SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Martince Novianti Bani 
Mining Department 
Faculty of Science and Engineering 
The University of Nusa Cendana 
noviantymb@yahoo.com
 Proyeksi peta meruapakan sutu fungsi yang 
merelasikan suatu koordinat tititk-titik yng 
terletak diatas permukaan suatu kurva 
(ellipsoid/bola/lingkaran) ke koordinat titik yang 
terletak diatas bidang datar. 
 Proyeksi peta bertujuan untuk memindahkan pola-pola 
atau unsur-unsur yang terdapat diatas suatu 
permukaan ke permukaan lain dengan 
menggunakan rumus-rumus matematis tertentu 
sehingga tercapai kondisi yang diinginkan.
Gambar Proyeksi peta dari permukaan bumi ke bidang datar
Gambar Koordinat Geografis dan Koordinat Proyeksi
 Proyeksi peta diperlukan dalam pemetaan 
permukaan bumi yang mencakup daerah yang 
cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) 
dimana permukaan bumi tidak dapat 
diasumsikan sebagai bidang datar. Dengan 
sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada 
pemetaan dapat direduksi sehingga peta yang 
dihasilkan dapat memenuhi minimal satu 
syarat geometrik peta ‘ideal’.
1. Menurut bidang proyeksi yang digunakan 
Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan 
untuk memproyeksikan gambaran permukaan 
bumi. 
 Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat 
didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang 
digunakan, jenis proyeksi peta adalah: 
 Proyeksi Azimuthal Bidang proyeksi yang 
digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri 
dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat 
bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
 Proyeksi Kerucut (Conic)  Bidang proyeksi 
yang digunakan adalah kerucut. Sumbu 
simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari 
kerucut yang melalui pusat bumi. 
 Proyeksi Silinder (Cylindrical) Bidang 
proyeksi yang digunakan adalah silinder. 
Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu 
dari silinder yang melalui pusat bumi.
Gambar Jenis bidang proyeksi peta
2. Menurut posisi sumbu simetri bidang 
proyeksi yang digunakan 
 Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi 
yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah: 
 Proyeksi Normal (Polar)  Sumbu simetri bidang 
proyeksi berimpit dengan sumbu bumi 
 Proyeksi Miring (Oblique)  Sumbu simetri bidang 
proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi 
 Proyeksi Transversal (Equatorial)  Sumbu simetri 
bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bumi
Tabel Jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu 
simetrinya
3. Menurut kedudukan bidang proyeksi 
terhadap bumi 
 Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi 
terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan 
menjadi: 
 Proyeksi Tangent (Menyinggung)  Apabila 
bidang proyeksi bersinggungan dengan 
permukaan bumi 
 Proyeksi Secant (Memotong) Apabila bidang 
proyeksi berpotongan dengan permukaan 
bumi
Gambar Kedudukan bidang proyeksi terhadap 
bumi
4. Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi : 
 Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi 
peta dibedakan menjadi : 
 Proyeksi Ekuidistan  Jarak antara titik yang terletak 
di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di 
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala 
peta) 
 Proyeksi Konform  Besar sudut atau arah suatu garis 
yang digambarkan di atas peta sama dengan besar 
sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, 
sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta 
bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai 
dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi. 
 Proyeksi Ekuivalen  Luas permukaan yang 
digambarkan di atas peta sama dengan luas 
sebenarnya di permukaan bumi (dengan 
memperhatikan faktor skala peta)
Pemilihan proyeksi peta 
Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal 
yang harus dipertimbangkan, yaitu 
 Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan 
 Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan 
 Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan 
dipenuhi 
Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal 
berikut ini: 
 Pemetaan topografi suatu wilayah memanjang dengan arah barat-timur, 
umumnya menggunakan proyeksi kerucut, normal, konform, dan 
menyinggung di titik tengah wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini 
dikenal sebagai proyeksi LAMBERT. 
 Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, 
umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, 
dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah 
pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse 
Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM). 
 Pemetaan wilayah di sekitar kutub, umumnya menggunakan proyeksi 
azimuthal, normal, konform. Proyeksi ini dikenal sebagai proyeksi 
stereografis.
 Proyeksi Peta yang umum dipakai di 
Indonesia 
1. Proyeksi Polyeder 
2. Proyeksi Tranverse Mercator 
3. Proyeksi Universal Tranverse Mercator 
(UTM) 
4. Proyeksi Tranverse Mercator 3° (TM-3°)
Gambar Pembagian Zone Proyeksi UTM
Tabel Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untukWilayah Indonesia

More Related Content

What's hot

Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhAlrezPahlevi
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiLuhur Moekti Prayogo
 
Geomatika di Kementerian Pekerjaan Umum
Geomatika di Kementerian Pekerjaan UmumGeomatika di Kementerian Pekerjaan Umum
Geomatika di Kementerian Pekerjaan Umumbramantiyo marjuki
 
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisMega Yasma Adha
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeAzmi Rahman
 
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALPETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALElisa Lumintang
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, stProjectEngineer5
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasiKoreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasifikrul islamy
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Desain sistem informasi web gis
Desain sistem informasi web gisDesain sistem informasi web gis
Desain sistem informasi web gisDany Laksono
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batassyafrilr
 

What's hot (20)

Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
 
Metode matching
Metode matchingMetode matching
Metode matching
 
Geomatika di Kementerian Pekerjaan Umum
Geomatika di Kementerian Pekerjaan UmumGeomatika di Kementerian Pekerjaan Umum
Geomatika di Kementerian Pekerjaan Umum
 
Laporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGisLaporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGis
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
 
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIALPETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
 
Metadata Dalam GIS
Metadata Dalam GISMetadata Dalam GIS
Metadata Dalam GIS
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasiKoreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
Desain sistem informasi web gis
Desain sistem informasi web gisDesain sistem informasi web gis
Desain sistem informasi web gis
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batas
 

Similar to 2. map projection

C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptxC_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptxssuser74065b
 
Pengantar kartografi
Pengantar kartografiPengantar kartografi
Pengantar kartografijetgeo96
 
Proy. peta
Proy. petaProy. peta
Proy. petaaukfar
 
Bahan ajar perpetaan minggu 6
Bahan ajar perpetaan  minggu 6Bahan ajar perpetaan  minggu 6
Bahan ajar perpetaan minggu 6ukris
 
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiAnggy Wahyu Dwi Surya
 
Dasar dasar pemetaan
Dasar dasar pemetaanDasar dasar pemetaan
Dasar dasar pemetaanniarohania1
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Gian Adiwinata
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSyamsul Falah
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Gian Adiwinata
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografiAndi Ilham
 
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorialpindotutuko
 
Sistem koordinat part 1
Sistem koordinat part 1Sistem koordinat part 1
Sistem koordinat part 1galih06
 
Prinsip dasar pemetaan
Prinsip dasar pemetaanPrinsip dasar pemetaan
Prinsip dasar pemetaanMuhazir Gandra
 

Similar to 2. map projection (20)

Bab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi petaBab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi peta
 
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptxC_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
C_KELOMPOK 2_SISTEM PROYEKSI.pptx
 
Pengantar kartografi
Pengantar kartografiPengantar kartografi
Pengantar kartografi
 
PROYEKSI PETA
PROYEKSI PETAPROYEKSI PETA
PROYEKSI PETA
 
Skala peta
Skala petaSkala peta
Skala peta
 
Proyeksi peta
Proyeksi petaProyeksi peta
Proyeksi peta
 
Proy. peta
Proy. petaProy. peta
Proy. peta
 
Bahan ajar perpetaan minggu 6
Bahan ajar perpetaan  minggu 6Bahan ajar perpetaan  minggu 6
Bahan ajar perpetaan minggu 6
 
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
 
Dasar dasar pemetaan
Dasar dasar pemetaanDasar dasar pemetaan
Dasar dasar pemetaan
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 1
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi Peta
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorial
 
Sistem koordinat part 1
Sistem koordinat part 1Sistem koordinat part 1
Sistem koordinat part 1
 
21 peta
21 peta21 peta
21 peta
 
Iuw 5 pengetahuan peta
Iuw   5 pengetahuan petaIuw   5 pengetahuan peta
Iuw 5 pengetahuan peta
 
Prinsip dasar pemetaan
Prinsip dasar pemetaanPrinsip dasar pemetaan
Prinsip dasar pemetaan
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

2. map projection

  • 1. Martince Novianti Bani Mining Department Faculty of Science and Engineering The University of Nusa Cendana noviantymb@yahoo.com
  • 2.  Proyeksi peta meruapakan sutu fungsi yang merelasikan suatu koordinat tititk-titik yng terletak diatas permukaan suatu kurva (ellipsoid/bola/lingkaran) ke koordinat titik yang terletak diatas bidang datar.  Proyeksi peta bertujuan untuk memindahkan pola-pola atau unsur-unsur yang terdapat diatas suatu permukaan ke permukaan lain dengan menggunakan rumus-rumus matematis tertentu sehingga tercapai kondisi yang diinginkan.
  • 3. Gambar Proyeksi peta dari permukaan bumi ke bidang datar
  • 4. Gambar Koordinat Geografis dan Koordinat Proyeksi
  • 5.  Proyeksi peta diperlukan dalam pemetaan permukaan bumi yang mencakup daerah yang cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) dimana permukaan bumi tidak dapat diasumsikan sebagai bidang datar. Dengan sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada pemetaan dapat direduksi sehingga peta yang dihasilkan dapat memenuhi minimal satu syarat geometrik peta ‘ideal’.
  • 6. 1. Menurut bidang proyeksi yang digunakan Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan gambaran permukaan bumi.  Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:  Proyeksi Azimuthal Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
  • 7.  Proyeksi Kerucut (Conic)  Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.  Proyeksi Silinder (Cylindrical) Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.
  • 8. Gambar Jenis bidang proyeksi peta
  • 9. 2. Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan  Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:  Proyeksi Normal (Polar)  Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bumi  Proyeksi Miring (Oblique)  Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi  Proyeksi Transversal (Equatorial)  Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bumi
  • 10. Tabel Jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu simetrinya
  • 11. 3. Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi  Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi:  Proyeksi Tangent (Menyinggung)  Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi  Proyeksi Secant (Memotong) Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi
  • 12. Gambar Kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi
  • 13. 4. Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi :  Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi :  Proyeksi Ekuidistan  Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)  Proyeksi Konform  Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.  Proyeksi Ekuivalen  Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
  • 14. Pemilihan proyeksi peta Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu  Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan  Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan  Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:  Pemetaan topografi suatu wilayah memanjang dengan arah barat-timur, umumnya menggunakan proyeksi kerucut, normal, konform, dan menyinggung di titik tengah wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini dikenal sebagai proyeksi LAMBERT.  Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM).  Pemetaan wilayah di sekitar kutub, umumnya menggunakan proyeksi azimuthal, normal, konform. Proyeksi ini dikenal sebagai proyeksi stereografis.
  • 15.  Proyeksi Peta yang umum dipakai di Indonesia 1. Proyeksi Polyeder 2. Proyeksi Tranverse Mercator 3. Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM) 4. Proyeksi Tranverse Mercator 3° (TM-3°)
  • 16. Gambar Pembagian Zone Proyeksi UTM
  • 17. Tabel Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untukWilayah Indonesia