Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan lingkungan dan dampak eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa interaksi antar komponen ekosistem diperlukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan, namun eksploitasi berlebihan oleh manusia dapat mengganggu keseimbangan tersebut dan menimbulkan berbagai dampak negatif seperti fragmentasi habitat, gangguan aliran energi, dan hilangnya
1. TUGAS IPA
Nama : Ridho Oky Ardiansyah
No : 26
Kelas : XII MEKA B
SK: 3. Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan AMDAL
KD: 3.2 Menjelaskan konsep keseimbangan lingkungan
A. KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan segala yang mengelilingi suatu organisme dan
mempengaruhi cara hidup organisme tersebut.
Keseimbangan lingkungan dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk
mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia,serta kemampuan lingkungan
dalam menjaga kestabilan kehidupan di dalamnya.Keseimbangan lingkungan dapat
tercapai ketika interaksi antara organisme dan faktor lingkungan dan interaksi antar
komponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.
Daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung
kelangsungan hidup makhluk hidup didalamnya.Lingkungan juga mampu untuk
mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat
gangguan atau kerusakan sampai batas tertentu yang disebut dengan daya lenting
lingkungan
1. Interaksi Antarkomponen Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Pada lingkungan yang seimbang akan terbentuk suatu ekosistem yang
stabil.Seperti lingkungan, ekosistem merupakan suatu system yang dinamis. Aktivitas
dan interaksi antar komponen ekosistem memungkinkan proses kehidupan terus
berlangsung dan berkesinambungan.
Interaksi antarkomponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat
kita lihat pada peristiwa rantai makanan dan jaring-jaring makanan.Adanya interaksi
yang saling membutuhkan antar komponen biotik di rantai makanan dan jaring-jaring
makanan ,menyebabkan tidak aka nada satupun komponen biotik yang populasinya
akan bertambah terlalu cepat atau menurun drastis.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik ,keseimbangan
lingkungan akan etrcipta bila interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan.Faktor-faktor lingkungan dapat
menjadi faktor penentu penyebaran organisme di muka bumi.Setiap jenis organisme
memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap berbagai faktor
2. lingkungan.Akibatnya,ada jenis organisme tertentu yang hanya mampu menempati
lingkungan dengan kondisi tertentu pula. Apabila faktor lingkungan mrngalami
fluktuasi yang demikian drastis, populasi organisme yang ada pada lingkungan
tersebutpun akan terpengaruh.
Suksesi
Suksesi adalah perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi
akibat adanya gangguan pada komunitas tersebut
Di alam terdapat dua macam suksesi,yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder
a) Suksesi primer
Suksesi primer adalah proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi
pada suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada kehidupan
Contoh, pulau vulkanis baru seperti anak krakatau,area yang semula tertutup
lapisan es Pada proses suksesi primer, tidak banyak organisme
berperan.Umumnya hanya organisme yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi
dan luas saja yang mampu tumbuh dan berkembang pada area tersebut seperti
lumut dan lichenes Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian
membentuk suatu ekosistem dinamakan organisme pionir atau spesies pionir.
b) Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi
kemudian mengalami gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang
ada di area tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh .Pada
umumnya area yang mengalami gangguan dapat kembali pulih seperti keadaan
semula , contoh, hutan yang mengalami penebangan,yang akan bisa pulih kembali
jika tidak diganggu lagi.
c) Komunitas klimak
Komunitas klimak adalah komunitas yang dihasilkan dari proses
suksesi,bersifat stabil dan memiliki tingkat keseimbangan lingkungan yang tinggi
dan umumnya didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang seperti
pohon-pohon besar
2. Dampak eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem
Dibandingkan dengan komponen biotik lainnya, manusia merupakanjenis
organisme yang memiliki pengaruh yang kuat di bumi ini. Dengan kemampuannya
untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia memiliki pengaruh besar dalam
memanipulasi ekosistem. Kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan
dan mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkannya, menyebabkan populasi
manusia meningkat dengan cepat.
3. Meningkatnya populasi manusia, juga meningkatkan ancaman terhadap
keseimbangan lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan,
seperti membakar hutan, memberantas hama dengan bahan kimia, mengubah
berbagai ekosistem alami menjadi ekosistem buatan, memberikan dampak negatif
pada ekosistem. Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negatif terhadap
ekosistem akibat eksploitasi berlebihan oleh manusia.
1) Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Meningkatnya populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak
lahan yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan
untuk pertanian, tempat tinggal, industri, dan lain sebagainya. Penggunaan lahan
yang tidak memperhatikan efek ekologis dapat menyebabkan rusaknya atau
berkurangnya habitat alami bagi organisme di lahan tersebut. Fragmentasi habitat
misalnya terjadi pada hutan yang ditebangi atau dirambah, sehingga menyisakan
kawasan hutan yang kecil. Selain itu, pembangunan jalan melintasi hutan juga
menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat pada kawasan hutan. Hutan yang
ditebang atau dirambah memberikan dampak antara lain perubahan pada struktur
komunitas hutan dan kematian pohon yang berada di pinggiran hutan akibat
tingginya paparan angin dan cahaya matahari. Pembukaan jalan melintasi hutan
juga memberikan dampak negatif, seperti polusi suara (kebisingan akibat
kendaraan), dan kemungkinan penggunaan lahan di pinggiran jalan untuk
berbagai kebutuhan manusia, seperti pembangunan rumah, kawasan industri, dan
area komersil.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain
seperti kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal
dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.
2) Terganggunya Aliran Energi di Dalam Ekosistem
Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan aliran energi dalam ekosistem tersebut.
Contohnya, ketika proses penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka
kawasan hutan kemudian ditanami dengan satu jenis tumbuhan (sistem
monokultur). Hal tersebut menyebabkan aliran energi yang semula bersifat
kompleks, yaitu antara berbagai jenis produsen (pohon-pohon besar dan kecil),
konsumen (berbagai macam hewan), detritivora (jamur, bakteri, dan sebagainya),
menjadi aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen (contohnya
padi), beberapa konsumen, dan detrititivor.
4. 3) Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotik secara berlebihan untuk membunuh
populasi organisme yang merugikan (hama atau patogen) dapat menyebabkan
munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik
tersebut. Aplikasi pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya
populasi hama yang kebal terhadap pestisida tersebut. Hama yang tidak atau
kurang sensitif (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu dapat bertahan dari
penggunaan pestisida tersebut. Pada akhirnya, populasi hama yang bertahan hidup
dan mampu berkembang biak merupakan hama yang kebal (resisten) terhadap
pestisida jenis tersebut.
Demikian juga adanya jika antibiotik digunakan secara berlebihan, yaitu
dalam dosis yang terlalu tinggi atau frekuensi yang terlalu sering. Populasi spesies
patogen yang dapat bertahan dari dosis antibiotik tersebut akan berkembang biak
menghasilkan populasi spesies patogen yang kebal. Sehingga penggunaan
antibiotik dalam dosis yang sama sudah tidak membunuh populasi spesies
patogen yang terbentuk.
4) Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Setiap organisme memiliki peran penting di dalam suatu ekosistem.
Hilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam
ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator
seperti burung, ular, dan sebagainya dapat meningkatkan populasi organisme lain,
misalnya tikus yang memakan padi. Akibatnya, populasi padi akan menurun dan
hasil panen akan berkurang.
5) Introduksi Spesies Asing
Introduksi atau masuknya spesies dari satu ekosistem ke dalam ekosistem
lainnya biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia.
Contohnya,introduksi tanaman gandum, singkong, dan beberapa tanaman
pertanian lainnya. Namun, introduksi spesies asing juga dapat merugikan, karena
terkadang di dalam ekosistem yang baru, spesies tersebut tidak memiliki predator
alami. Meledaknya populasi tanaman eceng gondok yang menjadi gulma bagi
perairan di sekitar kita, merupakan contoh introduksi spesies yang merugikan
akibat tidak adanya predator alami. Serangga Neochetine eichhorniae yang
merupakan predator tanaman eceng gondok dan dapat mengendalikan populasi
eceng gondok di perairan tidak hidup di Indonesia.
6) Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Kayu, tanduk, gading, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut digolongkan ke dalam sumber
5. daya alam yang dapat diperbaharui karena berasal dari organisme yang dapat
berkembang biak. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan
eksploitasi secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya
alam tersebut. Contohnya, penebangan pohon secara liar menyebabkan kayu
berkualitas balk semakin berkurang. Semakin sedikitnya jumlah pohon
berkualitas balk menyebabkan pohon-pohon yang kualitasnya kurang balk dan
umurnya belum cukup untuk ditebang juga ikut tereksploitasi. Hal tersebut
menyebabkan kualitas kayu dan tingkat regenerasi semakin menurun.
7) Terganggunya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia
juga akan ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia di dunia bepengaruh
terhadap daur biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat
semakin banyaknya penggunaan bahan bakar. Melimpahnya senyawa CO, yang
dihasilkan dari proses pembakaran dapat memberikan efek buruk, salah satunya
adalah pemanasan global.
3. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat dan akuatik.
1. Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat
Ekosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma
yang ada di seluruh belahan bumi, yaitu hutan, padang rumput, taiga, tundra,
gurun, dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian
besar terjadi pada ekosistem hutan. Ekosistem hutan, khususnya ekosistem hutan
hujan tropis memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Didalamnya,
terdapat berbagai macam organisme yang masing-masing memiliki peran penting
bagi keseimbangan ekosistem.
Selain itu,di dalam ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat yang
bermanfaat bagi kesehatan terdapat di alam hutan. Salah satu peran penting
keberadaan hutan bagi organisme di bumi, yaitu keberadaan pohon-pohon dan
tumbuhan lain yang dapat menyediakan gas oksigen bagi organisme di dunia.
Sejalan dengan banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka
semakin banyak juga manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk
kesejahteraan hidupnya.
Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga
menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan over eksploitasi
hutan. Saat ini, semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan
secara berlebihan dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan
hutan secara acak dalam jumlah besar untuk industri furnitur atau industri kertas,
6. dan pembakaran hutan untuk area persawahan secara terus‑ menerus
menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional
maupun global. Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi
karbon dioksida terbesar karena vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk
melakukan fotosintesis. Ketika banyak wilayah hutan hilang, ditambah dengan
tingginya buangan gas karbon dioksida dari berbagai aktivitas manusia, maka gas
karbon dioksida akan terakumulasi di atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam
jumlah berlebih di atmosfer dapat menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara
secara global sehingga dapat mengubah pola iklim bumi.
Salah satu efek dari peningkatan suhu global adalah mencairnya es di kutub.
Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi
keseimbangan ekologis di seluruh bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon
secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak adanya
tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang
dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah
hilangnya daerah resapan air.
Hutan merupakan daerah resapan air hujan yang paling besar karena akar
pohonpohon dan tumbuhan hutan lainnya mampu menyerap dan menyimpan air.
Hilangnya populasi tumbuhan di hutan dan daratan lainnya menyebabkan air
hujan yang jatuh ke tanah tidak terserap, tetapi ikut terbawa bersama tanah
menuju perairan atau disebut dengan peristiwa erosi. Sebagai akibatnya, tanah
menjadi tandus dan kering.
2. Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Akuatik
Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan.
Ekosistem akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat
mengalami hal yang serupa.Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa
penangkapan organisme laut secara berlebihan. Penangkapan organisme laut,
seperti ikan konsumsi maupun ikan hias, dan pengambilan terumbu karang dapat
menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut.
Organisme yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang
demikian rapuh terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah
terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih.
Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18-30°C.
Kenaikan suhu sebesar 1°C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan
terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan hilangnya tempat
tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.
7. Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah
penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata
perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila daerah wisata
tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan
organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai
di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah
terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah
tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.
4. Upaya Menjaga Keseimbangan lingkungan
Lingkungan yang dieksploitasi secara berlebihan dapat berakibat menurunnya
kualitas linkungan. Perlu dilakukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan
diantaranya adalah :
a. Penghematan penggunaan kertas, tissue, dan semua hal yang diproduksi dari
bahan baku dari hutan.Hematlah Kertas dengan mengurangi penggunanya dan
mendaur ulangnya.
b. Penghematan Penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan.
Penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga juga harus dikurangi
karena dapat mencemari lingkungan. Contohnya, penggunaan deterjen yang
berlebihan dapat mengganggu aliran energy di dalam ekosistem perairan, seperti
sungai atau danau, karena memicu ledakan populasi ganggang. Kita juga dapat
berperan serta dalam menjaga daur air di bumi ini dengan tidak memboroskannya
dan membangun daerah resapan air di halaman rumah.
c. Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah dan mendaur ulangnya.
d. Penghematan penggunaan bahan bakar.
e. Menghentikan jual beli berbagai spesies hewan dan tumbuhan langka.
f. Tidak membakar hutan untuk membuka lahan.
g. Penerapan sistem bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan.
Salah satu upaya menerapkan system bercocok tanam yang memperhatikan
aspek lingkungan adalah dengan mengendalikan hama secara alami dengan
metode biological control, yaitu menggunakan musuh alami dari hama. Pestisida
pun masih bisa digunakan untuk membasmi hama, namun penggunaannya harus
secara bijaksana dengan mempertimbangkan komposisi bahan kimia pestisida,
waktu dan rentang waktu penggunaanya, serta dosis yang digunakan. Upaya ini
untuk mencegah populasi hama yng resisten. Pestisida yang digunakan juga
sebaiknya yang spesifik terhadap hama target sehingga tidak membunuh organism
lain yang bukan hama. Pilihlah pestisida dengan komposisi bahan kimia yang
ramah lingkungan dan dapat terurai di alam .
8. h. Pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan. Pembangunan jalan
yang membelah hutan misalnya,harus memperhatikan konsekuensi lebih lanjut
terhadap kemungkinan kerusakan lingkungan. Analisis mengenai dampak
negative pembangunan terhadap lingkungan perlu dilakukan sebelum rencana
pembangunan dijalankan. Ini merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan
lingkungan dengan mencari solusi yang terbaik.
i. Pengawasan produk impor untuk mencegah masuknya species asing yang
merugikan.
Upaya untuk mencegah masuknya spesies asing ke dalam negeri ini dapat
dilakukan dengan pengawasan yang ketat oleh pemerintah terhadap berbagai
produk impor. Buah-buahan yang di impor misalnya, dapat saja mengandung telur
hama yang sebelumya tida ada di Indonesia. Hama ini kemudian berkembang biak
dan merusak pertanian di Indonesia. Tentu saja proses pengawasan bisa berjalan
baik bila disertai dengan penegakan hukum yang tegas dan adil.
j. Penegakan hukum yang tegas bagi perusak lingkungan.
Penegakan hukum yang tegas dan adil juga perlu dilakukan terhadap
perambah dan penebang hutan liar. Menjaga kelestarian hutan adalah hal
terpenting yang perlu dilakukan.
k. Reboisasi, tebang pilih dan menghindari illegal loging/penebangan liar.
l. Mencegah perburuan hewan dan penangkapan ikan secara liar.