1. KERANGKA ACUAN KERJA
Sistem Tracking Pengiriman Barang
KELAS: E
5111640000012 Raden Teja Kusuma
5111640000016 Taufiq Tirtajiwangga
5111640000046 Marde Fasma Ul’aza
DOSEN:
Fajar Baskoro, S. Kom., M.T
Departemen Teknik Infomatika
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya
2019
2. 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, internet memegang peranan penting pada kehidupan masyarakat. Salah satu
budaya yang terbentuk dari meluasnya internet adalah belanja secara online atau yang biasa
disebut online shopping.
Secara umum, alur dari kegiatan belanja online dimulai dari pembayaran produk yang
dibeli dan diikuti dengan proses pengiriman barang dari tempat penyimpanan barang
sementara (atau biasa disebut gudang) hingga ke konsumen. Daripenjelasan ini, penting bagi
penyedia jasa pengiriman barang untuk dapat memantau jalannya proses pengiriman.
Untuk membuat sebuah sistem pengiriman barang yang baik, terdapat beberapa hal yang
harus terpenuhi, yaitu:
1. Dapat melakukan pengecekan lokasi barang yang sedang diantarkan.
2. Dapat melakukan pengecekan status pengiriman barang dari setiap gateway.
1.2. Maksud dan Sasaran
Maksud dari aplikasi tracking pengiriman barang ini adalah untuk:
1. Merangcang sistem tracking pengiriman barang untuk mengetahui status
pengiriman dan lokasi barang yang sedang dikirim.
2. Melakukan pencatatan pentunjuk arah lokasi yang dilalui selama pengiriman
barang.
Sasaran dari aplikasi tracking pengiriman barang ini adalah sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam menyediakan informasi mengenai lokasi barang kepada
pembeli barang.
2. Kemudahan dalam menyediakan informasi mengenai status barang kepada pembeli
barang.
3. Kemudahan dalam menyediakan informasi mengenai lokasi yang dilalui selama
pengiriman barang.
3. 1.3. Hasil Akhir Yang Diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan tracking pengiriman barang adalah sebagai
berikut.
1. Tersedianya sistem informasi yang dapat digunakan untuk mngetahui status
pengiriman dan lokasi barang.
2. Tersedianya sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui rute
pengiriman barang.
1.4. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Secara keseluruhan, kurun waktu yang tersedia untuk melaksanakan dan menyelesaikan
aplikasi tracking pengiriman barang adalah selama 3 (Tiga) bulan hari kerja.
4. 2.Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup kegiatan pengadaan Sistem Tracking Pengiriman Barang terdiri dari tujuh
tahapan sebagi berikut.
1. Perangcangan dan Persiapan Pelaksanaan Perkerjaan.
2. Analisis dan Evaluasi terhadap Struktur dan Kinerja Sistem Tracking.
3. Perancangan Sistem.
4. Implementasi Sistem.
5. Uji Coba Oprasional.
6. Pelatihan Calon Pengguna Sistem.
7. Penyusupan Laporan dan Dokumentasi Sistem.
2.1. Perancangan dan Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan dalam Tracking Pengiriman Barang diawali dengan:
1. Pemilihan kebutuhan fungsional maupun non-fungsional berdasarkan dari survey
ataupun kuisioner dari pengguna.
2. Melaksanakan studi terhadap pengelolaan pelacakan barang terhadap apa yang terjadi
dilapangan.
3. Melaksanakan kegiatan pendukung seperti survey tempat pelaksanaan maupun
lingkungan dari sistem.
4. Membuat abstraksi desain arsitektur, struktur, serta database yang akan digunakan oleh
sistem tracking.
5. Membentuk tim developer yang disesuaikan dengan kinerja dari masing masing
individu.
2.2. Analisis dan Evaluasi Terhadap Struktur dan Kinerja Sistem Tracking
Tim pengembang harus melakukan analisis dan evaluasi terhadap:
1. Informasi yang didapatkan atau muncul selama proses pengiriman barang hingga
sampai ke konsumen.
2. Kebutuhan pengguna (user requirement) maupun kebutuhan sistem (system
requirement).
3. Lamanya waktu sistem dapat terus berjalan.
4. Kemampuan sistem untuk tetap berjalan dalam selama sistem berada pada lalu lintas
yang padat.
5. 2.3. Perancangan Sistem
Berdasarkan hasil analisis, Tim Pengembang kemudian menyusun rancangan sistem
yang akan diimplementasikan. Rancangan sistem harus berbasis pada sistem perangkat keras
dan sistem perangkat lunak pendukung yang tersedia. Adapun rancangan sistem yang
dimaksud paling tidak mencakup aspek-aspek berikut.
1. Deskripsi sistem
Bagian ini berisi deskripsi level atas secara singkat tentang struktur sistem,
fungsionalitas sistem, interaksi sistem dengan entitas eksternal, dsb.
2. Pertimbangan-Pertimbangan Desain
a. Asumsi
Deskripsi asumsi, latar belakang, atau ketergantungan perangkat lunak,
penggunaannya, lingkungan operasionalnya, yang diasumsikan benar dan
berpengaruh terhadap desain secara langsung.
b. Constraints
Deskripsi constraints yang harus diterapkan terhadap sistem (misalnya
technology constraints, performance requirements, end user characteristics,
validation requirements, project constraints, dsb). Constraints ini adalah
aspek-aspek yang diminta oleh customer yang secara langsung berpengaruh
terhadap desain (misalnya, basis datanya harus berupa open-source DBMS).
c. Lingkungan Sistem
Deskripsi perangkat keras dan perangkat lunak di mana sistem harus
beroperasi dan dengan perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang
harus berinteraksi dengan sistem.
d. Metodologi Desain
Ringkasan pendekatan yang digunakan untuk merancang sistem.
(structured, object-oriented, formal specification atau metodologi lainnya).
6. 3. Arsitektur Sistem
Merupakan top level design view dari sistem dan menyediakan dasar-dasaruntuk
desain yang lebih rinci. Arsitektur Sistem memuat komponenkomponen level atas
yang akandikembangkan dan saling keterkaitannya. BahasanArsitektur Sistem dapat
meliputi aspek-aspek berikut.
a. Overview
Bagian ini menyediakan high level overview tentang dekomposisi
struktural dan fungsional dari sistem. Fokus bahasan ada pada bagaimana dan
mengapa sistem didekomposisi dalam cara tersebut, bukan pada detil
komponenkomponen. Bahasanjuga mencakup informasi mengenai peran dan
tanggung jawab utama yang harus dijalankan sistem.
b. Rationale
Bagian ini mengulas mengapa digunakan arsitektur yang dideskripsikan
pada bagian a (overview).
c. Detail Komponen
Bagian ini berisi ringkasan mengenai operasi masing-masing komponen
yang terdapat dalam arsitektur dan bagaimana komponen-komponen ini
saling berinteraksi.
4. High Level Design
Bagian ini menjelaskan lebih lanjut rincian-rincian elemen yang terdapat dalam
arsitektur. High-level design memodelkan kelompok-kelompok elemen sistem dari
berbagai view yang berbeda. Tim Pengembang dapat menggunakan salah satu atau
lebih view berikut.
a. Conceptual atau Logical View
View ini memperlihatkan elemen-elemen fungsional logic dari sistem.
Setiap komponen merepresentasikan pengelompokan fungsionalitas.
b. Process View
View ini merupakan runtime view dari sistem. Komponen komponennya
berupa threads atau proses-proses atau aplikasi-aplikasi terdistribusi.
c. Physical View
View ini adalah untuk distributed systems. Komponen-komponennya
berupa physical processors yang menjalankan bagian-bagian sistem.
7. d. Module View
View ini untuk project management dan code organization. Komponen-
komponennya umumnya berupa files atau directories. View ini
memperlihatkan bagaimana directory structure dan development
environment akan dirancang.
e. Security View
View ini umumnya terfokus pada komponen-komponen yang bekerja
sama untuk menyediakan fitur-fitur pengaman sistem. View ini biasanya
merupakan subset dari Conceptual view.
5. Low Level Design
Bagian ini menyajika deskripsi desain level bawah yang secara langsung
mendukung konstruksi modul-modul sistem.
6. User Interface Design
User Interface Design menyajikan deskripsi desain yang secara langsung
mendukung konstruksi user interface screens,termasuk rincian perilaku umum yang
dimiliki semua screen. common look and feel seperti perilaku menu, popup menu,
toolbars, status bar, title bars, drag and drop mouse juga harus dijelaskan
2.4. Implementasi Sistem
Implementasi sistem dilakukan berdasarkan rancangan sistem yang dihasilkan dari
tahap Perancangan Sistem.
2.5. Uji Coba Operasional
Untuk memastikan kinerja dari sistem tracking diperlukan adanya uji coba sistem. Uji
coba operasional dilakukan dalam periode waktu yang mencerminkan siklus hidup sistem
yang diharapkan.
2.6. Pelatihan Bagi Para Calon Pengguna Sistem
Untuk memastikan kelangsungan operasi dari sistem tracking, maka selama pekerjaan
berlangsung harus terjadi alih teknologi dari pihak pengembang ke pihak calon pengguna
sistem, termasuk pengalokasian waktu khusus untuk melakukan pelatihan penggunaan sistem.
Pelatihan yang dilakukan terdiri dari beberapa hal berikut.
1. Instalasi
2. Kustomisasi
3. Pengoperasian
4. Pemeliharaan sistem
Dalam pelatihan, peserta pelatihan terdiri dari operator, administrator, dan pengguna akhir.
8. 3.Serahan Pekerjaan
Serahan pekerja yang diharapkan dari pengadaan Sistem Tracking Pengiriman Barang ini adalah
sebagi berikut.
1. Laporan kemajuan pekerjaan yang terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan
Berisi perencanaan penyelesaian pekerjaan, jadwal kerja, metodologi, teknologi
yang digunakan, dan analisa ruang lingkup pekerjaan. Laporan diserahkan paling
lambat 2 minggu setelah penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja sebanyak
empat salinan.
b. Laporan Antara
Berisi kemajuan pengadaan Sistem Tracking Pengiriman Barang. Laporan ini
diserahkan paling lambat tujuh minggu setelah penyerahan Laporan Pendahuluan
sebanyak empat salinan.
c. Laporan Akhir
Berisikan hasil pekerjaan pengadaan Sistem Tracking Pengiriman Barang
sebanyak sepuluh salinan.
2. Softwareaplikasi Sistem Tracking Pengiriman Barangyang ter-instalasi pada infrastruktur
perusahaan jasa pengiriman barang.
3. Dokumen sistem yang terdiri dari:
a. Manual untuk administrator sistem.
b. Manual untuk pengguna sistem.
dan diserahkan bersama Laporan Akhir.
9. 4.Tenaga Ahli
4.1. Kebutuhan Tenaga Ahli
Berdasarkan lingkup perkerjaan yang ada, maka dibutuhkan tenaga-tenaga ahli dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Ahli Pengembangan Sistem Informasi, memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun
di bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
2. Ahli Perencanaan Sistem Informasi, memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
3. Ahli Database Analysis (2 Orang), memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun di
bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
4. Ahli Perancangan Sistem Aplikasi (2 Orang), memiliki pengalaman kerja minimal 6
tahun di bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
5. Ahli Pemrograman Komputer (4 Orang), memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun
di bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
6. Ahli Database Programmer (4 Orang), memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun
di bidangnya dan berpendidikan minimal S1.
7. Ahli Software Tester,memiliki pengalaman kerja minimal 6 tahun di bidangnya dan
berpendidikan minimal S1.
Setiap Tenaha ahli yang ada berjumlah minimal 1 (satu) orang kecuali untuk Team
Leader dengan didampingi oleh staf pendukung atau asisten untuk masing-masing tenaga ahli
yang disesuaikan dengan kebutuhan
4.2. Tugas Pokok Tenaga Ahli
Berikut ini adalah uraian tingkas mengenai tugas pokok dari setiap tenaga ahli yang
dibutuhkan:
1. Team Leader:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya mencakup: sasaran
hasil kerja, kegiatan dilaksanakan, pelaksana kegiatan, perangkat pendukung
digunakan, dan waktu pelaksanaan.
b. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap sistem informasi berjalan.
c. Memilih dan menentukan solusi yang tepat guna memecahkan permasalahan
pendataan, pengolahan data, dan penyajian data/ informasi, serta merumuskannya
dalam bentuk kebutuhan, baik kebutuhan di sisi pengguna (user requirements)
maupun kebutuhan di sisi sistem (system requirements).
10. d. Menentukan ruang lingkup dan batasan serta menyusun konsep dasar sistem yang
akan dikembangkan.
e. Memimpin pelaksanaan pekerjaan dari awalhingga akhir dalam arti: menugaskan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengawasipelaksanaan
tugas setiap anggota tim
2. System Designer:
a. Merancang sistem yang akan dikembangkan.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegitan uji coba operasional, penyusunan
dokumentasi sistem, dan pelatihan bagi para calon pengguna.
3. Application System Designer:
a. Mengukur kemampuan, kebiasaan, perilaku, dan animo para calon pengguna
sistem,
b. Merancang sistem aplikasi: tampilan antar-muka, perilaku, dan arsitektur aplikasi.
c. Melaksanakan kegiatan uji coba operasional, penyusunan referensi teknis, dan
pelatihan bagi para calon pengguna, mengenai sistem aplikasi
4. Data Base Designer:
a. Merancang sistem basis data dari sistem yang akan dikembangkan.
b. Melaksanakan kegiatan uji coba operasional, penyusunan referensi teknis, dan
pelatihan bagi para calon pengguna, mengenai sistem basis data
5. Chief Programmer:
a. Membangun program-program aplikasi utama, berdasarkan rancangan yang telah
ditetapkan oleh para designer.
b. Menugaskan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta
mengawasi pelaksanaan tugas setiap programmer.
c. Melaksanakan kegiatan uji coba operasional, penyusunan panduan, dan pelatihan
bagi para calon pengguna, mengenai instalasi dan pemeliharaan sistem aplikasi.
6. Programmer:
a. Membangun program-program aplikasi, berdasarkan rancangan yang telah
ditetapkan oleh para designer.
b. Melaksanakan kegiatan uji coba operasional, penyusunan panduan, dan pelatihan
bagi para calon pengguna, mengenai pengoperasian program-program aplikasi.
7. Data Base Administrator:
a. Membangun sistem basis data, berdasarkan rancangan yang telah ditetapkan oleh
data base system designer
b. Melaksanakan kegiatan kegiatan uji coba operasional, penyusunan panduan, dan
pelatihan bagi para calon pengguna, mengenai instalasi dan pemeliharaan basis
data.
11. 5.Pembiayaan Kegiatan
Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp.3.000.000.000,- yang bersumber dari
APBN Tahun Anggaran 2007.