SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
SISTEM PERKEMIHAN 
Pernahkah anda mendengar 
istilah system perkemihan? Jika pernah 
coba tuliskan apa yang anda ketahui 
tentang sistem perkemihan pada 
kolom berikut ini 
................................................................ 
.............................................................................. 
.............................................................................. 
............................................................................. 
Bagaimana apakah sudah 
selesai anda menuliskannya, sekarang 
cocokkan jawaban anda dengan uraian 
berikut ini: 
Sistema urinaria terdiri atas: 
- Ginjal, yang mengeluarkan 
sekret urine, 
- Ureter, yang menyalurkan urine 
dari ginjal ke kandung kencing, 
Kandung kencing, yang bekerja 
sebagai penampung, dan 
Uretra, yang mengeluarkan 
urine dari kandung kencing. 
Ginjal terletak pada dinding posterior 
abdomen, terutama di daerah lum­bal, 
di sebelah kanan dan kiri tulang 
belakang, dibungkus lapisan lemak 
yang tebal, di belakang peritoneum, 
dan karena itu di luar rongga perito­neum. 
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan 
dari belakang, mulai dari keting­gian 
vertebra torakalis terakhir sampai 
vertebra lumbalis ketiga. Ginjal ka­nan 
sedikit lebih rendah dari kiri, karena 
hati menduduki ruang banyak di 
sebelah kanan. 
Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 
7,5 sentimeter, dan tebal 1,5 sampai 
2,5 sentimeter. Pada orang dewasa 
beratnya kira-kira 140 gram. 
Bentuk ginjal seperti biji kacang dan 
sisi dalamnya atau hilum mengha­dap 
ke tulang punggung. Sisi luarnya 
cembung. Pembuluh-pembuluh gin­jal 
semuanya masuk dan keluar pada 
hilum. Di atas setiap ginjal men­julang 
sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal 
kanan lehih pendek dan lebih te­bal 
dari yang kiri. 
Struktur Ginjal. Setiap ginjal dilingkupi 
kapsul tipis dari jaringan fibrus 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
yang rapat membungkusnya, dan 
membentuk pembungkus yang halus. 
Di dalamnya terdapat struktur-struktur 
ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri 
atas bagian kortex di sebelah luar, dan 
bagian medula di sebelah dalam. Ba­gian 
medula ini tersusun atas lima belas 
sampai enam belas massa berben­tuk 
piramid, yang disebut piramid 
ginjal. Puncak-puncaknya langsung 
mengarah ke hilum dan berakhir di 
kalises. Kalises ini menghubungkannya 
dengan pelvis ginjal. 
Nefron. Struktur halus ginjal terdiri 
atas banyak nefron yang merupakan 
satuan-satuan fungsionil ginjal; 
diperkirakan ada 1.000.000 nefron 
dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai 
sebagai berkas kapiler (badan Malpighi 
atau glomerulus) yang erat tertanam 
dalam ujung atas yang lebar pada uri­niferus 
atau nefron. Dari sini tubulus 
berjalan sebagian berkelok-kelok 
dan sebagian lurus. Bagian pertama 
tubulus berkelok-kelok dan dikenal 
se­bagai 
kelokan pertama atau tubula 
proximal dan sesudah itu terdapat se­buah 
simpai, simpai Henle. Kemudian 
tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut 
kelokan kedua atau tubula distal, 
yang bersambung dengan tubula pe­nampung 
yang berjalan melintasi 
kortex dan medula, untuk berakhir di 
puncak salah satu piramidis. 
Pembuluh darah. Selain tubulus 
urineferus, struktur ginjal juga berisi 
pem­buluh 
darah. Arteri renalis 
membawa darah murni dari aorta 
abdominalis ke ginjal. Cabang-cabangnya 
beranting banyak di dalam 
ginjal dan menja­di 
arteriola aferen 
(arteriolae afferentes), dan masing-masing 
membentuk simpul dari 
kapiler-kapiler di dalam salah satu 
badan Malpighi inilah glomerulus. 
Pembuluh eferen kemudian tampil 
sebagai arteriola eferen (ar­teriolae 
afferentes) yang bercabang-cabang 
membentuk jaringan kapilersekeliling 
tubulus uriniferus. Kapiler-kapiler 
ini kemudian bergabung lagi untuk 
membentuk vena renalis, yang 
membawa darah dari ginjal ke vena 
kava inferior. Maka darah yang beredar 
dalam ginjal mempunyai dua ke­lompok 
kapiler, yang bertujuan agar 
darah dapat lebih lama berada di se­kitar 
tubulus uriniferus, karena fungsi 
ginjal tergantung dari hal itu 
Gb.2 1 — Organ-organ yang 
membentuk saluran urinari(Evelyn 
P., 2002) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Gb. 22 — Permukaan anterior 
kedua ginjal, memperlihatkan 
kedudukan kelenjar-kelenjar 
adrenal dan perbandingannya 
terhadap ginjal(Evelyn P., 2002) 
Gb.2 3 — Memperlihatkan garis-garis 
besar, pembuluh, pelvis dan 
struktur-struktur kasar 
ginjal dari belakang(Evelyn P., 2002) 
Gb. 24 -- Diagram dari sebuah 
nefron 
Arteri atau Pembuluh Aferen 
diperlihatkan berjalan masuk 
Kapsul Malpigia atau glomurulus, 
di mana membelah-belah menjadi 
kapiler. Sehuah Pembuluh Eferen, 
sebuah vena, 
meninggal­kan 
Kapsul dan 
diperlihatkan membelah-belah 
menjadi kelompok kedua 
Kapiler sekelilingTubulus 
(Evelyn P., 2002) 
Gb. 25 -- Diagram dari berbagai 
bagian sebuah nefron 
Bagian bawah nefron terletak di 
bawah simpul Henle(Evelyn P., 2002) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 44
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
FUNGSI GINJAL. 
Fungsi Ginjal ialah pengaturan 
keseimbangan air; pengaturan 
konsen­trasi 
garam dalam darah dan 
keseimbangan asam-basa darah; dan 
eks­kresi 
bahan buangan dan kelebihan 
garam. 
Sekresi Urine dan Mekanisme Fungsi 
Ginjal. Gromerulus adalah saringan. 
Setiap menit kira-kira I liter darah 
yang mengandung 500 ccm plasma, 
mengalir melalui semua glomeruli 
dan sekitar 100 ccm (10 persen) dari 
itu disaring keluar. Plasma yang berisi 
semua garam, glukosa, dan benda ha­lus 
lainnya, disaring. Sel dan protein 
plasma terlalu besar untuk dapat me­nembusi 
pori saringan dan tetap 
tinggal dalam aliran darah. 
Cairan yang disaring, melalui filtrat 
glomurulus, kemudian mengalir me­lalui 
tubula renalis dan sel-selnya menyerap 
semua bahan yang diperlukan tubuh 
dan ditinggalkan yang tidak diperlukan. 
Dengan mengubah-ubah jumlah yang 
diresap atau ditinggalkan dalam tubula, 
maka sel dapat mengatur susunan 
urine di satu sisi dan susunan darah di 
sisi sebaliknya. Dalam keadaan normal 
semua glukosa diabsorpsi kembali; 
air sebagian be­sar 
diabsorpsi kembali 
(lihat daftar bawah), kebanyakan 
produk buangan dikeluarkan. Dalam 
keadaan tertentu tubula menambah 
bahan pada urine. Demikian maka 
sekresi terdiri atas tiga faktor: 
filtrasi glomurulus; reabsorpsi tubula , 
dan sekresi tubula 
Kalau kita bandingkan jumlah yang 
disaring oleh glomurulus setiap 
hari dengan jumlah yang biasanya 
dikeluarkan ke dalam urine maka kita 
dapat melihat besar daya selektif sel 
tubula: 
Disaring Dikeluarkan 
Air 150 liter 1 liter 
Garam 700 gram 15 gram 
Glukosa 170 gram 0 gram 
Urea 50 gram 30 gram 
Kini filtratnya telah mencapai 
pelvis ginjal dan ureter sebagai urine. 
Berat jenis urine tergantung dari 
jumlah zat yang larut di dalam urine 
atau terbawa di dalam urine. Berat 
jenis plasma (tanpa protein) adalah 
1010. Bila ginjal mengencerkan urine 
(misalnya sesudah minum air) maka 
berat jenisnya kurang dari 1010. Bila 
ginjal memekatkan urine (sebagaimana 
fungsinya) maka berat jenis urine naik 
di atas 1010. Daya pemekatan gin­jal 
diukur menurut berat jenis tertinggi 
yang dapat dihasilkan, yang seha­rusnya 
dapat lebih dari 1025. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 55
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Tes Fungsi Ginjal. Terdapat banyak 
macam tes, tetapi beberapa yang 
se­derhana 
ialah:Tes untuk protein 
(albumin). 
Bila ada kerusakan pada glomeruli atau 
tubula, maka protein dapat mem­bocor 
masuk urine. 
Mengukur konsentrasi urea darah. 
Bila ginjal tidak cukup menge­luarkan 
ureum maka ureum darah naik di atas 
kadar normal 20-40 mili­gram 
per 100 
ccm darah. Karena filtrasi glomerulus 
harus menurun sampai sebanyak 50 
persen sebelum kenaikan kadar urea 
darah terjadi, maka tes ini bukan tes 
yang sangat peka. 
(3) Tes konsentrasi. Dilarang makan 
atau minum selama 12 jam untuk 
melihat sampai berapa tinggi berat 
jenis naik. 
Ureter. Terdapat dua ureter berupa 
dua pipa saluran, yang masing-masing 
bersambung dengan ginjal dan dari 
ginjal berjalan ke kandung kencing. 
Te­bal 
setiap ureter kira-kira setebal 
tangkai bulu angsa dan panjangnya 
35 sampai 40 sentimeter. Terdiri atas 
dinding luar yang fibrus, lapisan tengah 
yang berotot dan lapisan mukosa 
sebelah dalam. Ureter mulai sebagai 
pele­baran 
hilum ginjal dan berjalan 
ke bawah melalui rongga abdomen 
masuk ke dalam pelvis dan dengan 
arah oblik bermuara ke dalam sebelah 
pos­terior 
kandung kencing. 
Gb.2 6 — Diagram yang 
memperlihatkan Trigone kandung 
kencing(Evelyn P., 2002) 
KANDUNG KENCING 
Kandung kencing bekerja 
sebagai penampung urine; organ ini 
berbentuk buah pir (kendi). Letaknya 
di dalam panggul besar, di belakang 
simfisis pubis. Pada bayi letaknya lebih 
tinggi. Bagian terba­wah 
terpancang 
erat dan disebut basis, bagian atas 
atau fundus naik kalau kandung 
memekar karena urine. Puncaknya 
(apex) mengarah ke depan ba­wah 
dan 
ada di belakang simfisis pubis. 
Dinding kandung kencing terdiri atas: 
Sebuah lapisan serus sebelah luar, 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 66
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
lapisan berotot, lapisan submukosa, 
dan lapisan mukosa dari epitelium 
transisionil (peralihan). 
Tiga saluran bersambung dengan 
kandung kencing. Dua ureter bermuara 
secara oblik di sebelah basis; letak oblik 
ini menghindarkan urine mengalir 
kembali ke dalam ureter. Uretra keluar 
dari kandung di sebelah depan. Da­erah 
segitiga antara dua lubang ureter 
dan uretra disebut segitiga kan­dung 
kencing (trigonum vesica urinarius). 
Pada wanita kandung kencing terletak 
di antara simfisis pubis, uterus dan 
vagina. Dari uterus is dipisah­kan 
oleh 
lipatan peritoneum-ruang utero-vesikal 
atau ruang Douglas. 
Uretra ialah sebuah saluran yang 
berjalan dari leher kandung kencing ke 
lu­bang 
luar; dilapisi membran mukosa 
yang bersambung dengan membran 
yang melapisi kandung kencing. 
Meatus urinarius terdiri atas serabut 
otot lingkar, yang membentuk sfinkter 
uretrae. Pada wanita panjang uretra­nya 
2,5 sampai 3,5 sentimeter, pada pria 17 
sampai 22,5 sentimeter. 
Mikturisi ialah peristiwa pembuangan 
urine. Karena urine dibuat di dalam 
maka ia mengalir melalui ureter ke 
dalam kandung kencing. Keinginan 
un­tuk 
membuang air kecil disebabkan 
oleh penambahan tekanan di dalam 
kandung kencing, dan tekanan ini 
disebabkan oleh isi urine di dalamnya. 
Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170 
sampai 230 nil. Mikturisi ialah ge­rak 
refleks yang dapat dikendalikan dan 
ditahan oleh pusat-pusat persaraf­an 
yang lebih tinggi pada manusia. 
Gerakannya ditimbulkan oleh kontrak­si 
otot abdominal yang menambah 
tekanan di dalam rongga abdomen; 
dan berbagai organ yang menekan 
kandung kencing membantu 
mengosong­kannya. 
Kandung kencing dikendalikan oleh 
saraf pelvis, dan serabut saraf sim­patis 
dari plexus hipogastrik. 
Ciri-ciri urine yang normal. Jumlahnya 
rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi ber­beda- 
beda sesuai dengan jumlah 
cairan yang dimasukkan. Banyaknya 
ber­tambah 
pula bila terlampau banyak 
protein dimakan, sehingga tersedia 
cu­kup 
cairan yang diperlukan untuk 
melarutkan ureanya. 
Warnanya bening oranye pucat tanpa 
endapan, tetapi adakalanya jon­jot 
lendir tipis nampak terapung di 
dalamnya. 
Baunya tajam. 
Reaksinya sedikit asam terhadap 
lakmus dengan pH rata-rata 6. Berat 
jenis berkisar dari 1010 sampai 1025. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 77
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Komposis urine normal. Urine 
terutama terdiri atas air, urea dan 
natrium khlorida. Pada seorang yang 
menggunakan diit yang rata-rata berisi 
80 sampai 100 gram protein dalam 24 
jam, jumlah persen air dan benda padat 
dalam urine adalah seperti berikut: 
- Air 96% 
- Benda padat 4% (terdiri atas 
urea 2% dan produk metabolic 
lain 2%) 
Ureum adalah hasil akhir metabolisme 
protein. Berasal dari asam amino yang 
telah dipindah amonianya di dalam hati 
dan mencapai ginjal, dan diekskresikan 
rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum 
darah yang nor­mal 
adalah 30 mg 
setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini 
tergantung dari jum­lah 
normal protein 
yang dimakan dan fungsi hati dalam 
pembentukan ureum. 
Asam urat. Kadar normal asam-urat 
di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg 
setiap 100 cm, sedangkan 1.5 sampai 2 
mg setiap hari diekskresikan ke dalam 
urine. 
Kreatine adalah hasil buangan kreatin 
dalam otot. Produk metabolisma lain 
mencakup benda-benda purine, oxalat, 
fosfat, sulfat, dan urat. 
Elektrolit atau garam seperti natrium 
dan kalium khlorida diekskresi­kan 
untuk mengimbangi jumlah yang 
masuk melalui mulut. 
Catatan Klinik 
Penyakit dan gangguan medik pada 
Traktus Urinari 
Nefritis tampil dengan berbagai cara: 
Nefritis akuta dengan serangan 
mendadak, suhu dan denyut nadi naik, 
dan urine sedikit berwarna tua, berisi 
albumin, disebut albuminuria, dan 
sering ada darah, disebut hematuria, 
yang memberi rupa seperti berasap. 
Nefritis khronika dapat menyusul 
nefritis karena infeksi atau pielonefritis. 
Terdapat proteinuria yang 
menyebabkan malaise, kelemahan 
umum dan anemi. Dapat diser­tai 
hipertensi, dengan bahaya perdarahan 
serebral dan payah jantung kongestif. 
Sindroma nefrotik ialah sebuah 
keadaan di mana ginjal, meskipun 
tidak ada kegagalan fungsi exkretori, 
kehilangan sejumlah besar protein 
(khususnya albumin); proteinuria besar 
terjadi, kadar protein plasma turun dan 
berakibat udema. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 88
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Pielonefritis ialah peradangan jaringan 
ginjal dan pelvis ginjal. Hal ini dapat 
akut atau khro­nik, 
terjadi pada berbagai 
penyakit dan sering disertai sistitis 
(lihat bawah). Bila akut, terasa sangat 
sakit dengan kenaikan suhu, menggigil 
dan muntah-muntah. Pengobatannya 
ialah pemberian makanan cairan yang 
tawar, dan diadakan pencatatan teliti di 
atas kartu balans cairan. Dipergunakan 
juga khemoterapi. 
Pielonefritis khronika biasanya berjalan 
lebih lambat dan tampil bersama 
hipertensi dan kegagalan ginjal dan 
kurang tampil sebagai simpton infeksi. 
Sistitis, atau peradangan kandung 
kencing, dapat juga akut atau mironik. 
Pada sistitis akuta urine keluar sedikit-sedikit 
tetapi sering dan disertai 
rasa sangat sakit bila sudah menja­lar 
menjadi uretritis. 
Penyakit-penyakit ginjal yang 
memerlukan pembedahan. Sudah dari 
lahir dapat ada keku­rangan 
pada ginjal 
atau ginjalnya berbentuk sepatu kuda; 
dalam cedera termasuk lecet, ter­luka 
dan robek. Yang terakhir khususnya 
disertai perdarahan dari dalam dan 
shok. 
Infeksi ginjal termasuk pielitis, 
pielonefritis dan nefritis suppuratif 
akuta (jelas beda dengan neftritis 
akuta). Dapat ditimbulkan oleh 
penyakit tuberkulosa atau penyakit 
ganas pada gin­jal. 
Keadaan ginjal yang memerlukan 
pembedahan pada umumnya ialah 
batu ginjal. Pemben­tukan 
kalkuli (batu 
besar) dalam ginjal dapat menyebabkan 
kerusakan besar; batu di dalam ureter 
dapat menyumbat keluarnya urine dari 
ginjal dan menyebabkan hidronefrosis 
atau pelebaran pelvis ginjal. Batu yang 
turun di dalam ureter menyebabkan 
kolik, yang sakitnya luar biasa. 
Batu dalam kandung kencing dapat 
terbentuk di tempat atau berasal 
dari ginjal, masuk ke dalam kandung 
kencing. Karena kandung kencing 
berkontraksi untuk mengeluarkan 
air ken­cing, 
maka batu tertekan 
pada trigonum yang peka itu, maka 
menyebabkan sangat sakit. Bia­sanya 
terdapat sedikit hematuri, dan infeksi 
sering menyertai keadaan ini. 
Gangguan mikturisi mencakup 
seringnya, inkontinensia, inkontinensia 
nokturnal (malam) atau enuresis, dan 
disuria, yaitu sakit sewaktu mikturisi. 
Retensio urine dapat akut dan sakit, 
atau dapat khronik dan praktis tidak 
sakit. Sebab yang paling umum ialah 
obstruksi dalam perjalanan urine 
karena pelebaran benigne pada 
kelenjar prostat atau oleh striksi uretra, 
atau oleh kalkulus (batu). 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 99
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Kegagalan ginjal. Kegagalan ginjal 
yang akut dapat disebabkan nefritis 
akut oleh peracun­an 
ginjal, atau yang 
paling umum, setelah suatu masa di 
mana tekanan darah sangat rendah se­hingga 
mengurangi persediaan darah 
pada ginjal. 
Pengeluaran urine menyusut, oliguria, 
sampai hanya beberapa ccm sehari, 
dan makin ber­kurang 
sampai tidak 
terbentuk urine sama sekali, anuria. 
Pasien sangat sakit, keadaannya 
menghendaki pengobatan segera, 
yang tergantung dari tingkat keparahan 
keadaan dan is me­merlukan 
perawatan 
ahli. Bila perlu maka pengobatan 
diarahkan ke pembatasan minum dan 
elektrolit sampai fungsi ginjal baik 
lagi. Pencatatan teliti neraca cairan 
dikerjakan. 
Hemodialisis. Akan tetapi banyak 
pasien memerlukan hemodialisis, 
baik yang extrakor­poreal 
(luar tubuh) 
dengan ginjal tiruan, ataupun dengan 
dialisis peritoneal. Dalam hal ginjal 
tiruan extrakorporeal, darah pasien 
dipompa melalui membran selofan 
yang berputar di da­lam 
sebuah wadah 
cairan dialisis dan di dalam cairan itu 
bahan buangan disingkirkan, dengan 
demikian memperbesar fungsi ginjal, 
dan kemudian darah dipompa kembali 
ke dalam sir‑kulasi 
tubuh pasien. 
Kegagalan ginjal yang akut, ada yang 
dapat diperbaiki, ada yang tidak; 
tidak ada pengo­batan 
untuk yang tak 
dapat diperbaiki, tetapi keadaan dapat 
diringankan dengan hemodia­lisis 
untuk, setiap jangka waktu tertentu. 
Kegagalan ginjal yang khronik biasanya 
disebabkan nefritis khronik, pielonefritis 
khronik atau hipertensi ganas. Volume 
urine bertambah (poliuria) disebabkan 
oleh ketidakmampuan ginjal untuk 
memekatkan urine dan yang terjadi 
uremia. 
Uremia adalah istilah yang digunakan 
untuk melukiskan keadaan toxik 
tersebut di atas, disebabkan adanya 
bahan buangan dari ginjal di dalam 
darah. Hal ini tampak pada pemerik­saan 
jumlah ureum yang ada. Sebenarnya 
ureum itu sendiri, bukan bersifat racun. 
Jumlah ureum itu digunakan untuk 
menentukan adanya senyawa nitrogen 
lainnya yang bersifat racun. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1100

More Related Content

What's hot

Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiHetty Astri
 
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)Elvina Salvi
 
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiUwes Chaeruman
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksinuniek20
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaNurul Wulandari
 
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuan
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuanOrgan reproduksi pada laki –laki dan perempuan
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuanJeremy Icha Stenberg
 
Makalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiaMakalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiamethaonyon
 
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) Meyna Sari
 
SISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSISISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSISiti Farida
 
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanitaMohd Arif
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSIANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSIAtiKa YuLianti
 

What's hot (19)

Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita (review)
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
 
Anatomi Fisiologi
Anatomi FisiologiAnatomi Fisiologi
Anatomi Fisiologi
 
sistem reproduksi
sistem reproduksisistem reproduksi
sistem reproduksi
 
Anatomi fisiologi alat reproduksi pria (2)
Anatomi fisiologi alat reproduksi pria (2)Anatomi fisiologi alat reproduksi pria (2)
Anatomi fisiologi alat reproduksi pria (2)
 
Anatomi panggul tugas
Anatomi panggul tugasAnatomi panggul tugas
Anatomi panggul tugas
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita
 
Organ reproduksi wanita
Organ reproduksi wanitaOrgan reproduksi wanita
Organ reproduksi wanita
 
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuan
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuanOrgan reproduksi pada laki –laki dan perempuan
Organ reproduksi pada laki –laki dan perempuan
 
Makalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiaMakalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusia
 
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
 
Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi PriaSistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Pria
 
SISTEM REPRODUKSI WANITA
SISTEM REPRODUKSI WANITASISTEM REPRODUKSI WANITA
SISTEM REPRODUKSI WANITA
 
Makalah kelamin
Makalah kelaminMakalah kelamin
Makalah kelamin
 
SISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSISISTEM REPRODUKSI
SISTEM REPRODUKSI
 
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita
3.2 struktur & fungsi reproduktif wanita
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSIANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
 

Similar to Sistem Perkemihan (20)

Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
 
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.pptMateri 6 Perkemihan 1.ppt
Materi 6 Perkemihan 1.ppt
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Rangkuman tugas
Rangkuman tugasRangkuman tugas
Rangkuman tugas
 
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alviPemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
SISTEM PERKEMIHAN.pptx
SISTEM PERKEMIHAN.pptxSISTEM PERKEMIHAN.pptx
SISTEM PERKEMIHAN.pptx
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Sistem Perkemihan

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi SISTEM PERKEMIHAN Pernahkah anda mendengar istilah system perkemihan? Jika pernah coba tuliskan apa yang anda ketahui tentang sistem perkemihan pada kolom berikut ini ................................................................ .............................................................................. .............................................................................. ............................................................................. Bagaimana apakah sudah selesai anda menuliskannya, sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini: Sistema urinaria terdiri atas: - Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine, - Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing, Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung, dan Uretra, yang mengeluarkan urine dari kandung kencing. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lum­bal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu di luar rongga perito­neum. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari keting­gian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal ka­nan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 7,5 sentimeter, dan tebal 1,5 sampai 2,5 sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum mengha­dap ke tulang punggung. Sisi luarnya cembung. Pembuluh-pembuluh gin­jal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Di atas setiap ginjal men­julang sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lehih pendek dan lebih te­bal dari yang kiri. Struktur Ginjal. Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 22
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan yang rapat membungkusnya, dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian kortex di sebelah luar, dan bagian medula di sebelah dalam. Ba­gian medula ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berben­tuk piramid, yang disebut piramid ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal. Nefron. Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsionil ginjal; diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler (badan Malpighi atau glomerulus) yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada uri­niferus atau nefron. Dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus berkelok-kelok dan dikenal se­bagai kelokan pertama atau tubula proximal dan sesudah itu terdapat se­buah simpai, simpai Henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula pe­nampung yang berjalan melintasi kortex dan medula, untuk berakhir di puncak salah satu piramidis. Pembuluh darah. Selain tubulus urineferus, struktur ginjal juga berisi pem­buluh darah. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang-cabangnya beranting banyak di dalam ginjal dan menja­di arteriola aferen (arteriolae afferentes), dan masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan Malpighi inilah glomerulus. Pembuluh eferen kemudian tampil sebagai arteriola eferen (ar­teriolae afferentes) yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapilersekeliling tubulus uriniferus. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi untuk membentuk vena renalis, yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior. Maka darah yang beredar dalam ginjal mempunyai dua ke­lompok kapiler, yang bertujuan agar darah dapat lebih lama berada di se­kitar tubulus uriniferus, karena fungsi ginjal tergantung dari hal itu Gb.2 1 — Organ-organ yang membentuk saluran urinari(Evelyn P., 2002) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 33
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Gb. 22 — Permukaan anterior kedua ginjal, memperlihatkan kedudukan kelenjar-kelenjar adrenal dan perbandingannya terhadap ginjal(Evelyn P., 2002) Gb.2 3 — Memperlihatkan garis-garis besar, pembuluh, pelvis dan struktur-struktur kasar ginjal dari belakang(Evelyn P., 2002) Gb. 24 -- Diagram dari sebuah nefron Arteri atau Pembuluh Aferen diperlihatkan berjalan masuk Kapsul Malpigia atau glomurulus, di mana membelah-belah menjadi kapiler. Sehuah Pembuluh Eferen, sebuah vena, meninggal­kan Kapsul dan diperlihatkan membelah-belah menjadi kelompok kedua Kapiler sekelilingTubulus (Evelyn P., 2002) Gb. 25 -- Diagram dari berbagai bagian sebuah nefron Bagian bawah nefron terletak di bawah simpul Henle(Evelyn P., 2002) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 44
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan FUNGSI GINJAL. Fungsi Ginjal ialah pengaturan keseimbangan air; pengaturan konsen­trasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah; dan eks­kresi bahan buangan dan kelebihan garam. Sekresi Urine dan Mekanisme Fungsi Ginjal. Gromerulus adalah saringan. Setiap menit kira-kira I liter darah yang mengandung 500 ccm plasma, mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 100 ccm (10 persen) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa, dan benda ha­lus lainnya, disaring. Sel dan protein plasma terlalu besar untuk dapat me­nembusi pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah. Cairan yang disaring, melalui filtrat glomurulus, kemudian mengalir me­lalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan ditinggalkan yang tidak diperlukan. Dengan mengubah-ubah jumlah yang diresap atau ditinggalkan dalam tubula, maka sel dapat mengatur susunan urine di satu sisi dan susunan darah di sisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali; air sebagian be­sar diabsorpsi kembali (lihat daftar bawah), kebanyakan produk buangan dikeluarkan. Dalam keadaan tertentu tubula menambah bahan pada urine. Demikian maka sekresi terdiri atas tiga faktor: filtrasi glomurulus; reabsorpsi tubula , dan sekresi tubula Kalau kita bandingkan jumlah yang disaring oleh glomurulus setiap hari dengan jumlah yang biasanya dikeluarkan ke dalam urine maka kita dapat melihat besar daya selektif sel tubula: Disaring Dikeluarkan Air 150 liter 1 liter Garam 700 gram 15 gram Glukosa 170 gram 0 gram Urea 50 gram 30 gram Kini filtratnya telah mencapai pelvis ginjal dan ureter sebagai urine. Berat jenis urine tergantung dari jumlah zat yang larut di dalam urine atau terbawa di dalam urine. Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1010. Bila ginjal mengencerkan urine (misalnya sesudah minum air) maka berat jenisnya kurang dari 1010. Bila ginjal memekatkan urine (sebagaimana fungsinya) maka berat jenis urine naik di atas 1010. Daya pemekatan gin­jal diukur menurut berat jenis tertinggi yang dapat dihasilkan, yang seha­rusnya dapat lebih dari 1025. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 55
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Tes Fungsi Ginjal. Terdapat banyak macam tes, tetapi beberapa yang se­derhana ialah:Tes untuk protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomeruli atau tubula, maka protein dapat mem­bocor masuk urine. Mengukur konsentrasi urea darah. Bila ginjal tidak cukup menge­luarkan ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mili­gram per 100 ccm darah. Karena filtrasi glomerulus harus menurun sampai sebanyak 50 persen sebelum kenaikan kadar urea darah terjadi, maka tes ini bukan tes yang sangat peka. (3) Tes konsentrasi. Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi berat jenis naik. Ureter. Terdapat dua ureter berupa dua pipa saluran, yang masing-masing bersambung dengan ginjal dan dari ginjal berjalan ke kandung kencing. Te­bal setiap ureter kira-kira setebal tangkai bulu angsa dan panjangnya 35 sampai 40 sentimeter. Terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pele­baran hilum ginjal dan berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke dalam sebelah pos­terior kandung kencing. Gb.2 6 — Diagram yang memperlihatkan Trigone kandung kencing(Evelyn P., 2002) KANDUNG KENCING Kandung kencing bekerja sebagai penampung urine; organ ini berbentuk buah pir (kendi). Letaknya di dalam panggul besar, di belakang simfisis pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian terba­wah terpancang erat dan disebut basis, bagian atas atau fundus naik kalau kandung memekar karena urine. Puncaknya (apex) mengarah ke depan ba­wah dan ada di belakang simfisis pubis. Dinding kandung kencing terdiri atas: Sebuah lapisan serus sebelah luar, Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 66
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan lapisan berotot, lapisan submukosa, dan lapisan mukosa dari epitelium transisionil (peralihan). Tiga saluran bersambung dengan kandung kencing. Dua ureter bermuara secara oblik di sebelah basis; letak oblik ini menghindarkan urine mengalir kembali ke dalam ureter. Uretra keluar dari kandung di sebelah depan. Da­erah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kan­dung kencing (trigonum vesica urinarius). Pada wanita kandung kencing terletak di antara simfisis pubis, uterus dan vagina. Dari uterus is dipisah­kan oleh lipatan peritoneum-ruang utero-vesikal atau ruang Douglas. Uretra ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lu­bang luar; dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung kencing. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot lingkar, yang membentuk sfinkter uretrae. Pada wanita panjang uretra­nya 2,5 sampai 3,5 sentimeter, pada pria 17 sampai 22,5 sentimeter. Mikturisi ialah peristiwa pembuangan urine. Karena urine dibuat di dalam maka ia mengalir melalui ureter ke dalam kandung kencing. Keinginan un­tuk membuang air kecil disebabkan oleh penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini disebabkan oleh isi urine di dalamnya. Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170 sampai 230 nil. Mikturisi ialah ge­rak refleks yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persaraf­an yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan oleh kontrak­si otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen; dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengosong­kannya. Kandung kencing dikendalikan oleh saraf pelvis, dan serabut saraf sim­patis dari plexus hipogastrik. Ciri-ciri urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi ber­beda- beda sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya ber­tambah pula bila terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cu­kup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jon­jot lendir tipis nampak terapung di dalamnya. Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 77
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Komposis urine normal. Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium khlorida. Pada seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut: - Air 96% - Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolic lain 2%) Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang nor­mal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jum­lah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. Asam urat. Kadar normal asam-urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1.5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine. Kreatine adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisma lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat. Elektrolit atau garam seperti natrium dan kalium khlorida diekskresi­kan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut. Catatan Klinik Penyakit dan gangguan medik pada Traktus Urinari Nefritis tampil dengan berbagai cara: Nefritis akuta dengan serangan mendadak, suhu dan denyut nadi naik, dan urine sedikit berwarna tua, berisi albumin, disebut albuminuria, dan sering ada darah, disebut hematuria, yang memberi rupa seperti berasap. Nefritis khronika dapat menyusul nefritis karena infeksi atau pielonefritis. Terdapat proteinuria yang menyebabkan malaise, kelemahan umum dan anemi. Dapat diser­tai hipertensi, dengan bahaya perdarahan serebral dan payah jantung kongestif. Sindroma nefrotik ialah sebuah keadaan di mana ginjal, meskipun tidak ada kegagalan fungsi exkretori, kehilangan sejumlah besar protein (khususnya albumin); proteinuria besar terjadi, kadar protein plasma turun dan berakibat udema. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 88
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Pielonefritis ialah peradangan jaringan ginjal dan pelvis ginjal. Hal ini dapat akut atau khro­nik, terjadi pada berbagai penyakit dan sering disertai sistitis (lihat bawah). Bila akut, terasa sangat sakit dengan kenaikan suhu, menggigil dan muntah-muntah. Pengobatannya ialah pemberian makanan cairan yang tawar, dan diadakan pencatatan teliti di atas kartu balans cairan. Dipergunakan juga khemoterapi. Pielonefritis khronika biasanya berjalan lebih lambat dan tampil bersama hipertensi dan kegagalan ginjal dan kurang tampil sebagai simpton infeksi. Sistitis, atau peradangan kandung kencing, dapat juga akut atau mironik. Pada sistitis akuta urine keluar sedikit-sedikit tetapi sering dan disertai rasa sangat sakit bila sudah menja­lar menjadi uretritis. Penyakit-penyakit ginjal yang memerlukan pembedahan. Sudah dari lahir dapat ada keku­rangan pada ginjal atau ginjalnya berbentuk sepatu kuda; dalam cedera termasuk lecet, ter­luka dan robek. Yang terakhir khususnya disertai perdarahan dari dalam dan shok. Infeksi ginjal termasuk pielitis, pielonefritis dan nefritis suppuratif akuta (jelas beda dengan neftritis akuta). Dapat ditimbulkan oleh penyakit tuberkulosa atau penyakit ganas pada gin­jal. Keadaan ginjal yang memerlukan pembedahan pada umumnya ialah batu ginjal. Pemben­tukan kalkuli (batu besar) dalam ginjal dapat menyebabkan kerusakan besar; batu di dalam ureter dapat menyumbat keluarnya urine dari ginjal dan menyebabkan hidronefrosis atau pelebaran pelvis ginjal. Batu yang turun di dalam ureter menyebabkan kolik, yang sakitnya luar biasa. Batu dalam kandung kencing dapat terbentuk di tempat atau berasal dari ginjal, masuk ke dalam kandung kencing. Karena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air ken­cing, maka batu tertekan pada trigonum yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Bia­sanya terdapat sedikit hematuri, dan infeksi sering menyertai keadaan ini. Gangguan mikturisi mencakup seringnya, inkontinensia, inkontinensia nokturnal (malam) atau enuresis, dan disuria, yaitu sakit sewaktu mikturisi. Retensio urine dapat akut dan sakit, atau dapat khronik dan praktis tidak sakit. Sebab yang paling umum ialah obstruksi dalam perjalanan urine karena pelebaran benigne pada kelenjar prostat atau oleh striksi uretra, atau oleh kalkulus (batu). Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 99
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Kegagalan ginjal. Kegagalan ginjal yang akut dapat disebabkan nefritis akut oleh peracun­an ginjal, atau yang paling umum, setelah suatu masa di mana tekanan darah sangat rendah se­hingga mengurangi persediaan darah pada ginjal. Pengeluaran urine menyusut, oliguria, sampai hanya beberapa ccm sehari, dan makin ber­kurang sampai tidak terbentuk urine sama sekali, anuria. Pasien sangat sakit, keadaannya menghendaki pengobatan segera, yang tergantung dari tingkat keparahan keadaan dan is me­merlukan perawatan ahli. Bila perlu maka pengobatan diarahkan ke pembatasan minum dan elektrolit sampai fungsi ginjal baik lagi. Pencatatan teliti neraca cairan dikerjakan. Hemodialisis. Akan tetapi banyak pasien memerlukan hemodialisis, baik yang extrakor­poreal (luar tubuh) dengan ginjal tiruan, ataupun dengan dialisis peritoneal. Dalam hal ginjal tiruan extrakorporeal, darah pasien dipompa melalui membran selofan yang berputar di da­lam sebuah wadah cairan dialisis dan di dalam cairan itu bahan buangan disingkirkan, dengan demikian memperbesar fungsi ginjal, dan kemudian darah dipompa kembali ke dalam sir‑kulasi tubuh pasien. Kegagalan ginjal yang akut, ada yang dapat diperbaiki, ada yang tidak; tidak ada pengo­batan untuk yang tak dapat diperbaiki, tetapi keadaan dapat diringankan dengan hemodia­lisis untuk, setiap jangka waktu tertentu. Kegagalan ginjal yang khronik biasanya disebabkan nefritis khronik, pielonefritis khronik atau hipertensi ganas. Volume urine bertambah (poliuria) disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urine dan yang terjadi uremia. Uremia adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan keadaan toxik tersebut di atas, disebabkan adanya bahan buangan dari ginjal di dalam darah. Hal ini tampak pada pemerik­saan jumlah ureum yang ada. Sebenarnya ureum itu sendiri, bukan bersifat racun. Jumlah ureum itu digunakan untuk menentukan adanya senyawa nitrogen lainnya yang bersifat racun. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1100