Dokumen tersebut membahas tentang arus modal asing dan utang luar negeri di Indonesia. Arus modal masuk dan utang luar negeri berperan penting dalam pembangunan ekonomi namun perlu dikelola dengan baik untuk menghindari risiko. Dokumen ini juga membahas dampak positif dan negatif dari arus modal dan utang tersebut terhadap perekonomian Indonesia.
2. Arus Modal Masuk
Besarnya arus modal masuk ke Indonesia,
sebagai akibat pertumbuhan perekonomian
yang tetap terjaga dalam beberapa tahun
terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk
mendanai proyek-proyek jangka panjang.
Mengelola arus modal masuk (capital inflow)
ke dalam kawasan merupakan sebuah
tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-
negara emerging market seperti Indonesia
karena dapat membawa berbagai risiko
potensial terhadap stabilitas keuangan.
3. Seperti yang telah diketahui, untuk
menjaga stabilitas moneter akibat derasnya
arus modal masuk ke Indonesia dan besarnya
likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa
kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia dan
IMF sebagai langkah yang tepat.
4. Neraca modal yang menggambarkan arus keluar
masuk devisa yang bukan merupakan pembayaran atas
barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca
modal ialah devisa dalam arti arus modal masuk, baik
berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar
negeri. Investasi dan pinjaman dari luar negeri
merupakan arus masuk. Sedangkan investasi kita ke luar
negeri dan pinjaman yang kita berikan kepada pihak
luar negeri dicatat dalam arus keluar. Sebagian besar
pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal
dari sebuah konsorsium bernama Consultative Group
for Indonesia (CGI) yang sebelumnya bernama Inter
Group on Indonesia (IGGI). Arus modal asing bisa
mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang
risikonya jika dikelola dengan benar.
5. Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar
negeri, adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar
negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang
luar negeri sangat membantu pemerintah
Indonesia dalam upaya menutup defisit
anggaran pendapatan dan belanja negara,
akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
6. PERANAN UTANG LUAR NEGERI DAN PMA
Selama Pembangunan Jangka Panjang, utang luar
negeri berperan sebagai dana tambahan untuk mempercepat
laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.
Selama periode tersebut , pembayaran kembali kewajiban
yang terkait dengan utang luar negeri belum dianggap beban
bagi perekonomian nasional, karena sebagian besar
kewajiban pembayaran utang masih terdiri dari pembayaran
bunga pinjaman saja. Sejak 1990, cicilan pokok pinjaman
sudah harus mulai dibayar, namun tabungan domestik masih
belum memadai, akibatnya total kewajiban menjadi lebih
besar dari pinjaman baru. Dengan kata lain, sejak saat itu
sudah terjadi transfer negatif modal neto (net negatif
resources transfer).
7. Sebagaimana halnya dengan utang luar negeri,
penanaman modal asing (PMA) dan investasi
portofolio merupakan salah satu sumber
pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi nasional. Penanaman modal asing, baik
penanaman modal langsung maupun investasi
portofolio, diarahkan untuk menggantikan
peranan dari utang luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan
perekonomian Nasional. Peran penanaman modal
asing dirasa semakin penting melihat kenyataan
bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia
mengalami peningkatan yang signifikan.
8. DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Indonesia sebenarnya pernah memiliki suatu kondisi
perekonomian yang cukup menjanjikan pada awal dekade 1980-an
sampai pertengahan dekade 1990-an. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak
tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami peningkatan, yakni
masing-masing 5,9% di tahun 1986, kemudian 6,9% di tahun 1988
dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan 1991
pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka yang sama yakni
sebesar 7,0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996,
masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar
6,2%, 5,8%, 7,2%, 6,8%, dan 5,8%. Angka inflasi yang stabil,
jumlah pengangguran yang cukup rendah seiring dengan
kondusifnya iklim investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja
yang terus meningkat, angka kemiskinan yang cukup berhasil
ditekan, dan sebagainya. Namun, pada satu titik tertentu,
perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan krisis
ekonomi yang melanda secara global di seluruh dunia.
9. Ini ditandai dengan tingginya angka inflasi,nilai
kurs Rupiah yang terus melemah,tingginya angka
pengangguran seiring dengan kecilnya kesempatan
kerja,dan ditambah lagi dengan semakin membesarnya
jumlah utang luar negeri Indonesia akibat kurs Rupiah
yang semakin melemah karena utang luar negeri
Indonesia semuanya dalam bentuk US Dollar.Adanya
kerapuhan Indonesia tersebut disebabkan dengan tidak
adanya dukungan mikro ekonomi yang kuat.
Permasalahan yang masih tidak dapat diselesaikan
sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) yang terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya
manusia Indonesia kurang kompetitif, jiwa
entrepreneurship yang kurang, dan sebagainya
10. Meningkatnya pertumbuhan investasi di
Indonesia dimulai dengan ditetapkannya
Undang-Undang No.1 / tahun 1967 tentang
penanaman modal asing (PMA) dan Undang-
Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman
modal dalam negeri (PMDN). Dengan
diberlakukannya Undang-undang tersebut
diharapkan dapat mendorong peningkatan
investasi di Indonesia dari waktu ke waktu
yang kemudian menciptakan iklim investasi
yang kondusif selama proses pembangunan di
Indonesia.
11. Arus masuk modal asing (capital inflows)
juga berperan dalam menutup gap devisa yang
ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan.
Selain itu, masuknya modal asing juga mampu
menggerakkan kegiatan ekonomi yang lesu akibat
kurangnya modal (saving investment gap) bagi
pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal asing
ini selain sebagai perpindahan modal juga dapat
memberikan kontribusi positif melalui aliran
industrialisasi dan modernisasi. Akan tetapi
apabila modal asing tersebut tidak dikalola
dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif
yang besar terutama apabila terjadinya capital
flows reversal
12. IMPLIKASI KEBIJAKAN
• Untuk meningkatkan kontribusi utang luar negeri,
tabungan domestik serta investasi asing terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut :
• Upaya penarikan investasi asing ke Indonesia
perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu
dilakukan penyederhaan proses pengurusan izin-
izin dan adanya keterpaduan koordinasi antar
departemen melalui pemotongan jalur birokrasi,
serta diterapkannya insentif perpajakan yang
transparan dalam bentuk tax holiday yang masih
baru untuk beberapa tahun.
13. • Agar pengalokasian bantuan luar negeri optimal, maka perlu
dipikirkan reorientasi proyek yang dibiayai dengan utang luar negeri
serta peran pengawasan baik oleh institusi yang berwenang melalui
wakil-wakilnya perlu ditingkatkan.
• Untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap sumber-sumber
pembiayaan pembangunan dari luar negeri, maka perlu diupayakan
mobilisasi dana dari dalam negeri. untuk itu diperlukan upaya
intensifikasi tabungan domestik melalui :
Penggalakan pemungutan pajak (kekayaan dan barang mewah)
yang bersifat progresif dan berdasar pada ability to pay.
Perlunya pendewasaan fungsi perbankan dan lembaga keuangan
bukan bank agar mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi
perkembangan investasi.