1. TUGAS TCM BATRA
KEJI BELING (Strobilanthes Crispa)
Disusun Oleh :
FITRI WIDIYA HADIATI
M. NOR ADLY RAMADHANI
ROMUALDO DAS NEVES X.
AKBAR SYAH PUTRA
NUR HIDAYAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
KEDIRI
2015
2. A. KEJI BELING (Strobilanthes Crispa)
KEJI BELING (Strobilanthes crispa) adalah tumbuhan yang biasa ditanam
masyarakat sebagai tumbuhan pagar. Tumbuhan ini juga sebagai tumbuhan herbal
liar yang hidup menahun yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dalam
menyembuhkan beberapa penyakit. Keji beling merupakan tumbuhan obat yang
sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai peluruh air seni (diuretic)
dan terkenal sebagai pencegah batu ginjal. Efeknya sebagai diuretic sangat
menguntungkan bagi penderita gangguan batu ginjal. Dalam dunia pengobatan
herbal keji beling berperan mendukung kerja hati, empedu, ginjal, dan sistem
pencernaan (Amalia, 2015)
B. Determinasi Simplisia Keji beling
Hasil determinasi simplisia secara makroskopis adalah sebagai berikut :
a. Daun keji beling merupakan daun tunggal yang berhadapan
b. Tangkai daun pendek
c. Helai daun berbentuk jorong
d. Ujung daun dan pangkal daun meruncing
e. Pinggir daun bergerigi
f. Permukaan atas sangat kasar
g. Berwarna lebih pucat dari bawah
Hasil determinasi simplisia secara makroskopis adalah sebagai berikut pada
gambar 1
3. (Isnawati, 2004)
C. Kandungan dan manfaat Keji beling
Keji beling memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai obat yang
berkhasiat untuk hipoglikemik, antioksidan dan anti inflamasi yaitu adalah
flavonoid. Memiliki kandungan kalium dan silikat yang membantu mengatasi
wasir dan disentri. Kandungan vitamin C, B1, B2 dan katekin membuat keji
beling sebagai antioksidan .
Beberapa manfaat dari kandungan katekin yang ada di daun keji beling :
a. Antibakteri
b. Antioksidan
c. Antivirus
d. Antiseptic mulut
e. Antidiare
f. Antikanker
g. Penyakit kardiovaskular
h. Antiimflamasi (Amalia, 2015).
Tumbuhan keji beling (Sericocalyk crispusL.) merupakan salah satu tanaman yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif kanker. Tujuan penelitian
4. ini untuk mengetahui efek ekstrak n-heksana, diklorometana dan methanol daun keji
beling terhadap Artemia Salina Leach.Uji sitotoksik dilakukan dengan metoda Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak n-
heksana, diklorometana dan methanol daun Keji beling mempunyai efek sitotoksik
dengan LC50 33,49μg/ml, 244,34 μg/ml, 143,88 μg/ml Ekstrak n-heksan daun keji beling
relatif lebih toksikdibandingkan ekstrak methanol dan ekstrak dikolrometan. Dari hasil uji
tersebut kemungkinan senyawa flavonoid yang bertanggung jawab terhadap efektoksik
dari ekstrak tersebut. MenurutRendkk (2003), flavonoid mempunyai efek penting pada
pencegahan kanker dan kemoterapi kanker. Sedangkan Vrana (2001) mengatakan
senyawa golongan alkaloid dan terpenoid merupakan senyawa yang juga bertanggung
jawab pada aktivitas sitotoksisitas. Suatu senyawa dikatakan berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut sebagai antikanker apabila diketahui senyawa tersebut
mempunyai LC50 ≤ 30 μg/ml (Meyer, dkk., 1982).Sampel yang diujikan masih dalam
bentuk ekstrak atau masih terkandung banyak senyawa maka kemungkinan aktivitas
sitotoksik senyawa pada ketiga ekstrak akan meningkat dengan teknik fraksinasi dengan
tujuan mengeliminasi senyawa-senyawa yang bersifat menurunkan daya toksisitas
senyawa aktif.
D. Etno botani Keji beling
Etno botani merupakan pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan secara
tradisional oleh suku-suku terpencil, yang saat ini menjadi perhatian banyak pakar
karena keberadaanya dan statusnya. Menurut Zuhud dkk(1994), tumbuhan obata
dalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai
khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok tumbuhan obat, yaitu:
1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau
dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan obat
tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat
dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang di duga
mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi
5. belum dibuktikan secarailmiah atau penggunannya sebagai bahan obat
tradisional.
Keji Beling SericocalyxcrispusL. Bremek di daerah pedalaman suku dayang
dikenal sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai Penurun tekanan
Darah tinggi (Yunitasari).
E. Keamanan tanaman obat Keji beling
Kelebihan obat tradisional dibandingkan obat-obat modern, memang
OT/TO memiliki beberapa kelebihan, antara lain :efek sampingnya relative
rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling
mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi
serta lebih sesuai untuk penyakit – penyakit metabolic dan degeneratif.
F. Efek samping Obat tradisional
Efek samping relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat Obat
tradisional akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran,
waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan serta penyesuai dengan indikasi
tertentu.
Untuk keji beling sendiri merupakan salah satu tanaman obat yang dapat
bersifat toksik karena dapat menyebabkan diuretik kuat.