Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru ke keadaan normal
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru ke keadaan normal
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
2. Pengertian
Resusitasi Jantung Paru (RJP) suatu
tindakan untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien
3. Tujuan
Mengembaikan fungsi pernapasan dan
fungsi jantung yang terganggu melalui
teknik kombinasi antara pemberian
napas buatan dan kompresi jantung luar
4. Indikasi
Indikasi dilakukan Resusitasi Jantung
Paru (RJP) pada pasien bayi dan balita,
yaitu :
1. Penyumbatan jalan napas
2. Gagal napas
3. Sepsis
4. Penyakit neurologis
5. Indikasi
5. Sindrome bayi mati mendadak
6. Penyakit pernapasan
7. Tidak ditemukan pernapasan (henti
napas)
8. Tidak ditemukan denyut nadi (henti
jantung)
9. Cedera
6. Kontra Indikasi
Kontra indikasi dilakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) pada pasien bayi
dan balita, yaitu :
1. Mati secara klinis lebih dari 5 menit
2. Tidak dimungkinkan untuk
penatalaksanaan RJP
7. Alat dan Bahan
1. Resusitasi kit
2. Jam atau arloji
3. Sungkup
4. Handscoon
8. Tahapan
Tahapan pelaksanaan RJP, yaitu :
1. Penguasaan jalan napas (Airway)
2. Bantuan pernapasan (Breathing)
3. Bantuan sirkulasi darah
(Circulation)
9. Jika korban tidak sadar dan tidak dicurigai
adanya trauma, buka jalan napas dengan
teknik Head Tilt–Chin Lift Maneuver.
Penguasaan Jalan Napas
10. Penguasaan Jalan Napas
Penguasaan jalan napas dengan
membebaskan jalan napas dengan
teknik jaw thrus maneuver
Teknik Jaw Thrus Maneuver
12. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Bayi (Penolong Tunggal)
Bantuan sirkulasi darah dengan
melakukan pijatan jantung luar atau
kompresi dada
1. Letakkan 2 jari tepat dibawah garis
putting pada sternum dan 1 jari
dibawah garis khayal diantara kedua
putting
2. Tekan dada dengan kuat minimal 1/3
kedalaman dada sekitar 4 cm
13. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Bayi (Penolong Tunggal)
3. Tekan dengan kuat dan cepat
4. Biarkan dada kembali (recoil) secara
sempurna setelah setiap kali
kompresi
5. Rasio kompresi dada : bantuan
napas = 30 : 2
14. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Bayi (2 Penolong)
Bantuan sirkulasi darah dengan
melakukan pijatan jantung luar atau
kompresi dada
1. Lingkari dada bayi dengan kedua
tangan
2. Letakkan kedua ibu jari penolong
tepat dibawah garis putting
3. Tekan dada dengan kuat minimal 1⁄3
kedalaman dada sekitar 4 cm
15. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Bayi (2 Penolong)
3. Tekan dengan kuat dan cepat
4. Biarkan dada kembali (recoil) secara
sempurna setelah setiap kali
kompresi
5. Rasio kompresi dada : bantuan
napas = 15 : 2
16. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Balita
1. Letakkan salah satu atau kedua tumit
tangan pada bagian tengah dada di
antara garis putting (bagian setengah
bawah sternum atau 1 jari di bawah
garis khayal diantara kedua putting)
2. Pertahankan lengan penolong tetap
tegak dan siku lurus
3. Tekan dada dengan kuat minimal 1⁄3
kedalaman dada sekitar 5 cm
17. Bantuan Sirkulasi Darah pada
Pasien Bayi (Penolong Tunggal)
3. Tekan dengan kuat dan cepat
4. Biarkan dada kembali (recoil) secara
sempurna setelah setiap kali
kompresi
5. Rasio kompresi dada : bantuan
napas = 30 : 2
20. Prosedur
1. Cek kesadaran pasien dengan cara :
• Menyapa atau menepuk bahu
• Memberi rangsangan nyeri di
bagian sternum, alis mata atau
mencubit
2. Jika pasien tidak bereaksi, dan tidak
ada pernapasan (henti napas) atau
napas tersengal-sengal, beritahu
orang sekitar tentang kondisi darurat
21. Prosedur
3. Minta bantuan orang lain untuk
menghubungi petugas medis
atau ambulan
4. Letakkan anak dengan posisi
terlentang diatas permukaan yang
keras dan datar
22. Prosedur
5. Periksa denyut nadi karotis atau
femoralis (< 10 detik), tidak ada denyut
nadi (henti jantung), lakukan RJP
23. Prosedur
5. Setelah 2 menit atau 5 siklus, cek nadi
dan pernapasan
• Jika nadi dan napas tidak ada,
lanjutkan RJP 5 siklus lagi atau
sampai bantuan datang
• Jika nadi ada dan napas tidak ada,
berikan ventilasi 12-20x/menit (3-5
detik/napas) dan periksa nadi setiap 2
menit
• Jika nadi ada dan napas ada,
baringkan pasein dalam posisi
recovery
24. Prosedur
6. Prosedur RJP dihentikan jika :
- Ada sirkulasi dan ventilasi spontan
- Penolong lelah
- Kematian otak dilatasi pupil
selama 15-30 menit, reflek batuk
dan muntah tidak ada, reflek
otonom tidak ada)
- Tidak ada napas spontan