SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
SENGKARUT TAMBANG
MENDULANG MALANG
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan
pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi
dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti
Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi
korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-
data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat
sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan
hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup
KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan
Korsup KPK selanjutnya untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember
2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala
daerah di 3 (tiga) provinsi Bengkulu, Lampung dan Banten. Kertas posisi ini
disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di tiga Provinsi:
Bengkulu, Lampung dan Banten, terutama yang menyangkut aspek ketaatan
ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan
terdapat 123.693,74 hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan
hutan lindung di tiga provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten dengan total
unit izin usaha sebesar 34 unit (2 Kontrak Karya dan 32 Izin Usaha
Pertambangan (IUP)). Sementara itu, terdapat 5.960,3 hektar wilayah
pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 31 izin
tambang (1 KK, 30 IUP). Hutan lindung dan konservasi di provinsi Bengkulu
yang luasnya mencapai 713.715 hektar, sebanyak 118.699,72 hektar atau
17%-nya telah diterbitkan IUP sebanyak 41 IUP. Demikian juga halnya di
Lampung yang luas hutan lindung dan konservasi mencapai 779.645 hektar
telah diterbitkan 15 IUP dan 1 KK seluas 9.797,48 hektar. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel.1 berikut:
Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan yang diindikasikan berada pada
Hutan Konservasi dan Lindung
Sumber: Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014
Penggunaan kawasan hutan konservasi untuk kegiatan non kehutanan jelas
melanggar aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5
tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati. Sementara kegiatan
penggunaan kawasan hutan di kawasan lindung hanya diperbolehkan dalam
bentuk pertambangan bawah tanah (underground mining) yang faktanya
sampai saat ini tidak ada satupun pemegang izin yang sanggup melaksanakan
praktek ini. Oleh karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan
konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan penegakan
hukumterhadappemegangizinusahadikawasantersebut.
KERTAS POSISI
Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam
Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor Minerba untuk wilayah Bengkulu,
Lampung, Banten, 22 April 2015
CONTACT PERSON
BENGKULU
Akar Foundation: Satria Budhi Pramana (081373559548)
WALHI Bengkulu: Sony Taurus (085273762037)
Genesis Bengkulu: Supintri Yohar (081373499788)
LAMPUNG
WALHI Lampung: Alian Setiadi (085279000567)
WATALA: Eko Sulistiantoro (081272227437)
BANTEN
Pattiro Banten: Subhan (087771731277)
NASIONAL
PWYP Indonesia, WALHI, Auriga, ICW, TuK Indonesia, SPKS, JATAM Nasional,
RMI, Epistema Institute
“Sebanyak 129.654,04 Ha
kawasan hutan lindung dan konservasi
di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten)
telah terbebani izin pertambangan”
No Daerah
Hutan Konservasi (Ha)
Total
1 Bengkulu 5.098,75 113.600,97 118.699,72
2 Lampung 20.26 9.777,22 9.797,48
3 Banten 841,54 315,55 1.157,09
Total 5.960,3 123.693,74 129.654,04
Fungsi Kawasan Hutan
Hutan Lindung (Ha)
Pengawasan Masyarakat Sipil atas Korsup KPK Sektor Mineral dan Batubara di 3 Provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten
Di Kabupaten Bengkulu Tengah ada 5 IUP yang masuk ke dalam
kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Register 5 dan Hutan Produksi
Terbatas. Berdasarkan data yang dimiliki Koalisi Anti Mafia Tambang di
Bengkulu (Akar, WALHI dan Genesis) IUP Produksi itu membebani
sekitar 1.399,52 hektar masuk kawasan Hutan Lindung Bukit Daun
Register 5 dan Hutan Produksi Terbatas yaitu: PT Danau Mas Hitam,
PT Bukit Sunur, PT Inti Bara Perdana,PT Ratu Samban Mining dan PT
BaranMegaQuantum.
Lima Perusahaan ini telah melakukan kegiatan operasi produksi
batubara dengan sistem pertambangan terbuka. Lokasi
pertambangan ini masuk dalam kawasan hutan dan merupakan
daerah tangkapan air (Catchment Area) hulu Sungai Bengkulu.
Pertambangan batubara telah mengakibatkan Sungai Bengkulu keruh
sepanjang tahun dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai sumber irigasi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain
itu, pembukaan tambang di hulu sungai dengan topografi perbukitan
dan terjal ini juga meningkatkan potensi bencana banjir bandang dan
longsor.
Selain mengakibatkan kerusakan lingkungan, luasnya izin
pertambangan ini mengakibatkan mengakibatkan dampak sosial dan
menyempitnya wilayah kelola rakyat. Sulitnya mendapatkan perizinan
perhutanan sosial, misalnya, Usulan PAK (penetapan areal kerja)
HKM (hutan Kemasyarakatan) dari Kelompok Masyarakat Desa Air
Pikat kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat
dikeluarkan karena wilayah tersebut telah dibebani izin tambang.
Boks1.TemuanTumpangTindihIUPdenganKawasanHutandiBengkulu
Pemerintah pusat mengeluarkan Keppres No. 41 tahun 2004 yang memberi
pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang untuk melakukan
penambangan secara terbuka di kawasan lindung.
“ Rata-rata Hampir 50% IUP di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan
Banten) Masih Berstatus non-CnC “
Berdasarkan data yang dikeluarkan Dirjen Minerba, Kementerian ESDM
pada Desember 2014, menunjukkan bahwa 45% dari total IUP di 3 provinsi
(Bengkulu, Lampung dan Banten) masih berstatus non-Clean and Clear
(CnC). Provinsi Banten merupakan wilayah yang memiliki IUP non-CNC
terbesar dengan prosentase hampir 70% IUP. Sementara itu, provinsi
Bengkulu sekitar 42% yang non-CnC dan provinsi Lampung terdapat hampir
40% yang non-CnC sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:
Sumber: Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014
Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan
oleh pemegang IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya.
Sementara, pemerintah daerah dan pusat selaku pemberi izin masih lemah
dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada pemegang IUP yang
non-CnC.
“Lebih dari 70% IUP yang non CnC di 3 Provinsi (Bengkulu,
Lampung dan Banten) bermasalah secara administratif “
Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan
bahwa sekitar 158 pemegang izin di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan
Banten) belum menyelesaikan administrasi sebagai persyaratan untuk
memperoleh IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan
dokumen perusahaan. Provinsi Lampung terdapat hampir 90% IUP yang
bermasalah secara administratif disusul provinsi Banten sebesar 85%.
Sedangkan di Provinsi Bengkulu terdapat 64% IUP yang bermasalah secara
wilayah sebagaimana tampak dalam tabel berikut:
Tabel 3. Daftar Permasalahan IUP di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten)
Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014
Penambangan batu bara dengan model tambang terbuka di
Bengkulu telah mengakibatkan kerusakan daerah aliran sungai,
antaralain daerah tangkapan air Sungai Bengkulu dan Sungai
Kerkap. Dampaknya, Sungai Bengkulu dan Sungai Kerkap yang
menjadi sumber irigasi, mandi, cuci dan sumber PDAM di Kabupaten
Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu keruh sepanjang tahun dan tak
bisa dimanfaatkan. Selain itu kerusakan hutan lindung telah
merusak habitat tubuhan dan satwa langka. Kerusakan Hutan Bukit
Daun Register 5 ini mengakibatkan konflik satwa harima dan
manusia meningkat.
Contoh kasus, tahun 2011 Seorang anak berusia lima tahun, Fitria
binti Judin tewas mengenaskan diterkam seekor Harimau Sumatra
(Panthera tigris Sumatrae) di kebun milik orangtuanya di Bukit
Dendan Desa Cirebon Baru bagian HL Bukit Daun, Kabupaten
Kepahiang. Dan pada bulan Februari 2015 seorang petani karet Desa
Talang Beringin, Kecamatan Seluma Utara juga tewas di terkam
harimau. Meningkatnya konflik satwa ini dampak kerusakan habitat
dan kawasan hutan oleh pertambangan dan perkebunan.
Boks2.DampakLingkungandanSosialMasyarakat
No Provinsi
Eksplorasi
Total IUP
Non CnC
1 Bengkulu 44 47 66
2 Lampung 32 116 93
3 Banten 6 21 60
Total 82 184 219
CnC
Operasi
Total
IUP CnC
91
148
27
266
Eksplorasi
32 34
64 64
13 13
109 110
Non CnC
Operasi
Jumlah
IUP
157
241
87
485
No Provinsi
Mineral
IUP Non CnC
1 Bengkulu 43 23
2 Lampung 74 19
3 Banten 59 1
IUP Non CnC
Batubara
Permasalahan
Administrasi
Mineral
7 17
71 12
51 0
Batubara Mineral
36 6
3 7
8 1
Batubara
Permasalahan
Wilayah
2
Pasir hitam yang merupakan muntahan Gunung Anak Krakatau (GAK),
memiliki kualitas terbaik. Hal itu membuat perusahaan melakukan
eksplorasi berupa penyedotan pasir hitam dimulai oleh PT AUP yang
mendapat izin penelitian dan mitigasi di wilayah GAK dengan izin surat
No 503/01/MITIGASI/III.7/2009 kemudian PT EVAL yang telah membuat
MOU dengan Pemda Lampung Selatan tentang pelaksanaan Mitigasi
Regional Bencana Geologi di wilayah Lampung Selatan dengan No.
07/PK/HK/2014 dan No 007/IV-DIR/EVAL/2014 serta telah disahkannya
Perda No 11/2014 tentang Mitigasi Regional Bencana Geologi di
wilayah Lampung Selatan.
Pengerukan pasir hitam GAK berkedok mitigasi di lampung Selatan ini
telah dilakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang. Pengerukan itu
diduga dilegalkan oleh Pemkab Lamsel dengan adanya perjanjian kerja
sama. Mitigasi dilakukan dengan cara mengeruk pasirnya dengan cara
disedot menggunakan kapal tongkang dengan mengurangi material
padatnya. Dampak dari penyedotan pasir bisa menenggelamkan pulau
di sekitarnya. Terumbu karang juga rusak serta rusaknya ekosistem
laut di sekitarnya.
Karena itu, WALHI Lampung mendesak Perda No 11/2014 tentang
Mitigasi Regional Bencana Geologi di wilayah Lampung Selatan untuk
dicabut karena bertentangan dengan ketentuan UU No 5/1990 tentang
Konservasi Sumber Daya ALam Hayati dan Ekosistem dan mendorong
proses penegakan hukum yang dilakukan oleh Polisi Air dan Udara
(Polairud) Lampung.
Boks3.PenyedotanPasirHitamGunungAnakKrakatauBerkedokMitigasiBencana
“ Hampir semua Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban
Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang ”
98% pemegang izin pertambangan di 3 provinsi (Bengkulu, Lampung dan
Banten) belum memiliki jaminan reklamasi dan hampir 100% belum
memiliki jaminan pascatambang. Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat
bahwa Provinsi Bengkulu hanya terdapat 11 perusahaan yang memenuhi
kewajiban jaminan reklamasi dan 5 IUP yang memiliki dokumen paska
tambang. Di provinsi Banten hanya ada 1 IUP yang telah memenuhi
kewajiban atas jaminan reklamasi dan tidak ada IUP yang memiliki dokumen
paska tambang. Sementara provinsi Lampung tidak memiliki data yang jelas
atas kedua hal tersebut.
Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang memenuhi
kewajiban jaminan reklamasi dan paska tambang, menunjukkan bahwa
komitmen dan pengawasan pemerintah daerah dan pusat dalam pemulihan
lingkungan pertambangan sangat rendah. Kerugian negara yang
ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya pemenuhan kewajiban akan
semakin meningkat mengingat dampak ekologis atas absennya kewajiban
IUP tersebut bisa menyebabkan banjir dan dampak sosial ekonomi lainnya
bagi masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang di 4 Provinsi
Sumatera bagian Utara
Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014
“Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent
Mencapai 40,876 Miliar Rupiah”
Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian negara
dari iuran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012 tentang Tarif dan
Jenis Penerimaan Bukan Pajak. Dari perhitungan yang ada diperoleh selisih
yang signifikan antara potensi penerimaan daerah dan realisasinya. Selisih
antara realisasi penerimaan daerah dengan potensinya kami sebut sebagai
potensi kehilangan penerimaan (potential lost). Hasil perhitungan Koalisi
Masyarakat Sipil menunjukkan bahwa sejak tahun 2010-2013 diperkirakan
potensi kerugian penerimaan mencapai Rp 25,05 miliar di Bengkulu; Rp
10,46 miliar di Lampung dan Rp 5,35 miliar di Banten. Dengan demikian
total potensi kerugian penerimaan di lima provinsi tersebut adalah
sebesar Rp 40,876 miliar lebih. Informasi lengkap potensi kerugian
Penerimaan per kabupaten di empat Provinsi dapat dilihat di Lampiran 1.
Tabel 5. Potential Lost dari Land Rent 2010-2013 di 3 Provinsi
Minimnya Transparansi dan Keterlibatan Masyarakat Sipil di Sektor
PertambanganMinerba
Keterbukaan informasi di segala bidang telah diamanatkan dalam UU No. 14
tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Implementasi UU ini
dtelah ditekankan oleh presiden bagi semua pemerintah pusat dan daerah
untuk membuka data publik untuk kepentingan masyarakat umum
termasuk data tentang izin perusahaan, Amdal dan kebijakan pertambangan
lainnya.
Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang menujukkan bahwa pemerintah
daerah cenderung menutup data dan informasi yang terkait dengan
dokumen izin usaha pertambangan, kehutanan dan perkebunan.
Pada tanggal 24 juni 2014 Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu
melakukan MoU dengan Akar Foundation dan HUMA terkait
pengembangan kebijakan dan penegakan hukum berbasis
kepentingan masyarakat. Nota kesepahaman ini berlaku selama 5
Tahun terhitung sejak kerjasama ini ditandatangani. Poin-poin
turunan dari MoU adalah untuk mereview seluruh perizinan yang
berkaitan dengan sumber daya alam yang diduga merugikan
kepentingan masyarakat dan pemerintah, mendorong upaya upaya
perluasan ruang kelola masyarakat, penyusunan legal drafting
penyiapan produk hukum daerah di propinsi Bengkulu, peningkatan
kapasitas institusi dan sumber daya manusia, serta mendorong
transparansihasilindustriekstraktifdanperkebunan.
Tahun 2015 pemerintah propinsi Bengkulu dan Akar Bengkulu melalui
gubernur akan mengeluarkan peraturan gubernur tentang satgas
resolusi konflik agraria. Diharapkan nantinya satgas ini yang akan
memberikan rekomendasi rekomendasi terkait konflik konflik sumber
Boks4.PengalamanBaikdiBengkuluuntukAksesInformasi
NO PROVINSI
1 BENGKULU 157
2 LAMPUNG 241
3 BANTEN 87
JUMLAH IUP JAMINAN REKLAMASI
BELUM ADA PASCA
TAMBANG
11 IUP DATA
TIDAK ADA DATA
1 IUP ADA DATA
5 IUP DATA
TIDAK ADA DATA
TIDAK ADA DATA
3
REKOMENDASI
11 (Sebelas) hal yang direkomendasikan oleh Koalisi Anti Mafia Tambang adalah sebagai berikut :
Pemerintah selaku pemberi izin untuk segera menghentikan pertambangan di Kawasan Konservasi dan Lindung. Mendesak KPK
menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi dalam pemberian izin di Kawasan Konservasi dan Lindung.
Berdasarkan amanat UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, mendesak Gubernur untuk mencabut izin-izin pertambangan yang
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk yang non-CnC (belum menempatkan jaminan reklamasi dan
pascatambang) dengan tidak menghilangkan proses penegakan hukum atas pelanggaran yang dilakukan (pajak, kerusakan
lingkungan, dll) serta mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi pada pemberian IUP yang bermasalah
tersebut.
Meminta pemerintah untuk melakukan moratorium dan sekaligus mereview seluruh izin-izin yang telah diterbitkan agar sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah untuk mempublikasikan izin yang telah dicabut kepada publik agar bisa dilakukan
pengawasan paska pencabutan.
Mendorong pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan tak ada
alih fungsi lahan atau kejahatan di sektor hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat sipil.
Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memperbanyak penanganan dan penyelesaian kasus yang terkait
dengan kejahatan di sektor mineral dan batubara.
Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar hitam) bagi perusahaan dan pemilik usahanya yang melakukan
pelanggaran terhadap penggunaan izin dan merugikan negara serta menginformasikan kepada publik dan pihak perbankan.
Pemerintahan Jokowi perlu merealisasikan agenda pembentukan satgas anti-mafia SDA dan memperkuat pengadilan yang secara
khusus untuk penegakan hukum lingkungan.
Meminta Korsup KPK dan pemerintah mengakomodir aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam penertiban, penataan
izin dan penegakan hukum.
Mendorong pemerintah untuk memperbaiki mekanisme pengelolaan PNBP yang berpotensi terhadap kehilangan penerimaan
negara dari iuran land rent dan royalti termasuk perlu adanya penertiban dan pengawasan pengapalan bahan tambang di pelabuhan,
sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan negara. KPK diminta untuk mengembangkan penyidikan atas temuan dari potensi
kerugian negara dari iuran land rent dan royalti.
Pemerintah untuk memperjelas status wilayah paska pencabutan IUP. Jika wilayah tersebut dijadikan wilayah pencadangan negara
(WPN) atau wilayah pertambangan (WP), maka harus dipastikan mekanismenya dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu
dilakukan rehabilitasinya.
Lampiran 1
Potensi Kerugian NegaraDari Iuran Land Rent per Provinsi di Bengkulu, Lampung dan Banten
versi Perhitungan Koalisi Anti Mafia Tambang
Tahun 2010-2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Daerah
Total Potensi Kerugian Land
Rent (2010-2013)
PROVINSI BENGKULU 25,054,970,490.00
BAGIAN PROVINSI 5,213,319,019.00
BENGKULU SELATAN 689,254,143.00
IDR
IDR
IDR
BENGKULU TENGAH 2,454,270,039.00
BENGKULU UTARA 6,933,728,142.00
IDR
IDR
KAUR 3,868,353,555.000
LEBONG 520,753,116.00
IDR
IDR
MUKOMUKO 1,903,281,512.00
SELUMA 3,483,063,766.00
IDR
IDR
KEPAHIANG 3,868,353,555.000
REJANG LEBONG -
IDR
KOTA BENGKULU -
Daerah
Total Potensi Kerugian Land
Rent (2010-2013)
PROVINSI LAMPUNG 10,462,619,132.00
BAGIAN PROVINSI 2,193,232,625.00
LAMPUNG BARAT (28,838,489.00)
IDR
IDR
IDR
LAMPUNG SELATAN 111,251,710.00
LAMPUNG TENGAH 154,034,803.00
IDR
IDR
LAMPUNG TIMUR 14,078,321.00
LAMPUNG UTARA 146,874,697.00
IDR
IDR
MESUJI 3,779,038,666.00
PESAWARAN 255,000,475.00
IDR
IDR
PRINGSEWU 283,108,490.00
TANGGAMUS
-
IDR
TULANGBAWANG
-
WAYKANAN
KOTA BANDAR LAMPUNG
KOTA METRO
TULANGBAWANG BARAT
-
IDR
IDR
IDR
966,184,454.00
2,411,937,214.00
176,717,168.00
Daerah
Total Potensi Kerugian Land
Rent (2010-2013)
PROVINSI BANTEN 5,359,096,284.78
BAGIAN PROVINSI 1,077,402,233.16
CILEGON KOTA 323,814.40
IDR
IDR
IDR
LEBAK 1,724,418,985.70
PANDEGLANG 329,572,696.64
IDR
IDR
SERANG 2.227.378,554.89
TANGGERANG
IDR
KOTA TANGGERANG
KOTA TANGGERANG SELATAN
-
-
-
4

More Related Content

What's hot

Menguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediMenguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediAksi SETAPAK
 
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isiKorsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isiAksi SETAPAK
 
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isi
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isiKorsup hutbun-medan-sampul-dan-isi
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isiAksi SETAPAK
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat Administrasi
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiIzin RAPP di Pulau Padang Cacat Administrasi
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiPeople Power
 
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4TAbdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T01112015
 
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilPolicy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...01112015
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014CIFOR-ICRAF
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...CIFOR-ICRAF
 
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara NasionalCapaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara NasionalPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

What's hot (20)

Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi CelebesCarut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
 
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontaloTorang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
 
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda KecilMenggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
 
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
 
Menguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediMenguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragedi
 
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isiKorsup minerba-medan-sampul-dan-isi
Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi
 
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isi
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isiKorsup hutbun-medan-sampul-dan-isi
Korsup hutbun-medan-sampul-dan-isi
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat Administrasi
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiIzin RAPP di Pulau Padang Cacat Administrasi
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat Administrasi
 
Transparansi Tata Kelola Pertambangan
Transparansi Tata Kelola PertambanganTransparansi Tata Kelola Pertambangan
Transparansi Tata Kelola Pertambangan
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4TAbdul wahib situmorang - presentasi IP4T
Abdul wahib situmorang - presentasi IP4T
 
Borneo mengugat
Borneo mengugatBorneo mengugat
Borneo mengugat
 
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilPolicy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
 
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara NasionalCapaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
 
1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba1. paparan ditjen minerba
1. paparan ditjen minerba
 

Similar to Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) telah terbebani izin pertambangan

Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlAksi SETAPAK
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananCIFOR-ICRAF
 
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docx
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docxAJ_BAB I - PENDAHULUAN.docx
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docxGeonSatria
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakDeny Tandidatu
 
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganPerlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganSa Annisa
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 
Pernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPeople Power
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPeople Power
 
Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.People Power
 
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Yandi Novia (Debu Yandi)
 
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikIcel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikAksi SETAPAK
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDianora Didi
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxtamihakim
 

Similar to Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) telah terbebani izin pertambangan (20)

Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPKPosition Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
Position Paper_CSO Sumatera_Korsup KPK
 
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
 
Implikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan KehutananImplikasi Kebijakan Kehutanan
Implikasi Kebijakan Kehutanan
 
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docx
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docxAJ_BAB I - PENDAHULUAN.docx
AJ_BAB I - PENDAHULUAN.docx
 
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYARREVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
 
Resource News
Resource NewsResource News
Resource News
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
 
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas PertambanganPerlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
Perlindungan Hutan dari Aktivitas Pertambangan
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 
Pernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STR
 
Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020Newletter - Open Contracting - April 2020
Newletter - Open Contracting - April 2020
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
 
Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.
 
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
 
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikIcel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia

Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 

Recently uploaded (8)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 

Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) telah terbebani izin pertambangan

  • 1. SENGKARUT TAMBANG MENDULANG MALANG Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data- data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK selanjutnya untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 3 (tiga) provinsi Bengkulu, Lampung dan Banten. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di tiga Provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan. Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan terdapat 123.693,74 hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan hutan lindung di tiga provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten dengan total unit izin usaha sebesar 34 unit (2 Kontrak Karya dan 32 Izin Usaha Pertambangan (IUP)). Sementara itu, terdapat 5.960,3 hektar wilayah pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 31 izin tambang (1 KK, 30 IUP). Hutan lindung dan konservasi di provinsi Bengkulu yang luasnya mencapai 713.715 hektar, sebanyak 118.699,72 hektar atau 17%-nya telah diterbitkan IUP sebanyak 41 IUP. Demikian juga halnya di Lampung yang luas hutan lindung dan konservasi mencapai 779.645 hektar telah diterbitkan 15 IUP dan 1 KK seluas 9.797,48 hektar. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel.1 berikut: Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan yang diindikasikan berada pada Hutan Konservasi dan Lindung Sumber: Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014 Penggunaan kawasan hutan konservasi untuk kegiatan non kehutanan jelas melanggar aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati. Sementara kegiatan penggunaan kawasan hutan di kawasan lindung hanya diperbolehkan dalam bentuk pertambangan bawah tanah (underground mining) yang faktanya sampai saat ini tidak ada satupun pemegang izin yang sanggup melaksanakan praktek ini. Oleh karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan penegakan hukumterhadappemegangizinusahadikawasantersebut. KERTAS POSISI Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor Minerba untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, 22 April 2015 CONTACT PERSON BENGKULU Akar Foundation: Satria Budhi Pramana (081373559548) WALHI Bengkulu: Sony Taurus (085273762037) Genesis Bengkulu: Supintri Yohar (081373499788) LAMPUNG WALHI Lampung: Alian Setiadi (085279000567) WATALA: Eko Sulistiantoro (081272227437) BANTEN Pattiro Banten: Subhan (087771731277) NASIONAL PWYP Indonesia, WALHI, Auriga, ICW, TuK Indonesia, SPKS, JATAM Nasional, RMI, Epistema Institute “Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) telah terbebani izin pertambangan” No Daerah Hutan Konservasi (Ha) Total 1 Bengkulu 5.098,75 113.600,97 118.699,72 2 Lampung 20.26 9.777,22 9.797,48 3 Banten 841,54 315,55 1.157,09 Total 5.960,3 123.693,74 129.654,04 Fungsi Kawasan Hutan Hutan Lindung (Ha) Pengawasan Masyarakat Sipil atas Korsup KPK Sektor Mineral dan Batubara di 3 Provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten
  • 2. Di Kabupaten Bengkulu Tengah ada 5 IUP yang masuk ke dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Register 5 dan Hutan Produksi Terbatas. Berdasarkan data yang dimiliki Koalisi Anti Mafia Tambang di Bengkulu (Akar, WALHI dan Genesis) IUP Produksi itu membebani sekitar 1.399,52 hektar masuk kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Register 5 dan Hutan Produksi Terbatas yaitu: PT Danau Mas Hitam, PT Bukit Sunur, PT Inti Bara Perdana,PT Ratu Samban Mining dan PT BaranMegaQuantum. Lima Perusahaan ini telah melakukan kegiatan operasi produksi batubara dengan sistem pertambangan terbuka. Lokasi pertambangan ini masuk dalam kawasan hutan dan merupakan daerah tangkapan air (Catchment Area) hulu Sungai Bengkulu. Pertambangan batubara telah mengakibatkan Sungai Bengkulu keruh sepanjang tahun dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber irigasi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, pembukaan tambang di hulu sungai dengan topografi perbukitan dan terjal ini juga meningkatkan potensi bencana banjir bandang dan longsor. Selain mengakibatkan kerusakan lingkungan, luasnya izin pertambangan ini mengakibatkan mengakibatkan dampak sosial dan menyempitnya wilayah kelola rakyat. Sulitnya mendapatkan perizinan perhutanan sosial, misalnya, Usulan PAK (penetapan areal kerja) HKM (hutan Kemasyarakatan) dari Kelompok Masyarakat Desa Air Pikat kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat dikeluarkan karena wilayah tersebut telah dibebani izin tambang. Boks1.TemuanTumpangTindihIUPdenganKawasanHutandiBengkulu Pemerintah pusat mengeluarkan Keppres No. 41 tahun 2004 yang memberi pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang untuk melakukan penambangan secara terbuka di kawasan lindung. “ Rata-rata Hampir 50% IUP di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) Masih Berstatus non-CnC “ Berdasarkan data yang dikeluarkan Dirjen Minerba, Kementerian ESDM pada Desember 2014, menunjukkan bahwa 45% dari total IUP di 3 provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) masih berstatus non-Clean and Clear (CnC). Provinsi Banten merupakan wilayah yang memiliki IUP non-CNC terbesar dengan prosentase hampir 70% IUP. Sementara itu, provinsi Bengkulu sekitar 42% yang non-CnC dan provinsi Lampung terdapat hampir 40% yang non-CnC sebagaimana tergambar dalam tabel berikut: Sumber: Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014 Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya. Sementara, pemerintah daerah dan pusat selaku pemberi izin masih lemah dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada pemegang IUP yang non-CnC. “Lebih dari 70% IUP yang non CnC di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) bermasalah secara administratif “ Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan bahwa sekitar 158 pemegang izin di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) belum menyelesaikan administrasi sebagai persyaratan untuk memperoleh IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan dokumen perusahaan. Provinsi Lampung terdapat hampir 90% IUP yang bermasalah secara administratif disusul provinsi Banten sebesar 85%. Sedangkan di Provinsi Bengkulu terdapat 64% IUP yang bermasalah secara wilayah sebagaimana tampak dalam tabel berikut: Tabel 3. Daftar Permasalahan IUP di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014 Penambangan batu bara dengan model tambang terbuka di Bengkulu telah mengakibatkan kerusakan daerah aliran sungai, antaralain daerah tangkapan air Sungai Bengkulu dan Sungai Kerkap. Dampaknya, Sungai Bengkulu dan Sungai Kerkap yang menjadi sumber irigasi, mandi, cuci dan sumber PDAM di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu keruh sepanjang tahun dan tak bisa dimanfaatkan. Selain itu kerusakan hutan lindung telah merusak habitat tubuhan dan satwa langka. Kerusakan Hutan Bukit Daun Register 5 ini mengakibatkan konflik satwa harima dan manusia meningkat. Contoh kasus, tahun 2011 Seorang anak berusia lima tahun, Fitria binti Judin tewas mengenaskan diterkam seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) di kebun milik orangtuanya di Bukit Dendan Desa Cirebon Baru bagian HL Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang. Dan pada bulan Februari 2015 seorang petani karet Desa Talang Beringin, Kecamatan Seluma Utara juga tewas di terkam harimau. Meningkatnya konflik satwa ini dampak kerusakan habitat dan kawasan hutan oleh pertambangan dan perkebunan. Boks2.DampakLingkungandanSosialMasyarakat No Provinsi Eksplorasi Total IUP Non CnC 1 Bengkulu 44 47 66 2 Lampung 32 116 93 3 Banten 6 21 60 Total 82 184 219 CnC Operasi Total IUP CnC 91 148 27 266 Eksplorasi 32 34 64 64 13 13 109 110 Non CnC Operasi Jumlah IUP 157 241 87 485 No Provinsi Mineral IUP Non CnC 1 Bengkulu 43 23 2 Lampung 74 19 3 Banten 59 1 IUP Non CnC Batubara Permasalahan Administrasi Mineral 7 17 71 12 51 0 Batubara Mineral 36 6 3 7 8 1 Batubara Permasalahan Wilayah 2
  • 3. Pasir hitam yang merupakan muntahan Gunung Anak Krakatau (GAK), memiliki kualitas terbaik. Hal itu membuat perusahaan melakukan eksplorasi berupa penyedotan pasir hitam dimulai oleh PT AUP yang mendapat izin penelitian dan mitigasi di wilayah GAK dengan izin surat No 503/01/MITIGASI/III.7/2009 kemudian PT EVAL yang telah membuat MOU dengan Pemda Lampung Selatan tentang pelaksanaan Mitigasi Regional Bencana Geologi di wilayah Lampung Selatan dengan No. 07/PK/HK/2014 dan No 007/IV-DIR/EVAL/2014 serta telah disahkannya Perda No 11/2014 tentang Mitigasi Regional Bencana Geologi di wilayah Lampung Selatan. Pengerukan pasir hitam GAK berkedok mitigasi di lampung Selatan ini telah dilakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang. Pengerukan itu diduga dilegalkan oleh Pemkab Lamsel dengan adanya perjanjian kerja sama. Mitigasi dilakukan dengan cara mengeruk pasirnya dengan cara disedot menggunakan kapal tongkang dengan mengurangi material padatnya. Dampak dari penyedotan pasir bisa menenggelamkan pulau di sekitarnya. Terumbu karang juga rusak serta rusaknya ekosistem laut di sekitarnya. Karena itu, WALHI Lampung mendesak Perda No 11/2014 tentang Mitigasi Regional Bencana Geologi di wilayah Lampung Selatan untuk dicabut karena bertentangan dengan ketentuan UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya ALam Hayati dan Ekosistem dan mendorong proses penegakan hukum yang dilakukan oleh Polisi Air dan Udara (Polairud) Lampung. Boks3.PenyedotanPasirHitamGunungAnakKrakatauBerkedokMitigasiBencana “ Hampir semua Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang ” 98% pemegang izin pertambangan di 3 provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) belum memiliki jaminan reklamasi dan hampir 100% belum memiliki jaminan pascatambang. Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat bahwa Provinsi Bengkulu hanya terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kewajiban jaminan reklamasi dan 5 IUP yang memiliki dokumen paska tambang. Di provinsi Banten hanya ada 1 IUP yang telah memenuhi kewajiban atas jaminan reklamasi dan tidak ada IUP yang memiliki dokumen paska tambang. Sementara provinsi Lampung tidak memiliki data yang jelas atas kedua hal tersebut. Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang memenuhi kewajiban jaminan reklamasi dan paska tambang, menunjukkan bahwa komitmen dan pengawasan pemerintah daerah dan pusat dalam pemulihan lingkungan pertambangan sangat rendah. Kerugian negara yang ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya pemenuhan kewajiban akan semakin meningkat mengingat dampak ekologis atas absennya kewajiban IUP tersebut bisa menyebabkan banjir dan dampak sosial ekonomi lainnya bagi masyarakat. Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang di 4 Provinsi Sumatera bagian Utara Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014 “Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent Mencapai 40,876 Miliar Rupiah” Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian negara dari iuran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Bukan Pajak. Dari perhitungan yang ada diperoleh selisih yang signifikan antara potensi penerimaan daerah dan realisasinya. Selisih antara realisasi penerimaan daerah dengan potensinya kami sebut sebagai potensi kehilangan penerimaan (potential lost). Hasil perhitungan Koalisi Masyarakat Sipil menunjukkan bahwa sejak tahun 2010-2013 diperkirakan potensi kerugian penerimaan mencapai Rp 25,05 miliar di Bengkulu; Rp 10,46 miliar di Lampung dan Rp 5,35 miliar di Banten. Dengan demikian total potensi kerugian penerimaan di lima provinsi tersebut adalah sebesar Rp 40,876 miliar lebih. Informasi lengkap potensi kerugian Penerimaan per kabupaten di empat Provinsi dapat dilihat di Lampiran 1. Tabel 5. Potential Lost dari Land Rent 2010-2013 di 3 Provinsi Minimnya Transparansi dan Keterlibatan Masyarakat Sipil di Sektor PertambanganMinerba Keterbukaan informasi di segala bidang telah diamanatkan dalam UU No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Implementasi UU ini dtelah ditekankan oleh presiden bagi semua pemerintah pusat dan daerah untuk membuka data publik untuk kepentingan masyarakat umum termasuk data tentang izin perusahaan, Amdal dan kebijakan pertambangan lainnya. Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang menujukkan bahwa pemerintah daerah cenderung menutup data dan informasi yang terkait dengan dokumen izin usaha pertambangan, kehutanan dan perkebunan. Pada tanggal 24 juni 2014 Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu melakukan MoU dengan Akar Foundation dan HUMA terkait pengembangan kebijakan dan penegakan hukum berbasis kepentingan masyarakat. Nota kesepahaman ini berlaku selama 5 Tahun terhitung sejak kerjasama ini ditandatangani. Poin-poin turunan dari MoU adalah untuk mereview seluruh perizinan yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diduga merugikan kepentingan masyarakat dan pemerintah, mendorong upaya upaya perluasan ruang kelola masyarakat, penyusunan legal drafting penyiapan produk hukum daerah di propinsi Bengkulu, peningkatan kapasitas institusi dan sumber daya manusia, serta mendorong transparansihasilindustriekstraktifdanperkebunan. Tahun 2015 pemerintah propinsi Bengkulu dan Akar Bengkulu melalui gubernur akan mengeluarkan peraturan gubernur tentang satgas resolusi konflik agraria. Diharapkan nantinya satgas ini yang akan memberikan rekomendasi rekomendasi terkait konflik konflik sumber Boks4.PengalamanBaikdiBengkuluuntukAksesInformasi NO PROVINSI 1 BENGKULU 157 2 LAMPUNG 241 3 BANTEN 87 JUMLAH IUP JAMINAN REKLAMASI BELUM ADA PASCA TAMBANG 11 IUP DATA TIDAK ADA DATA 1 IUP ADA DATA 5 IUP DATA TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA 3
  • 4. REKOMENDASI 11 (Sebelas) hal yang direkomendasikan oleh Koalisi Anti Mafia Tambang adalah sebagai berikut : Pemerintah selaku pemberi izin untuk segera menghentikan pertambangan di Kawasan Konservasi dan Lindung. Mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi dalam pemberian izin di Kawasan Konservasi dan Lindung. Berdasarkan amanat UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, mendesak Gubernur untuk mencabut izin-izin pertambangan yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk yang non-CnC (belum menempatkan jaminan reklamasi dan pascatambang) dengan tidak menghilangkan proses penegakan hukum atas pelanggaran yang dilakukan (pajak, kerusakan lingkungan, dll) serta mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi pada pemberian IUP yang bermasalah tersebut. Meminta pemerintah untuk melakukan moratorium dan sekaligus mereview seluruh izin-izin yang telah diterbitkan agar sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah untuk mempublikasikan izin yang telah dicabut kepada publik agar bisa dilakukan pengawasan paska pencabutan. Mendorong pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan tak ada alih fungsi lahan atau kejahatan di sektor hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat sipil. Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memperbanyak penanganan dan penyelesaian kasus yang terkait dengan kejahatan di sektor mineral dan batubara. Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar hitam) bagi perusahaan dan pemilik usahanya yang melakukan pelanggaran terhadap penggunaan izin dan merugikan negara serta menginformasikan kepada publik dan pihak perbankan. Pemerintahan Jokowi perlu merealisasikan agenda pembentukan satgas anti-mafia SDA dan memperkuat pengadilan yang secara khusus untuk penegakan hukum lingkungan. Meminta Korsup KPK dan pemerintah mengakomodir aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam penertiban, penataan izin dan penegakan hukum. Mendorong pemerintah untuk memperbaiki mekanisme pengelolaan PNBP yang berpotensi terhadap kehilangan penerimaan negara dari iuran land rent dan royalti termasuk perlu adanya penertiban dan pengawasan pengapalan bahan tambang di pelabuhan, sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan negara. KPK diminta untuk mengembangkan penyidikan atas temuan dari potensi kerugian negara dari iuran land rent dan royalti. Pemerintah untuk memperjelas status wilayah paska pencabutan IUP. Jika wilayah tersebut dijadikan wilayah pencadangan negara (WPN) atau wilayah pertambangan (WP), maka harus dipastikan mekanismenya dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu dilakukan rehabilitasinya. Lampiran 1 Potensi Kerugian NegaraDari Iuran Land Rent per Provinsi di Bengkulu, Lampung dan Banten versi Perhitungan Koalisi Anti Mafia Tambang Tahun 2010-2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Daerah Total Potensi Kerugian Land Rent (2010-2013) PROVINSI BENGKULU 25,054,970,490.00 BAGIAN PROVINSI 5,213,319,019.00 BENGKULU SELATAN 689,254,143.00 IDR IDR IDR BENGKULU TENGAH 2,454,270,039.00 BENGKULU UTARA 6,933,728,142.00 IDR IDR KAUR 3,868,353,555.000 LEBONG 520,753,116.00 IDR IDR MUKOMUKO 1,903,281,512.00 SELUMA 3,483,063,766.00 IDR IDR KEPAHIANG 3,868,353,555.000 REJANG LEBONG - IDR KOTA BENGKULU - Daerah Total Potensi Kerugian Land Rent (2010-2013) PROVINSI LAMPUNG 10,462,619,132.00 BAGIAN PROVINSI 2,193,232,625.00 LAMPUNG BARAT (28,838,489.00) IDR IDR IDR LAMPUNG SELATAN 111,251,710.00 LAMPUNG TENGAH 154,034,803.00 IDR IDR LAMPUNG TIMUR 14,078,321.00 LAMPUNG UTARA 146,874,697.00 IDR IDR MESUJI 3,779,038,666.00 PESAWARAN 255,000,475.00 IDR IDR PRINGSEWU 283,108,490.00 TANGGAMUS - IDR TULANGBAWANG - WAYKANAN KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA METRO TULANGBAWANG BARAT - IDR IDR IDR 966,184,454.00 2,411,937,214.00 176,717,168.00 Daerah Total Potensi Kerugian Land Rent (2010-2013) PROVINSI BANTEN 5,359,096,284.78 BAGIAN PROVINSI 1,077,402,233.16 CILEGON KOTA 323,814.40 IDR IDR IDR LEBAK 1,724,418,985.70 PANDEGLANG 329,572,696.64 IDR IDR SERANG 2.227.378,554.89 TANGGERANG IDR KOTA TANGGERANG KOTA TANGGERANG SELATAN - - - 4