2. LETAK KERAJAAN
• Kerajaan Sriwijaya
terletak di
Sumatra Selatan,
pusat Kerajaan
Sriwijaya ada di
Palembang
• Diperkirakan telah
berdiri pada abad
ke-7 M.
3. SUMBER SEJARAH (1)
1. Prasasti Kedukan Bukit (605 S/683
M) di Palembang. Isinya Dapunta
Hyang mengadakan perjalanan
selama delapan hari dengan
membawa 20.000 pasukan dan
berhasil menguasai beberapa
daerah. Dengan kemenangan itu
Sriwijaya menjadi makmur.
4. SUMBER SEJARAH (2)
2. Prasasti Talang Tuo (606
S/684 M di sebelah barat
Palembang. Isinya tentang
pembuatan Taman
Sriksetra oleh Dapunta
Hyang Sri Jayanaga untuk
kemakmuran semua
makhluk.
3. Prasasti Kota Kapur (608
S/686 M) di Bangka.
5. SUMBER SEJARAH (3)
4. Prasasti Karang Birahi (608 S/686 M) di Jambi. Parasasti Kota Kapur dan Prasasti
Karang Birahi berisi permohonan kepada dewa untuk keselamatan rakyat dan
Kerajaan Sriwijaya.
5. Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun) di Palembang. Isinya berupa kutukan
terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.
6. Prasasti Palas Pasemah di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya wilayah Lampung
Selatan telah diduduki Sriwijaya.
7. Prasasti Ligor (679 S/775 M) di tanah genting Kra. Isinya Sriwijaya diperintah oleh
Darmaseta.
6. AWAL PENDIRIAN DAN WILAYAHNYA
Menurut sumber berita Cina yang ditulis oleh I-Tsing dinyatakan bahwa
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke- 7 M. Berdasarkan Prasasti Ligor,
pusat pemerintahan Sriwijaya di Muara Takus, yang kemudian
dipindahkan ke Palembang. Kerajaan Sriwijaya kemudian muncul
sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara.
7. KEHIDUPAN POLITIK (1)
• Daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa,
Semenanjung Malaya, dan Muangthai Selatan.
• Sriwijaya pernah ada upaya untuk menaklukkan Jawa yaitu kerajaan
Tarumanegara.
• Berdasarkan prasasti Tanjore di India Selatan, hubungan Sriwijaya
dengan India tidak bertahan lama, sebab pada awal abad ke-11 Raja
Rajendracola dari Kerajaan Colamandala melakukan penyerbuan
besar-besaran ke wilayah Sriwijaya, penyerbuan Colamandala dapat
dipukul mundur atas bantuan Raja Airlangga dari Jawa Timur. Atas
jasanya ini, Airlangga dinikahkan dengan
Sanggramawijayatunggadewi, putri Raja Sriwijaya.
• Kekuatan Sriwijaya mulai menurun setelah berhasil memukul mundur
pasukan Colamandala.
8. KEHIDUPAN POLITIK (2)
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaannya pada masa Balaputra Dewa. Raja
ini mengadakan hubungan persahabatan
dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam
Prasasti Nalanda disebutkan bahwa Raja
Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang
tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk
para pendeta Sriwijaya yang belajar agama
Buddha di India. Selain itu, dalam Prasasti
Nalanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah
Raja Balaputra Dewa dan dengan tegas
menunjukkan bahwa Raja Syailendra
(Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.
9. KEHIDUPAN EKONOMI (1)
• Kerajaan Sriwijaya sebagai negara maritim yang menguasai lalu lintas
pelayaran dan perdagangan internasional di Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia
Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan
Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa,
Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan.
10. KEHIDUPAN EKONOMI (2)
• Penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas
ekspor dan bea cukai dari kapal-kapal yang singgah di pelabuhan-
pelabuhan milik Sriwijaya.
• Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading
gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian.
11. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
• Menurut pendeta I-Tsing yang pernah diam di Sriwijaya pada tahun
671, menyebutkan bahwa Sriwijaya sejak abad ke-7 M merupakan
pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara.
• Raja sangat memperhatikan dunia pendidikan dalam memajukan
dan mengembangkan kerajaannya. Pendidikan yang berbasis
pengajaran agama Buddha telah membawa corak kehidupan yang
khas pada masyarakat Sriwijaya
12. KEHIDUPAN AGAMA
Sriwijaya merupakan pusat agama
Buddha di Asia Tenggara. Hal itu
dibuktikan dengan banyaknya biksu
yang terdapat di Sriwijaya beserta
pusat pendidikannya.
13. KERUNTUHAN (1)
“Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan
pantai. Hal ini disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan
Komering banyak membawa lumpur. Akibatnya. Sriwijaya
tidak baik untuk perdagangan”
14. KERUNTUHAN (2)
“Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan
diri. Hal ini disebabkan terutama karena melemahnya
angkatan laut Sriwijaya, sehingga pengawasan
semakin sulit”
15. KERUNTUHAN (3)
Dari segi politik, beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari
kerajaan-kerajaan lain.
1. Tahun 1017 Sriwijaya mendapat serangan dari Raja Rajendracola
dari Colamandala, namun Sriwijaya masih dapat bertahan. Tahun
1025 serangan itu diulangi, sehingga Raja Sriwijaya, Sri
Sanggramawijayattunggawarman ditahan oleh pihak Kerajaan
Colamandala.
2. Tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singhasari melakukan Ekspedisi
Pamalayu. Hal itu menyebabkan daerah Melayu lepas.
3. Tahun 1377 armada angkatan laut Majapahit menyerang Sriwijaya.
Serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.