Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Resusitasi jantung paru pada bayi dan anak meliputi bantuan hidup dasar dan lanjutan untuk menjaga pernapasan dan sirkulasi.
2. Langkah-langkah kunci resusitasi jantung paru meliputi evaluasi, kompresi dada, ventilasi, akses vaskuler, pemberian obat, dan defibrilasi.
3. Keberhasilan resusitasi bergantung pada pelaksanaan tindakan secepat mung
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Vdocuments.mx 6 rjp-revisi
1. RESUSITASI JANTUNG PARU
PADA BAYI DAN ANAK
BAGIAN IL MU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RS HASAN SADIKIN BANDUNG
2. Resusitasi
Upaya terhadap penderita atau korban yang
dalam keadaan gawat atau kritis untuk
mencegah kematian
Gawat
Keadaan yang berkenaan dengan suatu penyakit
atau kondisi lain yang mengancam jiwa
Darurat
Keadaan tiba-tiba dan tidak diperkirakan sebelumnya,
suatu kecelakaan, kebutuhan yang segera atau mendesak
PENDAHULUAN
3. Kerjasama tim yang baik
KEBERHASILAN
RESUSITASI
Banyak yang
harus dilakukan
• Keterampilan tindakan resusitasi
• Kelancaran komunikasi
• Dinamika kelompok
4. RESUSITASI JANTUNG PARU
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Tindakan resusitasi tanpa menggunakan alat atau
dengan alat yang terbatas seperti bag-mask ventilation
Bantuan Hidup Lanjutan (BHL)
Menggunakan alat dan obat resusitasi penanganan
lebih optimal
5. Angka keberhasilan hidup dan outcome neurologis
meningkat dengan RJP yang dilakukan dengan
segera
Kuisma M dkk, 1995
Suominen P dkk, 2002
Lopez-Herce J dkk, 2004
RJP yang dilakukan dengan segera dan efektif
berkaitan dengan kembalinya sirkulasi spontan dan
neurologis yang utuh
Kyriacou DN dkk, 1994
Hickey RW dkk, 1995
6. RJP segera dan efektif sirkulasi
spontan pemulihan neurologi
10-20 detik tidak sadar
15-30 detik henti nafas
60-90 detik dilatasi pupil dan tidak reaktif
8-10 menit kematian
RJP sedini mungkin angka survival dan
keluaran neurologi lebih baik
Jantung berhenti oksigenasi berhenti
gangguan otak irreversible
RESUSITASI JANTUNG PARU
7. Mempertahankan
pernapasan dan sirkulasi
RJP
Oksigenasi dan darah
mengalir ke jantung, otak,
organ vital lain
Penyebab henti napas & henti jantung:
Masa bayi
• Sindroma bayi mati mendadak (SIDS/ Sudden infant death syndrome)
• Penyakit pernapasan
• Sumbatan saluran napas (termasuk aspirasi benda asing)
• Tenggelam
• Sepsis
• Penyakit Neurologis
Usia >1 tahun
• Cedera (kecelakaan lalulintas, kecelakaan sepeda, terbakar, cedera
senjata api tenggelam)
8. BANTUAN HIDUP DASAR
LANGKAH-LANGKAH RJP
3
1 Periksa kesadaran
Panggil korban
Posisi korban
Tempat datar dan keras, posisi terlentang
Penolong dan korban berada di
tempat aman
2 Aktifkan emergency medical service
(Shout for help)
Respon (-)
9. 4
Evaluasi jalan napas dan periksa apakah korban bernapas
Head Tilt-Chin Lift Maneuver Jaw-Thrust Maneuver
Obstruksi:
Bayi
back blow
Abdominal thrust
Heimlich maneuver
cross finger & finger sweeps maneuver
Anak
Chest thrust
10. 5
6
Periksa nafas
Look, listen, feel
Bila tidak ada nafas atau agonal
gasps
Beri bantuan nafas
2 kali nafas efektif
Bayi: mouth-to-mouth-and-nose
Anak: mouth-to-mouth
12. Kompresi jantung luar
Karakteristik kompresi yang baik:
• Tekan dengan kuat
• Tekan dengan cepat (~100 kali/mnt)
• Pastikan dada kembali mengembang sempurna
• Interupsi minimal
Kedalaman: 1/3 – 1/2 diameter dinding dada
Lokasi:
• <1 tahun: 1 jari di bawah garis imaginer intermammae
• >1 tahun: 1/2 bagian bawah dari sternum
13.
14. AHA 2005 ERC 2005 ILCOR 2005
Check Respones Yes Yes Yes
Shout for help Yes Yes No
Open airway Yes Yes Yes
Check Breathing No breathing 2
breathing rescuer
No breathing 5
breathing rescuer
No breathing 2
breathing rescuer
Check Pulse Yes No Yes
Chest comprestion 30 : 2 15 : 2 5 : 1
16. BANTUAN HIDUP LANJUT
PERNAPASAN: OKSIGENASI DAN VENTILASI BANTUAN
Oksigen
• Oksigen 100%
• Monitor kadar oksigen penderita
• Bila stabil hentikan bertahap
• Pulse oximetry monitor saturasi oksigen
Bag-Mask Ventilation
• Untuk waktu singkat sama efektif dengan ventilasi ETT
• Lebih aman
• Perlu pelatihan periodik (memilih ukuran mask, membuka jalan
nafas, menempatkan masker dengan tepat sehingga tidak ada udara
yang bocor, mengkaji efektivitas ventilasi)
17. TINDAKAN PENCEGAHAN
Ventilasi berlebihan:
• Tekanan intratorakal menghalangi pengembalian aliran
darah, mengurangi output jantung, aliran darah serebral, dan
gangguan perfusi jantung
• Barotrauma, inflasi perut, regurgitasi, aspirasi
Ventilasi:
• Jika sudah terpasang alat endotrakhea: Ventilasi 8 - 10 kali/menit
tanpa berhenti kompresi dada
• Jika sirkulasinya baik tetapi tidak ada atau tidak cukup usaha
pernapasannya ventilasi 12-20 kali/menit
19. INFLASI LAMBUNG:
• mengganggu ventilasi efektif
• menyebabkan regurgitasi
Untuk mengurangi kejadian tersebut:
• Hindari berlebihan memompa
• Lakukan tekanan membran cricoid (Sellick maneuver)
• Pasang nasogastrik atau orogastrik setelah intubasi
terpasang
INFLASI LAMBUNG
20. VENTILASI
MELALUI ETT
Anatomi saluran nafas bayi dan anak
berbeda dengan dewasa
pemasangan ETT perlu pelatihan khusus
Ukuran Tabung Endotrakea
• Diameter internal (ID) ETT untuk anak ~ ukuran
kelingking
• Rumus penilaian ukuran ETT tanpa balon
untuk anak 1-10 tahun:
• Rumus penilaian ukuran ETT dengan balon:
• Pita resusitasi (Broselow tape) untuk anak
berat <35 kg
Ukuran (mm ID) = [umur (tahun)/4] + 4
Ukuran dengan balon (mm ID)
= umur (tahun)/4 + 3
21. VERIFIKASI PEMASANGAN ETT
Tidak ada teknik tunggal sebagai acuan verifikasi
Konfirmasi posisi ETT:
• Perhatikan gerakan dada, dengarkan suara napas yang
sama di kedua lapang paru
• Dengarkan suara insufflation lambung di perut
• Gunakan alat untuk mengevaluasi penempatan (CO2)
• Periksa saturasi oksigen dengan pulse oxymeter
• Jika masih tidak pasti, lakukan laryngoscopy langsung dan
perhatikan apakah tabung masuk antara pita suara
• Di rumah sakit, lakukan radiografi dada
Bila memburuk, pertimbangkan “DOPE”
Displacement, obstruction, pneumothorax,
equipment failure
22. AKSES VASKULER
• Untuk mengelola pengobatan dan pengambilan
sampel darah
• Akses vena perifer, jika tidak bisa dilakukan dalam 90
detik atau 3 kali berturut-turut akses IO
AKSES INTRAOSSEUS
• Cepat, aman, dan rute efektif untuk pemberian obat atau cairan
• Dapat untuk memperoleh contoh darah selama resusitasi
• Gunakan tekanan manual atau pompa infus pada pemberian obat-
obatan kental atau bolus cepat
• Berikan NaCl fisiologis bolus setelah setiap pemberian obat untuk
mencapai sirkulasi sentral
23. Obat yang lipid-soluble (lidokain, epinefrin, atropin,
nalokson/LEAN) dapat diberikan melalui ETT
dosis optimal belum diketahui pasti
Bolus 3-5 mL NaCl fisiologis diikuti 5 kali
ventilasi tekanan positif
Pemberian obat melalui ETT hasil konsentrasi
dalam darah lebih rendah dibandingkan IV
PEMBERIAN OBAT MELALUI ETT
24. DEFIBRILATOR
• VF terjadi pada
• 5-15% anak henti jantung di luar RS
• 20% anak yang rawat-inap sewaktu resusitasi
• Terapi definitif VF/VT tanpa nadi defibrilasi
• Angka survival 17-20%
Appleton dkk, 1995
Hickey dkk, 1995
Mogayzel dkk, 1995
Mogayzel dkk,1995
Herlitz dkk, 2005
Safranek dkk, 1992
25. DEFIBRILATOR
Perlu diperhatikan
• Segera lakukan defibrilasi
• Lakukan RJP hingga defibrilator siap, lalu kembali lakukan
RJP segera setelah pemberian kejut listrik, dimulai dengan
kompresi dada
• Beri 1 kejut listrik (2 J/kg) dan langsung kembali RJP.
Teruskan RJP hingga 5 siklus
• Nilai ritme, bila tampak “shockable rhythm,” beri 1 kejut
listrik (4 J/kg), segera teruskan RJP
• Beri epinefrin dosis standar tiap 3-5 menit
• Setelah 5 siklus (2 menit) RJP, nilai ritme. Bila ritme masih
“shockable,” beri 1 kejut listrik (4 J/kg), segera teruskan
kompresi dada
• Obat lain yang bisa digunakan: amiodaron, lidokain
26. CAIRAN RESUSITASI
• Kristaloid (Ringer laktat, NaCl fisiologis) untuk syok
• Bolus glukosa untuk hipoglikemi
CAIRAN DAN OBAT RESUSITASI
OBAT-OBAT RESUSITASI
ATROPIN
• Parasimpatolitik, mengakselerasi pacu jantung sinus atau
atrial, konduksi AV
• Bradikardi simtomatik, keracunan organofosfat atau
karbamat, tindakan rapid sequence intubation
• Dosis: 0,02 mg/kgBB iv/io (0,1-0,5 mg)
27. OBAT-OBAT RESUSITASI
AMIODARON
• Supraventrikular takikardia, VF/VT tanpa nadi
• Memperlambat konduksi AV, memperpanjang periode refrakter
AV dan interval QT, dan memperlambat konduksi ventrikular
(melebarkan QRS)
• Komplikasi: bradikardi, blok hati jantung, dan torsades de
pointes
• Waktu-paruh sampai 40 hari
• Dosis: 5 mg/kgBB iv/io
28. OBAT-OBAT RESUSITASI
KALSIUM
• Hipokalsemia, hiperkalemia, hipermagnesemia, overdosis
calcium channel blocker
• Kalsium klorida memiliki bioavailabilitas lebih baik dibandingkan
kalsium glukonat
• Risiko sklerosis atau infiltrasi pada pemberian melalui vena
perifer vena sentral lebih baik
• Dosis 0,2 mL/kgBB iv/io perlahan
29. OBAT-OBAT RESUSITASI
DOPAMIN
• Obat inotropik
• Dapat untuk hipotensi dengan perfusi perifer yang buruk, atau
renjatan
• Efek samping: takiaritmia
• Dosis: 2-20 µg/kgBB/menit iv kontinyu
DOBUTAMIN
• Obat inotropik, efek minimal terhadap denyut jantung dan
vasokonstriksi perifer
• Dosis 5-20 µg/kgBB/menit iv kontinyu
30. OBAT-OBAT RESUSITASI
EPINEFRIN
•Diberikan pada henti jantung, bradikardia, hipotensi
•Efek β-adrenergik kontraktilitas miokardium dan denyut
jantung
•Dapat terjadi iskemik lokal, trauma jaringan, dan ulserasi akibat
infiltrasi ke jaringan
•Dosis: 0,01 mg/kgBB (0,1 mL/kgBB larutan 1:10.000) IV/IO
0,1 mg/kgBB (0,1 mL/kgBB larutan 1:1.000) per
ETT
•Tidak terdapat keuntungan survival pada penggunaan dosis
tinggi
Perondi dkk, 2004
31. OBAT-OBAT RESUSITASI
NOREPINEFRIN
• Meningkatkan tekanan darah pada yang tidak berespons
terhadap resusitasi cairan
• Efek α dan β adrenergik
• Dosis: 0,05 µg/kgBB/menit ditingkatkan sampai 0,15
µg/kgBB/menit iv kontinyu
GLUKOSA
•Kebutuhan energi meningkat hipoglikemia
•Pantau kadar gula darah selama dan setelah henti jantung serta
atasi hipoglikemi dengan segera
•Dosis: 0,5 g/kgBB Dekstrose 25% (D25% 2 mL/kgBB)
5 mL/kgBB Dektrose
10% iv/io
32. OBAT-OBAT RESUSITASI
LIDOKAIN 2%
• VF/VT tanpa nadi, aritmia ventrikel
• Toksisitas: depresi miokard dan sirkulasi, mengantuk,
disorientasi, kontraksi otot, dan kejang
• Dosis: 1 mg/kgBB iv/io
NATRIUM BIKARBONAT
•Pemberian rutin tidak terbukti meningkatkan outcome resusitasi
•Pemberian berlebihan:
• menghambat penyampaian oksigen jaringan
• menyebabkan hipokalsemia, hipernatremia dan hiperosmolaritas
• memperburuk fungsi jantung
•Dosis: 0,5 mEq/kgBB iv (bayi)
1 mEq/kgBB iv (anak)
33.
34. TRAUMA
• Kesalahan umum:
• Gagal membuka dan memelihara jalan napas
• Gagal melakukan resusitasi cairan
• Gagal mengenali dan mengatasi perdarahan internal
• Perhatian: stabilisasi servikal
RESUSITASI PADA KONDISI KHUSUS
35.
36. Memungkinkan penderita untuk tiba di tempat
pelayanan kesehatan anak dalam keadaan fisiologis
yang optimal
Memelihara fungsi otak
Menghindari kerusakan sekunder
organ lain
Mendiagnosis dan mengobati penyebab penyakit
STABILISASI PASCA RESUSITASI
TUJUAN
PERAWATAN
PASKA
RESUSITASI
37. KEHADIRAN KELUARGA SELAMA
RESUSITASI
Sebagian besar anggota keluarga memilih untuk hadir
pada saat tindakan resusitasi Boie dkk, 1999
Barratt dkk, 1998
Meyers dkk, 1998
Hanson dkk, 1992
Doyle dkk, 1987
Anggota keluarga yang hadir saat tindakan
resusitasi lebih sedikit mengalami cemas dan
depresi serta menunjukkan perasaan dukacita yang
lebih konstruktif
Robinson dkk, 1998
38. • Jika kehadiran anggota keluarga merugikan proses resusitasi
harus diminta meninggalkan tempat resusitasi
• Anggota tim resusitasi harus sensitif pada kehadiran anggota
keluarga satu orang memberi kenyamanan, menjawab
pertanyaan, dan mendiskusikan kebutuhan keluarga
KEHADIRAN KELUARGA SELAMA
RESUSITASI
39. • Belum ada prediktor yang baik untuk menentukan
kapan menghentikan resusitasi
• Resusitasi jantung paru diakhiri jika:
• Sirkulasi kembali normal, korban bernafas
spontan
• Setelah 30 menit tindakan bantuan hidup dasar
sirkulasi tidak dapat kembali normal.
PENGHENTIAN UPAYA RESUSITASI
40. KESIMPULAN
RJP mempertahankan pernafasan dan sirkulasi
agar oksigenasi dan darah dapat mengalir ke
jantung, otak, dan organ vital lainnya
RJP dilakukan pada korban tidak sadar, tidak
bernafas dan tidak ada nadi
RJP dapat dilakukan tanpa atau dengan alat dan
obat resusitasi
Terdapat beberapa teknik yang berbeda pada bayi dan
anak bertujuan mengembalikan pernafasan dan
sirkulasi