SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Berlomba-lomba dalam Kebaikan 
Di dalam Alquran, baik atau kebaikan menggunakan kata ihsan, birr dan ishlah. Kata ihsan 
(ahsan dan muhsin) bisa dilihat pada firman Allah yang artinya, "Dan siapakah yang lebih baik 
agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan 
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi 
kesayangan-Nya." (4: 125). 
Bila dikaitkan dengan hadis tentang kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad saw, ihsan adalah 
perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena merasakan kehadiran Allah dalam dirinya, atau dia 
merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya. 
Adapun kata baik dalam arti birr bisa dilihat pada firman Allah yang artinya, "Bukanlah 
menghadapkan wajahmu ke timur maupun ke barat itu suatu kebaikan, tetapi sesungguhnya kebaikan itu 
ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab dan nabi-nabi serta memberikan harta yang 
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), 
dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, 
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang 
sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar 
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (2: 177). 
Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata al-birr, termasuk ayat di atas, maka akan didapat kesimpulan 
bahwa kebaikan itu menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya membaginya menjadi tiga, yakni birr 
dalam aqidah, birr dalam amal dan birr dalam akhlak. 
Adapun kata baik dengan menggunakan kata ishlah terdapat dalam banyak ayat, misalnya pada firman 
Allah yang artinya, "Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, 
katakanlah: 'Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik'." (2: 220). 
Islah (berlaku baik) digunakan penggunaannya dalam kaitan hubungan yang baik antara sesama 
manusia, di dalam Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3 hal 740 dinyatakan, "Islah merupakan kewajiban 
umat Islam, baik secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara 
sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT." 
Di dalam Alquran, Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang 
sebaik-baiknya. Namun, kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Kalau 
manusia dianggap mulia dengan sebab badannya yang besar, tentu akan lebih mulia binatang ternak, 
seperti sapi, kerbau, unta, gajah, dan sebagainya yang memiliki berat badan yang jauh lebih berat. 
Karenanya, bila manusia hanya mengandalkan kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan, dia 
bisa lebih rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak pada berat 
badannya. 
Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam 
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk 
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat 
(tanda-tanda kekusaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk 
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka 
itulah orang-orang yang lalai."(7: 179). 
Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau kebaikannya 
dalam bersikap dan bertingkah laku, di mana pun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi 
dan kondisinya. Itu sebabnya, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, maka akan semakin 
mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk 
berloma-lomba dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah yang artinya, "Dan bagi tiap-tiap umat ada 
kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) 
kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (2: 148). 
Jalan Menuju Amal Baik
Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan, ternyata tidak sedikit 
orang yang tidak antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dijadikan 
resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan. 
1. Niat yang Ikhlas 
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena, dalam banyak amal di 
dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun terpenting dan pertama. Niat yang ikhlas karena 
Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam 
mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang 
ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan 
terasa menjadi berat. Disamping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan 
(istimrar) dalam amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bersemangat karena dipuji dan 
tidak akan lemah karena dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh 
dalam melakukan kebaikan. 
2. Cinta Kebaikan dan Orang Baik 
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada 
kebaikan, hal ini karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri 
tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke 
dalam jiwa kita masing-masing, sehingga kita akan menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai 
bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita, ini akan membuat kebaikan selalu 
menyertai kehidupan ini. 
Disamping cinta kepada kebaikan, akan kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di 
dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik, hal ini akan membuat kita ingin 
selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah 
SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun 
harus mencintai mereka yang berbuat baik. Allah berfirman yang artinya, "Dan belanjakanlah 
(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam 
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yang 
berbuat baik." (2: 195). 
3. Merasa Beruntung bila Melakukan Kebakan 
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia, karena itu seseorang akan melakukan 
kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa memperoleh keberuntungan, baik di dunia 
maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. 
Pertama, selalu disertai oleh Allah SWT, lihat QS 16: 128. Kedua, menambah kenikmatan 
untuknya, lihat QS 2: 58; 7: 161; 33: 29. Ketiga, dicintai Allah, lihat QS 7: 161; 5: 13; 2: 236; 3: 
134; 3: 148; 5: 96. Keempat, memperoleh rahmat Allah, lihat QS 7: 56. Kelima, memperoleh 
pahala yang tidak disia-siakan Allah SWT, lihat QS 9: 120; 11: 115; 12: 56. Keenam, dimasukkan 
ke dalam surga, lihat QS 5: 85; 39: 34; 6: 84; 12: 22; 28: 14; 37: 80. 
4. Merasa Rugi ila Meninggalkan Kebaikan 
Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya dengan sejumlah 
keutamaan yang disebutkan dalam Alquran, maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan 
merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin, bagaimana 
mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang 
harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk 
kebaikan yang harus dijalani. 
Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi, maka di akhirat pun dia akan merasa rugi, 
karena apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya di dunia akan sangat berpengaruh di 
akhirat, karena kehidupan akhirat pada hakikatnya adalah hasil dari kehidupan di dunia, bila 
seseorang berlaku baik di dunia, dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat disamping 
keberuntungan di dunia, sedangkan bila seseorang tidak melakukan kebaikan di dunia, maka dia 
akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yang sangat dalam di akhirat kelak sebagai
bentuk dari mengabaikan nilai-nilai Islam. Allah SWT berfirman yang artinya, "Barangsiapa 
mencari selain Islam sebagai agamanya, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) 
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (3: 85). 
5. Meneladani Generasi yang Baik 
Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau 
meneladani orang yang berbuat baik, hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia 
menyadari bahwa meskipun perasaannya sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap 
saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya, hal ini akan 
memicu semangatnya untuk berbuat baik yang lebih banyak lagi. Karena itu, idealnya seorang 
mukmin bisa menjadi seperti cermin bagi mukmin lainnya sehingga manakala seseorang 
mengenal dan memperhatikann dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan, termasuk 
dalam hal berbuat baik. 
6. Memahami Ilmu Kebaikan 
Bagi seorang muslim, setiap amal yang dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu, semakin 
banyak ilmu yang dimiliki, dipahami dan dikuasai, insya Allah akan makin banyak amal yang 
bisa dilakukannya, sedangkan makin sedikit pemahaman atau ilmu seseorang, akan semakin 
sedikit juga amal yang bisa dilakukannya, apalagi belum tentu orang yang mempunyai ilmu 
secara otomatis bisa mengamalkannya. Ini berarti, seseorang akan semakin terangsang untuk 
melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu. 
Kebaikan yang Diterima 
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari 
Allah SWT. Paling tidak, ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. 
Pertama, ikhlas dalam beramal, yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata ikhlas karena 
Allah SWT, atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain Allah SWT. Karena itu, dalam hadis 
yang terkenal, Rasulullah saw bersabda yang artinya, "Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada 
niatnya." 
Kedua, melakukan kebaikan itu secara benar, hal ini karena meskipun niat seseorang sudah baik, bila 
dalam melakukan amal dengan cara yang tidak baik, maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah 
SWT, karena ini termasuk bagian dari mencari selain Islam sebagai agama (aturan) hidupnya yang jelas-jelas 
akan ditolak Allah SWT sebagaimana yang sudah disebutkan pada QS 3: 85 di atas. 
Akhirnya, menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani untuk mengabdi kepada Allah 
SWT yang terwujud salah satunya dalam bentuk melakukan kebaikan dan masing-masing orang harus 
berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai bentuk kongkret dari perwujudan kehidupan 
yang baik di dunia dan ini pula yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di 
akhirat kelak. 
Mungkin itu saja pidato yang bisa saya sampaikan midah-mudahan bermanfaat.... 
Anak ayam turun delapan 
Mati satu tinggal lah tujuh 
Hidup harus penuh harapan 
Jadikan itu jalan yang dituju 
Billahi taufiq wal hidaayah. Warridho wal inaayah ! 
Wassalaamu’alaikum warohmatullohi. Wabarokatuh

More Related Content

What's hot

7 Steps to wedding
7 Steps to wedding7 Steps to wedding
7 Steps to weddingMAEindonesia
 
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...Nurlinda Ummu Ridho
 
Menikah nyok!
Menikah nyok!Menikah nyok!
Menikah nyok!Aisyah N
 
Suvenir nikah
Suvenir nikahSuvenir nikah
Suvenir nikahrenitiara
 
The Power Ikhlas Bsi
The Power Ikhlas BsiThe Power Ikhlas Bsi
The Power Ikhlas BsiMuhammad Zen
 
Makalah 2 kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"
Makalah 2  kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"Makalah 2  kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"
Makalah 2 kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"Dian Widdyastutik
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupanananovia99
 
Kepentingan sifat ikhlas dalam ibadah dan beramal
Kepentingan sifat  ikhlas dalam ibadah dan beramalKepentingan sifat  ikhlas dalam ibadah dan beramal
Kepentingan sifat ikhlas dalam ibadah dan beramalAbdul Ghani
 
Ebook suvenir pernikahan
Ebook suvenir pernikahanEbook suvenir pernikahan
Ebook suvenir pernikahanSudirman Sultan
 
Ceramah israk
Ceramah israkCeramah israk
Ceramah israkmudiram
 
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaperkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaKamariah Sahalihudin
 
Agama Islam Kelas 11 - Dosa Besar
Agama Islam Kelas 11 - Dosa BesarAgama Islam Kelas 11 - Dosa Besar
Agama Islam Kelas 11 - Dosa BesarYudistira Ydstr
 

What's hot (18)

aqidah akhlak
aqidah akhlakaqidah akhlak
aqidah akhlak
 
7 Steps to wedding
7 Steps to wedding7 Steps to wedding
7 Steps to wedding
 
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...
Makna Sebenar ber-Kasih Sayang dan men_Cinta Ultimate true love by ustd.Felix...
 
Menikah nyok!
Menikah nyok!Menikah nyok!
Menikah nyok!
 
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
 
Suvenir nikah
Suvenir nikahSuvenir nikah
Suvenir nikah
 
The Power Ikhlas Bsi
The Power Ikhlas BsiThe Power Ikhlas Bsi
The Power Ikhlas Bsi
 
HRK 111 Konsep Perkahwinan, Cinta dan Kafa'ah (Sekufu)
HRK 111  Konsep Perkahwinan, Cinta dan Kafa'ah (Sekufu)HRK 111  Konsep Perkahwinan, Cinta dan Kafa'ah (Sekufu)
HRK 111 Konsep Perkahwinan, Cinta dan Kafa'ah (Sekufu)
 
Makalah 2 kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"
Makalah 2  kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"Makalah 2  kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"
Makalah 2 kelompok 3 "Keimanan Kepada Nabi dan Rosul"
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
 
7 indikator kebahagiaan
7 indikator kebahagiaan7 indikator kebahagiaan
7 indikator kebahagiaan
 
Kepentingan sifat ikhlas dalam ibadah dan beramal
Kepentingan sifat  ikhlas dalam ibadah dan beramalKepentingan sifat  ikhlas dalam ibadah dan beramal
Kepentingan sifat ikhlas dalam ibadah dan beramal
 
Perkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan AkidahPerkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan Akidah
 
Ebook suvenir pernikahan
Ebook suvenir pernikahanEbook suvenir pernikahan
Ebook suvenir pernikahan
 
Ceramah israk
Ceramah israkCeramah israk
Ceramah israk
 
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaperkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
 
Agama Islam Kelas 11 - Dosa Besar
Agama Islam Kelas 11 - Dosa BesarAgama Islam Kelas 11 - Dosa Besar
Agama Islam Kelas 11 - Dosa Besar
 
Memahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamMemahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islam
 

Similar to Kebaikan

Empat tanda keimanan
Empat tanda keimananEmpat tanda keimanan
Empat tanda keimananHelmon Chan
 
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilakuHikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilakuNurfaisyalAnas
 
Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12dwiurhan
 
Perilaku Terpuji kelas 12 Science
Perilaku Terpuji kelas 12 SciencePerilaku Terpuji kelas 12 Science
Perilaku Terpuji kelas 12 ScienceYuan Yuanita
 
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAILalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAILaluGilangRahmadiHam1
 
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_pai
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_paiLalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_pai
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_paiLaluGilangRahmadiHam
 
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati Pertiwi
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati PertiwiPerilaku terpuji_Lisa Sapriati Pertiwi
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati PertiwiAbu RaFa
 
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Amphie Yuurisman
 
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidahUstajah ILa AzieLa
 
al islam semester 1 kelas 11
al islam semester 1 kelas 11al islam semester 1 kelas 11
al islam semester 1 kelas 11desikapyromaniacs
 
Hasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHelmon Chan
 

Similar to Kebaikan (20)

Empat tanda keimanan
Empat tanda keimananEmpat tanda keimanan
Empat tanda keimanan
 
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilakuHikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku
 
Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12
 
Perilaku Terpuji kelas 12 Science
Perilaku Terpuji kelas 12 SciencePerilaku Terpuji kelas 12 Science
Perilaku Terpuji kelas 12 Science
 
Tugasan 3 a155044
Tugasan 3 a155044Tugasan 3 a155044
Tugasan 3 a155044
 
Derajat ihsan
Derajat ihsanDerajat ihsan
Derajat ihsan
 
Taqwa
TaqwaTaqwa
Taqwa
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAILalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uas_PAI
 
Ridho
RidhoRidho
Ridho
 
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_pai
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_paiLalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_pai
Lalu gilang rahmadi hamid l1 b021048_uts_pai
 
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati Pertiwi
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati PertiwiPerilaku terpuji_Lisa Sapriati Pertiwi
Perilaku terpuji_Lisa Sapriati Pertiwi
 
Sifat sifat terpuji
Sifat sifat terpujiSifat sifat terpuji
Sifat sifat terpuji
 
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
 
Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2
 
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
92162272 soalan-latihan-peng-aqidah
 
materi akhlak.docx
materi akhlak.docxmateri akhlak.docx
materi akhlak.docx
 
al islam semester 1 kelas 11
al islam semester 1 kelas 11al islam semester 1 kelas 11
al islam semester 1 kelas 11
 
Hasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercela
 

Kebaikan

  • 1. Berlomba-lomba dalam Kebaikan Di dalam Alquran, baik atau kebaikan menggunakan kata ihsan, birr dan ishlah. Kata ihsan (ahsan dan muhsin) bisa dilihat pada firman Allah yang artinya, "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (4: 125). Bila dikaitkan dengan hadis tentang kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad saw, ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena merasakan kehadiran Allah dalam dirinya, atau dia merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya. Adapun kata baik dalam arti birr bisa dilihat pada firman Allah yang artinya, "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke timur maupun ke barat itu suatu kebaikan, tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab dan nabi-nabi serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (2: 177). Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata al-birr, termasuk ayat di atas, maka akan didapat kesimpulan bahwa kebaikan itu menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya membaginya menjadi tiga, yakni birr dalam aqidah, birr dalam amal dan birr dalam akhlak. Adapun kata baik dengan menggunakan kata ishlah terdapat dalam banyak ayat, misalnya pada firman Allah yang artinya, "Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: 'Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik'." (2: 220). Islah (berlaku baik) digunakan penggunaannya dalam kaitan hubungan yang baik antara sesama manusia, di dalam Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3 hal 740 dinyatakan, "Islah merupakan kewajiban umat Islam, baik secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT." Di dalam Alquran, Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Kalau manusia dianggap mulia dengan sebab badannya yang besar, tentu akan lebih mulia binatang ternak, seperti sapi, kerbau, unta, gajah, dan sebagainya yang memiliki berat badan yang jauh lebih berat. Karenanya, bila manusia hanya mengandalkan kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan, dia bisa lebih rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak pada berat badannya. Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekusaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(7: 179). Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku, di mana pun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk berloma-lomba dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah yang artinya, "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (2: 148). Jalan Menuju Amal Baik
  • 2. Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan, ternyata tidak sedikit orang yang tidak antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan. 1. Niat yang Ikhlas Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena, dalam banyak amal di dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun terpenting dan pertama. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa menjadi berat. Disamping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan (istimrar) dalam amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bersemangat karena dipuji dan tidak akan lemah karena dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh dalam melakukan kebaikan. 2. Cinta Kebaikan dan Orang Baik Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan, hal ini karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing, sehingga kita akan menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita, ini akan membuat kebaikan selalu menyertai kehidupan ini. Disamping cinta kepada kebaikan, akan kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik, hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun harus mencintai mereka yang berbuat baik. Allah berfirman yang artinya, "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (2: 195). 3. Merasa Beruntung bila Melakukan Kebakan Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia, karena itu seseorang akan melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. Pertama, selalu disertai oleh Allah SWT, lihat QS 16: 128. Kedua, menambah kenikmatan untuknya, lihat QS 2: 58; 7: 161; 33: 29. Ketiga, dicintai Allah, lihat QS 7: 161; 5: 13; 2: 236; 3: 134; 3: 148; 5: 96. Keempat, memperoleh rahmat Allah, lihat QS 7: 56. Kelima, memperoleh pahala yang tidak disia-siakan Allah SWT, lihat QS 9: 120; 11: 115; 12: 56. Keenam, dimasukkan ke dalam surga, lihat QS 5: 85; 39: 34; 6: 84; 12: 22; 28: 14; 37: 80. 4. Merasa Rugi ila Meninggalkan Kebaikan Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya dengan sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Alquran, maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani. Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi, maka di akhirat pun dia akan merasa rugi, karena apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya di dunia akan sangat berpengaruh di akhirat, karena kehidupan akhirat pada hakikatnya adalah hasil dari kehidupan di dunia, bila seseorang berlaku baik di dunia, dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat disamping keberuntungan di dunia, sedangkan bila seseorang tidak melakukan kebaikan di dunia, maka dia akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yang sangat dalam di akhirat kelak sebagai
  • 3. bentuk dari mengabaikan nilai-nilai Islam. Allah SWT berfirman yang artinya, "Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agamanya, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (3: 85). 5. Meneladani Generasi yang Baik Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik, hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun perasaannya sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya, hal ini akan memicu semangatnya untuk berbuat baik yang lebih banyak lagi. Karena itu, idealnya seorang mukmin bisa menjadi seperti cermin bagi mukmin lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan memperhatikann dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan, termasuk dalam hal berbuat baik. 6. Memahami Ilmu Kebaikan Bagi seorang muslim, setiap amal yang dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki, dipahami dan dikuasai, insya Allah akan makin banyak amal yang bisa dilakukannya, sedangkan makin sedikit pemahaman atau ilmu seseorang, akan semakin sedikit juga amal yang bisa dilakukannya, apalagi belum tentu orang yang mempunyai ilmu secara otomatis bisa mengamalkannya. Ini berarti, seseorang akan semakin terangsang untuk melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu. Kebaikan yang Diterima Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari Allah SWT. Paling tidak, ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Pertama, ikhlas dalam beramal, yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah SWT, atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain Allah SWT. Karena itu, dalam hadis yang terkenal, Rasulullah saw bersabda yang artinya, "Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya." Kedua, melakukan kebaikan itu secara benar, hal ini karena meskipun niat seseorang sudah baik, bila dalam melakukan amal dengan cara yang tidak baik, maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah SWT, karena ini termasuk bagian dari mencari selain Islam sebagai agama (aturan) hidupnya yang jelas-jelas akan ditolak Allah SWT sebagaimana yang sudah disebutkan pada QS 3: 85 di atas. Akhirnya, menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang terwujud salah satunya dalam bentuk melakukan kebaikan dan masing-masing orang harus berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai bentuk kongkret dari perwujudan kehidupan yang baik di dunia dan ini pula yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak. Mungkin itu saja pidato yang bisa saya sampaikan midah-mudahan bermanfaat.... Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju Billahi taufiq wal hidaayah. Warridho wal inaayah ! Wassalaamu’alaikum warohmatullohi. Wabarokatuh