Aliran linguistik tagmemik memperkenalkan analisis bahasa berdasarkan satuan-satuan yang disebut tagmem. Tagmem merupakan unsur struktur gramatikal yang memiliki empat dimensi yaitu slot, klas, peran, dan kohesi. Aliran ini bersifat eklektik dan menganalisis bahasa mulai dari tingkat wacana hingga morfem.
3. Latar Belakang
Sejarah perkembangan aliran linguistik dimulai dari;
Aliran linguistik tertua yaitu aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan
Aristoteles dengan menggunakan dasar pemikiran filsafat.
Abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure
berlandaskan pada pola pemikiran behavioristik.
Berikutnya pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N.
Chomsky berdasarkan pada paham mentalistik.
Mengiringi perkembangan aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme.
Nama lain aliran ini ialah Stratifikasionalisme.
4. Setiap aliran memiliki kelemahan dan sekaligus
memiliki keunggulan yang mengakomodasi
keistimewaan dari setiap aliran-aliran tersebut untuk
diwadahi dalam peta yang proporsional. Aliran
Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis
fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai
keunggulan dalam analisis kategori-kategori
gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai
keunggulan dalam analisis peran dan aliran
Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis
hubungan antar bagian di dalam struktur. Disinilah
implikasi teori merupakan bagian dari
pengamat sangat terlihat.
5. Sebuah teori ilmiah dikatakan bagus apabila
teori itu menyisihkan dengan bijak materi yang
relevan bagi pertanyaan lain tetapi yang tidak
relevan bagi pertanyaan yang sedang diajukan.
Sebuah permasalahan akan muncul jika
cakupan data yang dengan atau tidak sengaja
disisihkan oleh teori yang sebenarnya dapat
merupakan teori yang berhasil.
6. Menurut Pike (1992:5) tagmemik adalah salah
satu teori linguistik yang seharusnya menjadi
acuan pemililihan teori. Hal tersebut dikarenakan
tagmemik mencakup perbaikan teknik untuk
mengajar bahasa asing, penyiapan alphabet,
pengejaran komposisi pada tingkat pertama, dan
penyediaaan kerangka acuan multidisiplin ilmu
(bahasa dan kebudayaan, dan bahasa dengan
psikologi atau filsafat).
7. Aliran tagmemik menarik untuk dibahas sebagai
perkembangan aliran linguistik terakhir, karena ranah model
analisis bersifat kompleks mulai dari morfem hingga wacana.
Tagmemik adalah teori linguistik yang eklektik yang memilih
unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi
satu kesatuan di dalam model analisis.
Hal lain yang melekat pada tagmemik adalah pengkajian
aspek linguisik yang saling melengkapi dalam perspektif,
memperkenalkan pada sebuah satuan, terdapat konteks
hierarki dalam jalinan hierarki, serta adanya relevansi
konteks.
8. Fokus Permasalahan
Beberapa hal yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah;
ciri-ciri aliran linguistik tagmemik,
kelebihan dan kekurangan aliran linguistik tagmemik,
penerapan analisis aliran linguistik tagmemik dalam
kalimat.
9. Ciri Aliran Tagmemik
Menurut Pike (1992:17) Aliran linguistik tagmemik
memperkenalkan ciri berupa satuan yang tampak pada sebuah
satuan berbentuk partikel yang berwujud benda nonbenda
sebagai benda. Seperti abstraksi keindahan atau kekuatan dalam
kalimat seperti;
Keindahan itu sangat disukainya atau Makanan itu sangat
disukainya;
Suatu kekuatan telah menggoncangkan kami atau Bom itu
mengguncangkan kami.
10. Partikel dalam bahasa juga menjadi objek kajian dalam
tagmemik. Partikel bahasa dapat berupa bentuk bahasa, kata,
bahkan ada partikel bahasa yang lebih besar daripada kata. Pada
kalimat;
Anjing galak itu menggigit tukang pos;
Buldog itu menggigit tukang pos.
Partikel anjing galak itu adalah satuan yang lebih kecil, yaitu
frase yang berfungsi sebagai subjek dalam klausa tersebut. Frase
tersebut dapat digantikan dengan Buldog.
11. Menurut Soeparno (2008:9-15) karakteristik toeri
tagmemik adalah sebagai teori kesemestaan, bersifat
aklektik, setiap struktur gramatik tergabung atas
tagmem-tagmem, memiliki ciri hierarki referensial dan
fonologikal, memiliki tatanan normal (Normal
Mapping) dan tak normal; Level skipping (loncatan
tataran), Layering, Back Looping, kalimat tidak memiliki
subjek dan predikat, predikat harus berupa kata kerja
(frase kerja), tidak ada batas antara morfologi dengan
sintaksis, analisis dimulai dari wacana, penggunaan
rumus dalam analisis tagmemik.
12. Teori Kesemestaan
Teori kesemestaan beranggapan bahwa semua
bahasa yang ada di dunia ini di samping
memiliki ciri khasnya masing- masing juga
memiliki ciri atau karakter yang sama untuk
semua bahasa. Atas dasar ini anggapan banyak
orang bahwa aliran Tagmemik hanya dapat
diterapkan untuk bahasa inggris dan bahasa-
bahasa yang setipe dengannya dapat ditepis.
13. Sifat Eklektik
Aliran Tagmemik bersifat eklektik karena secara
substansial aliran ini adalah perpaduan dari
aneka macam teori yang dirangkum menjadi
satu. Karakteristik aliran linguistik tertentu dipilih
dan ditempatkan secara proporsional sesuai
dengan peran masing-masing. Karakteristik
analisis fungsi pada teori Tradisional
ditempatkan pada dimensi slot.
14. Setiap Struktur Gramatik Terbangun atas Tagmem-
tagmem
Setiap struktrur gramatikal baik dalam tataran
wacana, percakapan, dialog, monolog, paragraf,
kalimat, klausa, frase, maupun kata terbangun atas
tagmem- tagmem. Tagmem adalah unsur dari
suatu konstruksi gramatik yang memiliki empat
dimensi, yakni dimensi slot, klas, peran, dan kohesi
(Pike dalam Soeparno, 2008:11).
16. Ciri Hierarkhi
Menurut Pike (1992:85) dalam aliran
tagmemik terdapat tiga hierarki, yakni:
• Hierarki Referensial
• Hierarki Fonologikal
• Hierarki Gramatikal
17. Tatanan Normal dan Tak Normal
Hierarki gramatikal dalam aliran Tagmemik
pada garis besarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yakni tatanan
normal (normal mapping) dan tatanan
abnormal (abnormal mapping) yang
meliputi level skipping, layering dan back
looping.
18. Kalimat Tidak Memiliki Subjek dan Predikat
Pada aliran Tradisional dan beberapa aliran
lain selalu menganalisis kalimat atas S-P, S-
P-O, atau S-P-O-K. Hanya aliran
tagmemiklah yang berani menyatakan
dengan tegas bahwa slot S-P-O, maupun
N K berada pada tataran klausa.
19. Predikat Harus Berupa Kata Kerja/Frase
Kerja
Menurut teori Tagmemik slot predikat
harus diisi oleh klas kata kerja/frase
kata kerja tidak mungkin mengisi slot
predikat. Dengan demikian tidak akan
ada istilah kalimat nominal.
20. Tidak Ada Batasan antara Morfologi dengan
Sintaksis
Pada aliran Struktural bidang Morfologi dan
Sintaksis dipisahkan secara tegas. Urusan kata dan
morfem menjadi wilayah morfologi, sedangkan
urusan frase, klausa, dan kalimat menjadi wilayah
sintaksis. Pemisahan semacam ini ada kalanya
dapat diterapkan tanpa ada masalah, tetapi
adakalanya juga bermasalah.
21. Analisis Dimulai dari Wacana
Aliran Tagmemik menganalisis kata dan menganalisi kalimat,
tetapi titik awal analisisnya dimulai dari analisis wacana. Semua
level gramatik menjadi bidang kajiannya yang merentang dari
wacana sampai ke morfem. Tidak ada pemisahan bidang
wacana, sintaksis, dan morfologi. Dalam Soeparno (2008:28)
dijelaskan bahwa kedudukan klausa pada aliran tagmemik
dianggap sebagai satuan gramatik yang unik, yakni sebagai
satuan lingual terkecil yang bermakna proposisi dan merupakan
hubungan string (untaian).
22. Pembedaan Ciri-Etik dan Ciri-Emik
Aliran Tagmemik mulai menegakkan eksistensi ciri –etik dan ciri-
emik di dalam suatu struktur. Pembedaan ciri ini sudah mulai
muncul pada aliran Struktural meski belum ditekankan. Ciri-etik
adalah suatu ciri yang tidak membedakan, sedang ciri-emik
adalah suatu ciri yang bersifat membedakan. Pada aliran
Struktural terbatas pada pembedaan Fonetik dan Fonemik saja.
Pada aliran Tagmemik penggunaan dan penerapan ciri-ciri
tersebut lebih luas lagi sampai pada pembedaan ciri peran dan
pembedaan tipe-tipe klausa. Ciri-etik dan emik pada tataran
berdampak pada klasifikasi tipe klausa, yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua kategori yakni tipe klausa berdasarkan
peran-etik dan tipe klausa berdasarkan peran-emik.
23. Menyukai Analisis Bahasa yang Belum Dikenal
Menurut Pike (1982:24) Aliran Tagmemik sangat tertarik
untuk menganalisis bahasa yang belum dikenal. Analisis
terhadap bahasa yang dikenal atau sudah diketahui
kaidahnya tidak begitu signifikan sebagai suatu temuan.
Oleh karena itu para penguat alliran tagmemik rela
berpayah-payah ke tempat yang jauh demi memburu
bahasa yang belum pernah dijamah peneliti.
24. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik
Kelebihan Aliran Linguistik Tagmemik:
aliran ini berwawasan eklektik sehingga prinsip-
prinsip aliran pratagmemik dihargai dan
diperhitungkan sesuai karakteristiknya.
Dengan konsep semesta, bahasa apaupun
dapat dianalisis dengan teori tagmemik.
Level gramatikalnya sangat lengkap dari morfem
hingga wacana.
Dalam pengajaran bahasa dapat digunakan dua
pendekatan, yakni pendekatan komunikatif dan
pendekatan kontekstual.
Fleksibilitas dalam analisis bahasa.
Menempatkan subjek dan predikat pada klausa
bukan pada kalimat.
Mempertajam daya analisis, tidak sekedar
menghafalkan prosedur dan menghafalkan
simpulan
Tidak tampak kekhasan karena eklektik.
Terjadi ketidakaturan pada hierarki gramatikal
dalam kasus bahasa bertipologi aglutinatif.
Pada masyarakat konservatif prediket harus kata
kerja dan tidak ada istilah nominal belum
berterima disemua mayarakat.
Analisis menggunakan rumus-rumus rumit.
Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik:
25. Analisis Penerapan Tagmemik
Analisis penerapan tagmemik adalah sebagai berikut:
Pengumpulan data, contoh:
“Sebuah candi ditemukan di Nganjuk”
Klasifikasi data berdasarkan tipe dan jenis
disertai penyusunan peta kerja adalah sebagai
berikut;
26. NUC (IN) MAR (LIN)
SLOT S P K
PERAN Plk Sta Pelgkp
Sebuah Candi ditemukan di Nganjuk
KLAS FB FK F Eks
KOHESI - T
STA STA
27. Penyusunan Rumus Bawahan
Rumus itu dibaca: Frase benda terdiri
atas tagmem, yakni tagmem inti (In) bersifat
wajib (t) dengan peran item yang diisi oleh
kata benda.
28. Rumus itu dibaca: kata kerja terdiri atas tagmem, yakni tagmem inti (In) dengan peran
pembentuk kerja yang diisi oleh konfiks (konf).
Rumus itu dibaca: Frase presuposisi terdiri atas tagmem luar inti bersifat opsional dengan
peran aspek pembentuk keterangan yang diisi oleh morfem preposisi.
29. Identifikasi kelas kata atau morfem
KB MK Konf: Preposisi
sebuah temu di-kan di-
candi
Nganjuk
31. Penyusunan Rumus utama
Klausa intransitif terdiri atas tagmen subjek bersifat wajib
dengan peran pelaku (Plk) yang diisi oleh kata benda,
tagmen predikat wajib dengan peran statemen (Sta) yang
disis oleh kata kerja, dan tagmen keterangan bersifat wajib
dengan peran pelengkap (Pel) yang diisi oleh frase
eksosentrik.