1. No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/05/2019
PENDALAMAN MATERI BIOLOGI
MODUL 5
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN
KEGIATAN BELAJAR 4
PERUBAHAN LINGKUNGAN
Drs. Puji Prastowo, M.Si.
Dra. Cicik Suriani, M.Si.
Dr. Martina Restuati, M.Si.
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd. M.Si.
Wasis Wuyung Wisnu Brata, M.Pd.
Eko Prasetya, M.Sc.
Nanda Pratiwi, M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
2.
3. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI i
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Deskripsi Singkat 1
1.2 Relevansi 1
1.3 Petunjuk Belajar 2
2. INTI 3
2.1 Capaian Pembelajaran 3
2.2 Pokok Materi 3
2.3 Uraian Materi 4
i
4.
5. 1
1. PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar 4 pada Modul 5 ini mengkaji tentang Perubahan lingkungan.
Pada materi ini akan dibahas tentang Perubahan Ekosistem, Peranan Manusia dalam
Perubahan Ekosistem, Pencemaran Lingkungan, Masalah Lingkungan Global dan
Nasional dan Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan. Pada materi
perubahan ekosistem, akan dibahas ketidakstabilan ekosistem dan cara ekosistem
menyeimbangkan kembali secara alami melalui suksesi. Pada materi pencemaran
lingkungan akan dibicarakan tentang polutan, pencemaran udara, pencemaran tanah
dan pencemaran air. Untuk materi masalah lingkungan global dan nasional, akan
dibahas masalah masalah lingkungan global dan nasional seperti pemanasan global,
deforestasi, penurunan keanekaragaman hayati, sampah. Sedangkan pada materi
upaya mengatasi kerusakan lingkungan dibahas tentang upaya meminimalisasi
terjadinya global warming, konservasi tanah, air dan udara, serta mengatasi sampah
dengan prinsip 3R .
1.2 Relevansi
Kegiatan Belajar 4 pada Modul 5 memiliki relevansi sebagai pendalaman
materi bagi guru untuk mempelajari Perubahan Lingkungan. Pada bagian modul ini
akan disajikan informasi yang cukup mendalam mengenai pencemaran lingkungan,
dampak pencemaran lingkungan dan upaya mengatasi kerusakan lingkungan. Untuk
itu, setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat:
1) Mendeskripsikan perubahan ekosistem
2) Memahami hubungan manusia dengan kerusakan lingkungan
3) Mendeskripsikan tentang pencemaran lingkungan
4) Mengidentifikasi masalah lingkungan global dan nasional
5) Mendeskripsikan upaya mengatasi kerusakan lingkungan.
6. 2
1.3 Petunjuk Belajar
Untuk lebih mudah memahami materi pada modul ini, beberapa langkah yang
dapat kita lakukan adalah:
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan kegiatan belajar ini agar Anda
memahami keterkaitan pokok materi yang dibahas pada kegiatan belajar dan
mengetahui kemampuan yang diharapkan dari pembelajaran di kegiatan belajar
ini.
2) Pelajari setiap pokok materi dari kegiatan belajar dan beri tanda pada konsep-
konsep penting sesuai dengan kemampuan yang diharapkan.
3) Kerjakan latihan dan tes formatif yang tersedia untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari.
4) Untuk lebih mendalam, diharapkan Anda membaca buku referensi yang terkait
pokok materi dalam kegiatan belajar ini serta manfaatkanlah peluang pertemuan
dengan instruktur dan teman sejawat untuk mendiskusikan hal-hal yang Anda
kurang pahami, oleh karena itu persiapkanlah bahan sebelum anda melaksanakan
tutorial atau berdiskusi dengan instruktur dan teman sejawat.
7. 3
2. INTI
2.1 Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari Modul ini adalah menguasai materi
esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance material materi bidang studi
biologi yang mencakup:
1) Keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup;
2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup;
3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi;
4) Interaksi dan interdependensi;
5) Energi, materi dan organisasi kehidupan;
6) Prinsip memeliharaan keseimbangan yang dinamis; dan
7) Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance materials yang dapat menjelaskan
aspek ‘apa’ (konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam
kehidupan keseharian) dalam kerangka biologi sebagai inkuiri.
Sub-capaian pembelajaran untuk Kegiatan Belajar 4 pada Modul 5 ini adalah
peserta mampu: menganalisis keterkaitan antara perubahan lingkungan dengan
keberlanjutan kehidupan organisme di dalamnya.
2.2 Pokok Materi
Pada kegiatan belajar 4 Modul 5 tentang Perubahan Lingkungan, pokok-pokok
materi yang akan dibahas adalah :
1) Perubahan Ekosistem
2) Peranan Manusia dalam Perubahan Lingkungan
3) Pencemaran Lingkungan
4) Masalah Lingkungan Global dan Nasional
5) Upaya Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan
8. 4
2.3 Uraian Materi
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar kita. Lingkungan
dapat berupa komponen yang hidup maupun tak hidup. Kedua komponen tersebut
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Sebagai bagian dari lingkungan,
segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia akan memberikan dampak bagi kualitas
lingkungan. Dampak tersebut bisa mengarah kepada peningkatan kualitas lingkungan,
namun juga bisa mengarah pada penurunan kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan
yang baik akan menyediakan sumberdaya yang dapat meningkatkan kualitas hidup
manusia, sebaliknya kualitas lingkungan yang buruk akan menurunkan.
Manusia sebagai makhluk yang diberi anugerah akal dan pikiran, dapat
melakukan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar lebih baik.
Namun seringkali apa yang dilakukan oleh manusia, disadari atau tidak ternyata
dapata menyebabkan terganggunya keseimbangan alam yang sudah terbentuk, dan
terbentuk keseimbangan baru yang dapat berpotensi menurunkan kualitas lingkungan
dan terganggunya kelangsungan hidup organisme secara keseluruhan. Untuk itu pada
bagian ini kita akan membahas tentang kontribusi manusia terhadap perubahan
lingkungan, Kerusakan lingkungan, permasalahan-permasalahan lingkungan secara
global dan nasional dan upaya mengatasi berbagai kerusakan lingkungan.
2.3.1 Perubahan Ekosistem
Kualitas lingkungan tidaklah bersifat stabil, melainkan berfluktuasi tergantung
pada faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Manusia sebagai bagian dari
ekosistem memiliki tugas menjaga keseimbangan lingkungan. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia
mengeksploitasi sumber daya alam. Eksploitasi inilah yang seringkali mengakibatkan
perubahan lingkungan yang mengarah pada kerusakan lingkungan.
9. 5
Setiap ekosistem pada prinsipnya akan mengalami perubahan seiring dengan
perjalanan waktu, baik struktur maupun fungsinya. Perubahan tersebut bisa hanya
bersifat lokal dan kecil sifatnya sehingga tidak berdampak penting bagi ekosistem
tersebut. Namun kadangkala perubahan itu juga bisa sangat besar dan kuat sehingga
dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh faktor alam (seperti perubahan iklim, akibat gunung meletus, banjir bandang)
maupun faktor eksternal (seperti polusi, kebakaran hutan, konversi lahan).
Suatu faktor tertentu dapat berdampak positif ketika faktor tersebut dapat
meningkatkan kualitas lingkungan, sebaliknya suatu lingkungan dapat terkena
dampak negatif ketika faktor tersebut dapat menurunkan kualitas lingkungan
sehingga berpotensi menyebabkan gangguan keseimbangan lingkungan. Lingkungan
yang mengalami gangguan keseimbangan disebabkan oleh masuknya zat-zat tertentu
yang dapat menyebabkan pencemaran atau polusi. Zat-yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan disebut polutan.
Pada prinsipnya alam memiliki kemampuan dalam memulihkan dirinya menuju
ke arah keseimbangan atau kestabilan bila lingkungan mengalami perubahan. Namun
alam memiliki keterbatasan dalam proses pemulihan tersebut. Tingginya tekanan
akibat aktivitas manusia yang melampaui batas kelentingannya menyebabkan alam
kehilangan kemampuannya untuk memulihkan diri. Hal ini menyebabkan terjadinya
degradasi lingkungan yang pada akhirnya dirasakan oleh manusia sebagai bagian dari
ekosistem.
Pemulihan diri ke arah kestabilan atau keseimbangan terjadi melalui proses
yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan ekosistem secara perlahan-
lahan menuju ke arah pematangan (kestabilan) melalui beberapa tahapan serial. Ada
enam unsur yang akan terjadi sehubungan dengan proses suksesi, yaitu:
1. Penggundulan; yaitu proses yang mengakibatkan terjadinya substrat baru.
2. Migrasi; yaitu kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
3. Eksesis; perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi dan penyebaran.
10. 6
4. Kompetisi; persaingan sehingga adanya pengusiran satu species oleh species
lainnya.
5. Reaksi; yitu perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan.
6. Stabilisasi; yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang.
Suksesi yang terjadi akibat perubahan komunitas atau vegetasi yang
dikemukakan di atas menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai
jenis tumbuhan yang hidup di atasnya. Proses perubahan ini disebut suksesi progresif.
Sedangkan apabila perubahan tersebut mengarah pada penurunan jumlah jenis
tumbuhan maupun penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan disebut
suksesi regresif.
Berdasarkan kondisi awalnya, suksesi dibedakan atas:
a. Suksesi primer; yaitu suksesi yang terjadi pada tempat-tempat yang baru terbentuk
atau ekosistem yang mengalami kerusakan total. Suksesi ini biasanya diawali oleh
kehadiran organisme pionir atau perintis. Misalnya terbentuknya ekosistem seiring
dengan terbentuknya daratan delta sungai, atau kerusakan ekosistem akibat gunung
api meletus seperti gunung krakatau yang menyebabkan seluruh kehidupan di
pulau tersebut musnah.
b. Suksesi sekunder; yaitu suksesi yang terjadi pada saat ekosistem mengalami
gangguan atau kerusakan secara tidak menyeluruh atau total, dimana komposisi
biotik yang sudah ada sebelumnya turut mempengaruhi proses suksesi. Misalnya
kerusakan akibat kebakaran hutan atau banjir yang masih menyisakan komponen
biotik sebelumnya.
Sedangkan berdasarkan sumber awal terbentuknya jaring-jaring makanan,
suksesi tersebut, dibedakan atas:
a. Suksesi autrofik; yaitu suksesi yang terjadi bila jaring-jaring makanan bergantung
pada organisme fotosintetik, misalnya hutan yang terbentuk setelah kebakaran atau
bekas tanah yang sebelumnya sudah ada tanamannya.
11. 7
b. Suksesi heterotrofik; yaitu suksesi yang terjadi bila jaring-jaring makanan
bergantung pada pembentukan bahan-bahan organik atau dalam balok-balok yang
lapuk
Dalam kajian suksesi harus memperhitungkan segala aspek dari ekosistem
untuk menggambarkan perubahan struktur dan fungsi ekosistem selama suksesi
berlangsung. Tabel 4.1 berikut menggambarkan tentang ringkasan dari pola berpikir
tentang teori suksesi.
Tabel 4.1. Ringkasan pola berpikir tentang teori suksesi.
Karakter Perkembangan/
Sereal
Fasa Klimaks
Struktur Jenis
- Komposisi jenis
- Diversitas jenis
- Perubahan cepat
- Meningkat
- Perubahan bertahap
- Stabil/menurun
Bentuk Hidup
- Ukuran tumbuhan
dominan
- Siklus hidup
- Strategi
- Kecil
- Pendek dan sederhana
Umum
- Besar (darat), kecil (air)
- Panjang/kompleks (darat),
pendek/sederhana (air)
- Spesialisasi
Struktur Organik
- biomassa total
- Stratifikasi
- Naik
- Sederhana
- Stabil
- Kompleks
Aliran Energi
- Hubungan tropik
- Produktivitas kotor
- Produktivitas bersih
- Stabilitas
- Pendek, linier (rantai
makanan)
- Rendah
- Tinggi
- Rendah
- Panjang, kompleks (jaring-
jaring makanan)
- Tinggi
- Rendah
- Tinggi
Siklus Nutrisi
- siklus nutrisi
- siklus total
- laju pertukaran (biotik
– abiotik)
- peranan detritus
(regenerasi nutrisi)
- Terbuka
- Kecil
- Cepat
- Tidak penting
- Tertutup
- Besar (darat), kecil (air)
- Lambat
-
- Penting
12. 8
2.3.2 Peranan Manusia dalam Perubahan Lingkungan
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan segenap kelebihan
akal dan pikiran yang dimilikinya. Dengan kelebihan akal dan pikirannya, manusia
sangat dominan di alam. Untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidupnya,
manusia melakukan berbagai upaya untuk mengeksplorasi dan eksploitasi alam.
Eksploitasi yang berlebihan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan
kemampuan lingkungan dalam mendukung kelangsungan makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Sebagai bagian dari lingkungan, apa yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan pada akhirnya langsung atau tidak langsung akan berdampak kembali
pada manusia itu sendiri. Untuk itu populasi manusia dimuka bumi ini sangat
berpengaruh terhadap terjadinya perubahan lingkungan.
Salah satu masalah saat ini yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan
keseimbangan lingkungan adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk diduga menjadi penyebab utama bagi kerusakan lingkungan, khususnya di
negara-negara berkembang. Hal ini dapat dipahami bahwa peningkatan jumlah
penduduk akan berdampak pada peningkatan kebutuhan manusia untuk kelangsungan
hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi:
a. Kebutuhan dasar (essensial), yaitu kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk
dapat hidup sehat, aman dan manusiawi, misalnya; pangan, papan, sandang, air
bersih dan udara sehat
b. Kebutuhan tambahan (non-essensial), yaitu kebutuhan pelengkap, agar manusia
dapat menikmati hidup lebih baik lagi, seperti pendidikan, rekreasi, transportasi,
dan kebutuhan sekunder lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, eksploitasi terhadap
sumberdaya alam dan penggunaan teknologi tidak dapat dihindarkan. Apalagi bila
13. 9
kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan upaya konservasi untuk menjaga
keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam tersebut. Misalnya, untuk
memenuhi kebutuhan pangan, manusia dapat melakukannya dengan dua jalan, yaitu
intensifikasi pertanian atau ekstensifikasi pertanian.
Intensifikasi pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan hasil pertanian
tanpa terorientasi dengan perluasan area pertanian, tetapi dengan memanfaatkan
teknologi pertanian, seperti; pemupukan, penggunaan pestisida, penggunaan bibit-
bibit unggul hasil hibridisasi dan rekayasa genetik serta penggunaan alat berat dalam
pertanian. Tanpa disadari, penggunaan teknologi yang kurang tepat guna akan
memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan pupuk non-organik yang
berlebihan berpotensi tidak memberikan kesempatan bagi organisme pengurai untuk
memainkan peranannya dalam ekosistem tersebut, sehingga menyebabkan lahan
menjadi cepat tandus dan memiliki ketergantungan terhadap masukan pupuk an-
organik. Kelebihan pemberian pupuk an-organik ini juga bila memasuki ekosistem
perairan dapat berdampak pada booming alga yang pada akhirnya berpotensi
menyebabkan eutrofikasi pada ekosistem perairan. Demikian pula halnya dengan
penggunaan pestisida yang kurang tepat sasaran, berpotensi membunuh hewan non-
target yang justru berperan sebagai predator bagi hama tanaman dan dapat memutus
rantai makanan dan mengganggu jaring-jaring makanan pada ekosistem tersebut,
sehingga tidak ada kontrol hama secara alami oleh predator.
Sedangkan penggunaan bibit unggul hasil hibridisasi dan rekayasa genetik
berpotensi mengabaikan dan memberi tekanan terhadap spesies tanaman lokal yang
menyimpan potensi genetik (gen pool) sebagai sumber plasma nutfah yang dapat
mengalir (gen-flow) ke varian-varian flora dan fauna yang lebih bermanfaat. Untuk
penggunaan alat berat yang mengandalkan mesin, selain untuk efektivitas dalam
pengolahan dan pemanenan produk pertanian, namun dapat berdampak pada
pencemaran tanah dan air yang berpotensi mengganggu organisme pengurai dari
dalam tanah juga mencemari udara dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
14. 10
Sebagaimana intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian juga dapat
berdampak pada kerusakan lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati.
Ekstensifikasi pertanian merupakan upaya meningkatkan hasil-hasil pertanian dengan
memperluas area pertanian. Upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan secara
ekstensifikasi dilakukan dengan membuka lahan-lahan pertanian baru. Hal ini
diperparah dengan pengubahan kawasan pertanian produktif menjadi kawasan-
kawasan pemukiman bahkan industri yang kian mempersempit lahan pertanian yang
sudah ada. Kawasan utama yang menjadi target utama pembukaan lahan baru tersebut
adalah hutan. Hutan yang memiliki potensi sumberdaya alam dan berperan dalam
menjaga keseimbangan ekosistem di bumi serta menyimpan keanekaragaman hayati
(biodiversity) yang tinggi akan menghadapi ancaman yang cukup serius apabila
terjadi pengalihan fungsi hutan tersebut.
Pertumbuhan penduduk juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan lain
selain pangan. Kebutuhan tersebut dapat dieksploitasi dari alam, juga dapat berasal
dari pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan produk kebutuhan manusia.
Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya daya dukung
lingkungan terhadap organisme yang hidup di dalamnya. Demikian pula halnya
dengan pemanfaatan teknologi yang tidak tepat guna dan tidak terkontrol, dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, baik udara, tanah maupun air.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh masalah kependudukan yang dapat
berdampak pada terganggunya keseimbangan lingkungan adalah meningkatnya arus
urbanisasi. Salah satu penyebab utama urbanisasi adalah adanya pandangan bahwa
kesempatan bekerja di kota dinilai jauh lebih menguntungkan dari pada bekerja di
desa. Tingginya laju urbanisasi ini mengakibatkan penduduk kota semakin padat
sedangkan desa mulai ditinggalkan oleh pekerja-pekerja produktif, sehingga terjadi
perubahan pola hidup dari produktif menjadi konsumtif. Disisi lain, semakin besar
penduduk perkotaan, maka permintaan akan sumberdaya alam akan meningkat,
ditambah dengan jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin banyak. Ketidak-
15. 11
seimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung lingkungan serta daya tampung
ini mengarah pada ketidakberlanjutan keseimbangan lingkungan di suatu kota.
Adanya pertumbuhan dan pertambahan wilayah perkotaan di Indonesia (rasio
jumlah penduduk pedesaan dengan perkotaan tahun tahun 2000 adalah 140 juta
berbanding 80 juta, pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 125 juta berbanding
137 juta) juga akan dibarengi dengan berbagai masalah sosial yang dapat
mempengaruhi tingkat kualitas perorangan maupun secara kelompok. Tingginya
tingkat pencemaran, buruknya kondisi pemukiman, kepadatan penduduk tinggi, rasa
aman mulai hilang, tingkat kejahatan yang meningkat, adalah sebagian efek samping
atas meningkatnya arus urbanisasi yang berdampak pada meningkatnya wilayah
perkotaan. Untuk itu potensi penduduk yang besar sebagai sumberdaya, perlu
dibarengi dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta diikuti
dengan peningkatan kualitas lingkungan fisik, biota maupun sosialnya. Peningkatan
lingkungan fisik dan biotanya dapat dikembangkan melalui upaya konservasi.
2.3.3 Pencemaran Lingkungan
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 14, pencemaran lingkungan
hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Adapun mutu
lingkungan hidup yang dimaksudkan sesuai dengan undang-undang yang sama pasal
1 ayat 15 adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan
hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan
fungsinya.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat disebut sebagai polutan apabila memenuhi
salah satu dari kriteria berikut, yaitu:
16. 12
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal; contohnya, karbon dioksida dengan kadar
dibawah 0,033% di udara bermanfaat bagi bagi tumbuhan untuk fotosintesis dan
menjaga suhu bumi agar tetap hangat, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat
menyebabkan pemanasan global.
b. Berada tidak tepat pada waktunya; contohnya penyemprotan insektisida pada
buah yang akan dipanen akan menyebabkan buah berbahaya untuk dikonsumsi
karena mengandung residu insektisida. Seharusnya insektisida disemprotkan jauh-
jauh hari sebelum buah dipanen, sehingga residu insektisidanya sudah terurai
ketika akan dikonsumsi.
c. Berada tidak tepat pada tempatnya; contohnya pupuk urea, saat ditaburkan
kesawah pada saat padi baru berumur beberapa minggu akan menyebabkan padi
tumbuh subur, namun bila urea masuk ke perairan irigasi atau sungai dapat
berdampak pada blooming tumbuhan atau gulma.
Berdasarkan sumber bahan pencemarnya, zat pencemar dapat dibedakan atas:
a. Pencemar kimiawi; yaitu pencemaran yang berasal dari senyawa-senyawa kimia,
misalnya berupa logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida,
detergen, zat radio aktif dan minyak.
b. Pencemar biologi; yaitu pencemaran yang disebebakan polutan dari
mikroorganisme, misalnya pencemaran oleh Escherichia coli, Entamoeba coli, dan
Salmonella thyposa.
c. Pencemar fisik; pencemaran yang disebebakan polutan dari benda-benda fisik
seperti kaleng, botol, plastik, dan karet.
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibedakan atas 3 macam, yaitu: a)
Pencemaran udara; b) Pencemaran air; dan c) Pencemaran tanah.
a) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukannya zat dan komponen lain
ke udara oleh kegiatan yang menyebabkan udara menjadi kurang sehat atau tidak
dapat berfungsi lagi. Udara di lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga
17. 13
tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya.
Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak
kekhawatiran terutama di daerah industri.
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.
Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbon dioksida, dan gas-gas lain. Kandungan elemen senyawa gas dan partikel
dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian
juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan
lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi,
maka udara akan hampa sama sekali. Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan
oksigen berkurang, sementara kandungan karbon dioksida bertambah. Ketika
tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan. Ketika
komposisi gas melebihi ambang batasnya dan dapat menganggu keseimbangan
ekosistem, maka gas tersebut dianggap sebagai polutan. Berikut ini adalah beberapa
polutan yang menyebabkan pencemaran udara, yaitu:
a. Gas H2S; gas ini bersifat racun dan sering ditemukan di kawasan gunung berapi,
gas ini juga dapat dihasilkan dari pembakaran fosil minyak bumi dan batu bara.
b. Gas CO; Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun,
merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar fosil dari
kendaraan bermotor.Gas ini memiliki daya affinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin, sehingga sangat berbahaya bila terhirup dan dapat menyebabkan
kematian karena tubuh kekurangan oksigen.
c. Gas CO2; karbondioksida merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan
keberadaannya di udara untuk menjaga agar bumi tetap hangat dan sangaaat
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai baaaaaahan baku membentuk senyawa organik
pada peristiwa fotosintesis. Dalam keadaan normal, konsentrasi gas ini di udara
adalah 0,033%. Namun bila melebihi batas toleransi dapat menyebabkan
pencemaran udara yang berakibat pada pemanasan global. Hal ini disebabkan gas
18. 14
ini di udara sulit ditembus oleh panas, sehingga panas bumi tidak bisa dilepaskan
ke angkasa dan terperangkap di permukaan bumi.
d. Oksida nitrat (NO2) dan oksida sulfat (SO2); Kedua oksida yang berupa gas berada
di udara dan akan berinteraksi dengan uap air yang mengandung unsur hidrogen
akan membentuk kabut yang bersifat asam. Ketika turun sebagai hujan, pH air
hujan yang rendah dan bersifat asam sehingga disebut sebagai hujan asam. Hujan
asam akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, bangunan menjadi
rapuh dan barang-barang dari logam menjadi lebih mudah berkarat. Pembakaran
bahan bakar fosil seperti menyak bumi dan batubara merupakan penyumbang
meningkatnya oksida nitarat dan oksida sulfat di udara.
e. Partikulat; partikulat merupakan partikel debu di udara terutama disebabkan oleh
asap industri dan pembakaran bahan organik, khususnya kebakaran hutan yang
saat ini sedang banyak terjadi. Tingginya partikulat di udara menyebabkan
penetrasi cahaya matahari ke bumi menjadi terhalang sehingga berdampak pada
terganggunya fotosintesis tumbuhan. Partikulat juga dapat menyebabkan
terganggunya saluran pernapasan kita sehingga dapat menyebabkan penyakit
saluran pernapasan seperti ISPA. Bagi dunia penerbangan, tingginya partikulat di
udara dapat menyebabkan rendahnya jarak pandang sehingga membahayakan
dunia transfortasi udara khususnya.
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya,
nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh
di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan
juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf
tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan
bahkan kematian. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million).
19. 15
b) Pencemaran air
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya zat dan komponen lain ke
badan perairan oleh kegiatan yang menyebabkan fungsi perairan menjadi terganggu.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar yang bersumber dari:
a. Limbah pertanian seperti sisa insektisida dan pupuk sintetis.
b. Limbah domestik, misalnya, sisa detergen.
c. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun di perairan
Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat
kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang
mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan
koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat
penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat
mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi
zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat
pada organisme pemangsa yang lebih besar.
c) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah masuk atau dimasukannya zat dan komponen lain ke
permukaan/dalam tanah oleh kegiatan yang menyebabkan fungsi tanah mengalami
gangguan. Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis polutan, seperti:
a. Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca,
dan kaleng.
b. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan).
c. Zat kimia hasil buangan pertanian, misalnya insektisida.
d. Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
20. 16
2.3.3 Masalah Lingkungan Global dan Nasional
Masalah lingkungan mulai mendapat perhatian yang serius sejak diadakannya
Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm Swedia pada tanggal 5 – 16
Juni 1972, yang kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm dengan motto
hanya ada satu bumi. Dan sekaligus ditetapkannya tanggal 5 Juni sebagai Hari
Lingkungan Hidup Sedunia. Salah satu hasil KTT ini adalah kesepakatan mengenai
keterkaitan antara konsep pembangunan berkelanjutan dengan pengelolaan
lingkungan hidup dengan memandang bahwa faktor kemiskinan menjadi penyebab
utama kerusakan lingkungan. Sehingga perlu adanya kebijakan lingkungan hidup
yang harus terkait dengan kebijakan pembangunan nasional.
Konferensi Tingkat Tinggi Lingkungan hidupdi Stockholm ini kemudian
ditindaklanjuti dengan diadakannya KTT Bumi di Rio de Janeiro Brazil pada tahun
1992 yang merupakan upaya global untuk mengkompromikan kepentingan
pembangunan dan lingkungan dengan jargon Think globally, act locally. Topik yang
diangkat dalam konferensi ini adalah permasalahan polusi, perubahan iklim,
penipisan lapisan ozon, penggunaan dan pengelolaan sumberdaya laut dan air,
meluasnya penggundulan hutan, penggurunan dan degradasi tanah, limbah-limbah
berbahaya serta penipisan keanekaragaman hayati.
Konferensi Tingkat Tinggi tentang lingkungan berikutnya diadakan tahun 2002
di Johannesburg Afrika Selatan yang mengangkat isu pembangaunan berkelanjutan
dan melahirkan kesepakatan yang komprehensip bidang kehutanan. Dan KTT
lingkungan yang terakhir diadakan di Nusa Dua Bali, Indonesia pada tanggal 13 – 15
Desember 2007 yang dikenal sebagai KTT Pemanasan Global. Konferensi di Nusa
Dua Bali ini dijadikan sebagai momentum untuk membangun kesadaran semua warga
bumi untuk berbuat sekecil apapun demi menyelamaaaatkan bumi, tempat yang
menjadi sumber hidup kita bersama.
Saat ini masalah lingkungan merupakan masalah yang sangat vital dalam
menjaga kelangsungan hidup organisme di muka bumi ini. Setidaknya ada beberapa
21. 17
permasalahan serius tentang lingkungan yang perlu mendapat perhatian dan uapya
penyelesaiannya baik secara global, nasional muapun lokal. Permasalahan-
permasalahan lingkungan tersebut diantaranya adalah masalah pemanasan global,
perubahan iklim, deforestasi, pertumbuhan penduduk, penurunan keanekaragaman
hayati, degradasi pantai dan lahan, sampah dan lain sebagainya.
a) Global Warming
Global warming atau pemanasan global merupakan fenomena peningkatan suhu
bumi yang dirasakan hampir seluruh belahan dunia. Peningkatan suhu bumi terutama
disebabkan oleh a) peningkatan kandungan emisi gas rumah kaca; b)
penipisan/kerusakan lapisan ozon; dan c) meningkatnya gas metana di alam.
Karbondioksida merupakan komponen gas di udara yang paling bertanggung
jawab terhadap terjadinya efek rumah kaca (green House effect). Pada keadaan
normal (konsentrasi gas CO2 < 0,003 di udara), keberadaan gas ini sangat dibutuhkan
untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat dan dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
bahan baku dalam proses fotosintesis. Namun dalam jumlah melebihi normal, gas ini
dapat berdampak pada terjadinya pemanasan global. Gas CO2 mempunyai sifat
mampu ditembus oleh cahaya, namun sulit ditembus oleh panas. Hal ini
menyebabkan panas dari bumi tidak dapat dipancarkan dan dilepaskan ke luar
angkasa, namun tetap terperangkap di atmosfer bumi, sehingga suhu bumi menjadi
meningkat. Meningkatnya aktivitas industri dan kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil serta kebakaran hutan menjadi penyebab utama bagi
meningkatnya gas rumah kaca ini di udara.
Selain efek rumah kaca, kerusakan ozon juga dianggap sebagai penyebab
meningkatnya suhu permukaan bumi (pemanasan global). Rusaknya ozon
menyebabkan sinar ultraviolet dari matahari dapat langsung sampai ke bumi,
sehingga bumi menjadi lebih panas. Penggunaan CFC (Clouroflourocarbon) dari
mesin pendingin seperti AC dan freezer serta radiasi reaktor nuklir menjadi penyebab
22. 18
rusaknya lapiran ozon yang berakibat pada menurunnya kemampuan atmosfer dalam
menghalangi penetrasi sinar ultraviolet dari matahari ke bumi.
Faktor penyebab pemanasan global yang lain adalah meningkatnya gas metana
di udara. Meningkatnya proses pembusukan bahan organik menjadi ammonium
dengan melepaskan gas metana, telah memberikan sumbangan bagi meningkatnya
suhu bumi. Timbunan sampah-sampah organik ditempat-tempat pembuangan sampah
dan kotoran ternak telah memberikan andil yang cukup besar bagi peningkatan gas
metana di udara.
Pemanasan global menjadi masalah yang sangat serius dan perlu segera dicari
jalan keluarnya mengingat efek yang ditimbulkannya akan berimbas pada banyak
aspek lingkungan lainnya. Beberapa dampak dari pemanasan global adalah:
1. Perubahan iklim; pemanasan global menyebabkan tekanan udara tidak merata
dengan perbedaan yang ekstrim, sehingga pergerakan udara menjadi sulit
diprediksi dan musimpun menjadi tidak teratur. Hal ini berdampak pada
periodisitas perkembangan tumbuhan.
2. Mencairnya es (gletser) di kutub dan puncak gunung; hal ini menyebabkan volume
air meningkat dan permukaan air laut naik, hal ini dapat mengancam
tenggelamnya pulau-pulau kecil dan terjadinya banjir rob di kawasan pasisir
pantai.
3. Siklus hidrologi menjadi lebih pendek akibat lebih cepatnya air mengalami
kondensasi, sehingga sering terjadi banjir di dataran rendah dan menurunnya curah
hujan di dataran tinggi.
4. Menurunnya keanekaragaman hayati akibat rusaknya habitat bagi banyak flora dan
fauna, khususnya yang memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap suhu
sulitbertahan hidup.
23. 19
b) Deforestasi
Salah satu masalah lingkungan yang serius saat ini adalah deforestasi, dimana
setiap tahunnya hutan mengalami penyusutan yang sangat cepat. Sebagai paru-paru
dunia hutan dengan keberagaman tumbuhannya menyebabkan hutan mampu
mengurangi emisi gas rumah kaca (karbondioksida) di udara dan menghasilkan
oksigen yang sangat dibutuhkan semua mkahluk hidup. Namun ketika keberadaannya
mengalami penyusutan, pada akhirnya akan berpotensi meningkatkan pemanasan
global.
Menurunnya kawasan hutan merupakan akibat dari akitivitas manusia yang
mengeksploitasi hasil hutan untuk kepentingannya ataupun dikonversi menjadi
kawasan pemukiman, pertanian hingga perkebunan monokultur. Pembalakan liar
merupakan penyebab utama mnyusutnya kawasan hutan, dan saat ini pembakaran
hutan untuk dikonversi menjadi lahan perkebunan merupakan masalah yang banyka
menjadi sorotan. Selain hutan mengalami degradasi, juga terjadi pencemaran udara
dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca dan partikulat. Pembukaan kawasan
hutan menjadi kawasan pertanian yang tidak memperhatikan aspek-aspek
keseimbangan ekosistem dan tanpa didahului dengan penilaian Analisis Menggenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), sangat berpotensi menyebabkan:
1. Kawasan menjadi lebih terbuka dan sangat rentan terjadinya erosi yang berdampak
pada menurunnya kesuburan tanah.
2. Menurunnya daya serap air oleh tanah sehingga menurunkan kandungan air tanah.
3. Rawan longsor bagi kawasan yang memiliki kemiringan lahan.
4. Terjadinya banjir di bagian hilir kawasan (terutama bila kawasan yang diubah
tersebut merupakan zona buffer bagi penyerapan air hujan oleh tanah).
5. Menurunnya keanekaragaman hayati (biodiversity) sebagai dampak banyaknya
flora dan fauna yang kehilangan habitatnya).
Masalah utama saat ini adalah banjir. Penyebab utamanya adalah ketidak
mampuan sungai dalam menampung dan mengalirkan air ke wilayah yang lebih
24. 20
rendah dan akhirnya ke laut serta semakin sempitnya lahan terbuka tempat peresapan
air tanah. Banyaknya pemukiman yang dibangun disekitar bantaran sungai akan
mempersempit daerah aliran sungai dan ini berdampak dengan semakin sedikitnya
kemampuan sungai dalam menampung debit air. Hal ini diperparah dengan
pembuangan sampah ke aliran air (sungai dan parit) yang berdampak pada
terhambatnya aliran air sungai. Penutupan permukaan tanah dengan semen dan aspal
menyebabkan terhambatnya peresapan air ke dalam tanah, pada akhirnya hal ini akan
berdampak pada meningkatnya debit air yang harus ditampung oleh sungai. Hal-hal
di atas pada akhirnya akan menyebabkan meluapnya air sungai ke kawasan-kawasan
di sekitar daerah aliran sungai bahkan meluas jauh ke kawasan yang lain.
3) Penurunan Keanekaragaman Hayati
Semakin sempitnya wilayah hutan dan meningkatnya deforestasi
menyebabkan bumi kehilangan banyak sumberdaya hayati yang merupakan sumber
plasma nuftah bagi manusia. Hutan merupakan tempat tersimpannya sumber plasma
nuftah, dengan rusaknya hutan secara tidak langsung, banyak habitat flora dan fauna
akan terganggu bahkan hilang sehingga beberapa spesies flora dan funa dapat
terancam punah. Keanekaragaman hayati perlu di jaga kelestariannya karena
memiliki nilai yang terkandung pada sumberdaya tersebut, antara lain:
a. Nilai ekologis; keanekaragaman hayati turut berperan dalam menjaga
keseimbangan alam. Keberadaan suatu organisme dapat saling mengontrol
populasi dari organisme yang lain. Kita sering mendengar kawasan tanaman
budidaya rusak oleh serangan hama, tetapi kita tidak pernah mendengar hutan
rusak akibat serangan hama. Hutan adalah kawasan yang menyimpan
keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibandingkan kawasan pertanian yang
cenderung monokultur.
b. Nilai ilmiah; alam sebagai sumber plasma nutfah dan dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan.
25. 21
c. Nilai ekonomi; kebutuhan manusia diperoleh dari lingkungannya, untuk itu alam
dapat bernilai ekonomis bagi manusia.
d. Nilai mental-spiritual; kekaguman terhadap keindahan alam akan dapat
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Nilai keindahan (estetika); alam yg mengandung komponen ekosistem yg
seimbang akan menjamin keselarasan proses yang terjadi di dalamnya.
4) Sampah
Sampah atau limbah bisa diartikan sebagai sisa-sisa hasil pengolahan pabrik
ataupun manusia yang mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan
polusi serta menganggu kesehatan. Pada umumnya sebagian besar orang mengatakan
bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang,
namun jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan
penumpukan sampah. Limbah bukanlah suatu hal yang harus dibuang tanpa guna,
karena dengan pengolahan dan pemanfaat secara baik limbah akan menjadi barang
yang lebih berguna dari sebelumya.
Limbah akan menjadi suatu yang sangat berguna dan memiliki nilai jual tinggi
kala limbah diolah secara baik dan benar. Limbah yang tidak diolah akan
menyebabkan berbagai polusi baik polusi udara, polusi air, polusi tanah dan juga
polusi lain yang akan menjadi sarang penyakit. Berdasarkan wujudnya limbah
dibedakan menjadi:
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat
bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
26. 22
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas.
Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan
bermotor. Pembuatan bahan bakar minyak juga menghasilkan gas buangan yang
berbahaya bagi lingkungan
Berdasarkan komponen penyusunnya limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah organik; Limbah organik termasuk pada jenis limbah yang mudah
diuraikan zat-zatnya mejadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan. Limbah
organik bisa berupa sampah rumah tangga, sampah industri yang tidak
menggunakan bahan kimia misalnya sampah sayur-sayuran dan sampah peralatan
yang alami ataupun sampah hasil ternak. Limbah organik dari rumah tangga tidak
hanya berpaku pada sampah-sampah yang berupa hasil olahan makhluk hidup saja
tetapi Limbah apapun asalkan mampu diolah menjadi benda-benda yang lebih
bermanfaat dan dapat diuraikan adalah limbah organik.
b. Limbah anorganik; Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari limbah
pabrik dan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan.
Sumber daya alam yang tidak mampu untuk diuraikan menjadi partikel-partikel
berguna inilah yang dikatakan limbah anorganik. Limbah industri anorganik yang
tidak dapat diuaraikan ini akan berbahaya bagi kesehatan dan menjadi sampah
yang tidak berguna bagi manusia maupun lingkungan sekitar. Limbah rumah
tangga yang berupa benda-benda bekas seperti plastik, kaleng bekas, botol-botol
bekas dan peralatan lain juga dikatakan menjadi limbah anorganik karena limbah
ini tidak mampu diuraikan.
Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik.
b. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry pabrik.
27. 23
c. Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, dan kayu.
d. Limbah konstruksi. Adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang
sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau
perubahan. Material limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi,
baik itu proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and
domolition). Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan
digolongkan dalam domolition waste, sedangkan limbah yang berasal dari
pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau
bangunan komersial), digolongkan ke dalam construction waste.
e. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir,
baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir,
maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit.
Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena
pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
5) Insektisida
Penggunaan insektisida dalam dunia pertanian, saat ini sangat memprihatinkan.
Hal ini disebabkan penggunaan pestisida yang tidak tepat guna dapat berdampak pada
terganggunya keseimbangan lingkungan dan kesehatan manusia. Saat ini beberapa
Negara Eropa telah menghentikan beberapa produk pertanian dari Negara kita akibat
terkontaminasi senyawa berbahaya dan bersifat karsinogenik akibat mengandung
senyawa tertentu dari pestisida yang digunakan untuk membasmi hama. Bagi
keseimbangan lingkungan, penggunaan pestisida yang tidak tepat sasaran dapa
mengganggu keseimbangan lingkungan dengan membunuh predator utama dari hama
tanaman. Punahnya predator alami hama dapat berakibat munculnya predator baru
(introduksi) yang belum tentu efektif memngontrol hama, tetapi dapat juga berpotensi
bagi mengancam organisme lain yang bersifat menguntungkan. Penggunaan pestisida
28. 24
yang berlebihan juga dapat meningkatkan resistensi hama terhadap pestisida tersebut,
sehingga konsentrasi zat beracun tersebut harus terus dinaikkan untuk membasmi
serangga, hal ini sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan biomagnifikasi atau
masuk ke dalam Rantai makanan dan terakumulasi pada atingkat tropic diatasnya.
2.3.4 Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan
Upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan hidup merupakan kebutuhan
yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi. Setiap
orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan
sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak
cucu kita kelak. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil
KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting,
yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki
sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
29. 25
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara
lain:
1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata
Guna Tanah.
2. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
4. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya:
• Menanggulangi kasus pencemaran.
• Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
• Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
• Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Sebagai warg masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) Pelestarian Tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang oleh
aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena
30. 26
tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga
menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka
bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian
tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau
penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
Penanggulangan kerusakan tanah dapat juga dilakukan dengan cara pemilihan
vegetasi penutup lahan, pencegahan erosi, pengaturan kadar garam. pengendalian
keasaman, meningkatkan kelestarian organisme tanah yang menguntungkan,
pencegahan dan remediasi tanah dari kontaminasi dan mineralisasi. Sedangkan
strategi yang dapat digunakan pada bidang pertanian yaitu pengolahan tanah
berkontur, alur penahan angin (windbreak), rotasi tanaman, penggunaan pupuk
alami dan mengistirahatkan lahan
2) Pelestarian Udara
Diketahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya
oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
a. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan
menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer
jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.
31. 27
b. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara
di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman
bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
c. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin
pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika,
adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan
lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan
sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet
ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang
berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya
suhu udara.Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya
lapisan ozon di atmosfer.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara yaitu :
a. Mengurangi penghamburan energi di pabrik
b. Menggunakan energi selain minyak bumi
c. Mengurangi penggunaan mobil pribadi
d. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar
3) Pelestarian Hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi
rusak. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi,
32. 28
melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan
cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
a. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
b. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
c. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
d. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
e. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
5) Pelestarian Laut dan Pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan
biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir
pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang
mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk
melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali bakau di areal sekitar
pantai.
b. Melarang merupakan pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
c. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.
d. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
33. 29
5) Pelestarian Flora dan Fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem
tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu,
kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
a. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b. Melarang kegiatan perburuan liar.
c. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
6) Konservasi Keanekaragaman Hayati
Pada dasarnya konservasi merupakan upaya perlindungan alam yang dikenal juga
sebagai pencagar-alaman. Ada tiga tujuan utama dari perlindungan alam yang
saling berkaitan, yaitu:
a. Memelihara proses ekologi yang essensial dalam mendukung kehidupan.
b. Mempertahankan keanekaragaman gen.
c. Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara terlanjutkan.
Mengingat pentingnya sumberdaya alam ini, GBHN 1993 dengan tegas telah
menyatakan bahwa konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan fauna
serta keunikan alam perlu ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman plasma
nuftah, jenis spesies dan ekosistem. Untuk itu pemerintah akan menyisihkan
sekitar 10% dari ekosistem alam untuk konservasi yang diperlukan sebagai
persediaan plasma nuftah guna pembudidayaannya dalam bentuk suaka alam,
suaka margasatwa, taman nasional hutan lindung dan sebagainya. Pada dasarnya
ada 2 macam bentuk konservasi keanekaragaman hayati, yaitu:
1. Konservasi in-situ: merupakan upaya konservasi hayati dengan
mengembangbiakkan hayati pada habitat aslinya, misalnya konservasi
34. 30
orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Tanjung
Puting; Konservasi Komodo di pulau Komodo; badak di Ujung Kulon, dan
lain-lain.
2. Konservasi ex-situ: merupakan konservasi yang dilakukan diluar habitat
aslinya, misalnya konservasi buaya di Asam Kumbang Medan;
mengembangbiakkan hewan-hewan di kawasan penangkaran, seperti Kebun
Binatang, Budidaya berbagai jenis tumbuhan langka di Kebun Raya Bogor.
Untuk menjawab tuntutan agar keanekaragaman hayati tetap terjaga, pemerintah
telah menetapkan beberapa kawasan sebagai kawasan konservasi. Penetapan
kawasan tertentu menjadi Taman Nasional, Cagar Alam, suaka margasatwa
ataupun hutan lindung, telah memberikan kesempatan bagi kawasan-kawasan
tersebut untuk mempertahankan keanekaragaman hayatinya.
Fokus konservasi keanekaragaman hayati adalah mengelola kekayaan hayati
Indonesia secara berkelanjutan yang meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
agroekosistem dan kawasan produksi secara ex-situ. Upaya pelestarian ini harus
disertai dengan pemeliharaan sistem pengetahuan tradisional dan pengembangan
sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilandasi oleh pembagian
keuntungan yang adil. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi
keanekaragaman hayati dan tanpa mengganggu kebiasaan masyarakat yang
mempunyai ketergantungan terhadap kebiasaan menggunakan sumber hayati
khususnya fauna adalah:
a. Membuat UU perburuan, seperti; batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah
hewan yang boleh diburu, pelarangan menjual-belikan hewan buruan jenis
hewan/umur/jenis kelamin hewan yg boleh diburu.
b. Membiakkan hewan-hewan langka secara ex-situ.
c. Memindahkan hewan langka ke tempat lain yang lebih cocok dan aman.
Solusi lain yang diharapkan dapat mempertahankan keanekaragaman hayati adalah
mempertahankan kearifan lokal yang tanpa disadari bertujuan
35. 31
untukmempertahankan keanekaragaman hayati. Penetapan kawasan lubuk
larangan, hutan keramat, hingga pemanfaatan hutan yang berwawasan lingkungan
yang selama ini dikembangkan oleh masyarakat lokal di pedesaan maupun
pinggiran hutan, ternyata cukup efektif dalam mempertahankan nilai
keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Penetapan lubuk larangan oleh
masyarakat lokal dengan tidak boleh menangkap ikan di kawasan tersebut, dan
hanya boleh dilakukan pada waktu tertentu dan dengan ukuran tertentu, ternyata
mampu menjaga dan memelihara regenerasi ikan dikawasan tersebut agar tetap
terjaga. Demikian pula dengan penetapan hutan keramat atau hutan larangan telah
menjaga kawasan tersebut dari eksploitasi terhadap kawasan hutan tersebut,
sehingga keseimbangan alam dan keberadaan keanekaragaman hayati tidak
terganggu
7) Mengatasi permasalahan limbah sampah
Saat ini kita sedang menggalakkan program 3R, yaitu:
a. Reduce, yaitu kegiatan/perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.
Contoh: Jika berbelanja ke pasar, bawalah tas dari rumah sehingga turut
menghemat pemakaian tas plastik dari toko/penjual. Selain itu bila setiap
orang menggunakan saputangan daripada tissue, di samping akan
mengurangi sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi
penghematan terhadap bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu
dari hutan. Kalau setiap orang melakukan hal tersebut beberapa ton sampah
yang akan terreduksi per bulan dan beberapa hasil hutan dapat
terselamatkan.
b. Reuse, Menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk
tujuan yang sama atau berbeda. Contoh : kaleng bekas minuman digunakan
sebagai tempat pensil, plastik bekas belanja digunakan lagi untuk membawa
belanjaan dilain waktu.
36. 32
c. Recycle, Kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah
materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contoh : mendaur ulang kertas yang
tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap menjadi
tempat alat tulis. Sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat
didaur ulang menjadi kompos (pupuk).