4. Latar Belakang dibuatnya buku pedoman ini adalah untuk menunjang siswa jurusan KGSP dalam memhami bahaya
kerusakan gedung dan tingkat kerusakan yang ada disekitar ingkungan KGSP.
Buku ini ditujukan untuk menyederhanakan pedoman survey dan penilaian kerusakan pada elemen arsitektur
bangunan yang tersebar diberbagai peraturan, sehingga dapat mempersingkat waktu dalam pencarian informasi dan
juga dapat menyederhanakan peraturan-peraturan tersebut agar informasi lebih mudah dipahami oleh lingkup
siswa siswi SMKN 5 Surabaya, khususnya untuk siswa kelas XI yang baru akan melakukan kegiatan survey untuk
pertama kalinya.
Diharapkan dengan dibuatnya buku ini dapat membantu siswa dalam mempelajari informasi dasar mengenai survey
pemeriksaan berkala terhadap kerusakan elemen arsitektur bangunan dalam rangka Kegiatan Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung dan dapat membantu agar proses survey di lapangan lebih terarah dan memiliki acuan
dalam hal penilaian kerusakan elemen arsitektural bangunan gedung.
Penulis
LATAR BELAKANG PEMBUAT
eA
dito
N
r
4 / 24
5. DASAR HUKUM
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
PERATURAN PEMERINTAH
(PP) NOMOR 16 TAHUN 2021
TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA
PERATURAN MENTERI PU
NOMOR 22 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA
BANGUNAN GEDUNG
PERATURAN MENTERI PU
NO 16 TAHUN 2010
TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN
PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
PERATURAN MENTERI PU
NO 24 TAHUN 2008
5 / 24
6. BANGUNAN
GEDUNG
adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan latau
di dalam tanah dan/atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial,budaya, maupun kegiatan khusus.
adalah kegiatan perawatan,
pemugaran, serta Pemeliharaan
Bangunan Gedung dan lingkungannya
untuk mengembalikan keandalan
bangunan tersebut sesuai dengan
aslinya atau sesuai dengan keadaan
menurut periode yang dikehendaki.
PELESTARIAN
6 / 24
7. PEMANFAATAN
PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG
adalah kegiatan memanfaatkan Bangunan Gedung sesuai
dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiaian
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.
Dilakukan melalui kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung, serta pemeriksaan berkala bangunan
agar Bangunan Gedung tetap laik fungsi sebagai Bangunan
Gedung
KELUARAN PADA TAHAP PEMANFAATAN BANGUNAN
1. Dokumen rencana Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung serta pemeriksaan berkala beserta
laporannya secara periodik;
2. Panduan praktis Penggunaan bagi Pemilik dan
Pengguna; dan
3. Dokumentasi seluruh tahap pemanfaatan.
• Arsitektural
• Struktural
• Mekanikal
LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
• Elektrikal
• Tata Ruang Luar
• Tata Graha
KEGIATAN PEMANFAAATAN MELIPUTI
1. Penjurusan Rencana Pemeliharaan Dan Perawatan
Bangunan Gedung, Serta Pemeriksaan Berkala
2. Pelaksanaan Sosialisasi, Promosi, Dan Edukasi Kepada
Pengguna Dan/Atau Pengunjung Bangunan Gedung
3. Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Dan Perawatan
Bangunan Gedung, Serta Pemeriksaan Berkala
4. Pengelolaan Rangkaian Kegiatan Pemanfaatan, Termasuk
Pengawasan Dan Evaluasi
5. Penyusunan Laporan Kegiatan Pemeliharaan &Perawatan
Bangunan Gedung Serta Pemeriksaan Berkala.
7 / 24
8. PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung
beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung
selalu laik fungsi (preventive maintenance).
• Arsitektural
• Struktural
• Mekanikal
Dilakukan melalui kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung, serta pemeriksaan berkala bangunan
agar Bangunan Gedung tetap laik fungsi sebagai Bangunan
Gedung
KEGIATAN PEMELIHARAAN MELIPUTI
1. Pembersihan
2. Perapihan
3. Pemeriksaan
4. Pengujian
5. Perbaikan dan/atau penggantian bahan atau
perlengkapan Bangunan Gedung,
LINGKUP PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
• Elektrikal
• Tata Ruang Luar
• Tata Graha
8 / 24
9. PERAWATAN
PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik
fungsi (currative maintenance).
dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan
Bangunan Gedung dan bagian yang akan diubah atau
diperbaiki
PEKERJAAN PERAWATAN MELIPUTI PERBAIKAN/
PENGGANTIAN
1. Bagian Bangunan
2. Komponen Bangunan
3. Bahan Bangunan
4. Prasarana dan Sarana
Berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan Bangunan
Gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan
konstruksi
PEKERJAAN PERAWATAN MELIPUTI
1. Rehabilitasi
2. Renovasi
3. Restorasi
9 / 24
10. TUJUAN
PEMELIHARAAN
BANGUNAN GEDUNG
TUJUAN
PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG
1. Mempertahankan kondisi bangunan agar tetap sesuai
dengan standar rencana awal.
2. Menjamin keselamatan orang yang beraktivitas di dalam
gedung.
3. Menekan biaya pemeliharaan
4. Memberikan nilai jual bangunan yang lebih tinggi pada
akhir masa pakai.
5. Menghindari kerusakan komponen atau elemen
bangunan akibat keusangan.
6. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan
penyelamatan, dan sebagainya.
1. Tetap mampu melayani dan mampu memenuhi
kebutuhan fungsi organisasi pemakai/pengelola gedung
sesuai rencana pelayanan semula.
2. Menjaga kualitas pada tingkat tertentu untuk memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh bangunan itu sendiri dengan
kegiatan pelayanan yang tidak terganggu
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan
penyimpangan yang di luar batas rencana,dan sekaligus
menjaga modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan
selama waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
4. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan seoptimal
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan
secara efektif dan efisien. Dan mencegah kerusakan
berlanjut
10/ 24
11. PEMERIKSAAN
BERKALA
PEMERIKSAAN BERKALA
adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau
sebagian Bangunan Gedung, komponen, bahan bangunan,
dan/atau prasarana dan sarananya dalam tenggang waktu
tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi Bangunan
Gedung.
dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan dengan
rentang waktu tertentu, untuk menjamin semua komponen
Bangunan Gedung dalam kondisi laik fungsi.
LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA
1. Tata cara pemeriksaan berkala Bangunan Gedung;
2. Daftar simak dan evaluasi hasil pemeriksaan berkala; dan
3. Jenis kerusakan komponen Bangunan Gedung.
KOMPONEN YANG DIPERIKSA
1. Komponen arsitektural Bangunan Gedung;
2. Komponen struktural Bangunan Gedung;
3. Komponen mekanikal Bangunan Gedung;
4. Komponen elektrikal Bangunan Gedung;
5. Komponen perpipaan (plumbing) Bangunan Gedung;
6. Komponen tata ruang luar Bangunan Gedung
1
1/ 24
13. P
MENENTUKAN PROGRAM
EMELIHARAAN & PERBAIKAN
3-5 TAHUN 1TAHUN 6 BULAN 3 BULAN BULANAN HARIAN
MINGGUAN
PROSEDUR TEKNIS
PEMERIKSAAN
PROSEDUR TEKNIS
P
MANAJEMEN
EMELIHARAAN
PROSEDUR TEKNIS
PERBAIKAN
TERDAPAT
KERUSAKAN
MULAI
SELESAI
TIDAK
ADA
KERUSAKAN
MEKANISME
PEMELIHARAAN
& PERBAIKAN
13/ 24
14. Pelaksanaan pemeriksaan berkala dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan dengan rentang
waktu tertentu, untuk menjamin semua komponen
bangunan gedung dalam kondisi laik fungsi.
Pemeriksaan berkala Bangunan gedung, sesuai
fungsinya, dilakukan untuk kurun waktu tertentu,
dan dokumen hasil pemeriksaan berkala disusun
menurut format baku sebagai kelengkapan
dokumen perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Jadwal Pemeriksaan Berkala pada Bangunan Gedung
dilakukan pada setiap komponen dan elemen bangunan
gedung yang jadwalnya dapat dilakukan setiap hati,
setiap minggu, setiap bulan, sertiap tiga bulan, setiap
enam bulan, setiap tahun dan dimungkinkan pula
diperiksa untuk jadwal waktu yang lebih panjang
Pemeriksaan berkala dilakukan bukan saja sekedar
kegiatan rutin yang terkait dengan pergantian suku
cadang yang mencapai usia efektif tetapi juga dikarenakan
terjadinya kerusakan yang memerlukan perawatan dan
perbaikan pada komponen dan elemen bangunan gedung.
JADWAL
PEMERIKSAAN
BERKALA
Peralatan Survey adalah salah satu komponen penunjang
lancarnya kegiatan survey. Perlengkapan survey digunakan
untuk m embantu m empermudah proses surver.
Perlengkapan yang perlu disiapkan untuk Survey Lapangan
adalah
1. Dokumen Pendukung
2. Papan Jalan
3. Alat Tulis
4. Form Penilaian/ Checklist
5. Meteran
6. Camera / Handphone untuk Dokumentasi
ALAT
PERLENGKAPAN
SURVEY
14/ 24
15. NO EELEMEN BANGUNAN
RENTANG PEMERIKSAAN
KET
HARI MINGGU 1 BULAN 3 BULAN 6 BULAN TAHUN
3-5
THN
1. UMUM V V
2. ARSITEKTUR V
3. STRUKTURAL V V
PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
SETIAP SETELAH
BENCANA ALAM
4. MEKANIKAL V V
5. ELEKTRIKAL V V
6. TATA RUANG LUAR V V
Umum:
• Fungsi Ruang •
• Fungsi Bangunan •
TABEL JADWAL
PEMERIKSAAN BERKALA
Kebersihan
Keandalan Bangunan • SUMBER : PERMEN PU NO 16 TAHUN 2010
15/ 24
17. Pada tahap ini dilakukan perencanaan dan persiapan
sebelum survey. Pada tahap ini harus dilakukan secara teliti
karena kesalahan dalam persiapan akan sangat berpengaruh
terhadap kelancaran saat survey dilakukan. Hal ini diharapkan
agar saat pengambilan data di lapangan optimal
1
. PRA SURVEY
1
Brief
Pengenalan
Proyek
2
Penentuan
Metode
Pengambilan
Data
3
Perencanaan
Estimasi Waktu
4
Pemeriksaan
Kelengkapan
Dokumen
5
Persiapan
Alat dan Materi
Survey
17/ 24
18. Pada tahap ini adalah proses pengambilan data pada object
yang akan didata. Surveyor yang bekerja di lapangan akan
mengikuti prosedur untuk melakukan pengambilan data
berdasarkan metode dan titik yang telah di tentukan.
Survey lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer
yang merupakan data utama dalam suatu informasi yang
akan di
6
Pemeriksaan
Visual
Elemen
7
Pemeriksaan Pola
Kerusakan dan
Kondisi Elemen
2. SURVEY LAPANGAN
8
Penghitungan
Luasan
Kerusakan
Pengkategorian
Tingkat
Kerusakan
9 10
Pencataatan
dan
Dokumentasi
18/ 24
19. Tahapan terakhir ini merupakan pengolahan data hasil survey
dan evaluasi.
Jika semua sesuai dengan perencanaan bahkan hasil survey
lapangan juga menunjukkan hasil yang baik, proses ini akan
terlewati dengan mudah. Proses pada tahap pasca survey
relatif lebih lama karena terdapat tahap evaluasi dimana
hasil survey diambil garis besarnya, disimpulkan dan diambil
analisa dalam menindak lanjuti hasil survey tersebut.
3. PASCA SURVEY
1
1
Pelaporan dan
Evaluasi Hasil
Pemeriksaan
19/ 24
20. PENENTUAN METODE
PENGAMBILAN DATA
PERENCANAAN
ESTIMASI W AKTU
PEMERIKSAAN VISUAL ELEMEN
ARSITEKTURAL
9
PEMERIKSAAN TERHADAP POLA
KERUSAKAN DAN KONDISI
ELEMEN ARSITEKTURAL
PENGHITUNGAN LUASAN
KERUSAKAN
PENGKATEGORIAN TINGKAT
KERUSAKAN
PENCATATAN DAN DOKUMENTASI
KONDISI AKTUAL KOMPONEN
PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL
PEMERIKSAAN
2
1
BRIEF
PENGENALAN PROYEK
6
3
4
PEMERIKSAAN KELENGKAPAN
DOKUMEN
1
1
5
PERSIAPAN ALAT DAN MATERI
SURVEY
10
7
8
TAHAPAN
SURVEY
20 / 24
22. Kerusakan Bangunan Gedung merupakan kondisi tidak berfungsinya bangunan atau
komponen bangunan yang disebabkan oleh:
a. penyusutan atau berakhirnya umur bangunan;
b. kelalaian manusia; atau
c. bencana alam.
Tingkat kerusakan Bangunan Gedung meliputi kerusakan:
KATEGORI TINGKAT KERUSAKAN
KERUSAKA
N
RINGAN
KERUSAKA
N
SEDANG
KERUSAKA
N BERA
T
Merupakan kerusakan terutama pada
komponen nonstruktural, seperti
penutup atap, langit-langit, penutup
lantai, dan dinding pengisi. Yang dapat
diperbaiki dengan kegiatan sederhana
Merupakan kerusakan pada sebagian
komponen non-struktural, dan/atau
komponen struktural, seperti struk-
tur atap dan lantai. Tidak boleh miring
lebih dari 1%, kerusakan struktur tidak
boleh lebih dari 30% khusunya pada
sambungan kolom dan balok dan tidak
melampaui ambang batas deformasi
yang diijinkan. Pada kerusakan ini ter-
dapat kegiatan penggantian elemen
atau perbaikan elemen tanpa adanya
pembongkaran
Merupakan kerusakan pada seba-
gian besar komponen bangunan,
baik struktural maupun non- struk-
tural yang apabila setelah diperbaiki
masih dapat berfungsi dengan baik
sebagaimana mestinya. Kerusakan
struktur lebih dari 30%, dan harus
terdapat kegiatan penggantian dan
pembongkaran pada elemen tersebut
22 / 24
23. CAT BURAM / PUDAR
AKIBAT THINNER KURANG BAIK,
SIRKULASI UDARA KURANG BAIK/
LEMBAB ATAU CAT TIDAK TAHAN
DENGAN PERUMAHAN CUACA
PERUBAHAN WARNA
AKIBAT LINGKUNGAN LEMBAB,
TERUS MENERUS TERPAPAR
SINAR MATAHARI/ CAT TIDAK
TAHAN PERUBAHAN CUACA
CAT MENGGELEMBUNG
GELEMBUNG UDARA YANG
TERPERANGKAP DIBAW AH LAPISAN
CAT AKIBAT LEMBAB/ PERMUKAAN
BERMINYAK/ PERMUKAAN YANG
BELUM KERING
CAT MENGELUPAS
DAN PECAH
AKIBAT PENGECETAN PADA
PERMUKAAN YANG KOTOR ATAU
YANG MENGALAMI PENGAPURAN
RETAK RAMBUT DENGAN
LEBAR < 0,3 MM
RETAK YANG DIAKIBATKAN OLEH MUAI
SUSUT LAPISAN PLESTERAN DAN/ATAU
ACIAN.
CAT BERKERUT
PENGAPLIKASIAN CAT TERLALU
TEBAL DAN MENYUSUT SEIRING
BERJALANNYA W AKTU DAN
MEMBENTUK KERUTAN
K
E
R
U
S
A
K
A
N
RINGAN
DINDING
23 / 24
24. RETAK BESAR PADA PLESTERAN
> 0,3 MM
DISEBABKAN OLEH MUAI SUSUT LAPISAN
PLESTERAN DAN/ATAU ACIAN, ATAU DISEBABKAN
OLEH GETARAN ATAU TERKENA BENTURAN BENDA
CAT DAN ACIAN MENGELUPAS
HINGGA KE PLESTERAN
AKIBAT KEREKATAN ANTARA ACIAN DAN
PLESTEREAN KURANG ERAT ATAU DISEBABKAN
OLEH KOMPOSISI ADUKAN TIDAK TEPAT
RETAKAN DALAM HINGGA
PASANGAN BATA TERLIHAT
DISEBABKAN OLEH MUAI SUSUT LAPISAN
PLESTERAN / ACIAN ATAU AKIBAT GETARAN ATAU
TERKENA BENTURAN KERAS
DINDING BERLUMUT ATAU
BERJAMUR
AKIBAT PERMUKAAN DINDING SELALU
MENGANDUNG AIR DAN LEMBAB, SIRKULASI UDARA
BURUK DAN TIDAK TERKENA SINAR MATAHARI
LANGSUNG
DINDING
K
E
R
U
S
A
K
A
N
S
E
D
A
N
G
24 / 24
25. PASANGAN BATA
TERBELAH DAN GOYANG
AKIBAT KEGAGALAN STRUKTUR, KUALITAS PEREKAT/
PLESTER KURANG BAIK, PEMBEBANAN TERLALU
BERAT, ATAUPUN AKIBAT GETARAN GEMPA
TERDAPAT PASANGAN BATA YANG
LEPAS DARI PASANGAN DINDING
DISEBABKAN KEGAGALAN STRUKTUR, KUALITAS
PEREKAT/PLESTER KURANG BAIK, PEMBEBANAN
TERLALU BERAT, ATAUPUN AKIBAT GETARAN GEMPA
RETAKAN BESAR PADA
PASANGAN BATA
AKIBAT GETARAN DARI GEMPA, BENTURAN BENDA
KERAS, KEGAGALAN STRUKTUR ATAU KUALITAS
PEREKAT/PLESTER KURANG BAIK
PLESTERAN DINDING RONTOK
HINGGA PASANGAN BATA TERLIHAT
AKIBAT KUALITAS SEMEN ATAU PASIR YANG KURANG
BAIK ATAUPUN KOMPOSISI ADUKAN KURANG TEPAT
K
E
R
U
S
A
K
A
NB
E
R
A
T
DINDING
25 / 24
26. PERUBAHAN WARNA
PADA LAPISAN CAT
AKIBAT CAT TIDAK TAHAN
TERHADAP PERUBAHAN CUACA
AKSESORIS PINTU/
JENDELA LONGGAR
AKIBAT SKRUP
KENDUR/HILANG,
PENGERJAAN
KURANG
PENGENCANG
ATAUPUN
PEMASANGAN
TEPAT
RETAK KECIL
PADA RANGKA
AKIBAT PENYUSUTAN RANGKA
KUSEN ATAUPUN
BENTURAN/ GETARAN
SULIT DIGERAKAN/
MENUTUP TIDAK RAPAT
ENGSEL BERMASALAH,
PEMASANGAN KURANG TEPAT ATAU
PEMASANGAN PANEL TIDAK LURUS
LAPISAN CAT/LAMINATE
MENGELUPAS
PENGERJAAN PEMASANGAN/
PENGECATAN KURANG RAPI ATAU
TERKELUPAS KARENA FAKTOR
K E L E M B A B A N
KERUSAKAN AKSESORIS
PINTU/JENDELA
AKIBAT FAKTOR PENGGUNAAN,
UMUR AKSESORIS YANG SUDAH TUA
ATAU MANUFACTURING ERROR
KUSEN
JENDELA
& PINTU
K
E
R
U
S
A
K
A
N
RINGAN
26 / 24
27. RETAK LEBAR PADA
FRAME / PANEL
AKIBAT CACAT PRODUKSI,
TERKENA BENTURAN ATAU
PENYUSUNAN PANEL PINTU /
J E N D E L A
SEALANT
LEPAS
AKIBAT DAYA REKAT SEALANT
YANG BERKURANG / HILANG DAN
ATAU TERKELUPAS,
RETAKAN DISEKITAR
FRAME
DISEBABKAN OLEH PENYUSUTAN
RANGKA KUSEN
PERUBAHAN
AKIBAT
SUHU
GAP/CELAH PADA
SAMBUNGAN
DISEBABKAN OLEH GETARAN
AKIBAT GEMPA ATAU
PENYUSUTAN MATERIAL RANGKA
K U S E N
GAP ANTARA FRAME
DENGAN DINDING
DISEBABKAN OLEH PENYUSUTAN
RANGKA KUSEN ATAU UKURAN RANGA
KUSEN KURANG TEPAT
K
E
R
U
S
A
K
A
N
S
E
D
A
N
G
KUSEN
JENDELA
& PINTU
27 / 24
28. KEROPOS PADA
FRAME/PANEL
AKIBAT PENGARUH CUACA DAN
KELEMBABAN ATAU CACAT
PRODUKSI ATAUPUN ABENTURAN
KERAS
FRAME/PANEL
KEROPOS AKIBAT
RAYAP
KERUSAKAN AKIBAT RAYAP
YANGA MENGGEROGOTI KUSEN
BAGIAN RANGKA
PATAH/PECAH
DISEBABKAN OLEH BENTURAN/
STRUKTUR FRAME YANG RAPUH
KACA
RETAK PARAH/ PECAH
RETAK DIAKIBATKAN OLEH
GETARAN ATAU TERKENA
T U M B U K A N
FRAME/PANEL
MEMBUSUK
AKIBAT PEMBUSUKAN MATERIAL
KARENA TERKENA AIR/
KELEMBABAN TERUS MENERUS
KUSEN
JENDELA
& PINTU
K
E
R
U
S
A
K
A
NB
E
R
A
T
28 / 24
29. PLAFOND BERDEBU/
BURAM
AKIBAT AKUMULASI DEBU DAN
CAT YANG MEMUDAR
PLAFOND BERNODA/
KOTOR
DISEBABKAN OLEH REMBESAN
AIR ATAU TERKENA CAIRAN LAIN
DAN DIBIARKAN MENGERING
LAMA
CAT PELAPIS
MENGGELEMBUNG
AKIBAT KELEMBABAN/DEBU
YANG TERPERANGKAP PADA
PERMUKAAN SEBELUM DICAT
ATAU AKIBAT PERUBAHAN SUHU
CAT PELAPIS
MENGGELUPAS
AKIBAT KUALITAS CAT YANG
KURANG BAIK ATAU TERKENA
PERUBAHAN SUHU/CUACA .
RETAK RAMBUT PADA
PERMUKAAN
RETAKAN AKIBAT GETARAN ATAU
TUMBUKAN
K
E
R
U
S
A
K
A
N
RINGAN
PLAFOND
29 / 24
30. PLAFOND
BERGELOMBANG
DISEBABKAN OLEH MASALAH
PADA SAMBUNGAN RANGKA
P LAFO N D
RETAK LEBAR PADA
PERMUKAAN
DISEBABKAN OLEH GETARAN,
TUMBUKAN ATAU KESALAHAN
STRUKTUR
SAMBUNGAN
LIST TERLEPAS
DISEBABKAN OLEH GETARAN
ATAU TUMBUKAN ATAUPUN
STRESS PADA SAMBUNGAN
PERMUKAAN
BERJAMUR
AKIBAT KELEMBABN ATAU
TERKENA TETESAN AIR TERUS
MENERUS DAN TIDAK TERKENA
SINAR MATAHARI
RUSAK AKIBAT
KEBOCORAN RINGAN
DISEBABKAN OLEH KEBOCORAN/
LIMPASAN AIR, NAMUN BELUM
TERLALU PARAH
LUBANG KECIL PADA
PLAFOND
AKIBAT TERKENA TUMBUKAN
ATAUPUN AKIBAT GETARAN
PLAFOND
K
E
R
U
S
A
K
A
N
S
E
D
A
N
G
30 / 24
31. TERBELAH SEBAGIAN DAN
MENYEBABKAN LUBANG
KERUSAKAN PADA STRUKTUR RANGKA
PLAFOND ATAUPUN PENGERJAAN YANG
TIDAK TEPAT
PLAFOND PECAH, AMBLAS
DAN HANCUR
KERUSAKAN PADA STRUKTUR RANGKA
PLAFOND ATAU PENGERJAAN YANG TIDAK
TEPAT ATAUPUN MASALAH PEMBEBANAN
PLAFOND LAPUK KARENA
KEBOCORAN BERAT
DISEBABKAN OLEH KEBOCORAN PARAH
DAN TERKENA AIR SECARA TERUS-MENERUS
K
E
R
U
S
A
K
A
NB
E
R
A
T
PLAFOND
31/ 24
32. NODA KARAT PADA
LANTAI
NODA AKIBAT KEBOCORAN PADA
UTILITAS ATAU TERKENA BENDA
BERKARAT DALAM WAKTU YANG LAMA
LANTAI
BERNODA
AKIBAT PARTIKEL DEBU YANG
MASUK KEDALAM PORI-PORI
KERAMIK KARENA LAPISAN
TERLUAR KERAMIK TERKISKIS
RETAK RAMBUT
<0,3 MM
AKIBAT CACAT PRODUKSI,
PEMUAIAN KERAMIK AKIBAT
PERUBAHAN SUHU ATAUPUN
G E TA R A N / TU M B U K A N
PERUBAHAN WARNA
PADA LANTAI/KUSAM
AKIBAT TERPAPAR SINAR UV, ZAT ASING
MEREASAP KE PORI KERAMIK KARENA
GROUTING YANG KURANG BAIK ATAU
PENGGUNAAN PEMBERSIH BERBAHAN
KERAS
PERBEDAAN W ARNA
PADA KERAMIK
KERAMIK MENYERAP
KELEMBABAN SEKITAR ATAUPUN
MANUFACTURING DEFECT
GROUT
RUSAK
PENGERJAAN YANG KURANG
BAIK ATAU MATERIAL GROUT
BERKUALITAS RENDAH
LANTAI
K
E
R
U
S
A
K
A
N
RINGAN
32 / 24
33. RETAKAN BESAR
> 0,3MM
KERAMIK
PECAH & TERBELAH
COAKAN PADA
KERAMIK
DISEBABKAN OLEH BENTURAN KERAS/
TERTIMPA BENDA BERAT, KERAMIK
TERBELAH DAN TERLEPAS DARI
D U D U K A N N Y A
KERAMIK TERANGKAT TAPI
TETAP UTUH
AKIBAT PERMUKAAN DASAR TIDAK RATA,
KERAMIK MENYERAP KELEMBABAN SEKITAR
ATAU MUTU ADHESIVE KURANG BAIK,
KERAMIK TERANGKAT NAMUN TIDAK HANCUR
KERAMIK
TERLEPAS DARI DUDUKAN
AKIBAT TERTIMPA BENDA BERAT, AKIBAT DAYA REKAT TILE ADHESIVE AKIBAT TERKENA BENTURAN ATAU
TERKENA TUMBUKAN KERAS ATAU BERKURANG ATAU REMBESAN AIR TERTIMPA BENDA BERAT. TERBELAH
KUALITAS KERAMIK KURANG BAIK YANG MASUK KE AREA TILE ADHESIVE NAMUN TIDAK HANCUR
DAN MENGURANGI DAYA REKATNYA
K
E
R
U
S
A
K
A
N
S
E
D
A
N
G
LANTAI
33 / 24
34. KERAMIK REMUK/ BANYAK
RETAKAN
AKIBAT INSTALASI KURANG BAIK,
PERUBAHAN TEMPERATUR ATAUPUN
TERKENA GETARAN BESAR ATAU TERTIMPA
BENDA BERAT
KERAMIK HANCUR DAN
TERLEPAS DARI DUDUKAN
AKIBAT AIR YANG MENYERAP KE BAGIAN
TILE ADHESIVE DAN MENGURANGI DAYA
REKAT KERAMIK, DAN KERAMIK TERTIMPA
ATAU TERKENA BENTURAN KERAS
KERAMIK
TERANGKAT DAN HANCUR
PERMUKAAN DASAR TIDAK RATA, KERAMIK
MENYERAP KELEMBABAN SEKITAR / MUTU
ADHESIVE KURANG BAIK, LALU KERAMIK
TERKENA BEBAN DAN MENJADI HANCUR
LANTAI
AMBLAS
AKIBAT TANAH DASAR LEMBEK,
RETAK KARENA PEMADATAN KURANG
SEMPURNA,ATAUPUN KARENA STRUKTUR
PENOPANG RUSAK / KEGAGALAN STRUKTUR
LANTAI
K
E
R
U
S
A
K
A
NB
E
R
A
T
34 / 24
36. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN
(PREVENTIVE MAINTENANCE)
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan
keutuhan fisik semula dan mencegah atau meniadakan
perawatan korektif. Kegiatan yang dilakukan secara teratur
dengan melakukan inspeksi bangunan gedung berikut
perlengkapan/peralatannya secara rutin, agar dapat
menemukan permasalahan arsitektural, struktural, mekanikal,
elektrikal dan tata ruang luar, sebelum terjadi kerusakan yang
membutuhkan perbaikan kecil, sedang atau besar.
Corrective maintenance m erupakan kegiatan yang
melibatkan kegiatan-kegiatan nyata yang ditujukan untuk
mempertahankan fungsi dari peralatan/perlengkapan
bangunan gedung, fungsi utilitas, dan fungsi-fungsi lainnya
sebagaimana ditentukan pada dokumen kontrak untuk
dan oleh penyedia jasa/pengguna jasa. Perbaikan dilakukan
berdasarkan kondisi kerusakan komponen bangunan gedung.
PERAWATAN KOREKTIF
(CORRECTIVE MAINTENACE)
PEMELIHARAAN/PERAWATAN
RUTIN (ROUTINE MAINTENANCE)
merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan, yang
merupakan bagian terbesar dari pekerjaan tata graha
(housekeeping). Kegiatan yang difokuskan pada pekerjaan
pembersihan dan perapihan, serta perawatan rutin, seperti
penggantian suku cadang yang sudah waktunya diganti
m erupakan kegiatan yang ditujukan pada usaha
meningkatkan penampilan bangunan gedung (perawatan
kosmetik) dengan melakukan penggantian pada beberapa
bagian bangunan gedung dengan bahan-bahan yang baru.
Kegiatan ini dapat berupa redekorasi, rehabilitasi, renovasi,
restorasi atau revitalisasi
PERAWATAN KOSMETIK
(REFURBISMENT)
TIPE PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG
36 / 24
37. PEKERJAAN INSPEKSI
merupakan pekerjaan pemeriksaan berkala untuk mengetahui
kondisi peralatan/perlengkapan bangunan gedung. Data
yang diperoleh dari hasil inspeksi digunakan untuk kegiatan
perawatan terencana.
PERAWATAN TERENCANA
merupakan perawatan yang dititik
beratkan pada perawatan pencegahan. Perawatan ini dapat
berlangsung jika tersedia bahan-bahan dan suku cadang
yang diperlukan
• 1) Melakukan pelumasan dan pembersihan rutin;
• 2) Melakukan service secara periodik;
• 3) Melakukan penggantian suku cadang secara periodik;
• 4) Melakukan pemeriksaan berkala.
AKTIFITAS
PEMELIHARAAN
DAN PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG PEKERJAAN REPARASI BESAR
m erupakan pekerjaan yang dilakukan setelah terjadikerusakan
berat, pelaksanaan pekerjaan ini harus mempertimbangkan
azas manfaat, baik dari sisi biaya maupun waktu, pelaksanaan
harus direncanakan secara seksama, karena membutuhkan
waktu yang relatif lama, pekerjaan harus dilakukan oleh
tenaga ahli yang profesional.
PEKERJAAN REPARASI KECIL
merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan, pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga kerja yang
trampil atau ahli, pelaksanaan perlu didukung oleh tersedianya
bahan-bahan dan suku cadang, pelaksanaan harus sesuai
dengan jadwal yang direncanakan tanpa mengabaikan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja.
PEKERJAAN PEMILIHAN
PERALATAN
merupakan pekerjaan yang meliputi pemilihan peralatan/
perlengkapan yang karena usianya harus diganti dengan yang
baru, pemilihan harus dipertimbangkan atas azas manfaat,
karena merupakan bagian dari investasi baru, pelaksanaannya
harus melibatkan tenaga-tenaga ahli yang profesional
PEKERJAAN KONSTRUKSI KECIL
merupakan pekerjaan yang meliputi pemasangan instalasi
atau peralatan baru, pekerjaan harus dilakukan tanpa
mengganggu aktifitas yang sedang berlangsung, pekerjaan
harus dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional
37 / 24
38. RENOVASI
kegiatan dalam rangka memperbaiki bangunan yang telah
rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk
fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan
tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan
struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.
kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperbaiki
bangunan yang telah rusak berat dengan mengubah atau
tanpa mengubah fungsi Bangunan Gedung, baik arsitektur,
struktur, maupun utilitas bangunannya.Komponen Bangunan
Gedung tetap dipertahankan seperti semula. Perbaikan
ini dengan maksud meningkatkan kualittas dan kapasitas
bangunan gedung
RESTORASI
kegiatan memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian
dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu
yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan
gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas
dapat berubah. Perbaikan ini tanpa meningkatkan kualitas
dan/atau kapasitas dengan maksud dapat diguanakan sesuai
dengan kondisi semula
REHABILITASI
LINGKUP PEKERJAAN
PERAWATAN
BANGUNAN GEDUNG
Perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian
bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarana berdasarkan dokumen secara teknis
perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan
dokumen pelaksanaan konstruksi.
Perbaikan dan/atau penggantian dengan tingkat
kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen
rencana teknis perawatan bangunan gedung.
38 / 24
39. DAFTAR PUSTAKA
iSI dari buku ini dikumpulkan dan dirangkum dari beberapa sumber, dan juga di rangkum agar lebih mudah dimengerti oleh
berbagai pihak.
Cook, G.K., Hinks, A.J., 1992. Appraising Building Defect. England: Longman Scientific &
Technical
Gunawan, Rudy. 1978. Pengantar Iimu Bangunan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius
Assaury, Moch. Sayid.,2014. Perencanaan Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan
Dan Perbaikan Komponen Struktur Dan Arsitektur Geudng Apartement Newton The
Hybrid Park., Bandung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2008). “Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung”, Nomor 24.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2010). “Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala
Bangunan Gedung”, Nomor 16.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2010). “Pembangunan Bangunan Gedung Negara”,
Nomor 22.
Peraturan Pemerintah. (2021). “Bangunan Gedung“, Nomor 16.
39 / 24