1. Dokumen tersebut membahas dua metode pembelajaran yaitu metode kerja kelompok dan metode demonstrasi. Metode kerja kelompok melibatkan siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan metode demonstrasi menampilkan proses suatu peristiwa agar siswa dapat memahaminya secara langsung.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan
faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor
guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode
mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi
menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang
“kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan
guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai
teknik pelaksanaannya.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada
metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam
situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa
metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti
metode kerja kelompok dan demonstrasi.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki
kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda
bila dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah
terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan
metode kerja kelompok.
a. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik
sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.
Selain itu, kerja kelompok juga ditandai oleh (1) Adanya tugas bersama, (2) Pembagian
tugas dalam kelompok, dan (3) Adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam
penyelesaian tugas kelompok.
b. Tujuan Pemakaian Metode Kelompok
Metode Kerja Kelompok digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:
1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa,
2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
belajar-mengajar yang diselenggarakan, dan
3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar-mengajar
secara berimbang.
3. 3
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kelompok
1) Segi Kelebihan
a. Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan
kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b. Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak
lebih giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c. Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya
dapat membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka
memenangkan “Kompetisi” antara kelompok.
2) Segi Negatif.
a. Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila
dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.
b. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
c. Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu
dan kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha
kelompok itu akan gagal.
d. Jenis-Jenis Pengelompokkan
Ada berbagai jenis cara pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru,
cara-cara tersebut adalah:
1) Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok
dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
4. 4
2) Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap
siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan
minat masing-masing.
3) Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
a. Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan
dibutuhkan
b. Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila
diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
e. Pelaporan hasil Kerja Kelompok
Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka
berkewajiban untuk melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat
dilakukan secara lisan atau secara tertulis.
f. Penilaian pemakaian metode Kerja Kelompok
Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa
variabel-variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam
pelaksanaan Kelompok merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan
dan kesiapan guru dalam memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan
keberhasilannya.
5. 5
B. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa
atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
b. Tujuan Metode Demonstrasi
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya
dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi
mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
c. Manfaat Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah :
1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
6. 6
d. Kelebihan metode demonstrasi
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian
siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak
kepada yang lainya.
2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang
dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca
atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil
pengamatannya.
5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banysk
6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas
waktu proses demonstrasi.
e. Kekurangan metode demonstrasi
1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati
keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang
terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
7. 7
2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang
alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat
yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan
diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik.
4. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu
didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
7. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan
kesabaran.
8. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang
menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain
dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
2. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.
3. Metode kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai
anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok
yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.
4. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
5. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara engan
cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
8
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum teaching, 2005
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum
Teaching, 2005.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar.html#.
UY9AQF0ercs diakses pada tanggal 12 Mei 2013 Pukul 16.35 WIB.