SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -1
E.1 Pendekatan
E.1.1 Umum
Perkembangan Pulau Batam sebagai kawasan wisata industri yang sagnat pesat
selain mengakibatkan peningkatan kebutuhan air bersih terutama air minum,
industri, irigasi, pembangkit tenaga listrik, wisata air, dan lain sebagainya.
Perkembangan ini juga telah merubah ekosistem sehingga variasi ketersediaan air
dari waktu menjadi cukup besar. Sementara itu ketersediaan air yang ada sangat
tergantung pada air hujan yang jumlahnya sangat terbatas .
Sumber air bersih di Kota Batam mengandalkan 6 waduk yaitu Sei Harapan dengan
kapasitas 210 lt/dt, Sei Muka Kuning dengan kapasitas 310 lt/dt, Sei Ladi dengan
kapasitas 280 lt/dt, Sei Baloi dengan kapasitas 60 lt/dt, Sei Noangsa dengan
kapasitas 280 kapasitas 100 lt/dt dan Sei Duriangkang dengan kapasitas 250 lt/st.
Namun beberapa tahun terkahir ini Sei Baloi sudah tidak berfungsi lagi. Jadi
andalan sumber daya air bersih hanya mengandalkan 5 waduk. Dari waduk inilah
Pengelolaan air bersih dihasilkan. Pengolahan air bersih (Air Minum) di Pulau Batam
didirikan tahun 1973, pendirian pengolahan air bersih pada tahun 1973 bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih karyawan Otorita Batam, pada saat itu
pelayanan air bersih hanya melayani Kantor Otorita Batam dan melayani
perumahan karyawan Bengkong, Sekupang dan Sungai Harapan.
Instalasi pengolahan air bersih pertam akali didirikan Otorita Batam, di daerah
Bengkong dengan kapasitas produksi sebesar 20 lt/dt. Menjelang tahun 1980
didirikan tiga instalasi yaitu Nongsa dengan kapasitas 60lt/dt, Baloi dengan
kapasitas 30 lt/dt, dan Sungai Harapan dengan kapasitas 210 lt/dt.
E
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -2
Kebutuhan air bersih yang semakin meningkat maka dibuatlah waduk tambahan
seperti Waduk Sei Duriangkang dan Sei Ladi. Waduk Sei Duriangkang sesuai
kapasitas waduk dapat ditingkatkan sampai dengan 3.000 lt/dt.
Kebutuhan air bersih sangat mutlak diperlukan oleh manusia, untuk itu dengan
sumber air yang ada di Batam harus dilakukan pengelolaan yang baik supaya
sumber air tetap cukup untuk memenuhi masyarakat Batam. Mengingat besarnya
manfaat kelima bendungan tersebut bagi masyarakat Kota Batam, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus setiap kali terjadi anomali gejala potensial perilaku
yang akan mengancam keamanan bendungan ataupun mengganggu pelayanan
terhadap masyarakat.
Dari beberapa studi yang telah dilakukan terdapat beberapa kerusakan pada kelima
bendungan yang dapat menggangu keamanan dan pelayanan yang perlu untuk
segera dilakukan perbaikan.
E.1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari Pekerjaan Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV adalah
untuk melaksanakan
1. Modifikasi/Review Desain untuk menyesuaikan kondisi lapangannya.
2. Supervisi/pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada dalam Dokumen Perjanjian Kontrak
Jasa Konstruksi.
Tujuan
Tujuan dari Pekerjaan Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV adalah
sebagai berikut:
1. Terpenuhi aspek kualitas
2. Terpenuhi aspek kuantitas
3. Terpenuhi aspek biaya
4. Terpenuhi aspek manfaat
5. Terpenuhi aspek waktu pelaksanaan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -3
E.1.3 Sasaran
Tercapainya kesesuaian pekerjaan Supervisi Konstruksi berupa Remedial Bendungan
di BWS Sumatera IV di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dengan Spesifikasi
Teknis yang dipersyaratkan, khususnya pengendalian teknis di lapangan dan
administrasi.
E.1.4 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV terletak di lima lokasi di
Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.untuk lebih jelas dapat dililihat pada gambar
berikut:
Gambar E-1. Lokasi Pekerjaan di 5 Bendungan
Gambar E-2. Bendungan Sei Ladi Gambar E-3. Bendungan Sei Harapan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -4
Gambar E-4. Bendungan Muka Kuning Gambar E-5. Bendungan Nongsa
Gambar E-6. Sei Duriangkang
E.1.5 Pendekatan Teknis
Agar diperoleh hasil Supervisi Remidial Bendungandi BWS Sumatera IV, salah satu
aspek pokok adalah pengetahuan tentang kondisi teknis lokasi pekerjaan.
Berdasarkan data sekunder yang konsultan peroleh seperti berikut ini.
E.1.5.1 Prinsip Pengawasan Teknis
Prinsip-prinsip keteknikan yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan
pengawasan pembangunan embung ini tentunya adalah pedoman-pedoman teknik
yang biasa dipakai dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Pedoman
yang dimaksud adalah semua produk yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air yang relevan dengan item pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilaksanakan dilapangan yang tentunya akan mengacu pada dokumen kontrak,
data lokasi, dan studi-studi terdahulu maupun data-datasekunder lainnya yang
dianggap penting. Selain itu konsultan akan tetap menggali sumber-sumber daftar
pustaka yang tentunya memiliki korelasi terhadap pelaksanaan pekerjaan
pengawasan dan pelaksanaan teknis jalan dilapangan.
Prinsip keteknikan dalam hal pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang akan
diaplikasikan, pada dasarnya merupakan alat bantu agar pengelolaan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -5
pembangunan dapat menghasilkan output seperti yang diharapkan. Alat bantu
tersebut adalah sarana dan bukan tujuan yang akan dicapai, dan hasil
pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut sangat tergantung kepada komitmen para
pelaksana dilapangan untuk melaksanakannya.
Ukuran dasar keberhasilan suatu pembangunan adalah menyangkut mutu,
sehingga aplikasi keteknikan dapat dikatakan sebagai Quality Assurance sehingga
sarana dan prasaran yang dibangun akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sesuai dengan fungsinya dan dalam waktu pemanfaatan yang sesuai dengan umur
rencana.
E.1.5.2 Prinsip Pengawasan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan pengawasan merupakan bagian penting yang
tidak boleh diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya
pelaksanaan program, mulai dari tahap awal pengawasan pekerjaan, sampai
dengan masa pemeliharaan pekerjaan.
Administrasi pelaksanaan pekerjaan secara umum terdiri dari administrasi teknik,
keuangan dan pelaporan.
Dalam pelaksanaan dilapangan konsultan akan menerapkan prinsip-prinsip
administrasi sebagai berikut:
1. Menggunakan format-format standar yang sudah ada dan sudah biasa dipakai
dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
2. Menggunakan format sederhana namun informatif (semua informasi penting
yang dibutuhkan dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para
pelaksana di lapangan maupun oleh penerima laporan,
3. Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping“.
E.1.5.3 Prinsip Profesional
Secara umum tugas konsultan pengawasan teknik jalan dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Tugas-tugas yang bersifat “Assistance Concept “
Dalam hal ini konsultan pengawas bertindak sebagai pemberi saran dan
bantuan teknis, administrasi dan manajerial kepada pemberi tugas yaitu
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -6
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu/Pemimpin Bagian Pelaksana
Kegiatan Fisik. Dalam konsep ini konsultan tidak berwenang memutuskan
suatu kebijakan atau suatu langkah konkret, karena hal tersebut menjadi
tugas dan tanggung jawab dari instansi terkait.
2. Tugas-tugas yang bersifat “Task Concept”
Dalam hal ini konsultan bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan, baik
lingkup organisasi konsultan sendiri, maupun dalam lingkup secara
keseluruhan. Dalam konsep ini konsultan berwenang mengambil keputusan
dan menentukan kebijakan dimana keputusan yang diambil oleh konsultan
bersifat mengikat terhadap pihak lain yang terkait (misal : kontraktor).
Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua implikasi yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai prinsip
dasar yang harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, yang
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengendalian Pelaksanaan kegiatan
Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja
secara cepat, tepat, praktis, dan efisien. Kegiatan pengendalian ini
meliputi sasaran, target dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengaturan Tata Kerja Personil
Konsultan akan membentuk suatu organisasi intern konsultan maupun
pembentukan organisasi proyek secara keseluruhan agar dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Pengaturan tata kerja atau organisasi yang
kurang baik akan menyebabkan kegiatan berjalan tanpa arah dan target.
c. Pemeriksaan Kegiatan Kerja
Pemeriksaan kegiatan kerja akan dilakukan dengan memeriksa :
1. Penetapan langkah (apa, dimana, dan bagaimana ?)
Pengaturan waktu (kapan ?)
Penugasan (siapa ?)
Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera).
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -7
Mengacu prinsip pengawasan teknis yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), maka prinsip yang diterapkan berupa prinsip “Task Concept”.
Adapun pengendalian yang dilakukan sesuai dengan prinsip Task Concept antara
lain:
1. Konsultan harus bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan, baik kualitas
maupun kuantitas sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak
pekerjaan fisik.
2. Konsultan berkewajiban meneliti, mengkoreksi dan mengesahkan gambar
kerja (construction drawing) dan gambar hasil kerja (as built drawing) yang
dibuat oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi, sebelum mendapatkan
pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3. Melaksanakan kaji ulang desain (review design) untuk bangunan sipil yang
disesuaikan menurut kondisi dan kebutuhan di lapangan dan/atau membuat
desain baru untuk pekerjaan yang belum ada desainnya maupun pekerjaan
baru.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kualitas serta kuantitas progres
pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja, biaya, waktu dan keamanan
pelaksanaan pekerjaan, termasuk pekerjaan pengujian, baik pengujian
laboratorium maupun pengujian lapangan.
5. Memeriksa, menganalisa dan memberikan saran untuk persetujuan atas
usulan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, meliputi antara lain : program,
metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, usulan bahan/material yang akan
digunakan, gambar-gambar yang dibuat oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/
Supplier.
6. Mengkaji dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan semua bangunan dan
fasilitas-fasilitasnya, gambar-gambar kerja, gambar- gambar fabrikasi,
program kerja dan jadwal pelaksanaan dan lain-lain yang dibuat oleh
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
7. Melaksanakan inspeksi, pengujian dan saksi (witnessing) pada pengujian di
bengkel/pabrik dari Penyedia Pekerjaan Konstruksi apabila diperlukan.
8. Melaksanakan inspeksi/pengawasan pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -8
9. Mencatat aktifitas pelaksanaan dan progres pekerjaan untuk penyiapan
laporan penyelesaian pekerjaan.
10. Melaksanakan inspeksi dan pengujian akhir pada saat pekerjaan selesai.
11. Menyusun laporan penyelesaian pekerjaan untuk seluruh pekerjaan termasuk
gambar pengukuran dan gambar perencanaan.
12. Membantu PPK dalam pelaksanaan administrasi kontrak.
13. Melaksanakan tambahan survei dan investigasi apabila diperlukan.
14. Membantu PPK dalam penyelesaian terjadinya klaim dan perselisihan
(disputes) yang mungkin terjadi antara Pengguna Jasa dan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi.
15. Mengevaluasi hasil pekerjaan dalam kelayakan fungsi sebagian atau
keseluruhan konstruksi.
16. Memeriksa dan/atau menyusun buku petunjuk operasi dan pemeliharaan
(apabila diperlukan)
E.1.5.4 Pendekatan Masalah
Metode pendekatan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam menangani
masalah pada tahap pelaksanaan secara umum dapat diindetifikasi dalam
beberapa aspek sebagaimana dalam daftar berikut:
Tabel E-2 Pendekatan Teknis Permasalahan
PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Waktu Pelaksanaan
Keterlambatan
terhadap jadwal /
Perencanaan /
Pelaksanaan
Menganalisa & menarik kesimpulan
tentang sebab – sebab keterlambatan
Menganalisa & menarik kesimpulan
tentang sebab – sebab keterlambatan
Membuat rescheduling Pelaksanaan
program kerja mingguan
Mengarahkan Penyedia Jasa untuk
meningkatkan produktifitas dengan
penambahan tenaga atau waktu
kerja/lembur
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -9
PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Pengendalian waktu secara lebih ketat
dan instensif
Anggaran Nilai anggaran yang
dilampui
Perencanaan atau pelaksanaan fisik
diarahkan untuk mencapai sasaran –
sasaran yang ditetapkan
Penyedia Jasa terikat (jika perlu dengan
sanksi – sanksi) secara ketat terhadap
bestek
Teknis
Kelengkapan desain
Menginventarisasi kelengkapan
memberikan informasi mengecek
terhadap kelengkapan
Memberi pengarahan sesuai dengan yang
ditetapkan
Penyimpangan
terhadap gambar kerja
yang berlaku
Memberikan pengarahan sesuai dengan
yang ditetapkan dan informasi mengenai
lapangan dan peraturan
Memberikan teguran terhadap hasil
pelaksanaan yang menyimpang dari
bestek
Mutu
Rendahnya mutu
pelaksanaan
Memberikan pengarahan sistem teknik /
metode pelaksanaan
Mengadakan penelitian, pengujian–
pengujian lapangan maupun
laboratorium
dan analisa
Lokasi proyek cukup
luas
Pekerjaan dilaksanakan malam hari,
maka lampu penerangan diusahakan
cukup terang memenuhi lokasi
pekerjaan yang dikerjakan
Penempatan material yang efektif dan
optimal yang termudah dan memenuhi
syarat
Sirkulasi adanya
kendaraan di lapangan
Memberikan pengarahan tentang sistem
/ metode sirkulasi kendaraan yang
keluar masuk proyek sehingga kegiatan
pembangunan dapat berjalan dengan
lancar tanpa mengganggu aktifitas
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -10
PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
disekitarnya
Terlambatnya suplai
material
Memberi dan membantu proses
perolehan dan pengiriman material
Memberikan alternatif material
pengganti dengan kualitas yang setara
Kesalahan persepsi minimal satu minggu
sebelum pelaksanaan, Penyedia Jasa
harus membuat shop drawing atas
pekerjaan – pekerjaan yang
dilaksanakan
Secara umum semua permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan
kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana.
Untuk mengantisipasi supaya permasalahan yang timbul hanya memberikan
dampak negatif sekecil mungkin, maka konsultan akan melakukan pendekatan-
pendekatan sebagai berikut :
1. Pengendalian biaya
2. Pengendalian mutu
3. Pengendalian waktu
4. Pengaturan lalu lintas ( traffic management )
5. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
6. Pelaporan
7. Hubungan dengan Pihak terkait.
E.1.5.5 Pengendalian Biaya
1. Umum
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah
semua upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer
Pekerjaan dan Staf) dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan
menjadi wajar, murah dan efisien sesuai dengan rencana dan atau hasil
evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya dengan cara mengerahkan dan bekerjasama dengan
Kontraktor dalam mengoptimalakan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -11
pendayagunaan peralatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dan tepat
waktudengan biaya konstruksi seoptimal mungkin atau tidak melebihi dari
perkiraan biaya yang tercantum dalam kontrak.
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi
rentabilitas, yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan
biaya pekerjaan tetap terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan
menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan bila pekerjaan dengan rentabilitas
yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk
piutang yang belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum
dibayar). Sedangkan data cash basis yaitu yang berkaitan dengan data
penerimaan (cash in) dan data pengeluaran (cash out) sering luput dari
perhatian, padahal data tersebut juga ada dan penting sekali untuk
mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan
dana pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk
menutup cash flow yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang
harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi
dalam 4 (empat) kelompok yaitu :
a. Rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
Pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar
dan pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai,
seperti pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan
pembayarannya juga lancar.
b. Rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
Pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak.
bila kondisi likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -12
dapat mengurangi kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula
nilai kontraknya bagus tetapi dalam proses pembayarannya sering
terhambat (tidak lancar).
c. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
Pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi
rentabilitas menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya
cukup berat, tetapi semua pembayarannya sangat lancar.
d. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
Pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal
agar tidak terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat,
ditambah lagi pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian
likuiditas pekerjaan perlu menjadi perhatian, terutama bagi para
engineer dalam rangka pengendalian pekerjaan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat
dipengaruhi oleh :
a. Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya
tidak langsung)
b. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan
ulang, finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah
biaya lagi, yaitubiaya langsung maupun tidak langsung)
c. Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang
bersangkutan, yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan /
penerapannya (efek penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya
pekerjaan dari yangseharusnya direncanakan).
d. Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan
tidak sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan
kejadian, tetapi lebih merupakan tindakan yang sekaligus merupakan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -13
aktifitas perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, evaluasi dan tindakan
pencegahan atau perbaikan.
2. Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian
operasional pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi
dan pencegahan terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya
nilai biaya pekerjaan yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua
cara :
1. Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
1) Peninjauan
2) Pengawasan
3) Pemeriksaan
4) Audit
Sasaran yang dicapai:
5) Mengetahui dan mendapat informasi
6) Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana)
pekerjaan
7) Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikanlangsung
atas ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadiannegatif
yang akantimbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
8) Apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan
rencana atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?
9) Apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan
memenuhistandar spesifikasi teknis dan kontrak?
10) Apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
11) Apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik
oleh pemilik
12) Pekerjaan?
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -14
13) Apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan
rencanaanggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang
dihasilkan?
14) Alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya
penyimpangan dan ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-
sebabnya itu, guna mencapaisasaran seperti yang telah direncanakan
sebelumnya?
2. Cara tidak langsung
15) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai
pedoman biaya pelaksanaan.
 Termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat
dan efisien.
 Termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dan efektif.
 Termasuk dalam hal unit price pekerjaan, materialdan alat sesuai
rencana yang wajar, murah dan efisien.
16) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu
tercapai likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance
positif atau surplus.
 Dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif
sesuai dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu
dan ditindaklanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera
menjadi cash in (cair).
 Dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak
dan hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana
cash pada yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas
waktu hutangjatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan
dana tersebut.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -15
3. Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini
menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari
pemilik pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya
telah direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus
dan legal
4. Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan
pada pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya
tidak konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya
atau hasil pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya
mungkin untuk kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa
hal-hal yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses
kerja yang baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis
harus wajar)
5. Laporan-laporan pekerjaan
17) Melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh
parapengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
18) Melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh
para koordiantor pengawas atau pelaksana utama kepada site manager
atauproject manager
19) Melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau
manajerpekerjaan kepada perusahaan/direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
20) Realisasi progress fisik terhadap rencananya
21) Rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
22) Realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan
edisi/revisi terakhir) :
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -16
23) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap
rencana yang diambil dari rap / cash flow.
24) Penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan
perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan
berikutnyaterhadap rencana sampai bulan depan
25) Foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol
3. Prosedur Pengendalian Biaya
Prosedur pengendalian biaya yang diusulkan yang dikaitkan dengan progress
fisik dan kualitasnya dapat dlihat pada Gambar E-7 berikut ini.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -17
Gambar E-7. Prosedur Pengendalian Biaya Pekerjaan
KONTRAK ASLI
Field Engineering
Metode Kuantitas -Kualitas
Review & Value
Analisa Sumber Daya
BIAYA
GAMBAR KERJA
Pelaksanaan Konstruksi
Evaluasi Pelaksanaan
Lampiran Inspection Sheet
Monthly Certificate
Evaluasi Biaya
Site Instruction / Rapat
Harian
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -18
26) Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order)
Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kwantitas pekerjaan
Konsultan bersama-sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi kepada
Pemberi Tugas / PPK perihal tersebut. Konsultan akan meneliti usulan
Kontraktor termasuk mengkaji harga satuan baru yang mungkin perlu
diberlakukan sehubungan dengan ketimpangan dengan pay item yang
ada.
27) Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Payment Certificate)
Konsultan akan memerikasa setiap pengajuan pembayaran oleh
Kontraktor apakah volume pekerjaan yang diajukan pembayarannya, baik
cara perhitungan volume maupun kwalitas hasil pekerjaannya telah
memenuhi persyaratan dan spesifikasi atau hal tersebut belum tercapai.
E.1.6 Gambaran Umum Kegiaatan
Kegiatan Supervisi Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV, Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau secara garis besar tahapan pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan antara lain:
1. Bendungan Sei Ladi
a. Pekerjaan Persiapan
b. Perbaikan Tubuh Bendungan
c. Perbaikan Pelimpah
d. Perbaikan Menara Intake
e. Perbaikan Instrumentasi
f. Pekerjaan Hidromekanikal dan Elektrikal
g. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi
h. Pekerjaan lain-lain:
1) Pengujian Mutu Bahan
2) Rapat / Diskusi
2. Bendungan Sei Harapan
a. Pekerjaan Persiapan
b. Perbaikan Tubuh Bendungan
c. Perbaikan V-notch
d. Instrumentasi dan Pagar Pengaman
e. Pembuatan Cek Dam di Hulu Waduk
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -19
f. Pengerukan Sedimen
g. Peninggian Spillway
h. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi
i. Pekerjaan lain-lain:
1) Pengujian Kualitas Air
2) Pengujian Mutu Bahan
3) Rapat / Diskusi
3. Bendungan Muka Kuning
a. Pekerjaan Persiapan
b. Perbaikan Tubuh Bendungan
c. Perbaikan Instrumentasi + Pembelian Alat Baca Inklinometer
d. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi
e. Pekerjaan lain-lain:
1) Rapat / Diskusi
4. Bendungan Nongsa
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tubuh Bendungan
c. Perbaikan Puncak Pelimpah
d. Perbaikan Instrumentasi
e. Pekerjaan Hidromekanikal
f. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi
g. Pekerjaan lain-lain:
1) Pengujian Mutu Bahan
2) Rapat / Diskusi
5. Bendungan Duriangkang
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pemasangan Parapet
c. Pemasangan Instrumentasi
d. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi
e. Pekerjaan Lain-lain:
1) Pengujian Mutu Bahan
2) Rapat / Diskusi
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -20
E.1.7 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun
tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan
teknis yang telah ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip dasar pengendalian
mutu suatu pekerjaan dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
a. Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
b. Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
a) pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
b) pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher,
adukansemen, adukan beton dan lain-lain)
c) pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur
dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
a) nama pemeriksanaan,
b) metode pemeriksaan
c) frekuensi pemeriksaan
d) spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
e) toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari
beberapa aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak,
ukuran-ukuran sesuai dengan desain kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik,
biayanya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan
pekerjaan haruslah dijamin keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain.
Untuk mencapai maksud tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama
selama proses pelaksanaan konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan
waktu. Prosedur pengendalian mutu dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
a. Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -21
1) memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait
denganpelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
2) mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan
yang telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk
pemeriksaan.
3) membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan
benda-bendauji yang akan dikirim ke laboratorium
b. Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian
lapangan dan hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-
kesimpulan dari hasil pemeriksaan
c. Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1) Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai
dengan spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan
dilanjutkan berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
2) Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik),
haruslah dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak
sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan:
1) tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakandengan baik, maka pekerjaan
harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2) tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan
tersebut, maka tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan
pekerjaan diperbaiki menurut cara baru.
2. Penerapan standar/pedoman
6. Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen pekerjaan
7. Standar/pedoman pengujian
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -22
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
8. Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa
aspek seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara
pelaksanaan (mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3. Prosedur Pengendalian Mutu
Prosedur pengendalian mutu dapat dilihat pada Gambar E-8.
Desain
Spesifikasi Teknis
Shop Drawing
Inspection Guide
Request of Work
Metode Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi
Evaluasi Pelaksanaan
Konstruksi
Data Test, Survey Hasil
Pelaksanaan
Inspecton Sheet
Attachment
Review Desain
Pra Pelaksanaan
Pasca Pelaksanaan
Pelaksanaan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -23
Gambar E-8. Prosedur Pengendalian Biaya Pekerjaan
E.1.7.1 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
a) Kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan
tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan
b) Keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari
pekerjaan sebelumnya.
c) Alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
d) Kondisi alam dan lokasi pekerjaan.
e) Keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
f) Ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material
pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang
bersangkutan.
g) Kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional paelaksanaan berlangsung.
h) Produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan,
selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang
memenuhi aturan teknis.
i) Cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain.
j) Referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari
libur resmi nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat
dimana pekerjaan berada.
k) Kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau
ketersediaan dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan
Beberapa jenis jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan
pekerjaan antara lain adalah :
a) Kurva S
b) Bar Charts – Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -24
c) Critical path metode atau network planning
Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana dan efektif sesuai
penjabaran Dokumen Kontrak sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
kontraktor. Prosedur pengendalian waktu yang diusulkan Konsultan dapat dilihat
pada Gambar E-9 berikut ini.
Gambar E-9 Prosedur Pengendalian Waktu
SITE INSTRUCTION /
RAPAT
KONTRAK ASLI
FIELD ENGINEERING
METODE KONSTRUKSI
ANALISA SUMBER
DAYA
NETWORK ANALISIS
SYSTEM
GAMBAR KERJA
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
EVALUASI
KONTROLWAKTU
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -25
E.1.7.2 Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Management)
Dengan adanya pekerjaan pembangunan tentunya akan menimbulkan gangguan
kepada lingkungan sekitar. Untuk meminimalkan gangguan terhadap lingkungan
sekitar terutama pada saat pengangkutan material, maka pengaturan lalu lintas di
daerah pekerjaan merupakan hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dari
konsultan dengan bekerjasama masyarakat serta pihak-pihak berwenang.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lalu lintas antara
lain:
a) Kondisi lokasi proyek
b) Fluktuasi volume lalu lintas (jam sibuk)
c) Tahapan pelaksanaan pekerjaan, dan
d) Alat-alat bantu
Untuk memperlancar pengaturan lalu lintas perlu diperlukan rambu-rambu
yang berupa rambu peringatan (lampu kedip, dll), papan pengumuman, dan
rambu peringatan. Rambu dan perletakannya dapat dilakukan secara standar.
Dimulai dengan lampu kedip kemudian disusul dengan lampu pemberitahuan
adanya proyek yang terletak seratus meter dari lokasi pekerjaan, untuk di
dekat lokasi pekerjaan maka diletakkan rambu arah.
E.1.7.3 Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pengendalian kesehatan dan keselamatam kerja yang berkaitan dengan keamanan
dan keselamatan kerja baik terhadap publik (umum) maupun bagi pekerja itu
sendiri adalah merupakan salah satu sasaran dari Manajemen Konstruksi. Untuk
mencapai sasaran tersebut, maka prosedur yang dipakai adalah sesuai dengan
manajemen konsruksi mulai dari pra pelaksanaan samapai akhir pelaksanaan.
Prosedur pengendalian keselamatan kerja seperti terlihat pada Gambar E-10.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -26
Gambar E-10. Prosedur Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
E.1.8 Pelaporan
Konsultan sesuai jadual melaporkan secara lengkap kepada PPK tentang segala
kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan kemajuan pekerjaan
bulanan antara lain:
1. Rangkuman dari kontraktor : kemajuan pekerjaan kontraktor, kendala-kendala
yang ada, foto copy berita acara rapat dan daftar hadir, surat teguran, surat
keluar/ masuk, foto pelaksanaan pekerjaan, gambar bangunan yang telah
dikerjakan, gambar-gambar perubahan, perhitungan stabilitas konstruksi
beserta volume, rangkuman jumlah dan jenis peralatan yang digunakan,
jumlah tenaga kerja yang digunakan, kondisi cuaca/ curah hujan harian dan
lain-lain.
STOP
DESIGN
SHOP DRAWING
INSPECTION
REQUEST OF WORK
METODE
PEMERIKSAAN
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
EVALUASI WAKTU
PELAKSANAAN
PENGAMANAN
PASCA
BAHAYA
Tidak
Ok
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -27
2. Konsultan Supervisi : schedule pekerjaan, jadual penugasan personil, daftar
absensi (time sheet) tim konsultan, jumlah peralatan yang digunakan, uraian
pekerjaan yang telah dilakukan dan lain-lain.
3. Rekomendasi atas prestasi bobot yang telah dicapai serta penyerapan anggaran
biaya baik untuk kontraktor maupun konsultan supervisi, berkaitan dengan
rencana tagihan/ penarikan termijn.
4. Berita acara perubahan pekerjaan tambah dan kurang, termasuk menyiapkan
usulan addendum kontrak dan analisa perubahan pekerjaan tambah kurang.
5. Berita acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada) termasuk menyiapkan
usulan addendum kontrak.
6. Revisi schedule (bila ada) dan network planning.
7. Quality control antara lain: Spesifikasi barang; Mutu Beton ; Cek dimensi;
8. Laporan pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi berkaitan
dengan rencana serah terima pekerjaan (PHO) yang diusulkan oleh kontraktor;
9. Rencana kerja untuk bulan berikutnya;
10. Saran, usulan dan tanggapan tentang pekerjaan;
11. As built drawing yang dibuat sebelum penyerahan I oleh pihak kontraktor.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Realisasi progress fisik terhadap rencananya
2) Rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
3) Realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi/revisi
terakhir) :
1) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana yang
diambil dari rap / cash flow.
2) Penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan
termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan perbaikannya
(preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya terhadap rencana
sampai bulan depan
3) Foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -28
E.2 METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara
lebih konkrit terhadap bidang kerja jasa konsultansi pengawasan. Metode ini
meliputi pembahasan mengenai prosedur umum pelaksanaan pekerjaan pengawasan
teknik Pembangunan Embung secara keseluruhan, maupun prosedur pelaksanaan
kegiatan dari bagian-bagian pekerjaan, termasuk didalamnya uraian sistem informasi
dan pelaporan yang akan dilaksanakan.
E.2.1 Pengetahuan Tentang Dokumen Kontrak
Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan sistem
pengawasan/ pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek itu dan memenuhi
sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan sudah menjadi
suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara pemilik proyek
dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak Kerja, dokumen
kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk melaksanakan pekerjaan di
lapangan. Dengan demikian perlu kiranya personil-personil Konsultan Pengawas
menguasai hal-hal yang berhubungan dengan manajemen proyek, yang salah satu
diantaranya adalah penguasaan Dokumen Kontrak tersebut. Dokumen Kontrak Fisik
merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil konsultan pengawas.
Biasanya dokumen kontrak berisi:
 Instruksi Kepada Peserta Lelang.
 Syarat-syarat Umum.
 Spesifikasi Teknik.
 Gambar Rencana Proyek.
 Standar Teknis.
 Surat Penawaran Kontraktor beserta lampiran-lampirannya.
 Addendum Kontrak, jika ada.
Di dalam pengawasan dilapangan nantinya Konsultan Pengawas akan selalu
berpedoman pada Dokumen Kontrak yang telah dibuat dan disepakati antara
Pemilik Proyek dengan pihak-pihak yang terkait, kecuali kalau ada perintah
perubahan (Contract Change Order) atau Addendum yang dikeluarkan oleh Pemilik
Proyek.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -29
E.2.2 Program Pengawasan dan Pengendalian Pekerjaan
Program pengawasan harus dilaksanakan secara ketat dan terus menerus sepanjang
waktu kontrak, dimana masing-masing periode mempunyai tahapan/ langkah
sendiri-sendiri dan berkesinambungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan
yang lainnya. Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian
saran kepada Pemilik Proyek dan memberikan advice kepada Pengguna
Jasa/Pemimpin Satuan Kerja dalam pengawasan pada konstruksi jalan yang masuk
dalam paket pekerjaan proyek dan pelaksanaan kontrak-kontrak. Konsultan akan
menentukan dengan jelas dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja pengawasan
dalam penugasan ini, dan akan mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/ atau
masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastian cukupnya pengawasan dan
pemeriksaan.
E.2.2.1 Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kualitas
Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pelaksanaan dilapangan saja akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan
sebelum pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pengujian/Tes Pendahuluan.
Untuk pekerjaan beton beberapa pengujian pendahuluan yang perlu dilakukan
adalah pengujian kualitas bahan batu pecah dan pasir untuk mengetahui sifat
– sifat batuan yang terdiri dari bentuk bidang pecah, kekerasan, soudness,
dan sand equivalent untuk pasir. Kualitas bahan akan sangat mempengaruhi
hasil uji karakteristik beton.
Disamping pengujian bahan untuk keperluan pekerjaan beton diperlukan
pengujian rancangan campuran (job mix formula) untuk mendapatkan
perbandingan campuran antara semen, batu pecah dan pasir sehingga
didapatkan mutu beton sesuai K (karakteristik beton yang diinginkan) dan
kebutuhan faktor air semen. Rancangan campuran sebaiknya dilaksanakan di
laboratorium bahan bangunan atas biaya Penyedia Jasa, hasil rancangan
campuran tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pengecoran di
lapangan.
2. Pengawasan Lapangan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -30
Pelaksanaan Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara
mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rekomendasi dari
pengujian pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil pengukuran ulang,
hal – hal yang perlu dilakukan antara lain adalah :
a. Pada saat pelaksanaan pengerukan/penggalian tanah saluran agar
memperhatikan patok hasil pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan
galian dan dikordinasikan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan galian
mengacu pada patok – patok yang dipasang tersebut sehingga ukuran
lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat dilaksanakan dengan
baik.
b. Pada pemanfaatan tanah hasil galian untuk pembuatan embung, sisa
tanah yang tidak dibuang keluar harus dirapikan/diratakan/dipadatkan
sepanjang embung yang dikerjakan karena tanggul embung ini dibuat
dengan metode cut & fill tanah setempat.
c. Sebelum pasangan batu atau pengecoran beton bertulang dilaksanakan,
profil dan penulangan sudah diperiksa kebenarannya sesuai gambar
desain, dan pada saat pelaksanaan pengecoran perbandingan campuran
dan penggunaan air terkendali untuk mempertahankan mutu beton yang
diinginkan, air untuk campuran adalah air yang bersih. Untuk keperluan
kontrol kualitas mutu beton setiap pengecoran diambil contoh/sample
berupa kubus/silinder secara acak untuk pengujian kuat tekan.
Untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan telah sesuai
dengan kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan maka
perlu adanya pengujian/test terhadap hasil – hasil pelaksanaan pekerjaan, baik
langsung di lapangan maupun di Laboratorium sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Sebagai contoh kedalaman embung umumnya berkisar antara 2–4 meter. Sebelum
menentukan kedalaman, perlu dilakukan uji geoteknik kekerasan tanah (uji sondir
atau standard penetration test). Apabila tanah tersebut tingkat kekerasannya
kecil dan mampu digali lebih dari 4 meter, maka lokasi tersebut layak untuk
dijadikan lokasi rencana embung. Namun, apabila hasil uji menunjukkan hasil
sebaliknya, maka harus mencari lokasi lain atau kedalaman embung maksimal
mengikuti hasil uji sondir tersebut. Kedalaman embung erat kaitannya dengan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -31
volume genangan. Oleh karena itu, perlu diketahui kebutuhan air daerah yang
akan diairi oleh embung.
E.2.2.2 Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kuantitas
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang dihasilkan maka
diperlukan data/kondisi existing lokasi pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan
tersebut, disamping itu pada saat – saat pelaksanaan konstruksi juga diperlukan
pengawasan yang baik agardimensi-dimensi konstruki dilaksanakan sesuai dengan
gambar perencanaan. Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu
dilaksanakan selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Survey Pendahuluan.
Survey pendahuluan dilakukan pada lokasi pekerjaan untuk mendapatkan
gambaran secara detail sebelum dilaksanakan konstruksi, hal ini diperlukan
untuk keperluan pembuatan profil disain dan penyesuain dengan volume
dalam kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal
(MCO).
2. Pembuatan Shop Drawing.
Seringkali pada pekerjaan – pekerjaan yang cukup komplek antara
perencanaan dan realisasi dilapangan ada pergeseran volume.
Untuk jenis kontrak “ Unit Price ” setelah dilakukan pengukuran awal maka
perlu dibuat gambar dan perhitungan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
ketersediaan dana, gambar dan hasil perhitungan volume yang telah disetujui
oleh Pengguna Jasa, ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan volume
pekerjaan dan pembayaran kepada Penyedia Jasa Pemborongan.
3. Pengawasan Harian.
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas Lapangan dan
petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing yang
telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok – patok
profil/referensi yang telah disetujui oleh direksi teknik.
Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname bersama dengan
Konsultan Pengawas, Direksi Teknik dan Penyedia Jasa Konstruksi untuk keperluan
penyusunan progres pekerjaan dan rekomendasi apakah pekerjaan yang
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -32
dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang di syaratkan
atau diperlukan perbaikan sebelum dimasukan dalam progress kemajuan fisik yang
selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam bentuk laporan bulanan.
E.2.2.3 Metodologi Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan, diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara
mingguan maupun bulanan. Monitoring dilakukan berdasarkan grafik kurva S yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan
Network Planning bila diperlukan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana dan
realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan berada diatas garis rencana maka
terdapat deviasi positif sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan
dapat lebih cepat, sedangkan bila berada dibawah garis rencana atau deviasi
negative maka perlu diambil beberapa tindakan antisipasi.
Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya apakah
keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan lainnya
atau hal yang wajar dan dapat dinaikkan prestasinya pada minggu selanjutnya.
Setiap terjadi keterlambatan maka perlu diinformasikan secara tertulis kepada
Pengguna Jasa disertai alternative penyelesaian masalah. Apabila pada progres
0 – 70% keterlambatan sudah diatas 10% dan pada progres 70 – 100%
keterlambatan mencapai diatas 5% maka perlu diambil langkah – langkah
peninjauan kembali dengan pertemuan – pertemuan intensif (show cause meeting)
untuk menyusun re-schedule dan pemantauan progress dari hari kehari.
Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan hasil pekerjaan secara
kualitas dan kuantitas memenuhi gambar dan spesifikasi, antara Penyedia Jasa,
Konsultan Pengawas, Direksi Teknik, Pengguna Jasa mengadakan pertemuan
berkala secara rutin untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai sekaligus
rencana kerja yang akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala
permasalahan yang muncul dapat diantisipasi lebih awal dan penyelesaiannya
dapat diselesaikan lebih baik.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -33
E.2.2.4 Program Pengawasan dan Pengendalian Pekerjaan
Program pengawasan harus dilaksanakan secara ketat dan terus menerus
sepanjang waktu kontrak, dimana masing-masing periode mempunyai tahapan/
langkah sendiri-sendiri dan berkesinambungan antara kegiatan yang satu dengan
kegiatan yang lainnya. Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam
pemberian saran kepada Pemilik Proyek dan memberikan advice kepada Pengguna
Jasa/Pemimpin Satuan Kerja dalam pengawasan pada konstruksi embung yang
masuk dalam paket pekerjaan proyek dan pelaksanaan kontrak-kontrak. Konsultan
akan menentukan dengan jelas dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja
pengawasan dalam penugasan ini, dan akan mengkonfirmasikan tingkat pelayanan
dan/ atau masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastian cukupnya
pengawasan dan peeriksaan.
1. Masa Pra Konstruksi
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam masa ini meliputi :
a. Mobilisasi Tim Konsultan.
b. Serah Terima Lapangan.
c. Review Data / Dokumen Kontrak.
d. Pemeriksaan Lapangan
e. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor.
f. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor.
g. Pemeriksaan Rencana Pengaturan lalu lintas.
h. Pre Construction Meeting
2. Masa Pelaksanaan Konstruksi
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam masa ini meliputi :
a. Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja
b. Survey dan Pengukuran.
c. Pengujian material
d. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
e. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan
f. Pemantauan Kemajuan pekerjaan (Progress Monitoring)
g. Pengendalian Biaya Konstruksi
h. Pengendalian Proyek.
i. Pemantauan Lingkungan.
j. Rapat Koordinasi.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -34
k. Sistem Pencatatan.
l. Sistem Pelaporan.
3. Masa Pasca Konstruksi
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
a. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima pekerjaan
b. Penyiapan Laporan Akhir dan Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan.
Program pengawasan dan pengendalian pekerjaan di atas dapat dilihat secara
diagram alir seperti pada Gambar E-9 di bawah ini.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -35
Gambar E-9 Diagram Alir Pengawasan Dan Pengendalian Pekerjaan
MASA PRA KONSTRUKSI MASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI MASA PASCA KONSTRUKSI
Konsultan Dengan Pejabat
Pembuat Komitmen
Pemeriksaan
Rencana Kerja
Pemeriksaan
Site
Mobilisas
Pengumpulan
dan Review
Data
Pemeriksaan
Program
Mobilisasi
Rencana
Pengaturan Lalu
Lintas
Pre
Construction
Meeting
Pengawasan Teknik
Pelaksanaan
Pengendalian Mutu
Perhitungan
Kuantitas dan
Pembayaran
Pemantauan
Kemajuan Kerja
Pengendalian
Schedule Proyek
Rapat Koordinasi
Penyusunan
Laporan
Pemeriksaan
Gambar
Survey
Pengukuran
Pengujian
Material
Pemeriksaan
Akhir dan
Serah Terima
Pemeriksaan
dan
Persetujuan
Gambar
Terlaksana
Penyiapan dan Penyerahan
- Laporan Akhir
- Manual Pemeliharaan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -36
Program pengawasan dan pengendalian pekerjaan di atas dapat dijabarkan
seperti pada di bawah ini.
1. Masa Pra Konstruksi
Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak Pemberi tugas dalam
mempersiapkan aktifitas selama kontruksi agar aktivitas konstruksi dapat
berjalan sesuai dengan rencana dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
a. Mobilisasi Tim Konsultan
Mobilisasi Tim Konsultan akan segera dilakukan setelah Surat Perintah
Kerja diterima Konsultan. Rencana kerja yang lebih terperinci dari Tim
Konsultan akan disusun dan dibicarakan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen. Pembahasan pelaksanaan pekerjaan akan segera dilakukan
dengan Pemberi Tugas guna tercapainya koordinasi kerja yang baik
antara berbagai pihak yang akan terlibat dalam penanganan pekerjaan
ini.
Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja serta
format–format standar yang akan diterapkan dalam melaksanakan
pengawasan teknis ini yang meliputi, antara lain :
1) Format Pengujian Mutu pekerjaan.
2) Format Pengukuran dan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.
3) Format Instruksi Kepada Kontraktor.
4) Format Laporan Harian dan Mingguan.
5) Format Pembayaran dan Sertifikat Pembayaran.
6) Format Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
7) Format Laporan Bulanan.
b. Serah Terima Lapangan.
Tim Supervisi akan memulai pekerjaan segera setelah melakukan
mobilisasi dan memberitahukan keberadaannya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen dan juga kepada Kontraktor. Agar pelaksanaan
pekerjaan Kontraktor dapat dimulai segera setalah penandatanganan
kontrak, maka Team Leader akan berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat
Komitmen untuk melakukan serah terima lapangan dari Pejabat
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -37
Pembuat Komitmen staf-nya kepada Kontraktor. Serah terima ini akan
dicatat dalam Berita Acara Serah Terima Lapangan.
Berita Acara Serah Terima lapangan ini sebaiknya dilengkapi dengan
dokumentasi foto dan progress pekerja yang sudah ada.
c. Review Data / Dokumen Kontrak.
Berbagai data dan laporan perencanaan dari paket–paket ini,
dikumpulkan dan segera direview oleh Tim Konsultan.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh
kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai acauan
pelaksanan konstruksi, antara lain :
1) Persyaratan Kontrak.
2) Spesifikasi Teknis dan
3) Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin
masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan konstruksi.
d. Pemeriksaan Lapangan.
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan
dan laporan–laporan teknis lainnya, maka Team Leader dan Tenaga Ahli
akan mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.
Pemeriksaan ini antara lain meliputi :
1) Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar rencana.
2) Identifikasi atas lokasi–lokasi yang memerlukan data dan
perencanaan detail tambahan.
3) Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan minor yang
diperlukan.
4) Identifikasi atas masalah–masalah yang diperkirakan akan dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
5) Masalah–masalah khusus lokasi–lokasi yang mungkin belum dapat
dibebaskan sepenuhnya.
Hasil pemeriksaan lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan dan
dibahas dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Diharapkan hasil
pemeriksaan lapangan ini sudah dapat diselesaikan sebelum kontraktor
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -38
melakukan mobilisasi agar berdasarkan temuan–temuan ini mereka
dapat menyesuaikan Program Mobilisasi yang disiapkannya.
e. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor
Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor akan menyiapkan,
menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen suatu Program mobilisasi yang terdiri dari :
1) Daftar alat berat yang akan digunakan.
2) Daftar peralatan laboratorium lapangan.
3) Daftar Tenaga kerja kontraktor.
4) Financial Schedule.
5) Network Planning, Construction Project Management.
6) Time Schedule.
7) Dan lain–lain.
Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor
ini guna meyakinkan bahwa :
1) Program Kontraktor tersebut cukup praktis
2) Program Kontraktor tersebut cukup memadai.
3) Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya.
4) Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu peraturan
Pemerintah.
5) Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak luar
manapun.
f. Pemeriksaan Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Kerja Kontraktor.
Suatu rencana kerja yang merupakan langkah awal untuk terlaksananya
pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya.
Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan
oleh Kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek,
antara lain :
1) Waktu pelaksanaan.
2) Metode konstruksi
3) Pengadaan dan penyiapan material.
4) Mobilisasi dan penggunaan peralatan.
5) Organisasi kerja
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -39
6) Sub Kontraktor ( apabila ada ).
7) Sumber Daya Manusia.
8) Sistem Dokumentasi,
9) Dan lain – lain.
Setelah mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan akan
memberikan kesempatan kepada kontraktoruntuk melakukan perbaikan
dari rencana kerjanya. Secara garis besar proses pembuatan rencana
kerja Kontraktor dapat dilihat pada Gambar E.10.
1) Lokasi untuk Base Camp dan Pelaksanaan Aktivitas Lainnya.
Tim Supervisi lapangan akan memeriksa apakah lokasi– lokasi yang
diperlukan Kontraktor untuk Kantor, Base Camp, Gudang, tempat
Pabrikasi dan pelaksanaan aktivitas lainnya cukup memadai dan
memenuhi persyaratan di dalam spesifikasi umum, dan konsultan
akan memeriksa apakah lokasi/kawasan yang diperlukan benar–
benar tersedia dan Kontraktor telah merundingkannya dengan
pemiliknya yang syah.
2) Kantor Kontraktor dan Fasilitasnya
Semua bangunan dan fasilitasnya di Base Camp Kontraktor harus
cukup memenuhi syarat–syarat kesehatan, memiliki sistem drainase
yang baik, sistem penerangan dan pengamanan yang baik pula.
3) Kantor Direksi Teknik dan Stafnya
Akan diperiksa tentang kelengkapan Kantor Direksi Teknik dan
stafnya , jika di dalam kontrak tercantum.
4) Bengkel.
Di lapangan Kontraktor harus memiliki bengkel yang diperlengkapi
dengan peralatan perbengkelan secukupnya, serta gudang untuk
penyimpangan suku cadang peralatan.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -40
PEMBERITUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR
PELA KSANAAN
YA
TIDAK
TIDAK
PERBAIKAN USULAN
RMK DA N RENCANA
KERJA
YA
DIPERIKSA
OLEH TIM
SUPERVISI
DIPERIKSA
PROYEK
USULA N RMK DAN
RENCA NA KERJA
KONTRAKTOR
Gambar E.10 Diagram Alir Pembuatan Rencana Mutu Kontrak
5) Pelayanan Pengujian Laboratorium.
Pada hakekatnya pekerjaan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor
di bawah pengawasan Konsultan. Tetapi beberapa pengujian
tertentu sesuai kebutuhan akan dilaksanakan oleh Konsultan dan
Pemberi Tugas.
a) Kantor Lapangan.
b) Sumber Material.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -41
Di dalam Gambar Rencana tersedia gambar sumber material
yang memberi indikasi tentang jenis dan lokasi dari masing–
masing material. Pada Tahap awal / mobilisasi, lokasi sumber
material ini akan diperiksa oleh Team Leader.
Contoh–contoh bahan yang diperlukan akan teruji, untuk
bahan–bahan aspal, semen dan bahan pabrikasi lainnya yang
diusulkan untuk dipakai, syarat-nya adalah bahwa harus ada
surat tanda lulus pengujian dari Produsen atau Instansi
Pengujian Independent, dan diserahkan kepada Konsultan
untuk dimintakan persetujuannya.
Penyimpangan dari Material–material ini harus memenuhi
syarat–syarat dan ketentuan dalam Spesifikasi Umum.
c) Perencanaan Sumber Daya / Resources Planning.
Dapat terlaksananya pekerjaan secara baik, tepat waktu, dan
masih dalam batasan nilai kontrak, akan sangat tergantung
pada adanya perencanaan (planning) yang memadai dari
Kontraktor atas pemberi daya (resource) yang dimilikinya.
Pada hakekatnya hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, tetapi kepentingan Pemberi Tugas juga
tergantung padanya, mengingat bahwa keberhasilan
penanganan proyek berkaitan erat dengan hal tersebut.
Dengan demikian, minimal Team Leader dan Pejabat Pembuat
Komitmen harus mengetahui rencana kerja (planning)
Kontraktor untuk :
Equipment provision, operation dan maintenance-nya
- Labour supply
- Material supply
- Cash Flow
Dan juga harus waspada terhadap kemungkinan berkembangnya setiap
persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Dalam kasus tertentu Kontraktor mungkin memerlukan bantuan yang
lebih aktif jika kemampuan manajemen-nya atau pengertiannya
terhadap kondisi setempat atau hal – hal lain tampaknya sangat kurang.
Dalam hal ini Team Leader akan juga ambil bagian dalam proses
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -42
planning ini dan memberikan saran – sarannya pada Kontraktor untuk
memperbaiki planningnya tersebut.
Yang penting adalah bahwa Kontraktor disarankan untuk memperbaiki
plannya tersebut, bukan diperintahkan untuk melakukannya
g. Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu Lintas.
Mengingat lokasi pekerjaan di beberapa ruas tertentu, maka pengaturan
lalu lintas selama masa kontruksi adalah masalah yang sangat penting
dan harus sangat diperhatikan dan direncanakan secara baik dan
efektif, sehingga lalu lintas dapat tetap bergerak secara lancar.
Fasilitas pengatur lalu lintas akan dikoordinasikan dengan Dinas
Perhubungan setempat dengan peralatan pengaturan lalu lintas antara
lain :
1) Traffic cones.
2) Rambu – rambu konstruksi (yang bersifat tetap).
3) Rambu konstruksi yang dapat dipindah – pindah.
4) Rambu – rambu peringatan dan marka replektor.
5) Lampu kedip (flashing light).
6) Pagar (fence).
7) Orang pemegang bendera (pengatur), dan
8) Papan (rambu) petunjuk.
Pemasangan item berikut ini akan diatur dan dipasang berdasarkan
peraturan lalu lintas yang berlaku, seperti :
1) Lokasi dan batas pemasangan peralatan dan rambu-rambu.
2) Batas transisi untuk pengaturan lalu lintas.
3) Jarak antara cones dengan penghalang, dan
4) Pengaturan / pemasangan pagar.
h. Pre Construction Meeting.
Koordinasi awal yang melibatkan ketiga pihak yaitu Direksi, Konsultan
dan Kontraktor akan diadakan sebelum kegiatan lapangan dimulai.
Koordinasi kerja diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
serta mencapai hasil kerja yang sebaik–baiknya. Untuk itu diperlukan
kejelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -43
masing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi bertugas membantu
Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pengawasan teknik, memberi
nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi proyek.
Selanjutnya koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal
penting dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang
akan dilakukan oleh masing–masing pihak. Pekerjaan persiapan tersebut
mencakup:
1) Organisasi dari masing–masing pelaku proyek (direksi, Konsultan dan
Kontraktor).
2) Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang jelas dan
kurang dimengerti.
3) Bentuk serta jenis/macam pelaporan dan sistem serta batas waktu
pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal.
4) Wewenang dan tanggung jawab serta segala sanksi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas.
5) Menentukan waktu kunjungan bersama ke lokasi menentukan batas
awal serta akhir proyek serta survei lapangan dengan kondisi saat
ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan menentukan metode
kerja selanjutnya.
2. Masa Pelaksanaan Konstruksi
Dalam tahap ini konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan teknik
terhadap pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
hasil yang sesuai dengan rencana meliputi aspek mutu, waktu dan biaya.
a. Pemeriksaan Shop Drawing/Gambar Kerja.
Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus
menyiapkan Gambar Kerja secara detail berdasarkan Gambar Rencana
yang telah dikaji ulang (review). Gambar kerja tersebut akan memuat
semua informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tim
Konsultan akan memeriksa secara cermat Gambar Kerja tersebut dan
melakukan koreksi – koreksi yang diperlukan. Kontraktor akan
melakukan revisi Gambar Kerja sesuai dengan koreksi – koreksi yang
diberikan oleh Tim Konsultan tersebut. Revisi Gambar kerja tersebut
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -44
akan diperiksa kembali oleh Tim Konsultan dan dilanjutkan kepada
Proyek dan bila telah sesuai Team Leader akan memberikan persetujuan
untuk dapat dilaksanakan. Prosedur pengajuan Gambar Kerja dapat
dilihat pada Gambar E.11.
Gambar E.11 Diagram Alir Prosedur Pengajuan Gambar Kerja
b. Survey dan Pengukuran
Dalam pekerjaan Supervisi pekerjaan survei dan pengukuran meliputi :
PEMBERI
TUGAS
KONSULTAN KONTRAKTOR
PELAKSANAA
T IDAK
GAMBAR KERJA
RENCANA
YA
DISETUJUI
- Pekerjaan Survei
- Spesifikasi teknis
- Pengalihan Traffic
- dan lain - lain
-
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
TIM KONSULTAN
GAMBAR KERJA
DEFINITF
CHIEF INSPECTOR
DI LAPANGAN
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -45
1) Pengecekan Design.
Diharapkan crew survey Kontraktor sudah dimobilisasi di Site
terlebih dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan
mereka sebelum mobilisasi dan peralatan.
2) Pengukuran Pre Construction.
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada Kontraktor
dihitung berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan yang
diselesaikan. Untuk ini diperlukan sejumlah pengukuran yang
meliputi pengukuran kondisi existing dan lain–lainnya, sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kualitas pekerjaan dapat
dihitung dari survei selanjutnya yang akan diadakan setelah
pekerjaan yang dimaksud selesai.
3) Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan.
Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan guna:
1) Tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan
pekerjaan.
2) Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidakpastian
4) Pengukuran Pekerjaan yang Telah Selesai.
Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam penagihan
Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya.
Bagan alir pekerjaan pengukuran dan perubahan gambar dapat
dilihat pada Gambar E.12
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -46
Gambar E.12 Diagram Alir Pekerjaan Dan Perubahan Gambar
c. Pengujian Material
Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan
menggunakan peralatan test di lapangan maupun di laboratorium yang
disediakan Kontraktor serta mengikuti standar prosedur pengujian
seperti yang tercantum dalam Dokumen Kontrak. Pengujian mutu
dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
SELESAI
TIDAK
SIAPKANREVISI GAMBAR
YA
ADA KETIDAKSESUAIAN?
RAPAT PRA PELAKSANAAN
(PRE CONSTRUCTION MEETING)
DICATAT DI SISTEM
DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)
START
KONTRAKTOR BERSAMA - SAMA KONSULTAN
PENGAWAS TEKNIK DANSTAFF KA. SATKER
MEMERIKSA KE LAPANGANDAN GAMBAR
KERJA
(ISSUED FOR CONSTRUCTION)
APAKAHADA KETIDAKSESUAIAN
ADA PERUBAHANBIAYA ?
SIAPKANREVISI GAMBAR
DIBUATKANBERITA SECARA
PERUBAHAN GAMBAR
SIAPKANCOA
(CHANGE ORDER ACTIVATOR)
SIAPKANCCA
(CONTRACT CHANGE ORDER )
YA
TIDAK
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -47
lokasi–lokasi yang dicantumkan oleh Konsultan. Secara garis besarnya
pengujian akan mencakup :
1) Pengujian Material Konstruksi.
Pengujian Material Konstruksi dilakukan sebelum material
digunakan sebagai komponen struktur seperti beton, penerapa batu
kali, aspal, concrete, tanah untuk timbunan, dll.
Pengujuan material dilakukan ulang setiap terjadi perubahan lokasi
sumber material / quarry. Pengujian itu antara lain :
a) Test keausan agregat.
b) Test ekstraksi agregat.
c) Test portland cement.
d) Test kandungan zat kimia air.
Bagan Alir Proses Pengujian Material Konstruksi dapat dilihat pada
Gambar E.13.
2) Pengujian Hasil Pekerjaan.
Setelah material digunakan dalam konstruksi, maka perlu diuji
apakah dalam aplikasinya Kontraktor telah menerapkan cara yang
benar sehingga menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan
spesifikasi. Pengujian itu antara lain :
a) Pengujian kepadatan.
b) Pengujian mutu beton.
3) Pengujian Job Mix Formula
Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran
untuk pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton. Konsultan akan
mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian
laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material
konstruksi yang akan dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut, Konsultan akan membuat rekomendasi berupa
persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai dengan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -48
SELESAI
TIDAK
CA RI CALON SUMBER
MA TERIAL (QUARRY) LAIN
YA
KONT RAKTOR MENGAJUKAN BEBERAPA USULAN
SUMBER MATERIAL (QUARRY) YANG SIAP DIUJI
BA GI MATERIAL T ERTENTU
DA T A MATERIAL YANG T ERPILIH DISIMPAN
DA LAM SISTEM A RSIP (FILE) DAN MENJADI
A CUAN BAGI T ESTING BAHAN OLAHAN
START
DILA KUKAN PENGAMBILAN CONTOH MATERIAL
SESUA I DENGAN T ATA CARA PENGAMBILAN
SA MPLING.
SESUA I SPESIFIKASI
T EKNIS
YA
T IA P SAMPLE MATERIAL DITEST DISAKSIKAN OLEH
KONSULTAN PENGAWAST EKNIK SESUAI PROSEDUR
DA N HA SILNYA DILAPORKAN KEPADA PIMPRO
SERT IFIKASI PEMAKAIAN
MA TERIAL YANG BOLEH
DIPA KAI PADA PROYEK
persyaratan teknis dalam spesifikasi. Diagram Alir Pembuatan Job
Mix Formula dapat dilihat pada Gambar E.14
Gambar E.13 Diagram Alir Pengujian Material Konstruksi
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -49
PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR
JOB MIX FORMULA
DIPERIKSA
MATERIAL YANG
AKANDIGUNAKAN
HASIL TEST
MATERIAL
DISAHKAN
DIPERIKSA
PELAKSANAAN
DISAHKAN
Gambar E.14 Diagram Alir Pembuatan Job Mix Formula
d Pengawasan/ Pengendalian Kuantitas
Dalam pengawasan dan pengendalian Kuantitas pekerjaan ini tugas
utama ada pada Surveyor dan Pengawas lapangan. Harus dipahami betul
masalah aturan dan cara pembayaran yang ada di dalam Spesifikasi,
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -50
mana yang dapat dibayar dan mana yang tidak dan harus mengacu pada
dokumen kontrak dan Addendum kontrak (bila ada).
Yang perlu diperhatikan lagi adalah volume yang tersedia di dalam
daftar kuantitas dan harga sudah mendekati habis, Pengawas lapangan/
Inspector harus memberi laporan kepada Site Engineer. Diagram alir
pengendalian kuantitas / volume pekerjaan diuraikan seperti pada
Gambar E-15 berikut ini:
Gambar E-15 Bagan Alir Pengendalian Volume
Ya
Tidak
PENGAWAS PROYEK KONTRAKTOR
MC
Surv ey
Shopdrawing
Pemasokan logistik
Ijin pelaksanaan
V olume rencana
Pelaksanaan pekerjaan
Permohonan opname
Pengukuran v olume pekerjaan
Lebih dari v olume rencana
Konsep MC
Periksa
Dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis
BA
Hasil Pengukuran
Pengawasan
Diperiksa Tim Pengawas
Pengawasan
Ev aluasi Tim Pengawasan
Diperiksa konsultan
Sesuai v olume
rencana
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -51
1) Pengendalian Biaya/ Anggaran
Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya
dengan pengendalian Kuantitas. Karena pada umumnya kontrak-
kontrak sekarang menggunakan sistem Harga Satuan, maka
pengendalian Kuantitas juga akan merupakan pengendalian
anggaran.
2) Pengendalian Waktu
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik
dilapangan harus selalu terkontrol.
Pengendalian waktu akan dilakukan melalui analisa terhadap
performance pelaksanaan proyek, dimana untuk proyek ini dapat
menggunakan indikator SPI (Schedule Performance Index) dan CPI
(Cost Performance Index).
SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan
dengan rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama.
Sedangkan CPI adalah perbandingan antara dana yang telah
dibayarkan dengan dana/ biaya yang tersedia (kontrak).
Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga)
kriteria, yaitu :
- SPI / CPI = 1, Proyek dikatakan tepat waktu.
- SPI / CPI > 1, Proyek dikatakan cepat
- SPI / CPI < 1, Proyek dikatakan terlambat.
Dalam hal pengendalian waktu perlu dilakukan control terhadap
semua aktifitas baik yang akan dimulai yang seharusnya sudah selesai
dan aktifitas yang seharusnya sudah dimulai. Uraian tentang aktifitas
aktifitas tersebut seperti di jelaskan pada Gambar E-16 : Mengontrol
Aktifitas yang akan dimulai; Gambar E-17 : Aktifitas yang
seharusnya sudah selesai; Gambar E-18 : Aktifitas yang seharusnya
sudah dimulai.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -52
Gambar E-16 Mengontrol Aktifitas yang akan Dimulai
Gambar E-17 Mengontrol Aktifitas yang Seharusnya Sudah Selesai
FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULA I
Dapatkah pekerjaan
dimulai ?
Alasannya?
Ada keterlambatan?
OK
Diperlukan
penanganan
pemecahannya
Tidak
Ya
FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG SEHARUSNYA SUDAH SELESAI
Pekerjaan yang
seharusnya selesai
Sisa waktu sampai selesai?
Alasan keterlambatan
OK
Diperlukan
penanganan
pemecahannya
Tidak
Ya
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -53
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -54
Gambar E-18 MengontrolAktifitas yang Seharusnya Sudah Dimulai
3) Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) dan
Addendum.
Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal-hal yang
tidak sama (dalam hal volume atau biaya dimana jumlah akhir tidak
melebihi harga kontrak) harus ada perintah perubahan dari pemilik.
FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL UNTUK
AKTIVITAS YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULA I
Pekerjaan yang
seharusnya sudah
OK
Berapa lama
ditangguhkan?
Ada float?
Tida
Ya
Apakah pekerjaan ini
sesuaischedule
Kenapa tidak dimulai?
Apa penangguhannya
Berapa lama terlambat?
Kenapa?
Ada prestasinya sampai
waktu kontrol tercapai?
OK
OK Tangani
Apa prestasinya
bisa dikejar?
OK
Berapa lama
perpanjangan?
Ada float?
Tangani
Tida
Ya
Ya
Ya
Tida
Tida
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -55
Kalau perubahan itu bersifat mendasar, termasuk perubahan
spesifikasi teknis serta anggaran yang melebihi harga kontrak harus
dibuat Addendum.
Addendum atau Contract Change Order merupakan bagian dari
dokumen Kontrak sebelumnya. Tanpa adanya Perintah Perubahan ini
Kontraktor tidak akan dapat dibayar seandainya terjadi volume yang
melebihi kontrak asli. Untuk proses addendum kontrak ini
selengkapnya disajikan pada Gambar E-19 Proses Addendum
Kontrak.
Gambar E-19 Proses Addendum Kontrak
Kontrak Awal Pelaksanaan
Pekerjaan
Perhitungan Biaya
Pekerjaan
tidak
ya
Ada
Perbedaan?
Tidak Ada
Perubahan Kontrak
Persetujuan
Konsultan
Persetujuan
Proyek
Pembuatan
Berita Acara
Perubahan
Kontrak
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -56
Proses perubahan kontrak, baik yang bersifat penambahan biaya,
pengurangan biaya atau hanya berupa “Contract Change Order”,
diselesaikan menurut prosedur seperti terlihat pada Gambar E.16.
Diagram proses tersebut mencakup 3 (tiga) kemungkinan yang akan
terjadi:
1) Nilai perubahan kontrak sama dengan nilai kontrak asli.
2) Nilai perubahan kontrak lebih kecil dari nilai kontrak asli.
3) Nilai perubahan kontrak lebih besar dari kontrak asli, dengan
kemungkinan:
a) Penambahan biaya lebih besar dari 10 % (dari nilai kontrak)
b) Penambahan biaya lebih kecil dari 10 % (dari nilai kontrak)
Jika nilai perubahan kontrak lebih besar dari nilai kontrak asli, maka
masih harus diperiksa apakah penambahan biaya tersebut lebih kecil
atau lebih besar dari nilai DIP atau pagu dana yang tersedia. Jika
lebih kecil, maka diperiksa apakah melebihi 10 % dari nilai kontrak.
4) Pembuatan Monthly Certificate/Price Escalation Certification
Di dalam kontrak-kontrak saat ini biasanya pembayaran dilaksanakan
secara bulanan. Setiap akhir bulan Konsultan bertugas memeriksa
dan menyiapkan pembayaran yang dapat dilakukan untuk bulan yang
bersangkutan.
Sertifikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi
dengan Back Up data yang lengkap. Konsultan bertanggung jawab
atas kebenaran dari Back Up Data tersebut. Dalam Back Up data
harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa volume-volume
yang dibayarkan pada bulan tersebut.
Seandainya di dalam kontrak disebutkan bahwa selama jangka waktu
kontrak, Kontraktor akan mendapatkan eskalasi harga, maka
Konsultan juga selain Monthly Certificate harus menyiapkan Price
Escalation (PEC). Eskalasi harga didasarkan pada index harga yang
dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik).
Perlu diperhatikan betul-betul cara pembuatan dari Price
Escalation Certificate ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku
3 Syarat-syarat Umum.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -57
Bagian dari Proses Penyusunan Sertifikat Pembayaran Bulanan
Kontraktor ini lebih jelasnya disajikan seperti pada Gambar E-20.
Gambar E-20 Bagan Proses Penyusunan Sertifikat Bulanan Kontraktor
Hasil Opname terhadap pekerjaan yang telah lengkap
Kontraktor mengajukan data-data pendukung sertifikat bulan
Pengawasan lapangan / inspector memeriksa pengajuan tersebut
Penyusunan draft sertifikat bulanan oleh kontraktor berdasarkan data yang telah diperiksa oleh
pengawas
Site engineer memeriksa dan menyetujui draft sertifikat
Draft sertifikat dikembalikan ke kontraktor untuk dikonfirmasikan dan penyiapan pengajuan
lengkap jumlah salinannya dan tanda tangan
Site engineer mengecek dan menandatangani,diteruskan pemimpin proyek
Pemimpin proyek menerima dan menyetujui, kemudian di proses untuk pembayarannya
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -58
5) Rapat Koordinasi
Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan ini, suatu sistem komunikasi dan konsultasi
yang efektif harus tetap dijaga.
Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam
permasalahan membutuhkan sejumlah kontak – kontak baik formal
maupun informal, khusunya antara anggota dari Team Supervisi
Lapangan, antara Resident Engineer dengan Kontraktor dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
Suatu reguler meetings yang terencana dengan agenda dan catatan
(minute) akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya
catatan dari setiap diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat – rapat / pertemuan yang
diperlukan antara lain adalah :
a) Rapat mingguan intern antara anggota Tim Supervisi Lapangan.
b) Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor.
c) Rapat bulanan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor.
d) Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen.
e) Rapat mingguan Antara Tim Konsultan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Kontraktor.
f) Frekuensi rapat yang diusulkan di atas tentunya dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat.
6) Sistem Pencatatan.
Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan :
a) Menunjang sistem pelaporan.
b) Sebagai dasar perhitungan kualitas.
c) Sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan
d) Sebagai dasar perhitungan pembayaran.
Jenis – jenis pencatatan yang diperlukan antara lain, adalah :
a) Buku harian
b) Catatan Pengujian.
c) Catatan Pengukuran.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -59
d) Koresponden.
e) Notulen Rapat – rapat koordinasi,
f) Perhitungan Pembanyaran dan Sertifikat Pembayaran.
g) Data Teknik Lapangan.
h) (Contractor’s Request) Permohonan Kerja Konstruksi.
i) (Shop Drawings) Gambar Kerja.
j) (Construction Schedule) Jadwal Pelaksanaan Kontruksi
k) Daftar Peralatan Kontraktor.
l) Data Perhitungan Kuantitas.
m) Pengukuran Materials on-site.
n) Daftar Pekerjaan Tambah.
o) Progres Kemajuan Pekerjaan Bulanan.
p) (MC Back-up data) Data Penunjang Sertifikat Bulanan.
q) (Change Orders) Perintah Perubahan.
r) Addendum.
s) Perpanjangan Waktu yang disetujui.
t) Klaim
u) Catatan Keterlambatan.
v) Catatan Kecelakaan Kerja.
w) Kondisi Cuaca.
x) Foto.
y) dan lain – lain.
7) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengajukan
permohonan kerja yang dilampirkan dengan Gambar Rencana untuk
disetujui oleh Konsultan dan pemberi Tugas.
Prosedur Permohonan kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar E-
21.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -60
Gambar E-21 Diagram Alir Prosedur Permohonan Kerja
Selama pelaksanaan konstruksi Tim Konsultan akan melakukan
pengawasan teknis dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, Pengawasan dan Pemeriksaan ini mencakup seluruh aspek
kualitas dan kuantitas. Tim Konsultan harus memberikan petunjuk
yang benar kepada Kontraktor untuk memperoleh kerja yang lebih
efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan tepat
waktu.
PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR
DITERIMA OLEH
KEPALA
PELAKSANAAN
DISETUJUI
PERSIAPAN
PERMOHONAN KERJA
DISAHKAN DIREKSI
PELAKSANAAN
TIDAK
YA
DITERIMA
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -61
3. Masa Pasca Konstruksi
Dalam tahap ini konsultan akan membantu Pemberi tugas dalam seluruh
aktivitas yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari
Kontraktor kepada Pemberi Tugas.
a. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana (As Built Drawing).
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan memeriksa dan
memberikan persetujuan terhadap “As Built Drawing” yang dibuat oleh
Kontraktor. Selanjutnya, Konsultan akan menyerahkan kepada Pemberi
Tugas, lengkap dengan informasi tentang pekerjaan yang dibuat selama
masa konstruksi.
b. Pembuatan Final Certifikat / Price Escalation Certificate
Setelah pembuatan As Built Drawing, harus dibuat Final Certificate
(Sertifikat Akhir), demikian juga Final Escalation Certificate (jika ada),
karena setelah sertifikat akhir ini tidak ada lagi pembayaran. Konsultan
Pengawas harus hati-hati dan harus teliti dalam memeriksa dan
menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran
mulai dari MC 1 (Monthly Certificate-1) sampai terakhir/ dihitung
ulang. Demikian juga halnya dengan Final Price Escalation Certificate
(jika ada).
c. Claim/tuntutan
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari
pihak Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas
harus selalu mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada
Dokumen Kontrak yang ada.
Semaksimalmungkin Konsultan harus mengamankan Pemilik dari segala
macam claim/ tuntutan yang timbul.
d. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan.
Bila pihak Kontraktor menganggap bahwa pekerjaan yang menjadi
kewajibannya telah diselesaikannya secara menyeluruh, maka mereka
dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses Provesional Hand
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -62
Over (PHO). Kondisi Umum Kontrak dan Spesifikasi Umum telah
mengatur secara rinci proses penutupan kontrak.
Team Leader akan membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam
pemeriksaan dokumen PHO ini dan akan turut dalam panitia yang akan
memeriksa ke site pekerjaan yang telah selesai dikerjakan secara
menyeluruh. Segala kekurangan– kekurangan dan kerusakan yang
ditemui akan dimasukkan ke dalam Berita Acara PHO.
Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan memenuhi kerusakan dan
kekurangan tersebut selama Periode Jaminan (Warranty Period).
Setelah pekerjaan perbaikan ini diselesaikan dan periode jaminan habis,
dan pekerjaan dapat diterima dengan baik, maka Resident Engineer
akan membuat dalam menyiapkan dan menerbitkan Surat Berita Acara
Penyelesaian Akhir (Final Hand Over/FHO) berdasarkan Surat
Permohonan dari Kontraktor.
Penyedia Jasa Konsultansi menyiapkan data yang diperlukan untuk
keperluan serah terima ini berupa:
- Penyiapan daftar kerusakan/kekurangan dari pekerjaan yang
dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi.
- Penyiapan buku informasi bagi Panitia Serah Terima ini yang berisi
data proyek, status pembayaran dan progress serta data quality.
- Menyiapkan semua pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan
kegiatan Serah Terima.
- Memeriksa Berita Acara Serah Terima Sementara dan memberi
pertimbangan kepada Pengguna Jasa dalam menyetujui jangka
waktu perbaikan(grace period) yang diajukan kontraktor.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -63
E.3 PROGRAM KERJA
E.3.1 Persiapan
Pada tahapan ini Konsultan akan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
1. Menyusun Program Mutu Pengawasan Pekerjaan bersama dengan penyedia jasa
konstruksi;
2. Menyusun program kerja dan konsepsi/metodologi pelaksanaan pekerjaan
pengawasan;
3. Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
termasuk pengendalian manajemen dan SMK3 Konstruksi, serta Dokumen
Lingkungan (bila ada);
4. Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak terkait
pelaksanaan pekerjaan;
5. Membantu PPK dalam pelaksanaan Rapat Persiapan Pelaksanaan / Pre
Construction Meeting (PCM);
6. Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan dalam Berita Acara
sebagai Dokumen Kegiatan;
7. Memeriksa kesiapan/mempersiapkan formulir-formulir isian, antaralain:
a) Laporan Harian
b) Laporan Mingguan
c) Laporan Bulanan
d) Laporan Review Design (jika diperlukan)
e) Laporan Pemantauan Lingkungan
f) Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
g) Rencana Monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi laporan kegiatan
yang disiapkan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi.
8. Penjamin mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.
9. Bentuk perhitungan-perhitungan volume data dan sertifikat Pembayaran.
10. Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan pengujian bahan.
11. Menyampaikan dan mempresentasikan Program Mutu kepada PKK pada saat
PCM.
12. Membantu PPK dalam mengkaji Program Mutu dan jadwal pelaksanaan
Penyedia Jasa Konstruksi.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -64
13. Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan mobilisasi
kepada DireksiPekerjaan.
14. Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas serta
kelayakan perlatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa
Konstruksi
15. Mengecek masa laku kalibrasi perlatan yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
16. Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah, mutu
dan kelaikan perlatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa Konstruksi
17. Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh
Penyedia Jasa konstruksi dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
18. Memberikan rekomendasi terhdap konsep gambar kerja kepada Direksi
Pekerjaan dan Penyedia Jasa Konstruksi.
19. Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa
Konstruksi.
20. Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan hasil
pemeriksaan lapangan.
21. Membantu PPK dalam pengecekan data administrasi dan teknis pekerjaan.
Personil yang bertugas pada tahap ini:
1. Team Leader
2. Ahli Lingkungan
3. Ahli Teknik Struktur Bangunan Air
4. Ahli K3
Waktu Kegiatan bulan ke-1 hingga bulan ke-2
E.3.2 Tahap Pelaksanaan Pengawasan
Secara umum pada tahapan ini pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh
konsultan pengawas adalah mengendalikan pelaksanaan fisik dilapangan dimana
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
1. Menyusun Standart Operation Prosedure (SOP) pelaksanaan konstruksi.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat disekitar lokasi pekerjaan.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -65
3. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak instansi terkait untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Menyiapkan mess lapangan untuk posko supervisi.
5. Memeriksa/mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan yang dibuat Penyedia
Jasa Konstruksi.
6. Menyiapkan Network Planning (bersama penyedia jasa konstruksi).
7. Memeriksa laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta
menandatangani laporan tersebut.
8. Memberikan masukan lisan/tertulis kepada Direksi atau PPK secara proaktif,
akurat dan cepat untuk memperoleh efektivitas pelaksanaan pekerjaan.
9. Memeriksa dan meneliti gambar kerja/shop drawing/construction drawing yang
dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
10. Mengevaluasi program harian, mingguan Kontraktor serta memberikan ijin
lingkup pekerjaan perminggu sesuai schedule pelaksanaan pekerjaan.
11. Memeriksa perhitungan Mutual Check yang dibuat penyedia jasa konstruksi.
12. Memberikan ijin pengecoran beton secara tertulis yang terlebih dahulu
melakukan pemeriksaan bekisting, material : semen, pasir, kerikil, dan
tulangan, peralatan dan tenaga kerja.
13. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang terlampir pada kontrak kepada
seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi.
14. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur dan mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan hasilnya
dilaporkan kepada Direksi Teknis dan PPK.
15. Melaksanakan tugas supervisi sesuai standart prosedur pengawasan yang
berlaku dan hal ini telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.
16. Jika terjadi bencana alam di wilayah kerja, secara aktif memberikan masukan
tertulis untuk rencana, metode, RAB penanggulangan.
17. Membantu PPK dalam melakukan inspeksi ke pabrik pemasok, bahan, perakit,
dan lainya, jika dibutuhkan.
18. Memberi masukan solusi tertulis kepada PPK jika ada permasalahan tanah,
keterlambatan, misal desain dan sebagainya.
19. Membuat laporan supervisi berisi antara lain aktifitas, personil, peralatan,
inspeksi dan lainya.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -66
20. Meneliti bahan yang masuk/keluar, tenaga kerja, peralatan apakah sudah
sesuai dengan Analisa Harga Satuan dan Daftar Kuantitas dan Harga dalam
kontrak pekerjaan fisik.
21. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan
kontrak/Adendum terkait dengan adanya Change Order/Variation Order,
bilamana diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan yang secara
teknis dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan anggaran yang
tersedia.
22. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan
dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani
laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang telah ditentukan.
23. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik
pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan
dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia jasa konstruksi.
24. Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fisik, serta
mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan,
dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep teguran terhadap
Penyedia Jasa Konstruksi.
25. Mengawasi uji laboratorium dalam rangka pengendalian mutu konstruksi.
Personil yang bertugas pada tahap in adalah semua tim Konsultan Supervisi.
Waktu Kegiatan bulan ke-1 hingga bulan ke-8.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Team leader akan menerapkan Metode/
prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang harus ditaati oleh tim pengawas (Site
Team) dan Kontraktor guna memperlancar dan mempermudah pengawasan, serta
sebagai bukti otentik dari setiap kegiatan pekerjaan, yang akan diserahkan kepada
pemberi kerja, sebagai dokumen proyek.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -67
E.3.3 Tahap Akhir Pelaksanaan Konstruksi
Pada tahapan akhir pelaksanaan konstruksi, beberapa hal yang akan dilaksanakan
oleh konsultan pengawas dan beserta jajaran pelaksana proyek adalah sebagai
berikut:
1. Konsultan akan membuat laporan-laporan yang diisyaratkan oleh pengguna jasa
dan sebelum diserahkan kepada pengguna jasa, konsultan akan melakukan
diskusi dan asistensi terlebih dahulu dengan core team (jika ada),
2. Setelah pekerjaan mencapai 97% kontraktor mengajukan Surat Permintaan PHO
kepada Pengguna Jasa dengan tembusan Konsultan Pengawas.
3. Memeriksa hasil pekerjaan dalam penyerahan pertama pekerjaan/Previsional
Hand Over (PHO)
4. Berdasarkan tembusan surat permintaahn PHO, konsultan akan melakukan
evaluasi lapangan. Hasil evaluasi lapangan akan dilaporkan secara tertulis
kepada Pengguna Jasa lengkap dengan daftar cacat dan kekurangan setiap
jenis pekerjaan.
5. Berdasarkan Surat Konsultan mengenai evaluasi lapangan, Pengguna Jasa akan
memberikan surat jawaban kepada kontraktor dan menyiapkan Panitia PHO
serta jadwal rencana PHO.
6. Konsultan akan menyiapkan dokumen-dokumen untuk keperluan PHO serta
formulir-formulir yang diperlukan termasuk volume akhir setiap pekerjaan.
Pada Pelaksanaan PHO Konsultan dan Kontraktor akan mendampingi Team
PHO.
7. Setelah dilakukan PHO, konsultan, kontraktor dan Pengguna Jasa akan
melakukan opname untuk pembuatan Final Sertifikat akhir pembayaran.
8. Bila diperlukan konsultan akan melakukan pengecekan periodik terhadap hasil
kerja kontraktor pada masa pemeliharaan. Laporan hasil pemeriksaan akan
dilaporkan secara tertulis kepada Pengguna Jasa dan Kontraktor lengkap
dengan metode perbaikan yang diperlukan bila ada cacat dan kekurangan.
9. Konsultan akan membuat daftar cacat dan kekurangan sebelum dilakukan serah
terima akhir pekerjaan kepada Pengguna Jasa dan kontraktor.
Waktu kegiatan ini dilaksanakan pada bulan ke-
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -68
E.3.4 Pelaporan
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jenis dan jumlah laporan yang harus
deserahkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan kepada Pengguna Jasa
adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan memuat persiapan meliputi mobilisasi personil,
penyediaan basecamp lapangan, peralatan basecamp, peralatan survei,
kendaraan operasional, dan lain-lain
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
2. Laporan Program Mutu
Penyedia jasa diwajibkan membuat laporan Program Mutu paling sedik berisi:
a. Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Organisasi kerja Penyedia;
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
d. Jadwal penugasan Personel Inti dan Personel Pendukung;
e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
f. Prosedur instruksi kerja;dan
g. Pelaksana kerja.
Program Mutu adalah penjaminan mutu pelaksanaan pekerjaan yang di
presentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,kemudian dibahas
dan disetujui oleh PPK. Program Mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat:
a. Surat Pengantar;
b. Satu Halam “Progress Summary”, rangkuman status fisik dan keuangan dari
proyek dan identifikasi permasalahan yang berdamak pada kemajuan
keluaran pekerjaan;
c. Organisasi Proyek termasuk organisasi Pengguna Jasa,
d. Penyedia Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan;
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -69
e. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan terkai dengan kinerja
hasil pekerjaan;
f. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S”Curve;
g. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan;
h. Laporan progres keluaran hasil pekerjaan dan keuangan termasuk besarnya
denda (jika ada);
i. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerjapekerjaan;
j. Foto Dokumentasi Pelaksanaan;
k. Rencana kegiatan bulan selanjutnya
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 5 (lima) untuk bulan
berikutnya sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
4. Laporan Review Design (apabila ada)
Laporan Review Design memuat laporan mengenai suatu Review Design
pekerjaan konstruksi disertai uraian teknis dan dibahas bersama dengan
Direksi.
5. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat ringkasasn pekerjaan konstruksi, pelaksanaan
pengawasan konstruksi, rekomendasi kebutuhan pemeliharaan di masa yang
akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama masa konstruksi;
permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang mungkin terjadi dan
pemberian solusinya (jika ada) untuk beberapa varian perbaikan dalam
kegiatan yang akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup tanggung
jawab Pengguna Jasa.
a. Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan tanggapan terhadap
Gambar Terlaksana (As Bulit Drawing) yang dikerjakan oleh penyedia
b. Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir
pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama pelaksanaan
pekerjaan.
c. Satu bulan sebelum berakhirnya pelayanan sebuah draft laporan akhir
sudah harus diserahkan ke Pengguna Jasa yang berisi penjelasan sebagai
berikut:
- Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan serta ringkasan keuangan
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -70
- Deskripsi mendetail hasil pelaksanaan pelayanan jasa konsultan, dan
pemenuhan penyelesaiannya, dalam rangka pemenuhan spesifikasi
- Evaluasi selama pelaksanaan pekerjaan dalam kerangka perbaikan
kegiatan pengawasan
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan prosedur, dan
operasional dengan maksud memperbaiki kemampuan pengawasan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (tujuh) hari sebelum kontrak
berakhir sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan media penyimpan data (compact
disc/flashdisk/dll) (jika diperlukan).
6. Laporan Pemantauan Lingkungan
Hasil Pemantauan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal
dan visual menurut prosedur terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan dengan menggunakan parameter tertentu atau sesuai arahan
sebagai tolok ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali
dalam satu siklus waktu tertentu.
7. Laporan Dokumentasi
Laporan Domkumentasi adalah laporan yang berisi Kegiatan Pekerjaan yang ada
di lapangan, dari keadaan 0% hingga 100%.
Foto disusun sedemikan rupa sehingga membentuk Laporan yang rapi memuat
setiap item pekerjaan dari keadaan 0%, 25%, 50%,75%, 100 % dengan
penganbilan foto dari sudut yang sama. Menampilakan hasil Dokumentasi
Drone.
8. File Laporan + Gambar Digital dan Video
Semua file dalam bentuk softcopy diserahkan dalam bentuk External SSD/Hard-
disk sebesar 512 GB.
Bagan alir rencana kerja secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar E-22.
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -71
Gambar E-22 Bagan Alir Rencana Kerja
YA
TDK
TDK
TDK
PEMIMPINPROYEK
Mulai
Pelaksanaan
Dokumen
Kontrak
* Organisasi Terkait
* Personil Tim
* Spesifikasi Teknik
* Bahan Dan Material
* Peralatan Kerja
* Keselamatan Kerja
Penyesuaian
* Personil Team
* Spesifikasi Teknik
* Bahan Bangunan
* Peralatan Kerja
* Gambar Kerja
* Spesifikasi Teknik
Survey Lapangan
Revisi Gambar Addendum Kontrak
Penyerahan
Lapangan
Modifikasi Gambar
Sesuai ? * Pengujian Bahan
* Alat Dikalibrasi
Rekomendasi
* Mulai Pekerjaan
* Susunan Program Pelaksanaan
Gambar
Sesuai ?
Banyak ? Berpengaruh
RAB ?
A
PENGAWASUTAMA
TDK
TDK
YA
KONSULTAN
Uji Laboratorium ?
Klasifikasi Alat ?
YA
YAYA
* Sosialisasi dll
Perlu On the Job
Training? * Lakukan On the Job Training
Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV
E -72
Gambar E-22 Bagan Alir Rencana Kerja (Lanjutan)
YA
YA
YA
TDK
TDK
TDK
PEMIMPINPROYEK
Kegiatan Pelaksanaan
* Jalan Kerja
* Fasilitas Bantu
* Pembersihan Lapangan
* Logistik Bahan
* Check Titik Bantu
* Check Profil-profil
* Check Galian Pundasi
* Check Pek. Timbunan
* Dan Lain-lain
Tahapan Hasil
Pekerjaan
.* Kualitas
* Kuantitas
* Kerapian
* Waktu
Lakukan Pengujian, Analisis
dan Evaluasi hasil pekerjaan.
Perlu diuji
* Ambil Sample
* Ukur Hasil Pekerjaan
* Check Keselamatan
* Check Waktu Pelaksanaan
* Bongkar
* Siapkan Bahan
yang sesuai.
Berhasil ?
Hentikan Sementara
Pelaksanaan
Lapor Kepada Pemimpin
Proyek Perlu dibongkar ? Besar yang dibongkar ?
Lakukan perbaikan Adakan Modifikasi
Pembayaran? Lanjutan Pekerjaan
Percobaan Pemakaian
hasil pelaksanaan
Lakukan pengukuran
bersama dan buatkan
berita acara hasil pekerjaan
Pembayaran
Pekerjaan
Serah terima pertama
hasil pekerjaan
Laporan hasil
tahapan atau
laporan akhir
Berhasil ? Lakukan Pekerjaan
Penyempurnaan
Serah terima akhir
pelaksanaan
Dokumen untuk
O & P
Pengawasan Selesai
PENGAWASUTAMA
PENGAWASLAPANGANDANPENGAWASDAERAH
KONSULTAN
TDK
TDK
TDK
YA
YA
YA
A
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja

More Related Content

What's hot

Ustek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolongUstek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolongWong_Cosmic
 
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Gremons
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiManyuk FAUZI
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiArizki_Hidayat
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASadedudi
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxDickyAanastaSaputra
 
Jadwal penugasan tenaga ahli
Jadwal penugasan tenaga ahliJadwal penugasan tenaga ahli
Jadwal penugasan tenaga ahliRizal Sabans
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Irene Baria
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructioninfosanitasi
 
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxCONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxarif887468
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptHarun Ariesto Wijaya
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)TriskaSombokanan
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambutnefertitieanggen
 
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.doc
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.docrtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.doc
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.docardhanes002
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 

What's hot (20)

Ustek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolongUstek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolong
 
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
Laporan Pendahuluan Konsep Perencanaan Bangunan
 
Metode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasiMetode pelaksanaan irigasi
Metode pelaksanaan irigasi
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasiKp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
Kp 01 2010 perencanaan jaringan irigasi
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
 
Jadwal penugasan tenaga ahli
Jadwal penugasan tenaga ahliJadwal penugasan tenaga ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxCONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.doc
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.docrtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.doc
rtbl PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA.doc
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 

Similar to Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja

BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrrBAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrrjulvanidaman001
 
3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gongBoleden Boleden
 
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptx
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptxTUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptx
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptxmastova1
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfDreamGaming224
 
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxManajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxBinamarga18
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamadrestajumena1
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Ferdinand Jason
 
Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3mas_weri
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3mas_weri
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxaspeknasoki
 
Laporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganLaporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganpaulus nn
 
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kakHarry
 

Similar to Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja (20)

Kp aput
Kp aputKp aput
Kp aput
 
Bab i adv pantai
Bab i adv pantaiBab i adv pantai
Bab i adv pantai
 
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrrBAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrr
 
Kak irigasi dempar
Kak irigasi demparKak irigasi dempar
Kak irigasi dempar
 
3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong3. kak tata batas ippkh sei gong
3. kak tata batas ippkh sei gong
 
Bab i clubhouse 2
Bab i clubhouse 2Bab i clubhouse 2
Bab i clubhouse 2
 
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptx
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptxTUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptx
TUGAS ABDUL KOHAR SKK PEMELIHARAAN SUNGAI J-4.pptx
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
 
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptxManajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
Manajemen proyek Diklat Jembatan OK.pptx
 
Kp 02 bangunan utama
Kp 02   bangunan utamaKp 02   bangunan utama
Kp 02 bangunan utama
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
 
Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3Laporan observasi lapangan k3
Laporan observasi lapangan k3
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3
 
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptxCONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
 
EAS MPPL
EAS MPPLEAS MPPL
EAS MPPL
 
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEKBAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK
 
LAPORAN PKL
LAPORAN PKLLAPORAN PKL
LAPORAN PKL
 
Laporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapanganLaporan praktek kerja lapangan
Laporan praktek kerja lapangan
 
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak
219348525 kerangka-acuan-kerja-pemetaan-irigasi-kak
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja

  • 1. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -1 E.1 Pendekatan E.1.1 Umum Perkembangan Pulau Batam sebagai kawasan wisata industri yang sagnat pesat selain mengakibatkan peningkatan kebutuhan air bersih terutama air minum, industri, irigasi, pembangkit tenaga listrik, wisata air, dan lain sebagainya. Perkembangan ini juga telah merubah ekosistem sehingga variasi ketersediaan air dari waktu menjadi cukup besar. Sementara itu ketersediaan air yang ada sangat tergantung pada air hujan yang jumlahnya sangat terbatas . Sumber air bersih di Kota Batam mengandalkan 6 waduk yaitu Sei Harapan dengan kapasitas 210 lt/dt, Sei Muka Kuning dengan kapasitas 310 lt/dt, Sei Ladi dengan kapasitas 280 lt/dt, Sei Baloi dengan kapasitas 60 lt/dt, Sei Noangsa dengan kapasitas 280 kapasitas 100 lt/dt dan Sei Duriangkang dengan kapasitas 250 lt/st. Namun beberapa tahun terkahir ini Sei Baloi sudah tidak berfungsi lagi. Jadi andalan sumber daya air bersih hanya mengandalkan 5 waduk. Dari waduk inilah Pengelolaan air bersih dihasilkan. Pengolahan air bersih (Air Minum) di Pulau Batam didirikan tahun 1973, pendirian pengolahan air bersih pada tahun 1973 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih karyawan Otorita Batam, pada saat itu pelayanan air bersih hanya melayani Kantor Otorita Batam dan melayani perumahan karyawan Bengkong, Sekupang dan Sungai Harapan. Instalasi pengolahan air bersih pertam akali didirikan Otorita Batam, di daerah Bengkong dengan kapasitas produksi sebesar 20 lt/dt. Menjelang tahun 1980 didirikan tiga instalasi yaitu Nongsa dengan kapasitas 60lt/dt, Baloi dengan kapasitas 30 lt/dt, dan Sungai Harapan dengan kapasitas 210 lt/dt. E
  • 2. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -2 Kebutuhan air bersih yang semakin meningkat maka dibuatlah waduk tambahan seperti Waduk Sei Duriangkang dan Sei Ladi. Waduk Sei Duriangkang sesuai kapasitas waduk dapat ditingkatkan sampai dengan 3.000 lt/dt. Kebutuhan air bersih sangat mutlak diperlukan oleh manusia, untuk itu dengan sumber air yang ada di Batam harus dilakukan pengelolaan yang baik supaya sumber air tetap cukup untuk memenuhi masyarakat Batam. Mengingat besarnya manfaat kelima bendungan tersebut bagi masyarakat Kota Batam, sehingga perlu mendapat perhatian khusus setiap kali terjadi anomali gejala potensial perilaku yang akan mengancam keamanan bendungan ataupun mengganggu pelayanan terhadap masyarakat. Dari beberapa studi yang telah dilakukan terdapat beberapa kerusakan pada kelima bendungan yang dapat menggangu keamanan dan pelayanan yang perlu untuk segera dilakukan perbaikan. E.1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Maksud dari Pekerjaan Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV adalah untuk melaksanakan 1. Modifikasi/Review Desain untuk menyesuaikan kondisi lapangannya. 2. Supervisi/pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada dalam Dokumen Perjanjian Kontrak Jasa Konstruksi. Tujuan Tujuan dari Pekerjaan Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV adalah sebagai berikut: 1. Terpenuhi aspek kualitas 2. Terpenuhi aspek kuantitas 3. Terpenuhi aspek biaya 4. Terpenuhi aspek manfaat 5. Terpenuhi aspek waktu pelaksanaan
  • 3. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -3 E.1.3 Sasaran Tercapainya kesesuaian pekerjaan Supervisi Konstruksi berupa Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dengan Spesifikasi Teknis yang dipersyaratkan, khususnya pengendalian teknis di lapangan dan administrasi. E.1.4 Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV terletak di lima lokasi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.untuk lebih jelas dapat dililihat pada gambar berikut: Gambar E-1. Lokasi Pekerjaan di 5 Bendungan Gambar E-2. Bendungan Sei Ladi Gambar E-3. Bendungan Sei Harapan
  • 4. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -4 Gambar E-4. Bendungan Muka Kuning Gambar E-5. Bendungan Nongsa Gambar E-6. Sei Duriangkang E.1.5 Pendekatan Teknis Agar diperoleh hasil Supervisi Remidial Bendungandi BWS Sumatera IV, salah satu aspek pokok adalah pengetahuan tentang kondisi teknis lokasi pekerjaan. Berdasarkan data sekunder yang konsultan peroleh seperti berikut ini. E.1.5.1 Prinsip Pengawasan Teknis Prinsip-prinsip keteknikan yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan pembangunan embung ini tentunya adalah pedoman-pedoman teknik yang biasa dipakai dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Pedoman yang dimaksud adalah semua produk yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang relevan dengan item pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan yang tentunya akan mengacu pada dokumen kontrak, data lokasi, dan studi-studi terdahulu maupun data-datasekunder lainnya yang dianggap penting. Selain itu konsultan akan tetap menggali sumber-sumber daftar pustaka yang tentunya memiliki korelasi terhadap pelaksanaan pekerjaan pengawasan dan pelaksanaan teknis jalan dilapangan. Prinsip keteknikan dalam hal pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang akan diaplikasikan, pada dasarnya merupakan alat bantu agar pengelolaan
  • 5. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -5 pembangunan dapat menghasilkan output seperti yang diharapkan. Alat bantu tersebut adalah sarana dan bukan tujuan yang akan dicapai, dan hasil pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut sangat tergantung kepada komitmen para pelaksana dilapangan untuk melaksanakannya. Ukuran dasar keberhasilan suatu pembangunan adalah menyangkut mutu, sehingga aplikasi keteknikan dapat dikatakan sebagai Quality Assurance sehingga sarana dan prasaran yang dibangun akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan fungsinya dan dalam waktu pemanfaatan yang sesuai dengan umur rencana. E.1.5.2 Prinsip Pengawasan Administrasi Administrasi pelaksanaan pekerjaan pengawasan merupakan bagian penting yang tidak boleh diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya pelaksanaan program, mulai dari tahap awal pengawasan pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan. Administrasi pelaksanaan pekerjaan secara umum terdiri dari administrasi teknik, keuangan dan pelaporan. Dalam pelaksanaan dilapangan konsultan akan menerapkan prinsip-prinsip administrasi sebagai berikut: 1. Menggunakan format-format standar yang sudah ada dan sudah biasa dipakai dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2. Menggunakan format sederhana namun informatif (semua informasi penting yang dibutuhkan dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para pelaksana di lapangan maupun oleh penerima laporan, 3. Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping“. E.1.5.3 Prinsip Profesional Secara umum tugas konsultan pengawasan teknik jalan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu : 1. Tugas-tugas yang bersifat “Assistance Concept “ Dalam hal ini konsultan pengawas bertindak sebagai pemberi saran dan bantuan teknis, administrasi dan manajerial kepada pemberi tugas yaitu
  • 6. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -6 Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu/Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik. Dalam konsep ini konsultan tidak berwenang memutuskan suatu kebijakan atau suatu langkah konkret, karena hal tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab dari instansi terkait. 2. Tugas-tugas yang bersifat “Task Concept” Dalam hal ini konsultan bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan, baik lingkup organisasi konsultan sendiri, maupun dalam lingkup secara keseluruhan. Dalam konsep ini konsultan berwenang mengambil keputusan dan menentukan kebijakan dimana keputusan yang diambil oleh konsultan bersifat mengikat terhadap pihak lain yang terkait (misal : kontraktor). Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua implikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil. Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai prinsip dasar yang harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja secara cepat, tepat, praktis, dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi sasaran, target dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. b. Pengaturan Tata Kerja Personil Konsultan akan membentuk suatu organisasi intern konsultan maupun pembentukan organisasi proyek secara keseluruhan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengaturan tata kerja atau organisasi yang kurang baik akan menyebabkan kegiatan berjalan tanpa arah dan target. c. Pemeriksaan Kegiatan Kerja Pemeriksaan kegiatan kerja akan dilakukan dengan memeriksa : 1. Penetapan langkah (apa, dimana, dan bagaimana ?) Pengaturan waktu (kapan ?) Penugasan (siapa ?) Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera).
  • 7. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -7 Mengacu prinsip pengawasan teknis yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka prinsip yang diterapkan berupa prinsip “Task Concept”. Adapun pengendalian yang dilakukan sesuai dengan prinsip Task Concept antara lain: 1. Konsultan harus bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan, baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik. 2. Konsultan berkewajiban meneliti, mengkoreksi dan mengesahkan gambar kerja (construction drawing) dan gambar hasil kerja (as built drawing) yang dibuat oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi, sebelum mendapatkan pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). 3. Melaksanakan kaji ulang desain (review design) untuk bangunan sipil yang disesuaikan menurut kondisi dan kebutuhan di lapangan dan/atau membuat desain baru untuk pekerjaan yang belum ada desainnya maupun pekerjaan baru. 4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kualitas serta kuantitas progres pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja, biaya, waktu dan keamanan pelaksanaan pekerjaan, termasuk pekerjaan pengujian, baik pengujian laboratorium maupun pengujian lapangan. 5. Memeriksa, menganalisa dan memberikan saran untuk persetujuan atas usulan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, meliputi antara lain : program, metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, usulan bahan/material yang akan digunakan, gambar-gambar yang dibuat oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/ Supplier. 6. Mengkaji dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan semua bangunan dan fasilitas-fasilitasnya, gambar-gambar kerja, gambar- gambar fabrikasi, program kerja dan jadwal pelaksanaan dan lain-lain yang dibuat oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi. 7. Melaksanakan inspeksi, pengujian dan saksi (witnessing) pada pengujian di bengkel/pabrik dari Penyedia Pekerjaan Konstruksi apabila diperlukan. 8. Melaksanakan inspeksi/pengawasan pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
  • 8. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -8 9. Mencatat aktifitas pelaksanaan dan progres pekerjaan untuk penyiapan laporan penyelesaian pekerjaan. 10. Melaksanakan inspeksi dan pengujian akhir pada saat pekerjaan selesai. 11. Menyusun laporan penyelesaian pekerjaan untuk seluruh pekerjaan termasuk gambar pengukuran dan gambar perencanaan. 12. Membantu PPK dalam pelaksanaan administrasi kontrak. 13. Melaksanakan tambahan survei dan investigasi apabila diperlukan. 14. Membantu PPK dalam penyelesaian terjadinya klaim dan perselisihan (disputes) yang mungkin terjadi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Pekerjaan Konstruksi. 15. Mengevaluasi hasil pekerjaan dalam kelayakan fungsi sebagian atau keseluruhan konstruksi. 16. Memeriksa dan/atau menyusun buku petunjuk operasi dan pemeliharaan (apabila diperlukan) E.1.5.4 Pendekatan Masalah Metode pendekatan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas dalam menangani masalah pada tahap pelaksanaan secara umum dapat diindetifikasi dalam beberapa aspek sebagaimana dalam daftar berikut: Tabel E-2 Pendekatan Teknis Permasalahan PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Waktu Pelaksanaan Keterlambatan terhadap jadwal / Perencanaan / Pelaksanaan Menganalisa & menarik kesimpulan tentang sebab – sebab keterlambatan Menganalisa & menarik kesimpulan tentang sebab – sebab keterlambatan Membuat rescheduling Pelaksanaan program kerja mingguan Mengarahkan Penyedia Jasa untuk meningkatkan produktifitas dengan penambahan tenaga atau waktu kerja/lembur
  • 9. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -9 PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Pengendalian waktu secara lebih ketat dan instensif Anggaran Nilai anggaran yang dilampui Perencanaan atau pelaksanaan fisik diarahkan untuk mencapai sasaran – sasaran yang ditetapkan Penyedia Jasa terikat (jika perlu dengan sanksi – sanksi) secara ketat terhadap bestek Teknis Kelengkapan desain Menginventarisasi kelengkapan memberikan informasi mengecek terhadap kelengkapan Memberi pengarahan sesuai dengan yang ditetapkan Penyimpangan terhadap gambar kerja yang berlaku Memberikan pengarahan sesuai dengan yang ditetapkan dan informasi mengenai lapangan dan peraturan Memberikan teguran terhadap hasil pelaksanaan yang menyimpang dari bestek Mutu Rendahnya mutu pelaksanaan Memberikan pengarahan sistem teknik / metode pelaksanaan Mengadakan penelitian, pengujian– pengujian lapangan maupun laboratorium dan analisa Lokasi proyek cukup luas Pekerjaan dilaksanakan malam hari, maka lampu penerangan diusahakan cukup terang memenuhi lokasi pekerjaan yang dikerjakan Penempatan material yang efektif dan optimal yang termudah dan memenuhi syarat Sirkulasi adanya kendaraan di lapangan Memberikan pengarahan tentang sistem / metode sirkulasi kendaraan yang keluar masuk proyek sehingga kegiatan pembangunan dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktifitas
  • 10. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -10 PERMASALAHAN PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH disekitarnya Terlambatnya suplai material Memberi dan membantu proses perolehan dan pengiriman material Memberikan alternatif material pengganti dengan kualitas yang setara Kesalahan persepsi minimal satu minggu sebelum pelaksanaan, Penyedia Jasa harus membuat shop drawing atas pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan Secara umum semua permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana. Untuk mengantisipasi supaya permasalahan yang timbul hanya memberikan dampak negatif sekecil mungkin, maka konsultan akan melakukan pendekatan- pendekatan sebagai berikut : 1. Pengendalian biaya 2. Pengendalian mutu 3. Pengendalian waktu 4. Pengaturan lalu lintas ( traffic management ) 5. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 6. Pelaporan 7. Hubungan dengan Pihak terkait. E.1.5.5 Pengendalian Biaya 1. Umum Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf) dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan. Pengendalian biaya dengan cara mengerahkan dan bekerjasama dengan Kontraktor dalam mengoptimalakan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan
  • 11. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -11 pendayagunaan peralatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dan tepat waktudengan biaya konstruksi seoptimal mungkin atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang tercantum dalam kontrak. Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas, yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat menghasilkan laba yang baik pula. Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan. Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai. Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar. Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok yaitu : a. Rentabilitas bagus dan likuiditas bagus Pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya juga lancar. b. Rentabilitas bagus dan likuiditas jelek Pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya
  • 12. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -12 dapat mengurangi kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar). c. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus Pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi semua pembayarannya sangat lancar. d. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek Pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian pekerjaan. Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh : a. Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak langsung) b. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang, finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitubiaya langsung maupun tidak langsung) c. Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan, yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yangseharusnya direncanakan). d. Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih merupakan tindakan yang sekaligus merupakan
  • 13. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -13 aktifitas perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan. 2. Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara : 1. Cara langsung Cara ini dilakukan dengan : 1) Peninjauan 2) Pengawasan 3) Pemeriksaan 4) Audit Sasaran yang dicapai: 5) Mengetahui dan mendapat informasi 6) Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan 7) Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikanlangsung atas ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadiannegatif yang akantimbul. Memastikan sasaran pengendalian: 8) Apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana atau jadwal pelaksanaan pekerjaan? 9) Apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhistandar spesifikasi teknis dan kontrak? 10) Apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait? 11) Apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik 12) Pekerjaan?
  • 14. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -14 13) Apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencanaanggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan? 14) Alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan ketidaksesuain yang telah diketahui sebab- sebabnya itu, guna mencapaisasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya? 2. Cara tidak langsung 15) Dokumen Pekerjaan Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman biaya pelaksanaan.  Termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien.  Termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif.  Termasuk dalam hal unit price pekerjaan, materialdan alat sesuai rencana yang wajar, murah dan efisien. 16) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow) Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.  Dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindaklanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair).  Dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutangjatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
  • 15. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -15 3. Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal 4. Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar) 5. Laporan-laporan pekerjaan 17) Melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh parapengawas kepada pelaksana utama atau site manajer 18) Melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para koordiantor pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atauproject manager 19) Melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajerpekerjaan kepada perusahaan/direksi. Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut : 20) Realisasi progress fisik terhadap rencananya 21) Rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan 22) Realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi/revisi terakhir) :
  • 16. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -16 23) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana yang diambil dari rap / cash flow. 24) Penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnyaterhadap rencana sampai bulan depan 25) Foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol 3. Prosedur Pengendalian Biaya Prosedur pengendalian biaya yang diusulkan yang dikaitkan dengan progress fisik dan kualitasnya dapat dlihat pada Gambar E-7 berikut ini.
  • 17. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -17 Gambar E-7. Prosedur Pengendalian Biaya Pekerjaan KONTRAK ASLI Field Engineering Metode Kuantitas -Kualitas Review & Value Analisa Sumber Daya BIAYA GAMBAR KERJA Pelaksanaan Konstruksi Evaluasi Pelaksanaan Lampiran Inspection Sheet Monthly Certificate Evaluasi Biaya Site Instruction / Rapat Harian
  • 18. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -18 26) Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order) Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kwantitas pekerjaan Konsultan bersama-sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi kepada Pemberi Tugas / PPK perihal tersebut. Konsultan akan meneliti usulan Kontraktor termasuk mengkaji harga satuan baru yang mungkin perlu diberlakukan sehubungan dengan ketimpangan dengan pay item yang ada. 27) Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Payment Certificate) Konsultan akan memerikasa setiap pengajuan pembayaran oleh Kontraktor apakah volume pekerjaan yang diajukan pembayarannya, baik cara perhitungan volume maupun kwalitas hasil pekerjaannya telah memenuhi persyaratan dan spesifikasi atau hal tersebut belum tercapai. E.1.6 Gambaran Umum Kegiaatan Kegiatan Supervisi Remedial Bendungan di BWS Sumatera IV, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau secara garis besar tahapan pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan antara lain: 1. Bendungan Sei Ladi a. Pekerjaan Persiapan b. Perbaikan Tubuh Bendungan c. Perbaikan Pelimpah d. Perbaikan Menara Intake e. Perbaikan Instrumentasi f. Pekerjaan Hidromekanikal dan Elektrikal g. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi h. Pekerjaan lain-lain: 1) Pengujian Mutu Bahan 2) Rapat / Diskusi 2. Bendungan Sei Harapan a. Pekerjaan Persiapan b. Perbaikan Tubuh Bendungan c. Perbaikan V-notch d. Instrumentasi dan Pagar Pengaman e. Pembuatan Cek Dam di Hulu Waduk
  • 19. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -19 f. Pengerukan Sedimen g. Peninggian Spillway h. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi i. Pekerjaan lain-lain: 1) Pengujian Kualitas Air 2) Pengujian Mutu Bahan 3) Rapat / Diskusi 3. Bendungan Muka Kuning a. Pekerjaan Persiapan b. Perbaikan Tubuh Bendungan c. Perbaikan Instrumentasi + Pembelian Alat Baca Inklinometer d. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi e. Pekerjaan lain-lain: 1) Rapat / Diskusi 4. Bendungan Nongsa a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Tubuh Bendungan c. Perbaikan Puncak Pelimpah d. Perbaikan Instrumentasi e. Pekerjaan Hidromekanikal f. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi g. Pekerjaan lain-lain: 1) Pengujian Mutu Bahan 2) Rapat / Diskusi 5. Bendungan Duriangkang a. Pekerjaan Persiapan b. Pemasangan Parapet c. Pemasangan Instrumentasi d. Pelaporan, Gambar dan Dokumentasi e. Pekerjaan Lain-lain: 1) Pengujian Mutu Bahan 2) Rapat / Diskusi
  • 20. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -20 E.1.7 Pengendalian Mutu Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan di dalam Dokumen kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan dapat dilihat pada gambar. Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu : a. Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb) b. Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb) Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu : a) pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen) b) pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukansemen, adukan beton dan lain-lain) c) pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll). Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat : a) nama pemeriksanaan, b) metode pemeriksaan c) frekuensi pemeriksaan d) spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100% e) toleransi hasil : misalnya 0 % Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran sesuai dengan desain kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi : a. Pelaksanaan dan pengambilan sampel Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
  • 21. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -21 1) memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait denganpelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan. 2) mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan. 3) membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan benda-bendauji yang akan dikirim ke laboratorium b. Tahap pemeriksaan Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan- kesimpulan dari hasil pemeriksaan c. Tahap tindak lanjut Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu: 1) Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan. 2) Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut. Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan: 1) tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakandengan baik, maka pekerjaan harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang telah ditetapkan. 2) tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki menurut cara baru. 2. Penerapan standar/pedoman 6. Standar/pedoman spesifikasi Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum dalam dokumen pekerjaan 7. Standar/pedoman pengujian
  • 22. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -22 Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku 8. Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan (mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa). 3. Prosedur Pengendalian Mutu Prosedur pengendalian mutu dapat dilihat pada Gambar E-8. Desain Spesifikasi Teknis Shop Drawing Inspection Guide Request of Work Metode Konstruksi Pelaksanaan Konstruksi Evaluasi Pelaksanaan Konstruksi Data Test, Survey Hasil Pelaksanaan Inspecton Sheet Attachment Review Desain Pra Pelaksanaan Pasca Pelaksanaan Pelaksanaan
  • 23. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -23 Gambar E-8. Prosedur Pengendalian Biaya Pekerjaan E.1.7.1 Pengendalian Waktu Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan : a) Kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan b) Keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan sebelumnya. c) Alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah. d) Kondisi alam dan lokasi pekerjaan. e) Keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya f) Ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan. g) Kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional paelaksanaan berlangsung. h) Produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis. i) Cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain. j) Referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan berada. k) Kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan dana pekerjaan yang bersangkutan. Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan Beberapa jenis jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah : a) Kurva S b) Bar Charts – Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
  • 24. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -24 c) Critical path metode atau network planning Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana dan efektif sesuai penjabaran Dokumen Kontrak sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan oleh kontraktor. Prosedur pengendalian waktu yang diusulkan Konsultan dapat dilihat pada Gambar E-9 berikut ini. Gambar E-9 Prosedur Pengendalian Waktu SITE INSTRUCTION / RAPAT KONTRAK ASLI FIELD ENGINEERING METODE KONSTRUKSI ANALISA SUMBER DAYA NETWORK ANALISIS SYSTEM GAMBAR KERJA PELAKSANAAN KONSTRUKSI EVALUASI KONTROLWAKTU
  • 25. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -25 E.1.7.2 Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Management) Dengan adanya pekerjaan pembangunan tentunya akan menimbulkan gangguan kepada lingkungan sekitar. Untuk meminimalkan gangguan terhadap lingkungan sekitar terutama pada saat pengangkutan material, maka pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan merupakan hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dari konsultan dengan bekerjasama masyarakat serta pihak-pihak berwenang. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lalu lintas antara lain: a) Kondisi lokasi proyek b) Fluktuasi volume lalu lintas (jam sibuk) c) Tahapan pelaksanaan pekerjaan, dan d) Alat-alat bantu Untuk memperlancar pengaturan lalu lintas perlu diperlukan rambu-rambu yang berupa rambu peringatan (lampu kedip, dll), papan pengumuman, dan rambu peringatan. Rambu dan perletakannya dapat dilakukan secara standar. Dimulai dengan lampu kedip kemudian disusul dengan lampu pemberitahuan adanya proyek yang terletak seratus meter dari lokasi pekerjaan, untuk di dekat lokasi pekerjaan maka diletakkan rambu arah. E.1.7.3 Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pengendalian kesehatan dan keselamatam kerja yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja baik terhadap publik (umum) maupun bagi pekerja itu sendiri adalah merupakan salah satu sasaran dari Manajemen Konstruksi. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka prosedur yang dipakai adalah sesuai dengan manajemen konsruksi mulai dari pra pelaksanaan samapai akhir pelaksanaan. Prosedur pengendalian keselamatan kerja seperti terlihat pada Gambar E-10.
  • 26. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -26 Gambar E-10. Prosedur Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja E.1.8 Pelaporan Konsultan sesuai jadual melaporkan secara lengkap kepada PPK tentang segala kemajuan pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan kemajuan pekerjaan bulanan antara lain: 1. Rangkuman dari kontraktor : kemajuan pekerjaan kontraktor, kendala-kendala yang ada, foto copy berita acara rapat dan daftar hadir, surat teguran, surat keluar/ masuk, foto pelaksanaan pekerjaan, gambar bangunan yang telah dikerjakan, gambar-gambar perubahan, perhitungan stabilitas konstruksi beserta volume, rangkuman jumlah dan jenis peralatan yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, kondisi cuaca/ curah hujan harian dan lain-lain. STOP DESIGN SHOP DRAWING INSPECTION REQUEST OF WORK METODE PEMERIKSAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN EVALUASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAMANAN PASCA BAHAYA Tidak Ok
  • 27. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -27 2. Konsultan Supervisi : schedule pekerjaan, jadual penugasan personil, daftar absensi (time sheet) tim konsultan, jumlah peralatan yang digunakan, uraian pekerjaan yang telah dilakukan dan lain-lain. 3. Rekomendasi atas prestasi bobot yang telah dicapai serta penyerapan anggaran biaya baik untuk kontraktor maupun konsultan supervisi, berkaitan dengan rencana tagihan/ penarikan termijn. 4. Berita acara perubahan pekerjaan tambah dan kurang, termasuk menyiapkan usulan addendum kontrak dan analisa perubahan pekerjaan tambah kurang. 5. Berita acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada) termasuk menyiapkan usulan addendum kontrak. 6. Revisi schedule (bila ada) dan network planning. 7. Quality control antara lain: Spesifikasi barang; Mutu Beton ; Cek dimensi; 8. Laporan pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi berkaitan dengan rencana serah terima pekerjaan (PHO) yang diusulkan oleh kontraktor; 9. Rencana kerja untuk bulan berikutnya; 10. Saran, usulan dan tanggapan tentang pekerjaan; 11. As built drawing yang dibuat sebelum penyerahan I oleh pihak kontraktor. Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Realisasi progress fisik terhadap rencananya 2) Rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan 3) Realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi/revisi terakhir) : 1) Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana yang diambil dari rap / cash flow. 2) Penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya terhadap rencana sampai bulan depan 3) Foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol
  • 28. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -28 E.2 METODOLOGI Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara lebih konkrit terhadap bidang kerja jasa konsultansi pengawasan. Metode ini meliputi pembahasan mengenai prosedur umum pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik Pembangunan Embung secara keseluruhan, maupun prosedur pelaksanaan kegiatan dari bagian-bagian pekerjaan, termasuk didalamnya uraian sistem informasi dan pelaporan yang akan dilaksanakan. E.2.1 Pengetahuan Tentang Dokumen Kontrak Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan sistem pengawasan/ pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek itu dan memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan sudah menjadi suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak Kerja, dokumen kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan. Dengan demikian perlu kiranya personil-personil Konsultan Pengawas menguasai hal-hal yang berhubungan dengan manajemen proyek, yang salah satu diantaranya adalah penguasaan Dokumen Kontrak tersebut. Dokumen Kontrak Fisik merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil konsultan pengawas. Biasanya dokumen kontrak berisi:  Instruksi Kepada Peserta Lelang.  Syarat-syarat Umum.  Spesifikasi Teknik.  Gambar Rencana Proyek.  Standar Teknis.  Surat Penawaran Kontraktor beserta lampiran-lampirannya.  Addendum Kontrak, jika ada. Di dalam pengawasan dilapangan nantinya Konsultan Pengawas akan selalu berpedoman pada Dokumen Kontrak yang telah dibuat dan disepakati antara Pemilik Proyek dengan pihak-pihak yang terkait, kecuali kalau ada perintah perubahan (Contract Change Order) atau Addendum yang dikeluarkan oleh Pemilik Proyek.
  • 29. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -29 E.2.2 Program Pengawasan dan Pengendalian Pekerjaan Program pengawasan harus dilaksanakan secara ketat dan terus menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing-masing periode mempunyai tahapan/ langkah sendiri-sendiri dan berkesinambungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada Pemilik Proyek dan memberikan advice kepada Pengguna Jasa/Pemimpin Satuan Kerja dalam pengawasan pada konstruksi jalan yang masuk dalam paket pekerjaan proyek dan pelaksanaan kontrak-kontrak. Konsultan akan menentukan dengan jelas dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja pengawasan dalam penugasan ini, dan akan mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/ atau masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastian cukupnya pengawasan dan pemeriksaan. E.2.2.1 Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pelaksanaan dilapangan saja akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan sebelum pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal- hal sebagai berikut: 1. Pengujian/Tes Pendahuluan. Untuk pekerjaan beton beberapa pengujian pendahuluan yang perlu dilakukan adalah pengujian kualitas bahan batu pecah dan pasir untuk mengetahui sifat – sifat batuan yang terdiri dari bentuk bidang pecah, kekerasan, soudness, dan sand equivalent untuk pasir. Kualitas bahan akan sangat mempengaruhi hasil uji karakteristik beton. Disamping pengujian bahan untuk keperluan pekerjaan beton diperlukan pengujian rancangan campuran (job mix formula) untuk mendapatkan perbandingan campuran antara semen, batu pecah dan pasir sehingga didapatkan mutu beton sesuai K (karakteristik beton yang diinginkan) dan kebutuhan faktor air semen. Rancangan campuran sebaiknya dilaksanakan di laboratorium bahan bangunan atas biaya Penyedia Jasa, hasil rancangan campuran tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pengecoran di lapangan. 2. Pengawasan Lapangan
  • 30. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -30 Pelaksanaan Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rekomendasi dari pengujian pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil pengukuran ulang, hal – hal yang perlu dilakukan antara lain adalah : a. Pada saat pelaksanaan pengerukan/penggalian tanah saluran agar memperhatikan patok hasil pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan galian dan dikordinasikan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan galian mengacu pada patok – patok yang dipasang tersebut sehingga ukuran lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat dilaksanakan dengan baik. b. Pada pemanfaatan tanah hasil galian untuk pembuatan embung, sisa tanah yang tidak dibuang keluar harus dirapikan/diratakan/dipadatkan sepanjang embung yang dikerjakan karena tanggul embung ini dibuat dengan metode cut & fill tanah setempat. c. Sebelum pasangan batu atau pengecoran beton bertulang dilaksanakan, profil dan penulangan sudah diperiksa kebenarannya sesuai gambar desain, dan pada saat pelaksanaan pengecoran perbandingan campuran dan penggunaan air terkendali untuk mempertahankan mutu beton yang diinginkan, air untuk campuran adalah air yang bersih. Untuk keperluan kontrol kualitas mutu beton setiap pengecoran diambil contoh/sample berupa kubus/silinder secara acak untuk pengujian kuat tekan. Untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan telah sesuai dengan kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan maka perlu adanya pengujian/test terhadap hasil – hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di lapangan maupun di Laboratorium sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai contoh kedalaman embung umumnya berkisar antara 2–4 meter. Sebelum menentukan kedalaman, perlu dilakukan uji geoteknik kekerasan tanah (uji sondir atau standard penetration test). Apabila tanah tersebut tingkat kekerasannya kecil dan mampu digali lebih dari 4 meter, maka lokasi tersebut layak untuk dijadikan lokasi rencana embung. Namun, apabila hasil uji menunjukkan hasil sebaliknya, maka harus mencari lokasi lain atau kedalaman embung maksimal mengikuti hasil uji sondir tersebut. Kedalaman embung erat kaitannya dengan
  • 31. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -31 volume genangan. Oleh karena itu, perlu diketahui kebutuhan air daerah yang akan diairi oleh embung. E.2.2.2 Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kuantitas Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang dihasilkan maka diperlukan data/kondisi existing lokasi pekerjaan dan kondisi akhir dari pekerjaan tersebut, disamping itu pada saat – saat pelaksanaan konstruksi juga diperlukan pengawasan yang baik agardimensi-dimensi konstruki dilaksanakan sesuai dengan gambar perencanaan. Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu dilaksanakan selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Survey Pendahuluan. Survey pendahuluan dilakukan pada lokasi pekerjaan untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum dilaksanakan konstruksi, hal ini diperlukan untuk keperluan pembuatan profil disain dan penyesuain dengan volume dalam kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal (MCO). 2. Pembuatan Shop Drawing. Seringkali pada pekerjaan – pekerjaan yang cukup komplek antara perencanaan dan realisasi dilapangan ada pergeseran volume. Untuk jenis kontrak “ Unit Price ” setelah dilakukan pengukuran awal maka perlu dibuat gambar dan perhitungan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan dana, gambar dan hasil perhitungan volume yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan dan pembayaran kepada Penyedia Jasa Pemborongan. 3. Pengawasan Harian. Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing yang telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok – patok profil/referensi yang telah disetujui oleh direksi teknik. Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname bersama dengan Konsultan Pengawas, Direksi Teknik dan Penyedia Jasa Konstruksi untuk keperluan penyusunan progres pekerjaan dan rekomendasi apakah pekerjaan yang
  • 32. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -32 dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan sebelum dimasukan dalam progress kemajuan fisik yang selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam bentuk laporan bulanan. E.2.2.3 Metodologi Pengendalian Waktu Pelaksanaan Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap progress baik secara mingguan maupun bulanan. Monitoring dilakukan berdasarkan grafik kurva S yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas maupun dengan menggunakan Network Planning bila diperlukan. Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana dan realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan berada diatas garis rencana maka terdapat deviasi positif sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat lebih cepat, sedangkan bila berada dibawah garis rencana atau deviasi negative maka perlu diambil beberapa tindakan antisipasi. Setiap keterlambatan harus segera dicari unsur penyebabnya apakah keterlambatan yang terjadi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan lainnya atau hal yang wajar dan dapat dinaikkan prestasinya pada minggu selanjutnya. Setiap terjadi keterlambatan maka perlu diinformasikan secara tertulis kepada Pengguna Jasa disertai alternative penyelesaian masalah. Apabila pada progres 0 – 70% keterlambatan sudah diatas 10% dan pada progres 70 – 100% keterlambatan mencapai diatas 5% maka perlu diambil langkah – langkah peninjauan kembali dengan pertemuan – pertemuan intensif (show cause meeting) untuk menyusun re-schedule dan pemantauan progress dari hari kehari. Agar pelaksanaan pekerjaan tetap pada garis rencana dan hasil pekerjaan secara kualitas dan kuantitas memenuhi gambar dan spesifikasi, antara Penyedia Jasa, Konsultan Pengawas, Direksi Teknik, Pengguna Jasa mengadakan pertemuan berkala secara rutin untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dicapai sekaligus rencana kerja yang akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala permasalahan yang muncul dapat diantisipasi lebih awal dan penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik.
  • 33. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -33 E.2.2.4 Program Pengawasan dan Pengendalian Pekerjaan Program pengawasan harus dilaksanakan secara ketat dan terus menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing-masing periode mempunyai tahapan/ langkah sendiri-sendiri dan berkesinambungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada Pemilik Proyek dan memberikan advice kepada Pengguna Jasa/Pemimpin Satuan Kerja dalam pengawasan pada konstruksi embung yang masuk dalam paket pekerjaan proyek dan pelaksanaan kontrak-kontrak. Konsultan akan menentukan dengan jelas dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja pengawasan dalam penugasan ini, dan akan mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/ atau masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastian cukupnya pengawasan dan peeriksaan. 1. Masa Pra Konstruksi Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam masa ini meliputi : a. Mobilisasi Tim Konsultan. b. Serah Terima Lapangan. c. Review Data / Dokumen Kontrak. d. Pemeriksaan Lapangan e. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor. f. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor. g. Pemeriksaan Rencana Pengaturan lalu lintas. h. Pre Construction Meeting 2. Masa Pelaksanaan Konstruksi Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam masa ini meliputi : a. Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja b. Survey dan Pengukuran. c. Pengujian material d. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan e. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan f. Pemantauan Kemajuan pekerjaan (Progress Monitoring) g. Pengendalian Biaya Konstruksi h. Pengendalian Proyek. i. Pemantauan Lingkungan. j. Rapat Koordinasi.
  • 34. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -34 k. Sistem Pencatatan. l. Sistem Pelaporan. 3. Masa Pasca Konstruksi Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi : a. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima pekerjaan b. Penyiapan Laporan Akhir dan Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan. Program pengawasan dan pengendalian pekerjaan di atas dapat dilihat secara diagram alir seperti pada Gambar E-9 di bawah ini.
  • 35. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -35 Gambar E-9 Diagram Alir Pengawasan Dan Pengendalian Pekerjaan MASA PRA KONSTRUKSI MASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI MASA PASCA KONSTRUKSI Konsultan Dengan Pejabat Pembuat Komitmen Pemeriksaan Rencana Kerja Pemeriksaan Site Mobilisas Pengumpulan dan Review Data Pemeriksaan Program Mobilisasi Rencana Pengaturan Lalu Lintas Pre Construction Meeting Pengawasan Teknik Pelaksanaan Pengendalian Mutu Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pemantauan Kemajuan Kerja Pengendalian Schedule Proyek Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Pemeriksaan Gambar Survey Pengukuran Pengujian Material Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana Penyiapan dan Penyerahan - Laporan Akhir - Manual Pemeliharaan
  • 36. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -36 Program pengawasan dan pengendalian pekerjaan di atas dapat dijabarkan seperti pada di bawah ini. 1. Masa Pra Konstruksi Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak Pemberi tugas dalam mempersiapkan aktifitas selama kontruksi agar aktivitas konstruksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dari segi kualitas maupun kuantitasnya. a. Mobilisasi Tim Konsultan Mobilisasi Tim Konsultan akan segera dilakukan setelah Surat Perintah Kerja diterima Konsultan. Rencana kerja yang lebih terperinci dari Tim Konsultan akan disusun dan dibicarakan dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Pembahasan pelaksanaan pekerjaan akan segera dilakukan dengan Pemberi Tugas guna tercapainya koordinasi kerja yang baik antara berbagai pihak yang akan terlibat dalam penanganan pekerjaan ini. Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja serta format–format standar yang akan diterapkan dalam melaksanakan pengawasan teknis ini yang meliputi, antara lain : 1) Format Pengujian Mutu pekerjaan. 2) Format Pengukuran dan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan. 3) Format Instruksi Kepada Kontraktor. 4) Format Laporan Harian dan Mingguan. 5) Format Pembayaran dan Sertifikat Pembayaran. 6) Format Monitoring Kemajuan Pekerjaan. 7) Format Laporan Bulanan. b. Serah Terima Lapangan. Tim Supervisi akan memulai pekerjaan segera setelah melakukan mobilisasi dan memberitahukan keberadaannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan juga kepada Kontraktor. Agar pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dapat dimulai segera setalah penandatanganan kontrak, maka Team Leader akan berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen untuk melakukan serah terima lapangan dari Pejabat
  • 37. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -37 Pembuat Komitmen staf-nya kepada Kontraktor. Serah terima ini akan dicatat dalam Berita Acara Serah Terima Lapangan. Berita Acara Serah Terima lapangan ini sebaiknya dilengkapi dengan dokumentasi foto dan progress pekerja yang sudah ada. c. Review Data / Dokumen Kontrak. Berbagai data dan laporan perencanaan dari paket–paket ini, dikumpulkan dan segera direview oleh Tim Konsultan. Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai acauan pelaksanan konstruksi, antara lain : 1) Persyaratan Kontrak. 2) Spesifikasi Teknis dan 3) Gambar Rencana. Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi. d. Pemeriksaan Lapangan. Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan dan laporan–laporan teknis lainnya, maka Team Leader dan Tenaga Ahli akan mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek. Pemeriksaan ini antara lain meliputi : 1) Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar rencana. 2) Identifikasi atas lokasi–lokasi yang memerlukan data dan perencanaan detail tambahan. 3) Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan minor yang diperlukan. 4) Identifikasi atas masalah–masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. 5) Masalah–masalah khusus lokasi–lokasi yang mungkin belum dapat dibebaskan sepenuhnya. Hasil pemeriksaan lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan dan dibahas dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Diharapkan hasil pemeriksaan lapangan ini sudah dapat diselesaikan sebelum kontraktor
  • 38. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -38 melakukan mobilisasi agar berdasarkan temuan–temuan ini mereka dapat menyesuaikan Program Mobilisasi yang disiapkannya. e. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor akan menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen suatu Program mobilisasi yang terdiri dari : 1) Daftar alat berat yang akan digunakan. 2) Daftar peralatan laboratorium lapangan. 3) Daftar Tenaga kerja kontraktor. 4) Financial Schedule. 5) Network Planning, Construction Project Management. 6) Time Schedule. 7) Dan lain–lain. Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor ini guna meyakinkan bahwa : 1) Program Kontraktor tersebut cukup praktis 2) Program Kontraktor tersebut cukup memadai. 3) Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya. 4) Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu peraturan Pemerintah. 5) Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak luar manapun. f. Pemeriksaan Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Kerja Kontraktor. Suatu rencana kerja yang merupakan langkah awal untuk terlaksananya pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya. Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, antara lain : 1) Waktu pelaksanaan. 2) Metode konstruksi 3) Pengadaan dan penyiapan material. 4) Mobilisasi dan penggunaan peralatan. 5) Organisasi kerja
  • 39. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -39 6) Sub Kontraktor ( apabila ada ). 7) Sumber Daya Manusia. 8) Sistem Dokumentasi, 9) Dan lain – lain. Setelah mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan akan memberikan kesempatan kepada kontraktoruntuk melakukan perbaikan dari rencana kerjanya. Secara garis besar proses pembuatan rencana kerja Kontraktor dapat dilihat pada Gambar E.10. 1) Lokasi untuk Base Camp dan Pelaksanaan Aktivitas Lainnya. Tim Supervisi lapangan akan memeriksa apakah lokasi– lokasi yang diperlukan Kontraktor untuk Kantor, Base Camp, Gudang, tempat Pabrikasi dan pelaksanaan aktivitas lainnya cukup memadai dan memenuhi persyaratan di dalam spesifikasi umum, dan konsultan akan memeriksa apakah lokasi/kawasan yang diperlukan benar– benar tersedia dan Kontraktor telah merundingkannya dengan pemiliknya yang syah. 2) Kantor Kontraktor dan Fasilitasnya Semua bangunan dan fasilitasnya di Base Camp Kontraktor harus cukup memenuhi syarat–syarat kesehatan, memiliki sistem drainase yang baik, sistem penerangan dan pengamanan yang baik pula. 3) Kantor Direksi Teknik dan Stafnya Akan diperiksa tentang kelengkapan Kantor Direksi Teknik dan stafnya , jika di dalam kontrak tercantum. 4) Bengkel. Di lapangan Kontraktor harus memiliki bengkel yang diperlengkapi dengan peralatan perbengkelan secukupnya, serta gudang untuk penyimpangan suku cadang peralatan.
  • 40. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -40 PEMBERITUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR PELA KSANAAN YA TIDAK TIDAK PERBAIKAN USULAN RMK DA N RENCANA KERJA YA DIPERIKSA OLEH TIM SUPERVISI DIPERIKSA PROYEK USULA N RMK DAN RENCA NA KERJA KONTRAKTOR Gambar E.10 Diagram Alir Pembuatan Rencana Mutu Kontrak 5) Pelayanan Pengujian Laboratorium. Pada hakekatnya pekerjaan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan. Tetapi beberapa pengujian tertentu sesuai kebutuhan akan dilaksanakan oleh Konsultan dan Pemberi Tugas. a) Kantor Lapangan. b) Sumber Material.
  • 41. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -41 Di dalam Gambar Rencana tersedia gambar sumber material yang memberi indikasi tentang jenis dan lokasi dari masing– masing material. Pada Tahap awal / mobilisasi, lokasi sumber material ini akan diperiksa oleh Team Leader. Contoh–contoh bahan yang diperlukan akan teruji, untuk bahan–bahan aspal, semen dan bahan pabrikasi lainnya yang diusulkan untuk dipakai, syarat-nya adalah bahwa harus ada surat tanda lulus pengujian dari Produsen atau Instansi Pengujian Independent, dan diserahkan kepada Konsultan untuk dimintakan persetujuannya. Penyimpangan dari Material–material ini harus memenuhi syarat–syarat dan ketentuan dalam Spesifikasi Umum. c) Perencanaan Sumber Daya / Resources Planning. Dapat terlaksananya pekerjaan secara baik, tepat waktu, dan masih dalam batasan nilai kontrak, akan sangat tergantung pada adanya perencanaan (planning) yang memadai dari Kontraktor atas pemberi daya (resource) yang dimilikinya. Pada hakekatnya hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tetapi kepentingan Pemberi Tugas juga tergantung padanya, mengingat bahwa keberhasilan penanganan proyek berkaitan erat dengan hal tersebut. Dengan demikian, minimal Team Leader dan Pejabat Pembuat Komitmen harus mengetahui rencana kerja (planning) Kontraktor untuk : Equipment provision, operation dan maintenance-nya - Labour supply - Material supply - Cash Flow Dan juga harus waspada terhadap kemungkinan berkembangnya setiap persoalan yang berkaitan dengan hal tersebut. Dalam kasus tertentu Kontraktor mungkin memerlukan bantuan yang lebih aktif jika kemampuan manajemen-nya atau pengertiannya terhadap kondisi setempat atau hal – hal lain tampaknya sangat kurang. Dalam hal ini Team Leader akan juga ambil bagian dalam proses
  • 42. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -42 planning ini dan memberikan saran – sarannya pada Kontraktor untuk memperbaiki planningnya tersebut. Yang penting adalah bahwa Kontraktor disarankan untuk memperbaiki plannya tersebut, bukan diperintahkan untuk melakukannya g. Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu Lintas. Mengingat lokasi pekerjaan di beberapa ruas tertentu, maka pengaturan lalu lintas selama masa kontruksi adalah masalah yang sangat penting dan harus sangat diperhatikan dan direncanakan secara baik dan efektif, sehingga lalu lintas dapat tetap bergerak secara lancar. Fasilitas pengatur lalu lintas akan dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan setempat dengan peralatan pengaturan lalu lintas antara lain : 1) Traffic cones. 2) Rambu – rambu konstruksi (yang bersifat tetap). 3) Rambu konstruksi yang dapat dipindah – pindah. 4) Rambu – rambu peringatan dan marka replektor. 5) Lampu kedip (flashing light). 6) Pagar (fence). 7) Orang pemegang bendera (pengatur), dan 8) Papan (rambu) petunjuk. Pemasangan item berikut ini akan diatur dan dipasang berdasarkan peraturan lalu lintas yang berlaku, seperti : 1) Lokasi dan batas pemasangan peralatan dan rambu-rambu. 2) Batas transisi untuk pengaturan lalu lintas. 3) Jarak antara cones dengan penghalang, dan 4) Pengaturan / pemasangan pagar. h. Pre Construction Meeting. Koordinasi awal yang melibatkan ketiga pihak yaitu Direksi, Konsultan dan Kontraktor akan diadakan sebelum kegiatan lapangan dimulai. Koordinasi kerja diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil kerja yang sebaik–baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-
  • 43. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -43 masing pihak. Dalam hal ini Konsultan Supervisi bertugas membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pengawasan teknik, memberi nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi proyek. Selanjutnya koordinasi terpadu selama periode pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal penting dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang akan dilakukan oleh masing–masing pihak. Pekerjaan persiapan tersebut mencakup: 1) Organisasi dari masing–masing pelaku proyek (direksi, Konsultan dan Kontraktor). 2) Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang jelas dan kurang dimengerti. 3) Bentuk serta jenis/macam pelaporan dan sistem serta batas waktu pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal. 4) Wewenang dan tanggung jawab serta segala sanksi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas. 5) Menentukan waktu kunjungan bersama ke lokasi menentukan batas awal serta akhir proyek serta survei lapangan dengan kondisi saat ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan menentukan metode kerja selanjutnya. 2. Masa Pelaksanaan Konstruksi Dalam tahap ini konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan teknik terhadap pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan rencana meliputi aspek mutu, waktu dan biaya. a. Pemeriksaan Shop Drawing/Gambar Kerja. Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyiapkan Gambar Kerja secara detail berdasarkan Gambar Rencana yang telah dikaji ulang (review). Gambar kerja tersebut akan memuat semua informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tim Konsultan akan memeriksa secara cermat Gambar Kerja tersebut dan melakukan koreksi – koreksi yang diperlukan. Kontraktor akan melakukan revisi Gambar Kerja sesuai dengan koreksi – koreksi yang diberikan oleh Tim Konsultan tersebut. Revisi Gambar kerja tersebut
  • 44. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -44 akan diperiksa kembali oleh Tim Konsultan dan dilanjutkan kepada Proyek dan bila telah sesuai Team Leader akan memberikan persetujuan untuk dapat dilaksanakan. Prosedur pengajuan Gambar Kerja dapat dilihat pada Gambar E.11. Gambar E.11 Diagram Alir Prosedur Pengajuan Gambar Kerja b. Survey dan Pengukuran Dalam pekerjaan Supervisi pekerjaan survei dan pengukuran meliputi : PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR PELAKSANAA T IDAK GAMBAR KERJA RENCANA YA DISETUJUI - Pekerjaan Survei - Spesifikasi teknis - Pengalihan Traffic - dan lain - lain - PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN TIM KONSULTAN GAMBAR KERJA DEFINITF CHIEF INSPECTOR DI LAPANGAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
  • 45. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -45 1) Pengecekan Design. Diharapkan crew survey Kontraktor sudah dimobilisasi di Site terlebih dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan mereka sebelum mobilisasi dan peralatan. 2) Pengukuran Pre Construction. Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada Kontraktor dihitung berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan yang diselesaikan. Untuk ini diperlukan sejumlah pengukuran yang meliputi pengukuran kondisi existing dan lain–lainnya, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai sehingga kualitas pekerjaan dapat dihitung dari survei selanjutnya yang akan diadakan setelah pekerjaan yang dimaksud selesai. 3) Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan. Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan guna: 1) Tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan pekerjaan. 2) Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidakpastian 4) Pengukuran Pekerjaan yang Telah Selesai. Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam penagihan Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya. Bagan alir pekerjaan pengukuran dan perubahan gambar dapat dilihat pada Gambar E.12
  • 46. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -46 Gambar E.12 Diagram Alir Pekerjaan Dan Perubahan Gambar c. Pengujian Material Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan menggunakan peralatan test di lapangan maupun di laboratorium yang disediakan Kontraktor serta mengikuti standar prosedur pengujian seperti yang tercantum dalam Dokumen Kontrak. Pengujian mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada SELESAI TIDAK SIAPKANREVISI GAMBAR YA ADA KETIDAKSESUAIAN? RAPAT PRA PELAKSANAAN (PRE CONSTRUCTION MEETING) DICATAT DI SISTEM DOKUMENTASI ARSIP (FILE) START KONTRAKTOR BERSAMA - SAMA KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK DANSTAFF KA. SATKER MEMERIKSA KE LAPANGANDAN GAMBAR KERJA (ISSUED FOR CONSTRUCTION) APAKAHADA KETIDAKSESUAIAN ADA PERUBAHANBIAYA ? SIAPKANREVISI GAMBAR DIBUATKANBERITA SECARA PERUBAHAN GAMBAR SIAPKANCOA (CHANGE ORDER ACTIVATOR) SIAPKANCCA (CONTRACT CHANGE ORDER ) YA TIDAK
  • 47. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -47 lokasi–lokasi yang dicantumkan oleh Konsultan. Secara garis besarnya pengujian akan mencakup : 1) Pengujian Material Konstruksi. Pengujian Material Konstruksi dilakukan sebelum material digunakan sebagai komponen struktur seperti beton, penerapa batu kali, aspal, concrete, tanah untuk timbunan, dll. Pengujuan material dilakukan ulang setiap terjadi perubahan lokasi sumber material / quarry. Pengujian itu antara lain : a) Test keausan agregat. b) Test ekstraksi agregat. c) Test portland cement. d) Test kandungan zat kimia air. Bagan Alir Proses Pengujian Material Konstruksi dapat dilihat pada Gambar E.13. 2) Pengujian Hasil Pekerjaan. Setelah material digunakan dalam konstruksi, maka perlu diuji apakah dalam aplikasinya Kontraktor telah menerapkan cara yang benar sehingga menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi. Pengujian itu antara lain : a) Pengujian kepadatan. b) Pengujian mutu beton. 3) Pengujian Job Mix Formula Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran untuk pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton. Konsultan akan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi yang akan dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, Konsultan akan membuat rekomendasi berupa persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai dengan
  • 48. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -48 SELESAI TIDAK CA RI CALON SUMBER MA TERIAL (QUARRY) LAIN YA KONT RAKTOR MENGAJUKAN BEBERAPA USULAN SUMBER MATERIAL (QUARRY) YANG SIAP DIUJI BA GI MATERIAL T ERTENTU DA T A MATERIAL YANG T ERPILIH DISIMPAN DA LAM SISTEM A RSIP (FILE) DAN MENJADI A CUAN BAGI T ESTING BAHAN OLAHAN START DILA KUKAN PENGAMBILAN CONTOH MATERIAL SESUA I DENGAN T ATA CARA PENGAMBILAN SA MPLING. SESUA I SPESIFIKASI T EKNIS YA T IA P SAMPLE MATERIAL DITEST DISAKSIKAN OLEH KONSULTAN PENGAWAST EKNIK SESUAI PROSEDUR DA N HA SILNYA DILAPORKAN KEPADA PIMPRO SERT IFIKASI PEMAKAIAN MA TERIAL YANG BOLEH DIPA KAI PADA PROYEK persyaratan teknis dalam spesifikasi. Diagram Alir Pembuatan Job Mix Formula dapat dilihat pada Gambar E.14 Gambar E.13 Diagram Alir Pengujian Material Konstruksi
  • 49. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -49 PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR JOB MIX FORMULA DIPERIKSA MATERIAL YANG AKANDIGUNAKAN HASIL TEST MATERIAL DISAHKAN DIPERIKSA PELAKSANAAN DISAHKAN Gambar E.14 Diagram Alir Pembuatan Job Mix Formula d Pengawasan/ Pengendalian Kuantitas Dalam pengawasan dan pengendalian Kuantitas pekerjaan ini tugas utama ada pada Surveyor dan Pengawas lapangan. Harus dipahami betul masalah aturan dan cara pembayaran yang ada di dalam Spesifikasi,
  • 50. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -50 mana yang dapat dibayar dan mana yang tidak dan harus mengacu pada dokumen kontrak dan Addendum kontrak (bila ada). Yang perlu diperhatikan lagi adalah volume yang tersedia di dalam daftar kuantitas dan harga sudah mendekati habis, Pengawas lapangan/ Inspector harus memberi laporan kepada Site Engineer. Diagram alir pengendalian kuantitas / volume pekerjaan diuraikan seperti pada Gambar E-15 berikut ini: Gambar E-15 Bagan Alir Pengendalian Volume Ya Tidak PENGAWAS PROYEK KONTRAKTOR MC Surv ey Shopdrawing Pemasokan logistik Ijin pelaksanaan V olume rencana Pelaksanaan pekerjaan Permohonan opname Pengukuran v olume pekerjaan Lebih dari v olume rencana Konsep MC Periksa Dapat dipertanggung jawabkan secara teknis BA Hasil Pengukuran Pengawasan Diperiksa Tim Pengawas Pengawasan Ev aluasi Tim Pengawasan Diperiksa konsultan Sesuai v olume rencana
  • 51. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -51 1) Pengendalian Biaya/ Anggaran Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya dengan pengendalian Kuantitas. Karena pada umumnya kontrak- kontrak sekarang menggunakan sistem Harga Satuan, maka pengendalian Kuantitas juga akan merupakan pengendalian anggaran. 2) Pengendalian Waktu Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan harus selalu terkontrol. Pengendalian waktu akan dilakukan melalui analisa terhadap performance pelaksanaan proyek, dimana untuk proyek ini dapat menggunakan indikator SPI (Schedule Performance Index) dan CPI (Cost Performance Index). SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan dengan rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama. Sedangkan CPI adalah perbandingan antara dana yang telah dibayarkan dengan dana/ biaya yang tersedia (kontrak). Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu : - SPI / CPI = 1, Proyek dikatakan tepat waktu. - SPI / CPI > 1, Proyek dikatakan cepat - SPI / CPI < 1, Proyek dikatakan terlambat. Dalam hal pengendalian waktu perlu dilakukan control terhadap semua aktifitas baik yang akan dimulai yang seharusnya sudah selesai dan aktifitas yang seharusnya sudah dimulai. Uraian tentang aktifitas aktifitas tersebut seperti di jelaskan pada Gambar E-16 : Mengontrol Aktifitas yang akan dimulai; Gambar E-17 : Aktifitas yang seharusnya sudah selesai; Gambar E-18 : Aktifitas yang seharusnya sudah dimulai.
  • 52. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -52 Gambar E-16 Mengontrol Aktifitas yang akan Dimulai Gambar E-17 Mengontrol Aktifitas yang Seharusnya Sudah Selesai FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULA I Dapatkah pekerjaan dimulai ? Alasannya? Ada keterlambatan? OK Diperlukan penanganan pemecahannya Tidak Ya FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG SEHARUSNYA SUDAH SELESAI Pekerjaan yang seharusnya selesai Sisa waktu sampai selesai? Alasan keterlambatan OK Diperlukan penanganan pemecahannya Tidak Ya
  • 53. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -53
  • 54. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -54 Gambar E-18 MengontrolAktifitas yang Seharusnya Sudah Dimulai 3) Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) dan Addendum. Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal-hal yang tidak sama (dalam hal volume atau biaya dimana jumlah akhir tidak melebihi harga kontrak) harus ada perintah perubahan dari pemilik. FLOWCHART LANGKAH-LA NGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULA I Pekerjaan yang seharusnya sudah OK Berapa lama ditangguhkan? Ada float? Tida Ya Apakah pekerjaan ini sesuaischedule Kenapa tidak dimulai? Apa penangguhannya Berapa lama terlambat? Kenapa? Ada prestasinya sampai waktu kontrol tercapai? OK OK Tangani Apa prestasinya bisa dikejar? OK Berapa lama perpanjangan? Ada float? Tangani Tida Ya Ya Ya Tida Tida
  • 55. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -55 Kalau perubahan itu bersifat mendasar, termasuk perubahan spesifikasi teknis serta anggaran yang melebihi harga kontrak harus dibuat Addendum. Addendum atau Contract Change Order merupakan bagian dari dokumen Kontrak sebelumnya. Tanpa adanya Perintah Perubahan ini Kontraktor tidak akan dapat dibayar seandainya terjadi volume yang melebihi kontrak asli. Untuk proses addendum kontrak ini selengkapnya disajikan pada Gambar E-19 Proses Addendum Kontrak. Gambar E-19 Proses Addendum Kontrak Kontrak Awal Pelaksanaan Pekerjaan Perhitungan Biaya Pekerjaan tidak ya Ada Perbedaan? Tidak Ada Perubahan Kontrak Persetujuan Konsultan Persetujuan Proyek Pembuatan Berita Acara Perubahan Kontrak
  • 56. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -56 Proses perubahan kontrak, baik yang bersifat penambahan biaya, pengurangan biaya atau hanya berupa “Contract Change Order”, diselesaikan menurut prosedur seperti terlihat pada Gambar E.16. Diagram proses tersebut mencakup 3 (tiga) kemungkinan yang akan terjadi: 1) Nilai perubahan kontrak sama dengan nilai kontrak asli. 2) Nilai perubahan kontrak lebih kecil dari nilai kontrak asli. 3) Nilai perubahan kontrak lebih besar dari kontrak asli, dengan kemungkinan: a) Penambahan biaya lebih besar dari 10 % (dari nilai kontrak) b) Penambahan biaya lebih kecil dari 10 % (dari nilai kontrak) Jika nilai perubahan kontrak lebih besar dari nilai kontrak asli, maka masih harus diperiksa apakah penambahan biaya tersebut lebih kecil atau lebih besar dari nilai DIP atau pagu dana yang tersedia. Jika lebih kecil, maka diperiksa apakah melebihi 10 % dari nilai kontrak. 4) Pembuatan Monthly Certificate/Price Escalation Certification Di dalam kontrak-kontrak saat ini biasanya pembayaran dilaksanakan secara bulanan. Setiap akhir bulan Konsultan bertugas memeriksa dan menyiapkan pembayaran yang dapat dilakukan untuk bulan yang bersangkutan. Sertifikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi dengan Back Up data yang lengkap. Konsultan bertanggung jawab atas kebenaran dari Back Up Data tersebut. Dalam Back Up data harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa volume-volume yang dibayarkan pada bulan tersebut. Seandainya di dalam kontrak disebutkan bahwa selama jangka waktu kontrak, Kontraktor akan mendapatkan eskalasi harga, maka Konsultan juga selain Monthly Certificate harus menyiapkan Price Escalation (PEC). Eskalasi harga didasarkan pada index harga yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik). Perlu diperhatikan betul-betul cara pembuatan dari Price Escalation Certificate ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku 3 Syarat-syarat Umum.
  • 57. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -57 Bagian dari Proses Penyusunan Sertifikat Pembayaran Bulanan Kontraktor ini lebih jelasnya disajikan seperti pada Gambar E-20. Gambar E-20 Bagan Proses Penyusunan Sertifikat Bulanan Kontraktor Hasil Opname terhadap pekerjaan yang telah lengkap Kontraktor mengajukan data-data pendukung sertifikat bulan Pengawasan lapangan / inspector memeriksa pengajuan tersebut Penyusunan draft sertifikat bulanan oleh kontraktor berdasarkan data yang telah diperiksa oleh pengawas Site engineer memeriksa dan menyetujui draft sertifikat Draft sertifikat dikembalikan ke kontraktor untuk dikonfirmasikan dan penyiapan pengajuan lengkap jumlah salinannya dan tanda tangan Site engineer mengecek dan menandatangani,diteruskan pemimpin proyek Pemimpin proyek menerima dan menyetujui, kemudian di proses untuk pembayarannya
  • 58. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -58 5) Rapat Koordinasi Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam penanganan pekerjaan ini, suatu sistem komunikasi dan konsultasi yang efektif harus tetap dijaga. Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam permasalahan membutuhkan sejumlah kontak – kontak baik formal maupun informal, khusunya antara anggota dari Team Supervisi Lapangan, antara Resident Engineer dengan Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen. Suatu reguler meetings yang terencana dengan agenda dan catatan (minute) akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap diskusi, kesepakatan ataupun keputusan. Konsultan berpendapat bahwa rapat – rapat / pertemuan yang diperlukan antara lain adalah : a) Rapat mingguan intern antara anggota Tim Supervisi Lapangan. b) Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor. c) Rapat bulanan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor. d) Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Pejabat Pembuat Komitmen. e) Rapat mingguan Antara Tim Konsultan dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan Kontraktor. f) Frekuensi rapat yang diusulkan di atas tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. 6) Sistem Pencatatan. Pencatatan yang baik digunakan untuk keperluan : a) Menunjang sistem pelaporan. b) Sebagai dasar perhitungan kualitas. c) Sebagai dasar untuk menyelesaikan ketidaksepakatan d) Sebagai dasar perhitungan pembayaran. Jenis – jenis pencatatan yang diperlukan antara lain, adalah : a) Buku harian b) Catatan Pengujian. c) Catatan Pengukuran.
  • 59. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -59 d) Koresponden. e) Notulen Rapat – rapat koordinasi, f) Perhitungan Pembanyaran dan Sertifikat Pembayaran. g) Data Teknik Lapangan. h) (Contractor’s Request) Permohonan Kerja Konstruksi. i) (Shop Drawings) Gambar Kerja. j) (Construction Schedule) Jadwal Pelaksanaan Kontruksi k) Daftar Peralatan Kontraktor. l) Data Perhitungan Kuantitas. m) Pengukuran Materials on-site. n) Daftar Pekerjaan Tambah. o) Progres Kemajuan Pekerjaan Bulanan. p) (MC Back-up data) Data Penunjang Sertifikat Bulanan. q) (Change Orders) Perintah Perubahan. r) Addendum. s) Perpanjangan Waktu yang disetujui. t) Klaim u) Catatan Keterlambatan. v) Catatan Kecelakaan Kerja. w) Kondisi Cuaca. x) Foto. y) dan lain – lain. 7) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengajukan permohonan kerja yang dilampirkan dengan Gambar Rencana untuk disetujui oleh Konsultan dan pemberi Tugas. Prosedur Permohonan kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar E- 21.
  • 60. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -60 Gambar E-21 Diagram Alir Prosedur Permohonan Kerja Selama pelaksanaan konstruksi Tim Konsultan akan melakukan pengawasan teknis dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Pengawasan dan Pemeriksaan ini mencakup seluruh aspek kualitas dan kuantitas. Tim Konsultan harus memberikan petunjuk yang benar kepada Kontraktor untuk memperoleh kerja yang lebih efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan tepat waktu. PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR DITERIMA OLEH KEPALA PELAKSANAAN DISETUJUI PERSIAPAN PERMOHONAN KERJA DISAHKAN DIREKSI PELAKSANAAN TIDAK YA DITERIMA
  • 61. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -61 3. Masa Pasca Konstruksi Dalam tahap ini konsultan akan membantu Pemberi tugas dalam seluruh aktivitas yang berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas. a. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana (As Built Drawing). Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan memeriksa dan memberikan persetujuan terhadap “As Built Drawing” yang dibuat oleh Kontraktor. Selanjutnya, Konsultan akan menyerahkan kepada Pemberi Tugas, lengkap dengan informasi tentang pekerjaan yang dibuat selama masa konstruksi. b. Pembuatan Final Certifikat / Price Escalation Certificate Setelah pembuatan As Built Drawing, harus dibuat Final Certificate (Sertifikat Akhir), demikian juga Final Escalation Certificate (jika ada), karena setelah sertifikat akhir ini tidak ada lagi pembayaran. Konsultan Pengawas harus hati-hati dan harus teliti dalam memeriksa dan menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran mulai dari MC 1 (Monthly Certificate-1) sampai terakhir/ dihitung ulang. Demikian juga halnya dengan Final Price Escalation Certificate (jika ada). c. Claim/tuntutan Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari pihak Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas harus selalu mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada Dokumen Kontrak yang ada. Semaksimalmungkin Konsultan harus mengamankan Pemilik dari segala macam claim/ tuntutan yang timbul. d. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan. Bila pihak Kontraktor menganggap bahwa pekerjaan yang menjadi kewajibannya telah diselesaikannya secara menyeluruh, maka mereka dapat mengajukan permohonan tertulis untuk proses Provesional Hand
  • 62. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -62 Over (PHO). Kondisi Umum Kontrak dan Spesifikasi Umum telah mengatur secara rinci proses penutupan kontrak. Team Leader akan membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam pemeriksaan dokumen PHO ini dan akan turut dalam panitia yang akan memeriksa ke site pekerjaan yang telah selesai dikerjakan secara menyeluruh. Segala kekurangan– kekurangan dan kerusakan yang ditemui akan dimasukkan ke dalam Berita Acara PHO. Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan memenuhi kerusakan dan kekurangan tersebut selama Periode Jaminan (Warranty Period). Setelah pekerjaan perbaikan ini diselesaikan dan periode jaminan habis, dan pekerjaan dapat diterima dengan baik, maka Resident Engineer akan membuat dalam menyiapkan dan menerbitkan Surat Berita Acara Penyelesaian Akhir (Final Hand Over/FHO) berdasarkan Surat Permohonan dari Kontraktor. Penyedia Jasa Konsultansi menyiapkan data yang diperlukan untuk keperluan serah terima ini berupa: - Penyiapan daftar kerusakan/kekurangan dari pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi. - Penyiapan buku informasi bagi Panitia Serah Terima ini yang berisi data proyek, status pembayaran dan progress serta data quality. - Menyiapkan semua pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan Serah Terima. - Memeriksa Berita Acara Serah Terima Sementara dan memberi pertimbangan kepada Pengguna Jasa dalam menyetujui jangka waktu perbaikan(grace period) yang diajukan kontraktor.
  • 63. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -63 E.3 PROGRAM KERJA E.3.1 Persiapan Pada tahapan ini Konsultan akan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut: 1. Menyusun Program Mutu Pengawasan Pekerjaan bersama dengan penyedia jasa konstruksi; 2. Menyusun program kerja dan konsepsi/metodologi pelaksanaan pekerjaan pengawasan; 3. Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi termasuk pengendalian manajemen dan SMK3 Konstruksi, serta Dokumen Lingkungan (bila ada); 4. Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak terkait pelaksanaan pekerjaan; 5. Membantu PPK dalam pelaksanaan Rapat Persiapan Pelaksanaan / Pre Construction Meeting (PCM); 6. Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai Dokumen Kegiatan; 7. Memeriksa kesiapan/mempersiapkan formulir-formulir isian, antaralain: a) Laporan Harian b) Laporan Mingguan c) Laporan Bulanan d) Laporan Review Design (jika diperlukan) e) Laporan Pemantauan Lingkungan f) Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan. g) Rencana Monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi laporan kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi. 8. Penjamin mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan. 9. Bentuk perhitungan-perhitungan volume data dan sertifikat Pembayaran. 10. Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan pengujian bahan. 11. Menyampaikan dan mempresentasikan Program Mutu kepada PKK pada saat PCM. 12. Membantu PPK dalam mengkaji Program Mutu dan jadwal pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi.
  • 64. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -64 13. Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan mobilisasi kepada DireksiPekerjaan. 14. Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas serta kelayakan perlatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa Konstruksi 15. Mengecek masa laku kalibrasi perlatan yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi. 16. Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan kelaikan perlatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia Jasa Konstruksi 17. Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh Penyedia Jasa konstruksi dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan. 18. Memberikan rekomendasi terhdap konsep gambar kerja kepada Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa Konstruksi. 19. Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa Konstruksi. 20. Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan. 21. Membantu PPK dalam pengecekan data administrasi dan teknis pekerjaan. Personil yang bertugas pada tahap ini: 1. Team Leader 2. Ahli Lingkungan 3. Ahli Teknik Struktur Bangunan Air 4. Ahli K3 Waktu Kegiatan bulan ke-1 hingga bulan ke-2 E.3.2 Tahap Pelaksanaan Pengawasan Secara umum pada tahapan ini pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas adalah mengendalikan pelaksanaan fisik dilapangan dimana meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut: 1. Menyusun Standart Operation Prosedure (SOP) pelaksanaan konstruksi. 2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat disekitar lokasi pekerjaan.
  • 65. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -65 3. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak instansi terkait untuk kelancaran pekerjaan. 4. Menyiapkan mess lapangan untuk posko supervisi. 5. Memeriksa/mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi. 6. Menyiapkan Network Planning (bersama penyedia jasa konstruksi). 7. Memeriksa laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta menandatangani laporan tersebut. 8. Memberikan masukan lisan/tertulis kepada Direksi atau PPK secara proaktif, akurat dan cepat untuk memperoleh efektivitas pelaksanaan pekerjaan. 9. Memeriksa dan meneliti gambar kerja/shop drawing/construction drawing yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi. 10. Mengevaluasi program harian, mingguan Kontraktor serta memberikan ijin lingkup pekerjaan perminggu sesuai schedule pelaksanaan pekerjaan. 11. Memeriksa perhitungan Mutual Check yang dibuat penyedia jasa konstruksi. 12. Memberikan ijin pengecoran beton secara tertulis yang terlebih dahulu melakukan pemeriksaan bekisting, material : semen, pasir, kerikil, dan tulangan, peralatan dan tenaga kerja. 13. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang terlampir pada kontrak kepada seluruh personil teknis penyedia jasa konstruksi. 14. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur dan mekanisme pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan hasilnya dilaporkan kepada Direksi Teknis dan PPK. 15. Melaksanakan tugas supervisi sesuai standart prosedur pengawasan yang berlaku dan hal ini telah dijabarkan dalam RMK Konsultan. 16. Jika terjadi bencana alam di wilayah kerja, secara aktif memberikan masukan tertulis untuk rencana, metode, RAB penanggulangan. 17. Membantu PPK dalam melakukan inspeksi ke pabrik pemasok, bahan, perakit, dan lainya, jika dibutuhkan. 18. Memberi masukan solusi tertulis kepada PPK jika ada permasalahan tanah, keterlambatan, misal desain dan sebagainya. 19. Membuat laporan supervisi berisi antara lain aktifitas, personil, peralatan, inspeksi dan lainya.
  • 66. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -66 20. Meneliti bahan yang masuk/keluar, tenaga kerja, peralatan apakah sudah sesuai dengan Analisa Harga Satuan dan Daftar Kuantitas dan Harga dalam kontrak pekerjaan fisik. 21. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan kontrak/Adendum terkait dengan adanya Change Order/Variation Order, bilamana diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan yang secara teknis dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan anggaran yang tersedia. 22. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan. 23. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada pemilik pekerjaan apabila terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia jasa konstruksi. 24. Melaporkan kepada Pemilik Pekerjaan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fisik, serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan, dan membantu Pemilik Pekerjaan menyiapkan konsep teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi. 25. Mengawasi uji laboratorium dalam rangka pengendalian mutu konstruksi. Personil yang bertugas pada tahap in adalah semua tim Konsultan Supervisi. Waktu Kegiatan bulan ke-1 hingga bulan ke-8. Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Team leader akan menerapkan Metode/ prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang harus ditaati oleh tim pengawas (Site Team) dan Kontraktor guna memperlancar dan mempermudah pengawasan, serta sebagai bukti otentik dari setiap kegiatan pekerjaan, yang akan diserahkan kepada pemberi kerja, sebagai dokumen proyek.
  • 67. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -67 E.3.3 Tahap Akhir Pelaksanaan Konstruksi Pada tahapan akhir pelaksanaan konstruksi, beberapa hal yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas dan beserta jajaran pelaksana proyek adalah sebagai berikut: 1. Konsultan akan membuat laporan-laporan yang diisyaratkan oleh pengguna jasa dan sebelum diserahkan kepada pengguna jasa, konsultan akan melakukan diskusi dan asistensi terlebih dahulu dengan core team (jika ada), 2. Setelah pekerjaan mencapai 97% kontraktor mengajukan Surat Permintaan PHO kepada Pengguna Jasa dengan tembusan Konsultan Pengawas. 3. Memeriksa hasil pekerjaan dalam penyerahan pertama pekerjaan/Previsional Hand Over (PHO) 4. Berdasarkan tembusan surat permintaahn PHO, konsultan akan melakukan evaluasi lapangan. Hasil evaluasi lapangan akan dilaporkan secara tertulis kepada Pengguna Jasa lengkap dengan daftar cacat dan kekurangan setiap jenis pekerjaan. 5. Berdasarkan Surat Konsultan mengenai evaluasi lapangan, Pengguna Jasa akan memberikan surat jawaban kepada kontraktor dan menyiapkan Panitia PHO serta jadwal rencana PHO. 6. Konsultan akan menyiapkan dokumen-dokumen untuk keperluan PHO serta formulir-formulir yang diperlukan termasuk volume akhir setiap pekerjaan. Pada Pelaksanaan PHO Konsultan dan Kontraktor akan mendampingi Team PHO. 7. Setelah dilakukan PHO, konsultan, kontraktor dan Pengguna Jasa akan melakukan opname untuk pembuatan Final Sertifikat akhir pembayaran. 8. Bila diperlukan konsultan akan melakukan pengecekan periodik terhadap hasil kerja kontraktor pada masa pemeliharaan. Laporan hasil pemeriksaan akan dilaporkan secara tertulis kepada Pengguna Jasa dan Kontraktor lengkap dengan metode perbaikan yang diperlukan bila ada cacat dan kekurangan. 9. Konsultan akan membuat daftar cacat dan kekurangan sebelum dilakukan serah terima akhir pekerjaan kepada Pengguna Jasa dan kontraktor. Waktu kegiatan ini dilaksanakan pada bulan ke-
  • 68. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -68 E.3.4 Pelaporan Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, jenis dan jumlah laporan yang harus deserahkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan kepada Pengguna Jasa adalah sebagai berikut: 1. Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan memuat persiapan meliputi mobilisasi personil, penyediaan basecamp lapangan, peralatan basecamp, peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan. 2. Laporan Program Mutu Penyedia jasa diwajibkan membuat laporan Program Mutu paling sedik berisi: a. Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; b. Organisasi kerja Penyedia; c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; d. Jadwal penugasan Personel Inti dan Personel Pendukung; e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan; f. Prosedur instruksi kerja;dan g. Pelaksana kerja. Program Mutu adalah penjaminan mutu pelaksanaan pekerjaan yang di presentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,kemudian dibahas dan disetujui oleh PPK. Program Mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi pekerjaan. 3. Laporan Bulanan Laporan Bulanan memuat: a. Surat Pengantar; b. Satu Halam “Progress Summary”, rangkuman status fisik dan keuangan dari proyek dan identifikasi permasalahan yang berdamak pada kemajuan keluaran pekerjaan; c. Organisasi Proyek termasuk organisasi Pengguna Jasa, d. Penyedia Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan;
  • 69. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -69 e. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan terkai dengan kinerja hasil pekerjaan; f. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S”Curve; g. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan; h. Laporan progres keluaran hasil pekerjaan dan keuangan termasuk besarnya denda (jika ada); i. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerjapekerjaan; j. Foto Dokumentasi Pelaksanaan; k. Rencana kegiatan bulan selanjutnya Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: tanggal 5 (lima) untuk bulan berikutnya sebanyak 3 (tiga) buku laporan. 4. Laporan Review Design (apabila ada) Laporan Review Design memuat laporan mengenai suatu Review Design pekerjaan konstruksi disertai uraian teknis dan dibahas bersama dengan Direksi. 5. Laporan Akhir Laporan akhir memuat ringkasasn pekerjaan konstruksi, pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi kebutuhan pemeliharaan di masa yang akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama masa konstruksi; permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang mungkin terjadi dan pemberian solusinya (jika ada) untuk beberapa varian perbaikan dalam kegiatan yang akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup tanggung jawab Pengguna Jasa. a. Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan tanggapan terhadap Gambar Terlaksana (As Bulit Drawing) yang dikerjakan oleh penyedia b. Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama pelaksanaan pekerjaan. c. Satu bulan sebelum berakhirnya pelayanan sebuah draft laporan akhir sudah harus diserahkan ke Pengguna Jasa yang berisi penjelasan sebagai berikut: - Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan serta ringkasan keuangan
  • 70. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -70 - Deskripsi mendetail hasil pelaksanaan pelayanan jasa konsultan, dan pemenuhan penyelesaiannya, dalam rangka pemenuhan spesifikasi - Evaluasi selama pelaksanaan pekerjaan dalam kerangka perbaikan kegiatan pengawasan - Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan prosedur, dan operasional dengan maksud memperbaiki kemampuan pengawasan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 7 (tujuh) hari sebelum kontrak berakhir sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan media penyimpan data (compact disc/flashdisk/dll) (jika diperlukan). 6. Laporan Pemantauan Lingkungan Hasil Pemantauan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan parameter tertentu atau sesuai arahan sebagai tolok ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu. 7. Laporan Dokumentasi Laporan Domkumentasi adalah laporan yang berisi Kegiatan Pekerjaan yang ada di lapangan, dari keadaan 0% hingga 100%. Foto disusun sedemikan rupa sehingga membentuk Laporan yang rapi memuat setiap item pekerjaan dari keadaan 0%, 25%, 50%,75%, 100 % dengan penganbilan foto dari sudut yang sama. Menampilakan hasil Dokumentasi Drone. 8. File Laporan + Gambar Digital dan Video Semua file dalam bentuk softcopy diserahkan dalam bentuk External SSD/Hard- disk sebesar 512 GB. Bagan alir rencana kerja secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar E-22.
  • 71. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -71 Gambar E-22 Bagan Alir Rencana Kerja YA TDK TDK TDK PEMIMPINPROYEK Mulai Pelaksanaan Dokumen Kontrak * Organisasi Terkait * Personil Tim * Spesifikasi Teknik * Bahan Dan Material * Peralatan Kerja * Keselamatan Kerja Penyesuaian * Personil Team * Spesifikasi Teknik * Bahan Bangunan * Peralatan Kerja * Gambar Kerja * Spesifikasi Teknik Survey Lapangan Revisi Gambar Addendum Kontrak Penyerahan Lapangan Modifikasi Gambar Sesuai ? * Pengujian Bahan * Alat Dikalibrasi Rekomendasi * Mulai Pekerjaan * Susunan Program Pelaksanaan Gambar Sesuai ? Banyak ? Berpengaruh RAB ? A PENGAWASUTAMA TDK TDK YA KONSULTAN Uji Laboratorium ? Klasifikasi Alat ? YA YAYA * Sosialisasi dll Perlu On the Job Training? * Lakukan On the Job Training
  • 72. Supervisi Remidial Bendungan di BWS Sumatera IV E -72 Gambar E-22 Bagan Alir Rencana Kerja (Lanjutan) YA YA YA TDK TDK TDK PEMIMPINPROYEK Kegiatan Pelaksanaan * Jalan Kerja * Fasilitas Bantu * Pembersihan Lapangan * Logistik Bahan * Check Titik Bantu * Check Profil-profil * Check Galian Pundasi * Check Pek. Timbunan * Dan Lain-lain Tahapan Hasil Pekerjaan .* Kualitas * Kuantitas * Kerapian * Waktu Lakukan Pengujian, Analisis dan Evaluasi hasil pekerjaan. Perlu diuji * Ambil Sample * Ukur Hasil Pekerjaan * Check Keselamatan * Check Waktu Pelaksanaan * Bongkar * Siapkan Bahan yang sesuai. Berhasil ? Hentikan Sementara Pelaksanaan Lapor Kepada Pemimpin Proyek Perlu dibongkar ? Besar yang dibongkar ? Lakukan perbaikan Adakan Modifikasi Pembayaran? Lanjutan Pekerjaan Percobaan Pemakaian hasil pelaksanaan Lakukan pengukuran bersama dan buatkan berita acara hasil pekerjaan Pembayaran Pekerjaan Serah terima pertama hasil pekerjaan Laporan hasil tahapan atau laporan akhir Berhasil ? Lakukan Pekerjaan Penyempurnaan Serah terima akhir pelaksanaan Dokumen untuk O & P Pengawasan Selesai PENGAWASUTAMA PENGAWASLAPANGANDANPENGAWASDAERAH KONSULTAN TDK TDK TDK YA YA YA A