1. 1. JAWABAN
a. Rancangan PTK Sebanyak 3 siklus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar selama proses belajar mengajar mata pelajaran PKn siswa
kelas IV SDN PASIRLANGKAP diketahui bahwa masih terdapat beberapa masalah yang kiranya
perlu dipecahkan oleh guru sehinga tujuan pembelajaran PKn dapat tercapai secara maksimal.
Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. dari sisi guru; metode pembelajaran yang sering digunakan pada mata pelajaran PKn
adalahmetode ceramahdantanya jawab,hal tersebuttidakselamanyasalah,hanyasaja
dalam beberapa hal siswa menjadi kurang aktif dan terkesan monoton.
2. dari sisi murid antara lain; banyak murid kurang aktif dalam proses belajar mengajar
denganciri-ciri;kurangbahkantidakmengajukanpertanyaandari materi yangdiajarkan,
tidak memberikan jawaban atas pertanyaan guru, kurangnya perhatian murid terhadap
materi yangdijelaskanguru,hal lainnyayaitu;muridkurangantusiasmengikutipelajaran
PKn.Hasil pembelajaran Pkn lebih sering menekankan pada aspek kognitif saja, dan
mengabaikanaspekafektif,sertapsikomotorpadahal sedikitnyaadaempat peranmoral
persekolahan, yaitu sebagai pengembang potensi moral, sebagai pewaris nilai moral
sosial, sebagai idialitas kehidupan moral masyarakat, serta sebagai laboratorium
moralitas siswa.
3. Dari hasil evaluasi terhadapmata pelajaranPknkelasVImenunjukanhasil nilai rata-rata
dibawah KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran PKn pada kelas IV SDN
PASIRLANGKAP tahun pelajaran 2021/2022 adalah 7,00. Dari 18 siswa di ketahuai
sejumlah 14 anak masih memperoleh nilai di bawah KKMtersebut.
Berdasarkanpermasalahanyang diidentifikasi padaprosesbelajarmengajarmata pelajaranPKn
pada murid kelas IV SDN PASIRLANGKAP atas, maka salah satu pemecahan masalah yang dapat
dilakukan oleh guru adalah dengan merubah model pembelajaran yang digunakan kearah
pembelajaran yang dapat memberikan peluang kepada murid untuk terlibat secara aktif dalam
proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaranyang dimaksud adalah pembelajaran
role playing.
Beberapaalasanpenggunaanpembelajaranrole playingpadamatapelajaranPKnmuridkelas IV
SDN PASIRLANGKAP,KecamatanCikidangantaralain:
1) Memberikan pengalaman langsung kepada murid untuk memecahakan masalah yang
dihadapinya secara nyata,
2) dengan pembelajaran bermain peran membantu murid menentukan makna-makna kehidupan
dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya, dan
3) melatih murid untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dandemokratif sekaligus bertanggung
jawab dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
2. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang, maka objek yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah;
“Apakahpenggunaanmetode pembelajaran Role Playingdapat meningkatkanhasilbelajarsiswa
pada pokok bahasan proses perumusan dasar negara pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN
PASIRLANGKAP?”
C. Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan metode pembelajaran Role Playing dalam meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran PKn kelas IV SDN PASIRLANGKAP.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitiantindakankelasini diharapkanadabeberapamanfaatyangakan diperolehantara
lain;
1. Bagi penulis,sebagai referensi dandapatlebihmengembangkanmetode pembelajarandi
Madrasah tempabertugas.
2. Bagi Sekolah :
a) Meningkatnyahasil belajarsiswadalampembelajaranPKn
b) Tumbuhnyaiklimpembelajaransiswaaktif ( PAIKEM) di sekolah
3. Bagi Guru :
a) Mengetahui metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran PKn.
b) Diperolehnya metode yang tepat untuk materi Proses perumusan dasar Negara.
E. Diskripsi Teori
a) Hasil Belajar.
Hasil belajaradalahhasilpenilaianterhadapkemampuanyang dimilikisiswayangdinyatakan
dalam bentuk angka yang diperoleh siswa dari serangkaian tes yang dilaksanakan setelah
siswa mengikuti proses pembelajaran.
Dalam proses memperolehhasil belajar yang lebih baik itu diperlukanmodel pembelajaran
yangtepatartinyayangsesuai dengankondisidankeadaankehidupansehari-hariyangakrab
dengan kita atau istilahny kontekstual, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat
terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar diatas standar yang ada.
3. Didalamprosespembelajarangurusebagai pengajarsekaliguspendidikmemegangperanan
dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan
peserta didik yang tentunya dipengaruhi oleh kualitas dan factor intern siswa itu sendiri.
Dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah sudah pasti setiap peserta didik
mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai
melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal,sangat sulit
diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
b) Model Pembelajaran Role Playing
Model role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembanganimajinasi danpenghayatan siswa.Pengenbanganimajinasi danpenghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Materi ajar
dipilh dan disusun sebagai paket pro dan kontra.Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari tiga atau empat orang.
Model ini banyakmelibatkansiswadanmembuatsiswasenangbelajar,sertamodel ini
mempunyai nilaitambahyaitu.
a. Dapat menjaminpartisipasi seluruhsiswadanmemberi kesempatanyangsamauntuk
menunjukkankemampuannyadalmbekerjasama hinggaberhasil.
b. Permainanmerupakanpengalamanyangmenyenangkanbagi siswa(prasetyo,2001)
1) KerangkaBerpikir
Kemampuangurudalammemilihdanmemilahmodel yangrelevandengantujuandanmateri
pelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Tuntutan
tersebutmutlakdilakukanolehseorangguru,apabilamelalukantransferilmukhususnyaPKn.
Hal tersebut juga sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan
kepentingan pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan.
Bermainperanpada prinsipnyamerupakanpembelajaranuntuk‘menghadirkan’peran-peran
yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan,
yangkemudiandijadikansebagaibahanrefleksi agarpesertamemberikan penilaianterhadap.
Pembelajaranini lebihmenekankanterhadapmasalahyangdiangkatdalam‘pertunjukan’,dan
bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
2) HipotesisTindakan
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan hipotesis tindakan
dalam penelitian ini, yaitu:
“Jika model pembelajaran role playing diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan
KewarganegaraanpokokbahasanPerumusanDasarNegara,maka hasil belajarsiswaKelas IV
PASIRLANGKAP Kec. Cikidang akan meningkat”
F. Metode Penelitian
1. SettingPenelitian
4. Penelitiantindakankelasinidilaksanakandi SDN PASIRLANGKAPDesaCicareuhKecCikidangKab.
Sukabumi.
2. SubjekPenelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN PASIRLANGKAP denganjumlah keseluruhan
18 anak. Dengan rincian 10 siswa berjenis kelamin putra dan selebihnya berkelamin putri
3. PendekatandanJenisPenelitian
a. PendekatanPenelitian
Pendekatanpenelitianadalahdeskriptif. MenurutSuryabrata(2001:23) penelitiandeskriptif
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara
sistematisdanakurat,mengenai sifat-sifatpopulasi ataudaerahtertentu.Dengandemikian,
penelitian deskriptif diharapkan mampu memberikan suatu kesimpulan yang luas dan
mendalam serta memiliki nilai faktual yang tinggi terhadap fenomena yang sedang
berkembang, dalam hal ini aktivitas belajar muridkelasVI MI GUPPI Talagening Kacamatan
Bobotsari, Purbalingga.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif, yaitu data hasil pelaksanaan
tindakan diinterpretasikan secara naratif, sehingga diperoleh gambaran jelas tentang
peningkatanhasil belajarmelalui model role playing, murid kelas IV SDN PASIRLANGKAP .
b. JenisPenelitian
Penelitianini merupakanpenelitiantindakankelas(Classroomactionresearch),merupakan
penelitiantindakankelasjenisPartisipan,ialahapabilaorangyangakanmelakukanpenelitian
harus terlibatlangsungdi dalamprosespenelitiansejakawal sampai denganhasil penelitian
berupa laporan penelitian.
Aqib (2009: 21) menyebutkan bahwa terdapat 4 model PTK yaitu : 1) Model Kurt Lewin, 2)
Model Kemmis dan Mc. Taggart, 3) Model John Elliot, dan 4) Model Dave Ebbutt. Namun
demikian,model yangdipilihuntukdigunakandalampenelitianiniadalahmodelKurt Lewin,
dimana dalam setiap siklus terdapat kegiatan utama yang terdiri dari :
1) perencanaantindakan,
2) pelaksanaantindakan,
3) observasi danevaluasi,dan
4) refleksi.
c. ProsedurPenelitian
Karena Penelitianini merupakanpenelitiantindakankelas,makapelaksanaannyadilakukan
dengan cara bersiklus. Tiap siklus dilakukan perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Berikut ini disajikan diagram siklus pelaksanaan tindakan :
Penelitiandi laksanakandalamduasikluskegiatan,dimanapadamasing-masingsiklusterdiri
dari (2 x) dua kali kegiatantatapmuka,sehinggatotal kegiatantatapmukaselamaduasiklus
adalah(4 x) empatkali kegiatan.Standarkompetensi yangdiajarkanpadasiklusIadalah:(1)
Memahami kebebasanberorganisasi,sedangkansiklusIIadalah :(2) Menghargai keputusan
5. bersama. Masing-masing siklus berikut standar kompetensi yang diajarkan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. SiklusI
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaandengankegiatanutamasebagai berikut:
1) Menyusunperangkatpembelajaran berupasilabusdanskenariopembelajaran(RPP),dan
mediagambar.
2) Menyusunformatobservasi danevaluasi pembelajaran.
3) Menyusundanmendesainskenariopelaksanaantindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakanterdiri dari :
1. PertemuanI:
a. Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b. Mengelola kelas.
c. Absensi kehadiran murid.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui model Role Playing
e. Menyajikanmateri pelajaranyaitupengertiandancontoh-contohorganisasi di sekolah
dan di lingkungan masyarakat.
f. Menjelaskanpasal dalamUUD 1945 tentangkebebasanberorganisasi.
g. Memperlihatkan beberapa gambar perkumpulan atau kelompok.
h. Melakukan tanya jawab tentang hasil pengamatan gambar.
i. Guru memberikan contoh bentuk-bentuk organisasi.
j. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan.
k. Melakukan umpan balik kepada murid.
l. Murid dibagi menjadi 4 kelompok,masing-masingkelompokterdiri dari 5orang, setiap
anggota kelompok mendapat perannya sendiri.
m. Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok.
n. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan
belajar bermain peran terkait dengan materi pelajaran, yaitu berorganisasi.
2. PertemuanII:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks dialog peran.
b. Menanyakankesiapan muriduntukmenerimamateri pelajaransekaliguskesiapanuntuk
melakukan kegiatan bermain peran.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi murid.
d. Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
e. Guru mempersiapkanmasing-masingkelompokuntukbersiapmelakukanbermainperan
yang ditugaskan. Dalam hal ini kelompok I mendapat kesempatan pertama, dan
selanjutnya diikuti oleh kelompok lainnya secara bergantian.
6. f. Guru melaksanakanobservasiaktivitasbelajarmuridmelaluiformatobservasi yangtelah
disiapkan sebelumnya.
g. Hinggakegiatanbermainperanolehmasing-masingkelompokberakhir,Guru
menyimpulkanmateri pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi dilaksanakanpadasaatmasing-masingkelompokmelaksanakanbermainperan.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah pencermatan, pengkajian, analisis, sistesis dan penilaian
terhadap hasil observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Jika terdapat masalah dari
proses refleksi pertama, maka dilakukan proses pengkajian ulang pada siklus berikutnya.
2. SiklusII
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaandengankegiatanutamasebagai berikut:
1. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan skenario pembelajaran(RPP), dan
media gambar.
2. Menyusun format observasi dan evaluasi pembelajaran.
3. Menyusun dan mendesain simulasi menghargai keputusan bersama, sehingga masing-
masing murid mendapat perannya masing-masing.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap tindakanterdiri dari :
1) PertemuanI:
a. Menyiapkan murid untuk menerima materi pelajaran.
b. Mengelola kelas.
c. Absensi kehadiran murid.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Menyajikan materi pelajaran bentuk-bentuk keputusan bersama.
f. Menjelaskan tata cara pengambilan keputusan bersama.
g. Menyebutkan manfaat musyawarah.
h. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan.
i. Melakukan umpan balik kepada murid.
j. Guru mendemonstrasikancaramenyelesaikanmasalahdenganhasil keputusanbersama.
k. Mendiskusikanbersamakelompokbelajarmuridtentangcaradalambermusyawarahdan
akibat yang muncul akibat tidak musyawarah.
l. Menjelaskan tata cara bermusyawarah.
m. Guru menjelaskan teknispelaksanaan peran yang harus dilakukan murid pada masing-
masing kelompok untuk dimainkan pada pertemuan berikutnya.
2) PertemuanII:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan teks peran.
7. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran Role Playing dan motivasi murid.
c. Melakukan review pembelajaran pertemuan I.
d. Guru mempersiapkanmasing-masingkelompokuntukbersiapmelakukanperagaan
peranyang ditugaskan.Dalamhal ini kelompokIV mendapatkesempatanpertama,dan
selanjutnyadiikutiolehkelompokIII,IIdanI.
e. Guru melaksanakanobservasi aktivitasbelajarmuridmelalui formatobservasi yang
telahdisiapkansebelumnya.
f. Hinggakegiatanbermainperanolehmasing-masingkelompokberakhir,Guru
menyimpulkanmateri pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
Observasi dilaksanakanpadasaatmasing-masingkelompokmelaksanakanbermainperan.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis hasil kegiatan siklus I dan II dengan melihat dan
mengkaji ketercapaian pembelajaran melalui model Role Playing sehingga dapat diketahui
perbandingan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II
e. TeknikPengumpulanData
Dalam penelitiantindakankelas,formatobservasidigunakanuntukmerekamdataprosesbelajar
mengajar yang dilaksanakan.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai informasi atas
aktivitasmuriddangurusaat pelaksanaantindakandi kelasyangmeliputi observasikelompok
dan penilaian diri.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data hasil belajar murid setelah mempelajari
bahan siklus I dan siklus II melalui soal evaluasi.
f. Teknik Analisis Data
TeknikanalisadatayangdigunakandalamPTKiniadalah teknikanalisideskriptifdeduktif.Dengan
teknikini makadatayangatelahdikumpulkandai hasilpenelitianakandisortiruntuklselanjutynya
dan selanjutnya disajikan dalam bentuk prosentasi atau table distribusi untuk selanjutnya
dilakukanpenafsirandanpemaknaansecarakualitatifdalambentuksepertitinggi rendah,tuntas
atau tidak tuntas, aktif tidak aktif, dan lain sebagainya.
3. Siklus III
1. Perencanaan tindakan dilakukan dengan merancang skenario pembelajarandengan langkah-
langkah :
a. guru memberikanapersepsi denganmenggalipengalamansiswayangdianggapberkesan,
b. guru memberi contoh urutan karangan tentang suatu pengalaman yang berkesan,
c. guru meminta siswa menyusun kerangka karangan,
8. d. siswa diminta mengembangkan setiap poin dalam kerangka karangan sehingga menjadi
draf karangan,
e. draf selanjutnyadiberi feedbackolehgurupadabagian-bagianyangperludiperbaiki yakni
kejanggalan isi dan kesalahan bahasanya,
f. siswa melakukan revisi isi
g. siswa melakukan pengeditan bahasa,
h. siswa menulis kembali karangan masing-masing serta memberikan ilustrasi sesuai
keinginannya,
i. guru mengevaluasi karya siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus
terakhir ini, dan
j. guru dan kepala sekolah bersama siswa memajang semua karangan pada papan displai.
Untuk mengukurketercapaiansiklusIIIdidasarkanpadapersentase siswayangmemenuhi
ke-6 indikator yang telah dirumuskan. Target persentasenya tentu saja harus lebih besar
dibandingkan persentase pada siklus II.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
a. Pertemuan pertama guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan pengalaman para
tokoh yang terdapat dalam wacana yang telah dibaca pada pelajaran sebelumnya.
Selanjutnyasiswadimintamembacatugasyangadadalambukutekshalaman123,yaitutugas
menulis pengalamanyang berkesan. Pertama-tama dengan dibimbing guru, siswa memilih
topiktentanghal menarikyangpernahdialaminya.Kemudian,topiktersebutdirinci menjadi
sub-sub topik sehingga membentuk sebuah kerangka karangan. Siswa diminta memeriksa
kelengkapansub-subtopiksertaurutannyadengancaramembandingkan-nyadengancontoh
kerangka karangan yang ditunjukkan guru. Kalau dinilai sudah baik, siswa diminta
mengembangkanmasing-masingsubtopikpadakerangkakaranganmenjadi paragraf-pargraf
sehinggaterbentuksebuahkaranganyanglengkap.Karanganyangsudahselesaidikumpulkan
pada guru. Selanjutnya guru membaca semua karangan dan memberi tanda-tanda pada
bagian-bagian yang dinilai perlu diperbaiki,baik dalam hal isi maupun bahasanya. Adapun
tanda yang dipakai sama dengan pada siklus II
b. Pertemuan kedua, karangan dikembalikan kepada penulisnya masing-masing. Dengan
bimbingan guru, siswa memperbaiki isi karangan dengan memanfaatkan tanda-tanda yang
diberikan guru pada karangannya. Pada umumnya yang masih perlu direvisi adalah paragraf
yang isinya belum lengkap. Untuk membantu siswa, guru memberikan contoh sebuah
paragraf yang lengkap dan yang kurang lengkap pada kertas manila. Siswa diminta
membandingkan paragraf-paragraf yang ditulisnya dengan yang dicontohkan guru. Siswa
yang menemukan kekurangan pada tulisannya diminta melengkapinya. Selanjutnya, guru
memandu siswa untuk memperbaiki pemakaian bahasanya dengan memanfaatkan tanda-
tandayangdiberikangurupadaaspekbahasa.Kesalahanbahasayangbanyakdilakukansiswa
adalahpenulisankatadepandankataberimbuhandi-/di sertake-/ke,yaknikatadepanditulis
serangkai, sedangkan imbuhan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Untuk
memperjelaspemahamansiswa,gurumemberikanrumus“di danke yangbiladiterjemahkan
ke dalambahasaJawamemilki makna ning atauing harusditulisterpisah”.Tampak-nyasiswa
terbantu dengan penjelasan guru sehingga tahap pengeditanberlangsung lancar.Karangan
yangsudahdirevisidandiedit,selanjutnyadikumpulkanpadaguruuntukdiberiparaf.Adapun
penulisanulangdilakukandi rumah dan dikumpulkan pada hari berikutnya untuk dipajang
9. b. Menurut pendapat say ajika pada siklus 1 tidak berhasil pada siswa maka tentunya sikluas yang
selanjutnyajugaadakemungkinantidakberhasil makaperludianalisismasalahyangterjadi pada
siklus 1 sebenarnya apa masalah yang terjadi hingga PTK yang dilakukan pada siklus 1 tidak
berhasil.
2. a. Analisis masalah yang terjadi dikelas pa indra:
Anak-anak tidak ada ketertarikan kepada mata pelajaran yang diampu pak indra
Memang matematika termasuk pelajaran yang sulit dan membutuhkan konsentrasi yang
tinggi maka pak indra harus menerapkan metode dan media yang menyenangkan untuk
anak-anak supaya anak lebih bersemangat dalam mempelajari pelajaran matematika.
b. Alternatif penyelesaian:
Sandra de Young dalam Nursalamdan Efendi (2008) menyatakanbahwametode roleplaying
atau dikenal dengan bermain peran merupakan salah satu bentuk drama. Dalam metode ini,
siswa diminta untuk bermain suatu drama, secara spontan untuk memperagakan peran –
perannya dalam berinteraksi.
Kelebihan Metode Role Playing
Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai
kesempatanuntukmemajukankemampuannyadalambekerja sama.Siswajugadapatbelajar
menggunakanbahasadenganbaikdanbenar.Selainitu,kelebihanmetode iniadalah,sebagai
berikut:
i. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
ii. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan
waktu yang berbeda.
iii. Guru dapatmengevaluasipengalamansiswamelaluipengamatanpadawaktumelakukan
permainan.
iv. Dapat berkesandengankuatdantahanlamadalamingatansiswa.Disampingmerupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
v. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamisdan penuh
antusias
vi. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
vii. Dapat menghayati peristiwayangberlangsungdenganmudah,dandapatmemetikbutir-
butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
viii. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
Menurut saya pak indra bisa menggunakan metode role playing untuk membangkitkan
semangat siswa dalam belajar, pak indra juga bisa menggunakan media pembeljaran supaya
anak bisa langsung menganalisis dan mengembangkan pemikiran mereka dengan adanya
media pembelajaran, anak-anak juga tidak akan bosan dengan menggunakan metode role
playing karena berbasis permainan.
11. b. Grafik Nilai Siswa
4. a. Jawaban:
Kesimpulan PTK menurut saya berdasarkan uraian adalah:
Menurut pendapat saya PTK yang dilakukan olehpak Deni berhasil karena lebih dari 50% anak
dapat menyimak dengan baik apa yang dibacanya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya PTK
tersebut.
Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning adalah suatu metode pembelajaran atau
strategi dalambelajardanmengajaryangmenekankanpadasikapatauperilakubersamadalam
bekerjadengankatalainpembelajarandilakukandenganmembuatsejumlahkelompokdengan
jumlahpesertadidik2-5 anak yang bertujuanuntuksalingmemotivasi antaranggotanyauntuk
saling membantu agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:
Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalumenggantungkanpada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
Pembelajarankooperatifdapatmengembangkankemampuanmengungkapkanideatau
gagasan dengankata-katasecara verbal danmembandingkannyadenganide-ide orang
lain.
Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasan serta menerima segala perbedaan.
12. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social.
Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan member
rangsangan untuk berpikir.
b. Jawaban:
Dari keseluruhanhasilpenelitianperbaikanpembelajaran yangdilakukanpakDeni, makadapat
disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode cooperative learning dapat meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran
2. Penggunaan metode cooperative learning dapat meningkatkan aktivitas siswa
3. Penggunaan metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Berdasarkan simpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan metode
cooperative learning maka peneliti memiliki beberapa saran tindak lanjut, yaitu berupa :
1. Pemilihan dan penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
berkontribusipositifdalamperbaikanpembelajaran,karenaitudisarankankepadateman
sejawat agar senantiasa untuk melakukan perbaikan setiap pembelajaran, misalnya :
penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
2. Menerapkan metode demonstrasi pada kegiatan pembelajaran yang lain.
3. Disarankan guru berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas.