SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
MATA KULIAH
Perkembangan Linguistik dan Pengajarannya
Dosen Pengampu:
Dr. Rokhmat Basuki, M.Hum.
Presentasi Oleh:
Feri Senovil
ALIRAN TAGMEMIK
Latar Belakang
Sejarah perkembangan aliran linguistik dimulai dari;
 Aliran linguistik tertua yaitu aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan
Aristoteles dengan menggunakan dasar pemikiran filsafat.
 Abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure
berlandaskan pada pola pemikiran behavioristik.
 Berikutnya pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N.
Chomsky berdasarkan pada paham mentalistik.
 Mengiringi perkembangan aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme.
Nama lain aliran ini ialah Stratifikasionalisme.
Setiap aliran memiliki kelemahan dan sekaligus
memiliki keunggulan yang mengakomodasi
keistimewaan dari setiap aliran-aliran tersebut untuk
diwadahi dalam peta yang proporsional. Aliran
Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis
fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai
keunggulan dalam analisis kategori-kategori
gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai
keunggulan dalam analisis peran dan aliran
Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis
hubungan antar bagian di dalam struktur. Disinilah
implikasi teori merupakan bagian dari
pengamat sangat terlihat.
Sebuah teori ilmiah dikatakan bagus apabila
teori itu menyisihkan dengan bijak materi yang
relevan bagi pertanyaan lain tetapi yang tidak
relevan bagi pertanyaan yang sedang diajukan.
Sebuah permasalahan akan muncul jika
cakupan data yang dengan atau tidak sengaja
disisihkan oleh teori yang sebenarnya dapat
merupakan teori yang berhasil.
Menurut Pike (1992:5) tagmemik adalah salah
satu teori linguistik yang seharusnya menjadi
acuan pemililihan teori. Hal tersebut dikarenakan
tagmemik mencakup perbaikan teknik untuk
mengajar bahasa asing, penyiapan alphabet,
pengejaran komposisi pada tingkat pertama, dan
penyediaaan kerangka acuan multidisiplin ilmu
(bahasa dan kebudayaan, dan bahasa dengan
psikologi atau filsafat).
Aliran tagmemik menarik untuk dibahas sebagai
perkembangan aliran linguistik terakhir, karena ranah model
analisis bersifat kompleks mulai dari morfem hingga wacana.
Tagmemik adalah teori linguistik yang eklektik yang memilih
unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi
satu kesatuan di dalam model analisis.
Hal lain yang melekat pada tagmemik adalah pengkajian
aspek linguisik yang saling melengkapi dalam perspektif,
memperkenalkan pada sebuah satuan, terdapat konteks
hierarki dalam jalinan hierarki, serta adanya relevansi
konteks.
Fokus Permasalahan
Beberapa hal yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah;
ciri-ciri aliran linguistik tagmemik,
kelebihan dan kekurangan aliran linguistik tagmemik,
penerapan analisis aliran linguistik tagmemik dalam
kalimat.
Ciri Aliran Tagmemik
Menurut Pike (1992:17) Aliran linguistik tagmemik
memperkenalkan ciri berupa satuan yang tampak pada sebuah
satuan berbentuk partikel yang berwujud benda nonbenda
sebagai benda. Seperti abstraksi keindahan atau kekuatan dalam
kalimat seperti;
Keindahan itu sangat disukainya atau Makanan itu sangat
disukainya;
Suatu kekuatan telah menggoncangkan kami atau Bom itu
mengguncangkan kami.
Partikel dalam bahasa juga menjadi objek kajian dalam
tagmemik. Partikel bahasa dapat berupa bentuk bahasa, kata,
bahkan ada partikel bahasa yang lebih besar daripada kata. Pada
kalimat;
 Anjing galak itu menggigit tukang pos;
 Buldog itu menggigit tukang pos.
Partikel anjing galak itu adalah satuan yang lebih kecil, yaitu
frase yang berfungsi sebagai subjek dalam klausa tersebut. Frase
tersebut dapat digantikan dengan Buldog.
Menurut Soeparno (2008:9-15) karakteristik toeri
tagmemik adalah sebagai teori kesemestaan, bersifat
aklektik, setiap struktur gramatik tergabung atas
tagmem-tagmem, memiliki ciri hierarki referensial dan
fonologikal, memiliki tatanan normal (Normal
Mapping) dan tak normal; Level skipping (loncatan
tataran), Layering, Back Looping, kalimat tidak memiliki
subjek dan predikat, predikat harus berupa kata kerja
(frase kerja), tidak ada batas antara morfologi dengan
sintaksis, analisis dimulai dari wacana, penggunaan
rumus dalam analisis tagmemik.
Teori Kesemestaan
Teori kesemestaan beranggapan bahwa semua
bahasa yang ada di dunia ini di samping
memiliki ciri khasnya masing- masing juga
memiliki ciri atau karakter yang sama untuk
semua bahasa. Atas dasar ini anggapan banyak
orang bahwa aliran Tagmemik hanya dapat
diterapkan untuk bahasa inggris dan bahasa-
bahasa yang setipe dengannya dapat ditepis.
Sifat Eklektik
Aliran Tagmemik bersifat eklektik karena secara
substansial aliran ini adalah perpaduan dari
aneka macam teori yang dirangkum menjadi
satu. Karakteristik aliran linguistik tertentu dipilih
dan ditempatkan secara proporsional sesuai
dengan peran masing-masing. Karakteristik
analisis fungsi pada teori Tradisional
ditempatkan pada dimensi slot.
Setiap Struktur Gramatik Terbangun atas Tagmem-
tagmem
Setiap struktrur gramatikal baik dalam tataran
wacana, percakapan, dialog, monolog, paragraf,
kalimat, klausa, frase, maupun kata terbangun atas
tagmem- tagmem. Tagmem adalah unsur dari
suatu konstruksi gramatik yang memiliki empat
dimensi, yakni dimensi slot, klas, peran, dan kohesi
(Pike dalam Soeparno, 2008:11).
FUNGSI KATEGORI
PERA
N
KOHESI
Ciri Hierarkhi
Menurut Pike (1992:85) dalam aliran
tagmemik terdapat tiga hierarki, yakni:
• Hierarki Referensial
• Hierarki Fonologikal
• Hierarki Gramatikal
Tatanan Normal dan Tak Normal
Hierarki gramatikal dalam aliran Tagmemik
pada garis besarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yakni tatanan
normal (normal mapping) dan tatanan
abnormal (abnormal mapping) yang
meliputi level skipping, layering dan back
looping.
Kalimat Tidak Memiliki Subjek dan Predikat
Pada aliran Tradisional dan beberapa aliran
lain selalu menganalisis kalimat atas S-P, S-
P-O, atau S-P-O-K. Hanya aliran
tagmemiklah yang berani menyatakan
dengan tegas bahwa slot S-P-O, maupun
N K berada pada tataran klausa.
Predikat Harus Berupa Kata Kerja/Frase
Kerja
Menurut teori Tagmemik slot predikat
harus diisi oleh klas kata kerja/frase
kata kerja tidak mungkin mengisi slot
predikat. Dengan demikian tidak akan
ada istilah kalimat nominal.
Tidak Ada Batasan antara Morfologi dengan
Sintaksis
Pada aliran Struktural bidang Morfologi dan
Sintaksis dipisahkan secara tegas. Urusan kata dan
morfem menjadi wilayah morfologi, sedangkan
urusan frase, klausa, dan kalimat menjadi wilayah
sintaksis. Pemisahan semacam ini ada kalanya
dapat diterapkan tanpa ada masalah, tetapi
adakalanya juga bermasalah.
Analisis Dimulai dari Wacana
Aliran Tagmemik menganalisis kata dan menganalisi kalimat,
tetapi titik awal analisisnya dimulai dari analisis wacana. Semua
level gramatik menjadi bidang kajiannya yang merentang dari
wacana sampai ke morfem. Tidak ada pemisahan bidang
wacana, sintaksis, dan morfologi. Dalam Soeparno (2008:28)
dijelaskan bahwa kedudukan klausa pada aliran tagmemik
dianggap sebagai satuan gramatik yang unik, yakni sebagai
satuan lingual terkecil yang bermakna proposisi dan merupakan
hubungan string (untaian).
Pembedaan Ciri-Etik dan Ciri-Emik
Aliran Tagmemik mulai menegakkan eksistensi ciri –etik dan ciri-
emik di dalam suatu struktur. Pembedaan ciri ini sudah mulai
muncul pada aliran Struktural meski belum ditekankan. Ciri-etik
adalah suatu ciri yang tidak membedakan, sedang ciri-emik
adalah suatu ciri yang bersifat membedakan. Pada aliran
Struktural terbatas pada pembedaan Fonetik dan Fonemik saja.
Pada aliran Tagmemik penggunaan dan penerapan ciri-ciri
tersebut lebih luas lagi sampai pada pembedaan ciri peran dan
pembedaan tipe-tipe klausa. Ciri-etik dan emik pada tataran
berdampak pada klasifikasi tipe klausa, yang secara garis besar
dibedakan menjadi dua kategori yakni tipe klausa berdasarkan
peran-etik dan tipe klausa berdasarkan peran-emik.
Menyukai Analisis Bahasa yang Belum Dikenal
Menurut Pike (1982:24) Aliran Tagmemik sangat tertarik
untuk menganalisis bahasa yang belum dikenal. Analisis
terhadap bahasa yang dikenal atau sudah diketahui
kaidahnya tidak begitu signifikan sebagai suatu temuan.
Oleh karena itu para penguat alliran tagmemik rela
berpayah-payah ke tempat yang jauh demi memburu
bahasa yang belum pernah dijamah peneliti.
Kelebihan dan Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik
Kelebihan Aliran Linguistik Tagmemik:
 aliran ini berwawasan eklektik sehingga prinsip-
prinsip aliran pratagmemik dihargai dan
diperhitungkan sesuai karakteristiknya.
 Dengan konsep semesta, bahasa apaupun
dapat dianalisis dengan teori tagmemik.
 Level gramatikalnya sangat lengkap dari morfem
hingga wacana.
 Dalam pengajaran bahasa dapat digunakan dua
pendekatan, yakni pendekatan komunikatif dan
pendekatan kontekstual.
 Fleksibilitas dalam analisis bahasa.
 Menempatkan subjek dan predikat pada klausa
bukan pada kalimat.
 Mempertajam daya analisis, tidak sekedar
menghafalkan prosedur dan menghafalkan
simpulan
 Tidak tampak kekhasan karena eklektik.
 Terjadi ketidakaturan pada hierarki gramatikal
dalam kasus bahasa bertipologi aglutinatif.
 Pada masyarakat konservatif prediket harus kata
kerja dan tidak ada istilah nominal belum
berterima disemua mayarakat.
 Analisis menggunakan rumus-rumus rumit.
Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik:
Analisis Penerapan Tagmemik
Analisis penerapan tagmemik adalah sebagai berikut:
Pengumpulan data, contoh:
“Sebuah candi ditemukan di Nganjuk”
Klasifikasi data berdasarkan tipe dan jenis
disertai penyusunan peta kerja adalah sebagai
berikut;
NUC (IN) MAR (LIN)
SLOT S P K
PERAN Plk Sta Pelgkp
Sebuah Candi ditemukan di Nganjuk
KLAS FB FK F Eks
KOHESI - T
STA STA
Penyusunan Rumus Bawahan
Rumus itu dibaca: Frase benda terdiri
atas tagmem, yakni tagmem inti (In) bersifat
wajib (t) dengan peran item yang diisi oleh
kata benda.
Rumus itu dibaca: kata kerja terdiri atas tagmem, yakni tagmem inti (In) dengan peran
pembentuk kerja yang diisi oleh konfiks (konf).
Rumus itu dibaca: Frase presuposisi terdiri atas tagmem luar inti bersifat opsional dengan
peran aspek pembentuk keterangan yang diisi oleh morfem preposisi.
Identifikasi kelas kata atau morfem
KB MK Konf: Preposisi
sebuah temu di-kan di-
candi
Nganjuk
Diagram pohon dengan kalimat “Sebuah candi ditemukan di Nganjuk”
Penyusunan Rumus utama
Klausa intransitif terdiri atas tagmen subjek bersifat wajib
dengan peran pelaku (Plk) yang diisi oleh kata benda,
tagmen predikat wajib dengan peran statemen (Sta) yang
disis oleh kata kerja, dan tagmen keterangan bersifat wajib
dengan peran pelengkap (Pel) yang diisi oleh frase
eksosentrik.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Aliran praha
Aliran prahaAliran praha
Aliran praha
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologiAnalisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
Analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
 
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan FonemikMakalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
Makalah Fonologi Fonetik dan Fonemik
 
Fonemik
FonemikFonemik
Fonemik
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Teori Resepsi Sastra
Teori Resepsi SastraTeori Resepsi Sastra
Teori Resepsi Sastra
 
Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
 

Similar to Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik

Similar to Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik (20)

Mari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikMari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatik
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
 
Sintaksis.pdf
Sintaksis.pdfSintaksis.pdf
Sintaksis.pdf
 
Asignment semantik terkini 20 sept 2013.............
Asignment semantik terkini  20 sept 2013.............Asignment semantik terkini  20 sept 2013.............
Asignment semantik terkini 20 sept 2013.............
 
Sintaksis rasta
Sintaksis rastaSintaksis rasta
Sintaksis rasta
 
Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
LINGUISTIK KOGNITIF-MAKALAH
LINGUISTIK KOGNITIF-MAKALAHLINGUISTIK KOGNITIF-MAKALAH
LINGUISTIK KOGNITIF-MAKALAH
 
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxEsensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Transformasi generatif tambahan
Transformasi generatif tambahanTransformasi generatif tambahan
Transformasi generatif tambahan
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Stalistik
StalistikStalistik
Stalistik
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Variasi stilistik linguistik
Variasi stilistik linguistikVariasi stilistik linguistik
Variasi stilistik linguistik
 
Semantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptxSemantik_pptx.pptx
Semantik_pptx.pptx
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik

  • 1. MATA KULIAH Perkembangan Linguistik dan Pengajarannya Dosen Pengampu: Dr. Rokhmat Basuki, M.Hum. Presentasi Oleh: Feri Senovil
  • 3. Latar Belakang Sejarah perkembangan aliran linguistik dimulai dari;  Aliran linguistik tertua yaitu aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan Aristoteles dengan menggunakan dasar pemikiran filsafat.  Abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure berlandaskan pada pola pemikiran behavioristik.  Berikutnya pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N. Chomsky berdasarkan pada paham mentalistik.  Mengiringi perkembangan aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme. Nama lain aliran ini ialah Stratifikasionalisme.
  • 4. Setiap aliran memiliki kelemahan dan sekaligus memiliki keunggulan yang mengakomodasi keistimewaan dari setiap aliran-aliran tersebut untuk diwadahi dalam peta yang proporsional. Aliran Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai keunggulan dalam analisis kategori-kategori gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai keunggulan dalam analisis peran dan aliran Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis hubungan antar bagian di dalam struktur. Disinilah implikasi teori merupakan bagian dari pengamat sangat terlihat.
  • 5. Sebuah teori ilmiah dikatakan bagus apabila teori itu menyisihkan dengan bijak materi yang relevan bagi pertanyaan lain tetapi yang tidak relevan bagi pertanyaan yang sedang diajukan. Sebuah permasalahan akan muncul jika cakupan data yang dengan atau tidak sengaja disisihkan oleh teori yang sebenarnya dapat merupakan teori yang berhasil.
  • 6. Menurut Pike (1992:5) tagmemik adalah salah satu teori linguistik yang seharusnya menjadi acuan pemililihan teori. Hal tersebut dikarenakan tagmemik mencakup perbaikan teknik untuk mengajar bahasa asing, penyiapan alphabet, pengejaran komposisi pada tingkat pertama, dan penyediaaan kerangka acuan multidisiplin ilmu (bahasa dan kebudayaan, dan bahasa dengan psikologi atau filsafat).
  • 7. Aliran tagmemik menarik untuk dibahas sebagai perkembangan aliran linguistik terakhir, karena ranah model analisis bersifat kompleks mulai dari morfem hingga wacana. Tagmemik adalah teori linguistik yang eklektik yang memilih unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi satu kesatuan di dalam model analisis. Hal lain yang melekat pada tagmemik adalah pengkajian aspek linguisik yang saling melengkapi dalam perspektif, memperkenalkan pada sebuah satuan, terdapat konteks hierarki dalam jalinan hierarki, serta adanya relevansi konteks.
  • 8. Fokus Permasalahan Beberapa hal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah; ciri-ciri aliran linguistik tagmemik, kelebihan dan kekurangan aliran linguistik tagmemik, penerapan analisis aliran linguistik tagmemik dalam kalimat.
  • 9. Ciri Aliran Tagmemik Menurut Pike (1992:17) Aliran linguistik tagmemik memperkenalkan ciri berupa satuan yang tampak pada sebuah satuan berbentuk partikel yang berwujud benda nonbenda sebagai benda. Seperti abstraksi keindahan atau kekuatan dalam kalimat seperti; Keindahan itu sangat disukainya atau Makanan itu sangat disukainya; Suatu kekuatan telah menggoncangkan kami atau Bom itu mengguncangkan kami.
  • 10. Partikel dalam bahasa juga menjadi objek kajian dalam tagmemik. Partikel bahasa dapat berupa bentuk bahasa, kata, bahkan ada partikel bahasa yang lebih besar daripada kata. Pada kalimat;  Anjing galak itu menggigit tukang pos;  Buldog itu menggigit tukang pos. Partikel anjing galak itu adalah satuan yang lebih kecil, yaitu frase yang berfungsi sebagai subjek dalam klausa tersebut. Frase tersebut dapat digantikan dengan Buldog.
  • 11. Menurut Soeparno (2008:9-15) karakteristik toeri tagmemik adalah sebagai teori kesemestaan, bersifat aklektik, setiap struktur gramatik tergabung atas tagmem-tagmem, memiliki ciri hierarki referensial dan fonologikal, memiliki tatanan normal (Normal Mapping) dan tak normal; Level skipping (loncatan tataran), Layering, Back Looping, kalimat tidak memiliki subjek dan predikat, predikat harus berupa kata kerja (frase kerja), tidak ada batas antara morfologi dengan sintaksis, analisis dimulai dari wacana, penggunaan rumus dalam analisis tagmemik.
  • 12. Teori Kesemestaan Teori kesemestaan beranggapan bahwa semua bahasa yang ada di dunia ini di samping memiliki ciri khasnya masing- masing juga memiliki ciri atau karakter yang sama untuk semua bahasa. Atas dasar ini anggapan banyak orang bahwa aliran Tagmemik hanya dapat diterapkan untuk bahasa inggris dan bahasa- bahasa yang setipe dengannya dapat ditepis.
  • 13. Sifat Eklektik Aliran Tagmemik bersifat eklektik karena secara substansial aliran ini adalah perpaduan dari aneka macam teori yang dirangkum menjadi satu. Karakteristik aliran linguistik tertentu dipilih dan ditempatkan secara proporsional sesuai dengan peran masing-masing. Karakteristik analisis fungsi pada teori Tradisional ditempatkan pada dimensi slot.
  • 14. Setiap Struktur Gramatik Terbangun atas Tagmem- tagmem Setiap struktrur gramatikal baik dalam tataran wacana, percakapan, dialog, monolog, paragraf, kalimat, klausa, frase, maupun kata terbangun atas tagmem- tagmem. Tagmem adalah unsur dari suatu konstruksi gramatik yang memiliki empat dimensi, yakni dimensi slot, klas, peran, dan kohesi (Pike dalam Soeparno, 2008:11).
  • 16. Ciri Hierarkhi Menurut Pike (1992:85) dalam aliran tagmemik terdapat tiga hierarki, yakni: • Hierarki Referensial • Hierarki Fonologikal • Hierarki Gramatikal
  • 17. Tatanan Normal dan Tak Normal Hierarki gramatikal dalam aliran Tagmemik pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yakni tatanan normal (normal mapping) dan tatanan abnormal (abnormal mapping) yang meliputi level skipping, layering dan back looping.
  • 18. Kalimat Tidak Memiliki Subjek dan Predikat Pada aliran Tradisional dan beberapa aliran lain selalu menganalisis kalimat atas S-P, S- P-O, atau S-P-O-K. Hanya aliran tagmemiklah yang berani menyatakan dengan tegas bahwa slot S-P-O, maupun N K berada pada tataran klausa.
  • 19. Predikat Harus Berupa Kata Kerja/Frase Kerja Menurut teori Tagmemik slot predikat harus diisi oleh klas kata kerja/frase kata kerja tidak mungkin mengisi slot predikat. Dengan demikian tidak akan ada istilah kalimat nominal.
  • 20. Tidak Ada Batasan antara Morfologi dengan Sintaksis Pada aliran Struktural bidang Morfologi dan Sintaksis dipisahkan secara tegas. Urusan kata dan morfem menjadi wilayah morfologi, sedangkan urusan frase, klausa, dan kalimat menjadi wilayah sintaksis. Pemisahan semacam ini ada kalanya dapat diterapkan tanpa ada masalah, tetapi adakalanya juga bermasalah.
  • 21. Analisis Dimulai dari Wacana Aliran Tagmemik menganalisis kata dan menganalisi kalimat, tetapi titik awal analisisnya dimulai dari analisis wacana. Semua level gramatik menjadi bidang kajiannya yang merentang dari wacana sampai ke morfem. Tidak ada pemisahan bidang wacana, sintaksis, dan morfologi. Dalam Soeparno (2008:28) dijelaskan bahwa kedudukan klausa pada aliran tagmemik dianggap sebagai satuan gramatik yang unik, yakni sebagai satuan lingual terkecil yang bermakna proposisi dan merupakan hubungan string (untaian).
  • 22. Pembedaan Ciri-Etik dan Ciri-Emik Aliran Tagmemik mulai menegakkan eksistensi ciri –etik dan ciri- emik di dalam suatu struktur. Pembedaan ciri ini sudah mulai muncul pada aliran Struktural meski belum ditekankan. Ciri-etik adalah suatu ciri yang tidak membedakan, sedang ciri-emik adalah suatu ciri yang bersifat membedakan. Pada aliran Struktural terbatas pada pembedaan Fonetik dan Fonemik saja. Pada aliran Tagmemik penggunaan dan penerapan ciri-ciri tersebut lebih luas lagi sampai pada pembedaan ciri peran dan pembedaan tipe-tipe klausa. Ciri-etik dan emik pada tataran berdampak pada klasifikasi tipe klausa, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua kategori yakni tipe klausa berdasarkan peran-etik dan tipe klausa berdasarkan peran-emik.
  • 23. Menyukai Analisis Bahasa yang Belum Dikenal Menurut Pike (1982:24) Aliran Tagmemik sangat tertarik untuk menganalisis bahasa yang belum dikenal. Analisis terhadap bahasa yang dikenal atau sudah diketahui kaidahnya tidak begitu signifikan sebagai suatu temuan. Oleh karena itu para penguat alliran tagmemik rela berpayah-payah ke tempat yang jauh demi memburu bahasa yang belum pernah dijamah peneliti.
  • 24. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik Kelebihan Aliran Linguistik Tagmemik:  aliran ini berwawasan eklektik sehingga prinsip- prinsip aliran pratagmemik dihargai dan diperhitungkan sesuai karakteristiknya.  Dengan konsep semesta, bahasa apaupun dapat dianalisis dengan teori tagmemik.  Level gramatikalnya sangat lengkap dari morfem hingga wacana.  Dalam pengajaran bahasa dapat digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan komunikatif dan pendekatan kontekstual.  Fleksibilitas dalam analisis bahasa.  Menempatkan subjek dan predikat pada klausa bukan pada kalimat.  Mempertajam daya analisis, tidak sekedar menghafalkan prosedur dan menghafalkan simpulan  Tidak tampak kekhasan karena eklektik.  Terjadi ketidakaturan pada hierarki gramatikal dalam kasus bahasa bertipologi aglutinatif.  Pada masyarakat konservatif prediket harus kata kerja dan tidak ada istilah nominal belum berterima disemua mayarakat.  Analisis menggunakan rumus-rumus rumit. Kekurangan Aliran Linguistik Tagmemik:
  • 25. Analisis Penerapan Tagmemik Analisis penerapan tagmemik adalah sebagai berikut: Pengumpulan data, contoh: “Sebuah candi ditemukan di Nganjuk” Klasifikasi data berdasarkan tipe dan jenis disertai penyusunan peta kerja adalah sebagai berikut;
  • 26. NUC (IN) MAR (LIN) SLOT S P K PERAN Plk Sta Pelgkp Sebuah Candi ditemukan di Nganjuk KLAS FB FK F Eks KOHESI - T STA STA
  • 27. Penyusunan Rumus Bawahan Rumus itu dibaca: Frase benda terdiri atas tagmem, yakni tagmem inti (In) bersifat wajib (t) dengan peran item yang diisi oleh kata benda.
  • 28. Rumus itu dibaca: kata kerja terdiri atas tagmem, yakni tagmem inti (In) dengan peran pembentuk kerja yang diisi oleh konfiks (konf). Rumus itu dibaca: Frase presuposisi terdiri atas tagmem luar inti bersifat opsional dengan peran aspek pembentuk keterangan yang diisi oleh morfem preposisi.
  • 29. Identifikasi kelas kata atau morfem KB MK Konf: Preposisi sebuah temu di-kan di- candi Nganjuk
  • 30. Diagram pohon dengan kalimat “Sebuah candi ditemukan di Nganjuk”
  • 31. Penyusunan Rumus utama Klausa intransitif terdiri atas tagmen subjek bersifat wajib dengan peran pelaku (Plk) yang diisi oleh kata benda, tagmen predikat wajib dengan peran statemen (Sta) yang disis oleh kata kerja, dan tagmen keterangan bersifat wajib dengan peran pelengkap (Pel) yang diisi oleh frase eksosentrik.