1. Derajat ihsan
Derajat ihsan merupakan tingkatan tertinggi
keislaman seorang hamba. Tidak semua orang bisa
meraih derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba
Allah yang khusus saja yang bisa mencapai derajat
mulia ini. Oleh karena itu, merupakan keutamaan
tersendiri bagi hamba yang mampu meraihnya.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kita
termasuk di dalamnya.
2. Tingkatan agama
Paling tinggi adalah ihsan, kemudian iman, dan paling rendah
adalah islam.
Kaum muhsinin (orang2yg memiliki sifat ihsan) merupakan
hamba pilihan dari hamba2 Allah yg shalih. Oleh sebab itu,
sebagian ulama menjelaskan jika ihsan sudah terwujud
berarti iman dan islam juga sudah terwujud pada diri
seorang hamba.
Jadi, setiap muhsin pasti mukmin dan setiap mukmin pasti
muslim. Namun tidak berlaku sebaliknya. Tidak setiap
muslim itu mukmin dan tidak setiap mukmin itu mencapai
derajat muhsin.
Pelaku ihsan adalah hamba pilihan dari hamba2 Allah yg
shalih. Oleh karena itu, di dlm al Quran disebutkan hak2
mereka secara khusus tanpa menyebutkan hak yg lainnya
3. Makna Ihsan
Kata ihsan (berbuat baik) merupakan kebalikan dari kata al
isaa-ah (berbuat buruk), yakni perbuatan seseorang untuk
melakukan perbuatan yg ma’ruf dan menahan diri dari dosa.
Dia mendermakan kebaikan kpd hamba Allah yg lainnya
baik melalui hartanya, kehormatannya, ilmunya, maupun
raganya.
“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab,
‘Kamu menyembah Allah se-akan2 kamu melihat-Nya, maka
jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu.” (H.R. Muslim 102)
ihsan mencakup dua macam, yakni ihsan dalam beribadah
kepada Allah dan ihsan dalam menunaikan hak sesama
makhluk.
4. Tingkatan Ihsan
Pertama, tingkatan muroqobah: Yakni
seseorang yang beramal senantiasa
merasa diawasi dan diperhatikan oleh
Allah dalam setiap aktivitasnya
Kedua, tingkatan musyahadah :
seseorang senantiasa memeperhatikan
sifat2 Allah dan mengaitkan seluruh
aktifitasnya dg sifat2 tsb
5. 1. Tingkatan Musyahadah
Yaitu seseorang beribadah kepada Allah seolah-oleh
dia melihat-Nya. Maksud melihat di sini bukanlah
melihat dzat-Nya, tetapi melihat sifat-sifat-Nya, yaitu
dengan melihat bekas-bekas dari sifat-sifat-Nya yang
bisa disaksikan pada ciptaan-Nya
Ilmu dan keyakinan seorang mukmin dengan nama-nama
Allah Ta’ala dan sifat-sifat-Nya akan
menjadikannya mengembalikan segala sesuatu yang
dia lihat di alam ini kepada salah satu nama di antara
nama-nama Allah atau sifat diantara sifat-sifat-Nya.
Dengan demikian, maka nama-nama Allah yang maha
indah dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi akan
senantiasa hadir dalam hatinya, khususnya ketika
beribadah kepada Allah Ta’ala.
6. 2. Tingkatan Muraqabah
Yaitu seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala dengan
disertai perasaan bahwasanya Allah senantiasa
mengawasinya. Jika seorang hamba beribadah kepada
Allah dengan perasaan demikian, maka dia akan
senantiasa berusaha membaguskan ibadahnya karena
Allah Ta’alasenantiasa mengawasinya
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak
membaca suatu ayat dari al-Quran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.” (QS. Yunus:
61)
7. Keutamaan Ihsan
“Sesungguhnya Allah beserta orang2 yg bertakwa dan
orang2 yg berbuat ihsan.” (QS. An Nahl: 128).
Dlm ayat ini Allah menunjukkan keutamaan seorang muhsin
yg bertakwa kepada Allah, yg tidak meninggal kan
kewajibannya dan menjauhi segala yg haram. Kebersamaan
Allah dlm ayat ini adalah kebersamaan yg khusus.
Kebersamaan khusus yakni dlm bentuk pertolongan,
dukungan, dan petunjuk jalan yg lurus sebagai tambahan
dari kebersamaan Allah yg umum (yakni pengilmuan Allah).
orang2 yg berbuat ihsan adalah yg mentaati Rabbnya, yakni
dg mengikhlaskan niat dan tujuan dm beribadah serta
melaksankanan syariat Allah dg petunjuk yg telah
dijelasakan oleh Rasulullah SAW
8. Ayat2 tentang Ihsan
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dlm
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang2 yg berbuat ihsan.” (Al
Baqarah:195)
“Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah
dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat,
maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yg
berbuat ihsan (kebaikan) diantaramu pahala yg besar.”
(QS. Al Ahzab: 29)
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di
atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik (lebih ihsan) amalnya.” (QS. Huud: 7)
9. Penerapan Makna Ihsan dlm
Kehidupan
sikap ihsan ini harus berusaha kita terapkan dlm
kehidupan se-hari2. Jika kita berbuat amalan kataatan,
maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah.
Sebaliknya jika terbesit niat di hati kita untuk berbuat
keburukan, maka kita tidak mengerjakannya karena sikap
ihsan yg kita miliki.
Seseorang yg sikap ihsannya kuat akan rajin berbuat
kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yg
selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan
karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.
Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah,
dan akhlak seorang hamba. Oleh karena itu, semua orang
yg menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan
seluruh potensi diri yg dimilikinya agar sampai pd tingkat
tersebut
10. Siapa pun kita, apa pun profesi
kita, di mata Allah tidak ada yg
lebih mulia dari yg lain, kecuali
mereka yg telah naik ke tingkat
ihsan dlm seluruh amalannya.