SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 1
BAB I
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
AASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-71
1.1. Tujuan :
Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah
dengan berat kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%).
1.2. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105° - 110°C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram,
b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram,
c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram,
3. Desikator.
4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
1.3. Benda Uji :
Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air
tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan
ketelitian sebagai berikut :
Ukuran Butir Maksimum Jumlah Benda Uji Ketelitian
(3/4)”
Lewat saringan No.10
Lewat saringan No.40
1.000 gram
100 gram
10 gram
1,00 gram
0,10 gram
0,01 gram
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 2
1.4. Prosedur Percobaan :
1. Membersihkan dan mengeringkan cawan timbangan, kemudian
menimbang dan mencatat beratnya (W1).
2. Memasukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan.
Kemudian menimbang bersama tutupnya (W2).
3. Memasukkan cawan bersama tanah dalam keadaan terbuka kedalam oven
(105°C - 110°C) selama 16 – 24 jam.
4. Mengambil cawan dengan tanah kering dari oven, mendinginkan dalam
distikator. Menutup cawan setelah dingin.
5. Menimbang cawan tertutup bersama tanah kering (W3).
1.5. Prosedur Perhitungan :
Kadar air W (%) =
keringtanahberat
airberat
x 100%
W =
W1-W3
W3-W2
x 100% (dua angka dibelakang koma).....................(1.1)
Catatan :
1. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering,
pengeringan tanah dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2
kali yang berurutan beratnya harus tidak kurang lagi (maximum
selisih 0,1 persen)
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung
bahan organik atau mengandung gips. Menggunakan temperatur oven
sekitar 60°C - 80°C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan
menggunakan cara seperti tersebut pada 1.a.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan
pemadatan, batas-batas atterbert, konsolidasi dan lain sebagainya.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 3
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu
digunakan dua benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir
sama, yang kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua
percobaan terlalu berbeda, harus diulang.
4. Membuat kesimpulan dari hasil pengujian.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 4
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR
PEMERIKSAAN KADAR AIR
ASTM D 2216 – 71
LOKASI
NO. CONTOH
KEDALAMAN
TANGGAL TEST
: BUKIT RAWI
: 1
: 30-40 cm
: 24 Januari 2014
DIKERJAKAN
DIPERIKSA
KETERANGAN
PARAF
: Samuel Exaudy
:
:
:
Nomor Cawan I II
Berat cawan kosong (W1) (gr) 14,9 14,5
Berat cawan + tanah basah (W2) (gr) 75 74
Berat cawan + tanah kering (W3) (gr) 67,3 66,2
Berat air (W4 = W2 – W3) (gr) 7,7 7,8
Berat tanah kering (W5 = W3 –
W1)
(gr) 52,4 51,7
Kadar air (W = W4 / W5 x 100) (%) 14,69 15,08
Kadar air rata-rata (%) 14,88
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 40,538 %. Berdasarkan
kadar air ini tanah berbentuk padat. Tanah berbutir halus khususya tanah
lempung, akan banyak dipengaruhi oleh air, sehingga partikel air dengan mineral-
mineral lempung saling terikat satu sama lain.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 5
BAB II
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME
2.1 Tujuan:
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat isi, angka pori, derajat
kejenuhan suatu sampel tanah.
2.2 Alat danBahan :
1. Ring berat isi
2. Jangka sorong
3. Oven
4. Desikator
2.3 Prosedur Percobaan :
1. Membersihkan ring berat isi yang akan digunakan.
2. Mengukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka
sorong.
3. Menimbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Memasukkan sampel tanah kedalam ring langsung dari tabung sampel
tanah dari alat Extruder.
5. Meratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau
pemotong.
6. Membersihkan bagian luar ring ,lalu menimbang kembali..
7. Memasukkan ring yang berisi sampel tanah tersebut kedalam oven
dengan suhu 110˚C selama 24 jam.
8. Memasukkan kedalam desikator sampaidingin, lalu menimbang
kembali.
9. Melakukan perhitungan sesuai dengan format laporan yang tersedia.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 6
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME, ANGKA PORI & DERAJAT
KEJENUHAN
ASTM D 2216 – 71
LOKASI
NO. CONTOH
KEDALAMAN
TANGGAL TEST
: BUKIT RAWI
: 1
: 30-40 cm
: 24 Januari 2014
DIKERJAKAN
DIHITUNG
KETERANGAN
PARAF
: Samuel Exaudy
:
:
Sampel Ke I II Rata-rata
Berat tanah basah gram 150,6
Volume tanah basah cc 65,8
Berat volume tanah basah 𝛾𝑡 gram/cc 2,28
Kadar Air (%) 15,95
Berat volume tanah kering 𝛾𝑑 gram/cc 1,97
Berat Jenis (Gs) 2,48
Angka Pori (e) 0,26
Derajat Kejenuhan (S) (%) 15,71
Porositas (n) (%) 20,41
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan pemeriksaan berat volume di dapat nilai berat
volume tanah basah = 2,28 gr/cc, berat volume tanah kering = 1,97 gr/cc, kadar air
(w) = 15,95 %, Porositas (n) = 20,41 %, Angka pori (e)=0,26. yang berarti
keadaaan tanah lembab.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 7
BAB III
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-72
3.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
3.2. Peralatan :
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimum 500 ml.
b. Desikator.
c. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C.
d. Bak Perendam.
e. Botol berisi air suling.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Pompa hampa udara (vacum, 1 – 1½ PK) atau tungku listrik (hotplate).
h. Termometer ukuran 0 - 50°C dengan ketelitian 1°C.
i. Saringan No.4, No.10, No.40 dan penadahnya.
3.3. Bahan :
Benda uji harus disiapkan sebagai berikut :
a. Menyaring bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 dan
penadahnya. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai
pembantu untuk pemeriksaan analisa hidrometer, contoh harus dipilih
yang melalui saringan no.10 atau no.40
b. Mengeringkan benda uji pada temperatur 105°C- 110°C dan
mendinginkan dalam disikator.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 8
c. Memecahkan gumpalan–gumpalan tanah dengan menggarus dalam
mortar dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus
karet/palu karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak.
3.4. Pelaksanaan Pemeriksaan :
a. Mencuci piknometer dengan air suling dan keringkan, menimbang
piknometer kosong dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b. Memasukkan benda uji (contoh tanah kering) ke dalam piknometer dan
menimbang bersama tutupnya (W2).
c. Menambahkan air suling sehingga piknometer terisi duapertiga. Untuk
bahan yang mengandung lempung, maka benda uji dapat didiamkan
selama paling sedikit 24 jam.
d. Mendidihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimum 10 menit,
dan memiringkan botol piknometer sekali-sekali, menambahkan air
secukupnya untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang
tersekap.
e. Pada saat menggunakan pompa vacum, tekanan udara didalam
piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian
mengisi piknometer dengan air suling dan membiarkan piknometer
beserta isinya untuk mencapai suhu konstan didalam bejana air atau
dalam kamar. Sebuah suhu konstan, air suling seperlunya sampai tanda
batas atau sampai penuh danmenutup piknometer, mengeringkan bagian
luarnya dan menimbang (W3). Mengukur suhu dari piknometer dengan
ketelitian 1°C.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka dapat menentukan isinya
dengan cara, mengosongkan piknometer dan membersihkan. Mengisi
piknometer dengan air suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 1°C
dan memasang tutupnya. Mengeringkan bagian luarnya, menimbang dan
mengoreksi terhadap suhu (W4).
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 9
3.5. Perhitungan :
1. Menghitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :
Gs =
W2)-(W3-W1)-(W4
-W2 W1
...................................................................................(3.1)
Dimana :
W1 : berat piknometer (gram )
W2 : berat piknometer dengan bahan kering (gram)
W3 : berat piknometer , bahan dan air (gram)
W4 : berat piknometer dan air (gram)
Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus
diulang.
2. Mengambil harga rata-rata dari kedua pemeriksaan tersebut.
Catatan :
a. Kalibrasi Piknometer :
1. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat
(W1). Piknometer diisi air suling dan dimasukkan dalam bejana air
pada suhu 25°C, sesudah piknometer mencapai suhu 25°C tutupnya
dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta
isinya ditimbang (W25).
2. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25°C susunlah tabel harga
W4 untuk suatu urutan suhu kira-kira antara 18°C sampai 31°C.
Harga W4 dihitung sebagai berikut :
W4 = W25 x K
Dimana :
W4 : berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.
W25 : berat piknometer dan air pada suhu 25°C.
K : fator koreksi (daftar no.1)
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 10
3. Faktor koreksi : K
Suhu : T
Daftar No.1
T18 19 20 21 22 23 24
K1.0016 1.0014 1.0012 1.00010 1.0001 1.0005 1.0003
T25 26 27 28 29 30 31
K1.0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983
b. 1. Untuk benda uji kering.
Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus
dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.
2. Benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya
dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai (W2 –
W1).
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 11
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR
PEMERIKSAAN BERAT JENIS
ASTM D 854 – 58
LOKASI
NO. CONTOH
KEDALAMAN
TANGGAL TEST
: BUKIT RAWI
: 1
: 30-40 cm
: 24 Januari 2014
DIKERJAKAN
DIHITUNG
KETERANGAN
PARAF
: Samuel Exaudy
:
:
:
Nomor Piknometer I
Berat Piknometer Kosong (W1) ( gr) 165,7
Berat Piknometer + Tanah Kering (W2) ( gr) 266
Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) (gr) 721,2
Berat Piknometer + Air pada T C (W4) (gr) 661,3
Suhu°C 25
A = Berat tanah (Wt = W2 – W1) 100,3
B = (W3 – W4) 59,9
C = (A – B) 40,4
Berat Jenis Tanah (Gs = A : C) 2,48
*Catatan : Tanah asli / kering oven
Kesimpulan :
Berat Jenis (Gs) merupakan perbandingan antara berat volum butiran padat
dengan volum air. Sehingga berdasarkan percobaan diperoleh Gs sebesar 2,48
yang termasuk kategori lempung organik.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 12
BAB IV
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG
4.1 PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
PB 09-76 ; AASHTO T-89-74 ; ASTM D-423-66 ; SK SNI M-071989-F
4.1.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair
sesuatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan
antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair
apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam
mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan
dibawah), menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali pukulan.
4.1.2 Peralatan :
1. Alat batas cair standard (atterberg).
2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM
3. Alat pembuat alur (grooving tool) Cassagrande
4. Cawan porselin (mortar)
5. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet
6. Spatula/spatel
7. Galas ukur 200 ml
8. Thin box/cawan
9. Saringan no.40
10. Air distilasi dalam botol (wast bottle)
11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 13
4.1.3 Prosedur Percobaan :
A. Persiapan Benda Uji
a. Menyediakan contoh tanah untuk pemeriksaan ini sebanyak + 100
gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-
butir yang lebih besar atau hampir semua butirannya lebih halus dari
0,425 mm (no..40)
b. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar
lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya
tanpa persiapan terlebih dahulu.
c. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu
kurang dari 60°C) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan
saringan.
d. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar
dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet,
sehingga butiran-butiran tidak rusak. Kemudian saring dengan
saringan no.40. bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan
bagian yang lolos saringan digunakan sebagai benda uji.
B. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Memeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat
keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar,
sumbu mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa
alat pembalurnya mempunyai ukuran-ukuran yang benar.
b. Memeriksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat
setinggi 1cm. Gunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai
pegukur. Bila tidak benar perbaiki setelannya.
c. Meletakan contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok
porselin, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-20
cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 14
tambah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan
dan tusuk-tusuk dan tambah air lagi, dan seterusnya sehingga
diperoleh adukan yang benar-benar merata.
d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah
menghasilkan sekitar 30 – 40 pukulan pada percobaan awal, taruhlah
sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok casagrande. Gunakan
spatel/spatula, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak
terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan
tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung
tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah sebagian
tedalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan
tersebut kemangkok porselin.
e. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok
searah dengan sumbu alat, sehinngga tanah terpisah menjadi dua
bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan
ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya
alur yang tidak baik atau gesernya tanah dalam mangkok, barutlah
gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit
lebih dalam.
f. 1. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh
pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik, sampai
kedua tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm. Catatlah jumlah
pukulan yang diperlukan tersebut.
2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah
kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok casagrande ke
cawa porselin,tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah
seperti tadi sampai merata.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 15
3. Mencuci mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan
dengan kain/kapas kering, kemudian ulang pekerjaan seperti
tersebut diatas.
g. Mengambil segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara
melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu.
Periksalah kadar air tanah tersebut lihat percobaan no.01)
h. Mengambil sisa tanah yang masih ada, dalam mangkok dan
kembalikan ke cawan porselin, tambah lagi dengan air secara merata.
Cuci dan keringkan mangkok.
i. Mengulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga
diperoleh 3 atau 4 data sehubungan antara kadar air jumlah pukulan
diantara 10-20,20-30 dan 30-40 pukulan dengan masing-masing
selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari
keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair (kadang air
terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
j. Perhitungan :
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan
merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis
(dengan skala log) dan kadar air sebagai koordinat (dalam persen
dengan skala biasa). Tarik garis lurus melalui titik-titik tersebut. Jika
ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak pada garis lurus, maka
buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.
Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan
garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas
cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 16
formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli
atau kering udara, kering oven, disaring atau tidak.
4.2 PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)
PB 0110-76 , AASHTO T-90-74 ; SK SNI M-06-1989-F
4.2.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah
masih dalam keadaan plastis.
4.2.2 Peralatan dan Bahan :
a. Peralatan
1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm
2. Spatula
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
4. Cawan porselin
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
6. Gelas ukur 200 ml
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C.
9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle)
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram
4.2.3 Prosedur Percobaan :
a. Meletakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian diaduk
sehingga kadar airnya merata.
b. Setelah kadar airnya merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
seberat 8 gram, kemudian tanah tersebut digeleng-geleng diatas plat
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 17
kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan
80 – 90 gelengan per menit.
c. Gelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum
benda mancapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali,
ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata
penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih dari 3 mm tanpa
menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat
diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengadukan dan penggelengan tersebut terus dilakukan sampai retakan-
retakan itu terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3
mm.
e. Memeriksa kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk
pemeriksaan kadar air.
4.2.4 Prosedur Perhitungan :
a. Menentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.
b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
c. Mencatat hasil perhitungan pada formulir benda uji yang diperiksa
dalam keadaan asli atau kering udara disaring atau tidak.
Catatan :
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk
pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah
pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis.
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis =
Liquid Limit – Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 18
4.3 PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)
AASHTO T-92-68
4.3.1 Tujuan :
a. Peralatan
1. Prong Plate
2. Monel dish
3. Cristalizing dish
4. Cawan petry
5. Mercury
6. Porselin dish
7. Neraca ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah
4.3.2 Prosedur Pelaksanaan :
a. Menyiapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram.
b. Meletakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya
air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih
tinggi daripada kadar air batas cair.
c. Mengoleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah
lekatan tanah.
d. Mengisi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah
dipersiapkan lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga
pasta tanah mengalir kesamping dan memadat. Lakukan hal sama untuk
lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 19
penuh dan padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang
terperangkap.
e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
f. Membersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A)
g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam
pada 110°C
h. Setelah kering masukkan kedalam desikator agar cepat dingin kemudian
ditimbang (B).
i. Menimbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C).
4.3.3 Perhitungan :
a. Mengukur volume monel dish :
- Mengisi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan
plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan
keluar.
- Menimbang monel dish berikut air raksa (D)
Volume =
raksaairBJ
raksaairBerat
.............................................................................(4.1)
dimana :
Berat air raksa = D – C gram
BJ air raksa = 13,6 gr/cm3
b. Mengukur volume tanah kering :
- Menempatkancristalizing dish pada cawan petry besar.
- Mengisi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Meletakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga
kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petri
besar.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 20
- Mengangkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar kemudian
air raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan kedalam botol
penyimpanan.
- Membersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.
- Meletakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petri kemudian
sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas.
- Menekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong plate
sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah
prong plate.
- Menimbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa tersebut.
- Mengitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.
Catatan :
1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan ini minimal
sebanyak 2 kali
2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa kelebihan harus
keluar semua.
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 21
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG
ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987
Batas Plastis (PL)
Banyak Cawan I II
Berat Cawan (Gr) 9,7 10
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 31,3 32,8
Berat Air
(Gr) 5,4 5,6
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 25,9 27,2
Berat Tanah Kering (Gr) 16,2 17,2
Kadar Air
(Gr) 33,3 32,5
Batas Susut (SL)
No. Cetakan I
Berat Cetakan (Gr) 10
Berat Cetakan + Tanah Basah (Gr) 134,2
Berat Cetakan + Tanah Kering (Gr) 89,2
Berat Tanah Basah (Gr) 124,2
Berat Air
(Gr) 44,9
Berat Tanah Kering (Wo) (Gr) 79,3
Isi Tanah Basah (V) 80,73
Isi Tanah Kering (Vo) 52,37
Kadar Air (w)
(%) 56,6
SL = w . V-Vo x 100%
Wo 20,9
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 22
Banyak Pukulan
Batas Cair (LL)
15 Kali 26 Kali 38 Kali
Berat Cawan (Gr) 9,7 9,8 9,4
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 43,4 52,3 50,7
Berat Air (Gr) 12,3 14,9 14
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 40,4 50,2 39,5
Berat Tanah Kering (Gr) 21,4 27,6 27,3
Kadar Air (%) 57,4 53,9 51,2
Rata-rata kadar air
LL PL PI = LL –
PL
SL Catatan
-
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 23
Kesimpulan :
Batas –batas Atterberg adalah batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus
dengan mempertimbangkan batas cair, batas plastis, dan batas susut. Hal
terpenting yanga ada penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisnya.
Plastisistas di sebabkan oleh adanya partikel mineral lempung pada tanah,
sehingga istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam
menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa terjadi retak-
retak.
57.4
53.9
51.2
50
51
52
53
54
55
56
57
58
0 5 10 15 20 25 30 35 40
KadarAir(%)
Banyaknya Pukulan
Laporan Mekanika Tanah
Kelompok 10 Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Setyo, Gogot. 2011. Pengujian Tanah di Laboratorium. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yani, M. Ikhwan. 2014. Buku Penuntun Praktikum Mekanika Tanah.
Palangkaraya : Laboraturium Mekanika Tanah.

More Related Content

What's hot

03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
21376 sni 15-2049-2004-semen-portland
21376 sni 15-2049-2004-semen-portland21376 sni 15-2049-2004-semen-portland
21376 sni 15-2049-2004-semen-portlandandika dika
 
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Ganisa Elsina Salamena
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMarfizal Marfizal
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluapVian Andreas
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahHendra Supriyanto
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptxPPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptxFakhmiImanuddin
 
Dokumen gaya uplift
Dokumen gaya upliftDokumen gaya uplift
Dokumen gaya upliftHAFIZ ILHAM
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yangGusti Rusmayadi
 

What's hot (20)

Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Kuat geser
Kuat geserKuat geser
Kuat geser
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
21376 sni 15-2049-2004-semen-portland
21376 sni 15-2049-2004-semen-portland21376 sni 15-2049-2004-semen-portland
21376 sni 15-2049-2004-semen-portland
 
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 okMekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
Mekanika fluida 1 pertemuan 03 ok
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptxPPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
 
Dokumen gaya uplift
Dokumen gaya upliftDokumen gaya uplift
Dokumen gaya uplift
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 

Similar to Mektan 2015

Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanah
Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanahPraktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanah
Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanahnoussevarenna
 
pengujian kadar air agregat
pengujian kadar air agregatpengujian kadar air agregat
pengujian kadar air agregatbag_prasetya
 
Pemeriksaan berat jenis
Pemeriksaan berat jenisPemeriksaan berat jenis
Pemeriksaan berat jenispratiwi01
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanUmi Umaroh
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Subandy Civil
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranAfianto Faisol
 
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200Vivi Vitriana
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahKetut Swandana
 
BERAT JENIS TANAH.docx
BERAT JENIS TANAH.docxBERAT JENIS TANAH.docx
BERAT JENIS TANAH.docxMuh. Aksal
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxferdiankurniawan4
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Yan Eshad
 
metode petrokimia
metode petrokimiametode petrokimia
metode petrokimiaebenezerskl
 
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...sumadhijono
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliHesty Kartika Dewi
 
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxPENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxMuh. Aksal
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetriIndriati Dewi
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...Muhamad Imam Khairy
 

Similar to Mektan 2015 (20)

Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanah
Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanahPraktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanah
Praktek Mekanika Tanah - Uji berat jenis tanah
 
pengujian kadar air agregat
pengujian kadar air agregatpengujian kadar air agregat
pengujian kadar air agregat
 
Pemeriksaan berat jenis
Pemeriksaan berat jenisPemeriksaan berat jenis
Pemeriksaan berat jenis
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & Campuran
 
TSS.pdf
TSS.pdfTSS.pdf
TSS.pdf
 
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
 
BERAT JENIS TANAH.docx
BERAT JENIS TANAH.docxBERAT JENIS TANAH.docx
BERAT JENIS TANAH.docx
 
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
 
metode petrokimia
metode petrokimiametode petrokimia
metode petrokimia
 
C
CC
C
 
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docxPENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO ( CBR ).docx
 
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
68857847 laporan-praktikum-kimia-analitik-gravimetri
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
 
Boiler sop 20100217
Boiler sop 20100217Boiler sop 20100217
Boiler sop 20100217
 

More from Samuel Exaudy Tondang (9)

Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Kuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galianKuliah genesa bahan galian
Kuliah genesa bahan galian
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Endapan Placer
Endapan PlacerEndapan Placer
Endapan Placer
 
Daftar isi (recovered)
Daftar isi (recovered)Daftar isi (recovered)
Daftar isi (recovered)
 
Cover laporan praktikum mektan (recovered)
Cover laporan praktikum mektan (recovered)Cover laporan praktikum mektan (recovered)
Cover laporan praktikum mektan (recovered)
 
Lembar asistensi
Lembar asistensiLembar asistensi
Lembar asistensi
 
HaKi
HaKiHaKi
HaKi
 
Tugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian iTugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian i
 

Recently uploaded

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 

Recently uploaded (10)

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 

Mektan 2015

  • 1. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 1 BAB I PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH AASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-71 1.1. Tujuan : Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%). 1.2. Peralatan : 1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105° - 110°C. 2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya : a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram, b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram, c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram, 3. Desikator. 4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat. 1.3. Benda Uji : Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian sebagai berikut : Ukuran Butir Maksimum Jumlah Benda Uji Ketelitian (3/4)” Lewat saringan No.10 Lewat saringan No.40 1.000 gram 100 gram 10 gram 1,00 gram 0,10 gram 0,01 gram
  • 2. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 2 1.4. Prosedur Percobaan : 1. Membersihkan dan mengeringkan cawan timbangan, kemudian menimbang dan mencatat beratnya (W1). 2. Memasukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan. Kemudian menimbang bersama tutupnya (W2). 3. Memasukkan cawan bersama tanah dalam keadaan terbuka kedalam oven (105°C - 110°C) selama 16 – 24 jam. 4. Mengambil cawan dengan tanah kering dari oven, mendinginkan dalam distikator. Menutup cawan setelah dingin. 5. Menimbang cawan tertutup bersama tanah kering (W3). 1.5. Prosedur Perhitungan : Kadar air W (%) = keringtanahberat airberat x 100% W = W1-W3 W3-W2 x 100% (dua angka dibelakang koma).....................(1.1) Catatan : 1. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan tanah dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang berurutan beratnya harus tidak kurang lagi (maximum selisih 0,1 persen) b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organik atau mengandung gips. Menggunakan temperatur oven sekitar 60°C - 80°C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan menggunakan cara seperti tersebut pada 1.a. 2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-batas atterbert, konsolidasi dan lain sebagainya.
  • 3. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 3 3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan dua benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu berbeda, harus diulang. 4. Membuat kesimpulan dari hasil pengujian.
  • 4. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 4 LABORATORIUM MEKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNPAR PEMERIKSAAN KADAR AIR ASTM D 2216 – 71 LOKASI NO. CONTOH KEDALAMAN TANGGAL TEST : BUKIT RAWI : 1 : 30-40 cm : 24 Januari 2014 DIKERJAKAN DIPERIKSA KETERANGAN PARAF : Samuel Exaudy : : : Nomor Cawan I II Berat cawan kosong (W1) (gr) 14,9 14,5 Berat cawan + tanah basah (W2) (gr) 75 74 Berat cawan + tanah kering (W3) (gr) 67,3 66,2 Berat air (W4 = W2 – W3) (gr) 7,7 7,8 Berat tanah kering (W5 = W3 – W1) (gr) 52,4 51,7 Kadar air (W = W4 / W5 x 100) (%) 14,69 15,08 Kadar air rata-rata (%) 14,88 Kesimpulan : Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 40,538 %. Berdasarkan kadar air ini tanah berbentuk padat. Tanah berbutir halus khususya tanah lempung, akan banyak dipengaruhi oleh air, sehingga partikel air dengan mineral- mineral lempung saling terikat satu sama lain.
  • 5. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 5 BAB II PEMERIKSAAN BERAT VOLUME 2.1 Tujuan: Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat isi, angka pori, derajat kejenuhan suatu sampel tanah. 2.2 Alat danBahan : 1. Ring berat isi 2. Jangka sorong 3. Oven 4. Desikator 2.3 Prosedur Percobaan : 1. Membersihkan ring berat isi yang akan digunakan. 2. Mengukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong. 3. Menimbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram. 4. Memasukkan sampel tanah kedalam ring langsung dari tabung sampel tanah dari alat Extruder. 5. Meratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau pemotong. 6. Membersihkan bagian luar ring ,lalu menimbang kembali.. 7. Memasukkan ring yang berisi sampel tanah tersebut kedalam oven dengan suhu 110˚C selama 24 jam. 8. Memasukkan kedalam desikator sampaidingin, lalu menimbang kembali. 9. Melakukan perhitungan sesuai dengan format laporan yang tersedia.
  • 6. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 6 LABORATORIUM MEKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNPAR PEMERIKSAAN BERAT VOLUME, ANGKA PORI & DERAJAT KEJENUHAN ASTM D 2216 – 71 LOKASI NO. CONTOH KEDALAMAN TANGGAL TEST : BUKIT RAWI : 1 : 30-40 cm : 24 Januari 2014 DIKERJAKAN DIHITUNG KETERANGAN PARAF : Samuel Exaudy : : Sampel Ke I II Rata-rata Berat tanah basah gram 150,6 Volume tanah basah cc 65,8 Berat volume tanah basah 𝛾𝑡 gram/cc 2,28 Kadar Air (%) 15,95 Berat volume tanah kering 𝛾𝑑 gram/cc 1,97 Berat Jenis (Gs) 2,48 Angka Pori (e) 0,26 Derajat Kejenuhan (S) (%) 15,71 Porositas (n) (%) 20,41 Kesimpulan : Berdasarkan hasil percobaan pemeriksaan berat volume di dapat nilai berat volume tanah basah = 2,28 gr/cc, berat volume tanah kering = 1,97 gr/cc, kadar air (w) = 15,95 %, Porositas (n) = 20,41 %, Angka pori (e)=0,26. yang berarti keadaaan tanah lembab.
  • 7. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 7 BAB III PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY) AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-72 3.1. Tujuan : Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. 3.2. Peralatan : a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 500 ml. b. Desikator. c. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C. d. Bak Perendam. e. Botol berisi air suling. f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram g. Pompa hampa udara (vacum, 1 – 1½ PK) atau tungku listrik (hotplate). h. Termometer ukuran 0 - 50°C dengan ketelitian 1°C. i. Saringan No.4, No.10, No.40 dan penadahnya. 3.3. Bahan : Benda uji harus disiapkan sebagai berikut : a. Menyaring bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 dan penadahnya. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan analisa hidrometer, contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau no.40 b. Mengeringkan benda uji pada temperatur 105°C- 110°C dan mendinginkan dalam disikator.
  • 8. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 8 c. Memecahkan gumpalan–gumpalan tanah dengan menggarus dalam mortar dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet/palu karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak. 3.4. Pelaksanaan Pemeriksaan : a. Mencuci piknometer dengan air suling dan keringkan, menimbang piknometer kosong dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1). b. Memasukkan benda uji (contoh tanah kering) ke dalam piknometer dan menimbang bersama tutupnya (W2). c. Menambahkan air suling sehingga piknometer terisi duapertiga. Untuk bahan yang mengandung lempung, maka benda uji dapat didiamkan selama paling sedikit 24 jam. d. Mendidihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimum 10 menit, dan memiringkan botol piknometer sekali-sekali, menambahkan air secukupnya untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap. e. Pada saat menggunakan pompa vacum, tekanan udara didalam piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian mengisi piknometer dengan air suling dan membiarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstan didalam bejana air atau dalam kamar. Sebuah suhu konstan, air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai penuh danmenutup piknometer, mengeringkan bagian luarnya dan menimbang (W3). Mengukur suhu dari piknometer dengan ketelitian 1°C. f. Bila isi piknometer belum diketahui maka dapat menentukan isinya dengan cara, mengosongkan piknometer dan membersihkan. Mengisi piknometer dengan air suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 1°C dan memasang tutupnya. Mengeringkan bagian luarnya, menimbang dan mengoreksi terhadap suhu (W4).
  • 9. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 9 3.5. Perhitungan : 1. Menghitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini : Gs = W2)-(W3-W1)-(W4 -W2 W1 ...................................................................................(3.1) Dimana : W1 : berat piknometer (gram ) W2 : berat piknometer dengan bahan kering (gram) W3 : berat piknometer , bahan dan air (gram) W4 : berat piknometer dan air (gram) Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus diulang. 2. Mengambil harga rata-rata dari kedua pemeriksaan tersebut. Catatan : a. Kalibrasi Piknometer : 1. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W1). Piknometer diisi air suling dan dimasukkan dalam bejana air pada suhu 25°C, sesudah piknometer mencapai suhu 25°C tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya ditimbang (W25). 2. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25°C susunlah tabel harga W4 untuk suatu urutan suhu kira-kira antara 18°C sampai 31°C. Harga W4 dihitung sebagai berikut : W4 = W25 x K Dimana : W4 : berat piknometer dan air yang telah dikoreksi. W25 : berat piknometer dan air pada suhu 25°C. K : fator koreksi (daftar no.1)
  • 10. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 10 3. Faktor koreksi : K Suhu : T Daftar No.1 T18 19 20 21 22 23 24 K1.0016 1.0014 1.0012 1.00010 1.0001 1.0005 1.0003 T25 26 27 28 29 30 31 K1.0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983 b. 1. Untuk benda uji kering. Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstan. 2. Benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai (W2 – W1).
  • 11. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 11 LABORATORIUM MEKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNPAR PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASTM D 854 – 58 LOKASI NO. CONTOH KEDALAMAN TANGGAL TEST : BUKIT RAWI : 1 : 30-40 cm : 24 Januari 2014 DIKERJAKAN DIHITUNG KETERANGAN PARAF : Samuel Exaudy : : : Nomor Piknometer I Berat Piknometer Kosong (W1) ( gr) 165,7 Berat Piknometer + Tanah Kering (W2) ( gr) 266 Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) (gr) 721,2 Berat Piknometer + Air pada T C (W4) (gr) 661,3 Suhu°C 25 A = Berat tanah (Wt = W2 – W1) 100,3 B = (W3 – W4) 59,9 C = (A – B) 40,4 Berat Jenis Tanah (Gs = A : C) 2,48 *Catatan : Tanah asli / kering oven Kesimpulan : Berat Jenis (Gs) merupakan perbandingan antara berat volum butiran padat dengan volum air. Sehingga berdasarkan percobaan diperoleh Gs sebesar 2,48 yang termasuk kategori lempung organik.
  • 12. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 12 BAB IV PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG 4.1 PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) PB 09-76 ; AASHTO T-89-74 ; ASTM D-423-66 ; SK SNI M-071989-F 4.1.1 Tujuan : Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair sesuatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali pukulan. 4.1.2 Peralatan : 1. Alat batas cair standard (atterberg). 2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM 3. Alat pembuat alur (grooving tool) Cassagrande 4. Cawan porselin (mortar) 5. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet 6. Spatula/spatel 7. Galas ukur 200 ml 8. Thin box/cawan 9. Saringan no.40 10. Air distilasi dalam botol (wast bottle) 11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)
  • 13. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 13 4.1.3 Prosedur Percobaan : A. Persiapan Benda Uji a. Menyediakan contoh tanah untuk pemeriksaan ini sebanyak + 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir- butir yang lebih besar atau hampir semua butirannya lebih halus dari 0,425 mm (no..40) b. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan terlebih dahulu. c. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60°C) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan. d. Memecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no.40. bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lolos saringan digunakan sebagai benda uji. B. Pelaksanaan Pemeriksaan a. Memeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembalurnya mempunyai ukuran-ukuran yang benar. b. Memeriksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1cm. Gunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai pegukur. Bila tidak benar perbaiki setelannya. c. Meletakan contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok porselin, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-20 cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu
  • 14. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 14 tambah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk-tusuk dan tambah air lagi, dan seterusnya sehingga diperoleh adukan yang benar-benar merata. d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 – 40 pukulan pada percobaan awal, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok casagrande. Gunakan spatel/spatula, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah sebagian tedalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut kemangkok porselin. e. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah dengan sumbu alat, sehinngga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau gesernya tanah dalam mangkok, barutlah gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit lebih dalam. f. 1. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik, sampai kedua tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm. Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut. 2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok casagrande ke cawa porselin,tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata.
  • 15. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 15 3. Mencuci mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain/kapas kering, kemudian ulang pekerjaan seperti tersebut diatas. g. Mengambil segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut lihat percobaan no.01) h. Mengambil sisa tanah yang masih ada, dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselin, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok. i. Mengulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3 atau 4 data sehubungan antara kadar air jumlah pukulan diantara 10-20,20-30 dan 30-40 pukulan dengan masing-masing selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair (kadang air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi). j. Perhitungan : Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai koordinat (dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus melalui titik-titik tersebut. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak pada garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut. Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada
  • 16. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 16 formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering udara, kering oven, disaring atau tidak. 4.2 PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT) PB 0110-76 , AASHTO T-90-74 ; SK SNI M-06-1989-F 4.2.1 Tujuan : Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis. 4.2.2 Peralatan dan Bahan : a. Peralatan 1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm 2. Spatula 3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm. 4. Cawan porselin 5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah 6. Gelas ukur 200 ml 7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C. 9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle) b. Bahan 1. Air suling 2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram 4.2.3 Prosedur Percobaan : a. Meletakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian diaduk sehingga kadar airnya merata. b. Setelah kadar airnya merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8 gram, kemudian tanah tersebut digeleng-geleng diatas plat
  • 17. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 17 kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 – 90 gelengan per menit. c. Gelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan diameter 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda mancapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih dari 3 mm tanpa menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit. d. Pengadukan dan penggelengan tersebut terus dilakukan sampai retakan- retakan itu terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3 mm. e. Memeriksa kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk pemeriksaan kadar air. 4.2.4 Prosedur Perhitungan : a. Menentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis. b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen. c. Mencatat hasil perhitungan pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering udara disaring atau tidak. Catatan : 1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering. 2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas plastis. 3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis = Liquid Limit – Plastis Limit). 4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.
  • 18. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 18 4.3 PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) AASHTO T-92-68 4.3.1 Tujuan : a. Peralatan 1. Prong Plate 2. Monel dish 3. Cristalizing dish 4. Cawan petry 5. Mercury 6. Porselin dish 7. Neraca ketelitian 0,01 gram 8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) °C b. Bahan 1. Air suling 2. Contoh tanah 4.3.2 Prosedur Pelaksanaan : a. Menyiapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram. b. Meletakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih tinggi daripada kadar air batas cair. c. Mengoleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah lekatan tanah. d. Mengisi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah mengalir kesamping dan memadat. Lakukan hal sama untuk lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai
  • 19. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 19 penuh dan padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang terperangkap. e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong. f. Membersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A) g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam pada 110°C h. Setelah kering masukkan kedalam desikator agar cepat dingin kemudian ditimbang (B). i. Menimbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C). 4.3.3 Perhitungan : a. Mengukur volume monel dish : - Mengisi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan keluar. - Menimbang monel dish berikut air raksa (D) Volume = raksaairBJ raksaairBerat .............................................................................(4.1) dimana : Berat air raksa = D – C gram BJ air raksa = 13,6 gr/cm3 b. Mengukur volume tanah kering : - Menempatkancristalizing dish pada cawan petry besar. - Mengisi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap. - Meletakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petri besar.
  • 20. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 20 - Mengangkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar kemudian air raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan kedalam botol penyimpanan. - Membersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang. - Meletakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petri kemudian sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas. - Menekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong plate sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah prong plate. - Menimbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa tersebut. - Mengitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan volume tanah kering. Catatan : 1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan ini minimal sebanyak 2 kali 2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa kelebihan harus keluar semua.
  • 21. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 21 LABORATORIUM MEKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNPAR PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987 Batas Plastis (PL) Banyak Cawan I II Berat Cawan (Gr) 9,7 10 Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 31,3 32,8 Berat Air (Gr) 5,4 5,6 Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 25,9 27,2 Berat Tanah Kering (Gr) 16,2 17,2 Kadar Air (Gr) 33,3 32,5 Batas Susut (SL) No. Cetakan I Berat Cetakan (Gr) 10 Berat Cetakan + Tanah Basah (Gr) 134,2 Berat Cetakan + Tanah Kering (Gr) 89,2 Berat Tanah Basah (Gr) 124,2 Berat Air (Gr) 44,9 Berat Tanah Kering (Wo) (Gr) 79,3 Isi Tanah Basah (V) 80,73 Isi Tanah Kering (Vo) 52,37 Kadar Air (w) (%) 56,6 SL = w . V-Vo x 100% Wo 20,9
  • 22. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 22 Banyak Pukulan Batas Cair (LL) 15 Kali 26 Kali 38 Kali Berat Cawan (Gr) 9,7 9,8 9,4 Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 43,4 52,3 50,7 Berat Air (Gr) 12,3 14,9 14 Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 40,4 50,2 39,5 Berat Tanah Kering (Gr) 21,4 27,6 27,3 Kadar Air (%) 57,4 53,9 51,2 Rata-rata kadar air LL PL PI = LL – PL SL Catatan -
  • 23. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 23 Kesimpulan : Batas –batas Atterberg adalah batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan batas cair, batas plastis, dan batas susut. Hal terpenting yanga ada penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisnya. Plastisistas di sebabkan oleh adanya partikel mineral lempung pada tanah, sehingga istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa terjadi retak- retak. 57.4 53.9 51.2 50 51 52 53 54 55 56 57 58 0 5 10 15 20 25 30 35 40 KadarAir(%) Banyaknya Pukulan
  • 24. Laporan Mekanika Tanah Kelompok 10 Page 24 DAFTAR PUSTAKA Setyo, Gogot. 2011. Pengujian Tanah di Laboratorium. Yogyakarta : Graha Ilmu. Yani, M. Ikhwan. 2014. Buku Penuntun Praktikum Mekanika Tanah. Palangkaraya : Laboraturium Mekanika Tanah.