SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
Jakarta | 8 Juni 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral
Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional
1
TATA KELOLA PENATAAN IUP MINERBA NASIONAL
MELALUI PROSES CLEAR&CLEAN (C&C)
2011 2012 - 2013 2014 2015 2017
Per 15 Apr 2014
Penyerahan IUP
Non C&C
Kab/Kota ke
Pem. Prov di
Bali
1 Mei 2011
Rekonsiliasi Tahap I
(evaluasi dok.
perizinan)
Proses penataan IUPPer 1 Juli 2011 Korsupwas
KPK
12 Provinsi
Korsupwas
KPK
19 Provinsi
Rekonsiliasi Tahap II Okt-Nov
2012 (evaluasi perizinan,
wilayah, kewajiban keuangan,
lingkungan Sertifikat C&C)
Hingga CNC
XXIV
1. Dalam penataan IUP yang selanjutnya dikenal dengan istilah Clear&Clear (C&C) dalam bidang pertambangan mineral
dan batubara muncul pertama kali berdasarkan Siaran Pers Kementerian ESDM No. 33/Humas KESDM/2011 tanggal
27 Mei 2011 tentang Koordinasi Pendataan IUP Tahun 2011. Penetapan CNC dimaksudkan untuk memastikan bahwa
perizinan perusahaan telah disesuaikan dari KP menjadi IUP sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2009.
2. Dalam pekembangannya istilah C&C dimaknai sebagai IUP yang telah memenuhi persyaratan perizinan IUP (telah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku) dan wilayah IUP (tidak tumpang tindih dengan IUP lain dalam
komoditas yang sama).
3. Untuk hal tersebut Ditjen Minerba telah melakukan Koordinasi Penataan IUP melalui rekonsiliasi IUP Tahap I (3-6 Mei
2011) dan Tahap II (September-November 2012), Korsupwas Pertambangan Minerba (yang diinisiasi oleh KPK), 2014-
2015, dan Sinkronisasi Data IUP seluruh Indonesia 2016.
1. Kewajiban pelaporan penyelenggaraan usaha pertambangan di daaerah oleh
Pemda kepada Pusat tidak berjalan
2. Tumpang Tindih IUP yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
3. Ketidakpatuhan di dalam Pembayaran PNBP oleh Pelaku Usaha Pertambangan
(Pemegang IUP)
4. Adanya PETI dan/atau IUP tidak patuh sebagai faktor penyebab penurunan
kualitas LH (Alih Fungsi Lahan, Kerusakan DAS, Penurunan Kualitas Air)
KONDISI OBYEKTIF PERLUNYA PENATAAN IUP
1. PERATURAN PEMERINTAH NO 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN
 Pasal 36 ayat (3) “Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menyampaikan data dan/atau
informasi usaha pertambangan kepada Pemerintah”
 Pasal 36 ayat (4) “Data dan Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan milik negara
dan dikelola oleh Menteri”
2. PERATURAN PEMERINTAH NO 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 Pasal 102 ayat (2) “Gubernur/bupati/walikota harus menyampaikan laporan tertulis mengenai pengelolaan kegiatan
usaha pertambangan sesuai kewenangannya kepada Menteri secara berkala setiap 6 (enam) bulan”
 Pasal 112 angka 4 huruf a: “ KP, SIPD, dan SIPR yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan sebelum
terbitnya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktunya berakhir, serta wajib disesuaikan
menjadi IUP/IPR…..”
3. PERATURAN PEMERINTAH NO 55 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 Pasal 13 ayat (1) “Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan
yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya”
 Pasal 14 ayat (1) huruf e: Salah satu obyek pengawasan Menteri kepada Pemerintah Daerah adalah terkait dengan
pemberian WIUP dan penerbitan IUP
4. KEBIJAKAN PENATAAN IUP TERUS BERJALAN SAMPAI DENGAN TERBITNYA UU NO. 23/2014 DAN PERMEN
ESDM NO. 43/2015
DASAR HUKUM
DALAM RANGKA
PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
DIPERLUKAN
DATA IUP YANG
AKURAT & VALID
PELAKSANAAN
PENATAAN IUP
DATA IUP YANG
AKURAT & VALID
1. Sebagai dasar penetapan/penyusunan
revisi Wilayah Pertambangan
2. Bahan koordinasi dengan instansi lain
dalam penentuan tata ruang
3. Optimalisasi penerimaan negara bukan
pajak dari IUP.
4. Peluang untuk peningkatan nilai tambah
mineral dan batubara.
5. Mengetahui potensi produksi nasional
mineral dan batubara
6. Dasar penentuan pemenuhan kebutuhan
domestik (DMO)
7. Peningkatan kontribusi usaha jasa
pertambangan nasional
8. Peningkatan kebutuhan sumber daya
manusia
9. Pengelolaan lingkungan yang optimal
Sebelum Otonomi Daerah (1945-1999) Jumlah Izin Pertambangan : 600-an,
Setelah Penataan IUP ( Mei 2017) : 8.606
TUJUAN PENATAAN IUP
PERIZINAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA
Sumber Data : Ditjen Minerba, 2014
Pada Tahun 2000-2005 Jumlah Perizinan
KP : 970
KK : 49
PKP2B : 115
Total Izin : 1.134
: KK
: PKP2B
: KP
PERIZINAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA
Sumber Data : Ditjen Minerba, 2014
Pada Tahun 2011-2017
: KK
: PKP2B
: IUP
Jumlah Perizinan
IUP : 8.606
KK : 42
PKP2B : 100
Total Izin : 8.748
8.606
IUP
CNC
5.999 IUP
AKTIF
2.994 IUP
MINERAL
1.804 IUP
BATUBARA
1.190 IUP
HABIS
3.005 IUP
MINERAL
1.997 IUP
BATUBARA
1.008 IUP
NON CNCN
2.607 IUP
AKTIF
653 IUP
MINERAL
437 IUP
BATUBARA
216 IUP
HABIS
1.954 IUP
MINERAL
1.400 IUP
BATUBARA
554 IUP
*) Keterangan:
• SK habis masa berlaku dihitung sampai dengan
Desember 2016.
• Rekapitulasi berdasarkan data IUP yang masuk DJMB
8
STATUS IUP BERDASARKAN MASA BERLAKU
STATUS 24 Mei 2017
4
1. Tata kelola batubara nasional pada tataran core nya
berupa penataan izin menghasilkan IUP yang Clean and
Clear. Prediksi akhir jumlah IUP Batubara yang CnC
sejumlah 2.198 IUP
2. IUP yang CNC ini menjadi basis industri pertambangan
yang berkepastian hukum sebagai modal dasar kegiatan
berusaha yang sehat
3. Disamping IUP CNC, akan ada IUP dan IUPK Mineral
Logam dan Batubara hasil lelang, dan IUP Mineral Non
Logam dan Batuan yang merupakan kewenangan Provinsi
9
PENUTUP5
TERIMA KASIH
CONTACT US
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
Jl.Prof. Dr. Soepomo,S.H No.10 Tebet Jakarta Selatan
12870, Indonesia
P : +62 21 8307836
E : djmb@minerba.esdm.go.id
10
1
LAMPIRAN
1
KEBIJAKAN BATUBARA
No Kebijakan Strategi dan Rencana Aksi 2015-2019
1 Optimalisasi
produksi mineral
dan batubara
• Mengendalikan produksi mineral dan batubara dalam rangka
konservasi
• Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha
• Evaluasi neraca cadangan dan sumber daya batubara
• Penetapan Produksi per Provinsi
2 Peningkatan alokasi
batubara domestik
• Peningkatan DMO batubara sekitar 27% per tahun  2019
sebesar 60% dari rencana produksi batubara nasional
• Penurunan persentase ekspor batubara sebesar 14% per tahun.
• Penyusunan neraca batubara nasional.
• Pengawasan pelaksanaan DMO batubara pada PKP2B dan IUP
3 Mengoptimalkan
penerimaan negara
• Renegosiasi KK dan PKP2B
• Inventarisasi, verifikasi, dan penagihan kewajiban keuangan
• Peningkatan pengawasan
SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA
STATUS TAHUN 2016
SUMATRA
UTARASumberdaya : 34,59 JT
Cadangan : -
ACE
HSumberdaya : 820,55 JT
Cadangan : 416,68 JT
SUMATRA
BARATSumberdaya : 980,64 JT
Cadangan : 197,83 JT
BENGK
ULUSumberdaya : 415,54 JT
Cadangan : 79,12 JT
LAMPU
NGSumberdaya : 135,63 JT
Cadangan : 11,74 JT
SUMATERA
SELATAN
Sumberdaya : 40.996,79 JT
Cadangan : 11.066,97 JT
RIAU
Sumberdaya : 1.460,46 JT
Cadangan : 608,88 JT
KALIMANTAN
UTARASumberdaya : 2.462,27 JT
Cadangan : 943,70 JT
KALIMANTAN
SELATANSumberdaya : 15.028,17 JT
Cadangan : 5.269,52 JT
Sumberdaya : 98 JT
Cadangan : -
BAN
TEN
Sumberdaya : 0,82 JT
Cadangan : -
JAWA
TIMURSumberdaya : 0,08 JT
Cadangan : -
JAWA
TENGAH
Sumberdaya : 235,96 JT
Cadangan : 0,12 JT
PAPUA
BARAT
PAP
UASumberdaya : 9,36 JT
Cadangan : -
MALUKU
UTARA
Sumberdaya : 2,50 JT
Cadangan : -
SULAWESI
TENGAH
SULAWESI
BARATSumberdaya : 24,20 JT
Cadangan : -
SULAWESI
SELATAN
Sumberdaya : 8,22 JT
Cadangan : -
Sumberdaya : 126,48 JT
Cadangan : -
KALIMANTAN
TENGAHSumberdaya : 17.983,51 JT
Cadangan : 2.001,33 JT
KALIMANTAN
BARATSumberdaya : 491,50 JT
Cadangan : - KALIMANTAN
TIMURSumberdaya : 43.037,78 JT
Cadangan : 7.195,85 JT
KEP.R
IAU
Sumberdaya :
Cadangan :
JAM
BI
Sumberdaya : 2.848,13 JT
Cadangan : 3.168,65 JT
28.457,2
Juta Ton
128.062,6
Juta Ton
SUMBERDAYA
CADANGAN
79.003,21
JT
48.553,70
JT
262,66
JT 135,84
JT 98,9
JT8,22
JT
KALIMAN
TAN
SUMATE
RA
SULAWE
SI
PAPU
A
JAW
A
MALUK
U
SUMBERDAYA
15.410,20
JT13.046,96
JT
0,12
JT
0,00
0,00
0,00
KALIMAN
TAN
SUMATE
RA
SULAWE
SI
PAPU
A
JAW
A
MALUK
U
CADANGAN
Sumber : Badan Geologi, 2016
PRODUKSI, DMO, & EKSPOR BATUBARA
 Produksi Batubara tumbuh 14% per tahun
 Konsumsi domestik hanya sekitar 16-29% dari kapasitas produksi nasional, tumbuh hanya 10% per tahun
 Kedepan pemanfaatan domestik porsinya akan semakin besar
Sumber: Ditjen Minerba 2017
1. Data prognosa realisasi produksi tahun 2016 sesuai dengan data dari subdit op batubara (PKP2B, IUP PMA, IUP BUMN) dan update data dari ESDM Provinsi (IUP).
2. Data prognosa realisasi produksi prognosa tahun 2017 sesuai dengan persetujuan RKAB (PKP2B, IUP PMA, IUP BUMN) dan perkiraan rencana produksi provinsi (IUP),
DMO/Domestik sesuai dengan Kebutuhan pemakai.
Kebutuhan DMO rata-rata untuk
PLN sekitar 64%;
IPP : 17%;
PLTU non PLN dan IPP : 2 %;
Semen,Pupuk, dll: 16 %; dan
Industri Metallurgi: 1%
16
REALISASI DMO BATUBARA TAHUN 2011 – 2017 (Juta Ton)
KONSUMSI BATUBARA NASIONAL
Sumber: Ditjen Minerba 2017
0 20 40 60 80 100 120
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
PLTU Metalurgi Semen, Tekstil, Pupuk dan Pulp Briket Lainnya
End User 2011 2012 2013 2014 2015 prognosa 2016 prognosa 2017
PLTU 45,2 52,82 61,86 65,98 70,8 75,4 88,20
Metalurgi 0,29 0,29 0,3 0,39 0,39 0,39 0,82
Semen, Tekstil, Pupuk dan Pulp 7,12 9,31 9,91 9,91 14,73 14,73 18,79
Briket 0,03 0,03 0,15 0,02 0,03 0,03
Lainnya 13,48 4,59 0 0 0 0 0,03
Total 66,04 67,04 72,22 76,3 85,95 90,55 107,84
Juta Ton
PNBP MINERAL DAN BATUBARA

More Related Content

What's hot

Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017081233676730
 
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanUU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Ponk Pink
 
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)Sefnad Bagau
 
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAEfektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...Syafril Ramadhon
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Muhamad Wicaksono
 
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang MinerbaUu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang MinerbaCIkumparan
 
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubara
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubaraKajian kpk sistem pnpb mineral dan batubara
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubaradhannytant
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Researcher Syndicate68
 
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapian
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapianPerda no 6 ttg perubahan perkeretaapian
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapianbamz law
 
Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012PT. SASA
 
Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)CIkumparan
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 

What's hot (20)

Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
 
Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017
 
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanUU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
 
Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015
 
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)
Sop esdm prov papua (energi sumber daya mineral)
 
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
 
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDAEfektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
Efektifitas PTSP dalam Reformasi dan Transparansi Perizinan Sektor SDA
 
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...
Permen esdm 12 2011 tentang tata cara penetapan wilayah usaha pertambangan da...
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
 
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
 
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang MinerbaUu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
Uu no. 3 thn 2020 tentang Minerba
 
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubara
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubaraKajian kpk sistem pnpb mineral dan batubara
Kajian kpk sistem pnpb mineral dan batubara
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
 
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapian
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapianPerda no 6 ttg perubahan perkeretaapian
Perda no 6 ttg perubahan perkeretaapian
 
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
Penataan Izin Batubara dalam Koordinasi dan Supervisi KPK
 
Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012
 
Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 

Similar to Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfAnangMontgomery
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Fikri Irsyad
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Bantenushfia
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Achmad Wahid
 
Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Fikri Irsyad
 
Permen esdm 07 tahun 2014
Permen esdm 07 tahun 2014Permen esdm 07 tahun 2014
Permen esdm 07 tahun 2014ndoprb
 
Permen esdm nomor 07 tahun 2014
Permen esdm nomor 07 tahun 2014Permen esdm nomor 07 tahun 2014
Permen esdm nomor 07 tahun 2014AyuChaser
 
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdf
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdfIssue Mapping - Majalah Tambang (1).pdf
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdfMuhammadRidhoPutraNu
 
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptxPrimaRendra
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraArifuddin Ali
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Fahri Januar
 
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdfMRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdfjakimochtar
 
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxKawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxssuser374f20
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakDeny Tandidatu
 

Similar to Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional (20)

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN  MINERAL DAN BATUBARA  TAHU...
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHU...
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
 
Iptek pada pertambangan
Iptek pada pertambanganIptek pada pertambangan
Iptek pada pertambangan
 
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan NegaraTantangan Transparansi Penerimaan Negara
Tantangan Transparansi Penerimaan Negara
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013
 
Permen esdm 07 tahun 2014
Permen esdm 07 tahun 2014Permen esdm 07 tahun 2014
Permen esdm 07 tahun 2014
 
Permen esdm nomor 07 tahun 2014
Permen esdm nomor 07 tahun 2014Permen esdm nomor 07 tahun 2014
Permen esdm nomor 07 tahun 2014
 
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdf
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdfIssue Mapping - Majalah Tambang (1).pdf
Issue Mapping - Majalah Tambang (1).pdf
 
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
 
3.materi hukum perburuhan
3.materi hukum perburuhan3.materi hukum perburuhan
3.materi hukum perburuhan
 
KEK present 2019
KEK present 2019KEK present 2019
KEK present 2019
 
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdfMRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxKawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia

Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
 

Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional

  • 1. 1 Jakarta | 8 Juni 2017 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Capaian dan Arah Perbaikan Tata Kelola Mineral dan Batubara Nasional 1
  • 2. TATA KELOLA PENATAAN IUP MINERBA NASIONAL MELALUI PROSES CLEAR&CLEAN (C&C) 2011 2012 - 2013 2014 2015 2017 Per 15 Apr 2014 Penyerahan IUP Non C&C Kab/Kota ke Pem. Prov di Bali 1 Mei 2011 Rekonsiliasi Tahap I (evaluasi dok. perizinan) Proses penataan IUPPer 1 Juli 2011 Korsupwas KPK 12 Provinsi Korsupwas KPK 19 Provinsi Rekonsiliasi Tahap II Okt-Nov 2012 (evaluasi perizinan, wilayah, kewajiban keuangan, lingkungan Sertifikat C&C) Hingga CNC XXIV 1. Dalam penataan IUP yang selanjutnya dikenal dengan istilah Clear&Clear (C&C) dalam bidang pertambangan mineral dan batubara muncul pertama kali berdasarkan Siaran Pers Kementerian ESDM No. 33/Humas KESDM/2011 tanggal 27 Mei 2011 tentang Koordinasi Pendataan IUP Tahun 2011. Penetapan CNC dimaksudkan untuk memastikan bahwa perizinan perusahaan telah disesuaikan dari KP menjadi IUP sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2009. 2. Dalam pekembangannya istilah C&C dimaknai sebagai IUP yang telah memenuhi persyaratan perizinan IUP (telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku) dan wilayah IUP (tidak tumpang tindih dengan IUP lain dalam komoditas yang sama). 3. Untuk hal tersebut Ditjen Minerba telah melakukan Koordinasi Penataan IUP melalui rekonsiliasi IUP Tahap I (3-6 Mei 2011) dan Tahap II (September-November 2012), Korsupwas Pertambangan Minerba (yang diinisiasi oleh KPK), 2014- 2015, dan Sinkronisasi Data IUP seluruh Indonesia 2016.
  • 3. 1. Kewajiban pelaporan penyelenggaraan usaha pertambangan di daaerah oleh Pemda kepada Pusat tidak berjalan 2. Tumpang Tindih IUP yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota 3. Ketidakpatuhan di dalam Pembayaran PNBP oleh Pelaku Usaha Pertambangan (Pemegang IUP) 4. Adanya PETI dan/atau IUP tidak patuh sebagai faktor penyebab penurunan kualitas LH (Alih Fungsi Lahan, Kerusakan DAS, Penurunan Kualitas Air) KONDISI OBYEKTIF PERLUNYA PENATAAN IUP
  • 4. 1. PERATURAN PEMERINTAH NO 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN  Pasal 36 ayat (3) “Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menyampaikan data dan/atau informasi usaha pertambangan kepada Pemerintah”  Pasal 36 ayat (4) “Data dan Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan milik negara dan dikelola oleh Menteri” 2. PERATURAN PEMERINTAH NO 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  Pasal 102 ayat (2) “Gubernur/bupati/walikota harus menyampaikan laporan tertulis mengenai pengelolaan kegiatan usaha pertambangan sesuai kewenangannya kepada Menteri secara berkala setiap 6 (enam) bulan”  Pasal 112 angka 4 huruf a: “ KP, SIPD, dan SIPR yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktunya berakhir, serta wajib disesuaikan menjadi IUP/IPR…..” 3. PERATURAN PEMERINTAH NO 55 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  Pasal 13 ayat (1) “Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya”  Pasal 14 ayat (1) huruf e: Salah satu obyek pengawasan Menteri kepada Pemerintah Daerah adalah terkait dengan pemberian WIUP dan penerbitan IUP 4. KEBIJAKAN PENATAAN IUP TERUS BERJALAN SAMPAI DENGAN TERBITNYA UU NO. 23/2014 DAN PERMEN ESDM NO. 43/2015 DASAR HUKUM
  • 5. DALAM RANGKA PENYUSUNAN KEBIJAKAN DIPERLUKAN DATA IUP YANG AKURAT & VALID PELAKSANAAN PENATAAN IUP DATA IUP YANG AKURAT & VALID 1. Sebagai dasar penetapan/penyusunan revisi Wilayah Pertambangan 2. Bahan koordinasi dengan instansi lain dalam penentuan tata ruang 3. Optimalisasi penerimaan negara bukan pajak dari IUP. 4. Peluang untuk peningkatan nilai tambah mineral dan batubara. 5. Mengetahui potensi produksi nasional mineral dan batubara 6. Dasar penentuan pemenuhan kebutuhan domestik (DMO) 7. Peningkatan kontribusi usaha jasa pertambangan nasional 8. Peningkatan kebutuhan sumber daya manusia 9. Pengelolaan lingkungan yang optimal Sebelum Otonomi Daerah (1945-1999) Jumlah Izin Pertambangan : 600-an, Setelah Penataan IUP ( Mei 2017) : 8.606 TUJUAN PENATAAN IUP
  • 6. PERIZINAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA Sumber Data : Ditjen Minerba, 2014 Pada Tahun 2000-2005 Jumlah Perizinan KP : 970 KK : 49 PKP2B : 115 Total Izin : 1.134 : KK : PKP2B : KP
  • 7. PERIZINAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA Sumber Data : Ditjen Minerba, 2014 Pada Tahun 2011-2017 : KK : PKP2B : IUP Jumlah Perizinan IUP : 8.606 KK : 42 PKP2B : 100 Total Izin : 8.748
  • 8. 8.606 IUP CNC 5.999 IUP AKTIF 2.994 IUP MINERAL 1.804 IUP BATUBARA 1.190 IUP HABIS 3.005 IUP MINERAL 1.997 IUP BATUBARA 1.008 IUP NON CNCN 2.607 IUP AKTIF 653 IUP MINERAL 437 IUP BATUBARA 216 IUP HABIS 1.954 IUP MINERAL 1.400 IUP BATUBARA 554 IUP *) Keterangan: • SK habis masa berlaku dihitung sampai dengan Desember 2016. • Rekapitulasi berdasarkan data IUP yang masuk DJMB 8 STATUS IUP BERDASARKAN MASA BERLAKU STATUS 24 Mei 2017 4
  • 9. 1. Tata kelola batubara nasional pada tataran core nya berupa penataan izin menghasilkan IUP yang Clean and Clear. Prediksi akhir jumlah IUP Batubara yang CnC sejumlah 2.198 IUP 2. IUP yang CNC ini menjadi basis industri pertambangan yang berkepastian hukum sebagai modal dasar kegiatan berusaha yang sehat 3. Disamping IUP CNC, akan ada IUP dan IUPK Mineral Logam dan Batubara hasil lelang, dan IUP Mineral Non Logam dan Batuan yang merupakan kewenangan Provinsi 9 PENUTUP5
  • 10. TERIMA KASIH CONTACT US DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA Jl.Prof. Dr. Soepomo,S.H No.10 Tebet Jakarta Selatan 12870, Indonesia P : +62 21 8307836 E : djmb@minerba.esdm.go.id 10
  • 12. 1
  • 13. KEBIJAKAN BATUBARA No Kebijakan Strategi dan Rencana Aksi 2015-2019 1 Optimalisasi produksi mineral dan batubara • Mengendalikan produksi mineral dan batubara dalam rangka konservasi • Koordinasi pembinaan, pengaturan dan pengawasan usaha • Evaluasi neraca cadangan dan sumber daya batubara • Penetapan Produksi per Provinsi 2 Peningkatan alokasi batubara domestik • Peningkatan DMO batubara sekitar 27% per tahun  2019 sebesar 60% dari rencana produksi batubara nasional • Penurunan persentase ekspor batubara sebesar 14% per tahun. • Penyusunan neraca batubara nasional. • Pengawasan pelaksanaan DMO batubara pada PKP2B dan IUP 3 Mengoptimalkan penerimaan negara • Renegosiasi KK dan PKP2B • Inventarisasi, verifikasi, dan penagihan kewajiban keuangan • Peningkatan pengawasan
  • 14. SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA STATUS TAHUN 2016 SUMATRA UTARASumberdaya : 34,59 JT Cadangan : - ACE HSumberdaya : 820,55 JT Cadangan : 416,68 JT SUMATRA BARATSumberdaya : 980,64 JT Cadangan : 197,83 JT BENGK ULUSumberdaya : 415,54 JT Cadangan : 79,12 JT LAMPU NGSumberdaya : 135,63 JT Cadangan : 11,74 JT SUMATERA SELATAN Sumberdaya : 40.996,79 JT Cadangan : 11.066,97 JT RIAU Sumberdaya : 1.460,46 JT Cadangan : 608,88 JT KALIMANTAN UTARASumberdaya : 2.462,27 JT Cadangan : 943,70 JT KALIMANTAN SELATANSumberdaya : 15.028,17 JT Cadangan : 5.269,52 JT Sumberdaya : 98 JT Cadangan : - BAN TEN Sumberdaya : 0,82 JT Cadangan : - JAWA TIMURSumberdaya : 0,08 JT Cadangan : - JAWA TENGAH Sumberdaya : 235,96 JT Cadangan : 0,12 JT PAPUA BARAT PAP UASumberdaya : 9,36 JT Cadangan : - MALUKU UTARA Sumberdaya : 2,50 JT Cadangan : - SULAWESI TENGAH SULAWESI BARATSumberdaya : 24,20 JT Cadangan : - SULAWESI SELATAN Sumberdaya : 8,22 JT Cadangan : - Sumberdaya : 126,48 JT Cadangan : - KALIMANTAN TENGAHSumberdaya : 17.983,51 JT Cadangan : 2.001,33 JT KALIMANTAN BARATSumberdaya : 491,50 JT Cadangan : - KALIMANTAN TIMURSumberdaya : 43.037,78 JT Cadangan : 7.195,85 JT KEP.R IAU Sumberdaya : Cadangan : JAM BI Sumberdaya : 2.848,13 JT Cadangan : 3.168,65 JT 28.457,2 Juta Ton 128.062,6 Juta Ton SUMBERDAYA CADANGAN 79.003,21 JT 48.553,70 JT 262,66 JT 135,84 JT 98,9 JT8,22 JT KALIMAN TAN SUMATE RA SULAWE SI PAPU A JAW A MALUK U SUMBERDAYA 15.410,20 JT13.046,96 JT 0,12 JT 0,00 0,00 0,00 KALIMAN TAN SUMATE RA SULAWE SI PAPU A JAW A MALUK U CADANGAN Sumber : Badan Geologi, 2016
  • 15. PRODUKSI, DMO, & EKSPOR BATUBARA  Produksi Batubara tumbuh 14% per tahun  Konsumsi domestik hanya sekitar 16-29% dari kapasitas produksi nasional, tumbuh hanya 10% per tahun  Kedepan pemanfaatan domestik porsinya akan semakin besar Sumber: Ditjen Minerba 2017 1. Data prognosa realisasi produksi tahun 2016 sesuai dengan data dari subdit op batubara (PKP2B, IUP PMA, IUP BUMN) dan update data dari ESDM Provinsi (IUP). 2. Data prognosa realisasi produksi prognosa tahun 2017 sesuai dengan persetujuan RKAB (PKP2B, IUP PMA, IUP BUMN) dan perkiraan rencana produksi provinsi (IUP), DMO/Domestik sesuai dengan Kebutuhan pemakai.
  • 16. Kebutuhan DMO rata-rata untuk PLN sekitar 64%; IPP : 17%; PLTU non PLN dan IPP : 2 %; Semen,Pupuk, dll: 16 %; dan Industri Metallurgi: 1% 16 REALISASI DMO BATUBARA TAHUN 2011 – 2017 (Juta Ton) KONSUMSI BATUBARA NASIONAL Sumber: Ditjen Minerba 2017 0 20 40 60 80 100 120 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PLTU Metalurgi Semen, Tekstil, Pupuk dan Pulp Briket Lainnya End User 2011 2012 2013 2014 2015 prognosa 2016 prognosa 2017 PLTU 45,2 52,82 61,86 65,98 70,8 75,4 88,20 Metalurgi 0,29 0,29 0,3 0,39 0,39 0,39 0,82 Semen, Tekstil, Pupuk dan Pulp 7,12 9,31 9,91 9,91 14,73 14,73 18,79 Briket 0,03 0,03 0,15 0,02 0,03 0,03 Lainnya 13,48 4,59 0 0 0 0 0,03 Total 66,04 67,04 72,22 76,3 85,95 90,55 107,84 Juta Ton
  • 17. PNBP MINERAL DAN BATUBARA