2. Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses
pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna.
(An-Naml : 88). Etos kerja seorang muslim adalah
semangat untuk menapaki jalan lurus, dalam hal
mengambil keputusan pun, para pemimpin harus
memegang amanah terutama para hakim. Hakim
berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut sebagaimana
Dawud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang
adil dan harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran,
maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami
dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari
kebenaran dan tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang
lurus (QS. Ash Shaad : 22)
3. Etika Kerja dalam Islam
Nilai suatu pekerjaan tergantung kepada niat
pelakunya yang tergambar pada firman Allah SWT
agar kita tidak membatalkan sedekah (amal
kebajikan) dan menyebut-nyebutnya sehingga
mengakibatkan penerima merasa tersakiti hatinya.
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian…” (al-Baqarah : 264)
4. At-Taubah; 105
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.
5. Asbabun Nuzul
Imam Ahmad berkata, Yazid telah menceritakan
kepada kami, Humaid telah menceritakan kepada
kami, dari Anas bahwa Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam bersabda
“Kalian jangan takjub dengan seseorang sehingga
kalian melihat bagaimana akhir hidupnya.
Sesungguhnya seseorang beramal pada suatu
masa dari hidupnya dengan amalan shalih, yang
jika dia mati dalam keadaan itu tentu dia masuk
surga, kemudian dia berubah beramal dengan
amalan keburukan.
6. Dan sesungguhnya seseorang beramal keburukan
pada satu masa dari kehidupannya, yang jika dia
mati dalam keadaan tersebut tentu dia masuk
neraka, kemudian dia berubah melakukan amal
kebajikan. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi
seorang hamba maka Dia akan mepergunakannya
sebelum matinya. Mereka bertanya, Wahai
Rasulullah, bagaimana Dia mempergunakannya?
Beliau bersabda, Dia menunjukinya untuk
beramal shalih, kemudia dicabut nyawanya dalam
keadaan tersebut.”[5] (Imam Ahmad bersendirian
dari sisi ini).
7. Tafsir Ibnu Katsir
Mujahid berkata, “ini adalah ancaman dari Allah Ta’ala
terhadap orang-orang yang menyelisihi perintahNya,
bahwasannya amalan mereka akan dihadapkan
kepadaNya, Rasul dan kaum mukminin. Hal itu
bukanlah sesuatu yang mustahil pada hari kiamat,
Seandainya salah seorang di antara kalian beramal di
dalam batu yang keras dan kokoh yang tidak berpintu
dan tidak berlubang, niscaya Allah akan menampakkan
amalannya kepada manusia sebagaimana adanya.
Ditampakan Amalannya
8. Az-Zumar; 39
َناَكَم ىَلَع واُلَمْعا ِم ْوَق اَي ْلُقلِامَع يِِّنِإ ْمُكِت
َونُمَلْعَت َف ْوَسَف
"Katakanlah: 'Hai kaumku, bekerjalah sesuai
dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan
bekerja (pula), maka kelak kamu akan
mengetahui,"
9. Asbabun Nuzul
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar beliau
mengatakan kepada kaum muslimin yang mau bertobat dan
membersihkan diri dari dosa-dosa dengan cara bersedekah dan
mengeluarkan zakat, agar mereka melakukan amal-amal saleh
sebanyak mungkin. Di samping itu Allah swt. juga memerintahkan
kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada mereka, bahwa
apabila mereka telah melakukan amal-amal saleh tersebut maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan
melihat dan menilai amal-amal tersebut. Akhirnya mereka akan
dikembalikan-Nya ke alam akhirat, akan diberikannya kepada
mereka ganjaran atas amal-amal yang telah mereka lakukan selama
hidup di dunia. Kepada mereka dianjurkan agar tidak hanya merasa
cukup dengan melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-
mata melainkan haruslah mereka mengerjakan semua apa yang
diperintahkan kepada mereka.
10. Allah akan melihat amal-amal yang mereka lakukan itu
sehingga mereka semakin dekat kepada-Nya. Rasulullah
juga akan melihat amal-amal tersebut disebabkan doa restu
beliau untuk mereka akan semakin bertambah pula amal-
amal kebajikan itu sehingga mereka pun akan mengikuti
dan mencontohnya pula, sedang Allah swt. memberikan
pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang dicontoh
tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.
Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi
di hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan
amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang
didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah
lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum
Muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh
mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah
akan menjadi saksi yang kuat di hari kiamat, tentang
benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.
11. Tafsir
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai
dengan anggapanmu, bahwa kamu
mempunyai kekuatan dan ketrampilan, dan
peraslah keringatmu dalam membuat makar
dan tipu dayamu, karena akupun bekerja pula
dalam mengokohkan dan menyiarkan
agamaku, nanti kamu akan mengetahui,
siapakah di antara kita yang lebih baik
kesudahannya.