SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
AKUNTANSI PAJAK
PPH PASAL 23 DAN PPH PASAL 4 (2) FINAL
Disusun oleh :
MUHTAROMI
CA417121084
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
2017
PAJAK PENGHASILAN (PPH)
I. PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan
yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain
yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Dasar perhitungan dan tarif pajak penghasilan PPh Pasal 23 mengacu pada UU No.
38 Tahun 2008, dan untuk tahun 2017 terakir diatur berdasarkan PMK
No.141/PMK.03/2015 mengenai jenis-jenis jasa yang dikenakan potongan PPh
Pasal 23.
A. Tarif dan Jenis Jasa
Berdasarkan PMK Nomor : 141/PMK.03/2015, besaran tarif dan jenis jasa yang
dikenakan pemotongan PPh pasal 23 adalah sebagai berikut :
1. Tarif PPh senilai 15% dari jumlah bruto atas :
 Penerimaan dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi
dikenakan final, bunga, dan royalti
 Penerimaan hadiah dan penghargaan selain yang telah dikenakan
potongan PPh pasal 21.
2. Tarif PPh 2% dari jumlah bruto atas penerimaan sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan / atau
bangunan.
3. Tarif PPh 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa di bidang teknik,
manajemen, konstruksi dan konsultan.
4. Berikut 62 jenis usaha jasa yang dikenakan Tarif PPh 2% dari jumlah bruto
atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
1. Bidang Penilai Aset (Appraisal)
2. Bidang Aktuaria
3. Bidang pembukuan akuntansi, dan atestasi laporan keuangan
4. Bidang arsitektur
5. Bidang Hukum
6. Bidang perancang (design)
7. Bidang perencanaan kota dan arsitektur landscape
8. Bidang pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap
9. Bidang penambangan dan Bidang penunjang selain dibidang usaha
panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas)
10.Bidang penunjang dibidang usaha panas bumi dan penambangan minyak
dan gas bumi (migas)
11.Bidang penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
12.Bidang pengolahan limbah
13.Bidang penebangan hutan
14.Bidang perantara dan / atau keagenan
15.Bidang penyedia tenaga kerja dan / atau tenaga ahli (outsourcing)
16.Bidang Jual-Beli surat-surat berharga, kecuali yang transaksinya dilakukan
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI), dan Bursa Efek
17.Bidang kustodian / penyimpanan / penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
18.Bidang mixing film
19.Bidang pengisian suara (dubbing) dan / atau sulih suara
20.Bidang pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise,
banner, pamphlet, baliho dan folder
21.Bidang pembuatan dan / atau pengelolaan website
22.Bidang sehubungan dengan software atau hardware atau sistem
komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
23.Bidang internet termasuk sambungannya
24.Bidang penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,
dan / atau program
25.Bidang instalasi / pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin dan / atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
26.Bidang perawatan kendaraan dan / atau alat transportasi darat, laut &
udara
27.Bidang perawatan / perbaikan / pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan / atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan
mempunyai izin dan / atau sertifikasi sebagai pengusaha bidang
konstruksi
28.Bidang maklon
29.Bidang penyelidikan dan keamanan
30.Bidang penyelenggara kegiatan atau event organizer
31.Bidang penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media
luar ruang atau media lainnya untuk menyampaikan informasi, dan / atau
dibidang jasa periklanan
32.Bidang pembasmian hama
33.Bidang kebersihan atau cleaning service
34.Bidang sedot septic tank
35.Bidang pemeliharaan kolam
36.Bidang katering atau tata boga
37.Bidang freight forwarding
38.Bidang logistik
39.Bidang pengurusan dokumen
40.Bidang pengepakan
41.Bidang loading dan unloading
42.Bidang laboratorium dan / atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh
lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis
43.Bidang pengelolaan parkir
44.Bidang penyondiran tanah
45.Bidang pembibitan dan / atau penanaman bibit
46.Bidang penyiapan dan / atau pengolahan lahan
47.Bidang pemeliharaan tanaman
48.Bidang pemanenan
49.Bidang pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
dan / atau perhutanan
50.Bidang pencetakan / penerbitan
51.Bidang dekorasi
52.Bidang penerjemahan
53.Bidang pelayanan kepelabuhanan
54.Bidang pengangkutan / ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal
15 Undang-Undang Pajak Penghasilan
55.Bidang pengangkutan melalui jalur pipa
56.Bidang pelatihan dan / atau kursus
57.Bidang pengelolaan penitipan anak
58.Bidang pengiriman dan pengisian uang ke ATM
59.Bidang survey
60.Bidang tester
61.Bidang sertifikasi
62.Bidang lainya selain yang telah disebutkan diatas yang dimana
pembayarannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
5. Bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 100% lebih
tinggi dari tarih PPh 23 yang berlaku
6. Jumlah bruto merupakan seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam negeri, pihak penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada
Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk :
 Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang diabayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa
 Pembayaran atas pengadaan pembelian barang atau material,
pembuktian dengan adanya faktur pembelian
 Pembayaran kepada pihak kedua atau sebagai pihak perantara yang
selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga, pembuktian dengan adanya
faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian secara tertulis
 Pembayaran reimbursement atau penggantian biaya yaitu penggantian
pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga,
pembuktian dengan adanya faktur tagihan atau bukti pembayaran yang
telah dibayarkan kepada pihak ketiga.
Jumlah bruto tersebut diatas tidak berlaku atas :
1. Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering atau tata boga ;
2. Penghasilan sehubungan dengan jasa yang telah dikenakan pajak penghasilan
yang bersifat final.
B. Pihak Pemotong PPh Pasal 23
1. Pemerintah
2. Bentuk Usaha Tetap
3. Penyelenggara Kegiatan
4. Subjek Pajak badan dalam negeri
5. Perwakilan perusahaan luar negeri
6. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima penunjukan
langsung dari Direktur Jenderal Pajak
C. Penerima Penghasilan yang dikenakan potongan PPh Pasal 23
1. Wajib Pajak dalam negeri ;
2. Bentuk Usaha Tetap.
D. Penghasilan atau Jasa yang dikecualikan dari potongan Pajak PPh Pasal 23
1. Pendapatan yang dibayar atau terutang kepada pihak perbankan
2. Pendapatan sewa yang dibayar atau terutang yang berkaitan dengan sewa
guna usaha dengan hak opsi
3. Penerimaan dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik
Negara / Daerah (BUMN atau BUMD), dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat :
a. Sumber dividen berasal dari cadangan laba ditahan (Retained Earning);
b. PT, BUMN atau BUMD, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% ( dua puluh lima persen) dari
jumlah setoran modal
c. Keuntungan atau laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas beberapa saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk sebagai pemegang
unit penyertaan kontrak investasi secara kolektif
d. Sisa Hasil Usaha yang dibayarkan oleh koperasi kepada para anggotanya;
e. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai penyedia pinjaman atau lembaga
pembiayaan.
E. Pendapatan Bunga yang dikecualikan dari pemotongan PPh 23
1. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada pihak perbankan
2. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada Lembaga Pembiayaan
(Lembaga Keuangan Non Bank) ; yang izin usahanya telah mendapat
persetujuan dari Menteri Keuangan
3. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada BUMN / BUMD khusus
Pembiayaan bagi usaha mikro, usaha kecil menengah, Koperasi
4. Pendapatan atas bunga deposito, obligasi, bunga tabungan dari perbankan,
diskonto SBI, dimana telah dipotong PPh yang bersifat final PPh pasal 4 ayat
2
5. Pembayaran bunga simpanan Koperasi kepada anggotanya, termasuk yang
telah dipotong final PPh pasal 4 ayat 2.
F. Pendapatan sewa yang dikecualikan dari pemotongan PPh 23
Seluruh Transaksi sewa menyewa yang telah dikenakan pemotongan Pajak PPh
Final PPh Pasal 4 Ayat 2, seperti berikut ini :
1. Sewa Tanah & Bangunan
2. Sewa Menyewa Kapal Laut, kepada pihak yang memiliki izin di bidang
pelayaran atau angkutan laut
3. Sewa Menyewa Pesawat Udara, kepada pihak yang memiliki izin di bidang
penerbangan atau angkutan udara.
G. Kesimpulan
1. Dasar hukum pemotongan PPh 23 yaitu Undang-Undang 38 Tahun 2008, dan
terakhir kali diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No :
141/PMK.03/2015
2. Tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% : Penerimaan Dividen, Bunga, Royalti,
Hadiah & Penghargaan
3. Tarif PPh Pasal 23 sebesar 2% : Sewa penggunaan harta selain sewa tanah
& bangunan, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa
Konsultan, dan 62 bidang Jasa lainnya seperti telah disebutkan diatas
4. Penyetoran Pajak PPh Pasal 23 oleh Pemotong Pajak paling lambat setiap
tanggal sepuluh setelah periode bulan pajak terutang
5. Pelaporan SPT Masa PPh 23 disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, paling
lambat 20 hari setelah periode Masa Pajak berakhir
6. Apabila Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP, maka
tarifnya lebih besar 100% dari tarif normal yang berlaku
7. Keterlambatan penyetoran atas pembayaran PPh Pasal 23 terhutang, akan
dikenakan sangksi administrasi 2% per bulan.
Contoh Soal :
Pada tgl 1 Januari 2015 PT Adik membayar jasa konsultasi yang dilakukan oleh PT
Abang sebesar Rp. 20.000.000,-. Atas transaksi ini PT Abang memungut PPN
sebesar 10% x 20.000.000 = Rp. 2.000.000,- dan PT Adik akan memungut PPh
pasal 23 sebesar 2% x 20.000.00 = Rp. 400.000,-
Jurnal :
PT Adik
Uraian Debit Kredit
Beban jasa konsultasi 20.000.000,-
PPN Masukan 2.000.000,-
Utang PPh Pasal 23 400.000,-
Kas 21.600.000,-
PT Abang
Uraian Debit Kredit
Kas 21.600.000,-
UM PPh Pasal 23 400.000,-
PPN Keluaran 2.000.000,-
Penjualan 20.000.000,-
II. PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 (2) / PPh Final
PPh Pasal 4 Ayat 2 / PPh Final adalah pajak penghasilan atas jenis penghasilan-
penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat dikreditkan dengan Pajak
Penghasilan terutang.
Istilah final di sini berarti bahwa pemotongan pajaknya hanya sekali dalam
sebuah masa pajak dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan,
kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu dan pertimbangan lainnya.
A. Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2
Ada berbagai macam jenis penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 4 Ayat 2.
Setiap penghasilan mempunyai tarif yang berbeda-beda dan diatur di dalam
Peraturan Pemerintah (PP). Di bawah ini akan dijelaskan berbagai objek
pajak dengan tarifnya masing-masing yang telah diatur Pemerintah.
1. Bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
dan diskon jasa giro dikenakan tarif sebesar 20% sebagaimana telah
diatur PP No. 131 Tahun 2000 serta turunannya Keputusan Menteri
Keuangan No. 51/KMK.04/2001.
2. Bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada para anggotanya
masing-masing dikenakan tarif 10% sebagaimana telah diatur pada Pasal
17 Ayat 7 serta turunannya PP No. 15 Tahun 2009.
3. Bunga dari kewajiban dengan berbagai jenis tarif dari 0-20%. Penjelasan
lebih lanjutnya bisa dicari dalam PP No. 16 Tahun 2009.
4. Dividen yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan
tarif 10% sebagaimana telah diatur dalam Pasal 17 Ayat 2C.
5. Hadiah lotre atau undian dikenakan tarif 25% sebagaimana telah diatur PP
No. 132 Tahun 2000.
6. Transaksi derivatif berjangka panjang yang telah diperdagangkan di bursa
dikenakan tarif 2,5% sebagaimana telah diatur PP No. 17 Tahun 2009.
7. Transaksi penjualan saham pendiri dan saham bukan pendiri (non-
founder), tarifnya masing-masing adalah 0,5% dan 0,1%, seperti yang
tercantum dalam PP No. 14 Tahun 1997 serta turunannya Keputusan
Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/1997, yang SE-15/PJ.42/1997 dan
SE-06/PJ.4/1997.
8. Jasa konstruksi dikenakan tarif 2-6%. Penjelasan lebih lanjutnya bisa
ditemukan pada PP No. 51 Tahun 2008 serta turunannya PP No. 40
Tahun 2009.
9. Sewa atas tanah dan/atau bangunan, tarifnya adalah 10% seperti yang
telah diatur PP No. 29 Tahun 1996 dan juga turunannya PP No. 5 Tahun
2002.
10.Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (dalam hal ini termasuk
usaha real estate), tarifnya adalah 5% seperti yang tercantum dalam PP
No. 71 Tahun 2008.
11.Transaksi dari penjualan saham atau pengalihan ibu kota mitra
perusahaan yang telah diterima oleh modal usaha, tarifnya adalah 0,1%
sebagaimana telah diatur di dalam PP No. 4 Tahun 1995.
B. Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2
Pembayaran Pajak Penghasilan final ini dilakukan dengan dua cara atau
mekanisme, yaitu :
1. Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus
memotong Pajak Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang
dibayarkannya.
Mekanisme dilakukan jika si penyewa adalah pihak-pihak yang disebut
sebagai pemotong pajak yaitu : badan pemerintah, subjek pajak badan
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama
operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Mekanisme Pembayaran Sendiri
Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final
sebesar 10% dari uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik
tanah/bangunan.
Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di
atas, maka pemilik tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri
pajak finalnya.
C. Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus memotong
Pajak Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang dibayarkannya.
Mekanisme dilakukan jika si penyewa adalah pihak-pihak yang disebut
sebagai pemotong pajak yaitu : badan pemerintah, subjek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi,
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
D. Mekanisme Pembayaran Sendiri
Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final
sebesar 10% dari uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik
tanah/bangunan.
Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di
atas, maka pemilik tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri
pajak finalnya.
Contoh Soal :
Pada tanggal 1 September 2015 PT. Adik membayar sewa gedung untuk gudang
penyimpanan produknya kepada PT. Abang sebesar Rp. 150 juta untuk masa 3
tahun (periode 1-09-15 s/d 31-10-18). Bagaimana pencatatan dari kedua
perusahaan tersebut dala mencatat transaksi sewa gudang tersebut dengan asumsi
kedua perusahaan sudah PKP?
Jurnal :
PT Abang
Uraian Debit Kredit
Kas 150.000.000,-
Beban PPh Final Pasal 4 (2) 15.000.000,-
PPn Keluaran 15.000.000,-
Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 150.000.000,-
(Jurnal penerimaan pembayaran sewa gudang)

More Related Content

What's hot

Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 Asep suryadi
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAngga Dikari Santoso
 
Sosialisasi pajak copy
Sosialisasi pajak   copySosialisasi pajak   copy
Sosialisasi pajak copysusanti daly
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalSidik Abdullah
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24mas karebet
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)Aihi Kagamine
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)Eka Esti
 

What's hot (17)

Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
 
Sosialisasi pajak copy
Sosialisasi pajak   copySosialisasi pajak   copy
Sosialisasi pajak copy
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
 
Tax Modul i - FEUI
Tax Modul i - FEUITax Modul i - FEUI
Tax Modul i - FEUI
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2Pertemuan 2  p ph ps 4 ayat2
Pertemuan 2 p ph ps 4 ayat2
 
Pajak jasa konstruksi
Pajak jasa konstruksiPajak jasa konstruksi
Pajak jasa konstruksi
 
Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 

Similar to Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang

AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMITANTO CHANDRA
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).pptIputuEka
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxAndrePoda1
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIChristine Aprilya
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...roma rizki wanda siregar
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanBbe Mee
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxnovasaeptian
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxMSULTHANALVI1
 
P ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakP ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakswanggie
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
Pajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxPajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxEka Meiyanti
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badanmateripenyuluhan
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAngga Septiawan
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniRiki Ardoni
 
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)Dudi Wahyudi
 

Similar to Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang (20)

AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
 
Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
 
Ep.1. PPh.pptx
Ep.1. PPh.pptxEp.1. PPh.pptx
Ep.1. PPh.pptx
 
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
 
P ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakP ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajak
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Pajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptxPajak Penghasilan.pptx
Pajak Penghasilan.pptx
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
 

More from romi romi

Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerangromi romi
 
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerangromi romi
 
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerangromi romi
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
 

More from romi romi (6)

Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
 
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
 
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang

  • 1. AKUNTANSI PAJAK PPH PASAL 23 DAN PPH PASAL 4 (2) FINAL Disusun oleh : MUHTAROMI CA417121084 INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI 2017
  • 2. PAJAK PENGHASILAN (PPH) I. PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Dasar perhitungan dan tarif pajak penghasilan PPh Pasal 23 mengacu pada UU No. 38 Tahun 2008, dan untuk tahun 2017 terakir diatur berdasarkan PMK No.141/PMK.03/2015 mengenai jenis-jenis jasa yang dikenakan potongan PPh Pasal 23. A. Tarif dan Jenis Jasa Berdasarkan PMK Nomor : 141/PMK.03/2015, besaran tarif dan jenis jasa yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 adalah sebagai berikut : 1. Tarif PPh senilai 15% dari jumlah bruto atas :  Penerimaan dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan royalti  Penerimaan hadiah dan penghargaan selain yang telah dikenakan potongan PPh pasal 21. 2. Tarif PPh 2% dari jumlah bruto atas penerimaan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan / atau bangunan. 3. Tarif PPh 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa di bidang teknik, manajemen, konstruksi dan konsultan. 4. Berikut 62 jenis usaha jasa yang dikenakan Tarif PPh 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu: 1. Bidang Penilai Aset (Appraisal) 2. Bidang Aktuaria 3. Bidang pembukuan akuntansi, dan atestasi laporan keuangan 4. Bidang arsitektur 5. Bidang Hukum 6. Bidang perancang (design) 7. Bidang perencanaan kota dan arsitektur landscape 8. Bidang pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap 9. Bidang penambangan dan Bidang penunjang selain dibidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas) 10.Bidang penunjang dibidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas) 11.Bidang penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara 12.Bidang pengolahan limbah 13.Bidang penebangan hutan 14.Bidang perantara dan / atau keagenan 15.Bidang penyedia tenaga kerja dan / atau tenaga ahli (outsourcing)
  • 3. 16.Bidang Jual-Beli surat-surat berharga, kecuali yang transaksinya dilakukan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Bursa Efek 17.Bidang kustodian / penyimpanan / penitipan, kecuali yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) 18.Bidang mixing film 19.Bidang pengisian suara (dubbing) dan / atau sulih suara 20.Bidang pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner, pamphlet, baliho dan folder 21.Bidang pembuatan dan / atau pengelolaan website 22.Bidang sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan 23.Bidang internet termasuk sambungannya 24.Bidang penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan / atau program 25.Bidang instalasi / pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin dan / atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi 26.Bidang perawatan kendaraan dan / atau alat transportasi darat, laut & udara 27.Bidang perawatan / perbaikan / pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan / atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin dan / atau sertifikasi sebagai pengusaha bidang konstruksi 28.Bidang maklon 29.Bidang penyelidikan dan keamanan 30.Bidang penyelenggara kegiatan atau event organizer 31.Bidang penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lainnya untuk menyampaikan informasi, dan / atau dibidang jasa periklanan 32.Bidang pembasmian hama 33.Bidang kebersihan atau cleaning service 34.Bidang sedot septic tank 35.Bidang pemeliharaan kolam 36.Bidang katering atau tata boga 37.Bidang freight forwarding 38.Bidang logistik 39.Bidang pengurusan dokumen 40.Bidang pengepakan 41.Bidang loading dan unloading 42.Bidang laboratorium dan / atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis
  • 4. 43.Bidang pengelolaan parkir 44.Bidang penyondiran tanah 45.Bidang pembibitan dan / atau penanaman bibit 46.Bidang penyiapan dan / atau pengolahan lahan 47.Bidang pemeliharaan tanaman 48.Bidang pemanenan 49.Bidang pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan / atau perhutanan 50.Bidang pencetakan / penerbitan 51.Bidang dekorasi 52.Bidang penerjemahan 53.Bidang pelayanan kepelabuhanan 54.Bidang pengangkutan / ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan 55.Bidang pengangkutan melalui jalur pipa 56.Bidang pelatihan dan / atau kursus 57.Bidang pengelolaan penitipan anak 58.Bidang pengiriman dan pengisian uang ke ATM 59.Bidang survey 60.Bidang tester 61.Bidang sertifikasi 62.Bidang lainya selain yang telah disebutkan diatas yang dimana pembayarannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 5. Bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 100% lebih tinggi dari tarih PPh 23 yang berlaku 6. Jumlah bruto merupakan seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, pihak penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk :  Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang diabayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa  Pembayaran atas pengadaan pembelian barang atau material, pembuktian dengan adanya faktur pembelian  Pembayaran kepada pihak kedua atau sebagai pihak perantara yang selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga, pembuktian dengan adanya faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian secara tertulis  Pembayaran reimbursement atau penggantian biaya yaitu penggantian pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga,
  • 5. pembuktian dengan adanya faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga. Jumlah bruto tersebut diatas tidak berlaku atas : 1. Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering atau tata boga ; 2. Penghasilan sehubungan dengan jasa yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final. B. Pihak Pemotong PPh Pasal 23 1. Pemerintah 2. Bentuk Usaha Tetap 3. Penyelenggara Kegiatan 4. Subjek Pajak badan dalam negeri 5. Perwakilan perusahaan luar negeri 6. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima penunjukan langsung dari Direktur Jenderal Pajak C. Penerima Penghasilan yang dikenakan potongan PPh Pasal 23 1. Wajib Pajak dalam negeri ; 2. Bentuk Usaha Tetap. D. Penghasilan atau Jasa yang dikecualikan dari potongan Pajak PPh Pasal 23 1. Pendapatan yang dibayar atau terutang kepada pihak perbankan 2. Pendapatan sewa yang dibayar atau terutang yang berkaitan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi 3. Penerimaan dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara / Daerah (BUMN atau BUMD), dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat : a. Sumber dividen berasal dari cadangan laba ditahan (Retained Earning); b. PT, BUMN atau BUMD, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% ( dua puluh lima persen) dari jumlah setoran modal c. Keuntungan atau laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas beberapa saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk sebagai pemegang unit penyertaan kontrak investasi secara kolektif d. Sisa Hasil Usaha yang dibayarkan oleh koperasi kepada para anggotanya; e. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyedia pinjaman atau lembaga pembiayaan.
  • 6. E. Pendapatan Bunga yang dikecualikan dari pemotongan PPh 23 1. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada pihak perbankan 2. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada Lembaga Pembiayaan (Lembaga Keuangan Non Bank) ; yang izin usahanya telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan 3. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada BUMN / BUMD khusus Pembiayaan bagi usaha mikro, usaha kecil menengah, Koperasi 4. Pendapatan atas bunga deposito, obligasi, bunga tabungan dari perbankan, diskonto SBI, dimana telah dipotong PPh yang bersifat final PPh pasal 4 ayat 2 5. Pembayaran bunga simpanan Koperasi kepada anggotanya, termasuk yang telah dipotong final PPh pasal 4 ayat 2. F. Pendapatan sewa yang dikecualikan dari pemotongan PPh 23 Seluruh Transaksi sewa menyewa yang telah dikenakan pemotongan Pajak PPh Final PPh Pasal 4 Ayat 2, seperti berikut ini : 1. Sewa Tanah & Bangunan 2. Sewa Menyewa Kapal Laut, kepada pihak yang memiliki izin di bidang pelayaran atau angkutan laut 3. Sewa Menyewa Pesawat Udara, kepada pihak yang memiliki izin di bidang penerbangan atau angkutan udara. G. Kesimpulan 1. Dasar hukum pemotongan PPh 23 yaitu Undang-Undang 38 Tahun 2008, dan terakhir kali diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No : 141/PMK.03/2015 2. Tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% : Penerimaan Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah & Penghargaan 3. Tarif PPh Pasal 23 sebesar 2% : Sewa penggunaan harta selain sewa tanah & bangunan, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan, dan 62 bidang Jasa lainnya seperti telah disebutkan diatas 4. Penyetoran Pajak PPh Pasal 23 oleh Pemotong Pajak paling lambat setiap tanggal sepuluh setelah periode bulan pajak terutang 5. Pelaporan SPT Masa PPh 23 disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, paling lambat 20 hari setelah periode Masa Pajak berakhir 6. Apabila Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP, maka tarifnya lebih besar 100% dari tarif normal yang berlaku 7. Keterlambatan penyetoran atas pembayaran PPh Pasal 23 terhutang, akan dikenakan sangksi administrasi 2% per bulan.
  • 7. Contoh Soal : Pada tgl 1 Januari 2015 PT Adik membayar jasa konsultasi yang dilakukan oleh PT Abang sebesar Rp. 20.000.000,-. Atas transaksi ini PT Abang memungut PPN sebesar 10% x 20.000.000 = Rp. 2.000.000,- dan PT Adik akan memungut PPh pasal 23 sebesar 2% x 20.000.00 = Rp. 400.000,- Jurnal : PT Adik Uraian Debit Kredit Beban jasa konsultasi 20.000.000,- PPN Masukan 2.000.000,- Utang PPh Pasal 23 400.000,- Kas 21.600.000,- PT Abang Uraian Debit Kredit Kas 21.600.000,- UM PPh Pasal 23 400.000,- PPN Keluaran 2.000.000,- Penjualan 20.000.000,-
  • 8. II. PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 (2) / PPh Final PPh Pasal 4 Ayat 2 / PPh Final adalah pajak penghasilan atas jenis penghasilan- penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang. Istilah final di sini berarti bahwa pemotongan pajaknya hanya sekali dalam sebuah masa pajak dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu dan pertimbangan lainnya. A. Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 Ada berbagai macam jenis penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 4 Ayat 2. Setiap penghasilan mempunyai tarif yang berbeda-beda dan diatur di dalam Peraturan Pemerintah (PP). Di bawah ini akan dijelaskan berbagai objek pajak dengan tarifnya masing-masing yang telah diatur Pemerintah. 1. Bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan diskon jasa giro dikenakan tarif sebesar 20% sebagaimana telah diatur PP No. 131 Tahun 2000 serta turunannya Keputusan Menteri Keuangan No. 51/KMK.04/2001. 2. Bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada para anggotanya masing-masing dikenakan tarif 10% sebagaimana telah diatur pada Pasal 17 Ayat 7 serta turunannya PP No. 15 Tahun 2009. 3. Bunga dari kewajiban dengan berbagai jenis tarif dari 0-20%. Penjelasan lebih lanjutnya bisa dicari dalam PP No. 16 Tahun 2009. 4. Dividen yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan tarif 10% sebagaimana telah diatur dalam Pasal 17 Ayat 2C. 5. Hadiah lotre atau undian dikenakan tarif 25% sebagaimana telah diatur PP No. 132 Tahun 2000. 6. Transaksi derivatif berjangka panjang yang telah diperdagangkan di bursa dikenakan tarif 2,5% sebagaimana telah diatur PP No. 17 Tahun 2009. 7. Transaksi penjualan saham pendiri dan saham bukan pendiri (non- founder), tarifnya masing-masing adalah 0,5% dan 0,1%, seperti yang tercantum dalam PP No. 14 Tahun 1997 serta turunannya Keputusan Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/1997, yang SE-15/PJ.42/1997 dan SE-06/PJ.4/1997. 8. Jasa konstruksi dikenakan tarif 2-6%. Penjelasan lebih lanjutnya bisa ditemukan pada PP No. 51 Tahun 2008 serta turunannya PP No. 40 Tahun 2009. 9. Sewa atas tanah dan/atau bangunan, tarifnya adalah 10% seperti yang telah diatur PP No. 29 Tahun 1996 dan juga turunannya PP No. 5 Tahun 2002. 10.Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (dalam hal ini termasuk usaha real estate), tarifnya adalah 5% seperti yang tercantum dalam PP No. 71 Tahun 2008.
  • 9. 11.Transaksi dari penjualan saham atau pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang telah diterima oleh modal usaha, tarifnya adalah 0,1% sebagaimana telah diatur di dalam PP No. 4 Tahun 1995. B. Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2 Pembayaran Pajak Penghasilan final ini dilakukan dengan dua cara atau mekanisme, yaitu : 1. Mekanisme Pemotongan Mekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus memotong Pajak Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang dibayarkannya. Mekanisme dilakukan jika si penyewa adalah pihak-pihak yang disebut sebagai pemotong pajak yaitu : badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 2. Mekanisme Pembayaran Sendiri Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final sebesar 10% dari uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik tanah/bangunan. Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di atas, maka pemilik tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri pajak finalnya. C. Mekanisme Pemotongan Mekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus memotong Pajak Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang dibayarkannya. Mekanisme dilakukan jika si penyewa adalah pihak-pihak yang disebut sebagai pemotong pajak yaitu : badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. D. Mekanisme Pembayaran Sendiri Mekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak final sebesar 10% dari uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik tanah/bangunan. Pada mekanisme ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di atas, maka pemilik tanah atau bangunan yang harus menyetorkan sendiri pajak finalnya.
  • 10. Contoh Soal : Pada tanggal 1 September 2015 PT. Adik membayar sewa gedung untuk gudang penyimpanan produknya kepada PT. Abang sebesar Rp. 150 juta untuk masa 3 tahun (periode 1-09-15 s/d 31-10-18). Bagaimana pencatatan dari kedua perusahaan tersebut dala mencatat transaksi sewa gudang tersebut dengan asumsi kedua perusahaan sudah PKP? Jurnal : PT Abang Uraian Debit Kredit Kas 150.000.000,- Beban PPh Final Pasal 4 (2) 15.000.000,- PPn Keluaran 15.000.000,- Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 150.000.000,- (Jurnal penerimaan pembayaran sewa gudang)