Dokumen tersebut membahas tentang berbagai kerajaan Hindu-Buddha yang berkembang di Indonesia sejak zaman prasejarah hingga abad pertengahan. Mulai dari Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Holing, Kanjuruhan, Mataram, Sriwijaya, Medang Kamulan, Jenggala dan Kediri, Singasari hingga Majapahit yang mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
2. Kebudayaan India yang masuk ke indonesia membawa
perubahan penting di bidang pemerintahan dan kepercayaan
(religi) masyarakat. Pada mulanya, suatu desa di pimpin oleh
kepala suku yang di pilih karena memiliki kelebihan-kelebihan di
banding yang lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya india kepala
suku di gantikan oleh seorang raja (orang yang di hormati) yang
kedudukannya di gantikan secara turun temurun. Dengan
demikian bisa berubah menjadi kerajaan yang bercorak hindu dan
budha.
3. Kerajaan kutai merupakan kerajaan tertua di indonesia, berdiri sekitar 400-500
masehi, dengan kerajaan terletak pada aliran sungai mahakam kalimantan timur.
Perkembangan masyarakat sudah lebih maju di banding sebelum berdirinya kerajaan. Raja
yang terkenal adalah Raja Mulawarman, anak dari Aswarman, cucu dari Kadungga, Raja
pertama Kutai.Raja mulawarman adalah raja yang menganut agama Hindu Siwa. Hal ini di
tunjukan dengan adanya bukti dari salah satu prasasti yang menyebut tempat suci
Waprakeswara, yaitu tempat suci yang selalu di sebut dengan Trimurti, yaitu Brahma, Wisnu
dan Siwa.
Bukti yang mendukung adanya kerajaan kutai adalah ditemukannya tujuh buah
yupa (tugu batu bertulis untuk peringatan upacara korban) di daerah aliran sungai mahakam.
Yupa di buat atas perintah Raja Mulawarman. Agama hindu mempunyai banyak dewa, namun
tiga dewa yang senantiasa dipuja, yang lebih dikenal dengan nama Trimurti, yaitu Dewa
Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Dalam agama hindu ada 4 kasta yang membedakan antara golongan satu dan
yang lainnya.
Stratifikasi Sosial
Dalam Agama Hindu
Kasta
Brahman
a
Kasta
Kesatria
Kasta
Sudra
Kasta
Waisya
Kerajaan Kutai
Yupa
Agama
Hindu
4. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak hindu
pemuja Dewa Wisnu yang berkembang pada abad ke-5 Masehi sesudah
kerajaan kutai. Raja yang paling terkenal adalah Purnawarman dan
agama yang di anut adalah Hindu aliran Wisnu. Kerajaan Tarumanegara
runtuh pada akhir abad ke-7, kemungkinan akibat serangan kerajaan
Sriwijaya.
Prasasti peninggalan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara adalah:
1. Ciaruteun
2. Kebun Kopi
3. Jambu
4. Pasir Awi
5. Muara Cianten
6. Lebak
7. Tugu
Kerajaan Tarumanegara
5. Kerajaan Holing
Kerajaan Holing di perkirakan terletak di Jawa Tengah. Kerajaan
ini dikenal juga dengan Kerajaan Kalingga. Keterangan tentang Kerajaan
Holing didapat dari prasasti dan catatan dalam negri cina.
Sumber prasasti peninggalan Kerajaan Holing adalah Prasasti
Tukmas. Prasasti ini di temukan di desa Dakwu daerah Grobogan,
Purwodadi di lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan
huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tersebut menyebutkan
tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber
air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu
ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan
bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia
dengan dewa-dewa hindu.
6. Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan merupakan kerajaan Hindu tertua di Jawa
Timur. Keterangan mengenai Kerajaan Kanjuruhan diperoleh dari Prasasti
Dinoyo (760 M). Prasasti ditulis dengan huruf Kawi (Jawa Kuno) dan
ditemukan di Desa Dinoyo di tepi sungai Merto (Malang, Jawa Timur).
Prasasti tersebut memuat keterangan-keterangan tentang Kerajaan
Kanjuruhan.
Raja Kanjuruhan pertama adalah Dewa Singha, ia digantikan
oleh putranya yang bernama Liswa. Liswa menjadi raja dan bergelar
Gajayana. Gajayana memeluk adgama Hindu Siwa, selama
pemerintahannya ia membuat tempat pemujaan untuk Dewa Agatya. Di
dalam tempat tersebut terdapat arca Dewa Agastya yang terbuat dari bata
merah, disamping arca juga terdapat bangunan batu bulat yang bernama
Lingga. Bangunan suci tempat pemujaan kepada dewa tersebut sekarang
bernama Candi Bandut. Kerajaan Kanjuruhan mengalami masa suram
setelah diserang oleh Kerajaan Hindu Mataram Kuno, Jawa Tengah.
7. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Kuno berkembang di wilayah pedalaman Jawa Tengahsekitar
abad ke-8. Pusat kerajaan terletak di daerah yang disebut “Medang Bhumi Mataram”.
Kerajaan Mataram Kuno terbagi dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan yang bercorak Hindu
diperintah oleh Dinasti Sanjaya dan kerajaan yang bercorak Budha diperintah oleh Dinasti
Syailendra.
1. Dinasti Sanjaya
Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya berlokasi di Jawa Tengah Bagian utara,
pusat kerajaan di Medang dan terleta di Poh Pitu. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7.
Setelah Raja Sanna meninggal, Kerajaan Mataram terancam hancur. Sebagai penggantinya
adalah Raja Sanjaya. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Mataram menjadi Kerajaan
besar, Raja Sanjaya berhasil membangun Dinasti Sanjaya. Bukti-bukti adanya Dinasti
Sanjaya diketahui melalui Prasasti Canggal berisi asal usul Raja Sanjaya dan pembangunan
sebuah Lingga di bukit stritengga, serta Prasasti Kedu/Prasasti Balitung/Prasasti Mantyasah,
yang berisi tentang silsilah raja-raja keturunan Dinasti Sanjaya.
2. Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra muncul pada pertengahan abad ke-8 di Jawa Tengah bagian
selatan, yaitu antara daerah Bagelen dan Yogyakarta. Pada waktu Dinasti Sanjaya di pimpin
oleh Rakai Panangkaran, Mataram kuno berada di bawah pengaruh Dinasti Syailendra.
Puncak kejayaan Dinasti Syailendra terjadi pada pemerintahan samarattungga. Sumber
sejarah dari Dinasti Syailendra umumnya berupa prasasti, di antaranya Prasasti Kalasan,
Prasasti Kelurak, Prasasti Ratu Buko, Prasasti Nalanda, Prasasti Hamaparan, Prasasti
Abhaya Giwiwhara, Kayumungan dan Prasasti Sojomerto.
8. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Srwijaya mencapai puncak Kejayaan pada abad ke-7 dan
ke-8 Masehi, terutama saat diperintah oleh Raja Balaputradewa. Yang berasal
dari Jawa Tengah. Balaputradewa adalah anak Samarantungga,Raja Mataram
Kuno. Kerajaan Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa
bidang, antara lain di bidang mariim, menguasai jalur perdagangan melalui
Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya, dan sebagainya. Sriwijaya
juga menjalin hubungan dagang yang baikdengan India, Cina dan bangsa-
bangsa lain. Selain menonjol di bidang maritim, Kerajaan Sriwijaya juga maju
dalam bidang politik, ekonomi, dan agama Budha.
Sumber Prasasti peninggala n Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti
yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya di tulis dengan hurf
Pallawa dengan menggunakan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti
tersebut antara lain Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti
Palas Pasemah, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi dan Prasasti
Nalanda (india). Masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke-12.
9. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu sekitar Sungai
Brantas, ibu kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok
yang juga sekaligus pendiri Dinasti Isyana. Pendiri Kerajaan Medang Kamulan
adalahMpu Sindok sekaligus sebagai raja pratama dengan gelar Sri Maharaja Rakai
Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Sepeninggal Mpu Sindok, Kerajaan
Medang diperintah oleh Dharmawangsa Teguh. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Medang mencapai kejayaannya di bawah kekuasaan Airlangga yng
memindahkan kerajaan ke Kahuripan untuk menghindari perang saudara maka
Airlangga membagi Kerajaannya menjadi dua yaitu Panjalu dengan ibukota Daha
dan Jenggala yang beribukota di Kahuripan.
Sumber prasasti mengenai sejarah Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1. Pasasti Pucangan
2. Prasasti Anjuk Ladang dan Paradah
3. Prasasti Limus
4. Prasasti Silet
5. Prasasti Tarunhuyang
6. Prasasti Wurara
7. Prasasti Gandhakuti
10. Kerajaan Jenggala dan Kediri
Menurut Prasasti Wurara, buku Negarakertagama, dan buku Calon
Arang (yang ditulis pada zaman Majapahit), Raja Airlangga memerintahkan Mpu
Bharada membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu:
1. Kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, terletak di sebelah utara
Sungai Brantas
2. Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibu kota Daha, terletak di sebelah
selatan Sungai Brantas
Airlangga kemudian menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu.
Pada tahun 1049 M, Airlangga wafat. Ia dimakamkan di Candi Belahan. Kerajaan
Kediri diperintah oleh Sri Samarawijaya (anak Dharmawangsa), sedangkan
Kerajaan Jenggala diperintah oleh Mapanji Garasakan (putra kedua Airlangga).
Setelah Airlangga wafat , terjadi perang saudara antara Jenggala dan Kediri.
Perang ini berlangsung sampai tahun 1052 M. Sebagai penggantinya adalah
Kameswara, pada masa ini muncul karya sastra yang sampai saat ini masih di
kenal oleh masyarakat sebagai cerita panji yang disebut Smaradhana karangan
Mpu Dharmaja. Karya sastra ini intinya mengisahkan tentang kisah cinta
Kameswara (Kamajaya) dengan Dewi Ratih (Candra Kirana).
11. Kerajaan Singasari
Ken Arok merupakan cikal bakal raja-raja di Singgasari dan Majapahit.
Perkembangan masyarakat pada zaman Kerajaan Singgasari sudah sangat maju.
Demekian pula perkembangan kebudayaan maupun perkembangan pemerintahannya
yang nampak dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Ken Arok hanya hanya
memerintah selama lima taun, karena pada tahun 1227 ia dibunuh oleh seseorang
atas perintah Anusapati (anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung), dengan
menggunakan keris Mpu Gandring. Setelah Ken Arok yang menjadi yang menjadi Raja
Singasari berturut-turut adalah Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni/Wisnuwhardana dan
Kartanegara.
Pada zaman Raja Kertanegara, wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari
menjadi sangat luas, meliputi seluruh Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Melayu,dan Semenanjung Malaya. Ketika Raja Kertanegara sedang
gencar-gencarnya melakukan ekspansi ke luar Jawa, raja kecil di Kediri mengadakan
pemberontakan tahun 1292. Pemberontakan ini mengakibatkan para pembesar
kerajaan dan Raja Kertanegara gugur. Kerajaan Singasari yang besar itu akhirnya
runtuh setelah pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292
12. Kerajaan Majapahit
Raden Wijaya merupakan menantu dari Raja Kertanegara, ia adalah putra Lembu
Tai. Raden Wijaya kemudian menjadi Raja di Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
menggunakan gelar Kertarajasa. Ia memerintah dengan bijaksana, setelah Kertajasa
meninggal, ia digantikan putranya, Jayanegara. Jayanegara dikenal sebagai Raja yang lemah.
Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Jayanegara digantikan oleh
adiknya, yaitu putri Tribuwanatunggadewi. Pada masa Tribuwana juga terjadi beberapa kali
pemberontakan. Namun, berkat kecakapan Gajah Mada, pemberontakan dapat dipadamkan.
Pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mencapai puncak
kbesarannya. Berkat usaha Gajah Mada dan Adityawarman, hampir seluruh Nusantara dapat
ditaklukan. Luas daerah kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Indonesia sekarang
ditambah dengan Semenanjung Malaka dan Singapura. Untuk mengawasi seluruh daerah
kekuasaannya, Kerajaan Majapahit membangun armada laut yang kuat. Hubungan
persahabatan dijalin dengan negara tetangga, seperti Ceylon (Srilanka), Siam (Thailand),
Birma (Myanmar), Campa, India, dan Cina
Hayam Wuruk mempunyai seorang putri dari permaisurinya yang bernama
Kusuma Wardhani, yang kemudian menikah dengan Wikramawardhana. Dari selirnya, Hayam
Wuruk mempunyai anak bernama Bhre Wirabhumi.
Agar tidak terjadi perebutan takhta, Hayam Wuruk membagi Kerajaan Majapahitmenjadi dua.
Bagian barat diberikan kepada Kusumawardhani, sedangkan bagian timur diberikan kepada
Bhre Wirabhumi. Tidak lama setelah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang antara
Wikradhana dan Bhre Wirabhumi. Perang itu dikenal dengan sebutan perang Paregreg
(perang saudara). Dalam perang itu Bhre Wirabhumi tewas.