3. SEJARAH TERBENTUKNYA ALIRAN PRAHA
TENDENSI KAJIAN SINKRONIS AWAL ABAD KE 20
1. FRANZ BOAS (1911) HANDBOOK OF AMERICAN
INDIAN LANGUAGE
2. F. de SAUSSURE (1911) MENGAJARKAN
LINGUISTIK SINKRONIS DI UNIVERSITAS
JENEWA
3. VILÉM MATHESIUS (1911) ‘ON THE
POTENTIALITY OF THE PHENOMENA OF
LANGUAGE’
4. Lanjutan: Sejarah …
1911 Mathesius mengajarkan kajian sinkronis di The
Royal Czech Learned Society.
Karya-karya Mathesius tidak banyak dikenal karena tidak
ditulis dalam bahasa Inggris.
Oktober, 6, 1926 pertemuan pertama The Cercle
LInguistique de Prague.
5. Lanjutan: Sejarah …
Pada pertemuan tersebut terbentuklah ALIRAN PRAHA
yang berkembang sampai PD II.
Para anggotanya terdiri atas para linguis dari Praha,
Cekoslovakia, Rusia yang mengembangkan linguistik
sinkronis dengan perspektif fungsional.
6. Lanjutan: Sejarah …
RUNTUHNYA ALIRAN PRAHA
1939 Trubetzkoy, salah satu tokoh aliran Praha, meninggal.
Pada PD II Jakobson diusir oleh Nazi untuk keluar dari
Cekoslovakia.
1945 Mathesius meninggal
Aliran Praha dilanjutkan oleh The Linguistic Association dan
The Group for Functional Linguistics
7. Ciri Utama Aliran Praha
Menggabungkan dan merevisi dua kekuatan dalam kajian bahasa
pada abad 19, historical linguistic dan linguistik berperspektif
sosial (Humboldian)
Menempatkan bahasa sebagai alat fungsional dalam tindak
komunikasi. (cf. structuralism)
Any item of language (sentence, word, morpheme, phoneme,
etc) exists solely because it serves some purpose, because it
has some function (mostly that of communication) to fulfill.
(Sampson 1980:7)
8. Lanjutan: Ciri Utama …
Fungsi utama bahasa adalah untuk mereaksi dan
mengacu realitas di luar bahasa.
Sistem bahasa dapat dikaji melalui objek linguistik
yang konkret dalam penggunaan sehari-hari. (cf.
Langue vs. parole)
Mengkaji perubahan bahasa dalam perspektif
sinkronis. (cf. sinkronis vs. diakronis)
9. Lanjutan: Ciri Utama …
Bahasa yang ada mancakupi serangkaian alternatif tentang
sistem, register, dan gaya. Dengan demikian, kajian bahasa:
1. dapat menjelaskan keberadaan bunyi
bahasa yang tidak jati (non-native
phoneme of a language)
2. mencukupi penggunanya dengan serangkaian
gaya tutur yang sesuai dengan latar sosial
yang berbeda (konsep ini dikembangkan oleh Labov)
(Smp 126-127).
10. Lanjutan: Ciri Utama …
Kajian utama pada aspek bunyi bahasa (pembedaan
fonologi dari fonetik)
1930 mendirikan International Phonological
Association.
Memberi perhatian pada bahasa baku dan bahasa
susastra.
11. PARA TOKOH ALIRAN PRAHA DAN
PEMIKIRANNYA
Vilém Mathesius (1882-1945)
Prince Nikolai Sergeyevich Trubetzkoy (1890-1939)
Roman Osipovich Jakobson (1986-?)
Havranek
Andre Martinet
Josef Vachek
12. VILÉM MATHESIUS
Tahun 1911 menulis paper ‘On the Potentiality of the
Phenomena of Language’ / ‘O potenciálnosti jevu
jazykových’ (diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh
Josef Vachek 1964)
Mengkritisi cara kerja Neogrammarian dan
mengembangkan metode yang cocok untuk kajian
sinkronis dengan merumuskan postulat The Linguistic
Characterologi of Language. (1928 The First
International Congress of Linguistics di The Hague).
13. Lanjutan: VILÉM MATHESIUS
Tertarik pada Functional Onomatology (cara yang
diterapkan dalam bahasa untuk memberi nama pada objek
di luar bahasa). Bahasa Ceko: derivasi vs. bahasa Inggris:
compounding.
letec-airman, letadlo-aircraft, letiště-airport.
14. Lanjutan: VILÉM MATHESIUS
Tertarik pada Functional Syntax (theme vs rheme)
and Functional Sentence Perspective.
John kissed Eve.
Eve was kissed by John.
JOHN kissed Eve.
15. Prince Nikolai Sergeyevich Trubetzkoy
(1890-1939)
Dari Rusia, menetap di Wina, dan berkenalan dengan
Mathesius.
Buku: Grundzügeder Phonologie (Principles of
Phonology) (1939)
Membedakan phonetics (a ‘mere’ natural science) dari
phonology (a part of linguistics)
16. Lanjutan: Trubetzkoy
Mengkaji peran sentral phoneme secara
paradigmatic:
1. Privative opposition (penanda yang dimiliki oleh satu bagian
tidak dimiliki oleh orang lain): /f/ vs. /v/
2. Gradual opposition (kedua bagian memiliki kualitas yang sama
pada tingkatan yang berbeda-beda): /I/ vs. /e/ vs. /æ/
3. Equipollent opposition (kedua bagian beroposisi secara logis):
/p/ vs. /t/ vs. /k/
17. Lanjutan: Trubetzkoy
Menggagas konsep Archiphoneme (the complete group of
distinctive features which are common on two phonemes
in binary opposition through neutralization).
Contoh: The archiphoneme of /t/ and /d/ is non-nasal
alveolar stop. (latter vs. ladder).
18. Lanjutan: Trubetzkoy Lanjutan: Trubetzkoy
Fungsi ciri-ciri bunyi:
1. Fungsi distingtif (membedakan makna)
2. Fungsi deliminatif (menandai batas
antara unit-unit bunyi)
3. Fungsi kulminatif (menandai unit bunyi)
19. Lanjutan: Trubetzkoy
Fungsi tuturan (mengikuti fungsi bahasa yang
dikemukakan oleh Bühler 1934):
1. Oposisi fonetis yang menunjukkan kontras
fonemis mengemban fungsi representasi.
2. perbedaan antar-alofon dari fonem yang sama yang
tidak ditentukan oleh faktor lingkungan fonemis
mengemban fungsi expresif atau konatif.
(menunjukkan status sosial pembicara atau
mempengaruhi mitra bicara)
20. Roman Osipovich Jakobson
(1896-1982)
Tinggal di Rusia pindah ke Praha, lalu ke Harvard dan
akhirnya ke MIT
Bersama dengan Trubetzkoy pernah menjadi murid
Saussure sehingga pemikirannya banyak dipengaruhi oleh
Saussure khususnya tentang konsep langue vs. parole.
(Vck 18)
21. Lanjutan: Jakobson
KRITIK JAKOBSON TERHADAP SAUSSURE:
Saussure: langue bersifat statis.
Jakobson: “system of language is always striving
after some kind of balance of its
elements. By this balance is meant the
order to which all elements of the
system are subjected; …” (Vck 21)
22. Lanjutan: Jakobson
Bersama dengan Mathesius menggagas Teori Therapeutic
tentang perubahan bunyi:
“Sound changes were to be explained as the result of a
striving towards a sort of ideal balance or resolution of
various conflicting pressures.” (Smp 112)
23. Lanjutan: Jakobson
Menggagas Component Feature dalam teori fonologi
“There is a relatively simple, orderly, universal
‘psychological system’ of sounds underlying the chaotic
wealth of different kinds of sound observed by the
phonetician” (Sampson 1980:118)
24. Lanjutan: Jakobson
Jakobson: Perbedaan fonologis di antara
bahasa-bahasa hanya
merupakan variasi superfisial. Di
balik itu, ada pola yang tetap.
(Smp 121)
(Bandingkan dengan relativisme Boas dan Fakta sosial
Saussure)
25. Lanjutan: Jakobson
Konsep distinctive features menurut Jakobson adalah ciri-
ciri bunyi yang berfungsi sebagai ciri pembeda dalam
bahasa manusia. Di dunia ini hanya ada 12 distinctive
features.
(lihat Samsuri 1988 hlm. 34-35)
26. Lanjutan: Jakobson
Universal distinctive features bersifat innate (bawaan):
Pemerolehan bahasa anak:
1. labial vs. alveolar >> alveolar vs. velar
cat dibaca [tat]
2. [u, o] vs. [i, e] >> [y, ] vs. [i, e]ǿ
27. Lanjutan: Jakobson
Jakobson meneliti perilaku bunyi bahasa dari
penderita afasia:
1. Perbedaan bunyi yang diperoleh belakangan
adalah yang pertama hilang.
2. Perbedaan bunyi yang hilang belakangan
akan kembali pertama
(Smp 123)
28. Lanjutan: Jakobson
Ihwal fungsi bahasa, Jakobson mengembangkan konsep
model organon yang digagas oleh Karl Bühler dalam
bukunya Sprachtheorie (1934).