Dokumen tersebut membahas penanganan kegawatdaruratan awal pada kasus kebidanan dan persalinan. Beberapa kondisi darurat yang dijelaskan adalah syok, kejang, sesak nafas, henti jantung/henti nafas, dan penurunan kesadaran. Tindakan dasar yang harus segera dilakukan meliputi meminta bantuan, memasang infus dan oksigen, mengevaluasi tanda-tanda vital, memberikan uterotonika, dan mempersiap
2. PENDAHULUAN
ANGKA KEMATIAN MATERNAL MASIH
TINGGI
PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG
FAKTOR 3 TERLAMBAT DAN 4 TERLALU
TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN YANG
TEPAT DAN CEPAT SANGAT PENTING
5. Situasi DARURAT atau
KEADAAN KRISIS yang
terjadi selama kehamilan,
persalinan, atau pasca
persalinan.
Kondisi tersebut memerlukan
penanganan medis yang
segera untuk menyelamatkan
nyawa ibu dan bayi.
KE G AWAT DARURAT AN M AT E RNAL
7. Identifikasi
Penyebab
Tidak
Langsung
• TIGA TERLAMBAT
• TERLAMBAT MENGAMBIL KEPUTUSAN
• TERLAMBAT SAMPAI KE TEMPAT
RUJUKAN
• TERLAMBAT DALAM MENDAPATKAN
PELAYANAN/TINDAKAN DI FASKES
3T
• EMPAT TERLALU
• TERLALU MUDA
• TERLALU TUA
• TERLALU BANYAK
• TERLALU DEKAT
4T
13. • ASK FOR HELP à MINTA BANTUAN ORANG LAIN / TIM
PASANG DOBEL INFUS DENGAN NOMER BESAR G.16/18
à AMBIL SAMPEL DARAH
PASANG OKSIGEN
PERTIMBANGKAN POSISI TRENDELENBURG
PASANG DC
• SECARA SIMULTAN MENCARI PENYEBAB PERDARAHAN (4 T)
• EVALUASI VITAL SIGN ( KESADARAN, TD, HR, RR, PULSE
OXYMETRI)
• MASASE UTERUS , pemberian Uterotonika
Evaluation and Management
14.
15. RESUSCITATION
Pastikan airway paten à
cek dan pertahankan
Berikan oksigen tekanan
tinggi à NRBM 10 lpm
Pastikan dobel infus line
terpasang baik à ukuran
G 16/18
Guyur cairan kristaloid
1000-1500 ml, hindari
pemberian cairan yang
terlampau massive à
risiko kelainan pembekuan
dan gagal ginjal
Pemberian komponen
darah sangat disarankan
secara dini à FWB atau
WB, jika sangat cito dapat
diberikan tanpa
crossmatched
16. PERSIAPAN
RUJUKAN
Jika kita bertugas di fasilitas kesehatan primer, maka tujuan utama adalah
tatalaksana kegawatdaruratan awal untuk persiapan rujukan :
Keterbatasan tim
Keterbatasan alat dan fasilitas
Lakukan tatalaksana awal yang dapat dilakukan segera
Pasang dobel infus à guyur cairan kristaloid
Pasang Oksigen
Pasang DC
Berikan uterotonika (oxytocin, metyl ergometin, misoprostol, prostaglandin)
Lakukan masase uterus, Kompresi Bimanual Interna, Kompresi Bimanual Eksterna
22. CPR PADA IBU HAMIL
• Ask for help
• Evaluasi keadaan korban: Periksa nadi dan napas ibu hamil. Jika tidak ada nadi atau
napas, segera lakukan CPR.
• Letakkan ibu hamil dalam posisi miring: Letakkan ibu hamil pada sisi sebelah kiri
dengan bantal atau benda lain di bawah panggul kanan. Hal ini akan membantu
menekan aorta dan meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak.
• Mulai CPR: Letakkan tangan di tengah-tengah dada ibu hamil pada titik yang sama
dengan jangka tangan terulur dan lakukan tekanan dada dengan kedalaman sekitar 5
cm. Lakukan 30 kali tekanan dada dan kemudian beri 2 kali napas buatan. Ulangi siklus
ini sampai bantuan tiba atau sampai ibu hamil mulai bergerak atau bernafas kembali.
• Beri oksigen: Jika tersedia, berikan oksigen dengan masker atau peralatan oksigen
lainnya.
• Periksa detak jantung dan napas: Periksa detak jantung dan napas ibu hamil setiap
beberapa menit untuk mengetahui apakah CPR berhasil atau tidak.
25. Left Uterine Displacement (LUD):
Uterus yang mengandung
janin pada usia kehamilan >
20 minggu dapat
menyebabkan kompresi
inferior vena cava dan aorta
yang membatasi efektivitas
kompresi dada.
- Pindahkan uterus minimal
1,5 inci dari garis tengah ke
sisi kiri. Ini dapat dilakukan
secara manual.
- Satu orang harus ditugaskan
untuk memindahkan uterus ke
arah kiri untuk meringankan
kompresi aortocaval yang
dikenal sebagai left uterine
displacement (LUD).
- Jika penyelamat berada di
sebelah kiri pasien, maka
tarik uterus dengan dua
tangan. Jika penyelamat
berada di sebelah kanan
pasien, dorong uterus
dengan satu tangan. (Jangan
miringkan wanita ke sisi kiri
karena itu akan mengurangi
kinerja dan efektivitas
kompresi dada dan akses
vaskular.)
26. Left Uterine Displacement (LUD):
Ini akan mempertahankan posisi terlentang untuk kompresi dada
yang optimal, meminimalkan kompresi aortocaval,
mengoptimalkan pengembalian vena (preload), menghasilkan
volume stroke yang memadai selama CPR, meningkatkan akses
udara dan intravena, dan akses untuk defibrilasi.
27. • Letakkan korban di permukaan yang datar
• Berdiri di samping korban dan di atas dada korban.
•
• Jangan melepas pakaian dalamnya.
• Uterus yang mengandung janin yang lebih dari 20 minggu
membatasi efektivitas kompresi dada. Hal ini dapat diatasi
dengan menjauhkan uterus dari vena cava inferior dan aorta
secara manual dengan melakukan Displacement Uterus ke kiri.
• Lakukan 100-120 kompresi dada/menit.
• Laju kompresi baru-baru ini diubah dari 100/menit menjadi
rentang 100-120/menit. Jumlah kompresi dada yang diberikan
per menit selama CPR adalah faktor penentu yang penting
untuk pemulihan sirkulasi spontan dan kelangsungan hidup
dengan fungsi neurologis yang baik.
• Rasio penekanan dada dan napas adalah 30:2 (dikatakan
sebagai 1 siklus)
. . . .
28. PERIMORTEM CESAREAN DELIVERY
(PMCD)
Operasi SC yang dilakukan saat terjadi
cardiac arrest
Penting untuk diingat bahwa ibu dan bayi
dapat meninggal jika penyedia layanan
kesehatan tidak dapat mengembalikan
aliran darah ke jantung ibu.
Pada usia kehamilan >22 minggu dan jika
CPR tidak efektif, pertimbangkan
kebutuhan untuk melakukan operasi SC
darurat yang harus dimulai sekitar 3-4
menit setelah henti jantung.
Paket SC perimortem tersedia di troli
resusitasi di semua area di mana kejadian
kolaps maternal dapat terjadi.
31. Magnesium Sulfat
Stabilisasi membran
sel otak
Menghambat
pelepasan glutamat di
otak
Antiinflamasi dan
antioksidan
Melindungi sel-sel otak
dari kerusakan dan
peradangan
Meningkatkan aliran
darah ke plasenta dan
suplai oksigen ke janin
Mencegah terjadinya
kejang pada wanita
hamil yang mengalami
preeklampsia/
eklampsia
33. Take Home Message
Meskipun kemajuan
medis telah membuat
persalinan menjadi lebih
aman, kematian ibu
hamil dan melahirkan
masih terjadi di seluruh
dunia.
Sebagian besar
kematian ibu hamil dan
melahirkan disebabkan
oleh penyakit yang
dapat dicegah atau
diobati, seperti
pendarahan, tekanan
darah tinggi, dan infeksi.
Akses terhadap
perawatan medis yang
tepat dan berkualitas
selama kehamilan dan
persalinan sangat
penting untuk mencegah
kematian ibu hamil dan
melahirkan.
Meningkatkan
pengetahuan dan
kesadaran masyarakat
tentang pentingnya
kesehatan reproduksi
serta meningkatkan
akses terhadap layanan
kesehatan reproduksi
yang berkualitas dapat
membantu mengurangi
angka kematian ibu
hamil dan melahirkan.