Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan Hindu yang berdiri di daerah Parahyangan Bogor, Jawa Barat.
2) Raja-raja terkenal Kerajaan Pajajaran antara lain Sri Baduga Maharaja, Surawisesa, Ratu Dewata, dan Ratu Nilakendra.
3) Kerajaan Pajajaran memiliki pelabuhan penting untuk perdagangan laut internasional.
8. Pada awalnya hindu dan budha berasal dari India yang menyebar ke
Indonesia melalui pernikahan dan perdagangan
Secara umum, kerajaan Sunda merupakan kerajaan bercorak Hindu
& Budha yang pernah ada antara tahun 932M hingga 1579M.
9. Kerajaan pajajaran meruapakan kelanjutan dari kerajaan tarumanegara. Kerajaan
pajajaran itu berdiri setelah Rahyang Wustu Kencana wafat tahun1475. karna
sepeningglan wustu kencana kerajaan galuh di pecah dua diantara susuktunggal dan
dewa niskala sederajat. Pajajaran di bawah kekuasaan susuktunggal dan kerajaan galuh
di bawah kekuasaan dewa niskala. Oleh karena itu dewa niskala dan susuktunggal tidak
mendapat gelar prabu siliwangi, karna wilayah kekuasaan mereka tidak meliputi seluruh
tanah pasudan seperti halnya prabu wangi dan Rahyang Wustu Kencana
10. Seperti yang tertulis dalam sejarah, akhir tahun 1400 Majapahit kian melemah.
Pemberonakan saling berebut kekuasaan antar saudara berkali-kali terjadi. Pada masa
prabu kertabumi (Brawijaya 5) itulah mengalir pengungsi dari kerabat kerajaan
majapahit ke ibukota kerajaan Galuh di Kawali, Kuningan, Jawa barat.
Raden baribin, salah seorang saudara kertabumi termasuk di antaranya. Selain di
terima dengan damai oleh Raja Dewa Niskala ia bahkan di nikahkan dengan Ratna
Ayu Kirana salah satu putri Raja Dewa Niskala. Tak sampai di situ saja, Sang Raja juga
menikah dengan salah satu keluarga pengungsi yang ada dalam rombongan Raden
Baribin.
Pernikahan Dewa Niskala itu mengundang kemarahan Raja susuk tunggal dari
kerajaan sunda. Dewa niskala dia telah melanggar aturan yang seharusnya di taati.
Aturan itu keluar sejak “peristiwa Bubat”yang menyebutkan bahwa orang Sunda tidak
boleh menikah dengan keturunan Majapahit
11. Nyaris terjadi peperangan diantara dua raja yang sebenarnya adalah besan.
Di sebut besan karna jaya dewata, putra raja dewa niskala adalah menantu dari
raja susuk tunggal
Untunglah, kemudian dewan penasehat berhasil mendamaikan keduanya
dengan keputusan dua raja itu harus turun dari tahata. Kemudian mereka
harus menyerahkan tahta ke pada putra mahkota yang di tunjuk . Dewa niskala
menunjuk putranya jayadewata dan pendapatnya itu sama dengan
susuktunggal , demikian akhirnya jayadewata menyatukan kembali dua
kerajaan yang terpecah itu yang hampir saja berperang. Jaya dewata bergelar
SRI BADUGA MAHARAJA.
12. Merupakan kerajaan Hindu yang juga pada saat itu pemerintahan sunda terletak
di pajajaran
pajaran adalah nama sebuah ibukota yang merupakan tempat berdirinya kerajaan sunda,
karna dahulu di Asia tenggara orang biasa menyebut nama kerajaan dengan nama ibu
kotanya maka kerajaaan sunda di sebut kerajaan pajajaran. Namun ada juga beberapa
sumber pendapat tentang makna pajajaran
13. BEBERAPA SUMBER MAKNA DARI
KATA PAJAJARAN
Sumber
pendapat
1.Naska cerita waruga (1750)
2.K.F.Holle (1869)
3.G.P.Reuffaer (1919)
4.R.NG.Poerbatjaraka
(1921)
5.H.ten dam
(1957)
14. 1. NASKAH CERITA WARUGA GURU
Di dalam naskah bahasa Indonesia kuno ini di terangkan bahwa nama pakuan
pajajaran di dasarkan bahwa di lokasi tersebut banyak pohon pakujajaran
2. K.F. Holle
Dalam tulisan berjudul De Battoe toelis te Buitenzorg (Batu tulis bogor ).
Holle menybutkan bahwa di dekat kota Bogor terdapat kampung bernama
cipaku sehingga nama itu mempengaruhi nama kerajaan menjadi pakuan
pajajaran
15. 3. G.P.Reufaer (1919)
Menurutnya nama pajajaran di ambil dari letak kerajaan itu karna berada di
dekan pohon paku yang berjajar
4.R.NG.Poerbajaraka (1921)
Menurutnya arti kata pakuan berarti istana yang sejajar Arti itu dari bahasa
jawa kuno dan pajajaran berarti sejajar atau seimbang . Arti kata seimbang
berarti kaerajaan pajajaran berdiri seimbang dengan kerajaan majapahit
5.H.Ten Dam (1957)
Menurutnya kata itu ada hubungannya dengan linga dekat prasati batu tulis
yang mengartikan kekuasaan
16. Masa keemasan pemerintahan pajajaran terjadi pada saat pemerintahan Sri
Baduga Maharaja atau raja dewata semenjak kekuasaan pajajran ada pada nya
pajajaran menjadi sangat tentram dan damai sehingga sepertinya nama Jaya
Dewata sangat melekat di hati rakyat bagaikan siliwangi, dan nama nya abadi di
hati rakyat
Bagaimana tidak karna saat pemerintahan nya itu sungguh ia membuat
berbagai kemajuan di bidang apa saja
17. di bidang aspek kehidupan, kebudayaan, perekonomian,dan sejarah
Membuat karya besar (BATU TULIS)
Memperteguh pertahanan
Membuat asramah prajurit
Menggairah beberapa pendeta tuk memajukan kegiatan agama di desa
Mengatur pemungutan upeti kepada rakyat agar tidak berat
Menyusun undang-undang kerajaan
Karna semua kegiatan nya itu sungguh membantu rakyat sehingga membuat
nama nya sungguh di kenanng di hati masyarakat dan membuat masa
keemasan bagi pemerintahan
18. Pajajaran terletak di daerah
Pajajaran , Parahyangan bogor ,jawa
barat di dekat sungai ciliwung dan
cisadane.
19. Bentuk dan sistem pemerintahan Raja-Raja
Pajajaran hanya diketahui oleh beberapa Raja saja,
dan berikut Raja-Raja yang diketahui pernah
memerintah di Kerajaan Pajajaran :
Raja-Raja Pajajaran
21. Sri Baduga Maharaja (Jayadewata) mengawali
pemerintahan zaman Pajajaran, yang memerintah selama
39 tahun (1482-1521). Pada masa inilah Pakuan mencapai
puncak perkembangannya.
Dalam prasasti Batutulis diberitakan bahwa Sri Baduga
dinobatkan dua kali, yaitu yang pertama ketika Jayadewata
menerima tahta Kerajaan Galuh dari ayahnya (Prabu
Dewa Niskala) yang kemudian bergelar Prabu Guru
Dewapranata. Yang kedua ketika ia menerima tahta
Kerajaan Sunda dari mertuanya, Susuktunggal. Dengan
peristiwa ini, ia menjadi penguasa Sunda-Galuh dan
dinobatkan dengar gelar Sri Baduga Maharaja Ratu
Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata
22. Pengganti Sri Baduga Maharaja adalah Surawisesa (puteranya dari Mayang
Sunda dan juga cucu Prabu Susuktunggal)
Surawisesa memerintah kerajaan pajajaran selama 14 tahun (1521-1535)
Dalam pemerintahannya surawisesa membuat beberapa perjanjian dengan
pihak Portugis dan dua kali pernah mengunjungi Malaka pada tahun 1512 dan
1521
Perjanjian itu diantaranya setiap kapal portugis yang datang harus di isi
dengan lada dengan sebagai gantinya portugis akan membawakan barang yang
di butuhkan kerajaan sunda
23. Surawisesa digantikan oleh puteranya, Ratu Dewata. Berbeda dengan
Surawisesa yang dikenal sebagai panglima perang yang perwira, perkasa dan
pemberani, Ratu Dewata sangat alim dan taat kepada agama.
Ratu dewata memerintah selama 8 tahun (1535-1543)
Pada saat pemerintahan nya sempat terjadi beberapa perjanjian juga dengan
Cirebon tetapi walau sudah ada perjanjian Ratu dewata tetap mempersiapkan
pasukannya jika ada penyerangan
Dan ternyata benar ia mendapat serangan dan pihak mereka menghancurkan
pusat keagamaan di sumedang, cianjur,jaya giri
Karna hal itu di anggap ia tidak tepat menjadi raja karna seharusnya
pikirannya itu harus terpusat pada negara bukan agama
24. Ratu sakti merupakan raja ke 4 yang memerintah di kerajaan pajajaran
Ratu sakti memerintah antara tahun (1543-1551)
Tepatnya ia berkuasa di kerajaan pajajaran selama 8 tahun masa pemerintahan
nya itu sama dengan masa pemerintahan surawisesa yang hanya 8 tahun juga
karna kegagalannya dalam memerintah.
25. Nilakendra atau Tohaan di Majaya naik tahta sebagai penguasa Pajajaran
yang kelima. Pada saat itu situasi kenegaraan telah tidak menentu dan frustasi
telah melanda segala lapisan masyarakat.
Ratu nirlakendra memerintah selama 16 tahun (1551-1567)
Selain itu dia juga malah memperindah keraton dengan membuat taman
berbatu, dan memasang bendera keramat walau sebenarnya itu tidak berguna
dan tidak membuat para lawan tidak takut sama sekali sehingga ia kalah dalam
peperangan
pada masa pemerintahannya kerajaan harus di pindah karna kehancuran
kerajaan
Pajajaran lenyap pada tanggal 11 bagian terang bulan Wesaka tahun 1501
Saka."
26. Prabu Suryakancana atau Raga mulya tidak berkedudukan di Pajajaran,
tetapi di Pulasari, Pandeglang. Oleh karena itu, ia dikenal pula sebagai Pucuk
Umun (Panembahan) Pulasari (mungkin raja ini berkedudukan di Kaduhejo,
Kecamatan Menes pada lereng Gunung Palasari).
ia memerintah selama 13 tahun (1567-1579)
Memang sebelum pemerintahannya kerajaan sunda sudah mulai
mengalami kemundurun sehinga pada masanya memerintah saat itu
terjadilah kehancuran sehingga melenyapkan kerajaan itu
27. Prasasti ini ditemukan di Bogor
dengan menggunakan bahasa jawa
Kuno bercampur dengan bahasa
Melayu. Prasasti ini memuat
pengembalian kekuasaan Raja
Pajajaran. Kemungkinan Kerajaan
Pajajaran pernah dikuasai kerajaan-
kerajaan di Jawa Timur
1. Prasasti Rakryan Juru Pangambat (923M)
28. Prasasti yang terletak di
Kawali, Ciamis ini
menyatakan tentang
perpindahan pusat
pemerintahan dari Pakuan
(Pajajaran) ke Kawali
29. Saat ini Palangka Sriman Sriwacana dapat ditemukan di depan bekas Keraton
Surosowon di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, yang
berarti mengkilap/ berseri, sama artinya dengan kata “Sriman”
30. Prasasti ini ditemukan di dekat sungai cikapunduh
Tanggal 8 0ktober 2010, di perkirakan prasasti
berbahasa sunda kuno itu berasal dari abad ke-14,
selain huruf sunda kuno terdapat juga gambar
tangan,telapak kaki, wajah.berukuran panjang 178
cm, lebar 80cm, tinggi 55cm. Sampai sekarang
para ilmuan masih meneliti nya
31. Prasasti Huludayeuh berada di kampung
Huludayeuh,Cirebon. Prasasti di kalangan para ahli
sejarah dan arkeologi diketahui pada bulan 8,
1991.
Prasasti Huludayeuh berisi 11 baris tulisan
berbahasa Sunda Kuno, tetapi ketika ditemukan
sudah tidak utuh lagi sehingga sebagian besar
isinya tidak bisa di ketahui.
Fragmen prasasti tersebut secara garis besar
mengemukakan tentang jayadewata di Pakwan
dengan usaha-usaha memakmurkan negrinya.
32. Dalam perkembangan kehidupan sosial masyarakat Pajajaran, terdapat
beberapa golongan yakni :
Golongan Seniman
Pemain wayang, pemain gamelan, dan penari.
Golongan Petani
Golongan Pedagang
Golongan yang dianggap jahat
Tukang copet, tukang rampas, dan maling
33. 1. Perdagangan Laut
Kerajaan Pajajaran memiliki 5 pelabuhan penting yaitu :
Banten
Pontang
Cigede
Sunda Kelapa (sekarang Jakarta)
Cimanuk (sekarang Pamanukan)
Setiap pelabuhan dikepalai oleh Syahbandar, yang bertanggung jawab kepada
Raja dan bertindak sebagai wakil Raja di Bandar-Bandar yang dikuasai.
34. Melalui kelima pelabuhan tersebut, Kerajaan Pajajaran melakukan
perdagangan dengan daerah lain.
Wilayah dagangnya mencapai pulau Sumatra dan Maladewa.
Barang dagangan Kerajaan Pajajaran umumnya bahan pangan dan
lada, tetapi barang dagangan yang terpenting adalah beras.
Sementara barang dagangan yang dapat diperoleh di pelabuhan
Kerajaan Pajajaran yakni : kambing, sapi, sayur,babi, biri-biri dan
buah.
Selain itu, ada jenis bahan pakaian yang didatangkan dari Cambay
(India), mata uang yang digunakkan adalah mata uang Cina.
35. 2. Perdagangan Darat
Kerajaan Pajajaran juga memiliki jalur perdagangan darat yang
penting. Jalannya berpusat di Pakuan Pajajaran, dengan 2 jalan
yang membentang ke arah Barat dan Timur.
Jalan ke Timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan
Karang Sambung yang terletak di tepi sungai Cimanuk, melalui :
Cileungsi dan Cibarusa lalu membelok ke Karawang dari
Tandung Pura di teruskan ke Cikao dan Purwakarta yang
berakhir di Karang Sambung.
36. Sementara jalan ke arah Barat, mulai dari Pakuan Pajajaran
melalui Jasingan dan Rangkasbitung, menuju Serang dan
berakhir di Banten.
Jalan darat lain dari Pajajaran menuju Ciampea mulai dari
Muara Cianten
Melalui jalan darat dan sungai tersebut hasil bumi Kerajaan
Pajajaran diperdagangkan dan bahan yang diperlukan
oenduduk di pedalaman disalurkan.
Dengan demikan sistem perekonomian Kerajaan Pajajaran
sudah maju saat itu.
37. Sejak zaman Kerajaan Tarumanegara, kehidupan masyarakat Jawa
Barat(Rakyat Sunda) dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Pengaruh Hindu terhadap Kerajaan Pajajaran dapat diketahui melalui :
Kitab Parahyangan dan Kitab Sanghyang Siskakanda.
Cerita-cerita dalam sastra Sunda kuno bercorak Hindu
38. Pengaruh Islam dari Kerajaan Demak mempengaruhi kerajaan Pajajaran. Lalu,
Jayadewata meminta bantuan Portugis di Malaka untuk menghadapi Kerajaan Demak.
Namun, usaha itu terlambat karena pada tahun 1527 pasukan yang dipimpin Falatehan
dari Demak berhasil menguasai Sunda Kelapa yang berkuasa saat itu yakni Ratu
Samiam, putra Jayadewata.
Kerajaan Pajajaran menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah barat yang saat
itu Pajajaran dipimpin oleh Prabu Ratu Dewata yang berusaha mempertahankan
ibukota pajajaran dari pasukan Maulana Hasanudin dan putranya Maulana Yusuf.
39. Pada tahun 1579 kerajaan pajajaran runtuh, karena
kerajaan Banten berhasil menguasai Pajajaran.
Selanjutnya, orang-orang Hindu yang tidak mau
tunduk kepada pennguasa Islam melarikan diri ke
daerah pedalaman yang sekarang disebut suku Badui