Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Tugas minggu ii b.i refina
1. TUGAS MINGGU II
BISNIS INTERNASIONAL
1. Menurut data yang saya cari, poros perdagangan internasional saat ini adalah Negara
China, seperti yang kita ketahui banyak barang yang tersebar di dunia ini adalah barang
dari China.
China menyiapkan sejumlah proyek infrastruktur raksasa, ini disebut-sebut untuk
melancarkan rencananya menguasai perdagangan di dunia. Empat tahun yang lalu, China
dipimpin Presiden Xi Jinping, meluncurkan program infrastruktur miliar dolar AS.
Proyek yang dibangun berupa rel kereta, jalan, pelabuhan, dan proyek lain di seluruh Asia,
Afrika, dan Eropa.
Rencana China menguasai perekonomian dunia sudah direncanakan lama. Negeri tirai
bambu ini juga membuat lembaga tandingan Bank Dunia, yaitu Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) atau Bank Investasi Infrastruktur Asia. Tak hanya itu, China juga
mendorong penguatan perdagangan di Asia. Bahkan akhir pekan kemarin, China
mengumpulkan sejumlah pemimpin negara dunia di Beijing, untuk membicarakan soal
perdagangan bertema 'One Belt, One Road' royek-proyek infrastruktur yang dibangun
China untuk memperkuat perdagangannya antara lain, jalan ribuan kilometer hingga ke
Pakistan, lalu bandara internasional di Nepal, serta rel kereta yang menghubungkan China
denganLaos.
Efektivitas dari inisiatif China ini belum terlihat dampaknya dalam beberapa tahun
terakhir. Sejumlah ahli mempertanyakan apakah investasi yang dilakukan China bakal
efektif. Xi Jinping menyiapkan US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.649 triliun (kurs Rp
13.300/US$) untuk membangun jalur sutra baru. Dalam rencana ini, ia pun membuka
kesempatan kepada setiap pihak untuk bergabung mengembangkan rencana besar untuk
memakmurkan dunia.
2. Foreign Direct Investment atau yang kita kenal dengan sebutan FDI adalah sebuah proses
atau cara dalam melakukan investasi ke luar negeri. Yang dimaksud dengan FDI adalah
dimana perusahaan multinasional membangun anak perusahaan mereka di negara lain, yang
menjadi tujuan ekspor untuk mempermudah kegiatan ekspor-impor dan juga menghemat
biaya. Ada beberapa kondisi mengapa sebuah perusahaan multinasional melakukan FDI ke
negara tujuan ekspor adalah sebagai berikut:
1. Menghemat biaya transportasi
2. Adanya hambatan dari pemerintah negara tujuan ekspor
3. Harapan untuk mempekerjaan penduduk local
Dampak positif FDI yaitu:
2. 4. Dampak Positif FDI :
1. adanya transfer teknologi dan keahlian manajerial
3. pengenalan teknologi produksi yang baru serta akses ke jaringan internasional
4. Sebagai sumber dana untuk pembangunan, terutama bagi negara berkembang seperti
Indonesia.
5. Kenaikan produksi dan pendapatan nasional negara sasaran.
6. Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal (capital
formation).
7. Foreign-direct investment tidak akan memberatkan balance of payment Disebabkan
tidak ada kewajiban membayar utang dan bunga. Karena transfer keuntungan
didasarkan pada keberhasilan perusahaan asing tersebut berinvestasi.
8. Mendorong pembangunan regional dan sektoral.
9. Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan persaingan sehat dalam negeri.
10. Membuka lapangan pekerjaan.
Dampak Negatif FDI di Indonesia :
1. Munculnya dominasi industrial, yang berpotensi mematikan industri dalam
negeriyang kalah dalam segi modal.
2. Ketergantungan teknologi.
3. Perubahan budaya.
4. Berpotensi menganggu perencanaan perekonomian.
5. Dapat terjadi intervensi terhadap home government oleh MNC. Sehingga
dimungkinkan kebijakan yang dibuat cenderung melindungi MNC dari berbagai
ancaman, termasuk investasi dan industri dalam negeri.
6. Return berpotensi lari ke luar negeri. Hal ini tergantung pada kebijakan pemerintah
untuk mengatur perputaran uang di dalam negeri agar dapat terserap optimal.
3. Perusahaan multinasional atau investasi internasional atau investasi asing mulai kabur
Tak hanya di pasar saham, ternyata investor asing juga berbondong-bondong kabur dari
pasar obligasi Indonesia sepanjang pekan ini. Mengutip data dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing
atas Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 26 April adalah
sebesar Rp 848,48 triliun, turun Rp 21,32 triliun jika dibandingkan posisi akhir minggu
lalu yang sebesar Rp 869,8 triliun. Jika dibandingkan dengan jual bersih di pasar saham
yang sebesar Rp 5,3 triliun, jual bersih di pasar obligasi lantas berkali-kali lipat lebih
besar jumlahnya.
Meroketnya imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah AS menjadi biang kerok
dibalik gencarnya investor asing dalam melepas SBN. Sepanjang pekan ini, imbal hasil
obligasi AS tenor 10 tahun terus merangkak naik sampai mencapai titik tertingginya di level
3,024%, titik tertinggi sejak Juli 2011 silam. Akibatnya, instrumen ini menjadi menarik di
3. mata investor. Mereka pun menjual kepemilikannya atas obligasi negara-negara lain seperti
Indonesia dan mengalihkannya ke dalam dolar AS, sembari menunggu waktu yang pas untuk
memburu obligasi AS.