SlideShare a Scribd company logo
1 of 117
Download to read offline
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2011
Panduan Teknis
Perawatan Bangunan Sekolah
PEMANFAATAN
PEMELIHARAAN
PERAWATAN
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
iii
KATA PENGANTAR
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu satuan
pendidikan formal, perlu merencanakan upaya pemeliharaan
dan peningkatan performansi sarana prasarana secara
berkala sehingga secara kontinyu dapat menunjang proses
pembelajaran.
Bangunan sekolah sebagai salah satu prasarana yang
digunakan oleh pengelola SMA, wajib untuk dimanfaatkan,
dipelihara dan dirawat secara optimal agar dapat tetap laik
fungsi. Sebagaimana ditegaskan kembali dalam UU No. 28
Tahun 2002, pasal 37 ayat (3) yaitu: Pemeliharaan, perawatan,
dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung harus
dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
Pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah di beberapa
daerah, dipengaruhi oleh implementasi otonomi daerah di
masing-masing daerah. Hal ini berpengaruh pada standar
pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah, terkait
dengan kapasitas dan kemampuan dan daya dukung daerah.
Sehingga terdapat kesenjangan dalam sistem pemeliharaan
dan perawatan bangunan sekolah.
Hadirnya Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Sekolah Menengah Atas, merupakan bentuk rekomendasi
bagi para pengelola bangunan SMAdalam merencanakan dan
melaksanakan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
iv
secara tepat dan efisien melalui tata cara dan metodologi yang
sederhana dan mudah dipahami.
Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim
Penyusun Pedoman, yang telah bekerja keras guna hadirnya
dokumen ini. Kiranya menjadi sumbangan konstruktif bagi
kemajuan dan pengembangan Sekolah Menengah Atas di
Indonesia.
Direktur Pembinaan SMA
Totok Suprayitno, Ph.D
NIP. 19601005 198603 1 005
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 	 iii
DAFTAR ISI 	 v
BAGIAN A LATAR BELAKANG	 1
BAGIAN B MAKSUD DAN TUJUAN	 5
BAGIAN C SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN SMA	 7
C.1 Pola Pemeliharaan dan Perawatan	 7
C.2 Organisasi Pelaksana Pemeliharaan dan Perawatan	 10
C.3 Ruang Lingkup Pemeliharaan dan Perawatan	 14
C.4 Pembiayaan Bagi Pemeliharaan dan Perawatan	 16
C.5 Estimasi Biaya dalam Pemeliharaan
dan Perawatan Bangunan	 17
BAGIAN D TINDAK PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGU-
NAN SMA	 23
D.1 Pemeliharaan Komponen Struktur	 23
D.1.1 Pondasi Bangunan	 24
D.1.2 Struktur Bangunan Beton	 25
D.1.3 Struktur Rangka Atap	 27
D.2 Pemeliharaan Komponen Arsitektur	 28
D.2.1 Penutup Atap	 28
D.2.2 Talang Air	 33
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
vi
Perawatan Bangunan
vi
D.2.3 Listplang	 34
D.2.4 Plafon	 35
D.2.5 Dinding	 38
D.2.6 Kusen	 39
D.2.7 Kaca	 42
D.2.8 Penutup Lantai	 43
D.2.9 Pengecatan Dinding Bata	 46
D.2.10 Kunci, Grendel, dan Engsel	 47
D.2.11 Sliding, Rolling, Falding Door	 48
D.2.12 Door Closer	 50
D.3 Pemeliharaan Komponen Utilitas	 51
D.3.1 Sistem Tata Udara (AC)	 51
D.3.2 Kamar Mandi	 53
D.3.3 Floor Drain Kamar Mandi	 54
D.3.4 Saluran Air Bersih dan Penampungan Air Bersih	 55
D.3.5 Saluran Air Kotor	 57
D.3.6 Septic Tank	 58
D.3.7 Sistem Kelistrikan	 59
D.3.8 Alat Pemadam Api Ringan	 64
D.4 Pemeliharaan Komponen Tata Ruang Luar	 65
D.4.1 Pintu Gerbang dan Pagar Sekolah	 66
D.4.2 Jalan Masuk dan Area Parkir	 68
D.4.3 Ruang Jaga	 69
D.4.4 Halaman dan Taman	 70
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
vii
Perawatan Bangunan
vii
D.4.5 Lampu Penerangan Luar	 71
D.4.6 Penampungan Sampah	 71
D.4.7 Saluran Pembuangan	 73
BAGIAN E TINDAK PERAWATAN KOMPONEN
	 BANGUNAN SMA	 75
E.1 Pemeliharaan Komponen Struktur	 75
E.1.1 Pondasi Bangunan	 75
E.1.2 Struktur Bangunan Beton	 80
E.1.3 Struktur Rangka Atap	 83
E.2 Pemeliharaan Komponen Arsitektur	 87
E.2.1 Penutup Atap	 87
E.2.2 Talang Air	 88
E.2.3 Listplang	 89
E.2.4 Plafon	 90
E.2.5 Kusen	 92
E.2.6 Penutup Lantai	 93
E.2.7 Dinding	 96
BAGIAN F PERIODISASI PEMELIHARAAN DAN PER-
AWATAN	 103
F.1Periodisasi Komponen Struktur	 104
F.2 Periodisasi Komponen Arsitektur	 106
F.3 Periodisasi Komponen Utilitas	 107
F.4 Periodisasi Komponen Tata Ruang Luar	 108
DAFTAR PUSTAKA	 109
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
1
BAGIAN A
PENDAHULUAN
A.	 LATAR BELAKANG
Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang
merupakan bagian dari Standar Nasional Pendidikan,
menjadi perhatian setiap satuan pendidikan. Hal ini
sebagaimanadiamanatkandalamUndang-undangNomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 45 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.
Dalam penjelasan lain Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal
1 menyebutkan bahwa: Standar sarana dan prasarana
adalahstandarnasionalpendidikanyangberkaitandengan
kriteriaminimaltentangruangbelajar,tempatberolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,
serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu
satuan pendidikan formal, perlu merencanakan upaya
pemeliharaan dan peningkatan performansi sarana
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
2
prasarana secara berkala sehingga secara kontinyu
dapat menunjang proses pembelajaran. Sarana adalah
perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan
fungsi sekolah. Bangunan sekolah adalah prasarana yang
digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah.
Menteri Pendidikan Nasional dalam Lampiran
PERMEN No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana menjelaskan bahwa bangunan sekolah
khususnya bangunan baru direncanakan agar memiliki
usia layan bangunan minimum 20 tahun. Sedangkan
dalam UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
lebih jauh mensyaratkan usia layan bangunan harus
mencapai 50 tahun. Untuk itu proses pemeliharaan perlu
dilakukan secara terencana, untuk semua komponen
bangunan agar dapat memenuhi usia layan minimum
yang dipersyaratkan.
Dengan telah hadirnya Undang-undang Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, menjelaskan
lebih jauh tentang pentingnya aspek pemeliharaan dan
perwatan bangunan ini. Sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 1, yang menjelaskan diantaranya:
	 Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan
memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala.
	 Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan
bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya
agar selalu laik fungsi.
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
3
	 Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau
mengganti bagian bangunan gedung, komponen,
bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar
bangunan gedung tetap laik fungsi.
Bangunan sekolah sebagai salah satu prasarana
yang digunakan oleh pengelola SMA, wajib untuk
dimanfaatkan, dipelihara dan dirawat secara optimal
agar dapat tetap laik fungsi. Sebagaimana ditegaskan
kembali dalam UU No. 28 Tahun 2002, pasal 37 ayat (3)
yaitu: Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara
berkala pada bangunan gedung harus dilakukan agar
tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
Secara alami apa pun bangunan yang dibuat oleh
manusia,lamakelamaanakanmenjadirusak.Halituterjadi
karena adanya pengaruh beberapa faktor yang secara
perlahan dan bertahap akan mengurangi fungsi bagian-
bagian bangunan, sehingga pada waktunya bangunan
atau bagian bangunan akan mengalami kerusakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan,
antara lain perubahan suhu, tingkat kelembaban udara,
debu dan kotoran, salah penggunaan, serta faktor internal
dari bangunan tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada bangunan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dapat diantisipasi dengan
melakukan upaya pemeliharaan secara rutin dan teratur.
Secara garis besar ada dua jenis aktivitas yang harus
diperhatikan dalam menjaga bangunan SMA agar tetap
laik:
1)	 Pemeliharaan bangunan gedung SMAadalah kegiatan
menjaga keandalan bangunan SMA beserta prasarana
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
4
dan sarananya agar bangunan gedung sekolah selalu
laik fungsi (preventive maintenance). Pemeliharaan
dilakukan secara rutin dan berkala sehingga bangunan
senantiasa dalam keadaan laik fungsi, pemeliharaan
yang tidak dilaksanakan semestinya berpotensi pada
timbulnya kerusakan pada bangunan sehingga perlu
tindakan perawatan bangunan.
2)	 Perawatan bangunan gedung SMA adalah kegiatan
memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan
gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarana agar bangunan gedung
tetap laik fungsi (currative maintenance). Kerusakan
bangunan yang bermuara pada tindakan perawatan
bangunan, dapat berasal dari faktor dalam dan faktor
luar. Faktor dalam adalah tidak berjalannya proses
pemeliharaan secara rutin dan berkala, sedangkan
faktor luar diantaranya perubahan suhu yang ekstrim,
terjadinya bencana alam (misal: gempa, banjir, longsor
dan lain-lain) dan salah penggunaan bangunan
(misal: pembebanan berlebih pada bangunan dan
tidak simetris/merata, beban daya listrik yang hanya
bertumpu pada salah satu jalur kelistrikan, dan lain-
lain)
Hadirnya Panduan Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Sekolah Menengah Atas, merupakan bentuk
rekomendasi bagi para pengelola bangunan SMA dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengelola proses
pemeliharaandanperawatanbangunansecaratepatdanefisien
melalui tata cara dan metodologi yang sederhana dan mudah
dipahami. Panduan akan membedakan langkah pemeliharaan
dan perawatan bangunan SMA pada bagian yang terpisah,
untuk memperjelas lingkup dan langkah tindakan yang perlu
diambil pada komponen bangunan.
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
5
BAGIAN B
MAKSUD DAN TUJUAN
B.	 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Panduan Pemeliharaan
danPerawatanBangunanGedungSMAiniadalahdijadikan
sebagai acuan dalam mengatur dan mengendalikan
penyelenggaraan bangunan gedung SMA dalam rangka
proses pemanfaatan bangunan.
Tujuan umumnya adalah dapat terwujudnya
bangunan gedung SMA sesuai fungsi yang ditetapkan
dan yang memenuhi persyaratan teknis: keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian
lingkungan.
Tujuan khususnya adalah :
1)	 Memperpanjang usia pakai bangunan. Hal itu sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena
untuk perawatan bangunan akan jauh lebih mahal
jika dibandingkan dengan memelihara bagian dari
bangunan tersebut;
2)	 Menjamin bangunan SMA selalu siap dan dalam
kondisi optimal untuk mendukung kegiatan belajar;
Maksud dan Tujuan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
6
3)	 Menjamin keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
orang atau siswa yang menggunakan bangunan SMA
tersebut.
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
7
BAGIAN C
SISTEM PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN BANGUNAN SMA
C.	 SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
BANGUNAN SMA
Sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan
SMA merupakan mekanisme kegiatan yang harus
dikembangkan oleh pengelola SMAdalam memanfaatkan
bangunan. Sistem didukung oleh beberapa aspek sebagai
berikut:
1)	 Pola pemeliharaan dan perawatan;
2)	 Organisasi pelaksana pemeliharaan dan perawatan;
3)	 Ruang lingkup pemeliharaan dan perawatan; dan
4)	 Pembiayaan bagi pemeliharaan dan perawatan.
Aspek-aspek tersebut di atas tidak berdiri sendiri
namun menjadi satu kelengkapan dalam membangun
sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan SMA.
C.1	Pola Pemeliharaan dan Perawatan
Pemeliharaan dan perawatan adalah suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar
bangunan SMA selalu dalam keadaan siap pakai, atau
tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi
bangunan SMA dapat dipakai kembali. Pemeliharaan
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
8
yang dilakukan secara rutin dan berkala, akan
meminimalisir perawatan bangunan dalam jangka
panjang. Panduan ini membagi pemeliharaan dan
perawatan bangunan, sebagaimana diilustrasikan
dalam Gambar C.1
Gambar C.1
Pola Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
1)	 Pemeliharaan bangunan
Pemeliharaan adalah langkah preventif yaitu
tindakan pada bangunan yang dilakukan secara
rutin dan dapat pula pada selang waktu tertentu
dengan beberapa kriteria yang ditentukan
sebelumnya. Pemeliharaan terbagi menjadi:
a.	 Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara
terus-menerus, baik bersifat harian/
mingguan/bulanan, beberapa contoh kegiatan
pemeliharaan rutin diantaranya:
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
9
	Pembersihan lantai ruangan; kusen dan
jendela, atap plafond dan dinding dll.
	Pembersihan kloset, bak mandi, lantai dan
dinding toilet, bak laboratorium dll.
	Pembersihan talang air dan saluran air kotor.
	Pembersihan saluran selokan sekolah.
b.	 Pemeliharaan berkala merupakan langkah
tindakan pada bangunan menurut periodisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya, beberapa
contoh kegiatan diantaranya:
	Perbaikan dan Pengecatan dinding.
	Perbaikan dan pengecatan kusen pintu dan
jendela.
	Penggantian genting atau penutup atap
lainnya.
	Service dan penambahan gas freon pada
unit AC
2)	 Perawatan bangunan
Perawatan merupakan tindak lanjut
terhadap langkah pemeliharaan preventif yang
telah dilakukan, dimana kegiatan perbaikan dan/
atau penggantian bagian bangunan dilakukan
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
10
agar bangunan sekolah tetap laik fungsi. Pola
perawatan yang umum dilaksanakan adalah:
a.	 Rehabilitasi
Memperbaiki beberapa bagian bangunan
yang telah mengalami kerusakan kemudian
untuk dipergunakan kembali sesuai dengan
fungsinya.
b.	 Renovasi
Memperbaiki bangunan yang sebagian telah
rusak berat dengan tetap mempertahankannya
sesuai fungsi semula, dimana perubahan
dalam arsitektur, struktur maupun utilitasnya
bangunan dapat disesuaikan.
Pihak Sekolah dalam pelaksanaan perawatan
bangunan memerlukan masukan dan
rekomendasi dari tim teknis (konsultan) atau
Dinas Teknis, terkait penilaian konstruksi
yang mencakup tingkat kerusakan, teknis dan
metodologi perbaikan, gambar kerja dan estimasi
biaya.
C.2	Organisasi Pelaksana Pemeliharaan dan Perawatan
Organisasi pelaksana pemeliharaan dan
perawatan bangunan SMA, secara struktur berada
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
11
langsung di dalam organisasi sekolah, sebagaimana
dijelaskan dalam Gambar C.2 di bawah ini.
Kepala Sekolah
Wakasek
Kurikulum
Wakasek
Kesiswaan
GURU
Siswa
Wakasek
Sarana/Prasarana
Fungsi Koordinator
Perawatan
Bangunan
WakasekHub.
Kerjasama
Masyarakat
Kepala Tata Usaha
Komite Sekolah
Gambar C.2 Struktur Organisasi SMA
Organisasi pelaksana manajemen bangunan
dipimpin oleh Koordinator pelaksana, yang fungsi
tugasnya dilaksanakan oleh Wakasek Sarana/
Prasarana. Koordinator pelaksana memiliki fungsi,
tugas dan tanggungjawabnya mencakup:
1)	 Menjalankan fungsi umum tugas perawatan
bangunan
a.	 Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
pemeliharaan dan perawatan peralatan/
perlengkapan gedung SMA, instalasi dan utilitas
bangunan.
b.	 Mengadakan inspeksi langsung secara teratur
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
12
ke seluruh ruangan/bangunan untuk memeriksa
peralatan/ perlengkapan bangunan dan instalasi
serta utilitas bangunan.
c.	 Menerapkan sistem pengarsipan yang teratur
untuk seluruh dokumen, surat-surat, buku-
buku manual pengoperasian, pemeliharaan dan
perawatan, serta laporan-laporan yang ada.
d.	 Memelihara dan membina hubungan kerja
internal dan eksternal.
2)	 Menjalankan fungsi tugas keteknikan
a.	 Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi
kegiatan penyelia atau pelaksana yang berada
di bawah kewenangannya.
b.	 Menyusun rencana anggaran operasional.
c.	 Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi
kegiatan pemeliharaan, perawatan dan
perbaikan peralatan/perlengkapan bangunan
dan instalasi serta utilitas bangunan.
d.	 Mengevaluasi dan memberi masukan tentang
penggunaan bahan dan energi serta biaya
operasinal.
e.	 Menyusun dan menyajikan laporan operasional
sesuai dengan tata laksana baku (standard
operation procedure).
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
13
3)	 Menjalankan fungsi tugas tata graha
a.	 Mengkoordinir dan memberi arahan kepada
pelaksana.
b.	 Menyusun rencana anggaran kebersihan.
c.	 Memeriksa kebersihan secara rutin.
d.	 Mengendalikan penggunaan bahan dan
peralatan pembersih.
e.	 Menyusun dan menyajikan laporan operasional
sesuai dengan tata laksana baku (standard
operation procedure).
4)	 Menjalankan fungsi tugas administrasi dan
keuangan
a.	 Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi
kegiatan kerja yang berada di bawah
koordinasinya, agar tercapai efektivitas dan
efisiensi kerja.
b.	 Menyusun rencana kerja dan anggaran
operasional untuk periode tertentu.
c.	 Meneliti laporan dan usulan permintaan alokasi
dana.
d.	 Menyusun dan melaporkan penggunaan dana
operasional.
e.	 Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan
rekomendasi serta mengawasi proses pengadaan
barang dan jasa yang berkaitan dengan realisasi
anggaran.
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
14
f.	 Memeriksa pembelian, pengadaan barang/jasa
serta pengeluaran uang sesuai wewenang yang
ditetapkan.
C.3	Ruang Lingkup Pemeliharaan Bangunan
Ruang lingkup pemeliharaan dalam Panduan
ini diarahkan pada upaya pemeliharaan yang bersifat
preventif terhadap komponen-komponen bangunan
sekolah, yaitu:
1)	 Komponen Struktur
Komponen struktur pada bangunan SMA yang
diperhitungkan:
	Pondasi;
	Struktur utama: Kolom dan balok, Pelat lantai
dan tangga;
	Struktur rangka atap.
2)	 Komponen Arsitektur
Komponen arsitektur yang diperhitungkan:
	Penutup atap, talang air dan lisplang;
	Penutup plafon;
	Dinding bata, kayu, keramik, marmer,
plesteran,
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
15
	Kusen
	Kaca.
	Penutup lantai.
	Pengecatan
	Kunci, gerendel, dan engsel.
	Sliding door, Rolling door, Falding door
	Door Closer
3)	 Komponen Utilitas:
Komponen utilitas yang diperhitungkan:
	Sistem tata udara (AC)
	Kamar mandi dan Floor Drain
	Saluran perpipaan air bersih
	Penampungan air bersih
	Saluran perpipaan air kotor
	Septic Tank
	Sistem kelistrikan
	Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
4)	 Komponen Tata Ruang Luar:
Komponen tata ruang luar yang diperhitungkan:
	Pintu gerbang sekolah dan pagar
	Jalan masuk dan area parkir
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
16
	Ruang jaga
	Halaman dan taman.
	Lampu penerangan luar
	Penampungan sampah.
	Saluran pembuangan atau selokan
C.4	Pembiayaan Bagi Pemeliharaan Bangunan
Biaya bagi kegiatan pemeliharaan dibebankan
kepada anggaran rutin tahunan, yang ditetapkan
dalam Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Sekolah (RAPBS) untuk setiap tahunnya. Adapun
besaran estimasi tahunan bagi pemeliharaan
bangunan dapat diperhitungkan dengan beberapa
pendekatan sebagai berikut:
	 Mengacu pada besaran anggaran pemeliharaan
pada bangunan Negara yaitu minimal sebesar 2%
dari nilai harga bangunan. Nilai harga bangunan
(NHB) diperoleh dari:
NHB = Harga satuan bangunan (Rp/m2) x Luas
bangunan sekolah (m2)
Anggaran ini ditujukan untuk memdukung
pemeliharaan yang bersifat rutin.
	 Mengikuti aturan, kebutuhan dan prioritasi yang
ditetapkan bersama oleh pihak Sekolah dan pihak
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
17
Komite Sekolah, yang ditetapkan dalam RAPBS
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah)
	 Anggaran untuk pemeliharaan bangunan sekolah
ini dapat pula diestimasikan besaran biayanya
berdasarkan bobot komponen bangunan yang
akan diperhitungkan masuk dalam periode
pemeliharaan. Anggaran ini ditujukan bagi
pemeliharaan komponen bangunan yang bersifat
periodik,misalnyapengecatanulang,penggantian
komponen dan lain-lain.
Hasil dari perhitungan anggaran ini dapat
menjadi bahan masukan rencana belanja sekolah
dalam tahun akademik yang berjalan.
C.5	Estimasi Biaya Pemeliharaan Berdasarkan Bobot
Komponen Bangunan
Pemeliharaan bangunan sekolah, tidak terlepas
daribiayapelaksanaanpekerjaanyangharusdisiapkan
dan dianggarkan oleh pihak sekolah selaku pengelola
dan pengguna bangunan. Perhitungan estimasi biaya
pemeliharaan ini dapat diperhitungkan berdasarkan
bobot komponen bangunan yang distandarkan untuk
bangunan Negara seperti yang terlihat pada tabel 5-1
di bawah ini.
Bobot komponen bangunan ini menjelaskan
prosentase biaya konstruksi suatu komponen
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
18
bangunan, terhadap keseluruhan biaya konstruksi
bangunan. Sehingga dengan pendekatan ini dapat
kita perhitungkan, berapa biaya yang diperhitungkan
terkait pemeliharaan pada satu atau beberapa
komponen bangunan. Hal ini dapat memudahkan
dalam perencanaan pemeliharaan dan perawatan,
pihak sekolah dapat menetapkan skala prioritas
perbaikan berdasarkan ketersedian anggaran yang
sudah dialokasikan dalam RAPBS.
Tabel C-1 Bobot Komponen Bangunan
No
Komponen Bangunan yang
diperiksa
Bobot
A FONDASI
A.1 Fondasi 12
B STRUKTUR UTAMA
B.1 Kolom dan Balok 19
B.2 Pelat Lantai dan Tangga 2
C ATAP
C.1 Kuda-kuda 5.5
C.2 Gording dan Lisplang 2
C.3 Penutup Atap 4
D PLAFOND
D.1 Rangka Plafond 4
D.2 Penutup Plafond 4
E DINDING
E.1 Batu bata/ Batako-dinding 7
E.2 Plesteran 3
E.3 Jendela/Kaca 2.5
E.4 Pintu 3
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
19
E.5 Kusen 3
F LANTAI
F.1 Penutup Lantai 10.5
G FINISHING
G.1 Finishing Struktur 1
G.2 Finishing Plafond 3
G.3 Finishing Dinding 2.5
G.4 Finishing Kusen/Daun Pintu 3.5
H UTILITAS
H.1 Instalasi Listrik 4
H.2 Instalasi Air 3
H.3 Sistem Drainasi dan Limbah 1.5
Total 100
Perhitungan estimasi biaya perbaikan dan
perkuatan bangunan sekolah didasari oleh asumsi-
asumsi sebagai berikut:
1)	 Komponen bangunan dan bobot komponen
bangunan, untuk bangunan yang dihitung
diasumsikan sesuai dengan tabel C-1 di atas.
2)	 Luas bangunan diperhitungkan pada area dimana
perbaikan dan perkuatan bangunan dilaksanakan.
3)	 Harga satuan bangunan per meter persegi yang
dipakai adalah harga satuan untuk bangunan baru
yang berlaku pada saat itu di suatu daerah.
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
20
4)	 Estimasi biaya pemeliharaan bangunan dihitung
dengan pendekatan sebagai berikut:
Estimasi Biaya Pemeliharaan = Luas bangunan X Σ % Bobot
komponen X Harga satuan bangunan
Dimana:
	Luas bangunan adalah luas bangunan yang
diperhitungkan pada area pemeliharaan
bangunan (m2
).
	% Bobot komponen bangunan, ditetapkan pada
bobot komponen mana yang masuk dalam
rencana pemeliharaan.
	Harga satuan bangunan per meter persegi yang
diperhitungkan (Rp / m2
)
	Estimasi biaya merupakan pendekatan rencana
anggaran biaya yang perlu dialokasikan bagi
perbaikan dan perkuatan bangunan sekolah.
Sebagai gambaran perhitungan estimasi biaya,
akan diberikan contoh perhitungan untuk biaya
perbaikan dan perkuatan bangunan sekolah terkait
program pemeliharaan bangunan sekolah.
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
21
Contoh perhitungan:
1)	 SMAXXX pada tahun 2011 bermaksud melakukan
penggantian lantai teraso menjadi keramik dan
pengecatan ulang pada 9 (Sembilan) ruang kelas.
Pekerjaan pengecatan termasuk pengecatan
dinding, plafond dan kusen. Bangunan sekolah
berada di daerah Jabotabek dengan harga satuan
bangunan Rp. 1,8 jt / m2
. Dari informasi di atas
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Komponen Bangunan
Bobot
Komponen
Bangunan (A)
Keterangan
Finishing Plafon 3 Pengecatan
Finishing Kusen 3,5 Pengecatan
Finishing Dinding 2,5 Pengecatan
Penutup Lantai 10,5
Penggantian
penutup lantai
Total 19,5
	Bobot komponen (A) dapat dilihat pada tabel
C.1
	Jumlah bobot dari semua komponen bangunan
diperoleh = 19,5%
	Luas bangunan dari 9 (Sembilan) ruang kelas
adalah = 72 m2
x 9 = 648 m2
Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
22
	Harga satuan bangunan di Jabotabek = Rp.
1.800.000,-
	 Estimasi Biaya yang dibutuhkan adalah:
Estimasi Biaya Pemeliharaan = Luas bangunan X Σ
% Bobot komponen X Harga satuan bangunan
Estimasi Biaya = 648 m2
X 19,5% X Rp.
1.800.000,- / m2
		 = Rp. 227.448.000,-
Dibulatkan ~ Rp. 227.500.000,- (Dua ratus
dua puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah)
Biaya estimasi tersebut sudah termasuk bahan
dan upah perbaikan komponen bangunan.
Perhitungan yang sama dapat dilakukan pada
ruangan lain dari bangunan sekolah yang
memerlukan pemeliharaan pada komponen
bangunannya.
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
23
BAGIAN D
TINDAK PEMELIHARAAN
KOMPONEN BANGUNAN SEKOLAH
D.	 TINDAK PEMELIHARAAN KOMPONEN
BANGUNAN SMA
Tindak pemeliharaan komponen bangunan
dimaksudkan agar komponen pendukung bangunan
berada dalam kondisi baik sehingga bangunan SMA tetap
laik fungsi. Tindak pemeliharaan pada bangunan terbagi
menjadi beberapa komponen, yaitu komponen struktur,
arsitektur, utilitas dan tata ruang luar. Secara lebih jelas
tindak pemeliharaan pada masing-masing komponen
dijelaskankan dalam sub bab sebagai berikut:
D.1.	Pemeliharaan Komponen Struktur
Pokok pemeliharaan komponen struktur bangunan
SMA mencakup:
a.	 Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur
struktur bangunan SMA dari pengaruh korosi,
cuaca, kelembaban dan pembebanan di luar batas
kemampuan struktur.
b.	 Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur
pelindung struktur.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
24
c.	 Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian
dari perawatan preventif.
d.	 Mengantisipasi perubahan dan/atau penambahan
fungsi kegiatan yang dapat menyebabkan
meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan
SMA, di luar batas beban yang direncanakan.
e.	 Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan
struktur yang benar oleh petugas yang mempunyai
keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya
f.	 Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai
dengan penggunaan yang direncanakan.
Adapun bagian-bagian dari komponen struktur
yangperlumendapatperhatiandalampemeliharaan
bangunan SMA diantaranya:
D.1.1.	 Pondasi Bangunan
Pondasi bangunan berfungsi menahan beban
bangunan yang ada di atasnya.
Teknis pemeliharaan:
a.	 Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan
badan pondasi diusahakan agar bersih dari akar
pohon yang dapat merusak pondasi.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
25
b.	 Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa
sehingga air yang mengalir di sekitar pondasi tidak
mengikis tanah sekitar pondasi sehingga dasar
pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah.
c.	 Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau
siram sekitar pondasi dengan bahan kimia seperti
: Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor, Lindanef, dll.
Gmb. D.1 Pemeriksaan Pondasi
D.1.2.	 Struktur Bangunan Beton
Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini
biasanya pada konstruksi tiang, lantai atau pelat
lantai atau atap (dak). Biasanya kebocoran yang
terjadi pada pelat lantai karena adanya retak
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
26
rambut pada konstruksi pelat, sehingga air kamar
atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke
bagian lain bangunan sebagai kebocoran.
Gmb. D.2 Lantai Beton
Teknis pemeliharaan:
a.	 Bersihkankotoranyangmenempelpadapermukaan
beton secara merata.
b.	 Cat kembali dengan cat emulsi (coating) atau cat
yang tahan air dan asam pada permukaannya.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
27
D.1.3.	 Struktur Rangka Atap
Struktur rangka atap pada bangunan sekolah
umumnya terbuat dari kontruksi kayu, kemudian
pada era tahun 90-an mulai dikenal dan digunakan
struktur rangka atap yang terbuat dari baja ringan.
Karenamerupakanstrukturyangtertutup,sehingga
pemeliharaan dan perawatan struktur rangka atap
lebih banyak bersifat preventiv.
Teknis pemeliharaan:
a.	 Perbaiki segera jika ditemukan adanya penutup
atap yang bocor, untuk menghindari terjadi
pelapukan pada struktur rangka kayu.
b.	 Lakukan pengecekan berkala terhadap
kemungkinan serangan rayap, yang datang melalui
dinding atau pipa instalasi listrik.
c.	 Lakukan pengamatan visual secara berkala dengan
melihat tampak luar, apakah terlihat bergelombang
atau terjadi lendutan baik pada penutup atap atau
plafon di dalam ruangan. Apabila hal ini terjadi
segera lakukan langkah perbaikan yang perlu
dilakukan.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
28
Gmb. D.3 Rangka Atap
D.2.	Pemeliharaan Komponen Arsitektur
Pokok pemeliharaan komponen arsitektur
diarahkan pada:
a.	 Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur
eksterior bangunan sehingga tetap rapih dan bersih.
b.	 Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur
interior ruang serta kelengkapannya.
D.2.1. Penutup Atap
1)	Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
29
Langkah pemeliharaan:
a.	 Pembersihan dilakukan minimal 3 (tiga) bulan
sekali.
b.	Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-
kurangnya setiap 4 (empat) tahun sekali.
Gmb. D.4 Bangunan sekolah beratap seng
2)	Atap Genteng Tanah Liat
Langkah pemeliharaan:
a.	 Bersihkan secara periodik permukaan atas atap
dari kotoran setiap 1 (satu) bulan sekali.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
30
Gmb. D.5 Penutup atap genteng tanah liat
3)	Atap Sirap
Langkah pemeliharaan:
a.	 Bersihkan setiap 6 (enam) bulan permukaan atap
dari kotoran agar jamur atau tumbuhan tidak
melekat
b.	Gantilah sirap yang telah rapuh atau pecah-pecah
dengan yang baru dengan ukuran yang sama
c.	 Bila menggunakan lapisan aspal-pasir sebagai
lapisan atas permukaan atap, periksa aspal yang
mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan
aspal cair baru setebal 5 (lima) milimeter.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
31
Gmb. D.6 Bangunan sekolah beratap sirap
4)	Atap Genting Beton
Langkah pemeliharaan:
a.	 Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap
dari kotoran yang melekat
b.	Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan
cara semprot secara merata
c.	 Bila menggunakan lapisan aspal-pasir sebagai
lapisan atas permukaan atap, periksa aspal yang
mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan
aspal cair baru setebal 5 (lima) milimeter.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
32
5)	Atap Genteng Keramik
Langkah pemeliharaan:
a.	 Periksa setiap 6 (enam) bulan atap keramik,
terutama pada bubungannya
b.	Bila terdapat retak segera tutup dengan cat anti
bocor atau campuran epoxy.
c.	 Cat kembali pertemuan bubung dengan genteng
keramik dengan cat genteng yang sewarna
Gmb. D.7 Penutup atap genteng keramik
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
33
6)	Atap Fiberglass
Langkah pemeliharaan:
a.	 Periksa setiap 6 (enam) atap fiberglass terutama
pada sambungan antar komponen fiberglass
b.	Bersihkan dengan menggunakan sikat yang lembut
dan cairan sabun atau deterjen.
c.	 Bila terdapat retak tutup dengan cat anti bocor.
D.2.2. Talang air
Langkah pemeliharaan :
a.	 Periksa setiap 1 (satu) bulan kondisi talang air
b.	 Bersihkan dari kotoran dan sumbatan yang melekat
pada dasar tang atau dekat saluran pembuangan
vertikal.
Gmb. D.8 Talang air yang tidak rata
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
34
D.2.3. Listpang
Langkah pemeliharaan :
a.	 Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank.
b.	 Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan
menggunakan sikat yang lembut dan airan sabun
atau deterjen.
Gmb. D.9 Listplang terpasang rapih
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
35
D.2.4. Plafon
1)	 Plafon Tripleks.
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan kotoran yang melekat sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dari kotoran yang
melekat.
b.	 Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
c.	 Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran,
segera ganti dengan yang baru
d.	 Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat
kayu baru kemudian dicat dengan cat emulsi yang
serupa, cat lama harus dikerok sebelum melakukan
pengecatan ulang
Gmb. D.10 Plafon triplek
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
36
2)	 Plafon Gipsum
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lakukan pembersihan plafon 1 (satu) sekali dengan
menggunakan tongkat sapu kering.
b.	 Hindari penggunaan lap basah dalam
membersihkan noda pada plafon gipsum.
Gmb. D.11 Plafon Gipsum
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
37
3)	 Plafon Kayu Papan
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan permukaan kayu dengan menggunakan
kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari kotoran
yang melekat. Lakukan setiap 2 (dua) bulan sekali.
b.	 Perindah kembali dengan menggunakan teak oil
bila perlu dipolitur atau dicat kembali.
c.	 Papan yang terlepas dari dudukannya, dipasang
kembali dan dipaku pada beberapa titik dudukan
Gmb. D.12 Plafon papan
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
38
D.2.5. Dinding
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan permukaan dinding dari debu dan
kotoran dengan menggunakan sapu dan sikat.
Untuk dinding keramik dan marmer dapat
dibersihkan dengan kain pel dan air.
b.	 Pencucian dinding khususnya dinding pada bagian
eksterior dapat dilakukan dengan sikat plastik dan
dibilas dengan air bersih.
	
Gmb. D.13 Pengecatan Dinding
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
39
D.2.6. Kusen
1)	Kusen Kayu
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel
setiap hari.
b.	 Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik
dilakukan polituran kembali setiap 6 (enam) bulan
sebagai pemeliharaan permukaan.
c.	 Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan
pembersihan dengan deterjen atau cairan sabun
dan gunakan spon untuk membersihkannya.
Gmb. D.14 Kusen kayu pada pintu dan jendela
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
40
2)	Pemeliharaan Kusen Aluminium.
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Kusen aluminium harus diperlihara pada
bagian karet penjepit kaca (sealant).
b.	 Kusenaluminumdibersihkandenganfinishing
powder coating setiap 1 (satu) bulan sekali.
c.	 Pada tempat-tempat yang menghasilkan
debu, pembersihan dilakukan setiap hari.
d.	 Jangan menggunakan bahan pembersih
yang korosif kecuali dengan sabun cair atau
pembersih kaca.
Gmb. D.15 Kusen jendela alumunium
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
41
3)	Kusen Plastik dan Kusen Besi.
Kusen plastik sering dijumpai pada toilet atau
kamar mandi, sedangkan kusen besi dijumpai
pada pintu gudang atau pintu tambahan (trails)
pada ruangan-ruangan khusus (lab computer, lab
bahasa, dll).
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang
menempel setiap hari.
b.	 Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di
bagian bawah yang dekat dengan lantai.
c.	 Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas
dengan air bersih.
Gmb. D.16 Kusen plastik dan besi
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
42
d.	 Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan
pengecatan secara periodik sekurangnya
setahun sekali, dengan cara:
	Kerok bagian bawah terutama bagian yang
kena kotoran dan air.
	Ampelas hingga bersih.
	Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas.
	Cat kembali dengan cat besi dengan warna
yang sesuai.
D.2.7. Kaca
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan kaca dari debu atau kotoran setiap
hari, dengan menggunakan kain pembersih dan
air, bila perlu memakai pembersih kaca untuk
menghilangkan jamur dan kotoran yang melekat.
b.	 Kaca yang dipasang pada kusen alumunium perlu
diperiksa semua karet atau sealent perekatnya, bila
terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca
perbaiki dengan sealent baru dengan tipe yang
sesuai.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
43
Gmb. D.17 Jendela Kaca pada kusen kayu
D.2.8. Penutup Lantai
1)	Lantai plesteran
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan
sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air
bersih.
b.	 Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan
dengan sikat plastic dan air diterjen kemudian
dikeringkan.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
44
Gmb. D.18 Lantai plesteran
2)	Lantai ubin teraso
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan
sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air
bersih.Pembersihan dilakukan setiap hari.
b.	 Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan
dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian
dikeringkan.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
45
Gmb. D.19 Lantai ubin teraso
3)	Lantai keramik
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lantai dibersihkan dari sampah dan debu
dengan sapu, kemudian dipel dengan kain
pel dan air bersih. Pembersihan dilakukan
setiap hari.
b.	 Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan
dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian
dikeringkan. Dapat pula dipakai tinner,
untuk noda yang memiliki daya rekat kuat,
kemudian bilas kembali dengan air bersih
dan keringkan dengan lap.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
46
Gmb. D.20 Selasar berlantai keramik
D.2.9. Pengecatan Dinding Bata
Pengecatan dinding bangunan perlu dilakukan
untuk menjaga performansi bangunan, baik untuk
dinding dalam dan luar bangunan. Dinding dalam
bangunan sebaiknya dicat ulang minimal setiap
2 (dua) tahun sekali, sedangkan dinding luar
bangunan minimal dicat setiap 3 (tiga) tahun sekali.
Pengecatan memakai jenis cat dengan karakteristik
yang sesuai, untuk di dalam dan di luar bangunan.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
47
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan debu dan sarang laba-laba yang
menempel pada dinding dengan sapu dan
sikat setiap hari.
b.	 Kotoran yang melekat dapat dibersihkan
dengan sikat plastik halus, dibersihkan
dengan air bersih dan dikeringkan. Apabila
memungkinkan dapat dilapisi kembali
dengan cat yang sesuai.
D.2.10. Kunci, Grendel, dan Engsel
Langkah pemeliharan yang dilakukan:
a.	 Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada
pintu yang tingkat penggunaannya tinggi, seperti
pintu keluar, pintu ruangan dan lain sebagainya.
b.	 Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas,
sekaligus menghilangkan karat yang terbentuk
karena kotoran dan cuaca/debu.
c.	 Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan
sekali.
d.	 Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta
atau pelumas cair lainnya.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
48
D.2.11. Sliding door, Rolling door, Falding door
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan sliding door,rolling door,falding door
dengan alat yang lembut untuk menghilangkan
debu yang melekat.
b.	 Gunakan kuas lebar 4” (10 cm) untuk permukaan
dan bagian lekuk yang ada pada permukaan pintu,
agar bersih.
c.	 Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air
bersih serta keringkan.
d.	 Lakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan warna
tetap baik dan terpelihara.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
49
e.	 Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas yang
berkualitas baik pada setiap bagian yang bergerak
dan pertemuan antar komponen pintu.
Gmb. D.22 Ki-ka :
Sliding door, Rolling door dan Falding door
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
50
D.2.12. Door Closer
Langkah pemeliharaan:
a.	 Buka tutup door closer, isi kembali minyak yang ada
di dalamnya.
b.	 Bila bocor ganti dengan seal karet yang berukuran
sama dengan yang telah ada.
c.	 Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut
pengikat secara baik.
Gmb. D.23 Door Closer
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
51
D.3.	Pemeliharaan Komponen Utilitas
Pokok pemeliharaan komponen utilitas pada bangunan
SMA yang diperhitungkan diantaranya:
a.	 Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
sistem tata udara (AC).
b.	 Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
toilet
c.	 Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
saluran air bersih.
d.	 Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
saluran air kotor.
e.	 Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
septic tank.
f.	 Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara
sistem kelistrikan.
g.	 Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara
sistem/unit pemadam kebakaran.
D.3.1. Sistem Tata Udara (AC)
Sistem tata udara yang dipakai pada bangunan
SMA, umumnya adalah sistem tunggal yaitu jenis
AC Split dimana unit indoor didukung oleh unit
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
52
outdor dengan posisi terpisah. Kesejukan udara
yang ideal untuk daerah tropis berkisar antara 26o
C
– 29o
C. Tindakan pemeliharaan dan perawatan
perlu dilakukan secara berkala, untuk menjaga
kelangsungan operasi alat dan memperpanjang
usia pakainya.
Gmb. D.24 AC Split pada ruang kelas
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Pakailah AC sesuai keperluan, matikan apabila
tidak dibutuhkan. Disamping menghemat listrik
juga memperpanjang waktu guna gas pendingin.
b.	 Lakukan servis mesin baik Indoor maupun outdoor
secara berkala, terkait dengan kebersihan filter,
tekanan pada kompresor, heat exchanger cpndensor,
dll. Servis dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali,
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
53
gunakan penyedia jasa servis AC yang telah
berpengalaman.
c.	 Penggantian unit AC dapat dilakukan, berdasarkan
pertimbangan teknis dan usia guna AC.
d.	 Ruang kelas dengan dimensi 8m x 9m yang didesain
sebagai ruang ber-AC minimal memakai dengan
kapasitas 2 PK, dengan kombinasi 1 unit x 2PK atau
2 unit x 1PK.
D.3.2. Kamar Mandi
Bagian dari toilet atau kamar mandi yang perlu
diperhatikan adalah washtafel, bak air, kloset
duduk atau kloset jongkok, serta keran air.
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan setiap hari washtafel, kloset duduk atau
jongkong dari kotoran yang menempel dengan
cairan sabun atau bahan pembersih lain yang tidak
menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang
terbuat dari metal. Gosok dengan spon plastik
atau sikat yang lembut, bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan kain lap bersih.
b.	 Kuras bak air dan bersihkan dengan memakai sikat
plastik.
c.	 Periksa keran air sekurang-kurangnya setiap 2 (dua)
bulan sekali untuk mengantisipasi longgarnya baut
pengikat, bila perlu mengganti seal karetnya. Hal
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
54
ini untuk mencegah terjadinya kebocoran pada
kran.
Gmb. D.25 Toilet yang kurang terawatt
D.3.3. Floor Drain Kamar Mandi (Saluran pembuangan
air kotor)
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Periksa setiap hari saringan air yang terdapat
pada lantai kamar mandi.
b.	Usahakan selalu terdapat air pada setiap
saringan untuk mencegah masuknya udara
yang tidak sedap ke dalam ruangan kamar
mandi..
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
55
c.	 Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah
rusak
d.	Bersihkan dari bahan yang menempel pada
lubang ujung saluran, dan bersihkan bila
kotor.
D.3.4. Saluran Air Bersih dan Penampungan Air Bersih
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan
adalah saluran PVC yang tidak terlindung dari
panas matahari.
b.	 Tambahkan penggantung pada dinding untuk
menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
56
sebagian penggantung yang lepas.
c.	 Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC,
maka lakukan hal-hal:
	Matikan aliran air dari stop kran yang ada.
	Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan
pipa atau balut dengan karet bekas ban
dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat
sementara) sehingga kebocoran dapat
dihentikan.
	Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
Gmb. D.27 Saluran air bersih
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
57
D.3.5. Saluran Air Kotor
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan,
terutama saluran yang menggunakan bahan
PVC, periksa pada setiap sambungan yang
menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila
ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya:
	Ampelas atau buat kasar permukaan yang
retak atau pada ujung sambungan.
	Ampelas atau buat kasar permukaan yang
retak atau pada ujung sambungan.
	Sambungkan kembali bagian tersebut.
Gmb. D.29 Saluran terbuka air kotor
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
58
b.	 Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar
bangunan dari barang-barang yang dapat
menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-
kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
c.	 Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak
kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai
penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat.
D.3.6. Septic Tank
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke
dalam tangki septik.
b.	 Jangan membuang air bekas mandi ke dalam
tangki septik.
c.	 Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh
dan sedot setiap 6 (enam) bulan sekali.
Gmb. D.30 Bak kontrol septictank
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
59
D.3.7. Sistem Kelistrikan
Teknis pemeliharaan komponen elektrikal
bangunan, dikembangkan dalam bentuk tabel di
bawah ini.
Tabel D.1
Teknis Pemeliharaan Sistem Kelistrikan
No Sub Sistem Kegiatan Rincian Kegiatan
1 Panel-panel
Beban
a. MCB dan
MCCB
Inspeksi Pemeriksaan kondisi fisik
Service 	Pembersihan air,
kelembaban, debu dan
kotoran.
	Pengjian trip MCB
dan MCCB dengan
menggunakan Current
Injector
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
Penggantian peralatan
dan spare part bila terjadi
kerusakan
b. Busbar Inspeksi 	Pemeriksaan kondisi fisik
Busbar panel-panel beban
	Pemeriksaan terminasi
kabel dan circuit breaker
Service 	Pembersihan air,
kelembaban, debu dan
kotoran
	Pengencangan terminasi
kabel dan circuit breaker
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
60
Penggantian
peralatan dan
spa-re part
bila rusak
Penggantian peralatan
dan spare part bila terjadi
kerusakan
c. Alat
pengukur
(Metering)
Inspeksi 	Pencatatan penunjukan
semua alat ukur (V-meter,
A-meter, Kwh-meter)
	Evaluasi hasil pencatatan
	Pemeriksaan terminasi
kabel ke meteran
Service 	Pengencangan terminasi
kabel, mur dan baut
	Kalibrasi semua alat ukur
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
Penggantian peralatan
dan spare part bila terjadi
kerusakan
d. Pilot
Lamp dan
Fuse
Inspeksi 	Fungsi pilot lamp tiap-tiap
fase
	Pemeriksaan terminasi
pilot lamp pada panel
Service Pengencangan terminasi
pilot lamp di panel
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
Pengencangan bola lampu
dan fuse serta peralatan
dan spare part bila terjadi
kerusakan
2 Sistem
Penerangan
Inspeksi 	Pengamatan setiap titik
lampu
	Kondisi Battery Back Up
pada lampu emergency.
Service Pembersihan armature
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
61
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
	Penggantian bola lampu
bila terjadi kerusakan atau
telah melampaui batas usia
pakai
	Penggantian Battery Back
Up pada lampu emergency
	Penggantian peralatan
dan spare part bila terjadi
kerusakan
3 Sistem
Kontrol
Penerangan
Inspeksi 	Pemeriksaan dan
pengamatan seluruh titik
lampu
	Kondisi sistem control
secara keseluruhan
(Transmission, Terminal,
Transformer, Relay,
Contact Output Terminal,
Instalasi dan peralatan
bantunya)
Service Pembersihan seluruh sistem
control
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
Penggantian seluruh
sistem control bila terjadi
kerusakan
4 Stop Kontak
dan Saklar
Inspeksi Pemeriksaan dan
pengamatan fungsi dari
seluruh stop kontak dan
saklar
Service Pengecekan instalasi
Penggantian
pera-latan dan
spare part bila
rusak
Penggantian saklar, stop
kontak serta peralatan lain
bila terjadi kerusakan.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
62
5 Under Floor
Duct dan/
atau Raised
Floor System
Inspeksi 	Pemeriksaan dan
pengamatan seluruh
Service Box dan Junction
Box termasuk seluruh
outletnya.
	Pemeriksaan tahanan
isolasi stop kontak dalam
floor duct/raised floor.
Service 	Pembersihan seluruh
service box dan junction
box.
	Pengujian tahanan isolasi
stop kontak dalam floor
duct dengan megger
Penggantian
peralatan dan
spare part bila
rusak.
	Penggantian Service Box
dan Juction Box serta
peralatan lainnya bila
terjadi kerusakan.
	Penggantian conduit/kabel
bila rusak atau tidak sesuai
standar nilai tahanannya
6 Sistem
Pentahanan
Inspeksi 	Pengamatan seluruh bak
kontrol termasuk koneksi
kabelnya
	Pengukuran tahanan
pertanahan bila tahanan di
atas standar
Service 	Pembersihan elektroda
pentanahan
	Perbaikan tahanan
pentanahan bila tahanan
di atas standar
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
63
Penggantian
peralatan dan
spare part bila
rusak.
Penggantian kabel dan
peralatan lain bila terjadi
kerusakan.
7 Sistem
Penangkal
Petir
Inspeksi 	Pengamatan seluruh bak
kontrol termasuk koneksi
kabelnya
	Pengukuran tahanan
pentanahan setiap bak
dengan Earth Tester
Service 	Pembersihan elektroda
pentanahan
	Perbaikan tahanan
pentanahan di atas
standar
Penggantian
peralatan dan
spare part bila
rusak
	Penggantian kabel dan
peralatan lain bila terjadi
kerusakan
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
64
Gmb. D.31 Ki-ka : Penerangan pada ruang kelas, Fuse,
Metering, Saklar dan Stop Kontak
D.3.8. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lakukan pemeriksaan rutin terhadap unit APAR
dengan Instansi/Badan terkait, untuk memastikan
bahwa APAR berfungsi secara baik serta memenuhi
syarat pemakaian. Lakukan pemeriksaan setiap 6
(enam) bulan sekali.
b.	 Bersihkan lubang semprotan, dari debu dan
kotoran. Simpan di tempat yang mudah dijangkau
namun terlindung.
c.	 PengisiankembalitabungAPAR,diisidenganbahan
sejenis dan sesuai dengan ketentuan spesifikasinya.
d.	 Segera lakukan pengisian ulang apabila APAR
dalam kondisi habis dipakai.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
65
Gmb. D.32 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
D.4.	Pemeliharaan Komponen Tata Ruang Luar
Pokok pemeliharaan komponen tata ruang luar
diarahkan pada:
a.	 Menjaga dan memeriksa kondisi pintu gerbang
atau pintu masuk dan pagar sekolah.
b.	 Memelihara jalan masuk (perkerasan) dan sarana
parkir kendaraan.
c.	 Memelihara fungsi ruang jaga.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
66
d.	 Memelihara dan merapihkan halaman dan taman
secara baik dan teratur.
e.	 Menjagadanmemeriksakondisilampupenerangan
luar.
f.	 Menjaga dan memeriksa kondisi tempat
penampungan sampah.
g.	 Menjaga dan memeriksa saluran pembuangan atau
selokan.
D.4.1. Pintu Gerbang dan Pagar Sekolah
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Pintu gerbang dengan bukaan memakai engsel
atau sistem geser memakai rel, perlu dilumasi
bagian yang bergerak dengan pelumas.
b.	 Lakukan pengecatan secara berkala pada pintu
gerbang dan dudukan pintu gerbang atau gapura,
setiap 2 (dua) tahun sekali.
c.	 Pagar sekolah yang terbuat dari kombinasi
pasangan bata dan besi atau pasangan bata saja,
diperiksa terhadap kemungkinan keretakan,
terlepas bagian pagar dan kerusakan lainnya.
Perbaikan dilakukan segera terhadap kerusakan
yang ada, untuk menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan sekolah.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
67
d.	 Pengecatan pagar dilakukan setiap 2 (dua) tahun
sekali.
e.	 Pagar sekolah yang tersusun dari tanaman hidup
(pagar hidup), dipangkas dan dirapihkan setiap 1
(satu) bulan sekali.
Gmb. D.33 Pintu gerbang
Gmb. D.34 Pagar sekolah
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
68
D.4.2. Jalan Masuk dan Area Parkir
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Perkerasan pada jalan masuk dan area parkir
diperiksa kerataannya, apabila terjadi bukaan
lubang dan bergelombang, dilakukan penambalan
dan proses perataan dengan memakai bahan
perkerasan yang sejenis (aspal, paving block dan
beton).
b.	 Jalan masuk dan area parkir dibersihkan setiap hari
dari sampah dan kotoran.
c.	 Marka parkir kendaraan bermotor dibuat
sedemikian rupa, sehingga terjadi pengaturan area
parkir untuk kendaraan roda empat dan roda dua.
d.	 Pengaturan dan pengamanan disediakan pada
jalan masuk dan area parkir.
Gmb. D.35
Area parkir kendaraan roda dua di lingkungan sekolah
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
69
D.4.3. Ruang Jaga
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Kelengkapan fasilitas ruang jaga diperiksa, agar
dapat ditempati dan difungsikan dengan baik,
sarana meja kursi tersedia dalam kondisi baik.
b.	 Ruang jaga dibersihkan setiap hari dan dijaga
kerapihannya.
c.	 Penataan ruang jaga mengikuti penataan bangunan
sekolah pada umumnya, agar sesuai dan serasi
sebagai satu kesatuan dalam lingkungan bangunan
sekolah.
Gmb. D.36 Ruang jaga
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
70
D.4.4. Halaman dan Taman
Langkah pemeliharaan :
a.	Halaman dan taman dibersihkan setiap hari dan
dijaga kerapihannya. Sampah dan kotoran lainnya
disapu dan ditampung pada tempatnya.
b.	Tanaman yang dipelihara dan dirawat pada
halaman sekolah mencakup pohon, tanaman kecil,
semak/perdu dan rumput.
c.	Pemeliharaan dan perawatan tanaman mencakup
pemupukan, penyemprotan,
d.	Pengobatan, penyiraman dan perapihan.
Disediakan tenaga khusus untuk melakukan proses
pemeliharaan dan perawatan tanaman.
e.	Penambahan dan penggemburan media tanaman
dilakukan sesuai kebutuhan.
f.	 Penggantian dan penambahan jenis tanaman
dapat dilakukan, guna menunjang keindahan dan
keasrian lingkungan sekolah.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
71
Gmb. D.37 Halaman sekolah yang terpelihara dan terawat
D.4.5. Lampu Penerangan Luar
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Lampu penerangan luar perlu tersedia dalam
jumlah cukup dan memadai untuk penerangan di
lingkungan luar sekolah, khususnya pada malam
hari.
b.	 Pemeriksaan dilakukan pada titik lampu yang mati,
dan segera diganti.
D.4.6. Penampungan Sampah
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Kondisi tempat penampungan sampah harus
dalam kondisi baik, sehingga sampah yang ada
tidak tercecer dan bertebaran serta dilengkapi
penutup untuk mencegah bau sampah.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
72
Gmb. D.38 Bak sampah terbuka tunggal
b.	 Kerusakan yang terjadi pada tempat penampungan
sampahharusdilakukansegera,untukmenghindari
potensi ketidaknyamanan dan lingkungan yang
tidak sehat.
c.	 Koordinasi pengambilan sampah dengan petugas
sampah dari dinas terkait dilakukan secara teratur,
untuk menghindari tumpukan sampah yang
melebihi volume kapasitas tempat penampungan.
d.	 Sampah dapat pula mulai dipisahkan antara
organik dan non organik
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
73
Gmb. D.39 Bak sampah penampung pertama
D.4.7. Saluran Pembuangan
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Saluran pembuangan atau selokan yang ada
disekitar lingkungan sekolah diperiksa setiap 1
(satu) minggu sekali. Kotoran dan sumbatan yang
menghalangi jalannya air kotor diangkat dan
dibersihkan, sehingga air kotor dapat mengalir
dengan lancar menuju saluran pembuangan yang
lebih besar.
b.	 Dinding saluran yang rusak diperbaiki untuk
mencegah melimpahnya air kotor ke tempat yang
tidak semestinya.
Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
74
c.	 Pemeriksaan dilakukan secara rutin pada
genangan-genangan air pada saluran pembuangan
kota/kabupaten yang berada dekat lingkungan
sekolah, untuk mengantisipasi sumber penyakit
dan bakteri. Lakukan koordinasi dan laporan pada
instansi terkait, untuk penanganan selanjutnya.
Gmb. D.40 Saluran drainase depan sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
75
BAGIAN E
TINDAK PERAWATAN
KOMPONEN BANGUNAN SMA
Kerusakan yang terjadi pada bangunan sekolah perlu
segera ditindaklanjuti dengan langkah tindak perawatan,
untuk memulihkan fungsi bangunan dan mendukung proses
pelayanan pendidikan. Langkah awal yang perlu dilakukan
adalah identifikasi kerusakan dan dilanjutkan dengan
perbaikan melalui metode pelaksanaan yang disesuaikan
dengan jenis dan tingkat kerusakannya.
Tindakan perawatan bangunan sebaiknya
dikonsultasikan dengan tim teknis (konsultan) atau Dinas
Teknis yang mengurusi bangunan. Teknis pelaksanaannya
melibatkan pelaksana teknis atau tukang yang berpengalaman
terkait dengan jenis dan tingkat kerusakan. Lingkup tindak
perawatan yang disampaikan dalam bagian ini merupakan
tambahan wawasan bagi pihak sekolah dan diarahkan pada
komponen struktur dan arsitektur sebagai bagian paling
sering mengalami kerusakan.
E.1. Perawatan Komponen Struktur
E.1.1. Pondasi Bangunan
Pondasi bangunan berfungsi menahan beban
bangunan yang ada di atasnya.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
76
Teknis perawatan :
Langkah perawatan pada beberapa jenis pondasi adalah
sebagai berikut:
1)	Pondasi batu kali menerus:
a.	 Perbaikan pondasi yang menggantung:
	Beri lapisan dasar kapur sebagai bahan pengeras
tanah permukaan dan lapisan pasir setebal 5 cm
sebagai lantai kerja pada daerah pondasi yang
menggantung;
	Tambahkan perkuatan pasangan batu kali dan
mortar kedap air (1 semen : 3 pasir) pada bawah
pondasi yang menggantung;
	Setelah pondasi kering, tutup kembali pondasi
dengan tanah urugan hingga batas permukaan
yang direncanakan.
Gmb. E.1. Pondasi Batu Kali Menerus
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
77
b.	 Perbaikan pondasi retak:
	Bersihkan daerah patahan pondasi dari lumut
dan kotoran tanah;
	Berikan adukan mortar kedap air celah patahan
hingga penuh.
c.	 Perbaikan pondasi patah:
	Bongkar pondasi pada bagian yang patah,
	Bangun kembali pasangan pondasi sesuai ukuran
dan volume yang dibutuhkan.
	Lakukan langkah perkerasan tanah seperti pada
kasus pondasi menggantung.
Gmb. E.2. Penampang Pondasi Batu Kali
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
78
2)	Pondasi telapak beton:
a.	 Perbaikan pondasi telapak beton yang menggantung:
	Lakukan perkuatan dan perkerasan tanah di
sekitar pondasi telapak melalui pemancangan
tiang kayu dolken dan penghamparan kapur,
	Siapkan lantai kerja dari mortar kedap air di lokasi
pondasi setebal 5 cm,
	Pasang bekisting kayu (cetakan) sesuai dengan
dimensi dan ketebalan adukan beton yang
dibutuhkan,
	Setelah semua siap lakukan pengecoran beton
dengan komposisi (semen:pasir:split = 1:2:3)
hingga rata dengan permukaan bawah pondasi
yang menggantung .
b.	 Kerusakan yang berdampak pada struktur bangunan
secara keseluruhan dimana kolom pondasi patah,
pondasi amblas, struktur kolom beton miring dan
lain-lain, memerlukan peninjauan dan analisa teknis
dari instansi yang berwenang dan kompeten dalam
masalah pengujian keandalan bangunan.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
79
Gmb. E.3. Pondasi Telapak
3)	Pondasi tiang pancang kayu (pada daerah pasang
surut):
a.	 Untuk ujung tiang pancang kayu yang pada saat
tertentu air surut terkena panas matahari dan air
secara berganti-ganti, tiang kayu secara periodik
diberikan cat emulsi yang tahan air dan panas.
b.	 Proses pembersihan tiang pancang kayu terhadap
lumut atau binatang air dilakukan secara berkala.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
80
Gmb. E.5
Bangunan Sekolah dengan Pondasi Tiang Pancang Kayu
E.1.2. Struktur Bangunan Beton
Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini
biasanya pada konstruksi tiang, lantai atau pelat
lantai atau atap (dak). Biasanya kebocoran yang
terjadi pada pelat lantai karena adanya retak rambut
pada konstruksi pelat, sehingga air kamar atau air
hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian
lain bangunan sebagai kebocoran.
Teknis perawatan :
1)	 Retakan rambut pada kolom dan balok:
Retakan pada kolom atau balok harus segera
ditutup, untuk mencegah proses oksidasi (karat)
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
81
pada tulangan beton.Langkah perbaikan yang
dapat dilakukan:
Gmb. E.6 Kolom Dinding Retak
a.	 Bersihkan debu dan kotoran pada daerah
retakan dengan sikat plastik dan air;
b.	 Masukan adukan semen cair (acian) atau epoxy
pada celah retakan.
c.	 Rapihkan hasil pekerjaan, dan dilakukan
finishing kembali dengan warna yang sesuai.
Retakan yang lebarnya mencapai mm dan
memanjang pada sistem struktur, sebaiknya
dikonsultasikan pada ahli bangunan, untuk
diperoleh rekomendasi teknis dan cara
penanganannya.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
82
2)	 Rembesan air pada pelat lantai atau atap (dak) atau
dinding beton:
Rembesan pada pelat lantai atau atap harus segera
diperbaiki agar tidak mengganggu pada komponen
bangunan lainnya, khususnya komponen arsitektur
terkait dengan estetik, kenyamanan dan kesehatan.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan
diantaranya:
Gmb. E.7 Retak Pada Pelat Lantai
a.	 Perbaiki sumber kebocoran, apabila terjadi pada
pipa yang tertanam pada dinding atau saluran
pembuang pada pelat lantai.
b.	 Bersihkan kotoran dan lumut pada permukaan
pelat daerah dengan sikat plastik dan air;
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
83
c.	 Kerik daerah rembesan air dengan sendok
adukan atau sikat kawat hingga permukaannya
menjadi lebih kasar.
Gmb. E.8 Rembesan pada pelat beton
d.	 Masukan adukan semen cair (acian) atau epoxy
pada celah retakan.
e.	 Rapihkanhasilpekerjaan,dandilakukanfinishing
kembali pada bagian bangunan yang terkena efek
rembesan dengan warna yang sesuai.
E.1.3. Struktur Rangka Atap
Struktur rangka atap pada bangunan sekolah
umumnya terbuat dari kontruksi kayu, kemudian
pada era tahun 90-an mulai dikenal dan digunakan
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
84
struktur rangka atap yang terbuat dari baja ringan.
Karena merupakan struktur yang tertutup,
sehingga perawatan struktur rangka atap lebih
banyak bersifat kuratif.
Teknis perawatan :
1)	 Struktur rangka atap kayu:
Lakukan penggantian atau perkuatan kembali
pada bagian struktur rangka kayu yang mengalami
kerusakan akibat keropos atau lapuk akibat sering
terkena air atau karena serangan rayap.
Gmb. E.9 Struktur Rangka Atap Kayu
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
85
Gmb. E.10 Struktur Rangka Atap Kayu Tampak Dalam
Gmb. E.11 Struktur rangka baja ringan
a.	 Penggantian dan perkuatan dapat dilakukan
pada satu bagian komponen rangka kayu
atau satu segmen rangka kayu (kuda-kuda)
tergantung tingkat kerusakan dan penilaian
factor keamanan.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
86
b.	 Komponenpenggantisebaiknyatelahdilapisicat
meni terlebih dahulu sebagai lapisan pelindung.
Kerusakan pada struktur rangka kayu yang
diakibatkan gempa atau pergeseran tanah
sehingga terjadi pergeseran struktur, sebaiknya
dikonsultasikan pada ahli bangunan untuk
diperoleh rekomendasi teknis dan cara
penanganannya.
2)	 Struktur rangka atap baja ringan:
Struktur rangka atap baja ringan telah
didisain secara fabrikasi berdasarkan tata letak
bangunan dan model kontruksi atap yang
direncanakan. Untuk kontruksi atap bangunan
sekolah, pada umumnya adalah model kontruksi
yang umum dipakai. Karakteristik baja ringan yang
telah digalvanize (anti karat) membuat struktur ini
minim perawatan. 	
Hal yang paling pokok perlu mendapat
perhatian adalah pada saat pemasangan
sambungan antar bagian rangka perlu dilakukan
secara presisi dan pastikan sistem sambungan
mur-baut telah terpasang dengan kencang.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
87
E.2. Perawatan Komponen Arsitektur
Gmb. E.12 Bangunan sekolah beratap seng
E.2.1. Penutup Atap
1)	Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
Langkah perawatan:
a.	 Periksa paku atau angkur pengikat terutama
pada karet seal untuk mencegah bocor
b.	Ganti karet seal bila rusak
c.	 Cat kembali permukaan seng dengan meni
secara merata
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
88
2)	Atap Genteng Tanah Liat
Gmb. E.13 Penutup atap genteng tanah liat
Langkah perawatan:
a.	 Lakukan pemeriksaan setiap bulan, ganti
segera apabila genting yang pecah.
b.	Periksa genteng apabila bergeser, pasang
kembali pada dudukan di reng kayu.
E.2.2. Talang air
Langkah pemeliharaan :
a.	 Periksa sambungan talang air dengan pipa
saluran vertical, apabila terjadi kebocoran
bersihkan daerah sambungan kemudian
pasang dan rekatkan kembali sambungan,
kemudian lapisi dengan water proofing.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
89
b.	 Bilakebocoranterjadipadalubangpembuangan
vertical pada atap beton, lakukan pembersihan
seputar lubang kemudian permukaan daerah
lubang dibobok atau dikerik, selanjutnya tutup
kembali dengan adukan kedap air (pasir :
semen = 1 : 1), atau dapat pula menggunakan
epoxy.
Gmb. E.14 Talang air yang tidak berfungsi baik
E.2.3. Listpang
Langkah perawatan :
a.	 Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur
kayu dan cat kembali.
b.	Papan listplang yang keropos dapat diganti
pada bagian yang rusaknya, disambung
dengan papan yang baru. Lakukan pelapisan
plamir dan pengecatan dengan warna yang
sesuai pada papan sambung yang baru.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
90
Gmb. E.15 Listplang terpasang rapih
E.2.4. Plafon
1)	 Plafon Tripleks.
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a.	 Untuk plafon melendut, periksa rangkanya
kemudian lakukan perbaikan atau perkuatan.
b.	 Periksa pula dudukan rangka plafon terhadap
rangka atap atau kuda-kuda yang terdekat.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
91
Gmb. E.16 Plafon triplek
2)	 Plafon Gipsum.
Langkah perawatan yang dilakukan:
a.	 Perhatikan plafon gipsum yang berada pada
sisi luar bangunan gedung, bila terkena air
akibat atap yang bocor, segera ganti dengan
yang baru atau diperbaiki.
b.	 Kupas/korek bagian yang telah rusak karena
air.
c.	 Tutup dengan bahan serbuk gipsum yang
telah diaduk dengan air.
d.	 Ratakan dengan menggunakan kape atau
plastik keras hingga rata dengan permukaan
di sekitarnya. Tunggu hingga kering
kemudian ampelas dengan ampelas no.2.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
92
e.	 Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali
dengan warna yang sesuai.
f.	 Plafongypsumyangterlepasdaridudukannya
dipasang kembali, kemudian
g.	 mur baut dudukan dikencangkan sehingga
tidak bergeser.
Gmb. E.17 Plafon Gipsum
E.2.5. Kusen
1)	Kusen Kayu
Langkah perawatan yang dilakukan:
a.	 Penggantian kusen yang keropok karena
rayap perlu segera dilakukan dan dilokalisir
agar tidak menyebar pada kusen lainnya.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
93
Sebelum penggantian dilakukan pastikan
sumber rayap dibasmi, kemudian kusen
pengganti diberi lapisan meni atau anti rayap
setelah itu dicat kembali dengan warna yang
sesuai.
Gmb. E.18 Kusen dan pintu kayu yang perlu diganti
E.2.6. Penutup Lantai
1)	Lantai plesteran
Langkah perawatan yang dilakukan:
a.	 Lantai plesteran yang mengelupas atau
permukaannya rusak, diperbaiki dengan cara
ditambal dengan plester dan acian semen.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
94
b.	 Perbaikan kerusakan perlu disegerakan,
untuk menghindari debu dan pasir pada alas
lantai plesteran terangkat dan menyebar ke
permukaan.
Gmb. E.19 Lantai plesteran yang mengelupas
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
95
Gmb. E.20 Lantai ubin teraso
Gmb. E.21 Selasar berlantai keramik
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
96
E.2.7. Dinding
1)	Dinding Bata
Langkah perawatan yang dilakukan antara lain:
a.	 Bila dinding rembes air atau selalu basah:
	Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
	Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof
dinding yang ada ke arah vertikal.
	Korek dengan sendok mortar atau alat pahat
dsb., spesi yang terdapat di antara batu bata
setebal setengah dari ketebalan bata, dalam
arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.
2)	Lantai ubin teraso
Langkah perawatan yang dilakukan:
a.	 Lantai ubin teraso yang rusak, diganti dengan
yang baru. Bongkar lapisan alas ubin dan pasang
kembali dengan adukan dan nat ubin, sehingga
ubin pengganti sama rata dengan permukaan
ubin yang lama.
3)	Lantai keramik
Langkah perawatan yang dilakukan:
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
97
a.	 Lantai keramik yang terlepas atau
menggelembung, dibongkar dan dipasang
kembali. Pasang kembali dengan adukan dan nat
keramik yang sesuai, sehingga keramik pengganti
sama rata dengan permukaan ubin yang lama.
b.	 Untuk kasus keramik yang menggelembung,
sisakan sambungan pada salah satu keramik
tanpa nat, sepanjang 1 cm sebagai sirkulasi udara
di bawah permukaan keramik.
Gmb. E.22 Dinding Rembes (Lembab)
	Gantikan mortar yang telah dikorek dengan
spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC :
3 Pasir).
	Bila telah mengering lanjutkan ke arah
horizontal selanjutnya.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
98
	Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan
pada sisi yang lain hal serupa.
	Kemudian plester kembali dinding dengan
campuran yang sesuai.
Gmb. E.23 Dinding bata yang retak
Gmb. E.24 Pelapisan retakan pada dinding
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
99
b.	 Bila dinding retak :
Lakukan langkah pemeriksaan terlebih dahulu,
apakah keretakan disebabkan oleh faktor muai
susut plesteran dinding atau akibat dampak
kegagalan struktur bangunan.
	Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut
plesteran dinding, maka: Buat celah dengan
pahat sepanjang retakan
	Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air
(campuran: 1 PC : 3 Pasir)
	Kemudian rapikan dan setelah mengering
plamur serta cat dengan bahan yang serupa
c.	 Bila dinding basah karena saluran air bocor :
Lakukan langkah perbaikan pada saluran terlebih
dahulu.
Gmb. E.25 Dinding kayu papan
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
100
2)	Dinding Kayu
Dinding lapis kayu biasanya dipergunakan hanya
pada komponen arsitektur/interior.
Langkah perawatan yang dilakukan:
a.	 Pengecatan dinding kayu dengan finishing cat
kayu. Sebaiknya sebelum pengecatan kembali
untuk memperbaharui tampilan cat sebaiknya
dikerok hingga kelihatan urat kayunya lagi.
Tutup bagian yang tidak rata dengan plamur
kayu, ampelas dan berikan cat dasar.
Sebagai finishing akhir cat kembali dengan warna
yang sesuai.
b.	 Dinding papan yang lapuk dan keropok segera
dilakukan penggantian.
3)	Dinding Keramik /Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc,
tempat cuci, atau tempat wudhu.
Langkah perawatan yang dilakukan:
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
101
Gmb. E.26 Dinding keramik
a.	 Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik
halus dan bilas dengan air bersih.
b.	 Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri
yangadadilantaiataudindingyangbersangkutan
minimal 2 (dua) bulan sekali.
c.	 Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4)	Dinding Anyaman Bambu Lapis Plesteran
Langkah dan perawatan yang dilakukan:
a.	 Bersihkan setiap hari dari debu dan kotoran yang
menempel dengan dengan sapu atau kemoceng
b.	 Plesteran yang retak dan mengelupas, ditambal
dengan plesteran halus.
Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
102
c.	 Dinding tidak dibebani gantungan beban yang
berlebihan, agar tidak timbul retakan. Informasi
yang bersifat tempelan cukup dilem atau
memakai ‘double tape’ pada dinding.
Gmb. E.27 Dinding Anyaman Bambu Lapis Plesteran
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
103
BAGIAN F
PERIODISASI PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN
F.	 PERIODISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
Periodisasi pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah
disusun berdasarkan pola pemeliharaan preventif dan
pemeliharaan kuratif. Periodisasi akan mencakup informasi,
yaitu:
1)	 Komponen Bangunan;
a.	 Komponen struktur
b.	 Komponen arsitektur
c.	 Komponen utilitas
d.	 Komponen tata ruang luar (khusus untuk bangunan
luar)
2)	 Pola pemeliharaan preventif;
3)	 Pola pemeliharaan kuratif;
4)	 Usia layan komponen bangunan
5)	 Jenis penanganannya,
Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
104
Pola periodisasi ini dapat dikembangkan menjadi data
historikal , dalam bentuk data historikal pemeliharaan
dan perawatan bangunan yang di dalamnya menyangkut
informasi sebagai berikut :
1)	 Komponen bangunan
2)	 Spesifikasi
3)	 Data pemeliharaan/perawatan yang terakhir
4)	 Jadwal perbaikan dan penggantian komponen
bangunan selanjutnya.
Polainidapatdikembangkanuntukmasing-masingruangatau
bagian bangunan sekolah sesuai kebutuhan dan karakteristik
teknisnya.
Adapun penjelasan lebih lanjut tentang periodisasi
pemeliharaan dan perawatan komponen bangunan sekolah,
dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
F.1	 periodisasi Komponen Struktur
Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur
diarahkan pada 3 komponen.
Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
105
Tabel F.1 Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Sturktur
No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila
Perlu(Tahun)
IKomponenStruktur
1Pondasi
aBatukaliPRR20
bTelapakbetonPRR20
cTiangpancangkayuBRR15
2StrukturBeton
aKolomdanBalokBPRR20
bPelatlantaidanpelattanggaBPRR20
3StrukturRangkaAtap
aRangkakayuP,SRR15
bRangkabajaringanP,SRR20
Keterangan:
B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan
P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen
HarianMingguan
Usialayan
PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif
BulananTahunan
Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
106
F.2	 Periodisasi Komponen Arsitektur
Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur
diarahkan pada 12 komponen.
Tabel F.2 Pemeliharaan Perawatan Komponen Arsitektur
No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila
Perlu(Tahun)
IIKomponenArsitektur
1PenutupAtap
aAtapseng/AsbesBPRR10
bGentengtanahliatBPRR10
cAtapsirapB,PRR10
dAtapbetonBPRR10
eGentengkeramikBPRR10
fAtapfiberglassBPRR5
2TalangAirB,PRR5
3ListplangB,PRR5
4PenutupPlafon
aPlafontriplekBPRR3
bPlafongypsumBPRR5
cPlafonkayupapanBPRR5
5Dinding
aDindingbataBPRR15
bDindingkayuBPRR10
cDindingkeramikBPRR15
dDindinganyamanbambulapisplesterBPRR10
6Kusen
aKusenkayuBPRR10
bKusenalumuniumBP,SRR15
cKusenplastikdanKusenbesiBP,SRR10
7KacaBPRR20
8PenutupLantai
aLantaiplesteranBRR10
bLantaiubinterasoBR15
cLantaikeramikBR15
9PengecatanBRR2
10Kunci,Grendel,EngselP,SRR3
11Sliding/Rolling/FaldingDoorP,SRR10
12DoorCloserP,SRR3
Keterangan:
B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan
P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen
HarianMingguan
Usialayan
TahunanBulanan
PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif
Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
107
F.3	 Periodisasi Komponen Utilitas
Pemeliharaan dan perawatan komponen utilitas
diarahkan pada 8 komponen.
Tabel F.3 Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Utilitas
No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila
Perlu(Tahun)
IIIKomponenUtilitas
1ACB,SRR5
2KamarmandiBRR10
3FloorDrainBRR2
4SaluranAirBersihdanPenampunganAirBersihBRR5
5SaluranAirKotorBRR5
6SepticTankPSRR0,5
7SistemKelistrikanP,SRR3
8APARSRR5
Keterangan:
B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan
P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen
PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif
HarianMingguan
BulananTahunan
Usialayan
Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
108
F.4	 Periodisasi Komponen Tata Ruang Luar
Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur diarahkan
pada 7 komponen.
Tabel H.4 Pemeliharaan Perawatan Komponen Tata Ruang Luar
No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila
Perlu(Tahun)
IVKomponenUtilitas
1PintuGerbang/PintuMasukdanPagarBPRR2
2JalanMasukdanAreaParkirBPRR3
3RuangJagaBPRR5
4HalamandanTamanBP,SRR1
5LampuPeneranganLuarPRR5
6PenampunganSampahBPRR3
7SaluranPembuanganatauSelokanB,PRR2
Keterangan:
B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan
P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen
PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif
HarianMingguan
BulananTahunan
Usialayan
Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah
109
DAFTAR PUSTAKA
1.	 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007
Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Sma/Ma)
2.	 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008
Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan
Gedung.
3.	 Buku Pedoman Perawatan Preventif Sarana Dan Prasarana
Pendidikan Sekolah Menengah Umum, Depdikbud
Dikdasmen Ditdikmenum, 1999, Jakarta.
4.	 BahanPelatihan,PerawatanPreventifSaranaDanPrasarana
Pendidikan Sekolah Menengah Umum, Depdikbud, Ditjen
Dikdasmen, Ditdikmenum, 1999, Jakarta.
5.	 Pedoman Pemeliharaan Bangunan Rumah Sakit, Depkes,
Ditjen Pelayanan Medik, Direktorat Instalasi Medik, 1995,
Jakarta.
6.	 Maintenance And Repair Of Building, Mektan Babakan
Tujuh, 1999, Bandung.

More Related Content

What's hot

Uu 28-2002-bangunan gedung
Uu 28-2002-bangunan gedungUu 28-2002-bangunan gedung
Uu 28-2002-bangunan gedungfranst
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungUu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungfranst
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006herimul
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiinfosanitasi
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedunginfosanitasi
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
 
Permen pu30 2006
Permen pu30 2006Permen pu30 2006
Permen pu30 2006Andi Leo
 
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisSLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisNgakanKetutAcwinDwij
 
Uu nomor 28_tahun2002
Uu nomor 28_tahun2002Uu nomor 28_tahun2002
Uu nomor 28_tahun2002Bima Iskandar
 
Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Fery Kurniadi
 
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedungPedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedunginfosanitasi
 

What's hot (15)

Uu 28-2002-bangunan gedung
Uu 28-2002-bangunan gedungUu 28-2002-bangunan gedung
Uu 28-2002-bangunan gedung
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedungUu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
Uu no 28_th_2002-tentang_bangunan_gedung
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
 
Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006Peraturan bangunan 2006
Peraturan bangunan 2006
 
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggiPedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
Pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedung
 
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara
 
Uu 28 2002
Uu 28 2002Uu 28 2002
Uu 28 2002
 
Permen pu30 2006
Permen pu30 2006Permen pu30 2006
Permen pu30 2006
 
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisSLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
 
Uu nomor 28_tahun2002
Uu nomor 28_tahun2002Uu nomor 28_tahun2002
Uu nomor 28_tahun2002
 
Ijin mendirikan bangunan
Ijin mendirikan bangunanIjin mendirikan bangunan
Ijin mendirikan bangunan
 
Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006Permen PU 30 tahun 2006
Permen PU 30 tahun 2006
 
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedungPedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
Pedoman sertifikat laik fungsi bangunan gedung
 

Similar to SMA BANGUNAN

Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANModul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)noussevarenna
 
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form simaridhoalamsyah
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxMuh.Nasir Lewa
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7vickrygaluh59
 
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptx
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptxPPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptx
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptxYayanYanti
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptDendenRabahAbdulMuji
 
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptx
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptxFauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptx
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptxFauzanAmri5
 
Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasManajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasbambangwisaksono
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfDreamGaming224
 
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan Fasilitas
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan FasilitasManajemen Perawatan Bangunan Gedung dan Fasilitas
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan FasilitasFernandoMarimba
 
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptfdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptSablengTenan
 
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptfdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptHandikaAdetiya
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptSablengTenan
 
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tangga
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tanggaPerawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tangga
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tanggaBowo Budileksono P.hD
 
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerjaBab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerjaAngga Erlangga
 
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docxSitiNurwahyuni3
 
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docx
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docxNaskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docx
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docxNabillaWidhah
 
Modul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - PondasiModul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - PondasiPPGHybrid1
 

Similar to SMA BANGUNAN (20)

Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANModul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
 
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
 
Kajian manajemen gedung
Kajian manajemen gedungKajian manajemen gedung
Kajian manajemen gedung
 
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptx
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptxPPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptx
PPT_SURVEY_KERUSAKAN_BANGUNAN.pptx
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
 
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptx
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptxFauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptx
Fauzan Amri_Pengabdian Masyarakat.pptx
 
Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasManajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
 
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan Fasilitas
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan FasilitasManajemen Perawatan Bangunan Gedung dan Fasilitas
Manajemen Perawatan Bangunan Gedung dan Fasilitas
 
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptfdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
 
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.pptfdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
fdokumen.com_manajemen-pemeliharaan-dan-perawatan-gedung-dan-fasilitasnya.ppt
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
 
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tangga
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tanggaPerawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tangga
Perawatan dan perbaikan_peralatan_listrik_rumah_tangga
 
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerjaBab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
 
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docx
 
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docx
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docxNaskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docx
Naskah laporan Kerja Praktek (KP) 2.docx
 
Modul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - PondasiModul TKP M1KB1 - Pondasi
Modul TKP M1KB1 - Pondasi
 

More from Renol Doang

Eliminasi gauss-jordan
Eliminasi gauss-jordanEliminasi gauss-jordan
Eliminasi gauss-jordanRenol Doang
 
Teori bahas automata
Teori bahas automataTeori bahas automata
Teori bahas automataRenol Doang
 
3.organisasi sequential
3.organisasi sequential3.organisasi sequential
3.organisasi sequentialRenol Doang
 
6. organisasi multi key
6. organisasi multi key6. organisasi multi key
6. organisasi multi keyRenol Doang
 
Mana jemen proyek bab 9
Mana jemen proyek bab 9Mana jemen proyek bab 9
Mana jemen proyek bab 9Renol Doang
 
5. organisasi indeks sequential
5. organisasi indeks sequential5. organisasi indeks sequential
5. organisasi indeks sequentialRenol Doang
 
7 sort dan merge
7 sort dan merge7 sort dan merge
7 sort dan mergeRenol Doang
 
I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)Renol Doang
 
8 pengenalan input output
8 pengenalan input output8 pengenalan input output
8 pengenalan input outputRenol Doang
 
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariahMakalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariahRenol Doang
 
Model penil rev 18102013 lck sma
Model penil rev 18102013 lck smaModel penil rev 18102013 lck sma
Model penil rev 18102013 lck smaRenol Doang
 
Cara instalasi-linux-ubuntu
Cara instalasi-linux-ubuntuCara instalasi-linux-ubuntu
Cara instalasi-linux-ubuntuRenol Doang
 
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13Renol Doang
 

More from Renol Doang (20)

Gaussjordan
GaussjordanGaussjordan
Gaussjordan
 
Eliminasi gauss-jordan
Eliminasi gauss-jordanEliminasi gauss-jordan
Eliminasi gauss-jordan
 
Snort
SnortSnort
Snort
 
Teori bahas automata
Teori bahas automataTeori bahas automata
Teori bahas automata
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
 
3.organisasi sequential
3.organisasi sequential3.organisasi sequential
3.organisasi sequential
 
6. organisasi multi key
6. organisasi multi key6. organisasi multi key
6. organisasi multi key
 
Mana jemen proyek bab 9
Mana jemen proyek bab 9Mana jemen proyek bab 9
Mana jemen proyek bab 9
 
5. organisasi indeks sequential
5. organisasi indeks sequential5. organisasi indeks sequential
5. organisasi indeks sequential
 
Komunikasi data
Komunikasi dataKomunikasi data
Komunikasi data
 
7 sort dan merge
7 sort dan merge7 sort dan merge
7 sort dan merge
 
I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)
 
Permen 45 2010
Permen 45 2010Permen 45 2010
Permen 45 2010
 
8 pengenalan input output
8 pengenalan input output8 pengenalan input output
8 pengenalan input output
 
9.sistem file
9.sistem file9.sistem file
9.sistem file
 
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariahMakalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
 
Model penil rev 18102013 lck sma
Model penil rev 18102013 lck smaModel penil rev 18102013 lck sma
Model penil rev 18102013 lck sma
 
Manajemen umum
Manajemen umumManajemen umum
Manajemen umum
 
Cara instalasi-linux-ubuntu
Cara instalasi-linux-ubuntuCara instalasi-linux-ubuntu
Cara instalasi-linux-ubuntu
 
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13
Petunjuk pelaksanaan pemesanan dan pembayaran buku k 13
 

Recently uploaded

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

SMA BANGUNAN

  • 1. DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2011 Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah PEMANFAATAN PEMELIHARAAN PERAWATAN
  • 2.
  • 3. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah iii KATA PENGANTAR Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu satuan pendidikan formal, perlu merencanakan upaya pemeliharaan dan peningkatan performansi sarana prasarana secara berkala sehingga secara kontinyu dapat menunjang proses pembelajaran. Bangunan sekolah sebagai salah satu prasarana yang digunakan oleh pengelola SMA, wajib untuk dimanfaatkan, dipelihara dan dirawat secara optimal agar dapat tetap laik fungsi. Sebagaimana ditegaskan kembali dalam UU No. 28 Tahun 2002, pasal 37 ayat (3) yaitu: Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi. Pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah di beberapa daerah, dipengaruhi oleh implementasi otonomi daerah di masing-masing daerah. Hal ini berpengaruh pada standar pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah, terkait dengan kapasitas dan kemampuan dan daya dukung daerah. Sehingga terdapat kesenjangan dalam sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah. Hadirnya Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Sekolah Menengah Atas, merupakan bentuk rekomendasi bagi para pengelola bangunan SMAdalam merencanakan dan melaksanakan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan
  • 4. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah iv secara tepat dan efisien melalui tata cara dan metodologi yang sederhana dan mudah dipahami. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Penyusun Pedoman, yang telah bekerja keras guna hadirnya dokumen ini. Kiranya menjadi sumbangan konstruktif bagi kemajuan dan pengembangan Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Direktur Pembinaan SMA Totok Suprayitno, Ph.D NIP. 19601005 198603 1 005
  • 5. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah v DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAGIAN A LATAR BELAKANG 1 BAGIAN B MAKSUD DAN TUJUAN 5 BAGIAN C SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN SMA 7 C.1 Pola Pemeliharaan dan Perawatan 7 C.2 Organisasi Pelaksana Pemeliharaan dan Perawatan 10 C.3 Ruang Lingkup Pemeliharaan dan Perawatan 14 C.4 Pembiayaan Bagi Pemeliharaan dan Perawatan 16 C.5 Estimasi Biaya dalam Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan 17 BAGIAN D TINDAK PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGU- NAN SMA 23 D.1 Pemeliharaan Komponen Struktur 23 D.1.1 Pondasi Bangunan 24 D.1.2 Struktur Bangunan Beton 25 D.1.3 Struktur Rangka Atap 27 D.2 Pemeliharaan Komponen Arsitektur 28 D.2.1 Penutup Atap 28 D.2.2 Talang Air 33
  • 6. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah vi Perawatan Bangunan vi D.2.3 Listplang 34 D.2.4 Plafon 35 D.2.5 Dinding 38 D.2.6 Kusen 39 D.2.7 Kaca 42 D.2.8 Penutup Lantai 43 D.2.9 Pengecatan Dinding Bata 46 D.2.10 Kunci, Grendel, dan Engsel 47 D.2.11 Sliding, Rolling, Falding Door 48 D.2.12 Door Closer 50 D.3 Pemeliharaan Komponen Utilitas 51 D.3.1 Sistem Tata Udara (AC) 51 D.3.2 Kamar Mandi 53 D.3.3 Floor Drain Kamar Mandi 54 D.3.4 Saluran Air Bersih dan Penampungan Air Bersih 55 D.3.5 Saluran Air Kotor 57 D.3.6 Septic Tank 58 D.3.7 Sistem Kelistrikan 59 D.3.8 Alat Pemadam Api Ringan 64 D.4 Pemeliharaan Komponen Tata Ruang Luar 65 D.4.1 Pintu Gerbang dan Pagar Sekolah 66 D.4.2 Jalan Masuk dan Area Parkir 68 D.4.3 Ruang Jaga 69 D.4.4 Halaman dan Taman 70
  • 7. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah vii Perawatan Bangunan vii D.4.5 Lampu Penerangan Luar 71 D.4.6 Penampungan Sampah 71 D.4.7 Saluran Pembuangan 73 BAGIAN E TINDAK PERAWATAN KOMPONEN BANGUNAN SMA 75 E.1 Pemeliharaan Komponen Struktur 75 E.1.1 Pondasi Bangunan 75 E.1.2 Struktur Bangunan Beton 80 E.1.3 Struktur Rangka Atap 83 E.2 Pemeliharaan Komponen Arsitektur 87 E.2.1 Penutup Atap 87 E.2.2 Talang Air 88 E.2.3 Listplang 89 E.2.4 Plafon 90 E.2.5 Kusen 92 E.2.6 Penutup Lantai 93 E.2.7 Dinding 96 BAGIAN F PERIODISASI PEMELIHARAAN DAN PER- AWATAN 103 F.1Periodisasi Komponen Struktur 104 F.2 Periodisasi Komponen Arsitektur 106 F.3 Periodisasi Komponen Utilitas 107 F.4 Periodisasi Komponen Tata Ruang Luar 108 DAFTAR PUSTAKA 109
  • 8.
  • 9. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 1 BAGIAN A PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang merupakan bagian dari Standar Nasional Pendidikan, menjadi perhatian setiap satuan pendidikan. Hal ini sebagaimanadiamanatkandalamUndang-undangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 45 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Dalam penjelasan lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 menyebutkan bahwa: Standar sarana dan prasarana adalahstandarnasionalpendidikanyangberkaitandengan kriteriaminimaltentangruangbelajar,tempatberolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai salah satu satuan pendidikan formal, perlu merencanakan upaya pemeliharaan dan peningkatan performansi sarana
  • 10. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 2 prasarana secara berkala sehingga secara kontinyu dapat menunjang proses pembelajaran. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah. Bangunan sekolah adalah prasarana yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah. Menteri Pendidikan Nasional dalam Lampiran PERMEN No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana menjelaskan bahwa bangunan sekolah khususnya bangunan baru direncanakan agar memiliki usia layan bangunan minimum 20 tahun. Sedangkan dalam UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung lebih jauh mensyaratkan usia layan bangunan harus mencapai 50 tahun. Untuk itu proses pemeliharaan perlu dilakukan secara terencana, untuk semua komponen bangunan agar dapat memenuhi usia layan minimum yang dipersyaratkan. Dengan telah hadirnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, menjelaskan lebih jauh tentang pentingnya aspek pemeliharaan dan perwatan bangunan ini. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1, yang menjelaskan diantaranya:  Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.  Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi.
  • 11. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 3  Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Bangunan sekolah sebagai salah satu prasarana yang digunakan oleh pengelola SMA, wajib untuk dimanfaatkan, dipelihara dan dirawat secara optimal agar dapat tetap laik fungsi. Sebagaimana ditegaskan kembali dalam UU No. 28 Tahun 2002, pasal 37 ayat (3) yaitu: Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi. Secara alami apa pun bangunan yang dibuat oleh manusia,lamakelamaanakanmenjadirusak.Halituterjadi karena adanya pengaruh beberapa faktor yang secara perlahan dan bertahap akan mengurangi fungsi bagian- bagian bangunan, sehingga pada waktunya bangunan atau bagian bangunan akan mengalami kerusakan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan, antara lain perubahan suhu, tingkat kelembaban udara, debu dan kotoran, salah penggunaan, serta faktor internal dari bangunan tersebut. Kerusakan yang terjadi pada bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat diantisipasi dengan melakukan upaya pemeliharaan secara rutin dan teratur. Secara garis besar ada dua jenis aktivitas yang harus diperhatikan dalam menjaga bangunan SMA agar tetap laik: 1) Pemeliharaan bangunan gedung SMAadalah kegiatan menjaga keandalan bangunan SMA beserta prasarana
  • 12. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 4 dan sarananya agar bangunan gedung sekolah selalu laik fungsi (preventive maintenance). Pemeliharaan dilakukan secara rutin dan berkala sehingga bangunan senantiasa dalam keadaan laik fungsi, pemeliharaan yang tidak dilaksanakan semestinya berpotensi pada timbulnya kerusakan pada bangunan sehingga perlu tindakan perawatan bangunan. 2) Perawatan bangunan gedung SMA adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance). Kerusakan bangunan yang bermuara pada tindakan perawatan bangunan, dapat berasal dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah tidak berjalannya proses pemeliharaan secara rutin dan berkala, sedangkan faktor luar diantaranya perubahan suhu yang ekstrim, terjadinya bencana alam (misal: gempa, banjir, longsor dan lain-lain) dan salah penggunaan bangunan (misal: pembebanan berlebih pada bangunan dan tidak simetris/merata, beban daya listrik yang hanya bertumpu pada salah satu jalur kelistrikan, dan lain- lain) Hadirnya Panduan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Sekolah Menengah Atas, merupakan bentuk rekomendasi bagi para pengelola bangunan SMA dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola proses pemeliharaandanperawatanbangunansecaratepatdanefisien melalui tata cara dan metodologi yang sederhana dan mudah dipahami. Panduan akan membedakan langkah pemeliharaan dan perawatan bangunan SMA pada bagian yang terpisah, untuk memperjelas lingkup dan langkah tindakan yang perlu diambil pada komponen bangunan.
  • 13. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 5 BAGIAN B MAKSUD DAN TUJUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penyusunan Panduan Pemeliharaan danPerawatanBangunanGedungSMAiniadalahdijadikan sebagai acuan dalam mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung SMA dalam rangka proses pemanfaatan bangunan. Tujuan umumnya adalah dapat terwujudnya bangunan gedung SMA sesuai fungsi yang ditetapkan dan yang memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian lingkungan. Tujuan khususnya adalah : 1) Memperpanjang usia pakai bangunan. Hal itu sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk perawatan bangunan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan memelihara bagian dari bangunan tersebut; 2) Menjamin bangunan SMA selalu siap dan dalam kondisi optimal untuk mendukung kegiatan belajar;
  • 14. Maksud dan Tujuan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 6 3) Menjamin keselamatan, kesehatan dan kenyamanan orang atau siswa yang menggunakan bangunan SMA tersebut.
  • 15. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 7 BAGIAN C SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN SMA C. SISTEM PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN SMA Sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan SMA merupakan mekanisme kegiatan yang harus dikembangkan oleh pengelola SMAdalam memanfaatkan bangunan. Sistem didukung oleh beberapa aspek sebagai berikut: 1) Pola pemeliharaan dan perawatan; 2) Organisasi pelaksana pemeliharaan dan perawatan; 3) Ruang lingkup pemeliharaan dan perawatan; dan 4) Pembiayaan bagi pemeliharaan dan perawatan. Aspek-aspek tersebut di atas tidak berdiri sendiri namun menjadi satu kelengkapan dalam membangun sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan SMA. C.1 Pola Pemeliharaan dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar bangunan SMA selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi bangunan SMA dapat dipakai kembali. Pemeliharaan
  • 16. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 8 yang dilakukan secara rutin dan berkala, akan meminimalisir perawatan bangunan dalam jangka panjang. Panduan ini membagi pemeliharaan dan perawatan bangunan, sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar C.1 Gambar C.1 Pola Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA 1) Pemeliharaan bangunan Pemeliharaan adalah langkah preventif yaitu tindakan pada bangunan yang dilakukan secara rutin dan dapat pula pada selang waktu tertentu dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terbagi menjadi: a. Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan secara terus-menerus, baik bersifat harian/ mingguan/bulanan, beberapa contoh kegiatan pemeliharaan rutin diantaranya:
  • 17. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 9  Pembersihan lantai ruangan; kusen dan jendela, atap plafond dan dinding dll.  Pembersihan kloset, bak mandi, lantai dan dinding toilet, bak laboratorium dll.  Pembersihan talang air dan saluran air kotor.  Pembersihan saluran selokan sekolah. b. Pemeliharaan berkala merupakan langkah tindakan pada bangunan menurut periodisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, beberapa contoh kegiatan diantaranya:  Perbaikan dan Pengecatan dinding.  Perbaikan dan pengecatan kusen pintu dan jendela.  Penggantian genting atau penutup atap lainnya.  Service dan penambahan gas freon pada unit AC 2) Perawatan bangunan Perawatan merupakan tindak lanjut terhadap langkah pemeliharaan preventif yang telah dilakukan, dimana kegiatan perbaikan dan/ atau penggantian bagian bangunan dilakukan
  • 18. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 10 agar bangunan sekolah tetap laik fungsi. Pola perawatan yang umum dilaksanakan adalah: a. Rehabilitasi Memperbaiki beberapa bagian bangunan yang telah mengalami kerusakan kemudian untuk dipergunakan kembali sesuai dengan fungsinya. b. Renovasi Memperbaiki bangunan yang sebagian telah rusak berat dengan tetap mempertahankannya sesuai fungsi semula, dimana perubahan dalam arsitektur, struktur maupun utilitasnya bangunan dapat disesuaikan. Pihak Sekolah dalam pelaksanaan perawatan bangunan memerlukan masukan dan rekomendasi dari tim teknis (konsultan) atau Dinas Teknis, terkait penilaian konstruksi yang mencakup tingkat kerusakan, teknis dan metodologi perbaikan, gambar kerja dan estimasi biaya. C.2 Organisasi Pelaksana Pemeliharaan dan Perawatan Organisasi pelaksana pemeliharaan dan perawatan bangunan SMA, secara struktur berada
  • 19. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 11 langsung di dalam organisasi sekolah, sebagaimana dijelaskan dalam Gambar C.2 di bawah ini. Kepala Sekolah Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan GURU Siswa Wakasek Sarana/Prasarana Fungsi Koordinator Perawatan Bangunan WakasekHub. Kerjasama Masyarakat Kepala Tata Usaha Komite Sekolah Gambar C.2 Struktur Organisasi SMA Organisasi pelaksana manajemen bangunan dipimpin oleh Koordinator pelaksana, yang fungsi tugasnya dilaksanakan oleh Wakasek Sarana/ Prasarana. Koordinator pelaksana memiliki fungsi, tugas dan tanggungjawabnya mencakup: 1) Menjalankan fungsi umum tugas perawatan bangunan a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan peralatan/ perlengkapan gedung SMA, instalasi dan utilitas bangunan. b. Mengadakan inspeksi langsung secara teratur
  • 20. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 12 ke seluruh ruangan/bangunan untuk memeriksa peralatan/ perlengkapan bangunan dan instalasi serta utilitas bangunan. c. Menerapkan sistem pengarsipan yang teratur untuk seluruh dokumen, surat-surat, buku- buku manual pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan, serta laporan-laporan yang ada. d. Memelihara dan membina hubungan kerja internal dan eksternal. 2) Menjalankan fungsi tugas keteknikan a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan penyelia atau pelaksana yang berada di bawah kewenangannya. b. Menyusun rencana anggaran operasional. c. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan, perawatan dan perbaikan peralatan/perlengkapan bangunan dan instalasi serta utilitas bangunan. d. Mengevaluasi dan memberi masukan tentang penggunaan bahan dan energi serta biaya operasinal. e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata laksana baku (standard operation procedure).
  • 21. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 13 3) Menjalankan fungsi tugas tata graha a. Mengkoordinir dan memberi arahan kepada pelaksana. b. Menyusun rencana anggaran kebersihan. c. Memeriksa kebersihan secara rutin. d. Mengendalikan penggunaan bahan dan peralatan pembersih. e. Menyusun dan menyajikan laporan operasional sesuai dengan tata laksana baku (standard operation procedure). 4) Menjalankan fungsi tugas administrasi dan keuangan a. Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan kerja yang berada di bawah koordinasinya, agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja. b. Menyusun rencana kerja dan anggaran operasional untuk periode tertentu. c. Meneliti laporan dan usulan permintaan alokasi dana. d. Menyusun dan melaporkan penggunaan dana operasional. e. Merumuskan, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi serta mengawasi proses pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan realisasi anggaran.
  • 22. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 14 f. Memeriksa pembelian, pengadaan barang/jasa serta pengeluaran uang sesuai wewenang yang ditetapkan. C.3 Ruang Lingkup Pemeliharaan Bangunan Ruang lingkup pemeliharaan dalam Panduan ini diarahkan pada upaya pemeliharaan yang bersifat preventif terhadap komponen-komponen bangunan sekolah, yaitu: 1) Komponen Struktur Komponen struktur pada bangunan SMA yang diperhitungkan:  Pondasi;  Struktur utama: Kolom dan balok, Pelat lantai dan tangga;  Struktur rangka atap. 2) Komponen Arsitektur Komponen arsitektur yang diperhitungkan:  Penutup atap, talang air dan lisplang;  Penutup plafon;  Dinding bata, kayu, keramik, marmer, plesteran,
  • 23. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 15  Kusen  Kaca.  Penutup lantai.  Pengecatan  Kunci, gerendel, dan engsel.  Sliding door, Rolling door, Falding door  Door Closer 3) Komponen Utilitas: Komponen utilitas yang diperhitungkan:  Sistem tata udara (AC)  Kamar mandi dan Floor Drain  Saluran perpipaan air bersih  Penampungan air bersih  Saluran perpipaan air kotor  Septic Tank  Sistem kelistrikan  Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 4) Komponen Tata Ruang Luar: Komponen tata ruang luar yang diperhitungkan:  Pintu gerbang sekolah dan pagar  Jalan masuk dan area parkir
  • 24. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 16  Ruang jaga  Halaman dan taman.  Lampu penerangan luar  Penampungan sampah.  Saluran pembuangan atau selokan C.4 Pembiayaan Bagi Pemeliharaan Bangunan Biaya bagi kegiatan pemeliharaan dibebankan kepada anggaran rutin tahunan, yang ditetapkan dalam Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk setiap tahunnya. Adapun besaran estimasi tahunan bagi pemeliharaan bangunan dapat diperhitungkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:  Mengacu pada besaran anggaran pemeliharaan pada bangunan Negara yaitu minimal sebesar 2% dari nilai harga bangunan. Nilai harga bangunan (NHB) diperoleh dari: NHB = Harga satuan bangunan (Rp/m2) x Luas bangunan sekolah (m2) Anggaran ini ditujukan untuk memdukung pemeliharaan yang bersifat rutin.  Mengikuti aturan, kebutuhan dan prioritasi yang ditetapkan bersama oleh pihak Sekolah dan pihak
  • 25. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 17 Komite Sekolah, yang ditetapkan dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah)  Anggaran untuk pemeliharaan bangunan sekolah ini dapat pula diestimasikan besaran biayanya berdasarkan bobot komponen bangunan yang akan diperhitungkan masuk dalam periode pemeliharaan. Anggaran ini ditujukan bagi pemeliharaan komponen bangunan yang bersifat periodik,misalnyapengecatanulang,penggantian komponen dan lain-lain. Hasil dari perhitungan anggaran ini dapat menjadi bahan masukan rencana belanja sekolah dalam tahun akademik yang berjalan. C.5 Estimasi Biaya Pemeliharaan Berdasarkan Bobot Komponen Bangunan Pemeliharaan bangunan sekolah, tidak terlepas daribiayapelaksanaanpekerjaanyangharusdisiapkan dan dianggarkan oleh pihak sekolah selaku pengelola dan pengguna bangunan. Perhitungan estimasi biaya pemeliharaan ini dapat diperhitungkan berdasarkan bobot komponen bangunan yang distandarkan untuk bangunan Negara seperti yang terlihat pada tabel 5-1 di bawah ini. Bobot komponen bangunan ini menjelaskan prosentase biaya konstruksi suatu komponen
  • 26. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 18 bangunan, terhadap keseluruhan biaya konstruksi bangunan. Sehingga dengan pendekatan ini dapat kita perhitungkan, berapa biaya yang diperhitungkan terkait pemeliharaan pada satu atau beberapa komponen bangunan. Hal ini dapat memudahkan dalam perencanaan pemeliharaan dan perawatan, pihak sekolah dapat menetapkan skala prioritas perbaikan berdasarkan ketersedian anggaran yang sudah dialokasikan dalam RAPBS. Tabel C-1 Bobot Komponen Bangunan No Komponen Bangunan yang diperiksa Bobot A FONDASI A.1 Fondasi 12 B STRUKTUR UTAMA B.1 Kolom dan Balok 19 B.2 Pelat Lantai dan Tangga 2 C ATAP C.1 Kuda-kuda 5.5 C.2 Gording dan Lisplang 2 C.3 Penutup Atap 4 D PLAFOND D.1 Rangka Plafond 4 D.2 Penutup Plafond 4 E DINDING E.1 Batu bata/ Batako-dinding 7 E.2 Plesteran 3 E.3 Jendela/Kaca 2.5 E.4 Pintu 3
  • 27. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 19 E.5 Kusen 3 F LANTAI F.1 Penutup Lantai 10.5 G FINISHING G.1 Finishing Struktur 1 G.2 Finishing Plafond 3 G.3 Finishing Dinding 2.5 G.4 Finishing Kusen/Daun Pintu 3.5 H UTILITAS H.1 Instalasi Listrik 4 H.2 Instalasi Air 3 H.3 Sistem Drainasi dan Limbah 1.5 Total 100 Perhitungan estimasi biaya perbaikan dan perkuatan bangunan sekolah didasari oleh asumsi- asumsi sebagai berikut: 1) Komponen bangunan dan bobot komponen bangunan, untuk bangunan yang dihitung diasumsikan sesuai dengan tabel C-1 di atas. 2) Luas bangunan diperhitungkan pada area dimana perbaikan dan perkuatan bangunan dilaksanakan. 3) Harga satuan bangunan per meter persegi yang dipakai adalah harga satuan untuk bangunan baru yang berlaku pada saat itu di suatu daerah.
  • 28. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 20 4) Estimasi biaya pemeliharaan bangunan dihitung dengan pendekatan sebagai berikut: Estimasi Biaya Pemeliharaan = Luas bangunan X Σ % Bobot komponen X Harga satuan bangunan Dimana:  Luas bangunan adalah luas bangunan yang diperhitungkan pada area pemeliharaan bangunan (m2 ).  % Bobot komponen bangunan, ditetapkan pada bobot komponen mana yang masuk dalam rencana pemeliharaan.  Harga satuan bangunan per meter persegi yang diperhitungkan (Rp / m2 )  Estimasi biaya merupakan pendekatan rencana anggaran biaya yang perlu dialokasikan bagi perbaikan dan perkuatan bangunan sekolah. Sebagai gambaran perhitungan estimasi biaya, akan diberikan contoh perhitungan untuk biaya perbaikan dan perkuatan bangunan sekolah terkait program pemeliharaan bangunan sekolah.
  • 29. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 21 Contoh perhitungan: 1) SMAXXX pada tahun 2011 bermaksud melakukan penggantian lantai teraso menjadi keramik dan pengecatan ulang pada 9 (Sembilan) ruang kelas. Pekerjaan pengecatan termasuk pengecatan dinding, plafond dan kusen. Bangunan sekolah berada di daerah Jabotabek dengan harga satuan bangunan Rp. 1,8 jt / m2 . Dari informasi di atas diperoleh perhitungan sebagai berikut: Komponen Bangunan Bobot Komponen Bangunan (A) Keterangan Finishing Plafon 3 Pengecatan Finishing Kusen 3,5 Pengecatan Finishing Dinding 2,5 Pengecatan Penutup Lantai 10,5 Penggantian penutup lantai Total 19,5  Bobot komponen (A) dapat dilihat pada tabel C.1  Jumlah bobot dari semua komponen bangunan diperoleh = 19,5%  Luas bangunan dari 9 (Sembilan) ruang kelas adalah = 72 m2 x 9 = 648 m2
  • 30. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan SMA Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 22  Harga satuan bangunan di Jabotabek = Rp. 1.800.000,-  Estimasi Biaya yang dibutuhkan adalah: Estimasi Biaya Pemeliharaan = Luas bangunan X Σ % Bobot komponen X Harga satuan bangunan Estimasi Biaya = 648 m2 X 19,5% X Rp. 1.800.000,- / m2 = Rp. 227.448.000,- Dibulatkan ~ Rp. 227.500.000,- (Dua ratus dua puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) Biaya estimasi tersebut sudah termasuk bahan dan upah perbaikan komponen bangunan. Perhitungan yang sama dapat dilakukan pada ruangan lain dari bangunan sekolah yang memerlukan pemeliharaan pada komponen bangunannya.
  • 31. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 23 BAGIAN D TINDAK PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGUNAN SEKOLAH D. TINDAK PEMELIHARAAN KOMPONEN BANGUNAN SMA Tindak pemeliharaan komponen bangunan dimaksudkan agar komponen pendukung bangunan berada dalam kondisi baik sehingga bangunan SMA tetap laik fungsi. Tindak pemeliharaan pada bangunan terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu komponen struktur, arsitektur, utilitas dan tata ruang luar. Secara lebih jelas tindak pemeliharaan pada masing-masing komponen dijelaskankan dalam sub bab sebagai berikut: D.1. Pemeliharaan Komponen Struktur Pokok pemeliharaan komponen struktur bangunan SMA mencakup: a. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan SMA dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur. b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
  • 32. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 24 c. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif. d. Mengantisipasi perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan yang dapat menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan SMA, di luar batas beban yang direncanakan. e. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya f. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan. Adapun bagian-bagian dari komponen struktur yangperlumendapatperhatiandalampemeliharaan bangunan SMA diantaranya: D.1.1. Pondasi Bangunan Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di atasnya. Teknis pemeliharaan: a. Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak pondasi.
  • 33. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 25 b. Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah. c. Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar pondasi dengan bahan kimia seperti : Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor, Lindanef, dll. Gmb. D.1 Pemeriksaan Pondasi D.1.2. Struktur Bangunan Beton Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi tiang, lantai atau pelat lantai atau atap (dak). Biasanya kebocoran yang terjadi pada pelat lantai karena adanya retak
  • 34. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 26 rambut pada konstruksi pelat, sehingga air kamar atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian lain bangunan sebagai kebocoran. Gmb. D.2 Lantai Beton Teknis pemeliharaan: a. Bersihkankotoranyangmenempelpadapermukaan beton secara merata. b. Cat kembali dengan cat emulsi (coating) atau cat yang tahan air dan asam pada permukaannya.
  • 35. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 27 D.1.3. Struktur Rangka Atap Struktur rangka atap pada bangunan sekolah umumnya terbuat dari kontruksi kayu, kemudian pada era tahun 90-an mulai dikenal dan digunakan struktur rangka atap yang terbuat dari baja ringan. Karenamerupakanstrukturyangtertutup,sehingga pemeliharaan dan perawatan struktur rangka atap lebih banyak bersifat preventiv. Teknis pemeliharaan: a. Perbaiki segera jika ditemukan adanya penutup atap yang bocor, untuk menghindari terjadi pelapukan pada struktur rangka kayu. b. Lakukan pengecekan berkala terhadap kemungkinan serangan rayap, yang datang melalui dinding atau pipa instalasi listrik. c. Lakukan pengamatan visual secara berkala dengan melihat tampak luar, apakah terlihat bergelombang atau terjadi lendutan baik pada penutup atap atau plafon di dalam ruangan. Apabila hal ini terjadi segera lakukan langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
  • 36. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 28 Gmb. D.3 Rangka Atap D.2. Pemeliharaan Komponen Arsitektur Pokok pemeliharaan komponen arsitektur diarahkan pada: a. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur eksterior bangunan sehingga tetap rapih dan bersih. b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur interior ruang serta kelengkapannya. D.2.1. Penutup Atap 1) Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
  • 37. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 29 Langkah pemeliharaan: a. Pembersihan dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali. b. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang- kurangnya setiap 4 (empat) tahun sekali. Gmb. D.4 Bangunan sekolah beratap seng 2) Atap Genteng Tanah Liat Langkah pemeliharaan: a. Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran setiap 1 (satu) bulan sekali.
  • 38. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 30 Gmb. D.5 Penutup atap genteng tanah liat 3) Atap Sirap Langkah pemeliharaan: a. Bersihkan setiap 6 (enam) bulan permukaan atap dari kotoran agar jamur atau tumbuhan tidak melekat b. Gantilah sirap yang telah rapuh atau pecah-pecah dengan yang baru dengan ukuran yang sama c. Bila menggunakan lapisan aspal-pasir sebagai lapisan atas permukaan atap, periksa aspal yang mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan aspal cair baru setebal 5 (lima) milimeter.
  • 39. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 31 Gmb. D.6 Bangunan sekolah beratap sirap 4) Atap Genting Beton Langkah pemeliharaan: a. Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap dari kotoran yang melekat b. Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan cara semprot secara merata c. Bila menggunakan lapisan aspal-pasir sebagai lapisan atas permukaan atap, periksa aspal yang mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan aspal cair baru setebal 5 (lima) milimeter.
  • 40. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 32 5) Atap Genteng Keramik Langkah pemeliharaan: a. Periksa setiap 6 (enam) bulan atap keramik, terutama pada bubungannya b. Bila terdapat retak segera tutup dengan cat anti bocor atau campuran epoxy. c. Cat kembali pertemuan bubung dengan genteng keramik dengan cat genteng yang sewarna Gmb. D.7 Penutup atap genteng keramik
  • 41. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 33 6) Atap Fiberglass Langkah pemeliharaan: a. Periksa setiap 6 (enam) atap fiberglass terutama pada sambungan antar komponen fiberglass b. Bersihkan dengan menggunakan sikat yang lembut dan cairan sabun atau deterjen. c. Bila terdapat retak tutup dengan cat anti bocor. D.2.2. Talang air Langkah pemeliharaan : a. Periksa setiap 1 (satu) bulan kondisi talang air b. Bersihkan dari kotoran dan sumbatan yang melekat pada dasar tang atau dekat saluran pembuangan vertikal. Gmb. D.8 Talang air yang tidak rata
  • 42. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 34 D.2.3. Listpang Langkah pemeliharaan : a. Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank. b. Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat yang lembut dan airan sabun atau deterjen. Gmb. D.9 Listplang terpasang rapih
  • 43. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 35 D.2.4. Plafon 1) Plafon Tripleks. Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan kotoran yang melekat sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dari kotoran yang melekat. b. Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih c. Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan yang baru d. Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat dengan cat emulsi yang serupa, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan ulang Gmb. D.10 Plafon triplek
  • 44. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 36 2) Plafon Gipsum Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lakukan pembersihan plafon 1 (satu) sekali dengan menggunakan tongkat sapu kering. b. Hindari penggunaan lap basah dalam membersihkan noda pada plafon gipsum. Gmb. D.11 Plafon Gipsum
  • 45. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 37 3) Plafon Kayu Papan Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan permukaan kayu dengan menggunakan kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari kotoran yang melekat. Lakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. b. Perindah kembali dengan menggunakan teak oil bila perlu dipolitur atau dicat kembali. c. Papan yang terlepas dari dudukannya, dipasang kembali dan dipaku pada beberapa titik dudukan Gmb. D.12 Plafon papan
  • 46. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 38 D.2.5. Dinding Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan permukaan dinding dari debu dan kotoran dengan menggunakan sapu dan sikat. Untuk dinding keramik dan marmer dapat dibersihkan dengan kain pel dan air. b. Pencucian dinding khususnya dinding pada bagian eksterior dapat dilakukan dengan sikat plastik dan dibilas dengan air bersih. Gmb. D.13 Pengecatan Dinding
  • 47. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 39 D.2.6. Kusen 1) Kusen Kayu Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari. b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali setiap 6 (enam) bulan sebagai pemeliharaan permukaan. c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya. Gmb. D.14 Kusen kayu pada pintu dan jendela
  • 48. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 40 2) Pemeliharaan Kusen Aluminium. Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit kaca (sealant). b. Kusenaluminumdibersihkandenganfinishing powder coating setiap 1 (satu) bulan sekali. c. Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan dilakukan setiap hari. d. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali dengan sabun cair atau pembersih kaca. Gmb. D.15 Kusen jendela alumunium
  • 49. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 41 3) Kusen Plastik dan Kusen Besi. Kusen plastik sering dijumpai pada toilet atau kamar mandi, sedangkan kusen besi dijumpai pada pintu gudang atau pintu tambahan (trails) pada ruangan-ruangan khusus (lab computer, lab bahasa, dll). Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari. b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat dengan lantai. c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih. Gmb. D.16 Kusen plastik dan besi
  • 50. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 42 d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik sekurangnya setahun sekali, dengan cara:  Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air.  Ampelas hingga bersih.  Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas.  Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai. D.2.7. Kaca Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan kaca dari debu atau kotoran setiap hari, dengan menggunakan kain pembersih dan air, bila perlu memakai pembersih kaca untuk menghilangkan jamur dan kotoran yang melekat. b. Kaca yang dipasang pada kusen alumunium perlu diperiksa semua karet atau sealent perekatnya, bila terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan sealent baru dengan tipe yang sesuai.
  • 51. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 43 Gmb. D.17 Jendela Kaca pada kusen kayu D.2.8. Penutup Lantai 1) Lantai plesteran Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air bersih. b. Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastic dan air diterjen kemudian dikeringkan.
  • 52. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 44 Gmb. D.18 Lantai plesteran 2) Lantai ubin teraso Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air bersih.Pembersihan dilakukan setiap hari. b. Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian dikeringkan.
  • 53. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 45 Gmb. D.19 Lantai ubin teraso 3) Lantai keramik Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air bersih. Pembersihan dilakukan setiap hari. b. Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian dikeringkan. Dapat pula dipakai tinner, untuk noda yang memiliki daya rekat kuat, kemudian bilas kembali dengan air bersih dan keringkan dengan lap.
  • 54. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 46 Gmb. D.20 Selasar berlantai keramik D.2.9. Pengecatan Dinding Bata Pengecatan dinding bangunan perlu dilakukan untuk menjaga performansi bangunan, baik untuk dinding dalam dan luar bangunan. Dinding dalam bangunan sebaiknya dicat ulang minimal setiap 2 (dua) tahun sekali, sedangkan dinding luar bangunan minimal dicat setiap 3 (tiga) tahun sekali. Pengecatan memakai jenis cat dengan karakteristik yang sesuai, untuk di dalam dan di luar bangunan.
  • 55. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 47 Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan debu dan sarang laba-laba yang menempel pada dinding dengan sapu dan sikat setiap hari. b. Kotoran yang melekat dapat dibersihkan dengan sikat plastik halus, dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan. Apabila memungkinkan dapat dilapisi kembali dengan cat yang sesuai. D.2.10. Kunci, Grendel, dan Engsel Langkah pemeliharan yang dilakukan: a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain sebagainya. b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca/debu. c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan sekali. d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair lainnya.
  • 56. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 48 D.2.11. Sliding door, Rolling door, Falding door Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan sliding door,rolling door,falding door dengan alat yang lembut untuk menghilangkan debu yang melekat. b. Gunakan kuas lebar 4” (10 cm) untuk permukaan dan bagian lekuk yang ada pada permukaan pintu, agar bersih. c. Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air bersih serta keringkan. d. Lakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan warna tetap baik dan terpelihara.
  • 57. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 49 e. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas yang berkualitas baik pada setiap bagian yang bergerak dan pertemuan antar komponen pintu. Gmb. D.22 Ki-ka : Sliding door, Rolling door dan Falding door
  • 58. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 50 D.2.12. Door Closer Langkah pemeliharaan: a. Buka tutup door closer, isi kembali minyak yang ada di dalamnya. b. Bila bocor ganti dengan seal karet yang berukuran sama dengan yang telah ada. c. Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut pengikat secara baik. Gmb. D.23 Door Closer
  • 59. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 51 D.3. Pemeliharaan Komponen Utilitas Pokok pemeliharaan komponen utilitas pada bangunan SMA yang diperhitungkan diantaranya: a. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata udara (AC). b. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala toilet c. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala saluran air bersih. d. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala saluran air kotor. e. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala septic tank. f. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem kelistrikan. g. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem/unit pemadam kebakaran. D.3.1. Sistem Tata Udara (AC) Sistem tata udara yang dipakai pada bangunan SMA, umumnya adalah sistem tunggal yaitu jenis AC Split dimana unit indoor didukung oleh unit
  • 60. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 52 outdor dengan posisi terpisah. Kesejukan udara yang ideal untuk daerah tropis berkisar antara 26o C – 29o C. Tindakan pemeliharaan dan perawatan perlu dilakukan secara berkala, untuk menjaga kelangsungan operasi alat dan memperpanjang usia pakainya. Gmb. D.24 AC Split pada ruang kelas Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Pakailah AC sesuai keperluan, matikan apabila tidak dibutuhkan. Disamping menghemat listrik juga memperpanjang waktu guna gas pendingin. b. Lakukan servis mesin baik Indoor maupun outdoor secara berkala, terkait dengan kebersihan filter, tekanan pada kompresor, heat exchanger cpndensor, dll. Servis dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali,
  • 61. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 53 gunakan penyedia jasa servis AC yang telah berpengalaman. c. Penggantian unit AC dapat dilakukan, berdasarkan pertimbangan teknis dan usia guna AC. d. Ruang kelas dengan dimensi 8m x 9m yang didesain sebagai ruang ber-AC minimal memakai dengan kapasitas 2 PK, dengan kombinasi 1 unit x 2PK atau 2 unit x 1PK. D.3.2. Kamar Mandi Bagian dari toilet atau kamar mandi yang perlu diperhatikan adalah washtafel, bak air, kloset duduk atau kloset jongkok, serta keran air. Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Bersihkan setiap hari washtafel, kloset duduk atau jongkong dari kotoran yang menempel dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat dari metal. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut, bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kain lap bersih. b. Kuras bak air dan bersihkan dengan memakai sikat plastik. c. Periksa keran air sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) bulan sekali untuk mengantisipasi longgarnya baut pengikat, bila perlu mengganti seal karetnya. Hal
  • 62. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 54 ini untuk mencegah terjadinya kebocoran pada kran. Gmb. D.25 Toilet yang kurang terawatt D.3.3. Floor Drain Kamar Mandi (Saluran pembuangan air kotor) Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar mandi. b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan kamar mandi..
  • 63. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 55 c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran, dan bersihkan bila kotor. D.3.4. Saluran Air Bersih dan Penampungan Air Bersih Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang tidak terlindung dari panas matahari. b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada
  • 64. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 56 sebagian penggantung yang lepas. c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal-hal:  Matikan aliran air dari stop kran yang ada.  Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.  Jalankan kembali aliran air bersih yang ada. Gmb. D.27 Saluran air bersih
  • 65. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 57 D.3.5. Saluran Air Kotor Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali. Cara perbaikannya:  Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan.  Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan.  Sambungkan kembali bagian tersebut. Gmb. D.29 Saluran terbuka air kotor
  • 66. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 58 b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang- kurangnya 1 (satu) bulan sekali. c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat. D.3.6. Septic Tank Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik. b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik. c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6 (enam) bulan sekali. Gmb. D.30 Bak kontrol septictank
  • 67. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 59 D.3.7. Sistem Kelistrikan Teknis pemeliharaan komponen elektrikal bangunan, dikembangkan dalam bentuk tabel di bawah ini. Tabel D.1 Teknis Pemeliharaan Sistem Kelistrikan No Sub Sistem Kegiatan Rincian Kegiatan 1 Panel-panel Beban a. MCB dan MCCB Inspeksi Pemeriksaan kondisi fisik Service  Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran.  Pengjian trip MCB dan MCCB dengan menggunakan Current Injector Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan b. Busbar Inspeksi  Pemeriksaan kondisi fisik Busbar panel-panel beban  Pemeriksaan terminasi kabel dan circuit breaker Service  Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran  Pengencangan terminasi kabel dan circuit breaker
  • 68. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 60 Penggantian peralatan dan spa-re part bila rusak Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan c. Alat pengukur (Metering) Inspeksi  Pencatatan penunjukan semua alat ukur (V-meter, A-meter, Kwh-meter)  Evaluasi hasil pencatatan  Pemeriksaan terminasi kabel ke meteran Service  Pengencangan terminasi kabel, mur dan baut  Kalibrasi semua alat ukur Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan d. Pilot Lamp dan Fuse Inspeksi  Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase  Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel Service Pengencangan terminasi pilot lamp di panel Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak Pengencangan bola lampu dan fuse serta peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan 2 Sistem Penerangan Inspeksi  Pengamatan setiap titik lampu  Kondisi Battery Back Up pada lampu emergency. Service Pembersihan armature
  • 69. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 61 Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak  Penggantian bola lampu bila terjadi kerusakan atau telah melampaui batas usia pakai  Penggantian Battery Back Up pada lampu emergency  Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan 3 Sistem Kontrol Penerangan Inspeksi  Pemeriksaan dan pengamatan seluruh titik lampu  Kondisi sistem control secara keseluruhan (Transmission, Terminal, Transformer, Relay, Contact Output Terminal, Instalasi dan peralatan bantunya) Service Pembersihan seluruh sistem control Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak Penggantian seluruh sistem control bila terjadi kerusakan 4 Stop Kontak dan Saklar Inspeksi Pemeriksaan dan pengamatan fungsi dari seluruh stop kontak dan saklar Service Pengecekan instalasi Penggantian pera-latan dan spare part bila rusak Penggantian saklar, stop kontak serta peralatan lain bila terjadi kerusakan.
  • 70. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 62 5 Under Floor Duct dan/ atau Raised Floor System Inspeksi  Pemeriksaan dan pengamatan seluruh Service Box dan Junction Box termasuk seluruh outletnya.  Pemeriksaan tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct/raised floor. Service  Pembersihan seluruh service box dan junction box.  Pengujian tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct dengan megger Penggantian peralatan dan spare part bila rusak.  Penggantian Service Box dan Juction Box serta peralatan lainnya bila terjadi kerusakan.  Penggantian conduit/kabel bila rusak atau tidak sesuai standar nilai tahanannya 6 Sistem Pentahanan Inspeksi  Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya  Pengukuran tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar Service  Pembersihan elektroda pentanahan  Perbaikan tahanan pentanahan bila tahanan di atas standar
  • 71. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 63 Penggantian peralatan dan spare part bila rusak. Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan. 7 Sistem Penangkal Petir Inspeksi  Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya  Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester Service  Pembersihan elektroda pentanahan  Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar Penggantian peralatan dan spare part bila rusak  Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
  • 72. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 64 Gmb. D.31 Ki-ka : Penerangan pada ruang kelas, Fuse, Metering, Saklar dan Stop Kontak D.3.8. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lakukan pemeriksaan rutin terhadap unit APAR dengan Instansi/Badan terkait, untuk memastikan bahwa APAR berfungsi secara baik serta memenuhi syarat pemakaian. Lakukan pemeriksaan setiap 6 (enam) bulan sekali. b. Bersihkan lubang semprotan, dari debu dan kotoran. Simpan di tempat yang mudah dijangkau namun terlindung. c. PengisiankembalitabungAPAR,diisidenganbahan sejenis dan sesuai dengan ketentuan spesifikasinya. d. Segera lakukan pengisian ulang apabila APAR dalam kondisi habis dipakai.
  • 73. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 65 Gmb. D.32 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) D.4. Pemeliharaan Komponen Tata Ruang Luar Pokok pemeliharaan komponen tata ruang luar diarahkan pada: a. Menjaga dan memeriksa kondisi pintu gerbang atau pintu masuk dan pagar sekolah. b. Memelihara jalan masuk (perkerasan) dan sarana parkir kendaraan. c. Memelihara fungsi ruang jaga.
  • 74. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 66 d. Memelihara dan merapihkan halaman dan taman secara baik dan teratur. e. Menjagadanmemeriksakondisilampupenerangan luar. f. Menjaga dan memeriksa kondisi tempat penampungan sampah. g. Menjaga dan memeriksa saluran pembuangan atau selokan. D.4.1. Pintu Gerbang dan Pagar Sekolah Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Pintu gerbang dengan bukaan memakai engsel atau sistem geser memakai rel, perlu dilumasi bagian yang bergerak dengan pelumas. b. Lakukan pengecatan secara berkala pada pintu gerbang dan dudukan pintu gerbang atau gapura, setiap 2 (dua) tahun sekali. c. Pagar sekolah yang terbuat dari kombinasi pasangan bata dan besi atau pasangan bata saja, diperiksa terhadap kemungkinan keretakan, terlepas bagian pagar dan kerusakan lainnya. Perbaikan dilakukan segera terhadap kerusakan yang ada, untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekolah.
  • 75. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 67 d. Pengecatan pagar dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali. e. Pagar sekolah yang tersusun dari tanaman hidup (pagar hidup), dipangkas dan dirapihkan setiap 1 (satu) bulan sekali. Gmb. D.33 Pintu gerbang Gmb. D.34 Pagar sekolah
  • 76. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 68 D.4.2. Jalan Masuk dan Area Parkir Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Perkerasan pada jalan masuk dan area parkir diperiksa kerataannya, apabila terjadi bukaan lubang dan bergelombang, dilakukan penambalan dan proses perataan dengan memakai bahan perkerasan yang sejenis (aspal, paving block dan beton). b. Jalan masuk dan area parkir dibersihkan setiap hari dari sampah dan kotoran. c. Marka parkir kendaraan bermotor dibuat sedemikian rupa, sehingga terjadi pengaturan area parkir untuk kendaraan roda empat dan roda dua. d. Pengaturan dan pengamanan disediakan pada jalan masuk dan area parkir. Gmb. D.35 Area parkir kendaraan roda dua di lingkungan sekolah
  • 77. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 69 D.4.3. Ruang Jaga Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Kelengkapan fasilitas ruang jaga diperiksa, agar dapat ditempati dan difungsikan dengan baik, sarana meja kursi tersedia dalam kondisi baik. b. Ruang jaga dibersihkan setiap hari dan dijaga kerapihannya. c. Penataan ruang jaga mengikuti penataan bangunan sekolah pada umumnya, agar sesuai dan serasi sebagai satu kesatuan dalam lingkungan bangunan sekolah. Gmb. D.36 Ruang jaga
  • 78. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 70 D.4.4. Halaman dan Taman Langkah pemeliharaan : a. Halaman dan taman dibersihkan setiap hari dan dijaga kerapihannya. Sampah dan kotoran lainnya disapu dan ditampung pada tempatnya. b. Tanaman yang dipelihara dan dirawat pada halaman sekolah mencakup pohon, tanaman kecil, semak/perdu dan rumput. c. Pemeliharaan dan perawatan tanaman mencakup pemupukan, penyemprotan, d. Pengobatan, penyiraman dan perapihan. Disediakan tenaga khusus untuk melakukan proses pemeliharaan dan perawatan tanaman. e. Penambahan dan penggemburan media tanaman dilakukan sesuai kebutuhan. f. Penggantian dan penambahan jenis tanaman dapat dilakukan, guna menunjang keindahan dan keasrian lingkungan sekolah.
  • 79. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 71 Gmb. D.37 Halaman sekolah yang terpelihara dan terawat D.4.5. Lampu Penerangan Luar Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Lampu penerangan luar perlu tersedia dalam jumlah cukup dan memadai untuk penerangan di lingkungan luar sekolah, khususnya pada malam hari. b. Pemeriksaan dilakukan pada titik lampu yang mati, dan segera diganti. D.4.6. Penampungan Sampah Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Kondisi tempat penampungan sampah harus dalam kondisi baik, sehingga sampah yang ada tidak tercecer dan bertebaran serta dilengkapi penutup untuk mencegah bau sampah.
  • 80. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 72 Gmb. D.38 Bak sampah terbuka tunggal b. Kerusakan yang terjadi pada tempat penampungan sampahharusdilakukansegera,untukmenghindari potensi ketidaknyamanan dan lingkungan yang tidak sehat. c. Koordinasi pengambilan sampah dengan petugas sampah dari dinas terkait dilakukan secara teratur, untuk menghindari tumpukan sampah yang melebihi volume kapasitas tempat penampungan. d. Sampah dapat pula mulai dipisahkan antara organik dan non organik
  • 81. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 73 Gmb. D.39 Bak sampah penampung pertama D.4.7. Saluran Pembuangan Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Saluran pembuangan atau selokan yang ada disekitar lingkungan sekolah diperiksa setiap 1 (satu) minggu sekali. Kotoran dan sumbatan yang menghalangi jalannya air kotor diangkat dan dibersihkan, sehingga air kotor dapat mengalir dengan lancar menuju saluran pembuangan yang lebih besar. b. Dinding saluran yang rusak diperbaiki untuk mencegah melimpahnya air kotor ke tempat yang tidak semestinya.
  • 82. Tindak Pemeliharaan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 74 c. Pemeriksaan dilakukan secara rutin pada genangan-genangan air pada saluran pembuangan kota/kabupaten yang berada dekat lingkungan sekolah, untuk mengantisipasi sumber penyakit dan bakteri. Lakukan koordinasi dan laporan pada instansi terkait, untuk penanganan selanjutnya. Gmb. D.40 Saluran drainase depan sekolah
  • 83. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 75 BAGIAN E TINDAK PERAWATAN KOMPONEN BANGUNAN SMA Kerusakan yang terjadi pada bangunan sekolah perlu segera ditindaklanjuti dengan langkah tindak perawatan, untuk memulihkan fungsi bangunan dan mendukung proses pelayanan pendidikan. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah identifikasi kerusakan dan dilanjutkan dengan perbaikan melalui metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan jenis dan tingkat kerusakannya. Tindakan perawatan bangunan sebaiknya dikonsultasikan dengan tim teknis (konsultan) atau Dinas Teknis yang mengurusi bangunan. Teknis pelaksanaannya melibatkan pelaksana teknis atau tukang yang berpengalaman terkait dengan jenis dan tingkat kerusakan. Lingkup tindak perawatan yang disampaikan dalam bagian ini merupakan tambahan wawasan bagi pihak sekolah dan diarahkan pada komponen struktur dan arsitektur sebagai bagian paling sering mengalami kerusakan. E.1. Perawatan Komponen Struktur E.1.1. Pondasi Bangunan Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di atasnya.
  • 84. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 76 Teknis perawatan : Langkah perawatan pada beberapa jenis pondasi adalah sebagai berikut: 1) Pondasi batu kali menerus: a. Perbaikan pondasi yang menggantung:  Beri lapisan dasar kapur sebagai bahan pengeras tanah permukaan dan lapisan pasir setebal 5 cm sebagai lantai kerja pada daerah pondasi yang menggantung;  Tambahkan perkuatan pasangan batu kali dan mortar kedap air (1 semen : 3 pasir) pada bawah pondasi yang menggantung;  Setelah pondasi kering, tutup kembali pondasi dengan tanah urugan hingga batas permukaan yang direncanakan. Gmb. E.1. Pondasi Batu Kali Menerus
  • 85. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 77 b. Perbaikan pondasi retak:  Bersihkan daerah patahan pondasi dari lumut dan kotoran tanah;  Berikan adukan mortar kedap air celah patahan hingga penuh. c. Perbaikan pondasi patah:  Bongkar pondasi pada bagian yang patah,  Bangun kembali pasangan pondasi sesuai ukuran dan volume yang dibutuhkan.  Lakukan langkah perkerasan tanah seperti pada kasus pondasi menggantung. Gmb. E.2. Penampang Pondasi Batu Kali
  • 86. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 78 2) Pondasi telapak beton: a. Perbaikan pondasi telapak beton yang menggantung:  Lakukan perkuatan dan perkerasan tanah di sekitar pondasi telapak melalui pemancangan tiang kayu dolken dan penghamparan kapur,  Siapkan lantai kerja dari mortar kedap air di lokasi pondasi setebal 5 cm,  Pasang bekisting kayu (cetakan) sesuai dengan dimensi dan ketebalan adukan beton yang dibutuhkan,  Setelah semua siap lakukan pengecoran beton dengan komposisi (semen:pasir:split = 1:2:3) hingga rata dengan permukaan bawah pondasi yang menggantung . b. Kerusakan yang berdampak pada struktur bangunan secara keseluruhan dimana kolom pondasi patah, pondasi amblas, struktur kolom beton miring dan lain-lain, memerlukan peninjauan dan analisa teknis dari instansi yang berwenang dan kompeten dalam masalah pengujian keandalan bangunan.
  • 87. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 79 Gmb. E.3. Pondasi Telapak 3) Pondasi tiang pancang kayu (pada daerah pasang surut): a. Untuk ujung tiang pancang kayu yang pada saat tertentu air surut terkena panas matahari dan air secara berganti-ganti, tiang kayu secara periodik diberikan cat emulsi yang tahan air dan panas. b. Proses pembersihan tiang pancang kayu terhadap lumut atau binatang air dilakukan secara berkala.
  • 88. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 80 Gmb. E.5 Bangunan Sekolah dengan Pondasi Tiang Pancang Kayu E.1.2. Struktur Bangunan Beton Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi tiang, lantai atau pelat lantai atau atap (dak). Biasanya kebocoran yang terjadi pada pelat lantai karena adanya retak rambut pada konstruksi pelat, sehingga air kamar atau air hujan meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian lain bangunan sebagai kebocoran. Teknis perawatan : 1) Retakan rambut pada kolom dan balok: Retakan pada kolom atau balok harus segera ditutup, untuk mencegah proses oksidasi (karat)
  • 89. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 81 pada tulangan beton.Langkah perbaikan yang dapat dilakukan: Gmb. E.6 Kolom Dinding Retak a. Bersihkan debu dan kotoran pada daerah retakan dengan sikat plastik dan air; b. Masukan adukan semen cair (acian) atau epoxy pada celah retakan. c. Rapihkan hasil pekerjaan, dan dilakukan finishing kembali dengan warna yang sesuai. Retakan yang lebarnya mencapai mm dan memanjang pada sistem struktur, sebaiknya dikonsultasikan pada ahli bangunan, untuk diperoleh rekomendasi teknis dan cara penanganannya.
  • 90. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 82 2) Rembesan air pada pelat lantai atau atap (dak) atau dinding beton: Rembesan pada pelat lantai atau atap harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu pada komponen bangunan lainnya, khususnya komponen arsitektur terkait dengan estetik, kenyamanan dan kesehatan. Langkah perbaikan yang dapat dilakukan diantaranya: Gmb. E.7 Retak Pada Pelat Lantai a. Perbaiki sumber kebocoran, apabila terjadi pada pipa yang tertanam pada dinding atau saluran pembuang pada pelat lantai. b. Bersihkan kotoran dan lumut pada permukaan pelat daerah dengan sikat plastik dan air;
  • 91. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 83 c. Kerik daerah rembesan air dengan sendok adukan atau sikat kawat hingga permukaannya menjadi lebih kasar. Gmb. E.8 Rembesan pada pelat beton d. Masukan adukan semen cair (acian) atau epoxy pada celah retakan. e. Rapihkanhasilpekerjaan,dandilakukanfinishing kembali pada bagian bangunan yang terkena efek rembesan dengan warna yang sesuai. E.1.3. Struktur Rangka Atap Struktur rangka atap pada bangunan sekolah umumnya terbuat dari kontruksi kayu, kemudian pada era tahun 90-an mulai dikenal dan digunakan
  • 92. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 84 struktur rangka atap yang terbuat dari baja ringan. Karena merupakan struktur yang tertutup, sehingga perawatan struktur rangka atap lebih banyak bersifat kuratif. Teknis perawatan : 1) Struktur rangka atap kayu: Lakukan penggantian atau perkuatan kembali pada bagian struktur rangka kayu yang mengalami kerusakan akibat keropos atau lapuk akibat sering terkena air atau karena serangan rayap. Gmb. E.9 Struktur Rangka Atap Kayu
  • 93. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 85 Gmb. E.10 Struktur Rangka Atap Kayu Tampak Dalam Gmb. E.11 Struktur rangka baja ringan a. Penggantian dan perkuatan dapat dilakukan pada satu bagian komponen rangka kayu atau satu segmen rangka kayu (kuda-kuda) tergantung tingkat kerusakan dan penilaian factor keamanan.
  • 94. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 86 b. Komponenpenggantisebaiknyatelahdilapisicat meni terlebih dahulu sebagai lapisan pelindung. Kerusakan pada struktur rangka kayu yang diakibatkan gempa atau pergeseran tanah sehingga terjadi pergeseran struktur, sebaiknya dikonsultasikan pada ahli bangunan untuk diperoleh rekomendasi teknis dan cara penanganannya. 2) Struktur rangka atap baja ringan: Struktur rangka atap baja ringan telah didisain secara fabrikasi berdasarkan tata letak bangunan dan model kontruksi atap yang direncanakan. Untuk kontruksi atap bangunan sekolah, pada umumnya adalah model kontruksi yang umum dipakai. Karakteristik baja ringan yang telah digalvanize (anti karat) membuat struktur ini minim perawatan. Hal yang paling pokok perlu mendapat perhatian adalah pada saat pemasangan sambungan antar bagian rangka perlu dilakukan secara presisi dan pastikan sistem sambungan mur-baut telah terpasang dengan kencang.
  • 95. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 87 E.2. Perawatan Komponen Arsitektur Gmb. E.12 Bangunan sekolah beratap seng E.2.1. Penutup Atap 1) Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang Langkah perawatan: a. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk mencegah bocor b. Ganti karet seal bila rusak c. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
  • 96. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 88 2) Atap Genteng Tanah Liat Gmb. E.13 Penutup atap genteng tanah liat Langkah perawatan: a. Lakukan pemeriksaan setiap bulan, ganti segera apabila genting yang pecah. b. Periksa genteng apabila bergeser, pasang kembali pada dudukan di reng kayu. E.2.2. Talang air Langkah pemeliharaan : a. Periksa sambungan talang air dengan pipa saluran vertical, apabila terjadi kebocoran bersihkan daerah sambungan kemudian pasang dan rekatkan kembali sambungan, kemudian lapisi dengan water proofing.
  • 97. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 89 b. Bilakebocoranterjadipadalubangpembuangan vertical pada atap beton, lakukan pembersihan seputar lubang kemudian permukaan daerah lubang dibobok atau dikerik, selanjutnya tutup kembali dengan adukan kedap air (pasir : semen = 1 : 1), atau dapat pula menggunakan epoxy. Gmb. E.14 Talang air yang tidak berfungsi baik E.2.3. Listpang Langkah perawatan : a. Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat kembali. b. Papan listplang yang keropos dapat diganti pada bagian yang rusaknya, disambung dengan papan yang baru. Lakukan pelapisan plamir dan pengecatan dengan warna yang sesuai pada papan sambung yang baru.
  • 98. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 90 Gmb. E.15 Listplang terpasang rapih E.2.4. Plafon 1) Plafon Tripleks. Langkah pemeliharaan yang dilakukan: a. Untuk plafon melendut, periksa rangkanya kemudian lakukan perbaikan atau perkuatan. b. Periksa pula dudukan rangka plafon terhadap rangka atap atau kuda-kuda yang terdekat.
  • 99. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 91 Gmb. E.16 Plafon triplek 2) Plafon Gipsum. Langkah perawatan yang dilakukan: a. Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung, bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau diperbaiki. b. Kupas/korek bagian yang telah rusak karena air. c. Tutup dengan bahan serbuk gipsum yang telah diaduk dengan air. d. Ratakan dengan menggunakan kape atau plastik keras hingga rata dengan permukaan di sekitarnya. Tunggu hingga kering kemudian ampelas dengan ampelas no.2.
  • 100. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 92 e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali dengan warna yang sesuai. f. Plafongypsumyangterlepasdaridudukannya dipasang kembali, kemudian g. mur baut dudukan dikencangkan sehingga tidak bergeser. Gmb. E.17 Plafon Gipsum E.2.5. Kusen 1) Kusen Kayu Langkah perawatan yang dilakukan: a. Penggantian kusen yang keropok karena rayap perlu segera dilakukan dan dilokalisir agar tidak menyebar pada kusen lainnya.
  • 101. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 93 Sebelum penggantian dilakukan pastikan sumber rayap dibasmi, kemudian kusen pengganti diberi lapisan meni atau anti rayap setelah itu dicat kembali dengan warna yang sesuai. Gmb. E.18 Kusen dan pintu kayu yang perlu diganti E.2.6. Penutup Lantai 1) Lantai plesteran Langkah perawatan yang dilakukan: a. Lantai plesteran yang mengelupas atau permukaannya rusak, diperbaiki dengan cara ditambal dengan plester dan acian semen.
  • 102. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 94 b. Perbaikan kerusakan perlu disegerakan, untuk menghindari debu dan pasir pada alas lantai plesteran terangkat dan menyebar ke permukaan. Gmb. E.19 Lantai plesteran yang mengelupas
  • 103. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 95 Gmb. E.20 Lantai ubin teraso Gmb. E.21 Selasar berlantai keramik
  • 104. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 96 E.2.7. Dinding 1) Dinding Bata Langkah perawatan yang dilakukan antara lain: a. Bila dinding rembes air atau selalu basah:  Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.  Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah vertikal.  Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata, dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter. 2) Lantai ubin teraso Langkah perawatan yang dilakukan: a. Lantai ubin teraso yang rusak, diganti dengan yang baru. Bongkar lapisan alas ubin dan pasang kembali dengan adukan dan nat ubin, sehingga ubin pengganti sama rata dengan permukaan ubin yang lama. 3) Lantai keramik Langkah perawatan yang dilakukan:
  • 105. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 97 a. Lantai keramik yang terlepas atau menggelembung, dibongkar dan dipasang kembali. Pasang kembali dengan adukan dan nat keramik yang sesuai, sehingga keramik pengganti sama rata dengan permukaan ubin yang lama. b. Untuk kasus keramik yang menggelembung, sisakan sambungan pada salah satu keramik tanpa nat, sepanjang 1 cm sebagai sirkulasi udara di bawah permukaan keramik. Gmb. E.22 Dinding Rembes (Lembab)  Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir).  Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
  • 106. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 98  Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa.  Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai. Gmb. E.23 Dinding bata yang retak Gmb. E.24 Pelapisan retakan pada dinding
  • 107. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 99 b. Bila dinding retak : Lakukan langkah pemeriksaan terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur bangunan.  Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka: Buat celah dengan pahat sepanjang retakan  Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir)  Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan bahan yang serupa c. Bila dinding basah karena saluran air bocor : Lakukan langkah perbaikan pada saluran terlebih dahulu. Gmb. E.25 Dinding kayu papan
  • 108. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 100 2) Dinding Kayu Dinding lapis kayu biasanya dipergunakan hanya pada komponen arsitektur/interior. Langkah perawatan yang dilakukan: a. Pengecatan dinding kayu dengan finishing cat kayu. Sebaiknya sebelum pengecatan kembali untuk memperbaharui tampilan cat sebaiknya dikerok hingga kelihatan urat kayunya lagi. Tutup bagian yang tidak rata dengan plamur kayu, ampelas dan berikan cat dasar. Sebagai finishing akhir cat kembali dengan warna yang sesuai. b. Dinding papan yang lapuk dan keropok segera dilakukan penggantian. 3) Dinding Keramik /Mozaik. Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat wudhu. Langkah perawatan yang dilakukan:
  • 109. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 101 Gmb. E.26 Dinding keramik a. Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air bersih. b. Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yangadadilantaiataudindingyangbersangkutan minimal 2 (dua) bulan sekali. c. Keringkan permukaan dengan kain pel kering. 4) Dinding Anyaman Bambu Lapis Plesteran Langkah dan perawatan yang dilakukan: a. Bersihkan setiap hari dari debu dan kotoran yang menempel dengan dengan sapu atau kemoceng b. Plesteran yang retak dan mengelupas, ditambal dengan plesteran halus.
  • 110. Tindak Perawatan Komponen Bangunan Sekolah Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 102 c. Dinding tidak dibebani gantungan beban yang berlebihan, agar tidak timbul retakan. Informasi yang bersifat tempelan cukup dilem atau memakai ‘double tape’ pada dinding. Gmb. E.27 Dinding Anyaman Bambu Lapis Plesteran
  • 111. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 103 BAGIAN F PERIODISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN F. PERIODISASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Periodisasi pemeliharaan dan perawatan bangunan sekolah disusun berdasarkan pola pemeliharaan preventif dan pemeliharaan kuratif. Periodisasi akan mencakup informasi, yaitu: 1) Komponen Bangunan; a. Komponen struktur b. Komponen arsitektur c. Komponen utilitas d. Komponen tata ruang luar (khusus untuk bangunan luar) 2) Pola pemeliharaan preventif; 3) Pola pemeliharaan kuratif; 4) Usia layan komponen bangunan 5) Jenis penanganannya,
  • 112. Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 104 Pola periodisasi ini dapat dikembangkan menjadi data historikal , dalam bentuk data historikal pemeliharaan dan perawatan bangunan yang di dalamnya menyangkut informasi sebagai berikut : 1) Komponen bangunan 2) Spesifikasi 3) Data pemeliharaan/perawatan yang terakhir 4) Jadwal perbaikan dan penggantian komponen bangunan selanjutnya. Polainidapatdikembangkanuntukmasing-masingruangatau bagian bangunan sekolah sesuai kebutuhan dan karakteristik teknisnya. Adapun penjelasan lebih lanjut tentang periodisasi pemeliharaan dan perawatan komponen bangunan sekolah, dapat dilihat pada halaman selanjutnya. F.1 periodisasi Komponen Struktur Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur diarahkan pada 3 komponen.
  • 113. Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 105 Tabel F.1 Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Sturktur No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila Perlu(Tahun) IKomponenStruktur 1Pondasi aBatukaliPRR20 bTelapakbetonPRR20 cTiangpancangkayuBRR15 2StrukturBeton aKolomdanBalokBPRR20 bPelatlantaidanpelattanggaBPRR20 3StrukturRangkaAtap aRangkakayuP,SRR15 bRangkabajaringanP,SRR20 Keterangan: B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen HarianMingguan Usialayan PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif BulananTahunan
  • 114. Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 106 F.2 Periodisasi Komponen Arsitektur Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur diarahkan pada 12 komponen. Tabel F.2 Pemeliharaan Perawatan Komponen Arsitektur No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila Perlu(Tahun) IIKomponenArsitektur 1PenutupAtap aAtapseng/AsbesBPRR10 bGentengtanahliatBPRR10 cAtapsirapB,PRR10 dAtapbetonBPRR10 eGentengkeramikBPRR10 fAtapfiberglassBPRR5 2TalangAirB,PRR5 3ListplangB,PRR5 4PenutupPlafon aPlafontriplekBPRR3 bPlafongypsumBPRR5 cPlafonkayupapanBPRR5 5Dinding aDindingbataBPRR15 bDindingkayuBPRR10 cDindingkeramikBPRR15 dDindinganyamanbambulapisplesterBPRR10 6Kusen aKusenkayuBPRR10 bKusenalumuniumBP,SRR15 cKusenplastikdanKusenbesiBP,SRR10 7KacaBPRR20 8PenutupLantai aLantaiplesteranBRR10 bLantaiubinterasoBR15 cLantaikeramikBR15 9PengecatanBRR2 10Kunci,Grendel,EngselP,SRR3 11Sliding/Rolling/FaldingDoorP,SRR10 12DoorCloserP,SRR3 Keterangan: B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen HarianMingguan Usialayan TahunanBulanan PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif
  • 115. Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 107 F.3 Periodisasi Komponen Utilitas Pemeliharaan dan perawatan komponen utilitas diarahkan pada 8 komponen. Tabel F.3 Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Utilitas No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila Perlu(Tahun) IIIKomponenUtilitas 1ACB,SRR5 2KamarmandiBRR10 3FloorDrainBRR2 4SaluranAirBersihdanPenampunganAirBersihBRR5 5SaluranAirKotorBRR5 6SepticTankPSRR0,5 7SistemKelistrikanP,SRR3 8APARSRR5 Keterangan: B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif HarianMingguan BulananTahunan Usialayan
  • 116. Periodisasi Pemeliharaan dan Perawatan Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 108 F.4 Periodisasi Komponen Tata Ruang Luar Pemeliharaan dan perawatan komponen struktur diarahkan pada 7 komponen. Tabel H.4 Pemeliharaan Perawatan Komponen Tata Ruang Luar No.NamaKomponenBangunan12361235101520Bila Perlu(Tahun) IVKomponenUtilitas 1PintuGerbang/PintuMasukdanPagarBPRR2 2JalanMasukdanAreaParkirBPRR3 3RuangJagaBPRR5 4HalamandanTamanBP,SRR1 5LampuPeneranganLuarPRR5 6PenampunganSampahBPRR3 7SaluranPembuanganatauSelokanB,PRR2 Keterangan: B=PembersihanS=Servis/Penyetelan/Penyedotan/Perbaikankecil/Perapihan-Pemangkasan P=PemeriksaanR=Perbaikanbesar/PerkuatanKomponen/PenggantianKomponen PemeliharaanPreventif(RutindanBerkala)danKuratif HarianMingguan BulananTahunan Usialayan
  • 117. Panduan Teknis Perawatan Bangunan Sekolah 109 DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Sma/Ma) 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung. 3. Buku Pedoman Perawatan Preventif Sarana Dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah Umum, Depdikbud Dikdasmen Ditdikmenum, 1999, Jakarta. 4. BahanPelatihan,PerawatanPreventifSaranaDanPrasarana Pendidikan Sekolah Menengah Umum, Depdikbud, Ditjen Dikdasmen, Ditdikmenum, 1999, Jakarta. 5. Pedoman Pemeliharaan Bangunan Rumah Sakit, Depkes, Ditjen Pelayanan Medik, Direktorat Instalasi Medik, 1995, Jakarta. 6. Maintenance And Repair Of Building, Mektan Babakan Tujuh, 1999, Bandung.