1. Oleh :
Ns. Yudi Elyas, S.Kep
ICU RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta
Basic Life Support
UPDATE 2020
2. Curiculum Vitae
Nama
NIRA
Lama Bekerja
Riwayat Jabatan
: Ns. Yudi Elyas, S.Kep
: 31730118302
: 16 Tahun
: 1. Ka. Ruang ICU bedah Jantung PJT RSCM
2. Supv. ICCU,ICU bedah jantung, RR PJT RSCM
: PJ Pelayanan Ruang Intensif RSCM Jakarta
: 081316006831 / @YUDIELYAS
Jabatan Saat ini
Tlp / Instagram
Pendidikan :
• Ners Keperawatan FIKUI
• Pendidikan ICU Bedah Jantung (CCNP) Institute Jantung Negara (IJN) Malaysia
Pelatihan :
• Kardiologi Dasar
• Intensive Care Unit (ICU)
• BLS & ACLS AHA 2015
• TOT BLS & ACLS AHA
• Asesor Keperawatan
• TOT Keperawatan
Trainer :
• BLS & ACLS Certified by AHA
• Basic Trauma Cardiac Life Support
(BTCLS)
• Pelatihan ICU (RSCM & HIPERCCI)
• Pelatihan Code Blue system di RS
• Pelatihan Interpretasi EKG
• Seminar & Workshop Keperawatan
Organisasi :
• PPNI
• HIPERCCI DKI (Pengurus)
• INKAVIN (Anggota)
• Provider BTCLS
8. Cardiac Arrest / Henti Jantung
1. Pasien tidak sadar
2. Tidak ada nafas dan tidak teraba nadi
3. EKG:
Ventricular Fibrillation (VF)
Pulseless Ventricular Tachycardia (VT)
Pulseless electrical activity (PEA)
Asistole
Gbr EKG pada saat terjadi serangan jantung , sekitar 60%-70% adalah irama
Ventricular Fibrilasi (VF)
17. Danger
Respon
Call For Help
Circulation
Airway
Breathing
D R C C A B
: Bahaya.
: Respon.
: Panggil bantuan.
: Sirkulasi.
: Jalan napas.
: Pernapasan.
18.
19. Anjuran
1. Kompresi
kecepatan
menit
dada
100 –
dengan
120x/
2. Kompresi dada dengan
kedalaman minimal 2 inchi
(5 cm)
3. Dada rekoil penuh setelah
setiap kali kompresi
jeda dalam
4. Minimalkan
kompresi
5. Memberikan ventilasi yang
cukup (2 nafas buatan
setelah 30 kompresi, setiap
1 nafas buatan (diberikan
dalam 1 detik inspirasi dan
1 detik ekspirasi ) cukup
sampai dada terangkat
1. Kompresi dada dengan
kecepatan < 100 x / mnt atau
> 120 x/ menit
2. Kompresi dada dengan
kedalaman kurang dari 5 cm atau
lebih dari 6 cm
3. Bertumpu di atas dada di antara
kompresi yang dilakukan
4. Kompresi berhenti lebih dari 10
detik
5. Memberikan ventilasi berlebihan
(mis: terlalu banyak nafas buatan
atau memberikan nafas buatan
dengan kekuatan berlebihan)
Larangan
ANJURAN & LARANGAN
UNTUK CPR BERKUALITAS TINGGI
Sumber: http://ecgguidelines.heart.org/wp-content/upload/2015-AHA-Guidelines-Highlights-Indonesia.pdf
20. Kompresi dengan lengan lurus
Lakukan kompresi
Kedalaman minimal 5-6 cm
Kecepatan 100 – 120 kali/menit
Full Chest Recoil
30 Kompresi 15-18 detik
Push hard and Push fast...
Bee Gees, Stayin Alive
22. BHD Bayi & Anak
• Lokasi dipertengahan antara
atas dan bawah dada
• Letakan 1 telapak tangan di
tengah dada, diantara kedua
puting susu
• Kompresi : Nafas buatan 30:2
• Bayi = usia 1 - 12 bulan
• Kompresi dada menggunakan 2 jari,
misal :
– jari telunjuk + jari tengah
– jari tengah + jari manis
– dua ibu jari
• Napas buatan : dari mulut ke mulut +
hidung bayi
23. TEHNIK RJP PADA KEHAMILAN
Manual Left Uterine Displacement Technique
• Performed from the
patient’s left side withthe
2-handed technique
• Performed from the the
patient’s right side with the
1-handed technique
24.
25. 1. Melihat kedalaman dan kecepatan kompresi
2. Perabaan nadi di arteri dorsalis pedis
3. Gelombang saturasi (Pulse Oximetry)
4. Gelombang arteri line (invasive Monitoring)
Arterial waveform
. X
Probe saturasi
Pulse Oximetry Waveform
Evaluasi High Quality CPR
Saat CPR Berlangsung...
26. RJP tidak dilakukan bila….
1. Tanda-tanda kematian yang jelas
• Kaku mayat
• Lebam mayat
• Kepala terputus
• Badan yang sudah hancur
2. Wasiat dari penderita
3. Ada permintaan dari keluarga (ahli waris)
4. Keselamatan penolong terancam
27. Kapan RJP di Hentikan
1. Adanya denyut nadi dan penderita telah bernafas
2. Bantuan telah datang
3. Tanda kematian telah jelas
4. Penolong kehabisan tenaga
5. Bila dilanjutkan akan membahayakan penolong
Cth. Kebakaran di dekat penolong
6. Henti jantung lebih dari 30 menit
Kontroversial
28. Shock First VS CPR First
Henti jantung dewasa yang disaksikan / diketahui
Defibrillator (AED) digunakan sesegera mungkin
Henti jantung yang tidak diketahui / Defibrillator (AED)
belum siap Mulai CPR, jika indikasi dan alat sudah siap
maka lakukan defibrilasi sesegera mungkin
(Sumber: http://ecgguidelines.heart.org/wp-content/upload/2015-AHA-Guidelines-Highlights-Indonesia.pdf)
(Guidelines Update for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Part 5-Circulation. 2015;132(suppl 2):S414–S435)
32. CPR in COVID-19 patients has a low
survival rate
• The overall 30-day survival rate for COVID-19 patients receiving CPR was 4
(2.9%) patients, but only 1 (0.7%) had a favorable neurologic outcome at 30
days and just 18 (13.2%) patients achieved return of spontaneous circulation
(ROSC). These figures are from a study of 136 COVID-19 patients who
received CPR at a hospital in Wuhan, China.
• As is true in most studies of COVID-19, two-thirds of the patients were male,
and 105 (77%) were greater than 60 years old. The arrest was due to
respiratory issues in 119 patients, cardiac in 10, and other in 7.
• A rapid response team responded to all resuscitations—23 (17%) occurring in
intensive care units. In all, 132 had witnessed cardiac arrests. The initial
rhythm detected was asystole in 122 patients, ventricular
fibrillation/tachycardia in 8, and pulseless electrical activity (PEA) in 6;
• ROSC occurred in 11 (9%) with asystole, 6 (75%) with V fib/tach, and 1
(16.7%) with PEA.
https://www.physiciansweekly.com/cpr-in-covid-19-patients-has-a-low-survival-rate/
39. CPR in Prone Position
• 2010 AHA Guidelines (2015 AHA
Not Reviewed)
When the patient cannot be placed
in the supine position, it may be
reasonable for rescuers to provide
CPR with the patient in the prone
position, particularly in hospitalized
patients with an advanced airway
in place
(Class IIb, LOE C).
40. CPR in Prone Position
CPR
• 2 hands Together
• Put Hands on T 7 from scapula
• While performing a prone CPR, it is important to
ensure high-quality CPR
Defibrilator
• Defibrillator should be applied using maximum
energy discharge and should be shocked at the
end of expiration with the lowest positive end
expiratory pressure to minimize the chest
impedance.
• One of which is the one electrode technique
placed to the left lower sternal border and the
other posteriorly below the scapula.
• Successful electrical defibrillation has been
reported in patients having spinal surgery in the
prone position
41.
42. Kesimpulan
• BHD merupakan tatalaksana awal dari kondisi henti jantung
• BHD yang baik dengan melakukan tindakan dengan high quality
CPR
• Keberhasilan menolong pasien yang henti jantung dilanjutkan
dengan bantuan hidup lanjut (BHL)
• RS harus memiliki system untuk melakukan tatalaksana
kegawatan di RS yaitu dengan sistem Code Blue
• Dalam tatalaksana kegawatan pada pasien dengan PDP & Positif
Covid-19 diperlukan kewaspadaan tinggi dan APD yangsesuai