SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PPh 23 & 26 2
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
Pajak yang dipotong atas penghasilan dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang berasal dari modal, penyerahan
jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21.
PEMOTONG PAJAK
BADAN PEMERINTAH
SUBYEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI
BENTUK USAHA TETAP
PERWAKILAN PERUSAHAAN DALAM NEGERI LAINNYA
ORANG PRIBADI SEBAGAI WAJIB PAJAK TERTENTU YANG
DITUNJUK OLEH DIRJEN PAJAK (KPP)
• AKUNTAN, ARSITEK, NOTARIS, PPAT (KECUALI PPAT
CAMAT, PENGACARA, KONSULTAN YANG MELAKUKAN
PEKERJAAN BEBAS
• ORANG PRIBADI YANG MENJALANKAN USAHA YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN UNTUK PEMBAYARAN
BERUPA SEWA
TARIF & DASAR PEMOTONGAN
DEVIDEN
BUNGA TERMASUK PREMIUM
DISKONTO
IMBALAN SEHUBUNGAN
JAMINAN PENGEMBALIAN UANG
ROYALTI
HADIAH DAN PENGHARGAAN
SEHUBUNGAN KEGIATAN
SELAIN YANG TELAH DIPOTONG
PPH PASAL 21
BUNGA SIMPANAN YANG TELAH
DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
(BERSIFAT FINAL)
SEWA DAN PENGHASILAN
LAIN SEHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN HARTA
IMBALAN : JASA TEKNIK, JASA
MANAJEMEN, JASA
KONSULTAN
JASA LAIN YANG DITETAPKAN
DIRJEN PAJAK SELAIN JASA
YANG TELAH DIPOTONG PPh
PASAL 21
TARIF 15 %
PENGHASILAN BRUTO
TARIF 2 %
Saat Terutang PPh Pasal 23
–Saat dibayarkan;
–Saat disediakan untuk
dibayarkan; dan
–Ketika pembayarannya telah
jatuh tempo.
DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPh
PASAL 23
PENGHASILAN YANG DIBAYAR/TERUTANG KEPADA BANK
SEWA YANG DIBAYARKAN,TERUTANG SEHUBUNGAN DENGAN
SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI
DIVIDEN/BAGIAN LABA YANG DITERIMA/DIPEROLEH PT
SEBAGAI WP DN, KOPERASI, YAYASAN, ORGANISASI SEJENIS,
BUMN/BUMD DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA
YANG DIDIRIKAN DAN BERKEDUDUKAN DI INDONESIA
BUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN
REKSA DANA selama 5 fahun pertama sejak PENDIRIAN
BAGIAN LABA YANG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN
VENTURA
SHU KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA
BUNGA SIMPANAN YANG TIDAK MELEBIHI BATAS YANG
DITETAPKAN OLEH MENKEU YANG DIBAYARKAN OLEH
KOPERASI  maksimal Rp. 240.000/bulan
Contoh Soal
KAP Hadi dan Rekan memberikan jasa Pemeriksaan Akuntansi
(Audit) kepada PT. ANEKA SUMBER KENCANA. Nilai kontrak
kegiatan pemeriksaan ini adalah sebesar Rp. 100.000.000.
Untuk kegiatan pemeriksaan ini KAP HADI mengeluarkan
biaya-biaya sebagai berikut :
– Biaya Transportasi dan Akomodasi : Rp. 10.000.000
– Biaya Administrasi : Rp. 5.000.000
– FEE Akuntan/Tenaga Pelaksanaa : Rp. 35.000.000
– Biaya lainnya : Rp. 5.000.000
1.Berapakah Penerimaan Bersih KAP HADI setelah dikurangi
biaya-biaya dan pajak ?
2.Seandainya KAP Hadi mengharapkan besarnya penerimaan
bersih 50% dari nilai kontrak, berapakah nilai kontrak yang
seharusnya diajukan oleh PT HADI
PPh 23 & 26 8
YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPH PASAL 23
•Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
•Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna
usaha Dengan hak opsi;
•Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi
sejenis, BUMN/D, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia;
•Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana;
PPh 23 & 26 9
YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPH PASAL 23
•Bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia dengan syarat badan pasangan usaha
tersebut :
merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan; dan
sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
•Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
•Bunga simpanan yang tidak melebihi jumlah sebesar Rp 240.000,00
setiap bulannya yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
PPh 23 & 26 10
KAPAN SAAT TERUTANG, PENYETORAN
DAN PELAPORAN PPH PASAL 23?
PPh Pasal 23 terutang pada bulan
dilakukannya pembayaran atau pada bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan.
PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong
Pajak selambat-lambatnya tanggal sepuluh
bulan takwim berikutnya setelah bulan saat
terutang pajak.
Selambat-lambatnya 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
Saat
terutang.
Saat
Penyetoran.
Saat
Pelaporan.
PPh pasal 23 atas Dividen
– PPh pasal 23 = 15% x Bruto
PPh pasal 23 atas Bunga, Termasuk Premium,
Diskonto, dan Imbalan Sehubungan Dengan
Jaminan Pengembalian Utang
– Atas penghasilan berupa bunga dikenakan pemotongan PPh
pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
– Atas penghasilan berupa bunga simpanan Kopersai yang
jumlahnya melebihi Rp. 240.000,- dikenakan pemotongan PPh
pasal 23 bersifat final ebesar 15% dari jumlah bruto
PPh pasal 23 (final) = 15% x Bruto
PPh 23 & 26 11
Cara Menghitung PPh Pasal 23
Lanjutan….
 Cara menghitung PPh pasal 23 atas
Royalti
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
 Cara menghitung pph pasal 23atas
Hadiah dan Penghargaan
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
 Cara menghitung PPh pasal 23 atas sewa
dan Penghasilan lain sehubungan
dengan Penggunaan Harta
Sewa dan Penghasilan lain atas penggunaan harta khusus
angkutan darat sebesar 15% dan perkiraan penghasilan neto
adalah 20% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN
PPh pasal 23 = 15% x 20% x Bruto
PPh 23 & 26 12
Lanjutan….
– Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan persewaan
tanah dan bangunan yang telah dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final berdasarkan PP
No. 29 tahun 1995 dan sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta
khusus angkutan darat adalah sebesar 15% dari
perkiraan penghasilan netto. Besarnya
penghasilan neto adalah 40% dari jumlah bruto
tidak termasuk PPN
PPh pasal 23 = 15% x 40% x Bruto
PPh 23 & 26 13
PPh 23 & 26 14
APA YANG HARUS DILAKUKAN PEMOTONG PPH
PASAL 23 KEPADA ORANG PRIBADI ATAU BADAN
YANG TELAH DIPOTONG PPH PASAL 23?
Pemotong Pajak harus memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
(form KP. PPh 2.6/BP/95) kepada orang pribadi atau badan yang telah
dipotong PPh Pasal 23.
PPh 23 & 26 15
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber
dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP)
luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
PPh 23 & 26 16
SIAPA PEMOTONG PPH PASAL 26?
1. Badan Pemerintah;
2. Subjek Pajak dalam negeri;
3. Penyelenggara kegiatan;
4. BUT;
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
PPh 23 & 26 17
OBYEK PPH PASAL 26 DAN BERAPA
TARIFNYA?
a. Dividen;
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;
c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta;
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan;
e. Hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam
bentuk apa pun;
f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;
b. Premi asuransi dan premi reasuransi yang
dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri;
Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak
PPh dari suatu BUT di Indonesia.
20% dari perkiraan
penghasilan neto
20% (bersifat final)
dari jumlah
penghasilan bruto
20% dari PKP
dikurangi PPh BUT
Final
PPh 23 & 26 18
SAAT TERUTANG, PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPH PASAL 26
Pada saat penghasilan dibayarkan atau terutang ,
yang mana terjadi lebih dahulu.
Saat Terutang
Saat Penyetoran
Saat Pelaporan
Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya
setelah bulan saat terutangnya pajak
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
PPh 23 & 26 19
KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 26
Pemotong PPh Pasal 26 wajib membuat Bukti Pemotongan PPh
Pasal 26 rangkap 3 :
• Lembar pertama untuk Wajib Pajak luar negeri,
• Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Pajak,
• Lembar ketiga untuk arsip Pemotong.
PPh 23 & 26 20
YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN
PPH PASAL 26
1. Khusus untuk BUT dikecualikan dari pemotongan apabila penghasilan Kena
Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di
Indonesia yang dapat menunjang kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka
peningkatan dan pemerataan penanaman modal dengan syarat :
• Penanaman kembali dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada
perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri
atau peserta pendiri
• Penanaman kembali dilakukan dalam tahun berjalan atau selambat-
lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh
penghasilan tersebut
• Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurang-
kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat
penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil.
2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

More Related Content

Similar to PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt

AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMITANTO CHANDRA
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniRiki Ardoni
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26muh wilyam
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxIputuEka
 
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Alfia Oktaviani
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMInoval dwi ridzkiana
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24mas karebet
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxMSULTHANALVI1
 
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23 PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23 Riki Ardoni
 
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptxFaisalAhmad766562
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajakpuspa
 
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) Habibie Reza
 

Similar to PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt (20)

AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
 
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
 
PPh 26.pdf
PPh 26.pdfPPh 26.pdf
PPh 26.pdf
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
 
Pajak Penghasilan Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 26Pajak Penghasilan Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 26
 
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23 PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
 
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx
03-PPT-PPH 23_MN 2_PERPAJAKAN-1.pptx
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
PAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptxPAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptx
 
Pajak
Pajak Pajak
Pajak
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt

  • 1.
  • 2. PPh 23 & 26 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 Pajak yang dipotong atas penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
  • 3. PEMOTONG PAJAK BADAN PEMERINTAH SUBYEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI BENTUK USAHA TETAP PERWAKILAN PERUSAHAAN DALAM NEGERI LAINNYA ORANG PRIBADI SEBAGAI WAJIB PAJAK TERTENTU YANG DITUNJUK OLEH DIRJEN PAJAK (KPP) • AKUNTAN, ARSITEK, NOTARIS, PPAT (KECUALI PPAT CAMAT, PENGACARA, KONSULTAN YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS • ORANG PRIBADI YANG MENJALANKAN USAHA YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN UNTUK PEMBAYARAN BERUPA SEWA
  • 4. TARIF & DASAR PEMOTONGAN DEVIDEN BUNGA TERMASUK PREMIUM DISKONTO IMBALAN SEHUBUNGAN JAMINAN PENGEMBALIAN UANG ROYALTI HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPH PASAL 21 BUNGA SIMPANAN YANG TELAH DIBAYARKAN OLEH KOPERASI (BERSIFAT FINAL) SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA IMBALAN : JASA TEKNIK, JASA MANAJEMEN, JASA KONSULTAN JASA LAIN YANG DITETAPKAN DIRJEN PAJAK SELAIN JASA YANG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21 TARIF 15 % PENGHASILAN BRUTO TARIF 2 %
  • 5. Saat Terutang PPh Pasal 23 –Saat dibayarkan; –Saat disediakan untuk dibayarkan; dan –Ketika pembayarannya telah jatuh tempo.
  • 6. DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPh PASAL 23 PENGHASILAN YANG DIBAYAR/TERUTANG KEPADA BANK SEWA YANG DIBAYARKAN,TERUTANG SEHUBUNGAN DENGAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI DIVIDEN/BAGIAN LABA YANG DITERIMA/DIPEROLEH PT SEBAGAI WP DN, KOPERASI, YAYASAN, ORGANISASI SEJENIS, BUMN/BUMD DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN DAN BERKEDUDUKAN DI INDONESIA BUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN REKSA DANA selama 5 fahun pertama sejak PENDIRIAN BAGIAN LABA YANG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN VENTURA SHU KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA BUNGA SIMPANAN YANG TIDAK MELEBIHI BATAS YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI  maksimal Rp. 240.000/bulan
  • 7. Contoh Soal KAP Hadi dan Rekan memberikan jasa Pemeriksaan Akuntansi (Audit) kepada PT. ANEKA SUMBER KENCANA. Nilai kontrak kegiatan pemeriksaan ini adalah sebesar Rp. 100.000.000. Untuk kegiatan pemeriksaan ini KAP HADI mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut : – Biaya Transportasi dan Akomodasi : Rp. 10.000.000 – Biaya Administrasi : Rp. 5.000.000 – FEE Akuntan/Tenaga Pelaksanaa : Rp. 35.000.000 – Biaya lainnya : Rp. 5.000.000 1.Berapakah Penerimaan Bersih KAP HADI setelah dikurangi biaya-biaya dan pajak ? 2.Seandainya KAP Hadi mengharapkan besarnya penerimaan bersih 50% dari nilai kontrak, berapakah nilai kontrak yang seharusnya diajukan oleh PT HADI
  • 8. PPh 23 & 26 8 YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPH PASAL 23 •Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; •Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha Dengan hak opsi; •Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis, BUMN/D, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia; •Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana;
  • 9. PPh 23 & 26 9 YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPH PASAL 23 •Bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia dengan syarat badan pasangan usaha tersebut : merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia; •Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; •Bunga simpanan yang tidak melebihi jumlah sebesar Rp 240.000,00 setiap bulannya yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
  • 10. PPh 23 & 26 10 KAPAN SAAT TERUTANG, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PASAL 23? PPh Pasal 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran atau pada bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan. PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong Pajak selambat-lambatnya tanggal sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak. Selambat-lambatnya 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Saat terutang. Saat Penyetoran. Saat Pelaporan.
  • 11. PPh pasal 23 atas Dividen – PPh pasal 23 = 15% x Bruto PPh pasal 23 atas Bunga, Termasuk Premium, Diskonto, dan Imbalan Sehubungan Dengan Jaminan Pengembalian Utang – Atas penghasilan berupa bunga dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto PPh pasal 23 = 15% x Bruto – Atas penghasilan berupa bunga simpanan Kopersai yang jumlahnya melebihi Rp. 240.000,- dikenakan pemotongan PPh pasal 23 bersifat final ebesar 15% dari jumlah bruto PPh pasal 23 (final) = 15% x Bruto PPh 23 & 26 11 Cara Menghitung PPh Pasal 23
  • 12. Lanjutan….  Cara menghitung PPh pasal 23 atas Royalti PPh pasal 23 = 15% x Bruto  Cara menghitung pph pasal 23atas Hadiah dan Penghargaan PPh pasal 23 = 15% x Bruto  Cara menghitung PPh pasal 23 atas sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan Penggunaan Harta Sewa dan Penghasilan lain atas penggunaan harta khusus angkutan darat sebesar 15% dan perkiraan penghasilan neto adalah 20% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN PPh pasal 23 = 15% x 20% x Bruto PPh 23 & 26 12
  • 13. Lanjutan…. – Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan bangunan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan PP No. 29 tahun 1995 dan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus angkutan darat adalah sebesar 15% dari perkiraan penghasilan netto. Besarnya penghasilan neto adalah 40% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN PPh pasal 23 = 15% x 40% x Bruto PPh 23 & 26 13
  • 14. PPh 23 & 26 14 APA YANG HARUS DILAKUKAN PEMOTONG PPH PASAL 23 KEPADA ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG TELAH DIPOTONG PPH PASAL 23? Pemotong Pajak harus memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (form KP. PPh 2.6/BP/95) kepada orang pribadi atau badan yang telah dipotong PPh Pasal 23.
  • 15. PPh 23 & 26 15 PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
  • 16. PPh 23 & 26 16 SIAPA PEMOTONG PPH PASAL 26? 1. Badan Pemerintah; 2. Subjek Pajak dalam negeri; 3. Penyelenggara kegiatan; 4. BUT; 5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
  • 17. PPh 23 & 26 17 OBYEK PPH PASAL 26 DAN BERAPA TARIFNYA? a. Dividen; b. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; e. Hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun; f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya; a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia; b. Premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri; Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak PPh dari suatu BUT di Indonesia. 20% dari perkiraan penghasilan neto 20% (bersifat final) dari jumlah penghasilan bruto 20% dari PKP dikurangi PPh BUT Final
  • 18. PPh 23 & 26 18 SAAT TERUTANG, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PASAL 26 Pada saat penghasilan dibayarkan atau terutang , yang mana terjadi lebih dahulu. Saat Terutang Saat Penyetoran Saat Pelaporan Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
  • 19. PPh 23 & 26 19 KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 26 Pemotong PPh Pasal 26 wajib membuat Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 rangkap 3 : • Lembar pertama untuk Wajib Pajak luar negeri, • Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Pajak, • Lembar ketiga untuk arsip Pemotong.
  • 20. PPh 23 & 26 20 YANG DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPH PASAL 26 1. Khusus untuk BUT dikecualikan dari pemotongan apabila penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di Indonesia yang dapat menunjang kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka peningkatan dan pemerataan penanaman modal dengan syarat : • Penanaman kembali dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri • Penanaman kembali dilakukan dalam tahun berjalan atau selambat- lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut • Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurang- kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil. 2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan