SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
Download to read offline
1
	
No Kode: DAR2/Profesional/575/014/2019
PENDALAMAN MATERI KEPERAWATAN
M2KB2 – ANATOMI FISIOLOGI
Penulis
Edi Purwanto
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
2
	
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI	.....................................................................................................................	2	
PENDAHULUAN	.............................................................................................................	3	
A.	 DESKRIPSI MATERI	.............................................................................................	3	
B.	 RELEVANSI	.............................................................................................................	4	
C.	 PETUNJUK BELAJAR	...........................................................................................	4	
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA	..............................................................................	5	
A.	 CAPAIAN PEMBELAJARAN	................................................................................	5	
B.	 SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN	.......................................................................	5	
C.	 URAIAN MATERI	...................................................................................................	5	
Terminologi dalam anatomi	....................................................................................	6	
Istilah Arah Gerakan	...............................................................................................	8	
Posisi Tubuh	.............................................................................................................	9	
Pembagian area atau regio tubuh manusia	..........................................................	10	
a)	SISTEM PERNAFASAN	...................................................................................	10	
b)	SISTEM DARAH DAN JANTUNG	.................................................................	15	
c)	SISTEM GERAK (MUSKULOSKLELETAL)	...............................................	20	
d)	SISTEM ENDOKRIN	........................................................................................	33	
e)	SISTEM PENCERNAAN	..................................................................................	40	
f)	 SISTEM SARAF	................................................................................................	55	
g)	SISTEM REPRODUKSI	...................................................................................	71	
h)	SISTEM INTEGUMEN	.....................................................................................	85
3
	
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATERI
Anatomi dan fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
yang menyusun tubuh manusia dan fungsi dari setiap struktur tubuh tersebut.
Dalam upaya sebagai pengenalan dan memudahkan pemahaman mahasiswa
dalam memahami anatomi dan fisiologi manusia maka fokus awal kajian
diarahkan pada konsep dan terminologi umum mengenai anatomi fisiologi
manusia.
Mata kegiatan ini membahasas tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
menguraikan struktur, komponen tubuh manusia dan perkembangannya serta
fungsi sistem tubuh manusia dan mekanisme fisiologinya. Kegiatan belajar
dilakukan melalui perkuliahan tatap muka, modul, diskusi online, dan
penugasan. Mata kuliah Anatomi dan fisiologi menjelaskan tentang struktur
bagian tubuh dan fungsi masing-masing mulai dari kepala sampai kaki yang
akan membahasa berdasarkan sistem organ.
Pada awal pemberian materi ini diajarkan tentang pengertian anatomi, berbagai
istilah yang berkaitan dengan anatomi manusia. Komposisi dan komponen
manusia mengajarkan tentang struktur terkecil bagian tubuh pada tingkat sel
dan jaringan beserta fungsi dari tiap-tiap organ sel. Sistem musculoskeletal
membahas mengenai sistem kerangka dan otot dan fungsinya untuk pergerakan
manusia. Sistem persarafan membahas sistem pengontrolan setiap kegiatan
tubuh manusia, baik dalam keadaan istirahat maupun aktivitas yang dilakukan
oleh jaringan saraf yang kompleks. Sistem pencernaan mempelajari proses
(fungsi) sistem pencernaan, absoprsi makanan, penyaluran sari makanan
(nutrien) kepada bagian tubuh yang memerlukan. Sistem endokrin
mempelajari tentang organ yang memproduksi hormon dan funginya. Sistem
pernafasan mempelajari organ sistem pernafasan dan fungsinya seperti
pertukaran gas melalui inspirasi dan ekspirasi. Sistem kardiovaskuler
mempelajari sistem jantung pembuluh darah dan fungsinya sebagai alat pompa
tubuh.
4
	
B. RELEVANSI
Mata kegiatan anatomi fisiologi merupakan dasar untuk memahami mata
kegiatan keahlian keperawatan selanjut. Bahan kajian ini membantu peserta
didik mengetahui bagian-bagian tubuh atau area yang mengalami gangguan
dan kelainan fungsi sehingga sangat membantu untuk melakukan pemeriksaan
fisik dan memberikan intervensinya. Semua penyakit gangguan fisik
disebabkan adanya perubahan anatomi yang mengakibatkan gangguan
fisiologi.
C. PETUNJUK BELAJAR
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut
beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti :
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda
memahami tentang anatomi fisiologi manusia.
2) Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas
secara seksama apa yang akan dicapai.
3) Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan
untuk menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika
pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang.
4) Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
5
	
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul berikut diharapkan peserta PPG menguasai teori
dan aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian asisten
keperawatan yang mencakup: (1) Komunikasi Keperawatan, (2) Konsep Dasar
Keperawatan (anatomi fisiologi + promkes+pelayanan prima), (3) Kebutuhan
Dasar Manusia, (4) Keperawatan Medikal Bedah (ilmu penyakit + penunjang
diagnostic+ kegawatdaruratan), (5), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Keperawatan
Jiwa dan Keluarga, Keperawatan Geriatrik dan Komunitas, Keperawatan
Maternitas, (6) Ketrampilan Dasar Tindakan Keperawatan termasuk advancy
materials yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi),
dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari
B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul berikut diharapkan peserta PPG mampu
menganalisis prinsip dan konsep dasar keperawatan (anatomi fisiologi) dan
aplikasinya dalam pembelajaran asisten keperawatan.
C. URAIAN MATERI
Salam sejahtera buat semuanya, semoga kita senantiasa diberi kemudahan
dalam pemahaman setiap yang di pelajari. Aamiin. Pernahkan anda
mempelajari tentang sistem anatomi dan fisiologi pada manusia? Nah dalam
anatomi dan fisiologi beberapa ahli juga menguraikan dalam pembelajarannya
berdasarkan sistem mayor tubuh, yaitu:
1. Sistem pernafasan mempelajari fisiologi bernafas dengan melibatkan
organ hidung sebagai jalan nafas dan paru
2. Sistem darah dan kardiovaskuler, mempelajari tentang struktur /anatomi
jantung dan sistem peredaran darah
3. Sistem musculoskeletal, mempelajari otot dan tulang
4. Sistem endokrin, mempelajari tentang hormon dan fungsinya
6
	
5. Sistem pencernaan, mempelajari saluran pencernaan dengan melibatkan
mulut, esofagus, lambung, usus duabelas jari, usus halus, usus besar,
sigmoid, dan anus
6. Sistem persarafan, mempelajari tentang syaraf dan organ terkait dengan
otak da tulang belakang sebagai susunan syaraf pusat dan susunan syaraf
tepi
7. Sistem perkemihan dan reproduksi.
8. Sistem integument.
Gambar. Sistem Organ Tubuh Manusia
Terminologi dalam anatomi
Barangkali anda sudah mengetahui sebelumnya bahwa untuk memudahkan dan
menyeragamkan penyebutan suatu area atau posisi dalam ilmu anatomi maka
ditetapkanlah suatu istilah yang berlaku sama diseluruh dunia, yaitu:
7
	
Tabel. Terminologi lokasi dan posisi dalam anatomi
Terminologi Deskripsi
Anterior bagian depan atau lebih dekat kedepan
Ventral perut, istilah ini dipakai untuk menyataka sisi depan/perut
Posterior terletak di bagian belakang suatu organ, tulang belakang
adalah bagian posterior tubuh
Dorsal bagian belakang, atau punggung, misal punggung kaki adalah
bagian dorsal dari kaki
Cranial bagian yang menuju kepala, dada adalah cranial dari
abdomen.
Superior berada di atas (ketika berdiri superior tubuh manusia setara
dengan cranial)
Caudal struktur yang berada di bagian yang menuju ke ekor, misalnya
pinggul adalah caudal dari pinggang
Inferior menunjukkan terletak di bawah atau kearah bawah, misal
lutut berada inferior dari pinggul.
Medial letak suatu yang lebih dekat atau menuju garis tengah
Lateral terletak disamping atau menjauh dari garis tengah tubuh
Proximal letak sesuatu yang lebih berada menuju pusat tubuh
Distal letak suatu organ yang berada menjauh dari pusat tubuh
Superficial lokasi dangkal atau dipermukaan atau menuju ke permukaan
tubuh.
Profundus bagian dalam, menjauh dari permukaan tubuh, lebih dalam
Untuk lebih memudahkan anda dalam memahami istilah atau terminologi lokasi
dan posisi anatomi maka digambarkan dalam gambar 2 berikut ini
8
	
Gambar 1: Terminologi posisi dalam ilmu anatomi
Istilah Arah Gerakan
Ketika anda melakukan sebuah pemanasan saat akan berolah raga tentunya anda
melakukan gerakan gerakan anggota badan. Demikian juga ketika seorang perawat
memberikan intervensi rentang geak sendi maka harus memahami istilah arah
gerakan persendian anda. Berikut ini adalah istilah gerakan yang umum digunakan
dalam anatomi
1. Fleksi dan Ekstensi
Dikatakan Fleksi adalah gerakan menekuk atau membengkokkan suatu
persendian. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan
ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan
(ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro) fleksi/ ekstensi. Ayunan ke
belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi.
2. Adduksi dan Abduksi
Sedangkan disebut Adduksi bila ada gerakan dari anggota badan yang
mendekati tubuh. Dan Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh:
gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan
9
	
gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap
merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh).
3. Elevasi dan Depresi
Adapun yang dinamakan gerakan Elevasi merupakan gerakan mengangkat
anggota tubuh. Sebaliknya Depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya:
Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi) juga gerakan
pundak keatas (elevasi) dan kebawah (depresi).
4. Inversi dan Eversi
Istilah Inversi digunakan jika ada gerakan memiringkan telapak kaki ke dalam
tubuh. Sedangkan Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar
(penyebutan istilah ini hanya untuk gerakan pergelangan kaki saja).
5. Supinasi dan Pronasi
Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan dan Pronasi merupakan
gerakan menelungkupkan tangan (penyebutan ini hanya untuk gerakan pada
pergelangan tangan saja).
6. Endorotasi dan Eksorotasi
Adapun gerak Endorotasi merupakan gerakan ke dalam pada sekililing sumbu
panjang tulang yang bersendi (rotasi). Seadangkan Eksorotasi adalah gerakan
rotasi ke luar.
7. Sirkumduksi
Istilah sirkumduki merupakan gerakan gabungan dari fleksi, ekstensi, abduksi
dan adduksi
8. Rotasi adalah suatu gerakan memutar sendi
Posisi Tubuh
Untuk pengistilahan dan penyebutan posisi anatomi tubuh adalah sebagai berikut:
1. Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri
dengan mata juga memandang lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi-
sisi tubuh dan menghadap ke depan. Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan
tungkai kaki lurus sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan
semua struktur digambarkan dengan asumsi berada pada posisi anatomi.
10
	
2. Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah
menghadap ke atas. Semua posisi lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan
perbedaan hanya berada di bidang horisontal daripada bidang vertikal.
3. Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke
atas. Tubuh terletak pada bidang horisontal dengan wajah menghadap ke
bawah.
4. Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat
vertikal dan betis lurus horizontal. Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap.
Kaki diikat dalam posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk.
Ini adalah posisi pada banyak prosedur kebidanan.
Pembagian area atau regio tubuh manusia
Bagian tubuh manusia dibagi dalam beberapa regio atau area, yaitu:
1. Kepala dan leher, bagian anatomi yang berada di bagian kepala dan leher
manusia
2. Ekstremitas atas dan punggung, bagian anatomi yang berada di bagian anggota
gerak atas (lengan, sampai dengan jari-jari tangan) dan punggung manusia
3. thoraks dan abdomen, bagian anatomi yang berada di bagian dada dan perut
manusia
4. pelvis dan ekstremitas bawah, bagian anatomi yang berada di bagian pinggul
dan anggota gerak bagian bawah (mulai paha sampai dengan ujung jari kaki).
a) SISTEM PERNAFASAN
Ketika kita berbicara tentang Respirasi maka sebenarnya kita membahas tentang
pertukaran gas dalam tubuh kita, yaitu pertukaran gas oksigen (O2) yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk metabolisme sel dengan gas karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan dari proses metabolisme tersebut yang harus dikeluarkan dari tubuh
melalui paru.
Kita mengawali dengan struktur anatomi pada sistem respirasi. Sistem respirasi
terdiri Saluran nafas bagian atas, Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh
melalui hidung dimana udara dihangatkan, disaring dan dilembabkan. Udara terus
masuk ke nasofaring terus ke orofaring, kemudian masuk ke laring. Selanjutnya
11
	
udara masuk ke saluran nafas bagian bawah.
Saluran Nafas Bagian Atas
a. Rongga hidung, salurang nafas pertama sekali yang dilewati udara yang
mebawa oksigen masuk ke dalam tubuh adalah hidung. Udara yang dihirup
melalui hidung akan mengalami tiga hal yaitu dihangatkan, juga disaring oleh
bulu hidung dan akhirnya udara akan dilembabkan.tugas tersebut merupakan
tugas utama dari selaput lendir respirasi (terdiri dari : Psedostrafied ciliated
columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah
faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel goblet
dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh
darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu
dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke :
b. Nasofaring dimana dinasofaring terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba
Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal
lidah)
d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
e. Laring, terdiri dari tiga struktur yang penting yakni tulang rawan krikoid,
Selaput/pita suara, Epilotis, dan Glotis
12
	
Gambar. Saluran pernafasan atas
Saluran Nafas Bagian Bawah, terdiri atas:	
a. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang
rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran
fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus.
b. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini
disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan
trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior.
Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior
c. Alveoli
Alveoli terdiri: membran alveolar dan ruang interstisial. Dimana Membran
alveolar terdiri dari: a) Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah
rongga alveoli: b) Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang
menghasilkan surfactant; dan c) Anastomosing capillary, merupakan system
vena dan arteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel,
aliran darah dalam rongga endotel.
13
	
5. Sedangkan Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel
kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.
Gambar. Saluran pernafasan bawah
1. Surfactant
Surfactant berfungsi mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan
normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi,
sehingga kolaps alveoli dapat dihindari. Surfaktan adalah kompleks lipoprotein
yang melapisi bagian dalam alveolus, berfungsi sebagai deterjen yang menjaga
tegangan permukaan di alveolus saat terisi udara. Saat bayi menghirup napas
pertama kali, surfaktan menjaga alveolus agar tetap mengembang dan mencegah
paru agar tidak mengempis kembali. Surfaktan akan meningkatkan compliance atau
daya kembang paru, dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga pernapasan
dapat berlangsung lebih mudah.
2. Paru (Pulmonal)
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis,
bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
14
	
3. Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha
keras pernafasan yang tergantung pada:
1. Tekanan intra-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam
keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan
karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan
tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi,
volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun
dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi
volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan
intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran
dikenal sebagai compliance.
Ada dua bentuk compliance:
a. Static compliance, perubahan volume paru persatuan perubahan tekanan
saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang
dewasa muda normal: 100 ml/cm H2O
b. Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan.
Normal: ±50 ml/cm H2O
15
	
3. Airway resistance (tahanan saluran nafas), Rasio dari perubahan tekanan jalan
nafas
b) SISTEM DARAH DAN JANTUNG
Sistem dlm tubuh yg mengedarkan darah utk keperluan pertukaran zat & gas.
Sistem transpor tubuh, yg membawa gas-gas pernafasan, nutrisi, hormon, & zat-
zat lain ke & dari jaringan tubuh. Komponen sistem kardiovaskular: 1. Darah 2.
Jantung 3. Pembuluh darah: arteri, vena, kapiler
1. Jantung
Jantung terletak di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam rongga thorak
tepat di belakang tulang dada (sternum). kurang lebih dua pertiga bagian terletak
di sebelah kiri dari garis tengah sternum. Jantung terletak di dalam rongga
mediastinum dari rongga thoraks diantara kedua paru.
Otot Jantung
a. Perikardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan
rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal
dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk
menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
b. Myokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan
miokardium yaitu:
1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan
dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar
mencakup kedua atria.
2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler
sampai ke apeks jantung.
3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan
ventrikel).
c. Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri
16
	
dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava.
Gambar Otot Jantung
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu, dua ruang yg berdinding tipis yang disebut
atrium (serambi) yakni Atrium kanan/dekstra dan Atrium kiri/sinistra. dua ruang yg
berdinding tebal yang disebut ventrikel (bilik) yakni Ventrikel kanan/dekstra dan
Ventrikel kiri/sinistra
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis. Berfungsi sebagai
penampungan darah yang rendah O2 dari seluruh tubuh. Darah tersebut
mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, sinus koronarius yang
berasal dari jantung sendiri, kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan
lalu ke paru
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan.
Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula. Berfungsi menerima
darah yang kaya O2 dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis,
kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri lalu ke seluruh tubuh melalui aorta
17
	
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra. Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
seluruh tubuh melalui aorta
Katup-katup jantung
1. Katup atrioventrikuler
— Letaknya diantara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan terdiri dari 3 katup disebut katup trikuspid.
— Katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri terdiri dari 2 katup
disebut katup mitral.
— Katup ini berfungsi memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada masa diastol ventrikel dan mencegah aliran balik
saat sistol ventrikel (kontraksi)
Diastolik = pengisian .
Regurgitasi = aliran balik
Insufisiensi = aliran yg gagal
2. Katup Semilunar
— Katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh
pulmonal dari ventrikel kanan.
— Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran
balik waktu diastol ventrikel. Katup atrio-ventrikular adalah tricuspid dan bicupid
(mitral), Katup semilunar adalah: pulmonalis dan aorta.
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra
yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel
dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis
terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa
darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
18
	
membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara
trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra
dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus
atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
Curah Jantung/cardiac output
Curah Jantung (cardiac output) adalah Jumlah darah yang dipompakan ventrikel
dalam satu menit. Sedangkan Volume Sekuncup (stroke volume) adalah Jumlah
darah yang dipompakan ventrikel setiap sistole atau setiap kontaksi jantung.
Curah Jantung = Isi Sekuncup X Frekuensi denyut jantung per menit
𝐶𝑂 = 𝑆𝑉	𝑥	𝐻𝑅
ž Misalnya isi ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup =80 cc, volume
akhir sistole/ volume residu = 40cc.
Curah jantung pada orang dewasa ± 5 liter
Fungsi Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (CO2) dari
seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium
kanan. setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam
19
	
ventrikel kanan. darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner
ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-
paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan. darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju ke atrium kiri. peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru
dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya
akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke
dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk
seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
3. Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik
(peredaran darah besar). Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran
darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.
c. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung
menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri. Pada
peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru.
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme dan karbon dioksida
kembali ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik.
d. Peredaran darah besar. sistemik ini mengalir dari jantung ke seluruh tubuh,
kemudian kembali lagi ke jantung. Peredaran darah manusia selalu melalui
pembuluh darah. Oleh karena itu, peredaran darah manusia disebut peredaran
darah tertutup.
Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru.
Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini banyak mengandung oksigen
4. Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah
Pembuluh darah mengalirkan darah yang dipompakan jantung ke dalam sel. Arteri
bersifat elastis mengedarkan darah yang dipompakan dari ventrikel kiri. Dinding
pembuluh darah terdiri atas 3 lapisan :
20
	
a) Tunika Intima merupakan lapisan yang paling dalam yang bersentuhan
langsung dengan darah
b) Atherosclerosis adalah pembentukan plaque yang terjadi pada dinding arteri
tunika intima, hal ini mengakibatkan aliran darah arteri terganggu dan dapat
menyebabkan terjadinya proses ischemia
c) Tunika Media merupakan bagian tengah yang bersifat elastis. Keadaan tidak
elastis disebut arteriosclerosis
d) Tunika Adventisia adalah lapisan terluar dinding pembuluh darah.
Sistem peredaran (Sistem Kardiovaskuler) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler,
venula dan vena.
a) Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. kelenturannya membantu mempertahankan tekanan
darah diantara denyut jantung.
b) Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang
menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah
ke daerah tertentu.
c) Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis,
yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung)
dan vena (membawa darah kembali ke jantung). kapiler memungkinkan oksigen
dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan
hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. dari kapiler, darah
mengalir ke dalam venula.
d) Venula mengalirkan darah ke dalam vena kemudian kembali ke jantung.
e) vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar
daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
Eksterna
c) SISTEM GERAK (MUSKULOSKLELETAL)
Ketika anda membicarakan sistem muskoloskeletal ini berarti anda akan
menguraikan tentang Muskuler atau Otot dan Skeletal atau rangka dan juga
21
	
jaringan konektif dan sendi, yaitu terkait tendon, ligamen, dan sendi. Nah jadi
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet) serta jaringan-
jarigan penyambung (ligament, tendon, dan sendi). Dimana Otot merupakan
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan untuk mengubah dari energi
kimia menjadi energi gerak. Sedangkan skelet atau rangka adalah merupakan
bagian tubuh yang terdiri atas tulang-tulang yang memungkinkan atau yang
membuat tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Selanjutnya akan
kita coba bahas satu persatu terkait dengan sistem muskuloskeletal.
Muskuler/otot
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Muskulus atau ada juga
yang menulis muskuler atau ada juga yang menyebut Otot adalah merupakan
sebuah jaringan di dalam tubuh yang menghubungkan dua tulang dan
berfungsi saat melakukan suatu gerakan. Semua dari masing masing-masing
sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Semuanya terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil
ada yang melekat di bawah permukaan kulit
Fungsi sistem muskuler/otot:
Nah anda sekarang sudah mempunyai gambaran dan bayangan tentang otot.
Jika demikian coba tuliskan apa kiranya fungsi otot. Baik sekarang anda
bandingkan pendapat anda dengan penjelasan fungsi otot sebgaimana dibawah
ini, yakni:
a. Fungsi pertama adalah untuk Pergerakan. Kontraksi dan relaksasi pada otot
skeletal menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat,
sedangkan otot polos menggerakan cairan dan substansi lain dalam organ
berongga di internal tubuh.
b. Fungsi kedua adalah sebagai Penopang tubuh dan mempertahankan postur.
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi
berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
22
	
c. Funsi selanjutnya adalah sebagai Stabilisasi sendi. Otot juga
mempertahankan sendi tetap berada ditempatnya serta tidak terjadi
dislokasi.
d. Otot ternyata juga menghasilkan atau memproduksi panas. Kontraksi otot-
otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh
normal.
Ciri-ciri muskular/otot
Selanjutnya kita belajar bersama tentang gambaran ciri-ciri kerja otot saat
kontraksi dan relaksasi, yaitu
a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, Sel yang panjang
memendek dan menghasilkan gaya tarik.
b. Eksitabilitas. Dimana terjadinya Impuls saraf listrik menstimulasi sel otot
untuk berkontraksi.
c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks. Dapat ditarik kembali ke panjang aslinya
dengan kontraksi otot yang berlawanan
d. Elastisitas. Otot juga bersifat elastis, serabut otot dapat kembali ke ukuran
semula setelah berkontraksi atau meregang.
Tipe atau Jenis-jenis otot
Nah setelah anda mempelajari fungsi otot dan ciri-cirinya maka selanjutnya adalah
mempelajari tentang jenisnya. Dalam menunjang fungsinya untuk menghasilkan
gerakan dan lainnya tadi maka tentu otot tidak hanya sejenis atau satu tipe otot
saja. Adapun jenis atau tipe-tipe otot adalah sebagai berikut: satu,
a. Otot Skeletal atau otot rangka, yaitu
o merupakan otot lurik, volunter atau sadar yang bergerak dan relaksasi
sesuai dengan perintah otak, dan melekat pada rangka.
o Mendukung 40% dari berat badan
o Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
b. Otot Jantung
o Merupakan otot lurik
23
	
o Disebut juga otot seran lintang involunter yang bekerja tidak sadar tanpa
kendali dari otak sadar.
o Otot ini hanya terdapat pada jantung
o Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
c. Otot Polos
o Otot polos juga merupakan otot tidak berlurik dan involunter.
o Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung
kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi
darah.
Berikut adalah gambar tentang tipe otot yang terlihat adanya perbedaan, meskipun
otot rangka dan otot jantung merupakan otot luriknamun berbeda jenis luriknya,
dan otot polos merupakan otot tidk lurik
Gambar. Gambaran jenis atau tipe otot
Persamaan diantara Jaringan Otot
Meskipun diantara otot-otot mempunyai jenis dan fungsi yang berbeda namun juga
mempunya beberapa persamaan diantaranya adalah
a. Sel sel otot diketahui berserat
b. Terjadinya Kontraksi otot tergantung pada dua tipe myofilamen (protein
kontraktil), yaitu aktin dan myosin
c. Masing masing otot mempunyai membran plasma disebut sarkolema, dan
sitoplasma disebut sarkoplasma
Setiap otot adalah satu organ yang sebagian besar terdiri atas jaringan otot.
Otot Rangka	 Otot polos	 Otot jantung
24
	
Sedangkan Otot skeletal juga mengandung jaringan ikat/penyambung atau
jaringan konektif, pembuluh darah dan saraf. selubung Jaringan konektif atau
jarinan penyambung mengikat otot skeletal dan seratnya bersama sama. Selubung
jaringan kanektif terus tersambung dengan tendon. Sebagaimana tergambar pada
gambar 5 berikut
Gambar. gambaran hubungan tulang dengan, jaringan konektif dengan tendon
Tendon
Selanjutnya kita mempelajari tetang tendon. tendon adalah jenis jaringan lunak
yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang, mirip dengan ligamen yang
menghubungkan tulang dengan tulang. Mereka dapat ditemukan di seluruh tubuh
dari kaki sampai ke tangan. Contohnya ditubuh kita terdapat otot rangka yang
bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan kita
untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan bergerak. Nah, Ketika otot
berkontraksi, maka tendon lah yang menarik tulang dan menyebabkan terjadinya
gerakan.
Mereka terdiri hampir seluruhnya dari kolagen, protein berserat, dan sering disebut
sebagai jaringan kolagen. Tujuan dari tendon adalah untuk mentransfer kekuatan
antara otot dan tulang. Dengan adanya tendon akan memudahkan gerakan bersama
yang memungkinkan untuk kegiatan sehari-hari seperti berjalan akan tercapai.
Tendon dapat memiliki beberapa bentuk mulai dari lebar dan datar, pita dan
berbentuk kipas.
Struktur tendon Jadi, setiap struktur dalam tubuh kita dapat dipecah menjadi empat
tipe dasar dari jaringan, meliputi: a) Jaringan epitel yang meliputi struktur untuk
25
	
melapisi permukaan tubuh, b) Jaringan otot adalah menghasilkan gaya dan
gerakan, c) Jaringan saraf yaitu untukmendeteksi perubahan tubuh dan
menyampaikan pesan, ada d) Jaringan ikat melindungi dan mendukung organ dan
jaringan lain.
Nah, menurut anda termasuk kategori jaringan apakah tendon ? Tendon termasuk
dalam kategori jaringan ikat. Sebuah tendon yang utuh dibangun dengan
membentuk dan menggabungkan beberapa lapisan jaringan ikat. Berikut akan
dijelaskan lapisan-lapisan yang selanjutnya membentuk susunan tendon, meliputi
1. Kolagen: Bahan bangunan utama tendon adalah serat kolagen. Serat ini sangat
kuat, fleksibel, dan tahan terhadap kerusakan dari tarikan atau tegangan. Serat
kolagen biasanya diatur dalam berkas/bundel paralel, yang membantu
memperbanyak kekuatan serat individu.
2. Endomisium: Struktur tendon dan otot secara harfiah terhubung dan saling
terkait. Jauh di dalam otot terdapat selubung yang sangat tipis yang menjaga serat
otot yang paling dalam yang terpisah satu sama lain. Lapisan ini disebut
endomisium (Endo: dalam, mysium: otot)
3. Perimisium: Sekelompok 10 sampai 100 serat otot aman dibungkus dalam
lembaran endomisium membentuk fasikula. Kolagen dari lapisan endomisium
memanjang keluar dan bergabung dengan lapisan kolagen yang lebih besar yang
mencakup setiap lembaran. Lapisan ini disebut perimisium (peri : sekitar).
4. Epimisium: Disekitar setiap otot terdapat lapisan lain yang disebut epimisium
(epi: pada). Lapisan ini juga terdiri dari serat kolagen panjang dari lapisan di
bawahnya, perimisium dan endomisium.
5. Fasia dalam: Setiap otot-otot ini dibungkus dalam epimisium sendiri, tetapi
mereka juga terhubung satu sama lain dengan lapisan lain yang disebut kolagen
fasia dalam. Lapisan ini memegang otot bersama-sama, memungkinkan untuk
gerakan bebas dari otot-otot, dan menyediakan suplai darah. Kolagen dari fasia
dalam juga terhubung ke kolagen dari lapisan otot yang sebelumnya.
Lalu masing-masing dari empat lapisan dari atas yang terutama kolagen dari
lapisan terdalam endomisium membentang sampai ke kolagen dari fasia dalam
bergabung membentuk tendon.
26
	
Gambar 6 Struktur tendon
Fungsi Tendon
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya fungsi utama dari tendon adalah untuk
memungkinkan pergerakan bebas dan fleksibel dalam tubuh seperti berlari,
melompat, berjalan, mengangkat, menari dan kegiatan fisik lain yang serupa yang
bisa dilakukan oleh tendon.
Mekanisme Kerja Tendon
Kita sudah mengetahui bahwa tendon itu adalah struktur kolagen yang
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon biasanya terdapat pada otot rangka
yang ujung dari otot itu melekat pada tulang. Untuk mekanisme kerjanya sangat
berhubungan dengan kontraksi otot dimana awalnya pada saat kita bergerak atau
mengangkat barang maka secara tidak langsung otot mengalami peregangan
sehingga akan terjadi impuls aferen ke reseptor peregangan di medulla spinalis,
kemudian impuls ini akan diteruskan menjadi impus eferen ke motor neuron yang
menyebabkan kontraksi otot. Kontraksi dari otot yang mengalami peregangan
akan diteruskan sampai ke tendon untuk menarik tulang sehingga terjadi
pergerakan. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut: Origo Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi, dan Insersio merupakan tendon yang
melekat pada tulang yang ikut bergerak ketika otot berkontraksi.
Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan
27
	
elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang
dengan tulang yang diikat oleh sendi. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang
tersusun dari serabut-serabut yang berperan dalam menghubungkan antara tulang
yang satu dengan tulang yang lain pada sendi. Ligament adalah pita jaringan elastis
yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian, membantu
mengontrol rentang gerak, dan menstabilkan mereka sehingga tulang dapat
bergerak dengan baik.
Gambar 7 ligamen patela
Tanpa adanya ligament, antara tulang yang satu dengan tulang yang lain tidak akan
menyatu dan juga tidak dapat melakukan pergerakan saat otot berkontraksi.
Walaupun bisa, gerakan yang ditimbulkan tidak akan sempurna. Ligament
biasanya memiliki elastisitas yang tinggi, yang dapat memperpanjang dan
mengubah bentuk mereka ketika berada dalam ketegangan dan kemudian kembali
ke bentuk aslinya saat ketegangan itu mereda. Namun, terdapat beberapa
pengecualian dalam hal ini, seperti ligament ovarium ligament putaran rahim, dan
ligament suspensorium ovarium.
Ligament merupakan jaringan ikat yang memiliki komponen-komponen
biomekanik yang unik. Ia digambarkan sebagai pita padat jaringan ikat kolagen.
Struktur ligament terdiri dari protein yang disebut dengan kolagen. Protein kolagen
ini berbentuk panjang, fleksibel, dan berbentuk seperti benang atau serat.
Serat kolagen banyak ditemukan di tubuh manusia maupun mamalia lainnya.
Kehadiran jaringan kolagen membuat kulit menjadi elastis dan membentuk
sebagian besar jaringan ikat. Sifat elastis yang dimilikinya membuat kulit dapat
teregang ketika tubuh melakukan gerakan seperti melipat siku, dan lain
28
	
sebagainya. Serat kolagen sering diatur dalam pola persimpangan, yang membantu
mencegah sendi tubuh bergerak melebihi batas kewajarannya.
Fungsi Umum Ligamen
a. Menentukan rentang gerakan
Ligament yang berada dalam setiap sendi tubuh bertanggung jawab terhadap
menentukan sejauh mana rentang gerakan yang dari sendi tersebut. Sehingga
dengan demikian, dapat mencegah terjadinya dislokasi sendi. Ligament juga dapat
membantu mencegah hiperekstensi tulang atau sendi. Jadi singkatnya, ligament
berfungsi untuk menstabilkan sendi dan membimbing mereka selama gerakan.
b. Perlindungan tulang dan sendi
Ligament dapat memberikan perlindungan terhadap tulang dan sendi dari patah,
dikarenakan ketika terjadi ketegangan pada sendi, ligament dapat berubah bentuk
di bawah beban konstan.
c. Proprioseptif
Fungsi lain dari ligament adalah untuk mempertahankan postur seseorang dengan
sistem proprioseptif. Contohnya ialah ketika sendi lutut dibengkokkan, maka akan
merangsang saraf proprioseptif untuk membuat kontraksi otot pada saat yang
bersamaan ,sehingga membuat orang menyadari posisi lutut dan kaki.
Jenis dan Fungsi Khusus Ligamen
Ligament dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utaman, yaitu :
1. Ligament articular
Ligament articular merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara tukang-
tulang untuk membentuk sendi. Ligament ini sangat kuat dan berserat padat.
Fungsi dari ligament articular ialah untuk mengubungkan jaringan dan membantu
melenturkan atau memperpanjang jaringan tubuh. Contoh ligament ini seperti :
§ Bagian kepala dan leher meliputi ligament krikotiroid, ligament
periodontal, dan ligament suspensorium okluar
§ Bagian pergelangan tangam terdiri atas ligament dorsal radiokarpal,
ligament kolateral, ligament palmar radiokalpar, dan lain sebagainya.
§ Bagian dada meliputi ligament suspensorium
29
	
§ Bagian lutut meliputi ligament patella, ligament cruciatum anterior,
ligamen kaudal, ligament kolateral lateralis, dan ligament kolateral
2. Ligament remnant fetal
Ligament ini merupakan ligament yang telah ada sejak lahir dan masih tetap
berkembang menjadi jaringan menyerupai ligament. Contohnya ialah :
§ Ligament venosum
§ Ligament arteriosum
§ Tali arteri umbilikalis
§ Ligamentum lingkaran hati
3. Ligament peritoneal
Merupakan ligament yang terbentuk di dalam dan di sekitar lapisan membrane dari
rongga perut. Ligament peritoneal mengelilingi sejumlah pembuluh darah di
rongga perut, termasuk pembuluh darah portal ke hati, dan berperan pad abagian
penting dari sistem reproduksi wanita. Contoh dari ligament ini ialah :
§ Ligament hepatoduodenal
§ Ligament uterus
4. Ligament Aksesorium
Merupakan ligament dengan struktur yang dapat memperkuat ligament lain
(pembantu). Contohnya ligament yang ada di tulang belakang yang dapat
memberikan stabilitas tulang atau tulang rawan
Mekanisme Kerja Ligamen
Pada dasarnya, prinsip kerja dari ligament sangat berkaitan dengan tendon.
Ligament dan tendon merupakan jaringan pasif yang tidak memiliki kemampuan
melakukan kontraksi untuk menghasilkan gerakan. Tendon membantu terjadinya
pergerakan sendi dengan cara mentransmisikan tekanan dari otot ke tulang.
Dibandingkan dengan otot, tendon memiliki serat yang kaku, memiliki kekuatan
tarik yang besar, dan dapat menahan tegangan yang besar. Oleh karen aitu pada
ruang yang pergerakannya terbatas, kerjasama otot ke tulang dilaksanakan oleh
tendon. Tendon mampu menahan beban yang sangat besar dengan deformasi yang
sangat kecil. Sifat ini mampu menjadikan tendon untuk mentransformasikan gaya
30
	
ke tulang tanpa menghabiskan energi untuk regangan tendon.
Ligament sendiri berperan melanjutkan gaya yang ditransmisikan dari otot antara
tulang yang satu dengan tulang yang lain, sehingga ketika terjadi suatu pergerakan,
stabilitas sendi dapat dipertahankan. Tendon dan ligament termasuk kuat dan tidak
akan putus dengan mudah. Kerusakan umumnya terjadi di pertemuan dengan
tulang.
Skeletal/Tulang
Tulang atau rangka adalah merupakan organ yang menjadi penopang tubuh
manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak akan bisa tegak berdiri. Dimana
Tulang ini sudah mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, dan berlangsung
terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Mengapa kita bisa
bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak
dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama
antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan
sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
Gambar 7 sistem skeletal atau Rangka manusia
Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1. Tulang Kompak
31
	
a. Padat, halus dan homogen
b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow
bone marrow”.
c. Tersusun atas unit : Osteon yaitu Haversian System
d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat
pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung:
Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
Osteoblas
2. Tulang Spongiosa
a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung
pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung
tulang lengan dan paha.
Gambar. Klasifikasi tulang berdasarkan penyusunnya
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
32
	
Gambar 8 klasifikasi tulang berdasarkan bentuknya (VanPutte, Regan,
Russo, Manager, & Reed, 2016)
Persendian
Sendi adalah struktur tubuh manusia di mana mempertemukan dua tulang atau
lebih. Ini berfungsi untuk memastikan kerangka tubuh tetap menyatu dan dapat
bergerak bebas.
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga
dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri
atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis
33
	
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah
kartilago. Contoh: Tulang belakang
3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari
struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel
(siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
d) SISTEM ENDOKRIN
System endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless).
Respons Sistem Endokrin sifatnya lambat menit, jam, bulan, atau tahun.
Komunikasi Sistem Endokrin melalui media yaitu hormon. Hormon bertindak
sebagai pembawa pesan melalui aliran darah ke berbagai sel dan menerjemahkan
pesan sebagai tindakan.
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat
yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem endokrin
berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar Endokrin
34
	
1) Kelenjar hipofise atau pituitary (hypophysis or pituitary gland), terletak di
dalam rongga kepala dekat dasar otak
2) Kelenjar Pineal, di atas kel. hipofise
3) Kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok, terletak di leher bagian
depan
4) Kelenjar paratiroid (parathyroid gland), dekat kelenjar tiroid
5) Kelenjar suprarenal (suprarenal gland), terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan
6) Pulau langerhans (islets of langerhans), di dalam jaringan pancreas
7) Kelenjar kelamin (gonad) laki-laki di tetis dan perempuan di indung telur.
8) Kelenjar Timus, di dalam mediastinum di belakang os sternum
a. Hipotalamus
Merupakan pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya
melalui hormonal dan saraf. Hormon yang dihasilkan adalah faktor R (releasing)
dan I (inhibiting) yang mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior
sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior melalui kerja saraf. Hipotalamus
sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon
hipofise.
b. Gland Hypophyse (Kelenjar Pituitary)
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika, lekukan os
spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Kelenjar
ini terbagi menjadi dua lobus yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus
bagian anterior terdiri dari jaringan epitel karenanya disebut adenohipofisis dan
hipofisis bagian posterior disebut juga neurohipofisis karena terdiri dari jaringan
syaraf. Kelenjar hiposisi dikenal sebagai Master Gland karena dialah yang
berfungsi mengendalikan sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lainnya.
Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya
perpanjangan dari hipotalamus. Hipofisis posterior sebenarnya tidak mengahsilkan
hormon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan
yang sesuai mengeluarkan dua hormon peptida kecil, vasopresin
(ADH) dan oksitosin. ADH dibentuk terutama di dalam nukleus supraoptika,
35
	
sedangkan oksitosin dibentuk terutama di dalam nukleus paraventrikular.
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki 2 efek: (1) meningkatkan retensi
H2O oleh ginjal (efek antidiuretik) dan (2) menyebabkan kontraksi otot polos
arteriol (efek presor pembuluh). Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus
untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan dan hormon ini juga
merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamalia (payudara) selama
menyusui, selain itu oksitosin juga terbukti meningkatkan ikatan batin antara ibu
dan bayinya.
c. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid,
antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga
terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran.
Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar
tiroid.
Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan
kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm
lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat
sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik.
Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis
komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus
vagus yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus
rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra
Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi
menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat
36
	
dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh
kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin
(Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
d. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian anterior
dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief
cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran
kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid
Hormon, PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam plasma.
Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga
sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan
usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH
merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi
kalsium.
e. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-
5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ
endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3
jenis sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi
hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans
berdiameter 75-150 mikron.
Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang
37
	
glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak,
glukagon meningkatkan lipopisis (pemecahan lemak).
Hati
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah (Sloane, 2004). Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh
manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira & Carneiro., 2007). Sebagian
besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra
memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke
sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).
Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni lobus dextra, lobus caudatus, lobus
sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut
dengan kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi oleh peritoneum. Darah
arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke
vena centralis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae
hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang
berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang
ductus choledochus (trias 12 hepatis). (Sloane, 2004).
Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian
perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler
empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel
hati (Amirudin, 2009).
38
	
Gambar Anatomi hepar (John Hopkins, 2019).
Fisiologi Hati
Vena porta hepatika mengalirkan darah keluar dari sistem venous usus dengan
membawa nutrien yang diserap di dalam saluran cerna ke hati. Hati
melaksanakan berbagai fungsi metabolik. Sebagai contoh, pada saat puasa hati
akan menghasilkan sebagian besar glukosa melalui glukoneogenesis serta
glikogenolisis, melakukan detoksifikasi, menyimpan glikogen dan memproduksi
getah empedu disamping berbagai protein serta lipid (Berkowitz, 2013).
Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam
39
	
jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil
perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain: mengoksidasi
asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk
sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari
protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa
lain dari asam amino.
d. Lain-lain
Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin,
hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk
zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan
hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
f. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian
korteks dan medula.
Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :
40
	
1. Mineralokortikoid (aldosteron)
2. Glukokortikoid
3. Androgen
Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Glukokortikoid
(kortisol) berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi
dan imunitas terhadap stressor. Hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan
pelepasan androgen mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara
fisik dan mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen mengakibatkan
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
g. Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas
pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas
dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH). Testis terdiri dari dua
buah dalam skrotum. Testis mempunyai duafungsi yaitu sebagai organ endokrin
dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol di bawah pengaruh
LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital
ke arah pria. Pada masa pubertas akan merangsang perkembangan tanda-tanda
seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh,distribusi rambut
tubuh,pembesaran laring,penebalan pita suara,pertumbuhan dan perkembangan
alat genetalia.
Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi. Sebagai organ
endokrin ovarium menghasilkan sel telur (ovum) yang setiap bulannya pada masa
ovulasi siap dibuahi sperma.Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder,menyiapkan endometrium untuk menerima hasil
konsepsi serta mempertahankan laktasi.
e) SISTEM PENCERNAAN
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
41
	
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Gambar Sistem Pencernaan (VanPutte et al., 2016)
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan yaitu:
1) Mulut
42
	
Gambar. Rongga Mulut (VanPutte et al., 2016)
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk
system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis (VanPutte et al., 2016).
2) Tenggorokan (Faring)
43
	
Gambar Faring (VanPutte et al., 2016).
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior
yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama
tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan
laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior
disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring (VanPutte et
al., 2016).
44
	
3) Kerongkongan (Esofagus)
Gambar Esofagus (VanPutte et al., 2016).
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu
dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus
dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot
rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian
inferior (terutama terdiri dari otot halus) (VanPutte et al., 2016).
4) Lambung
Gambar Lambung (VanPutte et al., 2016)
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
45
	
kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-
sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida
(HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir
melindungi sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam
klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
5) Usus halus (usus kecil)
Gambar Usus Halus (Kecil) (VanPutte et al., 2016).
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang
dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) (VanPutte et al.,
46
	
2016).
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhent i
mengalirkan makanan (VanPutte et al., 2016).
b. Usus Kosong (Jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus.
c. Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam
empedu (VanPutte et al., 2016).
6) Usus Besar (Kolon)
47
	
Gambar Usus Besar (Kolon) (VanPutte et al., 2016).
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon
asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid
(berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam
usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
7) Rektum dan Anus
48
	
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang
air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses
akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.
Fisiologi Sistem Pencernaan
	
Lapar Dan Ingesti Makanan
Rasa lapar dikontrol oleh suatu daerah otak di hipotalamus sebelah lateral.
Perangsangan daerah ini menyebabkan timbulnya dorongan kuat untuk mencari
makanan dan memakannya. Hipotalamus lateral menerima banyak input yang
dapat merangsang rasa lapar. Sebagai contoh, rasa lapar dapat dirangsang oleh
adanya kontraksi lapar di lambung. Semakin lama lambung kosong, maka
kontraksi ini tampaknya meningkat frekuensi dan intensitasnya. Mekanisme pasti
bagaimana kontraksi tersebut terjadi masih belum jelas.
Rasa lapar juga dirangsang oleh turunnya kadar zat-zat gizi dalam darah, misalnya
asam amino, lemak, dan glukosa, serta oleh peningkatan atau penurunan hormon-
49
	
hormon yang mengatur metabolisme. Input ke pusat lapar hipotalamus dapat
mencakup input dari bagian-bagian otak yang lain. Misalnya, pusat-pusat otak
yang lebih tinggi dapat merangsang rasa lapar sebagai respons terhadap situasi
atau pengalaman tertentu. Demikian juga, input dari pusat emosi di otak, sistem
limbik, juga dapat merangsang rasa lapar.
Sebaliknya, nukleus ventromedialis hipotalamus tampaknya merupakan tempat
munculnya rasa kenyang, kebalikan dari rasa lapar. Pusat ini juga dipengaruhi oleh
penuh tidaknya lambung serta kadar zat-zat gizi dan hormon dalam darah, tetapi
dalam arch yang berlawanan. Emosi dan kebiasaan juga mempengaruhi pusat
kenyang.
Pendorongan Makanan Melintasi Saluran Cerna
Setelah dibawa ke dalam mulut, makanan mulai bergerak ke esofagus, lambung,
serta usus halus dan usus besar. Gerakan ini disebut pendorongan (propulsi).
Kecepatan pendorongan makanan tergantung pada motilitas masing-masing
bagian saluran pencernaan. Motilitas masingmasing bagian tersebut, sebaliknya,
ditentukan oleh kontraksi otot serta input hormonal dan saraf.
Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung di sepanjang perjalanannya
dan memerlukan motilitas yang optimum di setiap segmen saluran pencernaan.
Kontrol Otot Atas Motilitas Usus
Saluran GI terdiri dari dua lapisan otot polos utama, lapisan longitudinal di
sebelah luar dan lapisan otot sirkular di sebelah dalam. Lapisan otot ketiga
berukuran sangat tipis, terletak paling dalam di lapisan mukosa saluran GI.
Lapisan otot longitudinal dan sirkular bertanggung jawab untuk mencampur dan
menggerakkan makanan di sepanjang saluran GI.
Di setiap segmen saluran GI, otot polos longitudinal dan sirkular memperlihatkan
depolarisasi spontan yang inheren. Depolarisasi inheren ini dapat meningkat
intensitasnya dan dapat menimbulkan potensial aksi sehingga terjadi kontraksi otot.
Frekuensi kontraksi bervariasi. Kontraksi usus dapat bersifat tonik yaitu kontraksi
50
	
yang menetap dan berlangsung lama, dan melibatkan tonus otot saluran cerna secara
keseluruhan. Kontraksi juga dapat bersifat ritmik dan berjalan dalam gelombang-
gelombang peristaltik ke bagian distal. Kontraksi usus bersifat lambat dan bergan-
tung kalsium yang berlangsung pada rentang panjang otot yang lebar.
Sel-sel otot polos saluran GI berhubungan erat saw sama lain di sepanjang usus,
sehingga depolarisasi listrik di salah satu segmen dapat dengan mudah disalurkan
ke segmen berikutnya. Sel-sel otot dapat dirangsang untuk melepaskan muatan
dengan kecepatan yang berbeda dengan kecepatan basal oleh peregangan atau
oleh pelepasan asetilkolin dari saraf parasimpatis yang mempersarafinya.
Persarafan parasimpatis menurunkan kecepatan lepas muatan sel-sel otot tersebut.
Kontrol Hormon Atas Motilitas Usus
Hormon misalnya gastrin dari lambung, serta sekretin dan kolesistokinin (CCK)
dari usus halus, juga dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi sel otot polos atau,
dengan kata lain, motilitas usus. Gastrin merangsang motilitas lambung.
Sekretin dan CCK merangsang motilitas usus tetapi (terutama sekretin)
menghambat motilitas lambung. Hal ini memperlambat pengosongan isi
lambung ke dalam usus halus.
Kontrol Saraf Atas Motilitas Usus
Terdapat dua sistem saraf intrinsik di seluruh usus. Yang pertama terletak di
antara lapisan otot longitudinal dan sirkular. Kelompok saraf ini, yang disebut
pleksus mienterikus, terdapat sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri dan
terdiri dari jalur aferen dan eferen yang mempersarafi otot. Pleksus mienterikus
bekerja dengan mempengaruhi irama listrik dasar sel-sel otot polos. Eksitasi
pleksus mienterikus akan meningkatkan kontraksi tonik yang meningkatkan tonus
basal saluran pencernaan. Eksitasi tersebut juga meningkatkan kecepatan dan
kekuatan kontraksi ritmik sehingga peristalsis meningkat.
Neuron-neuron sensorik yang terdapat di kedua pleksus berespons terhadap
partikel makanan, iritan, mikro-organisme, dan peregangan dengan meningkatkan
kecepatan pelepasan muatannya dan, melalui perangsangan pleksus mienterikus,
51
	
meningkatkan motilitas saluran GI. Pleksus saraf mienterikus juga dipersarafi oleh
saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat simpatis berasal dari korda spinalis
yang terletak antara T8 dan L3 dan mempersarafi pleksus intrinsik di seluruh
usus. Serat-serat ini menghambat pelepasan muatan pleksus sehingga irama
dasar usus melambat. Saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin di usus. Saraf
parasimpatis berjalan dalam saraf vagus ke esofagus, lambung, dan separuh atas
usus besar. Serat parasimpatis lain berjalan dalam divisi sakrum dan
mempersarafi separuh distal usus besar. Saraf parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin dan merangsang pelepasan muatan pleksus mienterikus. Hal ini
mempercepat peristalsis dan pencampuran makanan. Persarafan bagian distal
usus besar penting untuk merangsang defekasi. Usus halus tampaknya tidak
dipersarafi oleh saraf parasimpatis.
Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan berawal di mulut dengan pelepasan air liur (saliva),
berlanjut di lambung, dan sebagian besar diselesaikan di usus halus. Prows
pencernaan melibatkan enzim-enzim sekretorik yang spesifik untuk berbagai
makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana,
lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, serta protein menjadi
asam amino. Hanya dalam bentuk-bentuk sederhana inilah zat-zat gizi dapat
diserap menembus usus dan digunakan oleh tubuh.
Enzim Sekretorik
Kelenjar-kelenjar sekretorik dijumpai di seluruh lapisan submukosa dan mukosa
saluran GI dari mulut sampai anus. Sekresi enzim-enzim pencernaan dapat
ditingkatkan dengan peregangan, perangsangan saraf oleh pleksus submukosa,
dan perangsangan kelenjar submukosa oleh sistem parasimpatis. Perangsangan
simpatis mengurangi sekresi. Enzim-enzim dari pankreas juga penting untuk
pencernaan.
Hormon Pencernaan
Gastrin, sekretin, dan CCK berperan penting untuk merangsang pencernaan.
52
	
Gastrin dikeluarkan oleh lambung sebagai respons terhadap perangsangan
parasimpatis, peregangan, dan adanya protein. Gastrin merangsang sekresi getah
lambung untuk memulai pencernaan protein dan sekresi asam hidroklorida (HCl).
HCl dalam lambung bertanggung jawab untuk mengaktifkan enzim pencernaan
terpenting di lambung, pepsin.
Sekretin dikeluarkan dari usus halus terutama sebagai respons terhadap HCl
dalam makanan (kimus) yang masuk ke dalam usus halus dari lambung. Sekretin
merangsang sekresi usus serta pengeluaran bikarbonat oleh pankreas, untuk
menetralkan asam. Hal ini penting karena enzimenzim yang diperlukan untuk
pencernaan di usus halus tidak dapat bekerja dalam lingkungan asam.
CCK dilepaskan dari usus halus terutama sebagai respons terhadap lemak. CCK
menyebabkan sekresi usus, kontraksi kandung empedu, dan pengeluaran empedu.
Empedu penting untuk pencernaan lemak.
Penyerapan Makanan
Penyerapan makanan yang telah dicerna terjadi di lapisan mukosa usus halus.
Mukosa dilapisi oleh banyak vilus yaitu tonjolan-tonjolan (jonjot) halus sel
epitel. Vilus sangat meningkatkan luas permukaan penyerapan. Di dalam lumen
dari masing-masing vilus terdapat jaringan kapiler dan sebuah pembuluh limfe,
yang disebut lakteal. Di setiap vilus terdapat serat-serat saraf pleksus intrinsik
dan sel-sel otot polos.
Asam-asam amino dipindahkan secara aktif menembus sel-sel epitel untuk
masuk ke dalam kapiler. Asam-asam amino tersebut kemudian disalurkan
melalui aliran darah ke semua sel tubuh, terutama sel-sel otot, tempat mereka
digunakan untuk sintesis protein. Asam amino yang tidak digunakan dengan cara
ini disalurkan ke hati tempat asam tersebut diubah menjadi karbohidrat atau lemak
dan digunakan untuk energi atau disimpan di seluruh tubuh.
Gula-gula sederhana juga secara aktif dipindahkan ke dalam aliran darah dan
dikirim ke semua sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Gula yang
tidak digunakan dengan cara ini dapat disimpan sebagai lemak atau glikogen di
53
	
semua sel, terutama di sel-sel hati.
Asam-asam lemak bebas dan monogliserida, merupakan hasil metabolisme
lemak, bersifat larut lemak dan berpindah melalui prows difusi pasif ke dalam
sel-sel usus. Di dalam sel tersebut, mereka diubah kembali menjadi trigliserida,
suatu proses yang memerlukan energi. Trigliserida ini masuk ke lakteal di bagian
tengah vilus dan berjalan ke duktus torasikus lalu ke sirkulasi umum. Trigliserida
dapat diubah menjadi glukosa di hati dan digunakan sebagai cumber energi, atau
dapat digunakan secara langsung sebagai cumber energi oleh sebagian besar sel
tubuh. Kelebihan trigliserida dapat disimpan di jaringan adiposa.
Sekresi Mukus
Mukus disekresikan di seluruh panjang usus. Mukus adalah suatu bahan yang
sangat kental yang membungkus dinding usus dan berfungsi sebagai pelindung
mukosa agar tidak dicerna oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam usus. Mukus
juga berfungsi sebagai pelumas makanan sehingga mudah lewat.
Tanpa pembentukan mukus, integritas dinding usus akan sangat terganggu,
terutama di lambung tempat terdapatnya HCl dalam konsentrasi tinggi dan
merupakan komponen esensial untuk pencernaan protein. Selain itu, tinja akan
menjadi sangat keras tanpa efek lubrikasi dari mukus.
Peran Empedu
Empedu dihasilkan di hati dan mengandung garam-garam empedu, air, kolesterol,
bilirubin - suatu produk penguraian metabolisme sel darah merah - dan elektrolit.
Empedu secara kontinyu dikeluarkan dari hati tetapi disimpan dan dipekatkan
di kandung empedu. Empedu dikeluarkan dari kandung empedu sebagai respons
terhadap CCK, dan sebagai respons terhadap adanya lemak di usus halus.
Empedu penting untuk pencernaan trigliserida (juga disebut lemak). Empedu tidak
mengandung enzim-enzim pencernaan tetapi mengandung garam-garam empedu
yang berfungsi untuk mengemulsifikasi lemak. Garam empedu bekerja sebagai
deterjen untuk menguraikan lemak menjadi butiran-butiran yang sangat halus.
54
	
Hanya dalam bentuk butiran-butiran halus inilah lemak dapat dicerna oleh enzim-
enzim pencernaan.
Pencernaan Lemak
Setelah lemak dicerna menjadi asam-asam lemak dan monogliserida, mereka
berikatan dengan garam-garam empedu menjadi bulatan-bulatan kecil yang
disebut misel (micelle). Dalam bentuk ini, produk akhir pencernaan lemak yang
larut tersebut berdifusi ke lapisan sel epitel usus halus. Garam-garam empedu
melepaskan asam lemak dan monogliserida ke sel epitel. Sebagian besar asam
lemak dan monogliserida kemudian berikatan kembali untuk membentuk
trigliserida. Dari titik ini, di sel epitel trigliserida berikatan dengan kolesterol
dan fosfolipid. Kompleks ini terbungkus oleh protein, keluar sel epitel, dan
berpindah dengan difusi pasif ke dalam lakteal. Kompleks trigliserida,
kolesterol, dan fosfolipid disebut kilomikron. Kilomikron diangkut dalam limfe
ke duktus torasikus dan kemudian masuk kembali ke sirkulasi umum.
Setelah berada dalam sirkulasi umum kilomikron disalurkan ke Sebagian besar
sel tubuh tempat trigliserida dapat disimpan atau kembalii diuraikan menjadi
asam lemak dan digunakan sebagai sumber energi seperti dijelaskan di alas.
Resirkulasi Empedu
Setelah menyalurkan asam lemak dan monogliserida ke vilus, garamgaram
empedu mengalir kembali ke kimus (thyme) untuk mengambil kembali lebih
banyak molekul dan mengulangi prows tersebut. Sebagian besar garam empedu
akhirnya diserap kembali di ujung usus halus dan didaur ulang ke hati melalui vena
portal untuk digunakan kembali. Prows ini disebut sirkulasi enterohepatik.
Eliminasi Produk Sisa
Penyerapan terus berlanjut di usus besar, terutama air dan elektrolit. Sebagian
besar penyerapan berlangsung di separuh alas kolon. Darisekitar 1000 ml kimus
yang masuk ke usus besar setiap hari, hanya 100 ml cairan dan hampir tidak ada
elektrolit yang diekskresikan. Selain air, yang membentuk sekitar 75 % dari
55
	
feses, feses mengandung bakteri yang mati, sebagian lemak dan bahan makanan
kasar yang tidak dicerna, dan sejumlah kecil protein. Produk sampingan bilirubin
menentukan warm tinja.
Proses eliminasi, atau defekasi, terjadi karena kontraksi peristaltik rektum.
Kontraksi ini dihasilkan sebagai respons terhadap perangsangan otot polos
longitudinal dan sirkular oleh pleksus mienterikus. Pleksus mienterikus
dirangsang oleh saraf parasimpatis yang berjalan di segmen sakrum korda
spinalis. Peregangan mekanis terhadap rektum oleh tinja juga merupakan
perangsang peristalsis yang kuat. Sewaktu gelombang peristaltik dimulai, sfingter
anus internus, suatu otot polos, melemas. Apabila sfingter anus eksternus juga
melemas maka akan terjadi defekasi. Sfingter anus eksternus adalah suatu otot
rangka sehingga di bawah kontrol kesadaran. Pada kenyataannya, relaksasi
sfingter internus menyebabkan kontraksi refleks sfingter eksternus pada semua
individu kecuali bayi dan sebagian orang yang mengalami transeksi korda
spinalis. Hal ini secara efektif menghentikan defekasi. Apabila refleks defekasi
terjadi pada waktu yang tepat setelah sfingter internus melemas, maka kontraksi
refleks sfingter eksternus dapat secara sadar dilawan dan defekasi akan
berlangsung.
f) SISTEM SARAF
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang
pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,
karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai system
tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam
system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi
dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon
terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron
56
	
(sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu
sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai
3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan
oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan
adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya
perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ
tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai
pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf
terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.
Bagian – Bagian Sel Saraf
Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung
Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
• Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti
konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi.
57
	
• Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom
bebas serta berperan dalam sintesis protein.
• Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk
menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini
menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Gambar. Stuktur Neuron
Klasifikasi Neuron
Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi
• Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).
58
	
• Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke
efektor.
• Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat)
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan
informasi ke interneuron lain.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :
• Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu
cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer yang
berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron-neuron
sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis).
• Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis ini
banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan dalam telinga
dalam.
• Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis neuron ini
merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral (sel saraf
motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel-sel ganglion
otonom).
Gambar. Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya
59
	
Gambar Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya
Sel Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam se yang secara
keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan
medulla spinalis, sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong
neuron-neuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari
sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel
neuroglia yang berhasil diindentifikasi yaitu :
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus.
Badan sel astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan
berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga
membentuk dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron,
sekaligus mengadakan pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain,
membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk
konduksi impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf
terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam
darah, tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak tersebut masih memerlukan
pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih
60
	
berperan sebagai sawar darah otak.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini
mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau
sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system
ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus
Coroideus ventrikel otak.
Selaput Myelin
Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi
tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran Natrium dan Kalium melintasi membran
neuronal dengan hamper sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang
tonjolan saraf dan terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan
nodus ranvier, Tonjolan saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin
atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin dinamakan
serabut myelin dan dalam sistem saraf pusat dinamakan massa putih (substansia
Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia
Grisea).
Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di
sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara
“meloncat” dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi
seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf dapat
terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin disana.
Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi
serabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai
61
	
kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak
mampu sama sekali.
Gambar 2.4 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier
Neurotransmitter
Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung
sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson terminal dan
juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmitter merupakan cara komunikasi
antar neuron, setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini
menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih
kurang dapat menyalurkan impuls. Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter,
diantaranya adalah Norephinephrin, Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam
Gama-Aminobutirat (GABA) dan Glisin.
Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain
atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu
impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara
satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic cleft).
Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron prasinaptik
dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron postsinaptik.
Pembagian Sistem Saraf
Saraf Pusat Manusia
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,
baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
62
	
sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang.
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang
melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges.
Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan
durameter. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari
goncangan dan benturan.
Gambar 2.8 Pembagian Sistem Saraf
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
63
	
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan
dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges,
baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
Gambar 2.9 Lapisan Otak
Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak
dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan
mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada
bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron
yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf
kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak
manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
64
	
Gambar 2.10 Otak
a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
• Otak besar
Merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh
bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam
penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan
bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer),
yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur
kerja organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer
otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap
kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah
yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi
kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir
logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan
hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut
dengan corpus callosum.
65
	
Gambar 2.11 Belahan pada Otak Besar
• Talamus
Mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan
memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi
menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
• Hipotalamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon.
Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa
haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat
kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,
terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis
ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian
permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta
diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang
menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis).
Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model
66
	
torso
Gambar 2.12 Pembagian Fungsi pada Otak Besar
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi
yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan
pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan
kegiatan manusia.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam
sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan
refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai
pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi
neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada
bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi,
bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
67
	
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan
otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari sistem gerak
sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat
beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya,
seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga
keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh
yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf
yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang
menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan
medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan,
denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan
batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh
karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Gambar 2.13 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia
masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal
tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum
terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak
68
	
tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut
batang otak (brainstem).
Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem
saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher,
hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera
ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa
menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak
bawah (kaki).
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa
disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang
ini adalah sebagai berikut:
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7
pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari
segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi
Materi M2KB2 -  Anatomi Fisiologi

More Related Content

What's hot

Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisAulia Amani
 
Tulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasTulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasDanang Danang
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepalaasih gahayu
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok fikri asyura
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
parenteral intravena
parenteral intravenaparenteral intravena
parenteral intravenaMela Roviani
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 

What's hot (20)

Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
 
Tulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasTulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atas
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Anatomi Fisiologi Muskuluskeletal
Anatomi Fisiologi MuskuluskeletalAnatomi Fisiologi Muskuluskeletal
Anatomi Fisiologi Muskuluskeletal
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
parenteral intravena
parenteral intravenaparenteral intravena
parenteral intravena
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 

Similar to Materi M2KB2 - Anatomi Fisiologi

7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docxRahmadFajar5
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfSaepulFadilah
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervicalPenatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervicalVertilia Desy
 
kasus-cerebral-palsy
kasus-cerebral-palsykasus-cerebral-palsy
kasus-cerebral-palsycutrahil
 
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur ppghybrid4
 
IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevPPGhybrid3
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsipjj_kemenkes
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4ppghybrid4
 
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4ppghybrid4
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
 

Similar to Materi M2KB2 - Anatomi Fisiologi (20)

7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdf
 
Silabus anatomi fisiologi
Silabus anatomi fisiologiSilabus anatomi fisiologi
Silabus anatomi fisiologi
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervicalPenatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus brakhialgia ec spondiloarthrosis cervical
 
FUNGSI ANATOMI.pdf
FUNGSI ANATOMI.pdfFUNGSI ANATOMI.pdf
FUNGSI ANATOMI.pdf
 
kasus-cerebral-palsy
kasus-cerebral-palsykasus-cerebral-palsy
kasus-cerebral-palsy
 
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur
M3 kb4 mobilisasi, istirahat, tidur
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
 
IPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 RevIPA Modul 2 KB 2 Rev
IPA Modul 2 KB 2 Rev
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 
Modul 3 kb 1
Modul 3   kb 1Modul 3   kb 1
Modul 3 kb 1
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
 
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4
M5 kb3 kesehatan jiwa_rev4
 
Modul 3 kb 2
Modul 3   kb 2Modul 3   kb 2
Modul 3 kb 2
 
Biosek fixx
Biosek fixxBiosek fixx
Biosek fixx
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 

More from ppghybrid4

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFppghybrid4
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTppghybrid4
 

More from ppghybrid4 (20)

BIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPTBIOLOGI_M6KB4 PPT
BIOLOGI_M6KB4 PPT
 
BIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDFBIOLOGI_M6KB4 PDF
BIOLOGI_M6KB4 PDF
 
BIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPTBIOLOGI_M6KB3 PPT
BIOLOGI_M6KB3 PPT
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDF
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
BIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDFBIOLOGI_M6KB2 PDF
BIOLOGI_M6KB2 PDF
 
BIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPTBIOLOGI_M6KB1 PPT
BIOLOGI_M6KB1 PPT
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
BIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPTBIOLOGI_M5KB4 PPT
BIOLOGI_M5KB4 PPT
 
BIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDFBIOLOGI_M5KB4 PDF
BIOLOGI_M5KB4 PDF
 
BIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPTBIOLOGI_M5KB3 PPT
BIOLOGI_M5KB3 PPT
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 
BIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPTBIOLOGI_M5KB2 PPT
BIOLOGI_M5KB2 PPT
 
BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2BIOLOGI_M5KB2
BIOLOGI_M5KB2
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1BIOLOGI_M5KB1
BIOLOGI_M5KB1
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 
BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3BIOLOGI_M4KB3
BIOLOGI_M4KB3
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

Materi M2KB2 - Anatomi Fisiologi

  • 1. 1 No Kode: DAR2/Profesional/575/014/2019 PENDALAMAN MATERI KEPERAWATAN M2KB2 – ANATOMI FISIOLOGI Penulis Edi Purwanto KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3 A. DESKRIPSI MATERI ............................................................................................. 3 B. RELEVANSI ............................................................................................................. 4 C. PETUNJUK BELAJAR ........................................................................................... 4 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA .............................................................................. 5 A. CAPAIAN PEMBELAJARAN ................................................................................ 5 B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN ....................................................................... 5 C. URAIAN MATERI ................................................................................................... 5 Terminologi dalam anatomi .................................................................................... 6 Istilah Arah Gerakan ............................................................................................... 8 Posisi Tubuh ............................................................................................................. 9 Pembagian area atau regio tubuh manusia .......................................................... 10 a) SISTEM PERNAFASAN ................................................................................... 10 b) SISTEM DARAH DAN JANTUNG ................................................................. 15 c) SISTEM GERAK (MUSKULOSKLELETAL) ............................................... 20 d) SISTEM ENDOKRIN ........................................................................................ 33 e) SISTEM PENCERNAAN .................................................................................. 40 f) SISTEM SARAF ................................................................................................ 55 g) SISTEM REPRODUKSI ................................................................................... 71 h) SISTEM INTEGUMEN ..................................................................................... 85
  • 3. 3 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATERI Anatomi dan fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur yang menyusun tubuh manusia dan fungsi dari setiap struktur tubuh tersebut. Dalam upaya sebagai pengenalan dan memudahkan pemahaman mahasiswa dalam memahami anatomi dan fisiologi manusia maka fokus awal kajian diarahkan pada konsep dan terminologi umum mengenai anatomi fisiologi manusia. Mata kegiatan ini membahasas tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia. menguraikan struktur, komponen tubuh manusia dan perkembangannya serta fungsi sistem tubuh manusia dan mekanisme fisiologinya. Kegiatan belajar dilakukan melalui perkuliahan tatap muka, modul, diskusi online, dan penugasan. Mata kuliah Anatomi dan fisiologi menjelaskan tentang struktur bagian tubuh dan fungsi masing-masing mulai dari kepala sampai kaki yang akan membahasa berdasarkan sistem organ. Pada awal pemberian materi ini diajarkan tentang pengertian anatomi, berbagai istilah yang berkaitan dengan anatomi manusia. Komposisi dan komponen manusia mengajarkan tentang struktur terkecil bagian tubuh pada tingkat sel dan jaringan beserta fungsi dari tiap-tiap organ sel. Sistem musculoskeletal membahas mengenai sistem kerangka dan otot dan fungsinya untuk pergerakan manusia. Sistem persarafan membahas sistem pengontrolan setiap kegiatan tubuh manusia, baik dalam keadaan istirahat maupun aktivitas yang dilakukan oleh jaringan saraf yang kompleks. Sistem pencernaan mempelajari proses (fungsi) sistem pencernaan, absoprsi makanan, penyaluran sari makanan (nutrien) kepada bagian tubuh yang memerlukan. Sistem endokrin mempelajari tentang organ yang memproduksi hormon dan funginya. Sistem pernafasan mempelajari organ sistem pernafasan dan fungsinya seperti pertukaran gas melalui inspirasi dan ekspirasi. Sistem kardiovaskuler mempelajari sistem jantung pembuluh darah dan fungsinya sebagai alat pompa tubuh.
  • 4. 4 B. RELEVANSI Mata kegiatan anatomi fisiologi merupakan dasar untuk memahami mata kegiatan keahlian keperawatan selanjut. Bahan kajian ini membantu peserta didik mengetahui bagian-bagian tubuh atau area yang mengalami gangguan dan kelainan fungsi sehingga sangat membantu untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan intervensinya. Semua penyakit gangguan fisik disebabkan adanya perubahan anatomi yang mengakibatkan gangguan fisiologi. C. PETUNJUK BELAJAR Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti : 1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami tentang anatomi fisiologi manusia. 2) Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas secara seksama apa yang akan dicapai. 3) Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang. 4) Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
  • 5. 5 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA A. CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul berikut diharapkan peserta PPG menguasai teori dan aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian asisten keperawatan yang mencakup: (1) Komunikasi Keperawatan, (2) Konsep Dasar Keperawatan (anatomi fisiologi + promkes+pelayanan prima), (3) Kebutuhan Dasar Manusia, (4) Keperawatan Medikal Bedah (ilmu penyakit + penunjang diagnostic+ kegawatdaruratan), (5), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Keperawatan Jiwa dan Keluarga, Keperawatan Geriatrik dan Komunitas, Keperawatan Maternitas, (6) Ketrampilan Dasar Tindakan Keperawatan termasuk advancy materials yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari B. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul berikut diharapkan peserta PPG mampu menganalisis prinsip dan konsep dasar keperawatan (anatomi fisiologi) dan aplikasinya dalam pembelajaran asisten keperawatan. C. URAIAN MATERI Salam sejahtera buat semuanya, semoga kita senantiasa diberi kemudahan dalam pemahaman setiap yang di pelajari. Aamiin. Pernahkan anda mempelajari tentang sistem anatomi dan fisiologi pada manusia? Nah dalam anatomi dan fisiologi beberapa ahli juga menguraikan dalam pembelajarannya berdasarkan sistem mayor tubuh, yaitu: 1. Sistem pernafasan mempelajari fisiologi bernafas dengan melibatkan organ hidung sebagai jalan nafas dan paru 2. Sistem darah dan kardiovaskuler, mempelajari tentang struktur /anatomi jantung dan sistem peredaran darah 3. Sistem musculoskeletal, mempelajari otot dan tulang 4. Sistem endokrin, mempelajari tentang hormon dan fungsinya
  • 6. 6 5. Sistem pencernaan, mempelajari saluran pencernaan dengan melibatkan mulut, esofagus, lambung, usus duabelas jari, usus halus, usus besar, sigmoid, dan anus 6. Sistem persarafan, mempelajari tentang syaraf dan organ terkait dengan otak da tulang belakang sebagai susunan syaraf pusat dan susunan syaraf tepi 7. Sistem perkemihan dan reproduksi. 8. Sistem integument. Gambar. Sistem Organ Tubuh Manusia Terminologi dalam anatomi Barangkali anda sudah mengetahui sebelumnya bahwa untuk memudahkan dan menyeragamkan penyebutan suatu area atau posisi dalam ilmu anatomi maka ditetapkanlah suatu istilah yang berlaku sama diseluruh dunia, yaitu:
  • 7. 7 Tabel. Terminologi lokasi dan posisi dalam anatomi Terminologi Deskripsi Anterior bagian depan atau lebih dekat kedepan Ventral perut, istilah ini dipakai untuk menyataka sisi depan/perut Posterior terletak di bagian belakang suatu organ, tulang belakang adalah bagian posterior tubuh Dorsal bagian belakang, atau punggung, misal punggung kaki adalah bagian dorsal dari kaki Cranial bagian yang menuju kepala, dada adalah cranial dari abdomen. Superior berada di atas (ketika berdiri superior tubuh manusia setara dengan cranial) Caudal struktur yang berada di bagian yang menuju ke ekor, misalnya pinggul adalah caudal dari pinggang Inferior menunjukkan terletak di bawah atau kearah bawah, misal lutut berada inferior dari pinggul. Medial letak suatu yang lebih dekat atau menuju garis tengah Lateral terletak disamping atau menjauh dari garis tengah tubuh Proximal letak sesuatu yang lebih berada menuju pusat tubuh Distal letak suatu organ yang berada menjauh dari pusat tubuh Superficial lokasi dangkal atau dipermukaan atau menuju ke permukaan tubuh. Profundus bagian dalam, menjauh dari permukaan tubuh, lebih dalam Untuk lebih memudahkan anda dalam memahami istilah atau terminologi lokasi dan posisi anatomi maka digambarkan dalam gambar 2 berikut ini
  • 8. 8 Gambar 1: Terminologi posisi dalam ilmu anatomi Istilah Arah Gerakan Ketika anda melakukan sebuah pemanasan saat akan berolah raga tentunya anda melakukan gerakan gerakan anggota badan. Demikian juga ketika seorang perawat memberikan intervensi rentang geak sendi maka harus memahami istilah arah gerakan persendian anda. Berikut ini adalah istilah gerakan yang umum digunakan dalam anatomi 1. Fleksi dan Ekstensi Dikatakan Fleksi adalah gerakan menekuk atau membengkokkan suatu persendian. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro) fleksi/ ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi. 2. Adduksi dan Abduksi Sedangkan disebut Adduksi bila ada gerakan dari anggota badan yang mendekati tubuh. Dan Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan
  • 9. 9 gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh). 3. Elevasi dan Depresi Adapun yang dinamakan gerakan Elevasi merupakan gerakan mengangkat anggota tubuh. Sebaliknya Depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi) juga gerakan pundak keatas (elevasi) dan kebawah (depresi). 4. Inversi dan Eversi Istilah Inversi digunakan jika ada gerakan memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Sedangkan Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar (penyebutan istilah ini hanya untuk gerakan pergelangan kaki saja). 5. Supinasi dan Pronasi Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan dan Pronasi merupakan gerakan menelungkupkan tangan (penyebutan ini hanya untuk gerakan pada pergelangan tangan saja). 6. Endorotasi dan Eksorotasi Adapun gerak Endorotasi merupakan gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi). Seadangkan Eksorotasi adalah gerakan rotasi ke luar. 7. Sirkumduksi Istilah sirkumduki merupakan gerakan gabungan dari fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi 8. Rotasi adalah suatu gerakan memutar sendi Posisi Tubuh Untuk pengistilahan dan penyebutan posisi anatomi tubuh adalah sebagai berikut: 1. Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri dengan mata juga memandang lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi- sisi tubuh dan menghadap ke depan. Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan semua struktur digambarkan dengan asumsi berada pada posisi anatomi.
  • 10. 10 2. Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah menghadap ke atas. Semua posisi lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di bidang horisontal daripada bidang vertikal. 3. Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke atas. Tubuh terletak pada bidang horisontal dengan wajah menghadap ke bawah. 4. Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat vertikal dan betis lurus horizontal. Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap. Kaki diikat dalam posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk. Ini adalah posisi pada banyak prosedur kebidanan. Pembagian area atau regio tubuh manusia Bagian tubuh manusia dibagi dalam beberapa regio atau area, yaitu: 1. Kepala dan leher, bagian anatomi yang berada di bagian kepala dan leher manusia 2. Ekstremitas atas dan punggung, bagian anatomi yang berada di bagian anggota gerak atas (lengan, sampai dengan jari-jari tangan) dan punggung manusia 3. thoraks dan abdomen, bagian anatomi yang berada di bagian dada dan perut manusia 4. pelvis dan ekstremitas bawah, bagian anatomi yang berada di bagian pinggul dan anggota gerak bagian bawah (mulai paha sampai dengan ujung jari kaki). a) SISTEM PERNAFASAN Ketika kita berbicara tentang Respirasi maka sebenarnya kita membahas tentang pertukaran gas dalam tubuh kita, yaitu pertukaran gas oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme sel dengan gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses metabolisme tersebut yang harus dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Kita mengawali dengan struktur anatomi pada sistem respirasi. Sistem respirasi terdiri Saluran nafas bagian atas, Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh melalui hidung dimana udara dihangatkan, disaring dan dilembabkan. Udara terus masuk ke nasofaring terus ke orofaring, kemudian masuk ke laring. Selanjutnya
  • 11. 11 udara masuk ke saluran nafas bagian bawah. Saluran Nafas Bagian Atas a. Rongga hidung, salurang nafas pertama sekali yang dilewati udara yang mebawa oksigen masuk ke dalam tubuh adalah hidung. Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal yaitu dihangatkan, juga disaring oleh bulu hidung dan akhirnya udara akan dilembabkan.tugas tersebut merupakan tugas utama dari selaput lendir respirasi (terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel goblet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke : b. Nasofaring dimana dinasofaring terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius) c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan) e. Laring, terdiri dari tiga struktur yang penting yakni tulang rawan krikoid, Selaput/pita suara, Epilotis, dan Glotis
  • 12. 12 Gambar. Saluran pernafasan atas Saluran Nafas Bagian Bawah, terdiri atas: a. Trakhea Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus. b. Bronkhi Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior c. Alveoli Alveoli terdiri: membran alveolar dan ruang interstisial. Dimana Membran alveolar terdiri dari: a) Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli: b) Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant; dan c) Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel.
  • 13. 13 5. Sedangkan Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum. Gambar. Saluran pernafasan bawah 1. Surfactant Surfactant berfungsi mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari. Surfaktan adalah kompleks lipoprotein yang melapisi bagian dalam alveolus, berfungsi sebagai deterjen yang menjaga tegangan permukaan di alveolus saat terisi udara. Saat bayi menghirup napas pertama kali, surfaktan menjaga alveolus agar tetap mengembang dan mencegah paru agar tidak mengempis kembali. Surfaktan akan meningkatkan compliance atau daya kembang paru, dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga pernapasan dapat berlangsung lebih mudah. 2. Paru (Pulmonal) Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
  • 14. 14 3. Mekanisme Pernafasan Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada: 1. Tekanan intra-pleural Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar. 2. Compliance Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai compliance. Ada dua bentuk compliance: a. Static compliance, perubahan volume paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal: 100 ml/cm H2O b. Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O
  • 15. 15 3. Airway resistance (tahanan saluran nafas), Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas b) SISTEM DARAH DAN JANTUNG Sistem dlm tubuh yg mengedarkan darah utk keperluan pertukaran zat & gas. Sistem transpor tubuh, yg membawa gas-gas pernafasan, nutrisi, hormon, & zat- zat lain ke & dari jaringan tubuh. Komponen sistem kardiovaskular: 1. Darah 2. Jantung 3. Pembuluh darah: arteri, vena, kapiler 1. Jantung Jantung terletak di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam rongga thorak tepat di belakang tulang dada (sternum). kurang lebih dua pertiga bagian terletak di sebelah kiri dari garis tengah sternum. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga thoraks diantara kedua paru. Otot Jantung a. Perikardium Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung. b. Myokardium Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu: 1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria. 2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung. 3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel). c. Endokardium Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri
  • 16. 16 dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava. Gambar Otot Jantung Ruang-ruang jantung Jantung terdiri dari empat ruang yaitu, dua ruang yg berdinding tipis yang disebut atrium (serambi) yakni Atrium kanan/dekstra dan Atrium kiri/sinistra. dua ruang yg berdinding tebal yang disebut ventrikel (bilik) yakni Ventrikel kanan/dekstra dan Ventrikel kiri/sinistra 1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis. Berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah O2 dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri, kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan lalu ke paru 2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan. Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis 3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula. Berfungsi menerima darah yang kaya O2 dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis, kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri lalu ke seluruh tubuh melalui aorta
  • 17. 17 4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra. Menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta Katup-katup jantung 1. Katup atrioventrikuler — Letaknya diantara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdiri dari 3 katup disebut katup trikuspid. — Katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri terdiri dari 2 katup disebut katup mitral. — Katup ini berfungsi memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada masa diastol ventrikel dan mencegah aliran balik saat sistol ventrikel (kontraksi) Diastolik = pengisian . Regurgitasi = aliran balik Insufisiensi = aliran yg gagal 2. Katup Semilunar — Katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh pulmonal dari ventrikel kanan. — Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastol ventrikel. Katup atrio-ventrikular adalah tricuspid dan bicupid (mitral), Katup semilunar adalah: pulmonalis dan aorta. Peredaran darah jantung Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
  • 18. 18 membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta. Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu: 1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan. 2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena. Curah Jantung/cardiac output Curah Jantung (cardiac output) adalah Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit. Sedangkan Volume Sekuncup (stroke volume) adalah Jumlah darah yang dipompakan ventrikel setiap sistole atau setiap kontaksi jantung. Curah Jantung = Isi Sekuncup X Frekuensi denyut jantung per menit 𝐶𝑂 = 𝑆𝑉 𝑥 𝐻𝑅 ž Misalnya isi ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup =80 cc, volume akhir sistole/ volume residu = 40cc. Curah jantung pada orang dewasa ± 5 liter Fungsi Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (CO2) dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam
  • 19. 19 ventrikel kanan. darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru- paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. 3. Peredaran Darah Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik (peredaran darah besar). Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda. c. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri. Pada peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di paru-paru. Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme dan karbon dioksida kembali ke serambi kanan jantung melalui pembuluh balik. d. Peredaran darah besar. sistemik ini mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Peredaran darah manusia selalu melalui pembuluh darah. Oleh karena itu, peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup. Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini banyak mengandung oksigen 4. Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah Pembuluh darah mengalirkan darah yang dipompakan jantung ke dalam sel. Arteri bersifat elastis mengedarkan darah yang dipompakan dari ventrikel kiri. Dinding pembuluh darah terdiri atas 3 lapisan :
  • 20. 20 a) Tunika Intima merupakan lapisan yang paling dalam yang bersentuhan langsung dengan darah b) Atherosclerosis adalah pembentukan plaque yang terjadi pada dinding arteri tunika intima, hal ini mengakibatkan aliran darah arteri terganggu dan dapat menyebabkan terjadinya proses ischemia c) Tunika Media merupakan bagian tengah yang bersifat elastis. Keadaan tidak elastis disebut arteriosclerosis d) Tunika Adventisia adalah lapisan terluar dinding pembuluh darah. Sistem peredaran (Sistem Kardiovaskuler) terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. a) Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. b) Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. c) Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula. d) Venula mengalirkan darah ke dalam vena kemudian kembali ke jantung. e) vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Eksterna c) SISTEM GERAK (MUSKULOSKLELETAL) Ketika anda membicarakan sistem muskoloskeletal ini berarti anda akan menguraikan tentang Muskuler atau Otot dan Skeletal atau rangka dan juga
  • 21. 21 jaringan konektif dan sendi, yaitu terkait tendon, ligamen, dan sendi. Nah jadi Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet) serta jaringan- jarigan penyambung (ligament, tendon, dan sendi). Dimana Otot merupakan jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan untuk mengubah dari energi kimia menjadi energi gerak. Sedangkan skelet atau rangka adalah merupakan bagian tubuh yang terdiri atas tulang-tulang yang memungkinkan atau yang membuat tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Selanjutnya akan kita coba bahas satu persatu terkait dengan sistem muskuloskeletal. Muskuler/otot Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Muskulus atau ada juga yang menulis muskuler atau ada juga yang menyebut Otot adalah merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang menghubungkan dua tulang dan berfungsi saat melakukan suatu gerakan. Semua dari masing masing-masing sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Semuanya terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit Fungsi sistem muskuler/otot: Nah anda sekarang sudah mempunyai gambaran dan bayangan tentang otot. Jika demikian coba tuliskan apa kiranya fungsi otot. Baik sekarang anda bandingkan pendapat anda dengan penjelasan fungsi otot sebgaimana dibawah ini, yakni: a. Fungsi pertama adalah untuk Pergerakan. Kontraksi dan relaksasi pada otot skeletal menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, sedangkan otot polos menggerakan cairan dan substansi lain dalam organ berongga di internal tubuh. b. Fungsi kedua adalah sebagai Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
  • 22. 22 c. Funsi selanjutnya adalah sebagai Stabilisasi sendi. Otot juga mempertahankan sendi tetap berada ditempatnya serta tidak terjadi dislokasi. d. Otot ternyata juga menghasilkan atau memproduksi panas. Kontraksi otot- otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. Ciri-ciri muskular/otot Selanjutnya kita belajar bersama tentang gambaran ciri-ciri kerja otot saat kontraksi dan relaksasi, yaitu a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, Sel yang panjang memendek dan menghasilkan gaya tarik. b. Eksitabilitas. Dimana terjadinya Impuls saraf listrik menstimulasi sel otot untuk berkontraksi. c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks. Dapat ditarik kembali ke panjang aslinya dengan kontraksi otot yang berlawanan d. Elastisitas. Otot juga bersifat elastis, serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang. Tipe atau Jenis-jenis otot Nah setelah anda mempelajari fungsi otot dan ciri-cirinya maka selanjutnya adalah mempelajari tentang jenisnya. Dalam menunjang fungsinya untuk menghasilkan gerakan dan lainnya tadi maka tentu otot tidak hanya sejenis atau satu tipe otot saja. Adapun jenis atau tipe-tipe otot adalah sebagai berikut: satu, a. Otot Skeletal atau otot rangka, yaitu o merupakan otot lurik, volunter atau sadar yang bergerak dan relaksasi sesuai dengan perintah otak, dan melekat pada rangka. o Mendukung 40% dari berat badan o Kontraksinya sangat cepat dan kuat. b. Otot Jantung o Merupakan otot lurik
  • 23. 23 o Disebut juga otot seran lintang involunter yang bekerja tidak sadar tanpa kendali dari otak sadar. o Otot ini hanya terdapat pada jantung o Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. c. Otot Polos o Otot polos juga merupakan otot tidak berlurik dan involunter. o Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Berikut adalah gambar tentang tipe otot yang terlihat adanya perbedaan, meskipun otot rangka dan otot jantung merupakan otot luriknamun berbeda jenis luriknya, dan otot polos merupakan otot tidk lurik Gambar. Gambaran jenis atau tipe otot Persamaan diantara Jaringan Otot Meskipun diantara otot-otot mempunyai jenis dan fungsi yang berbeda namun juga mempunya beberapa persamaan diantaranya adalah a. Sel sel otot diketahui berserat b. Terjadinya Kontraksi otot tergantung pada dua tipe myofilamen (protein kontraktil), yaitu aktin dan myosin c. Masing masing otot mempunyai membran plasma disebut sarkolema, dan sitoplasma disebut sarkoplasma Setiap otot adalah satu organ yang sebagian besar terdiri atas jaringan otot. Otot Rangka Otot polos Otot jantung
  • 24. 24 Sedangkan Otot skeletal juga mengandung jaringan ikat/penyambung atau jaringan konektif, pembuluh darah dan saraf. selubung Jaringan konektif atau jarinan penyambung mengikat otot skeletal dan seratnya bersama sama. Selubung jaringan kanektif terus tersambung dengan tendon. Sebagaimana tergambar pada gambar 5 berikut Gambar. gambaran hubungan tulang dengan, jaringan konektif dengan tendon Tendon Selanjutnya kita mempelajari tetang tendon. tendon adalah jenis jaringan lunak yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang, mirip dengan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang. Mereka dapat ditemukan di seluruh tubuh dari kaki sampai ke tangan. Contohnya ditubuh kita terdapat otot rangka yang bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan kita untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan bergerak. Nah, Ketika otot berkontraksi, maka tendon lah yang menarik tulang dan menyebabkan terjadinya gerakan. Mereka terdiri hampir seluruhnya dari kolagen, protein berserat, dan sering disebut sebagai jaringan kolagen. Tujuan dari tendon adalah untuk mentransfer kekuatan antara otot dan tulang. Dengan adanya tendon akan memudahkan gerakan bersama yang memungkinkan untuk kegiatan sehari-hari seperti berjalan akan tercapai. Tendon dapat memiliki beberapa bentuk mulai dari lebar dan datar, pita dan berbentuk kipas. Struktur tendon Jadi, setiap struktur dalam tubuh kita dapat dipecah menjadi empat tipe dasar dari jaringan, meliputi: a) Jaringan epitel yang meliputi struktur untuk
  • 25. 25 melapisi permukaan tubuh, b) Jaringan otot adalah menghasilkan gaya dan gerakan, c) Jaringan saraf yaitu untukmendeteksi perubahan tubuh dan menyampaikan pesan, ada d) Jaringan ikat melindungi dan mendukung organ dan jaringan lain. Nah, menurut anda termasuk kategori jaringan apakah tendon ? Tendon termasuk dalam kategori jaringan ikat. Sebuah tendon yang utuh dibangun dengan membentuk dan menggabungkan beberapa lapisan jaringan ikat. Berikut akan dijelaskan lapisan-lapisan yang selanjutnya membentuk susunan tendon, meliputi 1. Kolagen: Bahan bangunan utama tendon adalah serat kolagen. Serat ini sangat kuat, fleksibel, dan tahan terhadap kerusakan dari tarikan atau tegangan. Serat kolagen biasanya diatur dalam berkas/bundel paralel, yang membantu memperbanyak kekuatan serat individu. 2. Endomisium: Struktur tendon dan otot secara harfiah terhubung dan saling terkait. Jauh di dalam otot terdapat selubung yang sangat tipis yang menjaga serat otot yang paling dalam yang terpisah satu sama lain. Lapisan ini disebut endomisium (Endo: dalam, mysium: otot) 3. Perimisium: Sekelompok 10 sampai 100 serat otot aman dibungkus dalam lembaran endomisium membentuk fasikula. Kolagen dari lapisan endomisium memanjang keluar dan bergabung dengan lapisan kolagen yang lebih besar yang mencakup setiap lembaran. Lapisan ini disebut perimisium (peri : sekitar). 4. Epimisium: Disekitar setiap otot terdapat lapisan lain yang disebut epimisium (epi: pada). Lapisan ini juga terdiri dari serat kolagen panjang dari lapisan di bawahnya, perimisium dan endomisium. 5. Fasia dalam: Setiap otot-otot ini dibungkus dalam epimisium sendiri, tetapi mereka juga terhubung satu sama lain dengan lapisan lain yang disebut kolagen fasia dalam. Lapisan ini memegang otot bersama-sama, memungkinkan untuk gerakan bebas dari otot-otot, dan menyediakan suplai darah. Kolagen dari fasia dalam juga terhubung ke kolagen dari lapisan otot yang sebelumnya. Lalu masing-masing dari empat lapisan dari atas yang terutama kolagen dari lapisan terdalam endomisium membentang sampai ke kolagen dari fasia dalam bergabung membentuk tendon.
  • 26. 26 Gambar 6 Struktur tendon Fungsi Tendon Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya fungsi utama dari tendon adalah untuk memungkinkan pergerakan bebas dan fleksibel dalam tubuh seperti berlari, melompat, berjalan, mengangkat, menari dan kegiatan fisik lain yang serupa yang bisa dilakukan oleh tendon. Mekanisme Kerja Tendon Kita sudah mengetahui bahwa tendon itu adalah struktur kolagen yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon biasanya terdapat pada otot rangka yang ujung dari otot itu melekat pada tulang. Untuk mekanisme kerjanya sangat berhubungan dengan kontraksi otot dimana awalnya pada saat kita bergerak atau mengangkat barang maka secara tidak langsung otot mengalami peregangan sehingga akan terjadi impuls aferen ke reseptor peregangan di medulla spinalis, kemudian impuls ini akan diteruskan menjadi impus eferen ke motor neuron yang menyebabkan kontraksi otot. Kontraksi dari otot yang mengalami peregangan akan diteruskan sampai ke tendon untuk menarik tulang sehingga terjadi pergerakan. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut: Origo Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi, dan Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang ikut bergerak ketika otot berkontraksi. Ligamen Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan
  • 27. 27 elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut yang berperan dalam menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi. Ligament adalah pita jaringan elastis yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian, membantu mengontrol rentang gerak, dan menstabilkan mereka sehingga tulang dapat bergerak dengan baik. Gambar 7 ligamen patela Tanpa adanya ligament, antara tulang yang satu dengan tulang yang lain tidak akan menyatu dan juga tidak dapat melakukan pergerakan saat otot berkontraksi. Walaupun bisa, gerakan yang ditimbulkan tidak akan sempurna. Ligament biasanya memiliki elastisitas yang tinggi, yang dapat memperpanjang dan mengubah bentuk mereka ketika berada dalam ketegangan dan kemudian kembali ke bentuk aslinya saat ketegangan itu mereda. Namun, terdapat beberapa pengecualian dalam hal ini, seperti ligament ovarium ligament putaran rahim, dan ligament suspensorium ovarium. Ligament merupakan jaringan ikat yang memiliki komponen-komponen biomekanik yang unik. Ia digambarkan sebagai pita padat jaringan ikat kolagen. Struktur ligament terdiri dari protein yang disebut dengan kolagen. Protein kolagen ini berbentuk panjang, fleksibel, dan berbentuk seperti benang atau serat. Serat kolagen banyak ditemukan di tubuh manusia maupun mamalia lainnya. Kehadiran jaringan kolagen membuat kulit menjadi elastis dan membentuk sebagian besar jaringan ikat. Sifat elastis yang dimilikinya membuat kulit dapat teregang ketika tubuh melakukan gerakan seperti melipat siku, dan lain
  • 28. 28 sebagainya. Serat kolagen sering diatur dalam pola persimpangan, yang membantu mencegah sendi tubuh bergerak melebihi batas kewajarannya. Fungsi Umum Ligamen a. Menentukan rentang gerakan Ligament yang berada dalam setiap sendi tubuh bertanggung jawab terhadap menentukan sejauh mana rentang gerakan yang dari sendi tersebut. Sehingga dengan demikian, dapat mencegah terjadinya dislokasi sendi. Ligament juga dapat membantu mencegah hiperekstensi tulang atau sendi. Jadi singkatnya, ligament berfungsi untuk menstabilkan sendi dan membimbing mereka selama gerakan. b. Perlindungan tulang dan sendi Ligament dapat memberikan perlindungan terhadap tulang dan sendi dari patah, dikarenakan ketika terjadi ketegangan pada sendi, ligament dapat berubah bentuk di bawah beban konstan. c. Proprioseptif Fungsi lain dari ligament adalah untuk mempertahankan postur seseorang dengan sistem proprioseptif. Contohnya ialah ketika sendi lutut dibengkokkan, maka akan merangsang saraf proprioseptif untuk membuat kontraksi otot pada saat yang bersamaan ,sehingga membuat orang menyadari posisi lutut dan kaki. Jenis dan Fungsi Khusus Ligamen Ligament dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utaman, yaitu : 1. Ligament articular Ligament articular merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara tukang- tulang untuk membentuk sendi. Ligament ini sangat kuat dan berserat padat. Fungsi dari ligament articular ialah untuk mengubungkan jaringan dan membantu melenturkan atau memperpanjang jaringan tubuh. Contoh ligament ini seperti : § Bagian kepala dan leher meliputi ligament krikotiroid, ligament periodontal, dan ligament suspensorium okluar § Bagian pergelangan tangam terdiri atas ligament dorsal radiokarpal, ligament kolateral, ligament palmar radiokalpar, dan lain sebagainya. § Bagian dada meliputi ligament suspensorium
  • 29. 29 § Bagian lutut meliputi ligament patella, ligament cruciatum anterior, ligamen kaudal, ligament kolateral lateralis, dan ligament kolateral 2. Ligament remnant fetal Ligament ini merupakan ligament yang telah ada sejak lahir dan masih tetap berkembang menjadi jaringan menyerupai ligament. Contohnya ialah : § Ligament venosum § Ligament arteriosum § Tali arteri umbilikalis § Ligamentum lingkaran hati 3. Ligament peritoneal Merupakan ligament yang terbentuk di dalam dan di sekitar lapisan membrane dari rongga perut. Ligament peritoneal mengelilingi sejumlah pembuluh darah di rongga perut, termasuk pembuluh darah portal ke hati, dan berperan pad abagian penting dari sistem reproduksi wanita. Contoh dari ligament ini ialah : § Ligament hepatoduodenal § Ligament uterus 4. Ligament Aksesorium Merupakan ligament dengan struktur yang dapat memperkuat ligament lain (pembantu). Contohnya ligament yang ada di tulang belakang yang dapat memberikan stabilitas tulang atau tulang rawan Mekanisme Kerja Ligamen Pada dasarnya, prinsip kerja dari ligament sangat berkaitan dengan tendon. Ligament dan tendon merupakan jaringan pasif yang tidak memiliki kemampuan melakukan kontraksi untuk menghasilkan gerakan. Tendon membantu terjadinya pergerakan sendi dengan cara mentransmisikan tekanan dari otot ke tulang. Dibandingkan dengan otot, tendon memiliki serat yang kaku, memiliki kekuatan tarik yang besar, dan dapat menahan tegangan yang besar. Oleh karen aitu pada ruang yang pergerakannya terbatas, kerjasama otot ke tulang dilaksanakan oleh tendon. Tendon mampu menahan beban yang sangat besar dengan deformasi yang sangat kecil. Sifat ini mampu menjadikan tendon untuk mentransformasikan gaya
  • 30. 30 ke tulang tanpa menghabiskan energi untuk regangan tendon. Ligament sendiri berperan melanjutkan gaya yang ditransmisikan dari otot antara tulang yang satu dengan tulang yang lain, sehingga ketika terjadi suatu pergerakan, stabilitas sendi dapat dipertahankan. Tendon dan ligament termasuk kuat dan tidak akan putus dengan mudah. Kerusakan umumnya terjadi di pertemuan dengan tulang. Skeletal/Tulang Tulang atau rangka adalah merupakan organ yang menjadi penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak akan bisa tegak berdiri. Dimana Tulang ini sudah mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, dan berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia. Gambar 7 sistem skeletal atau Rangka manusia Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya 1. Tulang Kompak
  • 31. 31 a. Padat, halus dan homogen b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”. c. Tersusun atas unit : Osteon yaitu Haversian System d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae). e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung: Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang Osteoblas 2. Tulang Spongiosa a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula. b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang. d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha. Gambar. Klasifikasi tulang berdasarkan penyusunnya Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya 1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna 2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki 3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum 4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
  • 32. 32 Gambar 8 klasifikasi tulang berdasarkan bentuknya (VanPutte, Regan, Russo, Manager, & Reed, 2016) Persendian Sendi adalah struktur tubuh manusia di mana mempertemukan dua tulang atau lebih. Ini berfungsi untuk memastikan kerangka tubuh tetap menyatu dan dapat bergerak bebas. Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan. 1. Synarthrosis (suture) Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak. 2. Amphiarthrosis
  • 33. 33 Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang 3. Diarthrosis Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari). d) SISTEM ENDOKRIN System endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless). Respons Sistem Endokrin sifatnya lambat menit, jam, bulan, atau tahun. Komunikasi Sistem Endokrin melalui media yaitu hormon. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan melalui aliran darah ke berbagai sel dan menerjemahkan pesan sebagai tindakan. Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Kelenjar Endokrin
  • 34. 34 1) Kelenjar hipofise atau pituitary (hypophysis or pituitary gland), terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak 2) Kelenjar Pineal, di atas kel. hipofise 3) Kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok, terletak di leher bagian depan 4) Kelenjar paratiroid (parathyroid gland), dekat kelenjar tiroid 5) Kelenjar suprarenal (suprarenal gland), terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan 6) Pulau langerhans (islets of langerhans), di dalam jaringan pancreas 7) Kelenjar kelamin (gonad) laki-laki di tetis dan perempuan di indung telur. 8) Kelenjar Timus, di dalam mediastinum di belakang os sternum a. Hipotalamus Merupakan pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui hormonal dan saraf. Hormon yang dihasilkan adalah faktor R (releasing) dan I (inhibiting) yang mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior melalui kerja saraf. Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. b. Gland Hypophyse (Kelenjar Pituitary) Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Kelenjar ini terbagi menjadi dua lobus yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus bagian anterior terdiri dari jaringan epitel karenanya disebut adenohipofisis dan hipofisis bagian posterior disebut juga neurohipofisis karena terdiri dari jaringan syaraf. Kelenjar hiposisi dikenal sebagai Master Gland karena dialah yang berfungsi mengendalikan sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lainnya. Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari hipotalamus. Hipofisis posterior sebenarnya tidak mengahsilkan hormon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai mengeluarkan dua hormon peptida kecil, vasopresin (ADH) dan oksitosin. ADH dibentuk terutama di dalam nukleus supraoptika,
  • 35. 35 sedangkan oksitosin dibentuk terutama di dalam nukleus paraventrikular. Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki 2 efek: (1) meningkatkan retensi H2O oleh ginjal (efek antidiuretik) dan (2) menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (efek presor pembuluh). Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan dan hormon ini juga merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamalia (payudara) selama menyusui, selain itu oksitosin juga terbukti meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. c. Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid. Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus vagus yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat
  • 36. 36 dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT). Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus. d. Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg. Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid Hormon, PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi kalsium. e. Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5- 5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans berdiameter 75-150 mikron. Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang
  • 37. 37 glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipopisis (pemecahan lemak). Hati Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah (Sloane, 2004). Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira & Carneiro., 2007). Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006). Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut dengan kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi oleh peritoneum. Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis). (Sloane, 2004). Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel hati (Amirudin, 2009).
  • 38. 38 Gambar Anatomi hepar (John Hopkins, 2019). Fisiologi Hati Vena porta hepatika mengalirkan darah keluar dari sistem venous usus dengan membawa nutrien yang diserap di dalam saluran cerna ke hati. Hati melaksanakan berbagai fungsi metabolik. Sebagai contoh, pada saat puasa hati akan menghasilkan sebagian besar glukosa melalui glukoneogenesis serta glikogenolisis, melakukan detoksifikasi, menyimpan glikogen dan memproduksi getah empedu disamping berbagai protein serta lipid (Berkowitz, 2013). Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu: a. Metabolisme karbohidrat Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam
  • 39. 39 jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat. b. Metabolisme lemak Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain: mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan karbohidrat. c. Metabolisme protein Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino, pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain dari asam amino. d. Lain-lain Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain. f. Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan medula. Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :
  • 40. 40 1. Mineralokortikoid (aldosteron) 2. Glukokortikoid 3. Androgen Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Glukokortikoid (kortisol) berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas terhadap stressor. Hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan pelepasan androgen mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara fisik dan mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen mengakibatkan ginekomastia dan retensi natrium dan air. g. Kelenjar Gonad Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH). Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum. Testis mempunyai duafungsi yaitu sebagai organ endokrin dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol di bawah pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh,distribusi rambut tubuh,pembesaran laring,penebalan pita suara,pertumbuhan dan perkembangan alat genetalia. Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi. Sebagai organ endokrin ovarium menghasilkan sel telur (ovum) yang setiap bulannya pada masa ovulasi siap dibuahi sperma.Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan laktasi. e) SISTEM PENCERNAAN Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
  • 41. 41 kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Gambar Sistem Pencernaan (VanPutte et al., 2016) Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu: 1) Mulut
  • 42. 42 Gambar. Rongga Mulut (VanPutte et al., 2016) Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis (VanPutte et al., 2016). 2) Tenggorokan (Faring)
  • 43. 43 Gambar Faring (VanPutte et al., 2016). Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring (VanPutte et al., 2016).
  • 44. 44 3) Kerongkongan (Esofagus) Gambar Esofagus (VanPutte et al., 2016). Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus) (VanPutte et al., 2016). 4) Lambung Gambar Lambung (VanPutte et al., 2016) Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
  • 45. 45 kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel- sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. 5) Usus halus (usus kecil) Gambar Usus Halus (Kecil) (VanPutte et al., 2016). Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) (VanPutte et al.,
  • 46. 46 2016). a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhent i mengalirkan makanan (VanPutte et al., 2016). b. Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. c. Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam empedu (VanPutte et al., 2016). 6) Usus Besar (Kolon)
  • 47. 47 Gambar Usus Besar (Kolon) (VanPutte et al., 2016). Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. 7) Rektum dan Anus
  • 48. 48 Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus. Fisiologi Sistem Pencernaan Lapar Dan Ingesti Makanan Rasa lapar dikontrol oleh suatu daerah otak di hipotalamus sebelah lateral. Perangsangan daerah ini menyebabkan timbulnya dorongan kuat untuk mencari makanan dan memakannya. Hipotalamus lateral menerima banyak input yang dapat merangsang rasa lapar. Sebagai contoh, rasa lapar dapat dirangsang oleh adanya kontraksi lapar di lambung. Semakin lama lambung kosong, maka kontraksi ini tampaknya meningkat frekuensi dan intensitasnya. Mekanisme pasti bagaimana kontraksi tersebut terjadi masih belum jelas. Rasa lapar juga dirangsang oleh turunnya kadar zat-zat gizi dalam darah, misalnya asam amino, lemak, dan glukosa, serta oleh peningkatan atau penurunan hormon-
  • 49. 49 hormon yang mengatur metabolisme. Input ke pusat lapar hipotalamus dapat mencakup input dari bagian-bagian otak yang lain. Misalnya, pusat-pusat otak yang lebih tinggi dapat merangsang rasa lapar sebagai respons terhadap situasi atau pengalaman tertentu. Demikian juga, input dari pusat emosi di otak, sistem limbik, juga dapat merangsang rasa lapar. Sebaliknya, nukleus ventromedialis hipotalamus tampaknya merupakan tempat munculnya rasa kenyang, kebalikan dari rasa lapar. Pusat ini juga dipengaruhi oleh penuh tidaknya lambung serta kadar zat-zat gizi dan hormon dalam darah, tetapi dalam arch yang berlawanan. Emosi dan kebiasaan juga mempengaruhi pusat kenyang. Pendorongan Makanan Melintasi Saluran Cerna Setelah dibawa ke dalam mulut, makanan mulai bergerak ke esofagus, lambung, serta usus halus dan usus besar. Gerakan ini disebut pendorongan (propulsi). Kecepatan pendorongan makanan tergantung pada motilitas masing-masing bagian saluran pencernaan. Motilitas masingmasing bagian tersebut, sebaliknya, ditentukan oleh kontraksi otot serta input hormonal dan saraf. Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung di sepanjang perjalanannya dan memerlukan motilitas yang optimum di setiap segmen saluran pencernaan. Kontrol Otot Atas Motilitas Usus Saluran GI terdiri dari dua lapisan otot polos utama, lapisan longitudinal di sebelah luar dan lapisan otot sirkular di sebelah dalam. Lapisan otot ketiga berukuran sangat tipis, terletak paling dalam di lapisan mukosa saluran GI. Lapisan otot longitudinal dan sirkular bertanggung jawab untuk mencampur dan menggerakkan makanan di sepanjang saluran GI. Di setiap segmen saluran GI, otot polos longitudinal dan sirkular memperlihatkan depolarisasi spontan yang inheren. Depolarisasi inheren ini dapat meningkat intensitasnya dan dapat menimbulkan potensial aksi sehingga terjadi kontraksi otot. Frekuensi kontraksi bervariasi. Kontraksi usus dapat bersifat tonik yaitu kontraksi
  • 50. 50 yang menetap dan berlangsung lama, dan melibatkan tonus otot saluran cerna secara keseluruhan. Kontraksi juga dapat bersifat ritmik dan berjalan dalam gelombang- gelombang peristaltik ke bagian distal. Kontraksi usus bersifat lambat dan bergan- tung kalsium yang berlangsung pada rentang panjang otot yang lebar. Sel-sel otot polos saluran GI berhubungan erat saw sama lain di sepanjang usus, sehingga depolarisasi listrik di salah satu segmen dapat dengan mudah disalurkan ke segmen berikutnya. Sel-sel otot dapat dirangsang untuk melepaskan muatan dengan kecepatan yang berbeda dengan kecepatan basal oleh peregangan atau oleh pelepasan asetilkolin dari saraf parasimpatis yang mempersarafinya. Persarafan parasimpatis menurunkan kecepatan lepas muatan sel-sel otot tersebut. Kontrol Hormon Atas Motilitas Usus Hormon misalnya gastrin dari lambung, serta sekretin dan kolesistokinin (CCK) dari usus halus, juga dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi sel otot polos atau, dengan kata lain, motilitas usus. Gastrin merangsang motilitas lambung. Sekretin dan CCK merangsang motilitas usus tetapi (terutama sekretin) menghambat motilitas lambung. Hal ini memperlambat pengosongan isi lambung ke dalam usus halus. Kontrol Saraf Atas Motilitas Usus Terdapat dua sistem saraf intrinsik di seluruh usus. Yang pertama terletak di antara lapisan otot longitudinal dan sirkular. Kelompok saraf ini, yang disebut pleksus mienterikus, terdapat sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri dan terdiri dari jalur aferen dan eferen yang mempersarafi otot. Pleksus mienterikus bekerja dengan mempengaruhi irama listrik dasar sel-sel otot polos. Eksitasi pleksus mienterikus akan meningkatkan kontraksi tonik yang meningkatkan tonus basal saluran pencernaan. Eksitasi tersebut juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi ritmik sehingga peristalsis meningkat. Neuron-neuron sensorik yang terdapat di kedua pleksus berespons terhadap partikel makanan, iritan, mikro-organisme, dan peregangan dengan meningkatkan kecepatan pelepasan muatannya dan, melalui perangsangan pleksus mienterikus,
  • 51. 51 meningkatkan motilitas saluran GI. Pleksus saraf mienterikus juga dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat simpatis berasal dari korda spinalis yang terletak antara T8 dan L3 dan mempersarafi pleksus intrinsik di seluruh usus. Serat-serat ini menghambat pelepasan muatan pleksus sehingga irama dasar usus melambat. Saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin di usus. Saraf parasimpatis berjalan dalam saraf vagus ke esofagus, lambung, dan separuh atas usus besar. Serat parasimpatis lain berjalan dalam divisi sakrum dan mempersarafi separuh distal usus besar. Saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin dan merangsang pelepasan muatan pleksus mienterikus. Hal ini mempercepat peristalsis dan pencampuran makanan. Persarafan bagian distal usus besar penting untuk merangsang defekasi. Usus halus tampaknya tidak dipersarafi oleh saraf parasimpatis. Pencernaan Makanan Pencernaan makanan berawal di mulut dengan pelepasan air liur (saliva), berlanjut di lambung, dan sebagian besar diselesaikan di usus halus. Prows pencernaan melibatkan enzim-enzim sekretorik yang spesifik untuk berbagai makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana, lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, serta protein menjadi asam amino. Hanya dalam bentuk-bentuk sederhana inilah zat-zat gizi dapat diserap menembus usus dan digunakan oleh tubuh. Enzim Sekretorik Kelenjar-kelenjar sekretorik dijumpai di seluruh lapisan submukosa dan mukosa saluran GI dari mulut sampai anus. Sekresi enzim-enzim pencernaan dapat ditingkatkan dengan peregangan, perangsangan saraf oleh pleksus submukosa, dan perangsangan kelenjar submukosa oleh sistem parasimpatis. Perangsangan simpatis mengurangi sekresi. Enzim-enzim dari pankreas juga penting untuk pencernaan. Hormon Pencernaan Gastrin, sekretin, dan CCK berperan penting untuk merangsang pencernaan.
  • 52. 52 Gastrin dikeluarkan oleh lambung sebagai respons terhadap perangsangan parasimpatis, peregangan, dan adanya protein. Gastrin merangsang sekresi getah lambung untuk memulai pencernaan protein dan sekresi asam hidroklorida (HCl). HCl dalam lambung bertanggung jawab untuk mengaktifkan enzim pencernaan terpenting di lambung, pepsin. Sekretin dikeluarkan dari usus halus terutama sebagai respons terhadap HCl dalam makanan (kimus) yang masuk ke dalam usus halus dari lambung. Sekretin merangsang sekresi usus serta pengeluaran bikarbonat oleh pankreas, untuk menetralkan asam. Hal ini penting karena enzimenzim yang diperlukan untuk pencernaan di usus halus tidak dapat bekerja dalam lingkungan asam. CCK dilepaskan dari usus halus terutama sebagai respons terhadap lemak. CCK menyebabkan sekresi usus, kontraksi kandung empedu, dan pengeluaran empedu. Empedu penting untuk pencernaan lemak. Penyerapan Makanan Penyerapan makanan yang telah dicerna terjadi di lapisan mukosa usus halus. Mukosa dilapisi oleh banyak vilus yaitu tonjolan-tonjolan (jonjot) halus sel epitel. Vilus sangat meningkatkan luas permukaan penyerapan. Di dalam lumen dari masing-masing vilus terdapat jaringan kapiler dan sebuah pembuluh limfe, yang disebut lakteal. Di setiap vilus terdapat serat-serat saraf pleksus intrinsik dan sel-sel otot polos. Asam-asam amino dipindahkan secara aktif menembus sel-sel epitel untuk masuk ke dalam kapiler. Asam-asam amino tersebut kemudian disalurkan melalui aliran darah ke semua sel tubuh, terutama sel-sel otot, tempat mereka digunakan untuk sintesis protein. Asam amino yang tidak digunakan dengan cara ini disalurkan ke hati tempat asam tersebut diubah menjadi karbohidrat atau lemak dan digunakan untuk energi atau disimpan di seluruh tubuh. Gula-gula sederhana juga secara aktif dipindahkan ke dalam aliran darah dan dikirim ke semua sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Gula yang tidak digunakan dengan cara ini dapat disimpan sebagai lemak atau glikogen di
  • 53. 53 semua sel, terutama di sel-sel hati. Asam-asam lemak bebas dan monogliserida, merupakan hasil metabolisme lemak, bersifat larut lemak dan berpindah melalui prows difusi pasif ke dalam sel-sel usus. Di dalam sel tersebut, mereka diubah kembali menjadi trigliserida, suatu proses yang memerlukan energi. Trigliserida ini masuk ke lakteal di bagian tengah vilus dan berjalan ke duktus torasikus lalu ke sirkulasi umum. Trigliserida dapat diubah menjadi glukosa di hati dan digunakan sebagai cumber energi, atau dapat digunakan secara langsung sebagai cumber energi oleh sebagian besar sel tubuh. Kelebihan trigliserida dapat disimpan di jaringan adiposa. Sekresi Mukus Mukus disekresikan di seluruh panjang usus. Mukus adalah suatu bahan yang sangat kental yang membungkus dinding usus dan berfungsi sebagai pelindung mukosa agar tidak dicerna oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam usus. Mukus juga berfungsi sebagai pelumas makanan sehingga mudah lewat. Tanpa pembentukan mukus, integritas dinding usus akan sangat terganggu, terutama di lambung tempat terdapatnya HCl dalam konsentrasi tinggi dan merupakan komponen esensial untuk pencernaan protein. Selain itu, tinja akan menjadi sangat keras tanpa efek lubrikasi dari mukus. Peran Empedu Empedu dihasilkan di hati dan mengandung garam-garam empedu, air, kolesterol, bilirubin - suatu produk penguraian metabolisme sel darah merah - dan elektrolit. Empedu secara kontinyu dikeluarkan dari hati tetapi disimpan dan dipekatkan di kandung empedu. Empedu dikeluarkan dari kandung empedu sebagai respons terhadap CCK, dan sebagai respons terhadap adanya lemak di usus halus. Empedu penting untuk pencernaan trigliserida (juga disebut lemak). Empedu tidak mengandung enzim-enzim pencernaan tetapi mengandung garam-garam empedu yang berfungsi untuk mengemulsifikasi lemak. Garam empedu bekerja sebagai deterjen untuk menguraikan lemak menjadi butiran-butiran yang sangat halus.
  • 54. 54 Hanya dalam bentuk butiran-butiran halus inilah lemak dapat dicerna oleh enzim- enzim pencernaan. Pencernaan Lemak Setelah lemak dicerna menjadi asam-asam lemak dan monogliserida, mereka berikatan dengan garam-garam empedu menjadi bulatan-bulatan kecil yang disebut misel (micelle). Dalam bentuk ini, produk akhir pencernaan lemak yang larut tersebut berdifusi ke lapisan sel epitel usus halus. Garam-garam empedu melepaskan asam lemak dan monogliserida ke sel epitel. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida kemudian berikatan kembali untuk membentuk trigliserida. Dari titik ini, di sel epitel trigliserida berikatan dengan kolesterol dan fosfolipid. Kompleks ini terbungkus oleh protein, keluar sel epitel, dan berpindah dengan difusi pasif ke dalam lakteal. Kompleks trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid disebut kilomikron. Kilomikron diangkut dalam limfe ke duktus torasikus dan kemudian masuk kembali ke sirkulasi umum. Setelah berada dalam sirkulasi umum kilomikron disalurkan ke Sebagian besar sel tubuh tempat trigliserida dapat disimpan atau kembalii diuraikan menjadi asam lemak dan digunakan sebagai sumber energi seperti dijelaskan di alas. Resirkulasi Empedu Setelah menyalurkan asam lemak dan monogliserida ke vilus, garamgaram empedu mengalir kembali ke kimus (thyme) untuk mengambil kembali lebih banyak molekul dan mengulangi prows tersebut. Sebagian besar garam empedu akhirnya diserap kembali di ujung usus halus dan didaur ulang ke hati melalui vena portal untuk digunakan kembali. Prows ini disebut sirkulasi enterohepatik. Eliminasi Produk Sisa Penyerapan terus berlanjut di usus besar, terutama air dan elektrolit. Sebagian besar penyerapan berlangsung di separuh alas kolon. Darisekitar 1000 ml kimus yang masuk ke usus besar setiap hari, hanya 100 ml cairan dan hampir tidak ada elektrolit yang diekskresikan. Selain air, yang membentuk sekitar 75 % dari
  • 55. 55 feses, feses mengandung bakteri yang mati, sebagian lemak dan bahan makanan kasar yang tidak dicerna, dan sejumlah kecil protein. Produk sampingan bilirubin menentukan warm tinja. Proses eliminasi, atau defekasi, terjadi karena kontraksi peristaltik rektum. Kontraksi ini dihasilkan sebagai respons terhadap perangsangan otot polos longitudinal dan sirkular oleh pleksus mienterikus. Pleksus mienterikus dirangsang oleh saraf parasimpatis yang berjalan di segmen sakrum korda spinalis. Peregangan mekanis terhadap rektum oleh tinja juga merupakan perangsang peristalsis yang kuat. Sewaktu gelombang peristaltik dimulai, sfingter anus internus, suatu otot polos, melemas. Apabila sfingter anus eksternus juga melemas maka akan terjadi defekasi. Sfingter anus eksternus adalah suatu otot rangka sehingga di bawah kontrol kesadaran. Pada kenyataannya, relaksasi sfingter internus menyebabkan kontraksi refleks sfingter eksternus pada semua individu kecuali bayi dan sebagian orang yang mengalami transeksi korda spinalis. Hal ini secara efektif menghentikan defekasi. Apabila refleks defekasi terjadi pada waktu yang tepat setelah sfingter internus melemas, maka kontraksi refleks sfingter eksternus dapat secara sadar dilawan dan defekasi akan berlangsung. f) SISTEM SARAF Pengertian Sistem Saraf Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron
  • 56. 56 (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Fungsi Sistem Saraf Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu : 1. Sebagai Alat Komunikasi Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita. 2. Sebagai Alat Pengendali Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat. 3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita. Bagian – Bagian Sel Saraf Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung Neuron Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. a) Badan sel atau perikarion Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : • Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
  • 57. 57 • Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. • Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak. b) Dendrit Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh. c) Akson Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. Gambar. Stuktur Neuron Klasifikasi Neuron Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi • Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).
  • 58. 58 • Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke efektor. • Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi : • Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron-neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis). • Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan dalam telinga dalam. • Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel-sel ganglion otonom). Gambar. Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya
  • 59. 59 Gambar Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya Sel Neuroglia Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam se yang secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis, sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang berhasil diindentifikasi yaitu : a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus. Badan sel astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih
  • 60. 60 berperan sebagai sawar darah otak. b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin. c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak. Selaput Myelin Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hamper sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier, Tonjolan saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam sistem saraf pusat dinamakan massa putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea). Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat” dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik. Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin disana. Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai
  • 61. 61 kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali. Gambar 2.4 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier Neurotransmitter Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson terminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat menyalurkan impuls. Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter, diantaranya adalah Norephinephrin, Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam Gama-Aminobutirat (GABA) dan Glisin. Synaps Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic cleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron prasinaptik dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron postsinaptik. Pembagian Sistem Saraf Saraf Pusat Manusia Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
  • 62. 62 sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan. Gambar 2.8 Pembagian Sistem Saraf Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut: a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah. b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
  • 63. 63 c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis. Gambar 2.9 Lapisan Otak Otak Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus. Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
  • 64. 64 Gambar 2.10 Otak a) Otak depan Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus. • Otak besar Merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.
  • 65. 65 Gambar 2.11 Belahan pada Otak Besar • Talamus Mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi. • Hipotalamus Mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model
  • 66. 66 torso Gambar 2.12 Pembagian Fungsi pada Otak Besar Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut. a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara. b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan. c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh. d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia. b) Otak tengah Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
  • 67. 67 c) Otak belakang Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan. Gambar 2.13 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak
  • 68. 68 tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem). Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang) Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas- ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki). Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai berikut: Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus