Makalah ini membahas tentang faktor lingkungan yang terdiri dari faktor biotik dan abiotik, pengendalian faktor lingkungan dalam bidang pertanian dan perikanan, serta keterkaitannya dengan pencapaian SDGs.
1. MAKALAH BIOMANAJEMEN
FAKTOR LINGKUNGAN
Dosen Pembimbing :
Darmadi Ahmad S.Pd, M.Si
Kelompok 6
Dinda Adilla 1705111183
Erlien Agina Pricillia 1705114056
Lisa Indriani 1705110616
Jesika Destiana 1705113986
Veny Lusiana Br M 1705122316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Lingkungan”. Shalawat dan salam tidak lupa
disampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya menuju jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat melalui serangkaian dakwah dan
pendidikan yang dilakukan tanpa mengenal lelah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Di dunia
ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca atau para mahasiswa dan
pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Semoga panduan ini bermanfaat bagi para penulis soal.
Pekanbaru, 18 September 2019
Penulis
i
3. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Lingkungan Biotik ................................................................ 3
2.2 Pengertian Lingkungan Abiotik............................................................... 4
2.3 Pengendalian dan pemanfaatan faktor lingkungan dalam
Bidang Pertanian ……………………………………………..................6
2.4 Keterkaitan faktor lingkungan dengan bidang Perikanan..........................6
2.5 Keterkaitan faktor lingkungan dengan SDGs……....................................10
BAB III PENUTUPAN .......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup dari suatu organisme adalah semua faktor biotik dan
abiotik yang potensial mempengaruhi organisme. Lingkungan tersebut juga
merupakan habitat organisme yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang
keduanya secara potensial mempengaruhi kehidupan makluk hidup tersebut. Sebagai
contoh komponen biotik adalah: kompetisi, mutualisme, alelopaty serta beberapa
interaksi antara makluk hidup. Makhluk hidup dalam perkembangan dan
pertumbuhannya tidak dapat hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk hidup lainnya
dalam menjalani kehidupannya.
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain selalu berhubungan dan
mengadakan kontak saling menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil makhluk
hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk hidup itu disebut
parasit.Setiap makhluk hidup juga memerlukan tempat hidup yang sesuai. Tempat
hidup beserta segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup disebut
lingkungan.
Di dalam lingkungan yang sesuai, makhluk hidup mendapat kebutuhan
hidupnya dan menyatu dengan apa yang ada. Tempat makhluk hidup biasa hidup dan
berkembang disebut habitat.Di dalam habitatnya makhluk hidup senantiasa
berinteraksi dengan lingkungannya. kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dikenal dengan nama ekosistem.
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya. Komponen ini membentuk satuan-satuan organisme
kehidupan.Dalam kehidupan di lingkungan sekitar kita terjadi interaksi yang timbal
balik. Interaksi ini terjadi antar sesama organisme atau antara organisme dengan
lingkungannya. ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hasil
interaksi antara organisme dengan lingkungannya. dalam ekosistem terdiri dari faktor
abiotik dan biotik. Kedua faktor inilah yang akan mempengaruhi interaksi dan
keberlangsungan makhluk hidup.Lingkungan hidup hewan adalah segala sesuatu
yang ada disekeliling hewan dimana ia beraktivitas , berinteraksi dan beradaptasi.
Lingkungan hewan pada dasarnya merupakan totalitas dari beraneka faktor biotik dan
abiotik (Sukarsono 2012).
Faktor lingkungan adalah setiap faktor yang berpengaruh pada kehidupan
suatu organisme dalam proses perkembangannya. Faktor pada umumnya dibagi
5. 2
menjadi faktor-faktor yang bersifat fisik dan biologi (syafei:1990 dalam
kusamah:2013). Faktor abiotic misalnya: tanah, udara, ruang, medium tempat
menempel hewan, cuaca, iklim, suhu. Sedangkan faktor biotik seperti hewan lain baik
sesame spesies maupun berlainan spesies, tumbuhan dan mikroba yang terdapat
disekitar hutan itu(Sukarsono 2012).
Antara hewan dan lingkungannya terdapat hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi. Bukan hanya lingkungan saja yang besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan hewan untuk hidup, dan berkembang biak, namun sebaliknya
lingkungan pun dapat berubah olehkarena itu kehadiran serta dampak aktivitas
hewan. Faktor lingkungan yang dapat memberi kesejahteraan pada hewan dan
berubah kondisinya tersebut terjadi pada beberapa faktor lingkungan saja. Faktor
lingkungan seperti inilah yang disebut sebagai sumber daya lingkungan bagi hewan
tersebut(Sukarsono 2012)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor lingkungan dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian?
2. Bagaimana faktor lingkungan dapat dimanfaatkan dalam bidang perikanan?
3. Bagaimana keterkaitan faktor lingkungan dengan SDGs ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang bermanfaat dalam bidang
pertanian.
2. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang bermanfaat dalam bidang
perikanan.
3. Untuk mengetahui keterkaitan faktor lingkungan dengan SDGs.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lingkungan biotik
Lingkungan hidup adalah sebagai tempat hidup dan berinteraksinya manusia
dengan makhluk hidup lain dipermukaan bumi. Diatas lingkungan hidup ini kita
menjalankan kehidupan setiap harinya. Untuk hidup kita memerlukan sumberdaya
alam . lingkungan hidup pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan abiotik.
Biotik adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan. Komponen
biotik meliputi semua faktor hidup yaitu : kelompok organisme produsen, konsumen,
dan pengurai.
Komponen lingkungan biotik menurut fungsinya terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan
sendiri melalui proses fotosintesis, dengan demikian kelompok produsen
ditempati tumbuhan yang berklorofil.
2. Konsumen
Kelompok konsumen merupakan makhluk hidup yang mampu
memanfaatkan hasil pengolahan makanan dari kelompok produsen. Kelompok
konsumen tidak memiliki kemampuan untuk membuat makanan sendiri.
Kelompok konsumen terdiri dari manusia dan hewan. Kelompok hewan
dibedakan menjadi herbivore, karnivora, dan karnivora. Herbivore merupakana
kelompok hewan pemakan tumbuhan. Karnivora merupakan kelompok hewan
pemakan daging. Omnivore adalah kelompok hewan pemakan tumbuhan dan
daging.
Dalam rantai makanan kelompok herbivora, karnivora, dan omnivore
menempati tingkatan konsumen yang berbeda. Hewan yang memakan
tumbuhan menempati kedudukan sebagai konsumen tingkat pertama.
Kelompok karnivora menempati kedudukan sebagai konsumen tingkat kedua.
Kelompok omnivore menempati konsumen tingkat tiga.
3. Pengurai
Kelompok pengurai merupakan golongan organisme yang berperan
dalam menguraikan sisa-sisa jasad mati dari organisme lain. Kelompok
7. 4
pengurai, misalnya bakteri dan jamur. Hasil penguraian organisme ini akan
kembali menjadi unsur hara yang menyuburkan tanah.
2.2 Pengertian lingkungan Abiotik
Abiotik adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti udara, air,
iklim, kelembaban, dan cahaya. Komponen abiotik adalah komponen yang tidak
hidup atau benda mati. Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen
abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan
manusia. Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu : bernafas,
tumbuh, berkembang biak, makan dan minum, melakukan ekskresi, beradaptasi
dengan lingkungannya. Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga
biotik dapat hidup dan melakukan aktifitas. Faktor-faktor abiotik diantaranya adalah :
1. Air
Air meupakan sumber kehidupan. Air sangat dibutuhkan makhluk hidup
untuk melangsungkan kehidupan, air digunakan manusia dan makhluk hidup
lainnya untuk berbagai keperluan. Air digunakan manusia untuk minum, mandi,
dan mencuci. Bagi hewan, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
minum. Bagi tumbuhan air,berperan untuk melarutkan unsur-unsur hara yang
diserap oleh akar.
Sekitar 80-90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut, untuk meenjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari
kekeringan. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan,
dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan
sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan.
Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut
dan pelapuk.
2. Tanah
Tanah merupakan bagian dari lapisan atas permukaan bumi. Tanah
terbentuk dari proses pelapukan batuan. Tanah dalam kehidupan berfungsi
sebagai tempat tinggal makhluk hidup dan menyediakan beragam bahan tambang
yang dibutuhkan manusia.
Tanah juga menyediakan beragam mineral atau unsur hara yang
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak
adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan
bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan
dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari.
8. 5
3. Udara
Kehidupan dipermukaan bumi dapat berjalan dengan baik, salah
satunya karena adanya udara. Udara menyelimuti permukaan bumi. Lapisan
udara yang menyelimuti permukaan bumi disebut atmosfer.
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan
sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. Angin diturunkan oleh pola tekanan
yang luas dalam atmosfer yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah
panas dan dingin pada atmosfer. Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2,
78%), oksigen (O2, 21%), karbondioksida (CO2, 0,03%), dan gas lainnya. Jadi,
gas nitrogen merupakan penyususn udara terbesar di atmosfer bumi.
4. Sinar matahari
Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari termasuk bintang
terdekat dengan bumi. Oleh karena itu, pancaran sinar matahari dapat sampai ke
permukaan bumi.
Sinar matahari berperan bagi kehidupan di permukaan bumi. Bagi
tumbuhan, sinar matahari berperan untuk membantu proses fotosintesis.
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
5. Suhu
Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan
energi untuk meregulasi temperature dalam tubuhnya.
Pada umumnya makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada
kisaran suhu 0o
C-40o
C, hanya makhluk hidup tertentu saja yang dapat hidup
dibawah 0o
C atau diatas 40o
C, hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu
dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan
(tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standard
an biasanya diekspresikan dalam skala derajat celcius.
6. Garam
Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme teresterial beradaptasi dengan lingkungan
dengan kandungan garam tinggi.
9. 6
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya
akan mematikan tumbuhan itu. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya
hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau dipantai yang tahan terhadap
lingkungan berkadar garam tinggi.
7. Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional, dan lokal. Iklim mikro meliputi
iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2.3 Pengendalian dan pemanfaatan faktor lingkungan dalam Bidang Pertanian
1. Cara Mempertahankan Suhu, Intensitas Radiasi Matahari, dan Kelembaban
Udara pada Tanaman
Pengaruh negative suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui
perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi). Penelitian
dengan cara menutupi tanah menggunakan mulsa plastik hitam perak ternyata
dapat mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan suhu tanah, dan
mengurangi kisaran suhu tanah, mengendalikan pertumbuhan gulma disekitar
tanaman, memperbaiki aerasi tanah sehingga akar dapat berkembang dengan
baik, dan pertumbuhan tanaman akan leboh subur, menstabilkan suhu iklim
mikro yang ada disekitar tajuk tanaman, proses fisiologis tanaman terutama
fotosintesis akan meningkat karena pendistribusian cahaya di dalam tajuk
tanaman lebih merata oleh adanya pla stik warna perak (mengurangi kasus
mutual shading).
2. Cara Mengendalikan Air pada Pertanian Hidroponik
Pengaruh negatif dari tanah dapat diatasi melalui penerapan
penanaman menggunakan metode hidroponik. Cara ini terbilang efektif
karena kita bisa mengatur banyak sedikitnya nutrisi yang diperlukan oleh
tanaman. Lain halnya jika menggunakan media tanah, kita tidak mengetahui
secara pasti kandungan yang terdapat dalam tanah sehingga penanaman
menggunakan media dirasa kurang efektif dibandingkan dengan
menggunakan media air.
2.4 Keterkaitan faktor lingkungan dengan bidang Perikanan
Faktor abiotik yang memengaruhi perikanan
1. Cahaya
10. 7
Cahaya merupakan salah satu faktor yang menentukan distribusi klorofil-
a di laut. Di laut lepas, pada lapisan permukaan tercampur tersedia cukup
banyak cahaya matahari untuk proses fotosintesa. Sedangkan di lapisan yang
lebih dalam, cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang sedikit bahkan tidak
ada sama sekali. Ini memungkinkan klorofil-a lebih banyak terdapat pada
bagian bawah lapisan permukaan tercampur atau pada bagian atas dari
permukaan lapisan termoklin jika dibandingkan dengan bagian pertengahan
atau bawah lapisan termoklin. Fotosintesa fitoplankton menggunakan klorofil-
a, c, dan satu jenis pigmen tambahan seperti protein-fucoxanthin dan peridinin,
yang secara lengkap menggunakan semua cahaya dalam spektrum
tampak. Pada panjang gelombang 400 – 700 nm, cahaya yang diabsorbsi oleh
pigmen fitoplankton dapat dibagi dalam: cahaya dengan panjang gelombang
lebih dari 600 nm, terutama diabsorbsi oleh klorofil dan cahaya dengan panjang
gelombang kurang dari 600 nm, terutama diabsorbsi oleh pigmen-pigmen
pelengkap/tambahan (Levinton, 1982).
2. Temperatur
Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur,
benih sampai ukuran dewasa. Suhu air akan berpengaruh terhadap proses
penetasan telur dan perkembangan telur. Rentang toleransi serta suhu optimum
tempat pemeliharaan ikan berbeda untuk setiap jenis/spesies ikan, hingga stadia
pertumbuhan yang berbeda. Suhu memberikan dampak sebagai berikut
terhadap ikan :
a. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan peningkatan suhu
b. Peningkatan aktivitas metabolisme ikan
c. Penurunan gas (oksigen) terlarut
d. Efek pada proses reproduksi ikan
e. Suhu ekstrim bisa menyebabkan kematian ikan.
(Anonim, 2009. SITH ITB)
Distribusi temperatur di permukaan laut cenderung membentuk zonasi,
bervariasi secara horisontal sesuai garis lintang dan secara vertikal sesuai
kedalaman. Temperatur juga penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyebaran organisme.
3. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan
11. 8
garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu,
air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3
sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
4. Oksigen Terlarut (DO)
DO merupakan zat pengoksidasi yang kuat dan berperan penting dalam
pernapasan tumbuhan dan hewan, secara alami kelarutannya dalam air laut
cukup untuk membuat ikan dan biota hidup di dalamnya. Akan timbul masalah
bilamana konsentrasinya berubah sehingga mencapai angka di luar batas angka
kenormalan dalam suatu perairan. Penurunan konsentrasi oksigen ini biasanya
disebabkan oleh terjadinya perubahan kualitas perairan sebagai akibat
banyaknya bahan pencemar yang mengalir ke dalam perairan (Ruyitno et al.,
2003).
Penurunan kadar oksigen terlarut dalam air dapat menghambat aktivitas
ikan. Oksigen diperlukan untuk pembakaran dalam tubuh. Kebutuhan akan
oksigen di antara tiap spesies tidak sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
struktur molekul sel darah ikan yang mempunyai hubungan antara tekanan
partial oksigen dalam air dengan keseluruhan oksigen dalam sel darah (Brown
and Gratzek, 1980) .
5. pH
Suatu skala atau ukuran untuk mengukur keasaman atau kebasahan
larutan dinamakan PH, nilainya bervariasi antara 0-14 dengan batas normal ada
pada nilai 7. Air laut umiumnya memiliki nilai PH di atas 7 yang berarti bersifat
basa, namun dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah
sehingga menjadi bersifat asam. Perubahan nilai PH yang demikian
berpengaruh terhadap kualitas perairan yang pada akhirnya berdampak terhadap
kehidupan biota di dalamnya (Ruyitno et al., 2003).
Konsentrasi pH mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jazad renik. Perairan yang asam cenderung
menyebabkan kematian pada ikan. Hal ini disebabkan konsentrasi oksigen akan
rendah sehingga aktifitas pernapasan tinggi dan selera makan berkurang
(Ghufron dan Kordi, 2005).
pH air laut umunya berkisar antara 7.6 – 8.3 dan berpengaruh terhadap
ikan. Nilai pH biasanya dipengaruhi oleh laju fotosintesa, buangan industri
serta limbah rumah tangga. Kisaran pH dalam perairan alami, sangat
12. 9
dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida yang merupakan substansi asam.
Fitoplankton dan vegetasi perairan lainya menyerap karbondioksida dari
perairan selama proses fotosintesa berlangsung sehingga pH cenderung
meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari.
6. Kedalaman
Kondisi bathymetri memberikan informasi mengenai tingkat kedalaman
suatu perairan dan topografi lautnya. Kondisi ini mempunyai hubungan dengan
keadaan sirkulasi air misalnya peristiwa pusaran eddy, daerah frontal dan area
upwelling yang sangat penting untuk menemukan daerah yang potensial untuk
menangkap ikan.
Faktor kedalaman sangat berpengaruh dalam pengamatan dinamika
oseanografi dan morfologi pantai seperti kondisi arus, ombak, dan transpor
sedimen. Hutabarat dan Evans (1984) mengemukakan bahwa kedalaman
berhubungan erat dengan stratifikasi suhu vertikal, penetrasi cahaya, densitas
dan kandungan zat-zat hara. Dengan hubungan yang erat tersebut
memungkinkan suatu kondisi yang membentuk ciri khas tersendiri dimana
ikan-ikan pelagis berkembang habitatnya atau berassosiasi pada jarak
kedalaman tertentu.
7. Arus
Arus merupakan salah satu parameter oseanografi fisika yang digunakan
dalam mempelajari sirkulasi dan hidrodinamika dari suatu perairan laut. Arus
laut adalah proses pergerakan massa air laut ke arah vertikasl maupun
horizontal yang mengakibatkan adanya keseimbangan distribusi massa dan
temperatur. Gerakan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor dominan seperti
pasang surut, angin, dan perbedaan densitas.
Arus dan perubahannya sangat penting dalam operasi penangkapan,
perubahan dalam kelimpahan dan keberadaan ikan (Laevastu dan Hayes, 1981).
Ikan bereaksi secara s dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus.
Ikan juga ternyata memanfaatkan arus laut untuk melakukan pemijahan,
mencari makan ataupun sehubungan dengan proses-proses pengambangannya.
Hal ini dapat dilihat pada larva ikan yang hanyut dari areal
pemijahan (spawning ground) menuju areal pembesaran (nursery groud) yang
berdekatan dengan areal nmakan (feeding area) mereka (Gunarso, 1985).
8. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan bahan-bahan yang terdapat
13. 10
dalam perairan. Kekeruhan air dapat disebabkan oleh lumpur, partikel tanah,
serpihan tanaman, dan fitoplankton. Kekeruhan yang tinggi mengakibatkan
pertumbuhan organisme yang menyesuaikan diri pada air yang jernih menjadi
terhambat dan dapat pula menyebabkan kematian karena mengganggu proses
respirasi (Hutagalung et al., 1997).
9. Upwelling
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke
lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih
dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji,
1993). Menurut Barnes (1988), proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga
bentuk yaitu :
Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat disebabkan
karena terjadinya proses air naik (upwelling). Karena gerakan air naik ini
membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas yang tinggi dan tak
kalah pentingnya zat-zat hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat naik ke
permukaan. (Nontji, 1993).
2.5 Keterkaitan faktor lingkungan dengan SDGs
a. Zero hunger
tujuan ke-2 ini memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari
target tersebut adalah untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan
pangan dan gizi baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Jadi
keterkaitan antara factor lingkungn dengan SDGs adalah ketika upaya
pengendalian fator lingkungan seperti air kelembapan, suhu serta yang
lainnya dalam bidang pertaian dapat pula mewujudkan tercapainya target
SDGs yakni pertanian yang berkelannjutan.
b. Clean water and sanitation.
Tujuan ke-6 memiliki target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menjmin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan
sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Keterkaitannya dengan factor
lingkungan adalah pengelolaan air yang menjadi tujuan atau target dari SDGs
yaitu pengelolaan salah satu factor lingkungan yaitu air.
c. Life below water
Tujuan ke-14 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari
target tersebut adalah untuk melestarikan dan memanfaatkan secara
berkelanjutan sumber daya kelautan dan memanfaatkan pembangunan
berkelanjutan. Tentunya agar sumber daya kelautan itu dapat berkelanjutan
ialah dengan pengendalian factor lingkungan juga. Jadi factor lingkungan
14. 11
dapat mempengaruhi apakah sumber daya kelautan dapat dimanfaatkan atau
tidak dengan tepat.
d. Life on land
Tujuan ke-15 memiliki 12 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari
target tersebut adalah melindungi, merotasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan pengguguran, memulihkan degradasi lahan, serta
menghilangkan keanekaragaman hayati. Ekosistem tentu erat kaitannya
dengan factor lingkungan yang mempengaruhi keberlangsungan ekosistem
dan kelestarinnya.
15. 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Factor lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu factor biotik dan factor abiotic.
Biotik adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan. Komponen
biotik meliputi semua faktor hidup yaitu : kelompok organisme produsen,
konsumen, dan pengurai. Abiotik adalah salah satu komponen atau faktor dalam
lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa
seperti udara, air, iklim, kelembaban, dan cahaya. Komponen abiotik adalah
komponen yang tidak hidup atau benda mati.
Pengendalian dan pemanfaatan faktor lingkungan dalam Bidang Pertanian
contohnya seperti Cara Mempertahankan Suhu, Intensitas Radiasi Matahari, dan
Kelembaban Udara pada Tanaman dan Cara Mengendalikan Air pada Pertanian
Hidroponik.
Keterkaitan faktor lingkungan dengan bidang Perikanan seperti pada
factor abiotic taitu cahaya, temperature, salinitas air, oksigen terlarut, pH,
kedalaman,arus, kekeruhan, dan upwelling.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini kita semua bisa lebih mengetahui dan
memahami tentang pemanfaatan factor lingkungan. Dengan penulisan nakalah ini
kami menyadari bahwa masih terdapat kekuarangan dan kesalahan. Oleh karena
itu kami juga membutuhkan saran yang membangun dari pembaca, dengan itulah
kami bisa membuat makalah ini dengan baik.
16. 13
DAFTAR PUSTAKA
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Zoer’aini Djamal Irwan. 1991. Prinsip – Prinsip Ekologi EKOSISTEM. Fakultas Arsitektur
Lanskep Universitas Trisakti: Jakarta
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/05/konsep-faktor-lingkungan.html