SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
dating (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi
adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan
mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan
pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga
yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut
akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu
perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat
bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada
meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Tingkat suku bunga sangat berperan penting dalam jalannya sebuah investasi,
karena tanpa adanya bunga maka masyarakat enggan untuk berinvestasi karena tujuan
investasi ialah mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang jika saja tidak ada
bunga orang yang berinvestasi akan merugi karena daya beli uang akan menurun
seiring berjalannya waktu. Maka dari itu jika dalam perbankan konvensional
memberikan bunga sedangkan bagi perbankan syariah memberikan bagi hasil atas
investasi tersebut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana Investasi Internasional?
1.2.2. Bagaimana Pola Kegiatan Investasi Internasional?
1.2.3. Bagaimana Wilayah Investasi Internasional?
1.2.4. Bagaimana Teori Daur Hidup Produk Internasional?
1
1.2.5. Bagaimana Market Imperfection?
1.2.6. Bagaimana Teori Ekletik?
1.2.7. Bagaimana Kekuatan Pasar?
1.2.8. Bagaimana Determinan Keputusan Investasi Langsung Internasional?
1.2.9. Bagaimana Level Pengendalian Bisnis Internasional?
1.2.10. Bagaimana Alternatif Membeli atau Menjual (Build or Purchase Decision)?
1.3. TUJUAN
1.3.1. Mengetahui dan Memahami Investasi Internasional.
1.3.2. Mengetahui dan Memahami Pola Kegiatan Investasi Internasional.
1.3.3. Mengetahui dan Memahami Wilayah Investasi Internasional.
1.3.4. Mengetahui dan Memahami Teori Daur Hidup Produk Internasional.
1.3.5. Mengetahui dan Memahami Market Imperfection.
1.3.6. Mengetahui dan Memahami Teori Ekletik.
1.3.7. Mengetahui dan Memahami Kekuatan Pasar.
1.3.8. Mengetahui dan Memahami Determinan Keputusan Investasi Langsung
Internasional.
1.3.9. Mengetahui dan Memahami Level Pengendalian Bisnis Internasional
1.3.10. Mengetahui dan Memahami Alternatif Membeli atau Menjual (Build or
Purchase Decision)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. INVESTASI INTERNASIONAL
Investasi luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang
kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan
modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini
perusahaan yang ada di negara asal atau home country bisa mengendalikan
perusahaan yang ada di negara tujuan investasi atau host country baik sebagian atau
seluruhnya. Investasi Luar Negeri dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Investasi portofolio.
Pembelian saham-saham dan obligasi semata-mata dengan tujuan memperoleh
laba atas dana yang ditanamkan. Meskipun para investor portofolio tidak berkaitan
langsung dengan pengendalian perusahaan, mereka menanamkan jumlah yang sangat
besar dalam saham obligasi dari negara-negara lain. Investasi luar negeri besar
jumlahnya dan akan terus tumbuh dengan semakin banyak perusahaan-perusahaan
internasional mengeluarkan obligasi dan kekayaan mereka di bursa luar negeri.
2. Investasi langsung luar negeri.
Investasi dimana investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan selain
mendapatkan laba atas uang mereka. Untuk mengetahui tingkat investasi kita dapat
mencari informasi langsung dari tempat-tempat yang melakukannya. Informasi
digunakan oleh manajer dan pemerintah untuk dianalogikan dengan apa yang
seharusnya dicari dalam analisis perdagangan internasional. Apabila suatu negara
terus menerus menerima investasi asing yang cukup besar, iklim investasinya pasti
menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan politis lingkungan
luar negeri relatif menarik dan peluang untuk memperoleh laba lebih besar.
2.2. POLA KEGIATAN INVESTASI INTERNASIONAL
Peningkatan arus modal asing mendorong banyak negara untuk memanfaatkan
kehadiran modal asing untuk mempercepat pembangunan nasionalnya, terutama
pembangunan industri dalam negeri. Pola pemanfaatan modal asing dilakukan dengan
3
menetapkan persyaratan-persyaratan penanaman modal sesuai kebutuhan
pembangunan, antara lain persyaratan pembatasan bidang usaha, penguasaan saham,
persyaratan divestasi pembatasan transfer devisa, alih teknologi, pembatasan
penggunaan tenaga asing dan persyaratan lain terkait dengan proses produksi.
Perubahan-perubahan yang mempengaruhi perdagangan dan investasi luar
negeri (1) pemerintah telah membebaskan aliran modal, teknologi, manusia dan
barang (2) peningkatan teknologi informasi memungkinkan para manajer untuk
mengarahkan kegiatan perusahaan di berbagai kawasan jarak jauh. Persaingan global
yang meningkatkan akan mendorong manajemen membuka pasar-pasar baru baik
dengan mengambil bagian pasar (market share) dari para pesaing maupun pergi ke
pasar-pasar dimana terdapat persaingan yang lebih sedikit.
Dalam menyikapi kegiatan investasi adalah berbeda bagi setiap negara, karena
tergantung pada sistem pemerintah yang dianut dan kemudian akan melahirkan
konsep atau sistem ekonomi yang selaras dengan sistem politiknya tersebut. Dalam
perkembangan politik dalam negeri maupun situasi perdagangan internasional,
diperlukan berbagai kebijaksanaan dalam aplikasinya, yang antara lain menghindari
perlakuan yang terlalu liberal, memperketat persyaratan investasi dengan keharusan
dengan keharusan joint venture, serta dilakukan subsidi ekspor agar hasil ekspor dapat
bersaing dengan negara lain, perpanjangan masa investasi dan sebagainya.
Disamping itu dari pengamatan para pakar dijumpai adanya berbagai problem
yang menghambat pelaksanaan investasi di Indonesia. Bahkan problem tersebut masih
saja muncul ketika era reformasi bergulir, antara lain masalah hambatan birokrasi
perijinan, kelemahan infrastruktur, kondisi tenaga kerja yang kurang kapable, kondisi
keamanan penegakkan hukum yang dinilai masih negatif, sehingga kemudian timbul
adanya saran-saran penanggulangannya antara lain sistem “one stop service” untuk
mengurus perijinan investasi, diadakan pedoman pembiayaan, diberlakukan daftar
negatif serta non tariff barrier, pengaturan tentang deinvestasi, pengendalian usaha,
perbaikan dan melengkapi infrastruktur, keringanan perpajakan, membenahi
perangkat peraturan perundang-undangan, penegakkan hukum, stabilitas politik serta
keamanan nasional.
4
2.3. WILAYAH INVESTASI POTENSIAL DAN PARAMETERNYA
2.3.1. Wilayah Investasi Potensial.
Wilayah adalah suatu hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan
investasi karena setiap tempat atau aspek akan mempunyai nilai keuntungan yang
berbeda-beda, intinya yaitu semakin strategis dan berpotensi letak investasi nya maka
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan akan semakin besar. Di dalam
penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria.
Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang “luas”. Kriteria yang
sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang
sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah
dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi sosial.
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan proyek
kepada perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut :
a. Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya peneriman
devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan penggunaan modal
sekecil-kecilnya.
b. Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang diharapkan dalam usaha untuk
menemukan rata-rata, nilai bersih proyek yaitu dengan mempertimbangkan semua
faktor yang ada di dalamnya.
Pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan investasi yang berpotensial :
a. Kriteria Intensitas Faktor.
Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara sebaiknya memberikan
prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor suplus, yaitu
misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (capital).
Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya
bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-
faktor lain yang juga memengaruhinya.
b. Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek.
5
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah
luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek.
Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya.
Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan
yang diperoleh dari aspek-aspek lain.
c. Kriteria Pendapatan Valuta Asing atau Devisa.
Salah satu pertimbangan keputusan dilakukan suatu proyek adalah seberapa
besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi
proyek jika produk tersebut adalah substitusi impor atau seberapa pendapatan
devisa yang diperkirakan akan didapat dari ekspor produk yang akan dihasilkan
proyek.
d. Kriteria Profitabilitas Komersial.
Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan
satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang
mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk
menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor
swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun
pemerintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah
pajak.
e. Kriteria Probitabilias Ekonomi Nasional.
Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata “rate of turn” bersih suatu
investasi dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan
profitabilitas nasional selain memasukkan biaya ekonomis dan laba yang sering
tidak diperhitungkan juga memasukkan biaya dan manfaat nonekonomis yang
seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek
yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional.
f. Kriteria Pemilihan Proyek.
Kriteria pemilihan proyek mendasar pada kriteria profitabilitas komersial dan
profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kriteria
pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari
6
sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan
sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya.
2.3.2. Parameter Penilaian Atas Investasi.
Pada hakikatnya, melalui penilaian sebuah pembangunan atau proyek, dapat
ditarik tiga jenis kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui
apakah benefit netto lebih besar atau lebih kecil dari pada benefit netto suatu peluang
investasi marjinal. Jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar
daripada benefit netto proyek marjinal, pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih
kecil, pelaksanaannya seharusnya ditolak. Jenis kesimpulan ini mendasari keputusan
go atau no-go (lanjut atau tolak proyek)
Kedua, melalui proyek kita dapat menentukan urutan proyek dalam rangka
serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada investasi proyek marjinal
sedemikian rupa sehingga proyek yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar
terletak pada urutan yang paling atas. Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh
sebagai dasar penerimaan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah
dikembangkan berbagai cara yang dinamakan investment criteria atau kriteria
investasi.
Ketiga, melalui Net Present Value dari pada arus benefit dan biaya (NPV),
Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), lebih umum
dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu.
Masing-masing kriteria ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Oleh karena itu, si
penilai proyek harus memutuskan, mana kriteria yang paling tepat dalam setiap
keadaan. Sedangkan untuk Gross bnefit-Cost Ratio (Gross B/C) didasarkan atas salah
pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan dalam
penyusunan urutan peluang investasi.
2.4. TEORI DAUR HIDUP PRODUK INTERNASIONAL
R. Vernon mengemukakan suatu teori investasi luar negeri dimana teori ini
lebih dikenal dengan nama teori daur hidup produk internasional (International
Product Life Cycle – IPLC), model teori ini terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Pasar Domestik.
7
Yaitu produk masih belum di standarisasi dan dipasarkan di dalam negeri.
Perusahaan mempunyai keuntungan teknologi yang bersifat sementara untuk
mengatasi pertimbangan biaya karena ia berproduksi di dekat pasar. Pada saat
permintaan meningkat, suatu tingkat standarisasi diberlakukan dan dipasarkan di
dalam negeri.
2. Pasar Ekspor.
Yakni perusahaan mulai memikirkan kemungkinan mencari pasar-pasar baru di
negara-negara yang relatif maju dan ekspor pun mulai dilakukan dengan tujuan
negara dunia ketiga. Keuntungan perusahaan terletak pada skala ekonomi dalam
produksi, distribusi dan pemasaran. Strategi-strategi penetuan harga dan lokasi
didasarkan atas aksi dan reaksi multi national corporation (MNC) yang lain dan bukan
pada biaya komparatif.
3. Mulai Produksi di Luar Negeri.
Produk sudah distandarisasi sehingga research and development tidak lagi
penting. Tenaga kerja yang tidak terampil dan setengah terampil mulai mendapat
tempat dan konsekuensinya produk bergerak ke negara-negara yang sedang
berkembang (Least Developed Vountry / LDC) dimana ongkos tenaga kerja masih
rendah. Oleh karena itu, lokasi produksi akan lebih ditentukan oleh perbedaan biaya
dan jarak pasar.
4. Pasar Impor.
Produk-produk yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang tersebut akan
diimpor kembali ke negara asal dan juga ke pasar negara yang lebih maju. Sehingga
investasi luar negeri akan dilihat sebagai suatu cara untuk dapat mempertahankan
daya saing perusahaan dalam produk-produk inovatifnya.
2.5. MARKET IMPERFECTION
Perdagangan internasional mungkin tidak akan terwujud seandainya seluruh
sumber daya produksi dapat berpindah atau dipindahkan dari satu Negara ke Negara
lain tanpa batas. Mobilitas factor-faktor produksi yang sangat tinggi dan fleksibel
akan menyetatarakan biaya dan tingkat keuntungan serta menghilangkan keunggulan
8
komparatif setiap Negara. Akibatnya perdagangan internasional kurang memberi
manfaat. Sayangnya, kondisi pasar yang sempurna ini sulit terwujud.
Teori ketidaksempurnaan pasar (Market Imperfection Theory) menyatakan
bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, di mana factor-faktor produksi
sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile) karena
terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya, Immobilitas factor-faktor produksi
ini menjadikan perdagangan internasional tetap menarik, karena terdapat perbedaan
biaya dan tingkat keuntungan antar Negara (Yuliati dan Prasetyo, 2002:8).
a. Ketidaksempunaan Pasar Factor Produksi Dan Produk.
Caves menyatakan bahwa pengetahuan yang luas memungkinkan perusahaan
untuk memproduksi produk-produk yang berbeda yang lebih disukai konsumen
daripada barang yang sama yang dibuat secara local. Hal ini akan memberi
perusahaan beberapa control atas harga penjualan dan keuntungan diatas
perusahaan-perusahaan pribumi.
Berdasarkan teori ini perusahaan multinasional memiliki modal tak berwujud
(intangible capital) dalam bentuk merek dagang, paten, keahlian pemasaran dan
kemampuan organisasional lainnya. Jika modal tak berwujud tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk produk tanpa diperlukan adanya adaptasi, maka ekspor
dapat menjadi bentuk penanaman modal asing yang dipilih untuk melakukan penetrasi
pasar. Apabila pengetahuan perusahaan dalam bentuk produk khusus atau teknologi
yang ditransfer, maka penguasaan pasar luar negeri dapat dilakukan dengan
pemberian lisensi.
Ketidaksempurnaan pasar produk dan factor produksi membuka peluang bagi
perusahaan baik yang multinasional maupun yang belum menjadi multinasional untuk
melakukan strategi investasi devensif (devensif investment strategy), lewat pencarian
tempat produksi yang lebih efisien, situasi politik yang lebih stabil, mendekatkan diri
dengan konsumen (client), alasan kredibilitas, maupun kedekatan dengan sumber
pengetahuan.
b. Ketidaksempurnaan Pasar Keuangan.
Ketidakempurnaan di pasar keuangan meliputi kemampuan perusahaan
multinasional untuk memperoleh dana dari berbagai sumber, atau bisa disebut juga
9
diversifikasi sumber dana. Dengan memperoleh dana dari banyak Negara, maka risiko
politik yang dihadapi perusahaan multinasional dapat dikurangi.
Selain itu, perusahaan multinasional pada umumnya memiliki biaya operasi yang
lebih rendah dan modal yang lebih besar daripada perusahaan asing dan perusahaan
local. Sehingga perusahaan multinasional akan berproduksi pada tingkat biaya rata-
rata terendah atau mengalami skala ekonomi. Keunggulan ini merupakan halangan
bagi perusahaan lain untuk masuk ke industry yang sama.
2.6. TEORI EKLETIK PRODUKSI INTERNAIONAL DUNNING
Teori Ekletik merupakan teori yang dikutip paling luas dan diterima oleh FDI
baru-baru ini. Dikembangkan oleh J.H.Dunning, teori ekletik produksi intenasional
berusaha menyediakan kerangka keseluruhan untuk menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan memilih untuk ikut serta dalam FDI daripada melayani pasar
asing melalui alternative seperti ekspor,lisensi,kontrak manajemen, usaha bersama,
atau aliansi strategis. Teori ini menjelaskan bahwa jika perusahaan ingin berinvestasi
dalam fasilitas produksi di luar negeri, maka ia harus memiliki tiga jenis keunggulan
sebagai berikut :
1. Ownership Specific/ kepemilikan spesifik.
Sejauh mana perusahaan memiliki tangible dan intangible asset yang tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Internasional / internalisasi.
Kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan keunggulan kepemilikan
spesifik (menginternalisasi) dalam situasi ketika pasar tidak ada atau berfungsi tidak
efisien, yang menyebabkan biaya transaksi dalam menggunakan pilihan berbasis pasar
(panjang ketentuan pasar yang wajar) menjadi terlalu tinggi.
3. Location specific/ lokasi spesifik.
Pasar asing harus memiliki ciri-ciri spesifik, dari bidang ekonomi, social, dan
politik, (seperti ukuran pasar, tarif pembatas atau nontarif, atau biaya transportasi)
yang akan mengijinkan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan spesifik
perusahaan yang menguntungkan dengan menempatkan dipasar tersebut daripada
melayani pasar melalui ekspor.
10
2.7. KEKUATAN PASAR (MARKET POWER)
Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan barang dan jasa di
pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Oleh sebab itu, maka
kekuatan pasar (market power) merupakan kemampuan yang dimiliki suatu
perusahaan atau produsen tertentu untuk mengerahkan pengaruh signifikan atau
jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan atau harga dimana mereka dijual.
Kekuasaan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien.
Padahal secara teoritis, dalam pasar persaingan sempurna mensyratkan bahwa pelaku
pasar tidak memiliki kekuatan pasar atau zero market power; setiap pelaku pasar
adalah price taker bukan price marker. Kekuatan pasar tidak ada ketika ada
persaingan sempurna karena muncul bila ada monopoli dan atau oligopoly dari
perusahaan atau produsen tertentu saja. Melalui kekuatan pasar, para pelaku mampu
mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang dihasilkan atau dijual oleh produsen.
Kekuatan pasar sangat dimungkinkan terjadi ketika ada monopoli dan
persaingan tidak sempurna dalam pasar. Sebab, dalam situasi tertentu, monopoli dapat
terjadi dimana satu pelaku pasar (perusahaan) mengendalikan seluruh aktivitas pasar.
Sehingga produsen yang bersangkutan menjadi price maker. Perusahaan tersebut
dapat menaikkan atau menurunkan harga atas barang dan jasa yang diproduksi.
Kekuatan monopoli ini adalah bentuk kegagalan pasar yang paling menonjol.
Konsumen dihadapkan pada situasi “tidak ada pilihan lain”, sehingga mau tidak mau
konsumen harus bersedia membayar lebih meskipunharga barang dan jasa meningkat.
Selain pasar monopoli, ada juga kondisi pasar yang pelakunya menguasai satu jenis
barang atau jasa yang disebut dengan pasar oligopoly. Umumnya dilakukan oleh
sejumlah perusahaan (juga disebut dengan kartel) dengan cara mentepkan harga jual
dan pasokan terbatas. Akibatnya tidak ada persaingan harga secara sehat.
Kekuatan Pasar (market power) tidak Selalu Buruk
Salah satu kekuatan pasar adalah karena adanya monopoli.
Pertanyaannya, apakah monopoli itu selalu buruk?Jawababnya tidak. Monopoli
memang buruk pada beberapa kasus, karena menguasai pasar dan mendapat
11
keuntungan di atas normal atau tidak wajar. Tetapi pada sisi lain, monopoli dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
J. Schumpeter dalam Budiono (1982) menyatakan fakta bahwa junstru
industri-industri yang bersifat monopolistiklah yang menunjukkan adanya dinamika
untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Sebab industri-industri yang monopolistis
dengan keuntungan yang banyak, maka dapat digunakan untuk penelitian sehingga
ada perkembangan dan inovasi-inovasi teknologi yang tentunya dapat menguntungkan
kehidupan masyarakat luas. Selain itu, menurut Samuelson, tidak mungkin ada
persaingan sempurna dalam pasar, sebab tidak semua perusahaan mempunyai
kapasistas dalam produksi barang dan jasa itu sama, sehingga harus ada perusahaan
yang kapasitas kecil dan juga besar. Perusahaan yang Kapasitasnya besar inilah yang
dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak meskipun bersifat monopoli,
kemudian menjadi peluang bagi perusahaan kecil untuk menjual dan memanfaatkan
produknya untuk kepentingan masyarakat luas. Oleh sebab itu, tidak selamanya
kekuatan pasar itu buruk.
Pengertian Investasi Langsung Internasional
Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) merupakan arus modal
internasional. Investasi asing langsung adalah perusahaan dari suatu negara
mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Investasi asing langsung
meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik,
pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk produksi,
pembelanjaan peralatan inventaris, dan sebagainya.
Teori Investasi Langsung Internasional
Mordechai E. Kreinin (1987) menyebutkan bahwa motif investasi asing
langsung dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertimbangan biaya dan pertimbangan
pasar.
a. Pertimbangan Biaya.
Keinginan investor untuk meningkatkan keuntungan dengan mengurangi biaya
memainkan keputusan dalam investasi asing langsung. Pengurangan biaya produksi
yaitu terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya bahan baku yang
12
murah di luar negeri dapat menarik investor asing. Investor juga lebih tertarik untuk
mengambil keuntungan dari biaya tenaga kerja lebih rendah di negara asing.
b. Pertimbangan Pasar.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan pasar menjadi motivasi nyata dari investasi
asing langsung. Pertimbangan pasar dan permintaan merupakan faktor yang kuat
dalam merangsang investasi asing. Peningkatan permintaan memberikan keuntungan
bagi investor melalui meningkatnya penerimaan.
Menurut Lindert (1994) teori investasi asing langsung pada dasarnya berusaha
mencari alasan perusahaan melakukan investasi asing langsung sebagai keterlibatan
internasional. Dalam hal ini terdapat dua pandangan yaitu :
a. Teori Stephen Hymer
Menurut Hymer, investasi langsung termasuk dalam teori persaingan tidak
sempurna, dan bukan dalam teori persaingan biasa atau teori mengenai pergerakan
modal secara internasional. Pandangan ini menekankan peranan keunggulan-
keunggulan (advantages) yang dimiliki perusahaan dan ketidaksempurnaan pasar
(market imperfections) dalam usaha menjelaskan motivasi awal suatu perusahaan
melakukan investasi. Keunggulan tertentu perusahaan dapat timbul karena adanya
akses ke sumber modal, adanya pasar atau bahan mentah yang beroperasi atas dasar
skala ekonomi besar, pemilikan eksklusif keahlian yang tidak tampak serta fakta
bahwa perusahaan itu bersifat multinasional yang mempunyai jaringan usaha dan
informasi karena kegiatan-kegiatannya bersifat multinasional.
b. Teori Apropriabilitas (kemampulayakan) Keunggulan khusus yang dimiliki suatu
perusahaan, telah menyebabkan perusahaan tersebut terlibat dalam investasi langsung
di luar negeri. Perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan pengendalian dan
kepemilikan usahanya sendiri. Jika perusahaan tidak memiliki pengendalian yang
ketat, keunggulan tertentu tentang produksinya mungkin akan hilang.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD,
1998) terdapat tiga alasan untuk melakukan investasi antara lain market-seeking,
resource-seeking dan efficiency-seeking. Marketseeking Foreign Direct Investment
13
bertujuan untuk menembus pasar negara domestik dan umumnya dihubungkan dengan
ukuran pasar dan pendapatan per kapita, pertumbuhan pasar, akses ke pasar global dan
regional, struktur dan pilihan konsumen pasar domestik. Resource-seeking dari Foreign
Direct Investment berdasarkan alasan harga bahan baku, menurunkan biaya tenaga kerja,
angkatan kerja, tenaga kerja terampil, infrastruktur fisik dan teknologi. Efficiency-seeking
Foreign Direct Investment adalah investasi karena dimotivasi untuk menciptakan daya
saing yang baru bagi perusahaan serta karena biaya-biaya produksi yang lebih rendah
termasuk juga pertimbangan produktivitas.
Pergerakan Aliran Investasi Langsung Internasional
Aliran FDI dunia mengalami peningkatan sejak tahun 1990-an dengan puncaknya
terjadi di tahun 2000, hal ini terutama didorong oleh arus FDI ke negara berkembang
yang dilakukan oleh negara-negara donor seperti United States dan beberapa negara
Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Belanda dan Perancis. Aliran FDI dunia
cenderung semakin besar mencapai rata-rata US$ 567.761 juta/tahun, atau meningkat
rata-rata 13,64%/tahun dari 1990-2005. Pada tahun 2005 peningkatan yang terjadi sebesar
29 % yaitu menjadi $916 milliar dari tahun sebelumnya termasuk didalamnya
peningkatan investasi merger dan akuisisi antar negara baik dari segi jumlah nominal
maupun dari jumlah perjanjian baru yang dibentuk.
Sementara itu, aliran masuk FDI ke negara-negara berkembang meningkat pesat
sejak awal tahun 1990 dan mencapai puncaknya pada tahun 2006. Asia merupakan
kawasan yang menjadi penerima net FDI terbesar di antara kawasan negara-negara
emerging lainnya (grafik 2), yaitu mencakup sekitar 50% dari total FDI ke kawasan
negara-negara emerging di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia menjadi
penarik utama masuknya aliran FDI ke wilayah tersebut, terutama terkait dengan motif
peluasan target pasar.
2.8. DETERMINAN KEPUTUSAN INVESTASI LANGSUNG INTERNASIONAL
Sebagai bentuk aliran modal yang bersifat jangka panjang dan relative tidak
rentan terhadap gejolak perekonomian, aliran masuk FDI sangat diharapkan untuk
membantu mendorong pertumbuhan investasi yang sustainable di suatu negara. Oleh
14
karena itu menjadi sangat penting untuk mengetahui determinan FDI suatu negara
sehingga kebijakan untuk mendorong peningkatan aliran FDI dapat lebih efektif
diarahkan pada faktor-faktor yang berperan penting dalam mendorong minat investor
asing untuk menanamkan modal dalam bentuk FDI. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi masuknya FDI ke suatu negara yaitu sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat meningkatkan minat
investor di dalam menanamkan FDI. Peningkatan Produk Domestik Bruto
menunjukkan adanya peningkatan ukuran pasar sehingga negara-negara yang
mengalami peningkatan di dalam GDP dapat menjadi wilayah yang menjadi basis di
dalam melakukan penjualan. Beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara
menunjukkan trend yang positif antara FDI dan GDP, negara tersebut antara lain :
China dan Singapura.
Pada kisaran tahun 1990-1992, ketika pertumbuhan GDP China masih berada
di US$10.000 sampai dengan US$20.000 juta, FDI yang masuk ke China juga masih
berada di kisaran US$200-400 juta per tahun. Akan tetapi pada saat China mengalami
peningkatan GDP terutama setelah tahun 1993 dan sesudahnya peningkatan GDP
China diikuti dengan peningkatan FDInya yang cenderung bertambah dari tahun ke
tahun.
2. Resiko Politik.
Resiko politik berhubungan dengan potensi masuknya FDI di dalam beberapa
negara, resiko politik ini berhubungan dengan potensi ketidakpastian. Sehingga
potensi ketidakpastian ini dapat mengurangi turunnya FDI di suatu negara.
Dalam perkembangan resiko politik negara-negara Asia Tahun 1990-2006 terjadi
perubahan resiko politik antara negaranegara di Asia Tenggara. Di awal tahun 1990,
resiko politik mengalami peningkatan sampai dengan periode krisis, yaitu tahun 1998-
2000. Kestabilan politik ini di beberapa negara diikuti dengan peningkatan FDI,
begitupula pada masa krisis penurunan kestabilan politik diikuti dengan penurunan
FDI.
15
3. Variabel-variabel Makroekonomi lainnya.
Selain GDP dan resiko politik, terdapat beberapa variabel makroekonomi lainnya
yang menjadi determinan masuknya FDI ke suatu negara. Diantaranya adalah institusi
atau tahapan-tahapan yang harus dilalui di dalam menanamkan investasi di suatu
negara. Stabilitas makroekonomi, kesehatan dan pendidikan juga merupakan faktor
yang menentukan masuknya FDI.
2.9. LEVEL PENGENDALIAN BISNIS INTERNASIONAL
Pengendalian merupakan proses pemantauan kinerja yang sedang berlangsung
dan membuat berbagai perubahan yang diangap perlu supaya menjaga organisasi agar
tetap bergerak menuju sasaran kinerja yang sudah ditetapkan. Ada tiga level
pengendalian yang dapat diimplementasikan dalam bisnis internasional yaitu level
strategi, organisasi dan operasi.
1. Pengendalian strategi.
Pengendalian ini dimaksudkan untuk memantau baik seberapa bagus
perusahaan internasional merumuskan strategi dan seberapa bagus perusahaan
mengimplementasikan strategi tersebut.
2. Pengendalian organisasi.
Pengendalian ini berfokus pada perancangan organisasi. Jenis paling umum
dari pengendalian organisasi adalah pengendalian terdesentralisasi yang disebut
pengendalian pusat pertanggungjawaban. Dengan pengendlian ini perusahaan
terlebih dahulu mengidentifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban. Lalu perusahaan
mengevaluasi pusat untuk mengetahui seberapa efektif masing-masing pusat
pertanggungjawaban tersebut mencapai tujuan strategisnya. Pengendalian
organisasi umum yaitu sistem pengendalian yang dipakai sama untuk tiap-tiap unit
atau operasi dan tempat wewenang biasanya berada di kantor pusat
perusahaan. Pengendalian Proses perencanaan menuntut perusahaan
mengkonsentrasikan sistem pengendalian organisasinya pada mekanisme dan
proses sesungguhnya yang dipakai oleh perusahaan untuk mengembangkan
perencanaan strategis.
16
3. Pengendalian Operasi.
Pengendalian ini berfokus pada sistem dan proses operasi baik dalam
perusahaan maupun anak perusahaan beserta unit-unit operasinya. Perusahaan
juga memerlukan sistem pengendalian operasi untuk setiap fasilitas produksi,
pusat distribusi dan puat administrasinya. Pengendalian ini sering membutuhkan
periode waktu bertahun-tahun semetara pengendalian organisasi meliputi periode
beberapa tahun atau beberapa bulan. Akan tetapi pengendalian organisasi meliputi
periode yang relatif singkat, mencakup komponen kinerja yang perlu dinilai
secara teratur.
2.10. ALTERNATIF MEMBELI ATAU MENJUAL (BUILD OR PURCHASE
DECISION)
1. Biaya Produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan
untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran
yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan
bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Dengan
demikian harus dipertimbangkan harga penjualan dengan biaya produksi yang di
keluarkan.
2. Pengetahuan Pasar.
Dalam pengetahuan pasar harus mengetahui dan mempertimbangkan pasar
yang ada sehingga dapat ditentukan pula pemasok dan seberapa luas pasar untuk
penjualan nantinya.
3. Following Client.
Disini harus dipertimbangkan minat, jenis, selera, kualitas dan harga sehingga
dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan pasar dalam mengkonsumsi
produk yang ditawarkan.
17
4. Following Rivals.
Perusahaan diharuskan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dalam
pembelian dan penjualan dari kompetior atau pesaing.
Intervensi Pemerintahan Terhadap FDI
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah
salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. FDI bermula saat
sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke
sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal
(home country) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi
(host country) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dimulai dimana penanam
modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal
untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya
10%.
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik
investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan
ijin atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing
enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi
dan politik. Pada awal 2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia,
dan Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut data
statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023
milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar
pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996
[tahun puncak]. Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber
daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang
baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di
negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. Contoh klasik
FDI semacam ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang
membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang
mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill, Exxon, BP,
Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan INCO
semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun demikian, kebanyakan
18
FDI di Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di
daerah-daerah. Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa
mengontrol atau setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi dari
perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung,
dimana pemodal asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak
mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-
panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan
investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya
persoalan.
1. Balance of Payment.
Balance of payment (Bop) atau neraca pembayaran (N/P) mencatat semua
tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional
sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Bop memiliki dua
komponen utama, yaitu :
a. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi impor dan ekspor
barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena
menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit
karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor dan
impor, transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah pembayaran
faktor (factor payment) dan unilateral transfers.
b. Financial account (dulunya disebut capital account), yang mencatat transaksi
aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini
mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment atau Penanaman
Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga atau utang,
pembelian surat berharga, saham, dan lain sebagainya. Financial account
mengukur devisa masuk dan keluar seperti pada current account, dimana
transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow).
Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara
dicatat sebagai debit (capital outflow).
2. Alasan Intervensi Host Country.
19
Menurut Dunning (1993) ada keuntungan dari keberadaan perusahaan
multinasional yang melakukan investasi asing di host country karena mereka
memiliki teknologi produksi yang lebih maju, hak paten yang diakui secara
internasional, produk yang sudah memiliki brand, serta strategi manajemen yang
efektif. Proses ini akan mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan dari
domestic sehingga akan menaikkan nilai upak domestic karena pekerja yang
semakin produktif.
3. Alasan Intervensi Home Country.
Adanya kebijakan-kebijakan dalam suatu negara tentu bisa mendorong dan
membatasi FDI bagi negara tujuan investasi (host country) dan negara asal (home
country). Pemerintah melakukan penawaran berupa keringanan pajak serta
pinjaman bunga yang rendah kepada perusahaan asing untuk mendorong
masuknya FDI. Negara tujuan investasi berusaha agar bisa mendapatkan manfaat
seperti transfer sumber daya. Untuk membatasi FDI bagi negara tujuan investasi,
pemerintah melakukan suatu pembatasan kepemilikan dan persyaratan tenaga
kerja. Maksudnya adalah tidak sepenuhnya perusahaan asing berhak atas
kepemilikan dalam pengembangan sumber daya dan batasan kepemilikan bagi
perusahaan asing sangat terbatas karena didasari atas alasan keamanan nasional
(kompetisi).
Faktor pendorong hadirnya FDI bagi negara asal investasi diantaranya
menawarkan asuransi untuk menutupi risiko FDI, mendapatkan bantuan untuk
meningkatkan modal melaui pinjaman sehingga bisa berinvestasi di luar negeri,
menghapus atau meringankan beban pajak, dan menggunakan keadaan politik
negara investor untuk memberikan kelonggaran sehingga bisa melakukan
investasi. Untuk membatasi keluarnya FDI bagi negara asal investasi dipengaruhi
oleh faktor politik dimana politik negara tujuan investasi bertentangan dengan
negara investor dan manfaat yang dirasakan justru lebih besar jika berinvestasi di
negara asal karena adanya manipulasi pajak yang dibuat dimana dapat mendorong
penciptaan lapangan kerja di negara asal.
Instrument Pemerintah dalam Mendorong FDI
1. Host Country : Promosi.
20
FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis.
Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan
metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena
perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan
akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri.
Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin
murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih
mudah.
Dalam hal ini pemerintah berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan
karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima FDI menjadi
sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk, serta system organisasi yang jauh
lebih baik sehingga diperlukannya promosi yang maksimal dalam pemenuhan FDI
yang menjadi target utamanya.
2. Host Country : Restriksi.
Restriksi itu sendiri merupakan Batasan dalam melaksanakan fungsi produksi
dalam bisnis. Itu berarti host country itu sendiri memiliki keterbatasan dalam
memberikan peluang dan promosi bagi pihak yang ingin menanamkan modal di
negaranya. Hal ini bertujuan agar tidak semua sector dari negara diambil oleh
investor asing.
3. Home Country : Promosi.
Penanaman modal asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan
dalam pembangunan infrastruktur. Penanaman modal asing dibutuhkan untuk
meningkatkan teknologi dn ilmu pengetahuan, oleh karena itu dibutuhkan dana
yang cukup besar. Investor asing sendiri dating ke Indonesia karena memperoleh
berbagai keuntungan, yaitu:
a. Upah buruh murah
b. Dekat dengan sumber bahan mentah
c. Menemukan pasar baru
d. Royalti dari alih teknologi
e. Menjual bahan baku untuk dijadikan bahan jadi
21
4. Home Country : Restriksi.
Dewasa ini, banyak negara berkembang yang membutuhkan investasi asing
untuk pembangunan dari negaranya sehingga kehadiran investor ini tidak
mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan adalah kehadiran investor ini
sangat dipengaruhi oleh stabilisasi ekonomi, politik negara, dan penegakan
hokum. Berbagai strategi untuk menarik investor telah dilakukan. Sehingga pada
akhirnya adalah kebujakan yang dibuat harus mengutamakan kepentingan negara
home countrybukan kepentingan investor asing. Salah satunya dengan kebijakan
tarif pajak variable, dimana barang impor dengan tujuan menaikkan harganya
untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
Investasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu negara
untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendakinya, maka
diperlukan sejumlah investasi tertentu yang dibiayai dengan tabungan nasional. Pola
pemanfaatan modal asing dilakukan menetapkan syarat-syarat penanaman modal
sesuai kebutuhan pembangunan, antara lain persyaratan pembatasan bidang usaha,
pengusaan saham, persyaratan divestasi, pembatasan transfer devisa, alih teknologi,
pembatasan penggunaan tenaga asing dan persyaratan lain terkait dengan proses
produksi.
22
Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan barang dan jasa di
pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Oleh sebab itu, maka
kekuatan pasar (market power) merupakan kemampuan yang dimiliki suatu
perusahaan atau produsen tertentu untuk mengerahkan pengaruh signifikan atau
jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan atau harga dimana mereka dijual.
Kekuasaan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien.
Faktor pendorong hadirnya FDI bagi negara asal investasi diantaranya
menawarkan asuransi untuk menutupi risiko FDI, mendapatkan bantuan untuk
meningkatkan modal melaui pinjaman sehingga bisa berinvestasi di luar negeri,
menghapus atau meringankan beban pajak, dan menggunakan keadaan politik negara
investor untuk memberikan kelonggaran sehingga bisa melakukan investasi. Untuk
membatasi keluarnya FDI bagi negara asal investasi dipengaruhi oleh faktor politik
dimana politik negara tujuan investasi bertentangan dengan negara investor dan
manfaat yang dirasakan justru lebih besar jika berinvestasi di negara asal karena
adanya manipulasi pajak yang dibuat dimana dapat mendorong penciptaan lapangan
kerja di negara asal.
DAFTAR PUSTAKA
Wild J. John, Wild Kenneth L. International Business Management, The Challenges of
Globalization, Sixth Edition, 2011. Prentice Hall, London.
Ball Mc Culloch, Irwin Mc. Graw Hill. International Business, The Challenges of Global
Competition. 2004.
Donald A.Ball, J. Michael S. Minor, Jeanne M. MbNett, 2014. Bisnis Internasional Edisi 12
Buku1, International Business. Jakarta: Salemba Empat.
23
http://id.wikipedia.org/wiki.Hambatan_perdagangan
http://rsadtimah.wordpress.com/201/01/14/kriteria-investasi/
http://erlianabanjarnahor19.wordpress.com/2014/07/15/fdi-foreign-direct-investmen-atau
investasi-langsung-luar-negeri/
http://elkanagaro.blogspot.com/2014/10/kekuatan-pasar-market-power.html?m=1
http://ainitra14.blogspot.com/2013/10/investasi-langsung-asing-foreign-direct.html
24

More Related Content

What's hot

Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Futurum2
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganLinggaadi15
 
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeri
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeriEna mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeri
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeriEna Mudiawati
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uastarmidi_saputra
 
Dasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuanganDasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuanganfaisaltalib2
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2ayuruby
 
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyek
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyekDasar pertimbangan keputusan_dalam_proyek
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyekDaniel SLSA CLA
 
Psap06 akuntansi investasi dalam saham
Psap06 akuntansi investasi dalam sahamPsap06 akuntansi investasi dalam saham
Psap06 akuntansi investasi dalam sahamSidik Abdullah
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1Yoyo Sudaryo
 
Definisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasiDefinisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasipanji kutang
 

What's hot (13)

Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
Mengapa meminjam uang untuk pendanaan proyek investasi akan membuat proyek me...
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuangan
 
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeri
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeriEna mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeri
Ena mudiawati (11140596) 15 modal asing & utang luar negeri
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
Dasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuanganDasar dasar manajemen keuangan
Dasar dasar manajemen keuangan
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
 
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyek
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyekDasar pertimbangan keputusan_dalam_proyek
Dasar pertimbangan keputusan_dalam_proyek
 
Psap06 akuntansi investasi dalam saham
Psap06 akuntansi investasi dalam sahamPsap06 akuntansi investasi dalam saham
Psap06 akuntansi investasi dalam saham
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 1
 
Definisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasiDefinisi dan arti investasi
Definisi dan arti investasi
 

Similar to BISNIS INTERNASIONAL

Penanaman modal asing di indonesia
Penanaman modal asing di indonesiaPenanaman modal asing di indonesia
Penanaman modal asing di indonesiajeesinel
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisMang Engkus
 
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negri
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negriPresentation13.pptx modal asing dan hutang luar negri
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negriiswah yuni
 
Analisis investasi publik
Analisis investasi publikAnalisis investasi publik
Analisis investasi publikZola Zulventus
 
Investasi Asing di Negara Berkembang
Investasi Asing di Negara BerkembangInvestasi Asing di Negara Berkembang
Investasi Asing di Negara BerkembangIma Sumadir
 
P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018Lailani Fitria
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiMIFTAHULHADI7
 
Pengaruh investasi terhadap1
Pengaruh investasi terhadap1Pengaruh investasi terhadap1
Pengaruh investasi terhadap1Yasirecin Yasir
 
Pengaruh investasi terhadap
Pengaruh investasi terhadapPengaruh investasi terhadap
Pengaruh investasi terhadapYasirecin Yasir
 
Pengaruh investasi terhadap2
Pengaruh investasi terhadap2Pengaruh investasi terhadap2
Pengaruh investasi terhadap2Yasirecin Yasir
 
Pengaruh investasi terhadap3
Pengaruh investasi terhadap3Pengaruh investasi terhadap3
Pengaruh investasi terhadap3Yasirecin Yasir
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASlindaauli29
 
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02Studi Kelayakan Bisnis Materi 02
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02Zombie Black
 
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal Indonesia
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal IndonesiaPortofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal Indonesia
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal IndonesiaNinnasi Muttaqiin
 

Similar to BISNIS INTERNASIONAL (20)

Penanaman modal asing di indonesia
Penanaman modal asing di indonesiaPenanaman modal asing di indonesia
Penanaman modal asing di indonesia
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
 
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negri
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negriPresentation13.pptx modal asing dan hutang luar negri
Presentation13.pptx modal asing dan hutang luar negri
 
Kel.10
Kel.10Kel.10
Kel.10
 
Hukum-Investasi-9.pptx
Hukum-Investasi-9.pptxHukum-Investasi-9.pptx
Hukum-Investasi-9.pptx
 
Analisis investasi publik
Analisis investasi publikAnalisis investasi publik
Analisis investasi publik
 
Investasi Asing di Negara Berkembang
Investasi Asing di Negara BerkembangInvestasi Asing di Negara Berkembang
Investasi Asing di Negara Berkembang
 
P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Studi kelayakan
Studi kelayakanStudi kelayakan
Studi kelayakan
 
P-14 PENGANGGARAN MODAL PRILAKU KEUANGAN.ppt
P-14 PENGANGGARAN MODAL PRILAKU KEUANGAN.pptP-14 PENGANGGARAN MODAL PRILAKU KEUANGAN.ppt
P-14 PENGANGGARAN MODAL PRILAKU KEUANGAN.ppt
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadi
 
Keseimbangan ekonomi 2 sektor (2)
Keseimbangan ekonomi 2 sektor (2)Keseimbangan ekonomi 2 sektor (2)
Keseimbangan ekonomi 2 sektor (2)
 
Pengaruh investasi terhadap1
Pengaruh investasi terhadap1Pengaruh investasi terhadap1
Pengaruh investasi terhadap1
 
Pengaruh investasi terhadap
Pengaruh investasi terhadapPengaruh investasi terhadap
Pengaruh investasi terhadap
 
Pengaruh investasi terhadap2
Pengaruh investasi terhadap2Pengaruh investasi terhadap2
Pengaruh investasi terhadap2
 
Pengaruh investasi terhadap3
Pengaruh investasi terhadap3Pengaruh investasi terhadap3
Pengaruh investasi terhadap3
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02Studi Kelayakan Bisnis Materi 02
Studi Kelayakan Bisnis Materi 02
 
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal Indonesia
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal IndonesiaPortofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal Indonesia
Portofolio, Investasi, Financial Market, dan Pasar Modal Indonesia
 

Recently uploaded

Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

BISNIS INTERNASIONAL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. Tingkat suku bunga sangat berperan penting dalam jalannya sebuah investasi, karena tanpa adanya bunga maka masyarakat enggan untuk berinvestasi karena tujuan investasi ialah mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang jika saja tidak ada bunga orang yang berinvestasi akan merugi karena daya beli uang akan menurun seiring berjalannya waktu. Maka dari itu jika dalam perbankan konvensional memberikan bunga sedangkan bagi perbankan syariah memberikan bagi hasil atas investasi tersebut. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.2.1. Bagaimana Investasi Internasional? 1.2.2. Bagaimana Pola Kegiatan Investasi Internasional? 1.2.3. Bagaimana Wilayah Investasi Internasional? 1.2.4. Bagaimana Teori Daur Hidup Produk Internasional? 1
  • 2. 1.2.5. Bagaimana Market Imperfection? 1.2.6. Bagaimana Teori Ekletik? 1.2.7. Bagaimana Kekuatan Pasar? 1.2.8. Bagaimana Determinan Keputusan Investasi Langsung Internasional? 1.2.9. Bagaimana Level Pengendalian Bisnis Internasional? 1.2.10. Bagaimana Alternatif Membeli atau Menjual (Build or Purchase Decision)? 1.3. TUJUAN 1.3.1. Mengetahui dan Memahami Investasi Internasional. 1.3.2. Mengetahui dan Memahami Pola Kegiatan Investasi Internasional. 1.3.3. Mengetahui dan Memahami Wilayah Investasi Internasional. 1.3.4. Mengetahui dan Memahami Teori Daur Hidup Produk Internasional. 1.3.5. Mengetahui dan Memahami Market Imperfection. 1.3.6. Mengetahui dan Memahami Teori Ekletik. 1.3.7. Mengetahui dan Memahami Kekuatan Pasar. 1.3.8. Mengetahui dan Memahami Determinan Keputusan Investasi Langsung Internasional. 1.3.9. Mengetahui dan Memahami Level Pengendalian Bisnis Internasional 1.3.10. Mengetahui dan Memahami Alternatif Membeli atau Menjual (Build or Purchase Decision) 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. INVESTASI INTERNASIONAL Investasi luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal atau home country bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi atau host country baik sebagian atau seluruhnya. Investasi Luar Negeri dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Investasi portofolio. Pembelian saham-saham dan obligasi semata-mata dengan tujuan memperoleh laba atas dana yang ditanamkan. Meskipun para investor portofolio tidak berkaitan langsung dengan pengendalian perusahaan, mereka menanamkan jumlah yang sangat besar dalam saham obligasi dari negara-negara lain. Investasi luar negeri besar jumlahnya dan akan terus tumbuh dengan semakin banyak perusahaan-perusahaan internasional mengeluarkan obligasi dan kekayaan mereka di bursa luar negeri. 2. Investasi langsung luar negeri. Investasi dimana investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan selain mendapatkan laba atas uang mereka. Untuk mengetahui tingkat investasi kita dapat mencari informasi langsung dari tempat-tempat yang melakukannya. Informasi digunakan oleh manajer dan pemerintah untuk dianalogikan dengan apa yang seharusnya dicari dalam analisis perdagangan internasional. Apabila suatu negara terus menerus menerima investasi asing yang cukup besar, iklim investasinya pasti menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan politis lingkungan luar negeri relatif menarik dan peluang untuk memperoleh laba lebih besar. 2.2. POLA KEGIATAN INVESTASI INTERNASIONAL Peningkatan arus modal asing mendorong banyak negara untuk memanfaatkan kehadiran modal asing untuk mempercepat pembangunan nasionalnya, terutama pembangunan industri dalam negeri. Pola pemanfaatan modal asing dilakukan dengan 3
  • 4. menetapkan persyaratan-persyaratan penanaman modal sesuai kebutuhan pembangunan, antara lain persyaratan pembatasan bidang usaha, penguasaan saham, persyaratan divestasi pembatasan transfer devisa, alih teknologi, pembatasan penggunaan tenaga asing dan persyaratan lain terkait dengan proses produksi. Perubahan-perubahan yang mempengaruhi perdagangan dan investasi luar negeri (1) pemerintah telah membebaskan aliran modal, teknologi, manusia dan barang (2) peningkatan teknologi informasi memungkinkan para manajer untuk mengarahkan kegiatan perusahaan di berbagai kawasan jarak jauh. Persaingan global yang meningkatkan akan mendorong manajemen membuka pasar-pasar baru baik dengan mengambil bagian pasar (market share) dari para pesaing maupun pergi ke pasar-pasar dimana terdapat persaingan yang lebih sedikit. Dalam menyikapi kegiatan investasi adalah berbeda bagi setiap negara, karena tergantung pada sistem pemerintah yang dianut dan kemudian akan melahirkan konsep atau sistem ekonomi yang selaras dengan sistem politiknya tersebut. Dalam perkembangan politik dalam negeri maupun situasi perdagangan internasional, diperlukan berbagai kebijaksanaan dalam aplikasinya, yang antara lain menghindari perlakuan yang terlalu liberal, memperketat persyaratan investasi dengan keharusan dengan keharusan joint venture, serta dilakukan subsidi ekspor agar hasil ekspor dapat bersaing dengan negara lain, perpanjangan masa investasi dan sebagainya. Disamping itu dari pengamatan para pakar dijumpai adanya berbagai problem yang menghambat pelaksanaan investasi di Indonesia. Bahkan problem tersebut masih saja muncul ketika era reformasi bergulir, antara lain masalah hambatan birokrasi perijinan, kelemahan infrastruktur, kondisi tenaga kerja yang kurang kapable, kondisi keamanan penegakkan hukum yang dinilai masih negatif, sehingga kemudian timbul adanya saran-saran penanggulangannya antara lain sistem “one stop service” untuk mengurus perijinan investasi, diadakan pedoman pembiayaan, diberlakukan daftar negatif serta non tariff barrier, pengaturan tentang deinvestasi, pengendalian usaha, perbaikan dan melengkapi infrastruktur, keringanan perpajakan, membenahi perangkat peraturan perundang-undangan, penegakkan hukum, stabilitas politik serta keamanan nasional. 4
  • 5. 2.3. WILAYAH INVESTASI POTENSIAL DAN PARAMETERNYA 2.3.1. Wilayah Investasi Potensial. Wilayah adalah suatu hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan investasi karena setiap tempat atau aspek akan mempunyai nilai keuntungan yang berbeda-beda, intinya yaitu semakin strategis dan berpotensi letak investasi nya maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan akan semakin besar. Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang “luas”. Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi sosial. Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan proyek kepada perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut : a. Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya peneriman devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan penggunaan modal sekecil-kecilnya. b. Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang diharapkan dalam usaha untuk menemukan rata-rata, nilai bersih proyek yaitu dengan mempertimbangkan semua faktor yang ada di dalamnya. Pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan investasi yang berpotensial : a. Kriteria Intensitas Faktor. Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor suplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (capital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor- faktor lain yang juga memengaruhinya. b. Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek. 5
  • 6. Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain. c. Kriteria Pendapatan Valuta Asing atau Devisa. Salah satu pertimbangan keputusan dilakukan suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi proyek jika produk tersebut adalah substitusi impor atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari ekspor produk yang akan dihasilkan proyek. d. Kriteria Profitabilitas Komersial. Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemerintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak. e. Kriteria Probitabilias Ekonomi Nasional. Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata “rate of turn” bersih suatu investasi dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas nasional selain memasukkan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga memasukkan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional. f. Kriteria Pemilihan Proyek. Kriteria pemilihan proyek mendasar pada kriteria profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari 6
  • 7. sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya. 2.3.2. Parameter Penilaian Atas Investasi. Pada hakikatnya, melalui penilaian sebuah pembangunan atau proyek, dapat ditarik tiga jenis kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah benefit netto lebih besar atau lebih kecil dari pada benefit netto suatu peluang investasi marjinal. Jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar daripada benefit netto proyek marjinal, pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih kecil, pelaksanaannya seharusnya ditolak. Jenis kesimpulan ini mendasari keputusan go atau no-go (lanjut atau tolak proyek) Kedua, melalui proyek kita dapat menentukan urutan proyek dalam rangka serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada investasi proyek marjinal sedemikian rupa sehingga proyek yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan yang paling atas. Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan investment criteria atau kriteria investasi. Ketiga, melalui Net Present Value dari pada arus benefit dan biaya (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Masing-masing kriteria ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Oleh karena itu, si penilai proyek harus memutuskan, mana kriteria yang paling tepat dalam setiap keadaan. Sedangkan untuk Gross bnefit-Cost Ratio (Gross B/C) didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi. 2.4. TEORI DAUR HIDUP PRODUK INTERNASIONAL R. Vernon mengemukakan suatu teori investasi luar negeri dimana teori ini lebih dikenal dengan nama teori daur hidup produk internasional (International Product Life Cycle – IPLC), model teori ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Pasar Domestik. 7
  • 8. Yaitu produk masih belum di standarisasi dan dipasarkan di dalam negeri. Perusahaan mempunyai keuntungan teknologi yang bersifat sementara untuk mengatasi pertimbangan biaya karena ia berproduksi di dekat pasar. Pada saat permintaan meningkat, suatu tingkat standarisasi diberlakukan dan dipasarkan di dalam negeri. 2. Pasar Ekspor. Yakni perusahaan mulai memikirkan kemungkinan mencari pasar-pasar baru di negara-negara yang relatif maju dan ekspor pun mulai dilakukan dengan tujuan negara dunia ketiga. Keuntungan perusahaan terletak pada skala ekonomi dalam produksi, distribusi dan pemasaran. Strategi-strategi penetuan harga dan lokasi didasarkan atas aksi dan reaksi multi national corporation (MNC) yang lain dan bukan pada biaya komparatif. 3. Mulai Produksi di Luar Negeri. Produk sudah distandarisasi sehingga research and development tidak lagi penting. Tenaga kerja yang tidak terampil dan setengah terampil mulai mendapat tempat dan konsekuensinya produk bergerak ke negara-negara yang sedang berkembang (Least Developed Vountry / LDC) dimana ongkos tenaga kerja masih rendah. Oleh karena itu, lokasi produksi akan lebih ditentukan oleh perbedaan biaya dan jarak pasar. 4. Pasar Impor. Produk-produk yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang tersebut akan diimpor kembali ke negara asal dan juga ke pasar negara yang lebih maju. Sehingga investasi luar negeri akan dilihat sebagai suatu cara untuk dapat mempertahankan daya saing perusahaan dalam produk-produk inovatifnya. 2.5. MARKET IMPERFECTION Perdagangan internasional mungkin tidak akan terwujud seandainya seluruh sumber daya produksi dapat berpindah atau dipindahkan dari satu Negara ke Negara lain tanpa batas. Mobilitas factor-faktor produksi yang sangat tinggi dan fleksibel akan menyetatarakan biaya dan tingkat keuntungan serta menghilangkan keunggulan 8
  • 9. komparatif setiap Negara. Akibatnya perdagangan internasional kurang memberi manfaat. Sayangnya, kondisi pasar yang sempurna ini sulit terwujud. Teori ketidaksempurnaan pasar (Market Imperfection Theory) menyatakan bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, di mana factor-faktor produksi sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile) karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya, Immobilitas factor-faktor produksi ini menjadikan perdagangan internasional tetap menarik, karena terdapat perbedaan biaya dan tingkat keuntungan antar Negara (Yuliati dan Prasetyo, 2002:8). a. Ketidaksempunaan Pasar Factor Produksi Dan Produk. Caves menyatakan bahwa pengetahuan yang luas memungkinkan perusahaan untuk memproduksi produk-produk yang berbeda yang lebih disukai konsumen daripada barang yang sama yang dibuat secara local. Hal ini akan memberi perusahaan beberapa control atas harga penjualan dan keuntungan diatas perusahaan-perusahaan pribumi. Berdasarkan teori ini perusahaan multinasional memiliki modal tak berwujud (intangible capital) dalam bentuk merek dagang, paten, keahlian pemasaran dan kemampuan organisasional lainnya. Jika modal tak berwujud tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk produk tanpa diperlukan adanya adaptasi, maka ekspor dapat menjadi bentuk penanaman modal asing yang dipilih untuk melakukan penetrasi pasar. Apabila pengetahuan perusahaan dalam bentuk produk khusus atau teknologi yang ditransfer, maka penguasaan pasar luar negeri dapat dilakukan dengan pemberian lisensi. Ketidaksempurnaan pasar produk dan factor produksi membuka peluang bagi perusahaan baik yang multinasional maupun yang belum menjadi multinasional untuk melakukan strategi investasi devensif (devensif investment strategy), lewat pencarian tempat produksi yang lebih efisien, situasi politik yang lebih stabil, mendekatkan diri dengan konsumen (client), alasan kredibilitas, maupun kedekatan dengan sumber pengetahuan. b. Ketidaksempurnaan Pasar Keuangan. Ketidakempurnaan di pasar keuangan meliputi kemampuan perusahaan multinasional untuk memperoleh dana dari berbagai sumber, atau bisa disebut juga 9
  • 10. diversifikasi sumber dana. Dengan memperoleh dana dari banyak Negara, maka risiko politik yang dihadapi perusahaan multinasional dapat dikurangi. Selain itu, perusahaan multinasional pada umumnya memiliki biaya operasi yang lebih rendah dan modal yang lebih besar daripada perusahaan asing dan perusahaan local. Sehingga perusahaan multinasional akan berproduksi pada tingkat biaya rata- rata terendah atau mengalami skala ekonomi. Keunggulan ini merupakan halangan bagi perusahaan lain untuk masuk ke industry yang sama. 2.6. TEORI EKLETIK PRODUKSI INTERNAIONAL DUNNING Teori Ekletik merupakan teori yang dikutip paling luas dan diterima oleh FDI baru-baru ini. Dikembangkan oleh J.H.Dunning, teori ekletik produksi intenasional berusaha menyediakan kerangka keseluruhan untuk menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan memilih untuk ikut serta dalam FDI daripada melayani pasar asing melalui alternative seperti ekspor,lisensi,kontrak manajemen, usaha bersama, atau aliansi strategis. Teori ini menjelaskan bahwa jika perusahaan ingin berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri, maka ia harus memiliki tiga jenis keunggulan sebagai berikut : 1. Ownership Specific/ kepemilikan spesifik. Sejauh mana perusahaan memiliki tangible dan intangible asset yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Internasional / internalisasi. Kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan keunggulan kepemilikan spesifik (menginternalisasi) dalam situasi ketika pasar tidak ada atau berfungsi tidak efisien, yang menyebabkan biaya transaksi dalam menggunakan pilihan berbasis pasar (panjang ketentuan pasar yang wajar) menjadi terlalu tinggi. 3. Location specific/ lokasi spesifik. Pasar asing harus memiliki ciri-ciri spesifik, dari bidang ekonomi, social, dan politik, (seperti ukuran pasar, tarif pembatas atau nontarif, atau biaya transportasi) yang akan mengijinkan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan spesifik perusahaan yang menguntungkan dengan menempatkan dipasar tersebut daripada melayani pasar melalui ekspor. 10
  • 11. 2.7. KEKUATAN PASAR (MARKET POWER) Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan barang dan jasa di pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Oleh sebab itu, maka kekuatan pasar (market power) merupakan kemampuan yang dimiliki suatu perusahaan atau produsen tertentu untuk mengerahkan pengaruh signifikan atau jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan atau harga dimana mereka dijual. Kekuasaan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien. Padahal secara teoritis, dalam pasar persaingan sempurna mensyratkan bahwa pelaku pasar tidak memiliki kekuatan pasar atau zero market power; setiap pelaku pasar adalah price taker bukan price marker. Kekuatan pasar tidak ada ketika ada persaingan sempurna karena muncul bila ada monopoli dan atau oligopoly dari perusahaan atau produsen tertentu saja. Melalui kekuatan pasar, para pelaku mampu mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang dihasilkan atau dijual oleh produsen. Kekuatan pasar sangat dimungkinkan terjadi ketika ada monopoli dan persaingan tidak sempurna dalam pasar. Sebab, dalam situasi tertentu, monopoli dapat terjadi dimana satu pelaku pasar (perusahaan) mengendalikan seluruh aktivitas pasar. Sehingga produsen yang bersangkutan menjadi price maker. Perusahaan tersebut dapat menaikkan atau menurunkan harga atas barang dan jasa yang diproduksi. Kekuatan monopoli ini adalah bentuk kegagalan pasar yang paling menonjol. Konsumen dihadapkan pada situasi “tidak ada pilihan lain”, sehingga mau tidak mau konsumen harus bersedia membayar lebih meskipunharga barang dan jasa meningkat. Selain pasar monopoli, ada juga kondisi pasar yang pelakunya menguasai satu jenis barang atau jasa yang disebut dengan pasar oligopoly. Umumnya dilakukan oleh sejumlah perusahaan (juga disebut dengan kartel) dengan cara mentepkan harga jual dan pasokan terbatas. Akibatnya tidak ada persaingan harga secara sehat. Kekuatan Pasar (market power) tidak Selalu Buruk Salah satu kekuatan pasar adalah karena adanya monopoli. Pertanyaannya, apakah monopoli itu selalu buruk?Jawababnya tidak. Monopoli memang buruk pada beberapa kasus, karena menguasai pasar dan mendapat 11
  • 12. keuntungan di atas normal atau tidak wajar. Tetapi pada sisi lain, monopoli dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. J. Schumpeter dalam Budiono (1982) menyatakan fakta bahwa junstru industri-industri yang bersifat monopolistiklah yang menunjukkan adanya dinamika untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Sebab industri-industri yang monopolistis dengan keuntungan yang banyak, maka dapat digunakan untuk penelitian sehingga ada perkembangan dan inovasi-inovasi teknologi yang tentunya dapat menguntungkan kehidupan masyarakat luas. Selain itu, menurut Samuelson, tidak mungkin ada persaingan sempurna dalam pasar, sebab tidak semua perusahaan mempunyai kapasistas dalam produksi barang dan jasa itu sama, sehingga harus ada perusahaan yang kapasitas kecil dan juga besar. Perusahaan yang Kapasitasnya besar inilah yang dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak meskipun bersifat monopoli, kemudian menjadi peluang bagi perusahaan kecil untuk menjual dan memanfaatkan produknya untuk kepentingan masyarakat luas. Oleh sebab itu, tidak selamanya kekuatan pasar itu buruk. Pengertian Investasi Langsung Internasional Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) merupakan arus modal internasional. Investasi asing langsung adalah perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Investasi asing langsung meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk produksi, pembelanjaan peralatan inventaris, dan sebagainya. Teori Investasi Langsung Internasional Mordechai E. Kreinin (1987) menyebutkan bahwa motif investasi asing langsung dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertimbangan biaya dan pertimbangan pasar. a. Pertimbangan Biaya. Keinginan investor untuk meningkatkan keuntungan dengan mengurangi biaya memainkan keputusan dalam investasi asing langsung. Pengurangan biaya produksi yaitu terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya bahan baku yang 12
  • 13. murah di luar negeri dapat menarik investor asing. Investor juga lebih tertarik untuk mengambil keuntungan dari biaya tenaga kerja lebih rendah di negara asing. b. Pertimbangan Pasar. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan pasar menjadi motivasi nyata dari investasi asing langsung. Pertimbangan pasar dan permintaan merupakan faktor yang kuat dalam merangsang investasi asing. Peningkatan permintaan memberikan keuntungan bagi investor melalui meningkatnya penerimaan. Menurut Lindert (1994) teori investasi asing langsung pada dasarnya berusaha mencari alasan perusahaan melakukan investasi asing langsung sebagai keterlibatan internasional. Dalam hal ini terdapat dua pandangan yaitu : a. Teori Stephen Hymer Menurut Hymer, investasi langsung termasuk dalam teori persaingan tidak sempurna, dan bukan dalam teori persaingan biasa atau teori mengenai pergerakan modal secara internasional. Pandangan ini menekankan peranan keunggulan- keunggulan (advantages) yang dimiliki perusahaan dan ketidaksempurnaan pasar (market imperfections) dalam usaha menjelaskan motivasi awal suatu perusahaan melakukan investasi. Keunggulan tertentu perusahaan dapat timbul karena adanya akses ke sumber modal, adanya pasar atau bahan mentah yang beroperasi atas dasar skala ekonomi besar, pemilikan eksklusif keahlian yang tidak tampak serta fakta bahwa perusahaan itu bersifat multinasional yang mempunyai jaringan usaha dan informasi karena kegiatan-kegiatannya bersifat multinasional. b. Teori Apropriabilitas (kemampulayakan) Keunggulan khusus yang dimiliki suatu perusahaan, telah menyebabkan perusahaan tersebut terlibat dalam investasi langsung di luar negeri. Perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan pengendalian dan kepemilikan usahanya sendiri. Jika perusahaan tidak memiliki pengendalian yang ketat, keunggulan tertentu tentang produksinya mungkin akan hilang. Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD, 1998) terdapat tiga alasan untuk melakukan investasi antara lain market-seeking, resource-seeking dan efficiency-seeking. Marketseeking Foreign Direct Investment 13
  • 14. bertujuan untuk menembus pasar negara domestik dan umumnya dihubungkan dengan ukuran pasar dan pendapatan per kapita, pertumbuhan pasar, akses ke pasar global dan regional, struktur dan pilihan konsumen pasar domestik. Resource-seeking dari Foreign Direct Investment berdasarkan alasan harga bahan baku, menurunkan biaya tenaga kerja, angkatan kerja, tenaga kerja terampil, infrastruktur fisik dan teknologi. Efficiency-seeking Foreign Direct Investment adalah investasi karena dimotivasi untuk menciptakan daya saing yang baru bagi perusahaan serta karena biaya-biaya produksi yang lebih rendah termasuk juga pertimbangan produktivitas. Pergerakan Aliran Investasi Langsung Internasional Aliran FDI dunia mengalami peningkatan sejak tahun 1990-an dengan puncaknya terjadi di tahun 2000, hal ini terutama didorong oleh arus FDI ke negara berkembang yang dilakukan oleh negara-negara donor seperti United States dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Belanda dan Perancis. Aliran FDI dunia cenderung semakin besar mencapai rata-rata US$ 567.761 juta/tahun, atau meningkat rata-rata 13,64%/tahun dari 1990-2005. Pada tahun 2005 peningkatan yang terjadi sebesar 29 % yaitu menjadi $916 milliar dari tahun sebelumnya termasuk didalamnya peningkatan investasi merger dan akuisisi antar negara baik dari segi jumlah nominal maupun dari jumlah perjanjian baru yang dibentuk. Sementara itu, aliran masuk FDI ke negara-negara berkembang meningkat pesat sejak awal tahun 1990 dan mencapai puncaknya pada tahun 2006. Asia merupakan kawasan yang menjadi penerima net FDI terbesar di antara kawasan negara-negara emerging lainnya (grafik 2), yaitu mencakup sekitar 50% dari total FDI ke kawasan negara-negara emerging di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia menjadi penarik utama masuknya aliran FDI ke wilayah tersebut, terutama terkait dengan motif peluasan target pasar. 2.8. DETERMINAN KEPUTUSAN INVESTASI LANGSUNG INTERNASIONAL Sebagai bentuk aliran modal yang bersifat jangka panjang dan relative tidak rentan terhadap gejolak perekonomian, aliran masuk FDI sangat diharapkan untuk membantu mendorong pertumbuhan investasi yang sustainable di suatu negara. Oleh 14
  • 15. karena itu menjadi sangat penting untuk mengetahui determinan FDI suatu negara sehingga kebijakan untuk mendorong peningkatan aliran FDI dapat lebih efektif diarahkan pada faktor-faktor yang berperan penting dalam mendorong minat investor asing untuk menanamkan modal dalam bentuk FDI. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya FDI ke suatu negara yaitu sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat meningkatkan minat investor di dalam menanamkan FDI. Peningkatan Produk Domestik Bruto menunjukkan adanya peningkatan ukuran pasar sehingga negara-negara yang mengalami peningkatan di dalam GDP dapat menjadi wilayah yang menjadi basis di dalam melakukan penjualan. Beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara menunjukkan trend yang positif antara FDI dan GDP, negara tersebut antara lain : China dan Singapura. Pada kisaran tahun 1990-1992, ketika pertumbuhan GDP China masih berada di US$10.000 sampai dengan US$20.000 juta, FDI yang masuk ke China juga masih berada di kisaran US$200-400 juta per tahun. Akan tetapi pada saat China mengalami peningkatan GDP terutama setelah tahun 1993 dan sesudahnya peningkatan GDP China diikuti dengan peningkatan FDInya yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. 2. Resiko Politik. Resiko politik berhubungan dengan potensi masuknya FDI di dalam beberapa negara, resiko politik ini berhubungan dengan potensi ketidakpastian. Sehingga potensi ketidakpastian ini dapat mengurangi turunnya FDI di suatu negara. Dalam perkembangan resiko politik negara-negara Asia Tahun 1990-2006 terjadi perubahan resiko politik antara negaranegara di Asia Tenggara. Di awal tahun 1990, resiko politik mengalami peningkatan sampai dengan periode krisis, yaitu tahun 1998- 2000. Kestabilan politik ini di beberapa negara diikuti dengan peningkatan FDI, begitupula pada masa krisis penurunan kestabilan politik diikuti dengan penurunan FDI. 15
  • 16. 3. Variabel-variabel Makroekonomi lainnya. Selain GDP dan resiko politik, terdapat beberapa variabel makroekonomi lainnya yang menjadi determinan masuknya FDI ke suatu negara. Diantaranya adalah institusi atau tahapan-tahapan yang harus dilalui di dalam menanamkan investasi di suatu negara. Stabilitas makroekonomi, kesehatan dan pendidikan juga merupakan faktor yang menentukan masuknya FDI. 2.9. LEVEL PENGENDALIAN BISNIS INTERNASIONAL Pengendalian merupakan proses pemantauan kinerja yang sedang berlangsung dan membuat berbagai perubahan yang diangap perlu supaya menjaga organisasi agar tetap bergerak menuju sasaran kinerja yang sudah ditetapkan. Ada tiga level pengendalian yang dapat diimplementasikan dalam bisnis internasional yaitu level strategi, organisasi dan operasi. 1. Pengendalian strategi. Pengendalian ini dimaksudkan untuk memantau baik seberapa bagus perusahaan internasional merumuskan strategi dan seberapa bagus perusahaan mengimplementasikan strategi tersebut. 2. Pengendalian organisasi. Pengendalian ini berfokus pada perancangan organisasi. Jenis paling umum dari pengendalian organisasi adalah pengendalian terdesentralisasi yang disebut pengendalian pusat pertanggungjawaban. Dengan pengendlian ini perusahaan terlebih dahulu mengidentifikasi pusat-pusat pertanggungjawaban. Lalu perusahaan mengevaluasi pusat untuk mengetahui seberapa efektif masing-masing pusat pertanggungjawaban tersebut mencapai tujuan strategisnya. Pengendalian organisasi umum yaitu sistem pengendalian yang dipakai sama untuk tiap-tiap unit atau operasi dan tempat wewenang biasanya berada di kantor pusat perusahaan. Pengendalian Proses perencanaan menuntut perusahaan mengkonsentrasikan sistem pengendalian organisasinya pada mekanisme dan proses sesungguhnya yang dipakai oleh perusahaan untuk mengembangkan perencanaan strategis. 16
  • 17. 3. Pengendalian Operasi. Pengendalian ini berfokus pada sistem dan proses operasi baik dalam perusahaan maupun anak perusahaan beserta unit-unit operasinya. Perusahaan juga memerlukan sistem pengendalian operasi untuk setiap fasilitas produksi, pusat distribusi dan puat administrasinya. Pengendalian ini sering membutuhkan periode waktu bertahun-tahun semetara pengendalian organisasi meliputi periode beberapa tahun atau beberapa bulan. Akan tetapi pengendalian organisasi meliputi periode yang relatif singkat, mencakup komponen kinerja yang perlu dinilai secara teratur. 2.10. ALTERNATIF MEMBELI ATAU MENJUAL (BUILD OR PURCHASE DECISION) 1. Biaya Produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Dengan demikian harus dipertimbangkan harga penjualan dengan biaya produksi yang di keluarkan. 2. Pengetahuan Pasar. Dalam pengetahuan pasar harus mengetahui dan mempertimbangkan pasar yang ada sehingga dapat ditentukan pula pemasok dan seberapa luas pasar untuk penjualan nantinya. 3. Following Client. Disini harus dipertimbangkan minat, jenis, selera, kualitas dan harga sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan pasar dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. 17
  • 18. 4. Following Rivals. Perusahaan diharuskan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelian dan penjualan dari kompetior atau pesaing. Intervensi Pemerintahan Terhadap FDI FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dimulai dimana penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%. UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik. Pada awal 2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023 milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996 [tahun puncak]. Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. Contoh klasik FDI semacam ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill, Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun demikian, kebanyakan 18
  • 19. FDI di Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di daerah-daerah. Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrol atau setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka- panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan. 1. Balance of Payment. Balance of payment (Bop) atau neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Bop memiliki dua komponen utama, yaitu : a. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers. b. Financial account (dulunya disebut capital account), yang mencatat transaksi aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga atau utang, pembelian surat berharga, saham, dan lain sebagainya. Financial account mengukur devisa masuk dan keluar seperti pada current account, dimana transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow). Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara dicatat sebagai debit (capital outflow). 2. Alasan Intervensi Host Country. 19
  • 20. Menurut Dunning (1993) ada keuntungan dari keberadaan perusahaan multinasional yang melakukan investasi asing di host country karena mereka memiliki teknologi produksi yang lebih maju, hak paten yang diakui secara internasional, produk yang sudah memiliki brand, serta strategi manajemen yang efektif. Proses ini akan mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan dari domestic sehingga akan menaikkan nilai upak domestic karena pekerja yang semakin produktif. 3. Alasan Intervensi Home Country. Adanya kebijakan-kebijakan dalam suatu negara tentu bisa mendorong dan membatasi FDI bagi negara tujuan investasi (host country) dan negara asal (home country). Pemerintah melakukan penawaran berupa keringanan pajak serta pinjaman bunga yang rendah kepada perusahaan asing untuk mendorong masuknya FDI. Negara tujuan investasi berusaha agar bisa mendapatkan manfaat seperti transfer sumber daya. Untuk membatasi FDI bagi negara tujuan investasi, pemerintah melakukan suatu pembatasan kepemilikan dan persyaratan tenaga kerja. Maksudnya adalah tidak sepenuhnya perusahaan asing berhak atas kepemilikan dalam pengembangan sumber daya dan batasan kepemilikan bagi perusahaan asing sangat terbatas karena didasari atas alasan keamanan nasional (kompetisi). Faktor pendorong hadirnya FDI bagi negara asal investasi diantaranya menawarkan asuransi untuk menutupi risiko FDI, mendapatkan bantuan untuk meningkatkan modal melaui pinjaman sehingga bisa berinvestasi di luar negeri, menghapus atau meringankan beban pajak, dan menggunakan keadaan politik negara investor untuk memberikan kelonggaran sehingga bisa melakukan investasi. Untuk membatasi keluarnya FDI bagi negara asal investasi dipengaruhi oleh faktor politik dimana politik negara tujuan investasi bertentangan dengan negara investor dan manfaat yang dirasakan justru lebih besar jika berinvestasi di negara asal karena adanya manipulasi pajak yang dibuat dimana dapat mendorong penciptaan lapangan kerja di negara asal. Instrument Pemerintah dalam Mendorong FDI 1. Host Country : Promosi. 20
  • 21. FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah. Dalam hal ini pemerintah berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk, serta system organisasi yang jauh lebih baik sehingga diperlukannya promosi yang maksimal dalam pemenuhan FDI yang menjadi target utamanya. 2. Host Country : Restriksi. Restriksi itu sendiri merupakan Batasan dalam melaksanakan fungsi produksi dalam bisnis. Itu berarti host country itu sendiri memiliki keterbatasan dalam memberikan peluang dan promosi bagi pihak yang ingin menanamkan modal di negaranya. Hal ini bertujuan agar tidak semua sector dari negara diambil oleh investor asing. 3. Home Country : Promosi. Penanaman modal asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur. Penanaman modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan teknologi dn ilmu pengetahuan, oleh karena itu dibutuhkan dana yang cukup besar. Investor asing sendiri dating ke Indonesia karena memperoleh berbagai keuntungan, yaitu: a. Upah buruh murah b. Dekat dengan sumber bahan mentah c. Menemukan pasar baru d. Royalti dari alih teknologi e. Menjual bahan baku untuk dijadikan bahan jadi 21
  • 22. 4. Home Country : Restriksi. Dewasa ini, banyak negara berkembang yang membutuhkan investasi asing untuk pembangunan dari negaranya sehingga kehadiran investor ini tidak mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan adalah kehadiran investor ini sangat dipengaruhi oleh stabilisasi ekonomi, politik negara, dan penegakan hokum. Berbagai strategi untuk menarik investor telah dilakukan. Sehingga pada akhirnya adalah kebujakan yang dibuat harus mengutamakan kepentingan negara home countrybukan kepentingan investor asing. Salah satunya dengan kebijakan tarif pajak variable, dimana barang impor dengan tujuan menaikkan harganya untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal. BAB III KESIMPULAN 3.1. KESIMPULAN Investasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendakinya, maka diperlukan sejumlah investasi tertentu yang dibiayai dengan tabungan nasional. Pola pemanfaatan modal asing dilakukan menetapkan syarat-syarat penanaman modal sesuai kebutuhan pembangunan, antara lain persyaratan pembatasan bidang usaha, pengusaan saham, persyaratan divestasi, pembatasan transfer devisa, alih teknologi, pembatasan penggunaan tenaga asing dan persyaratan lain terkait dengan proses produksi. 22
  • 23. Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan barang dan jasa di pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Oleh sebab itu, maka kekuatan pasar (market power) merupakan kemampuan yang dimiliki suatu perusahaan atau produsen tertentu untuk mengerahkan pengaruh signifikan atau jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan atau harga dimana mereka dijual. Kekuasaan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien. Faktor pendorong hadirnya FDI bagi negara asal investasi diantaranya menawarkan asuransi untuk menutupi risiko FDI, mendapatkan bantuan untuk meningkatkan modal melaui pinjaman sehingga bisa berinvestasi di luar negeri, menghapus atau meringankan beban pajak, dan menggunakan keadaan politik negara investor untuk memberikan kelonggaran sehingga bisa melakukan investasi. Untuk membatasi keluarnya FDI bagi negara asal investasi dipengaruhi oleh faktor politik dimana politik negara tujuan investasi bertentangan dengan negara investor dan manfaat yang dirasakan justru lebih besar jika berinvestasi di negara asal karena adanya manipulasi pajak yang dibuat dimana dapat mendorong penciptaan lapangan kerja di negara asal. DAFTAR PUSTAKA Wild J. John, Wild Kenneth L. International Business Management, The Challenges of Globalization, Sixth Edition, 2011. Prentice Hall, London. Ball Mc Culloch, Irwin Mc. Graw Hill. International Business, The Challenges of Global Competition. 2004. Donald A.Ball, J. Michael S. Minor, Jeanne M. MbNett, 2014. Bisnis Internasional Edisi 12 Buku1, International Business. Jakarta: Salemba Empat. 23