tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PJJ
1.
2. MD2
Pelatihan Jarak Jauh (LJJ)
Pusdiklat Aparatur, Badan PPSDM Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
MONITORIN DAN EVALUASI
PROSES PJJ
3. 2
elatihan jarak jauh merupakan suatu proses. oleh
karena itu sebagai suatu proses, perlu dipantau dan
dievaluasi secara berkelanjutan. Proses pembelajaran
merupakan salah satu isu penting yang perlu dimon-
itor dan dievaluasi sehingga hasilnya dapat dijadikan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan bagi program
pelatihan jarak jauh yang sedang diselenggarakan.
Sehubungan dengan hal tersebut, tutor dan admin pelati-
han jarak jauh perlu memiliki pengetahuan dan keterampi-
lan dalam melaksanakan monitoring dan
evaluasi, khususnya untuk
proses pembelajaran
dalam pelatihan ja-
rak jauh ini. Modul
inti 6 ini akan mem-
berikan penjelasan
yang rinci tentang
apa, mengapa dan
bagaimana melaku-
kan monitoring dan
evaluasi tersebut.
Oleh karena itu Anda
akan diajak untuk mengkaji dan menerapkan lebih dalam
tentang: 1) proses pembelajaran pelatihan jarak jauh; 2)
monitoring dan evaluasi proses pembelajaran pelatihan ja-
P
sDeskripsi
ingkat
4. 3
rak jauh; dan 3) kriteria melakukan evaluasi proses pembela-
jaran pelatihan jarak jauh.
Untuk mempermudah memahami modul ini, sebaiknya Anda
mulai dari kegiatan belajar 1 baru diteruskan ke kegiatan be-
lajar 2 dan diakhiri dengan kegiatan belajar 3. Jangan lupa
untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Selamat
mencoba. Semoga dan pasti bermanfaat untuk Anda dan
pelatihan jarak jauh yang akan kita laksanakan bersama.
5. 4
iDaftar
si
Deskripsi Singkat 2
Daftar Isi 4
Kegiatan Belajar 1: Standar Proses Pembelajaran
Pelatihan Jarak Jauh Kesehatan 8
Tujuan Pembelajaran 9
Uraian Materi 9
Rangkuman 14
Kegiatan Belajar 2: Konsep Monitoring dan Eval-
uasi pada Aktivitas Pembelajaran Jarak Jauh 16
Tujuan Pembelajaran 17
Uraian Materi 18
Rangkuman 24
Kegiatan Belajar 3: Kriteria Evaluasi Pembelaja-
ran Pelatihan Jarak Jauh Kesehatan 25
7. 6
PLangkahroses Pembelajaran
Untuk memperlancar proses pembelajaran, disusunlah lang-
kah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1
1. Kegiatan Fasilitator
Kegiatan bina suasana dikelas
a. Memperkenalkan diri
b. Menyampaikan ruang lingkup bahasan
c. Menggali pendapat pembelajar tentang Konsep Moni-
toring Pada Aktivitas Pembelajaran Jarak Jauh
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Pengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap pen-
ting
Langkah 2
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan A, B, C dan D
b. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
c. Memberikan kesempatan kepada peserta latih untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
8. 7
d. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang di-
mengerti
Langkah 3
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyimpulkan semua bahan yang sudah disampaikan
b. Membahas hasil kerja peserta secara bersama-sama
dan memberikan masukan
2. Kegiatan Peserta
a. Merangkum semua pokok bahasan yang telah disam-
paikan
Daftar Isi
10. 9
PTujuanembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Anda akan
mampu menjelaskan standar proses pembelajaran pela-
tihan jarak jauh kesehatan.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Anda akan
dapat:
1. Menjelaskan seting belajar dalam pelatihan jarak jauh
kesehatan
2. Menjelaskan strategi pembelajaran dalam pelatihan
jarak jauh kesehatan
Pokok-pokok Materi:
1. Seting belajar dalam pelatihan jarak jauh
2. Strategi pembelajaran dalam pelatihan jarak jauh kes-
ehatan
Uraian Materi:
Seting Belajar dalam Pelatihan Jarak Jauh
Proses pembelajaran dalam pelatihan jarak jauh Pusdiklat
Aparatur Kemkes terjadi dalam dua seting belajar, yaitu
belajar secara sinkronous dan belajar secara asinkronous.
Masing-masing seting belajar tersebut terbagi kedalam dua
kategori seperti terlihat dalam kuadran berikut:
Uraian Materi
11. 10
Diadaptasi dari Noord dalam Staley 2007 oleh Uwes A. Chaeruman, 2013
Mengacu pada diagram di atas, terlihat jelas bahwa ter-
dapat empat kuadran seting belajar sebagai berikut:
1. Sinkronous langsung (live synchronous); suatu kondi-
si dimana belajar terjadi pada waktu dan tempat ber-
samaan. Dilihat dari dimensi tempat dan waktu terjadi
pada saat bersamaan. Seting belajar seperti ini terjadi
dalam pembelajaran konvensional, dimana antara pe-
serta belajar dengan guru/dosen/tutor berada pada
tempat yang sama dan waktu yang sama, belajar dida-
lam kelas. Contoh metode pembelajaran yang terjadi
dalam konteks ini adalah cerama, diskusi kelompok,
praktek laboratorium, karyawisata, dan lain-lain.
2. Sinkronous Maya (virtual synchronous); suatu kondi-
si dimana belajar terjadi pada waktu bersamaan (real
time) di tempat yang berbeda-beda satu sama lain.
Dalam konteks ini, belajar terjadi dalam dimensi wak-
12. 11
tu yang sama, tapi dimensi ruang/tempat yang berbe-
da-beda satu sama lain. Contoh metode pembelajaran
yang terjadi dalam konteks ini adalah presentasi, di-
skusi, demonstrasi, tutorial dan lain-lain menggunakan
teknologi dan tool komunikasi seperti telewicara sep-
erti video-conference, audio-conference, atau mungkin
chatting (text-based conference).
3. Asinkronous Mandiri (Self-paced Asynchronous);
suatu kondisi dimana belajar terjadi secara mandiri,
kapan saja di mana saja sesuai dengan kondisi dan ke-
cepatan belajarnya masing-masing. Dalam konteks ini,
belajar terjadi tanpa terikat dengan waktu dan tempat.
Sifatnya lebih terbuka dan luwes melalui metode belajar
mandiri. Agar terjadi belajar mandiri, peserta belajar di-
fasilitasi dengan bahan ajar digital yang dikenal dengan
istilah learning object dalam beragam format media baik
yang berbasis teks, audio, video, animasi, simulasi, per-
mainan ataupun kombinasi dari semua itu (hypermedia).
4. Asinkronous Kolaboratif (Colaborative Asynchro-
nous); suatu kondisi dimana belajar terjadi kapan saja
dan di mana saja melalui kolaborasi antara dua orang
atau lebih. Contoh metode pembelajaran yang terjadi
dalam konteks ini adalah metode diskusi, tutorial dan
tanya jawab melalui forum diskusi online, metode pe-
mecahan masalah dan pembelajaran kolaboratif melalui
penugasan online (online assignment).
Standar Proses Pembelajaran dalam Pelatihan Jarak Jauh
Kesehatan
Mengacu pada konsep di atas, maka standar proses pem-
belajaran pelatihan jarak jauh Pusdiklat Aparatur adalah
seperti digambarkan sebagai berikut:
13. 12
Berikut adalah penjelasan strategi pembelajaran tersebut di
atas:
1. Tahap mempelajari (learning); dapat dicapai dalam set-
ing asinkornous mandiri dengan cara menyediakan ba-
han belajar digital (teks, audio, video, animasi) kepada
para peserta diklat agar mereka dapat mempelajarinya
kapan saja dan dimana saja secara online maupun of-
fline;
2. Tahap mendalami (deepening); tahap ini dapat dica-
pai dengan cara: 1) asinkronous kolaboratif melalui
forum diskusi; 2) sinkronous maya melalui audio-con-
ference, video conference atau chatting; dan 3) sinkro-
nous langsung melalui demonstrasi, praktek dan diskusi
langsung dalam kelas.
3. Tahap menerapkan (applying); tahap ini dapat dicapai
dengan cara: 1) asinkronous kolaboratif melalui pem-
berian penugasan secara online; dan 2) sinkronous
langsung melalui metode praktek langsung, orientasi
14. 13
lapangan dan lain-lain.
4. Tahap mengukur keberhasilan (measuring); tahap ini
dapat dicapai dengan cara 1) asinkronous mandi-
ri melalui mengerjakan tes online; dan 2) sinkronous
langsung melalui uji praktek atau uji kompetensi
langsung.
Dalam pelatihan jarak jauh Pusdiklat Aparatur, setiap taha-
pan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Tahap mempelajari; dilakukan dengan cara menye-
diakan bahan belajar secara online dalam berbagai ben-
tuk (doc, pdf, ppt, video, dan lain-lain) yang diunggah
sedemikian rupa kedalam suatu situs dengan platform
learning management tertentu yaitu MOODLE.
2. Tahap mendalami; dilakukan dengan cara mewajibkan
peserta untuk ikut berpartisipasi dalam forum disku-
si online. Metode ceramah, diskusi dan demonstrasi
melalui video conference belum diterapkan. Tapi, disku-
si secara situasional dengan tutor dapat dilakukan seti-
ap saat melalui fasilitas chatting.
3. Tahap Mendalami; dilakukan dengan mewajibkan pe-
serta mengerjakan tugas secara online (online assign-
ment). Mendalami secara nyata, dilakukan dalam pelati-
han tahap 2 (pelatihan intensif) yang menuntut peserta
Diklat mengikuti pelatihan secara reidensial seperti
pelatihan regular. Hanya saja lebih ditekankan pada
praktek dan pemecahan masalah.
4. Tahap Mengukur keberhasilan belajar; dilakukan den-
gan tes online tapi onsite. Artinya ujian dilakukan secara
online ditempat yang telah ditentukan dengan penga-
was yang telah ditentukan.
15. 14
&Rangkuman
Penugasan
RANGKUMAN
1. Pembelajaran dalam pelatihan jarak jauh terjadi dalam
dua seting belajar, yaitu belajar secara sinkronous dan
asinkronous.
2. Belajar secara sinkronous, dapat terjadi dalam dua set-
ing, yaitu sinkronous langsung (seperti praktek lab, di-
iskusi dan cerama dalam kelas, demonstrasi langsung,
dll), dan sinkronous maya (seperti audio conference,
video conference dan chatting)
3. Belajar secara asinkronous dapat terjadi dalam dua kat-
egori yaitu asinkronous mandiri (belajar kapan saja di
mana saja sesuai dengan kecepatan belajarnya sendi-
ri), dan asinkronous kolaboratif (belajar kapan saja, di
mana saja bersama orang lain).
4. Standar proses pembelajaran pelatihan jarak jauh kes-
ehatan terbagi dalam empat siklus, yaitu: 1) mempe-
lajari dengan cara memberikan aneka ragam bahan
belajar digital kepada peserta diklat agar dapat dipe-
lajari secara asinkronous mandiri; 2) mendalami den-
gan cara mewajibkan peserta mengikuti forum diskusi
16. 15
online (asinkronous kolaboratif), chatting (sinkronous
maya); dan praktek serta orientasi lapangan langsung
(sinkronous langsung); 3) menerapkan dengan cara
memberikan penugasan online (asinkronous kolabora-
tif) dan praktek langsung (sinkronous langsung); dan
4) mengukur keberhasilan belajar dengan melalui tes
online tapi onsite (asinkronous mandiri).
18. 17
PTujuanembelajaran
Uraian Materi
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda akan
mampu menjelaskan monitoring dan evaluasi dalam
konteks proses pembelajaran jarak jauh.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda akan
dapat:
1. membedakan konsep evaluasi dan monitoring den-
gan baik
2. menjelaskan proses pembelajaran dalam pelatihan
jarak jauh
3. menjelaskan konsep evaluasi proses pembelajaran ja-
rak jauh
4. menjelaskan konsep monitoring proses pembelajaran
jarak jauh
Pokok-pokok Materi:
1. perbedaan evaluasi dan monitoring
2. proses pembelajaran dalam pelatihan jarak jauh
19. 18
3. evaluasi proses pembelajaran jarak jauh
4. monitoring proses pembelajaran jarak jauh
Uraian Materi:
Evaluasi dan Monitoring: Serupa Tapi Tak Sama
Monitoring dan evaluasi, merupakan dua istilah yang sering
kita dengar. Antara keduanya selalu berdampingan. Sehingga
sering disebut MONEV yang merupakan singkatan dari mon-
itoring dan evaluasi.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan monitoring?
Monitoring secara umum adalah proses pengumpulan data
dan informasi selama suatu program/proyek sedang berjalan
(Civicus World Alianze for Citizen Participation). Dengan de-
mikian, monitoring dilakukan pada saat suatu proyek/pro-
gram berjalan. Dengan tujuan untuk memastikan agar suatu
program/proyek berjalan sesuai dengan apa yang telah diren-
canakan atau ditetapkan. Ketika menemukan sesuatu yang
menyimpang dari apa yang telah direncanakan maka dapat
segera dilakukan penyesuaian (adjustment). Monitoring lebih
menekankan pada proses implementasi sesuai perencanaan
daripada pada hasil atau dampak dari sesuatu yang telah
direncanakan atau dirancang.
Sebagai contoh, proses pembelajaran dalam pelatihan jarak
jauh telah direncanakan dan dirancang terjadi secara sinkro-
nous dan asinkronous dengan prosedur, langkah, dan aturan
“Monitoring dilaksanakan terha-
dap sesuatu proses yang sedang
berjalan”
20. 19
main tertentu (UNODC). Monitoring dilakukan untuk memon-
itor (memantau) apakah proses pembelajaran tersebut sudah
sesuai atau tidak sesuai dengan prosedur, langkah dan atau
aturan main yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika tidak se-
suai, maka akan segera dilakukan tindakan (immediate inter-
vention/treatment) yang relevan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan evaluasi?
Evaluasi adalah upaya sistematis untuk mengumpulkan infor-
masi tentang pencapaian keberhasilan terhadap suatu tujuan,
rencana atau sasaran tertentu yang telah ditetapkan (Civicus
World Alianze for Citizen Participation). Sama seperti moni-
toring, evaluasi dapat dilakukan untuk suatu aktivitas, proyek,
program dan lain-lain, baik yang sedang berjalan atau yang
telah dilaksanakan (hasil).
Oleh karena itu, salah satu syarat melakukan monitoring dan
evaluasi adalah adanya indikator atau parameter tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Indikator adalah suatu
variable baik kualitatif atau kuantitatif yang memungkink-
an perubahan yang terjadi akibat dari oleh intervensi secara
relatif sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Indikator
memeberikan lndasan yang cukup rasional dan reliable un-
tuk mengukur dan menilai kesesuaian atau ketidak sesuaian
terhadap program yang telah direncanakan atau ditetapkan.
Sehingga dapat memberikan dasar pengambilan keputusan
terhadap aktivitas tersebut.
Dalam monitoring, keputusan yang diambil berdasarkan in-
“Evaluasi dilaksanakan terh-
adap sesuatu aktivitas yang
sedang dan atau telah ber-
jalan”
21. 20
formasi hasil monitoring selalu bersifat formatif. Artinya,
keputusan yang dibuat adalah untuk melakukan interven-
si perbaikan segera terhadap temuan ketidaksesuaian, atau
peningkatan segera terhadap temuan yang sudah sesuai den-
gan indikator/parameter standar. Berbeda dengan evaluasi,
keputusan yang diambil berdasarkan informasi hasil evalua-
si dapat bersifat formatif (untuk keperluan perbaikan), tapi
dapat pula bersifat sumatif (untuk menentukan kelayakan,
lulus atau tidak lulus, berdasarkan indicator/parameter yang
telah ditetapkan.
Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran Pelatihan
Jarak Jauh Kesehatan
Dengan melihat proses pembelajaran seperti dijelaskan di
atas, maka pertanyaan kita adalah, “apa yang akan dimon-
toring dan dievaluasi?” Maka jawabnya terbagi kedalam dua
kategori sebagai berikut.
Pertama, jelas bahwa yang akan dimonitor (dipantau) adalah
proses pembelajaran yang meliputi:
1. Bagaimana peserta diklat memperoleh dan mempelajari
materi pelatihan jarak jauh? Fokus monitoring akan leb-
ih menekankan pada kemudahan peserta diklat mem-
peroleh akses terhadap berbagai jenis dan ragam bah-
an belajar digital yang telah disiapkan dan diunggah ke
LMS.
2. Bagaimana proses mendalami, khususnya melalui forum
diskusi online dan chatting terjadi? Fokus monitoring
akan lebih menekankan pada interaksi antara tutor den-
gan peserta diklat dalam melakukan diskusi secara on-
line. Hal-hal yang akan dijadikan parameter antara lain
adalah 1) frekuensi interaksi antara tutor dengan peserta
diklat; 2) intensitas feedback yang diberikan tutor kepa-
22. 21
da peserta diklat dan 3) ragam isu diskusi yang dilem-
parkan baik oleh tutor maupun peserta diklat.
3. Bagaimana proses menerapkan, khususnya melalui
penugasan online terjadi? Fokus monitoring akan lebih
menekankan pada interaksi antara tutor dengan peser-
ta diklat dalam melaksanakan aktifitas pengerjaan tugas
online tersebut. Hal-hal yang akan dijadikan parameter
antara lain adalah 1) frekuensi interaksi antara tutor den-
gan peserta diklat; 2) intensitas feedback yang diberikan
tutor kepada peserta diklat dan 3) ragam isu tugas yang
diberikan oleh tutor.
4. Bagaimana proses tes online terjadi? Fokus monitoring
akan lebih menekankan pada kemudaha peserta diklat
dalam melakukan tes online.
Kedua, yang dimaksud evaluasi disini adalah evaluasi hasil be-
lajar. Pertanyaan yang harus dijawab adalah: 1) unsur-unsur
apa sajakah yang dievaluasi untuk menentukan keberhasi-
lan belajar peserta diklat? 2) bagaimana evaluasi hasil belajar
pada setiap unsur tersebut dilakukan?
Keberhasilan peserta diklat dinilai dari tiga unsur penilaian se-
bagai berikut:
1. Forum Diskusi; keterlibatan peserta diklat dalam forum
diskusi online akan dijadikan sebagai salah satu unsur
penilaian. Oleh karena itu, setelah terjadi interaksi dan
umpan balik yang cukup, tutor diwajibkan memberikan
nilai terhadap argument diskusi yang telah diberikan pe-
serta diklat.
2. Penugasan Online; tugas yang telah dikerjakan, dikum-
23. 22
pulkan secara online dan dinilai oleh tutor dijadikan se-
bagai salah satu unsur penilaian.
3. Test online; skor nilai peserta dalam mengerjakan tes di-
jadikan sebagai salah satu unur penilaian.
Pembobotan Penilaian
Bobot penilaian hasil belajar sebenarnya tergantung pada
keputusan penyelenggara pelatihan jarak jauh, dalam hal ini
adalah Pusdiklat Aparatur. Namun, secara garis besar pembo-
botan nilai dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:
• Bobot penilaian pelatihan online; dan
• Bobot penilaian pelatihan konvensional intensif
Bobot penilaian untuk keduanya bias bervariasi, tergantung
keputusan dan kebijakan penyelenggara. Sebagai contoh,
misalnya adalah sebagai berikut:
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Pelatihan Online
(40%) berbanding
Pelatihan konven-
sional (60%)
Pelatihan Online
(30%) berbanding
Pelatihan konven-
sional (70%)
Pelatihan Online
(50%) berbanding
Pelatihan konven-
sional (50%)
Keduanya dapat disimulasikan sebagai berikut.
1. Pembobotan Penilaian Pelatihan Online
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa unsur-unsur eval-
uasi dari kegiatan belajar online terdiri dari: 1) forum di-
skusi online; 2) penugasan online; dan 3) tes online. Keti-
ganya dapat diberikan pembobotan seperti berikut:
24. 23
Alternatif 1 Alternatif 2
Forum diskusi (40%),
Penugasan online (40%),
dan tes online (20%)
Forum diskusi (30%), Penu-
gasan online (40%), dan
tes online (30%)
2. Pembobotan Penilaian Pelatihan Konvensional
Pelatihan konvensional, seperti biasa unsur yang dinilai
meliputi kehadiran dan nilai uji unjuk kerja atau uji kom-
petensi. Dalam hal ini, bobot penilaian untuk kehadiran
biasanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bobot
nilai untuk hasil unjuk kerja. Bila perlu portfolio dijadikan
sebagai unsur penilaian. Sehingga pembobotan nilai
dapat disimulasikan sebagai berikut:
Alternatif 1 Alternatif 2
Kehadiran (20%), Uji Unjuk
Kerja (40%), dan Portfolio
(40%)
Kehadiran (30%), Uji Unjuk
Kerja (30%), dan Portfolio
(40%)
25. 24
&Rangkuman
Penugasan
RANGKUMAN
1. Evaluasi dan monitoring, serupa tapi tak sama. Moni-
toring terjadi selama peristiwa sedang berlangsung.
Sedangkan evaluasi dapat terjadi ketika sedang ber-
langsung maupun sudah berkahir. Hasil monitoring
dapat dijadikan sebagai data evaluasi.
2. Baik evaluasi dan monitoring mengacu pada parameter
parameter tertentu yang telah ditentukan.
3. Monev proses pembelajaran pelatihan jarak jauh meli-
puti monev terhadap pelaksanaan: 1) proses mempe-
lajari materi; 2) proses forum diskusi online; 3) proses
penugasan online dan 4) proses tes online.
4. Pembobotan penilaian akan sangat tergantung dari ke-
bijakan penyelenggara paltihan itu sendiri.
27. 26
PTujuanembelajaran
Uraian Materi
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, Anda akan
mampu menjelaskan kriteria evaluasi hasil belajar untuk
pelatihan jarak jauh kesehatan.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, Anda akan
dapat:
1. Menjelaskan kriteria menyusun tes online dengan
baik
2. Menjelaskan kriteria menyusun forum diskusi online
dengan baik
3. Menjelaskan kriteria menyusun penugasan online
dengan baik
Pokok-pokok Materi:
1. Kriteria Menyusun Tes Online
2. Kriteria Menyusun Forum Diskusi
3. Kriteria Menyusun Penugasan online
28. 27
Uraian Materi:
Seperti telah dijelaskan dalam kegiatan belajar sebelumnya,
bahwa unsur penilaian hasil belajar terdiri dari tes online,
forum diskusi online dan penugasan online. Oleh karena
itu, keberhasilan belajar peserta diklat akan sangat tergan-
tung pada kualitas dari ketiga hal tersebut.
Kriteria Menyusun Tes Online
Bagaimanakan kriteria tes online yang baik itu? Pertama,
jenis tes yang akan digunakan dalam pelatihan jarak jauh
ini adalah tes obyektif jenis pilihan ganda. Itu yang telah
disepakati bersama. Kriteria menulis tes pilihan ganda yang
baik, sebenarnya cukup banyak sekali. Namun, khusus un-
tuk pelatihan jarak jauh ini, kriteria yang digunakan cukup
sederhana yaitu sebagai berikut:
1. Stimulus; dalam menulis tes online, dianjurkan agar
menggunakan stimulus baik berupa kasus, table, dia-
gram, dan lain-lain.
2. Stem (pokok soal); dalam menulis tes wajib menuliskan
pokok soal dengan jelas, singkat, dengan menggunakan
ejaan bahasa yang baik dan benar (EYD).
3. Opsi (pilihan jawaban); dalam menulis tes wajib mencan-
tumkan minimal empat opsimaksimal lima opsi. Dalam
opsi tersebut, harus hanya ada satu jawaban yang be-
nar. Di sisi lain, pilihan jawaban yang disediakan tersebut
harus homogeny. Sehingga pengecoh (pilihan jawaban
yang salah) berfungsi dengan baik.
Coba kita perhatikan contoh tes berikut:
Siapakah mantan pelatih sepak bola nasional yang pernah
di pecat oleh PSSI?
a. Elyas Pical
b. Elfira Rosa Nasution
29. 28
c. Alfred Riedl
d. Rahmad Darmawan
e. Rudi Hartono
Perhatikan opsi diatas. Walapun kelimanya olah ragawan,
tapi opsi tersebut tidak homogeny. Karena diluar jawaban
yang benar (Alfred Riedl), semuanya bukan mantan pelatih
sepak bola. Sebaiknya keempat-empatnya adalah pelatih
sepak bola yang lain selain Alfred Riedl.
Mari kita lihat contoh tes pilihan ganda yang lebih baik se-
bagai berikut:
Kami yakin, Anda dapat membuat soal pilihan ganda untuk
tes online sebaik, bahkan lebih baik dari conttoh di atas!
Kriteria Menyusun Bahan Diskusi Online
Salah satu unsur penilaian lain adalah forum disksusi online.
Oleh karena itu, dalam pelatihan jarak jauh, kualitas bahan
diskusi online menjadi sangat penting untuk menentukan
keberhasilan belajar dari pelatihan tersebut. Seperti apakah
bahan diskusi yang baik itu? Mari kita lihat satu persatu.
Kriteria bahan diskusi yang baik, secara umum adalah se-
30. 29
bagai berikut:
1. Relevan; dalam hal ini relevan dengan rumusan kompe-
tensi yang harus dicapai. Oleh karena itu, harus merujuk
pada capaian kompetensi yang diinginkan dicapai.
2. Kontekstual; diangkat dari permasalahan ril, kontem-
porer dan sesuai dengan konteks pekerjaan peserta
diklat yang bersangkutan.
3. Argumentatif; artinya isu yang didiskusikan memang
layak didiskusikan sehingga tidak ada satu jawaban
yang paling baik atau benar.
4. Menantang; isu yang didiskusikan harus menarik dan
menuntut untuk berpikir, memberikan ide, solusi dan
lain-lain.
Seperti apakah contohnya? Pada dasarnya ada tiga kategori
diskusi, yaitu: 1) konvergen; 2) divergen; dan 3) evaluative.
Mari kita lihat satu per satu.
1. Diskusi Konvergen
Bahan diskusi yang bersifat konvergen adalah bahan di-
skusi yang memungkinkan peserta diklat menarik kes-
impulan atas suatu isu diskusi tertentu. Diskusi seperti
ini biasanya diawali oleh kata tanya mengapa dan atau
bagaimana? Perhatikan contoh berikut:
• Mengapa ketika Akademi Fantasi Indonesia di Indo-
siar memperoleh rating tinggi, satisun TV TPI mem-
buat program KDI, disebut sebagai topologi bench-
marking, dalam organisasi belajar? Jelaskan beserta
alasannya.
• Ketika kasus demam berdarah meningkat di suatu
perkampungan suku baduy, bagaimana langkah ad-
vokasi yang tepat dilakukan oleh seorang penyuluh
kesehatan kepada kepala suku?
31. 30
2. Diskusi Divergen
Bahan diskusi yang bersifat divergen adalah bahan di-
skusi yang memungkinkan peserta diklat memberikan
solusi, ide terhadap isu diskusi tertentu. Diskusi yang
bersifat divergen biasanya diawali dengan kata tanya
“bayangkan”, “jika …. maka …”, “bagaimana jika …”dan
lain-lain. Perhatikan contoh berikut:
• Jika terjadi penolakan karena alasan norma dan ag-
ama, kemungkinan langkah alternatif advokasi apa
yang bisa dilakukan untuk menyadarkan isu Keluar-
ga Berencana di wilayah XWYZ?.
• Seandainya, permasalahan epidemik kolera di
wilayah XWYZ dibiarkan dalam satu bulan dari saat
epidemi tersebut muncul, apa yang akan terjadi?
Jelaskan prediksi Anda dengan alasan yang logis!
3. Diskusi Evaluatif
Bahan diskusi yang bersifat evaluative adalah bahan di-
skusi yang menuntut peserta diklat untuk melakukan
penilaian, memberikan opini dan atau justifikasi terh-
adap suatu isu diskusi tertentu. Bahan diskusi seperti
ini, biasanya diawali dengan kata tanya “bagaimana
menurut Anda?”, “äpa pendapat Anda”, “bagaimana pe-
nilaian Anda”, dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut:
• Seorang penyuluh melakukan strategi advokasi sebb:
………………………….. ……… ….. ….. Bagaimana pendapat
Anda terhadap strategi advokasi tersebut? Jelaskan
beserta alasannya!
• Seorang konselor, melakukan konseling terhadap
seorang klien seperti pada video berikut: Bagaimana
penilaian Anda terhadap upaya mendengar aktif dari
seorang konselor tersebut? Berikan alasannya!
32. 31
Kriteria Menyusun Bahan Penugasan Online
Terakhir, salah satu unsur penilaian hasil belajar peserta
diklat jarak jauh didasarkan pada hasil pengerjaan terha-
dap tugas yang diberikan, dikumpulkan dan dinilai secara
online. Tentu saja, penugasan online sebaiknya memenuhi
kriteria tugas yang baik. Berikut adalah beberapa kriteria
tugas yang baik:
• Relevan; dalam hal ini relevan dengan rumusan kom-
petensi yang harus dicapai. Oleh karena itu, tugas yang
diberikan harus merujuk pada capaian kompetensi yang
diinginkan dicapai.
• Kontekstual; diangkat dari permasalahan ril, kontempo-
rer dan sesuai dengan konteks pekerjaan peserta diklat
yang bersangkutan.
• Dapat dicapai; artinya dengan memperhatikan karak-
teristik materi dan karakteristik peserta diklat, tugas
yang diberikan memungkinkan dapat diselesaikan oleh
peserta diklat.
• Menantang; isu yang didiskusikan harus menarik dan
menuntut untuk berpikir, memberikan ide, solusi dan
lain-lain.
• Berorientasi produk; artinya tugas yang diberikan ha-
rus menghasilkan suatu karya baik berupa artikel, essay,
opini, rencana strategis, laporan, dan lain-lain atau bah-
kan bentuk produk fisik lainnya.
• Rubrik; artinya ketika tugas diberikan, aspek-aspek pe-
nilaian dari tugas tersebut wajib diberitahukan kepada
peserta dalam bentuk rubric berikut bobot atau persen-
tase penilaiannya.
Mari kita lihat contoh tugas berikut ini:
Di wilayah Baduy, dalam dua minggu terakhir,tercatat
telah terjadi sakit kolera terhadap 15 orang warga di lima
33. 32
wilayah jaro. Dengan berbagai alasan, warga tidak mem-
bawa warga tersebut ke Puskesmas atau rumah sakitter-
dekat. Berdasarkan kasus tersebut, buatlah strategi ad-
vokasi yang tepat dengan mempertimbangkan tata nilai
dan norma, adat, serta religi suku baduy tersebut.
Penilaian akan dilihat dari beberapa aspek sebagai
berikut:
Aspek Penilaian Bobot
Analisis Konteks (social, budaya, agama) 30%
Kesesuaian pemilihan teknik advokasi den-
gan hasil analisis konteks
20%
Strategi penerapan teknik advokasi yang
dipilih
20%
Kesesuaian pemilihan media dan narasum-
ber dengan teknik advokasi
20%
Sistematika rencana strategis advokasi 10%
Dalam contoh tersebut, sudah cukup jelas kasus yang
diberikan. Juga, jelas apa yang harus dilakukan oleh peser-
ta diklat. Akan lebih baik jika diberikan deadline dan lang-
kah-langkah pengerjaan tugas tersebut. Lebih penting lagi,
dalam tugas tersebut jelas aspek yang akan dinilai. Sehing-
ga tugas tersebut lebih “fair”baik bagi tutor maupun peser-
ta diklat
34. 33
&Rangkuman
Penugasan
RANGKUMAN
1. Evaluasi pembelajaran dalam pelatihan jarak jauh dilihat
dari hasil tes online, diskusi online dan tugas online.
2. Tes yang digunakan dalam pelatihan jarak jauh keseha-
tan adalah tes obyektif jenis pilihan ganda.
3. Kriteria tes pilihan ganda yang baik adalah minimal
memiliki duan unsur dari tiga kriteria, yaitu memiliki:
1) stem (pokok soal); dan 2) opsi (pilihan jawaban). Al-
angkah baiknya soal tersebut dilengkapi dengan stimu-
lus yang dapat berupa kasus, table, diagram, grafik dan
lain lain.
4. Opsi, harus hanya memiliki satu jawaban yang benar.
Pengecoh (jawaban yang salah), harus homogeny, seh-
ingga pengecoh tersebut berfungsi dengan baik.
5. Bahan diskusi online harus relevan dengan kompetensi,
kontekstual, argumentative dan menantang.
6. Bahan diskusi online dapat bersifat konvergen, divergen
dan evaluative.
7. Bahan penugasan online harus memenuhi kriteria: 1) rel-
35. 34
evan; 2) kontekstual; 3)dapat dicapai; 4) menantang; 5)
berorientasi produk; dan 6) memiliki rubrik penilaian.
PENUGASAN
Pilihlah salah satu mata diklat tertentu, kemudian kerjakan-
lah beberapa tugas sebagai berikut:
1. Buatlah min lima item soal pilihan ganda yang baik.
2. Buatlah satu bahan diskusi yang baik berdasarkan krite-
ria yang tersebut dalam modul ini.
3. Buatlah satu penugasan yang baik berdasarkan kritria
yang tersebut dalam modul ini.