan kalor putra part 1
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
 
Penurunan titik beku
Penurunan titik bekuPenurunan titik beku
Penurunan titik beku
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
Bab 1 kadar tindak balas
Bab 1 kadar tindak balasBab 1 kadar tindak balas
Bab 1 kadar tindak balas
 
Kimia penurunan titik beku
Kimia  penurunan titik bekuKimia  penurunan titik beku
Kimia penurunan titik beku
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutan
 
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksipengaruh katalisator terhadap laju reaksi
pengaruh katalisator terhadap laju reaksi
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
Dekomposisi Hidrogen Peroksida
Dekomposisi Hidrogen Peroksida Dekomposisi Hidrogen Peroksida
Dekomposisi Hidrogen Peroksida
 
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didihpenurunan titik beku dan kenaikan titik didih
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
LKS titik didih
LKS titik didihLKS titik didih
LKS titik didih
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 

Similar to KELARUTAN ELEKTROLIT

Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixIsponi Umayah
 
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdf
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdfBab1-Konsep Kimia Modern.pdf
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdfsutarsi
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhanafirst last
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 

Similar to KELARUTAN ELEKTROLIT (20)

Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fix
 
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdf
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdfBab1-Konsep Kimia Modern.pdf
Bab1-Konsep Kimia Modern.pdf
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
Ppt anor
Ppt anorPpt anor
Ppt anor
 
Lapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadroLapres percobaan avogadro
Lapres percobaan avogadro
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi SederhanaPemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
Pemanfaatan Baterai Bekas Sebagai Elektroda Konduktansi Sederhana
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
SNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdfSNI pb 2009.pdf
SNI pb 2009.pdf
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Kimia (enthalpi reaksi)
Kimia (enthalpi reaksi)Kimia (enthalpi reaksi)
Kimia (enthalpi reaksi)
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

KELARUTAN ELEKTROLIT

  • 1. LAPORAN PRATIKUM KIMIA FISIKA “PEN ENTUAN KELARUTAN ELEKTROLIT SECARA KONDUKTOMETRI” DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 KELAS C Lia Yuningsih (1107114174) Mimin lestari (1107136627) Muhammad Iqbal (1107121224) Tarsensius WHL (1107120098) Wasty Rusjaya (1107111936) PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA PEKANBARU 2013
  • 2. BAB II PERCOBAAN 2.1. Alat-alat yang digunakan 1. Konduktometri 2. Gelas kimia 3. Buret 4. Statip 5. Erlenmeyer 6. Corong 7. Pipet tetes 2.2. Bahan-bahan digunakan 1. AgNO3 0.1N 2. NaOH 1N 3. HCl 1 N 4. Aquades 2.3. Prosedur percobaan a. Persiapan bahan - Larutan AgNO3 0,01 N, HCl 0,01 disiapkan masing-masing 100 ml dengan cara pengenceran dari larutan induk yang telah disediakan. b. Titrasi asam-basa secara konduktometri - 10 ml HCl 0,1 N diencerkan dengan 100 ml aquadest. - Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Pada penambahan 5 ml yang pertama, tiap kali penambahan digunakan 1 ml NaOH, kemudian 0,5 ml NaOH sampai volume penambahan 15 ml. Penambahan selanjutnya 1 ml sampai volume sekitar 20 ml. Set iap kali penambahan, tahanannya diukur.
  • 3. c. Menentukan kelarutan AgNO3 secara konduktometri - Larutan AgCl jenuh dibuat dengan cara berikut, 1 ml AgNO3 0,1 N direaksikan dengan 10 ml HCl 0,1 N didalam gelas piala 100 ml. Endapan AgCl yang terbentuk disaring dan dicuci sampai bebas asam. - Endapan dilarutkan sampai menghasilkan larutan jenuhnya. - Tahanan AgNO3 0,01 N, AgCl jenuh dan aquadest diukur. - Percobaan dilakukan secara triplo.
  • 4. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil percobaan Tabel 3.1 Titrasi asam basa secara konduktometri No penambahan Naoh 0,1 N Konduktivitas 1 1 3,63 2 1 3,51 3 1 3,18 4 1 2,86 5 1 2,91 6 0,5 2,66 7 0,5 2,54 8 0,5 2,44 9 0,5 2,38 10 0,5 2,29 11 0,5 2,18 12 0,5 2,09 13 0,5 1,93 14 0,5 1,91 15 0,5 1,8 16 0,5 1,67 17 0,5 1,61 18 0,5 1,49 19 0,5 1,3 20 0,5 1,31 21 0,5 1,37 22 0,5 1,42 23 0,5 1,43 24 0,5 1,61 25 0,5 1,64 26 1 1,79 27 1 2,02 28 1 2,18 29 1 2,40
  • 5. No Penambahan Naoh 0,1 N Konduktivitas 30 1 2,51 Tabel 3.2 Menentukan kelarutan AgCl secara konduktometri. Banyak Percobaan Konduktivitas Aquadest AgNO3 0,01 N AgCl 1 0,12 1,22 0,11 2 0,11 1,20 0,11 3 0,11 1,19 0,11 3.2 Pembahasan Dari percobaan konduktometri pada larutan elektrolit yang telah dilakukan, kita hanya mengukur daya hanya listrik. Pada titrasi, larutan HCl 0,1 N yang berwarna bening NaOH 0,1 N yang juga berwarna bening, selama dilakukan titrasi warna larutan tetap berwarna bening. Pada saat penambahan pertama 1 ml NaOH 0,1 N sampai 5 kali sebanyak 5 ml. Daya hantar listrik yang didapat langsung turun sampai pada penambahan 0,5 NaOH 0,1 N ke-19 yang mencapai 12,5 ml. Hal ini, sesuai dengan teori bahwa daya hantar larutan HCl 0,01 N akan terus menurun karena ion H+ diganti dengan ion Na+ yang lebih lambat dan pada titik ekivalen ion H+ dan ion OH- adalah seimbang dan pada penambahan yang ke 20 pada 13 ml, daya hantarnya akan terus meningkat. Percobaan ini sesuai dengan teori bahwa kelebihan ion OH- sangat memperbesar daya hantar(Basset, 1994). Pada percobaan nilai rata-rata konduktivitas AgCl jenuh 0,11 ms, AgNO3 1,203 ms dan aquadest 0,113 ms. Dari percobaan diperoleh AgNO3 lebih kecil daya hantarnya dari pada AgCl jenuh dan aquadest. Hal ini terjadi karena konsentrasi dari ketiga larutan ini berbeda. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori, suatu
  • 6. larutan dengan konsentasi yang berbeda mengandung jumlah ion yang berbeda maka mempunyai daya hantar jenis yang berbeda karena volume larutan dengan konsentrasi yang berbeda, mengandung jumlah ion yang berbeda karena volume larutan dengan konsentrasi yang berbeda, mengandung jumlah ion yang berbeda. Karena itu, untuk memperoleh ukuran kemampuan mengangkat listrik dari sejumlah tertentu elektrolit, didefinisikan dengan hantar molar (Dogra, 1990).
  • 7. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Suatu larutan dengan konsentrasi yang berbeda akan mempunyai hantaran jenis yang berbeda pula, karena volume larutan dengan konsentrasi berbeda mengandung ion yang berbeda. 2. Tahanan AgNO3 0,01 N, AgCl jenuh dan aquadest adalah 1,203 ms, 0,11 ms dan 0,113 ms. 4.2 Saran Ketika melakukan pengukuran tahanan terhadap suatu larutan. Jangan lupa alat yang digunakan tersebut dicelupkan ke aquadest terlebih dahulu dan dilap/dibersihkan baru dicelupkan kelarutan yang ingin diukur ketahanannya dan dilakukanlah dengan teliti dan hati-hati.
  • 8. LAMPIRAN B KURVA PERCOBAAN Lkor Vs Vkor Gambar 3.1 Kurva Lkor Vs Vkor 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1 1.05 1.1 1.15 1.2 Lkor Vkor