Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Perbedaan antara konsep disjungtif
1. KELOMPOK 4 :
Hanifa Nadhira Saputri ( 037117136 )
Novia Sriheryani ( 037117123 )
Noura Nazifah H. M ( 037117125 )
Nurmilah Hasan ( 037117115 )
1. Perbedaan antara konsep disjungtif, konsep konjungtif dan konsep relasional dan
berikan contonya masing-masing.
A. Konsep konjungtif, yaitu konsep yang berfungsi untuk menghubungkan dari
keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada. Contohnya, konsep
anak berarti ia adalah individu yang masih kecil dan masih berusia satu sampai
sepuluh tahun. Selain itu, prilakunya pun masih belum dewasa. Sebaliknya,
konsep ibu maupun ayah mencerminkan orang dewasa yang sudah cukup tua
untuk memiliki anak.
B. Konsep disjungtif, mencerminkan adanya alternative-alternatif yang beragam.
Contohnya, konsep olahraga bentuk dan jenisnya dapat berupa permainan
sepakbola, tenis meja, marathon, dan sebagainya.
C. Konsep relasional, yang memiliki arti mengandung suatu hubngan khusus antara
dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara esplisit dengan bilangan tertentu.
Contohnya, konsepkecepatanmobil dihubungkan dengan rata-rata per kilometer
per jam. Konsep ini di hubungkan dengan meter kubik. Konsep luas dihubungkan
dengan berapa meter persegi.
2. Sistem nilai yang ada dalam diri setiap peserta didik berkaitan erat dengan lapangan
hidup! Jelaskan oleh kalian keterhubungan antar sistem nilai tersebut dengan sikap
hidup peserta didik dalam kehidupan sehari-hari!
lapangan hidup yang bersangkutan dengan manusia sebagai makhluk individu
meliputi a) lapangan pengetahuan (ilmu, teori), b) lapangan ekonomi, c) lapangan
2. kesenian, d) lapangan keagamaan, dan (2) lapangan hidup yang bersangkutan
dengan manusia sebagai makhluk sosial, meliputi e) lapangan kemasyarakatan
(sosial) dan f) lapangan politik. Keenam lapangan hidup inilah yang menentukan
jenis sistem nilai yang ada dalam diri setiap individu, yaitu sistem nilai (1)
teoretik, yang menjadi dasar dari sikap teori tik (2) ekonomik yang menjadi dasar
dari setiap ekonomik (3) aestatik, yang menjadi dasar dari sikap aestetik.(4) sosial,
yang menjadi dasar dari sikap sosial (5) politik, yang menjadi dasar dari sikap
politik, dan (6) religi, yang menjadi dasar dari sikap religius.
Nilai, moral, dan sikap adalah aspek-aspek yang berkembang pada diri individu
melalui interaksi antara aktifitas internal dan pengaruh stimulus eksternal. Pada
awalnya seoarang anak belum memiliki nilai-nilai dan pengetahuan mengenai
nilai moral tertentu atau tentang apa yang dipandang baik atau tidak baik oleh
kelompok sosialnya. Selanjutnya, dalam berinteraksi dengan lingkungan, anak
mulai belajar mengenai berbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan nilai,
moral, dan sikap. Dalam konteks ini, lingkungan merupakan faktor yang besar
pengaruhnya bagi perkembangan nilai, moral, dan sikap individu. Faktor
lingkungan yang berpengaru terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap
individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik
yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kondisi
psikologis, pola interaksi, pola kehidupan beragama, berbagai sarana rekreasi
yang tersedia dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan
memengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap individu yang tumbuh dan
berkembang didalamnya. Remaja yang tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang penuh rasa aman secara
psikologis, pola interaksi yang demokratis, pola asuh bina kasih, dan religius
dapat diharapkan berkembang menjadi remaja yang memiliki budi luhur,
moralitas tinggi, serta sikap dan perilaku terpuji. Sebalinya, individu yang tumbuh
dan berkembang dengan kondisi psikologis yang penuh konflik, pola interaksi
yang tidak jelas, pola asuh yang tidak berimbang dan kurang religius maka
harapan agar anak dan remaja tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
3. memiliki nilai-nilai luhur, moralitas tinggi, dan sikap perilaku terpuji menjadi
diragukan.
Menurut kami hubungan antara sistem nilai dengan sikap hidup peserta sangat
berkaitan. Meskipun hal-hal tersebut tidak langsung berkaitan dengan orang lain,
tetapi membantu dalam kerja sama dengan orang lain. Sikap mental dan tingkah
laku tersebut harus selalu dikembangkan. Dan dalam pengembangannya harus
dijiwai oleh nilai-nilai, latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah,
dan terpuji. Sehingga sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan
kebenaran, keluruhan, dan tanggung jawab.