2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Ppt analisis lokusi, ilokusi, perlokusi pasar johar
1. Oleh: Maya Kartika Handayani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan dan Seni
IKIP PGRI Semarang
Email: maiiakartika0505@gmail.com
2. I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek
kehidupan masyarakat yang meliputi kegiatan bermasyarakat
seperti perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan,
keagamaan, dan sebagainya. Menurut Sudaryanto (1990:21),
bahasa pada dasarnya memang merupakan alat atau sarana
untuk komunikasi antar manusia.
Menurut Austin (1962) menyatakan bahwa secara
analitis dapat dipisahkan tiga macam tindak tutur yang terjadi
secara serentak: (1) tindak lokusi, (2) tindak ilokusi, (3)
tindak perlokusi. Dari pembagian ciri di atas, tindak lokusi
menurut Lyons (dalam Arifin dan Rani, 2000:138), adalah
suatu tindak berkata, yaitu menghasilkan ujaran dengan
maksud untuk menyatakan sesuatu. Austin (dalam Arifin dan
Rani, 2000:139), mengemukakan tindak ilokusi menekankan
pada pentingnya pelaksanaan isi ujaran bagi penuturnya
dalam melakukan sesuatu. Dan yang terakhir tindak perlokusi
adalah tindak tutur yang dilakukan untuk mempengaruhi
orang lain atau membuat orang bereaksi.
3. Dalam penelitian ini, peneliti memilih pasar sebagai
subjek penelitian. Pasar
merupakan tempat
berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi. Sarana yang digunakan dalam melakukan
transaksi adalah bahasa. Dengan digunakannya bahasa,
penjual dan pembeli dapat melakukan interaksi seperti
tawar-menawar. Penjual
dan pembeli sama-sama
menggunakan
bahasa
sebagai
sarana
untuk
menyampaikan maksud agar tercapai kesepakatan.
Peneliti memilih tindak tutur penjual dan pembeli di
Pasar Johar Semarang sebagai subjek penelitian karena
pembeli di Pasar Johar Semarang memiliki beraneka
ragam latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan
sebagainya. Hal tersebutlah yang menyebabkan Pasar
Johar Semarang memiliki atau menghasilkan beraneka
ragam tindak tutur yang menarik untuk diteliti.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk tindak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi yang terdapat dalam
komunikasi penjual dan pembeli di Pasar
Johar Semarang?
2. Bagaimana jenis dan makna tindak tutur
lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang terdapat
dalam komunikasi penjual dan pembeli di
Pasar Johar Semarang?
5. Tujuan Masalah
Untuk menjawab dari rumusan masalah pada
penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan tentang tindak tutur
lokusi, ilokusi, perlokusi dalam teks
percakapakan antara penjual dan pembeli di
Pasar Johar Semarang.
2. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
jenis serta makna tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi yang terdapat dalam teks
percakapan antara penjual dan pembeli di
Pasar Johar Semarang.
6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pemikiran dalam menganalisis
teks percakapan antara penjual dan pembeli
pada tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi
yang memusatkan pada gejala kebahasaan di
masyarakat.
2. Penelitian ini untuk mengetahui jenis dan
makna dari tindak tutur lokusi, ilokusi, dan
perlokusi yang terdapat dalam teks percakapan
antara penjual dan pembeli di Pasar Johar
Semarang.
7. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu pendekatan teoritis. Pendekatan secara teoritis dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis. Pendekatan
pragmatis adalah pendekatan penelitian dalam ilmu bahasa yang
mengkaji makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode
kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif di dalam penelitian ini, dengan cara membuat deskripsi
yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode
deskriptif ini dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan
untuk menggambarkan tentang objek yang diteliti. Di dalam
mengamati interaksi sosial yang terjadi, penulis melaksanakan
metode ini dengan cara mengamati, ikut berperan serta melakukan
wawancara dan merekam tuturan-tuturan yang diujarkan oleh si
penjual dan pembeli yang sedang melakukan transaksi jual-beli di
Pasar Johar Semarang.
8. Data dan Sumber Data Penelitian
Konteks Situasi
Tempat
Tanggal
Waktu
Suasana
: Percakapan jual beli sepatu.
: Di Pasar Johar.
: 23 September 2012.
: 17.00 WIB.
: ramai
9. Translit Percakapan antara pembeli dan penjual.
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
Penjual
Pembeli
: “Ini sepatunya berapa, mas?”
: “Itu 50, mbak.”
: “Boleh kurang kan?”
: “Kalau yang murah – murah sini mbak, 30.”
: “Ini tadi berapa, mas? 30 ya mas ya?”
: “35 .”
: “Kemarin aku beli disini 30, mas.”
: “Ya sudah, mbak.”
: “Yang ini tapi agak gedean ada enggak, mas?”
: “Ini mbak.”
: “Ini harganya berapaan, mas?”
: “Itu 15, jadi 13 deh mbak.”
: “10 ya mas ya?”
: “Sekalian jadi 40, mbak.”
: “Iya, ambil mas.”
10. II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tindak Tutur
Tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat
psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh
kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi
tertentu (Rohmadi,2004:29). Tindak tutur atau tindak ujar
dapat dinyatakan bahwa mengucapkan suatu ekspresi,
pembicara tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan
mengucapkan ekspresi itu tetapi juga „menindakkan‟
sesuatu.
Pada penelitian ini akan di kaji tiga jenis tindak tutur,
yaitu 1) tindak tutur lokusi, 2) tindak tutur ilokusi, dan 3)
tindak tutur perlokusi pernyataan tersebut dikemukakan
menurut (Rustono, 1999:35).
11. B. Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi
1.
Tindak Tutur Lokusi
Lokusi atau lengkapnya tindak lokusi adalah tindak tutur
yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Oleh karena itu,
tindak lokusi merupakan tindak tutur yang relatif paling mudah
untuk diidentifikasi, karena pengidentifikasiannya cenderung
dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang
tercakup dalam situasi tuturan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang hanya mengandung
informasi dan tidak punya maksud tertentu.
12. 2.
Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk
mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk
melakukan sesuatu (Rohmadi, 2004:31). Tindak ilokusi merupakan
tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan.
Jadi, dalam tindak tutur ini berarti satu tuturan mengandung dua
maksud, yaitu menginformasikan dan mendorong untuk melakukan
sesuatu.
3.
Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang
pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur,
sehingga mitra tutur dapat melakukan suatu tindakan atau
memiliki efek dan daya pengaruh (Rustono, 1999:36). Daya
pengaruh atau efek tersebut dapat secara sengaja maupun tidak
sengaja dituturkan oleh penuturnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur perlokusi
adalah tindak tutur yang mempunyai maksud mempengaruhi
seseorang untuk menggunakan sesuatu yang dituturkan sampai
menghasilkan sebuah efek tertentu.
13. 1.
Tindak Tutur Lokusi
Cara pengidentifikasian tindak tutur ini adalah
dengan menganalisis makna tuturan sesuai dengan
makna sebenarnya. Penggunaan tindak tutur lokusi
dalam teks percakapan antara penjual dan pembeli
di Pasar Johar Semarang dapat dikemukakan dalam
analisis berikut ini:
14. a) Penjual : “ Itu 50, mbak.“
Pada tuturan teks percakapan diatas yaitu dari
seorang penjual yang menyatakan harga jual
barang kepada seorang pembeli pada saat
melakukan transaksi jual beli di Pasar Johar
Semarang.
b) Pembeli : “Iya, ambil mas.”
Pada tuturan teks percakapan diatas yang
dilakukan antara pembeli dan penjual di Pasar
Johar Semarang yaitu pembeli menyatakan
kepastiannya untuk membeli barang tersebut
kepada penjual.
15. Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung
maksud tujuan dan fungsi tuturan. Adapun tindak tutur ilokusi
dapat kita lihat pada tuturan iklan sebagai berikut:
a) Pembeli : “Ini tadi berapa, mas? 30 ya mas ya?”
Pada tuturan teks percakapan diatas yang dilakukan oleh
pembeli kepada penjual di Pasar Johar Semarang mempunyai
maksud yaitu seorang pembeli mendesak kepada seorang
penjual untuk setuju dengan harga yang diinginkan atau
ditawarkan oleh pembeli.
16. b) Penjual : “Itu 15, jadi 13 deh mbak.”
Pada tuturan teks percakapan diatas antara penjual dan
pembeli di Pasar Johar Semarang mempunyai maksud untuk
memberikan informasi berupa mengusulkan harga jual barang
yang dilakukan dari penjual ke pembeli.
3. Tindak Tutur Perlokusi
Dalam tuturan perlokusi ini memiliki ciri khusus yaitu
merupakan tuturan yang memiliki efek atau daya pengaruh.
Data tindak tutur perlokusi dapat dijelaskan pada teks
percakapan antara pembeli dan penjual di Pasar Johar
Semarang sebagai berikut:
17. a) Pembeli : “Boleh kurang kan?”
Pada tuturan teks percakapan diatas antara penjual dan
pembeli di Pasar Johar Semarang memiliki daya pengaruh
yaitu membujuk, sebab pembeli mempunyai maksud untuk
mempengaruhi penjual untuk menurunkan harga jual barang.
b) Pembeli : “10 ya mas ya?”
Pada tuturan teks percakapan diatas antara pembeli dan
penjual di Pasar Johar Semarang memiliki daya pengaruh
berupa membujuk, sebab pembeli mempunyai maksud untuk
mempengaruhi penjual supaya setuju dengan harga yang
diajukan oleh pembeli ke penjual.