SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Parameter Mikrobiologi
 INDONESIA (ParameterWajib)
 JERMAN
Bagian I Persyaratan umum untuk air minum
Bagian II Persyaratan untuk air minumyang ditunjukan untuk pengeluarandalam wadah yang
tertutup rapat
Parameter Kimia
 INDONESIA
(ParameterWajib)
(ParameterTambahan)
Kadar maksimumsatuan
Kadar maksimumSatuan
Kadar maksimumsatuan
Tidak ada
pada
parameter
Indonesia
 JERMAN
Bagian I Parameter kimiayang konsentrasi dalam jaringan distribusi,termasuk instalasi air
minum,umumnya tidak lagi ditingkatkan.
No Parameter
Batasi nilai*
(mg / l)
Keterangan
1.
acrylamide 0,00010
Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer
residu dalam air minum, dihitung berdasarkan
pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi
polimer dan dosis polimer yang digunakan.
2. bensol 0,0010
3. boraks 1.0
4. bromate 0,010
5. krom 0,050
6. sianida 0,050
7. 1,2-dikloroetana 0,0030
8. fluorida 1,5
9. nitrit 3
Jumlah dari jumlah konsentrasi nitrit dalam mg / l
dibagi dengan 3 tidak boleh lebih besar dari 1
10. nitrat 50
Jumlah dari jumlah konsentrasi nitrat dalam mg / l
dibagi dengan 50 tidak boleh lebih besar dari 1
11.
Agen
perlindungan
tanaman dan
agen produk
biosida
0,00010
agen pestisida dan agen biosidal berarti: insektisida
organik, herbisida organik, fungisida organik,
nematisida organik, akarisida organik, algicides
organik, rodentisida organik, slimicides organik,
produk-produk terkait (termasuk pengatur tumbuh)
dan relevan metabolit, degradasi dan reaksi
produk. Hanya perlu untuk memantau produk
perlindungan tanaman dan produk biocidal yang
mungkin ada di daerah aliran sungai yang
bersangkutan.Nilai batas berlaku dalam setiap
kasus untuk bahan aktif perlindungan tanaman
individu dan zat aktif produk biocidal.Untuk aldrin,
dieldrin, heptachlor dan heptachlor epoxide batas
0,000030 mg / l berlaku
12.
Agen
perlindungan
tanaman dan
agen produk
biocidal secara
total
0,00050
Parameter mengacu pada jumlah dari masing-
masing agen perlindungan tanaman dan zat aktif
produk biocidal yang terdeteksi dan diukur dalam
prosedur kontrol. Prasyarat untuk penjumlahan
setidaknya pencapaian masing-masing dari batas
kuantifikasi metode analitis.
13. air raksa 0,0010
14. selenium 0,010
15. Tetrachloroethe
ne dan
trichloroethene
0,010
Jumlah substansi individu yang terbukti dan
terukur.
Prasyarat untuk penjumlahan setidaknya
pencapaian masing-masing dari batas kuantifikasi
metode analitis.
16. Uranium 0,010
BagianII Parameterkimiayangkonsentrasi dalamjaringandistribusi,termasukpemasanganair
minum,dapatmeningkat.
No Parameter
Batasi nilai*
(mg / l)
Keterangan
1. antimon 0,0050
2. arsen 0,010
3. Benzo-(a) pyrene 0,000010
4. Blei 0,010
Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi
air minum mingguan rata-rata oleh konsumen,
pengambilan sampel harus dilakukan sebagai
sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai
terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel).
Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0,
S1 atau S2 di atas nilai batas.
5. kadmium 0,0030
Termasuk senyawa kadmium yang diserap dalam
pipa ketika stagnasi air minum
6.
epichlorohydrin 0,00010
Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer
residu dalam air minum, dihitung berdasarkan
pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi
polimer dan dosis polimer yang digunakan.
7.
Tembaga/
Cuprum
2.0
Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi
air minum mingguan rata-rata oleh konsumen,
pengambilan sampel harus dilakukan sebagai
sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai
terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel).
Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0,
S1 atau S2 di atas nilai batas. Investigasi ini dapat
ditiadakan jika pH di area pasokan air ≥ 7,8.
8.
Nikel 0,020
Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi
air minum mingguan rata-rata oleh konsumen,
pengambilan sampel harus dilakukan sebagai
sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai
terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel).
Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0,
S1 atau S2 di atas nilai batas.
9.
Hidrokarbon
aromatik
polisiklik
0,00010
Jumlah substansi yang terbukti dan terukur: benzo
(b) fluorantena, benzo (k) fluorantena, benzo (ghi)
perilen dan indeno (1,2,3-cd) pyrene.
Prasyarat untuk penjumlahan setidaknya
pencapaian masing-masing dari batas kuantifikasi
metode analitis.
10. trihalomethanes 0,050
11. vinil klorida 0,00050
Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer
residu dalam air minum, dihitung berdasarkan
pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi
polimer yang sesuai dan dosis polimer yang
digunakan. Bukti kepatuhan dengan nilai batas juga
dapat diberikan dengan menganalisis air minum.
 Parameteryangada di Jermannamuntidakada di Indonesia: bensol,borax,Benzo-(a)-
pyrene,blei,Tembaga/Cuprum, trihalomethanes,danvinil klorida.
 Parameteryangada di Indonesianamuntidakadadi Jerman: antimon,barium, boron,
molybdenum,sodium,timbal,zatorganik,deterjen,chlorinatedalkanes,chlorinated
benzenes,vinilklorida,desinfektandanhasil sampingannya,Hasil sampingan(danjenis-
jenisnya,kecuali Bromate),chlorophenols(danjenis-jenisnya),chlorinatedaceticacids
(danjenis-jenisnya),chloral hydrate(danjenis-jenisnya),cyanogenchloride (sebagaiCN)
 Kotakmerah dan biru menunjukanberbedaanbatasnilai.
Parameter Radiologi
 INDONESIA (Parametertambahan)
 JERMAN
Parameter Tidak Langsung
 INDONESIA
No Parameter Batas deteksi
1. Aktivitas Total Alfa 0,04 Bq / l
2. Aktivitas Total Beta 0,4 Bq / l
3. Radon-222 10 Bq / l
4. Tritium 10 Bq / l
5. U-238 0,02 Bq / l
6. U-234 0,02 Bq / l
7. Ra-226 0,04 Bq / l
8. Ra-228 0,02 Bq / l
9. Pb-210 0,02 Bq / l
10. Po-210 0,01 Bq / l
11. C-14 20 Bq / l
12. Sr-90 0,4 Bq / l
13. Pu-239 / pu-240 0,04 Bq / l
14. Am-241 0,06 Bq / l
15. Co-60 0,5 Bq / l
16. Cs-134 0,5 Bq / l
17. Cs-137 0,5 Bq / l
18. I-131 0,5 Bq / l
satuan Kadar maksimum
Tidak ada pada
parameter
Indonesia
1
1
1
 JERMAN
BagianI Parameterkimiayangkonsentrasi dalamjaringandistribusi,termasukinstalasi air
minum,umumnyatidaklagi ditingkatkan.
No Parameter Satuan
Batas /
persyaratan *
Keterangan
1. aluminium mg / l 0,200
2. amonium mg / l 0,50
Penyebab peningkatan konsentrasi yang
tiba-tiba atau terus menerus yang biasanya
diukur harus diselidiki
3. khlorida mg / l 250
Air minum seharusnya tidak bersifat korosif
(catatan 1)
4.
Clostridium
perfringens
(termasuk
spora)
Angka / 100 ml 0
Parameter ini hanya perlu ditentukan jika
air baku berasal dari air permukaan atau
dipengaruhi oleh air permukaan.Jika batas
ini tidak terpenuhi, otoritas yang kompeten
akan memulai penyelidikan ke dalam
sistempasokan untuk memastikan bahwa
tidak ada risiko bagi kesehatan manusia
karena terjadinya mikroorganisme patogen,
seperti B. Cryptosporidium ada.Pihak
berwenang yang berkompeten
menginformasikan kepada Kementerian
Kesehatan Federal tentang hasil
penyelidikan ini melalui otoritas negara
tertinggi yang kompeten
5.
Bakteri
Coliform
Angka / 100 ml 0
Untuk air minum yang ditujukan untuk
pengeluaran dalam wadah tertutup, nilai
batas 0/250 ml berlaku
6. besi mg / l 0,200
7.
Pewarnaan
(koefabsorpsi
spektral Hg
436 nm)
m -1 0,5
Penentuan koefisien penyerapan spektral
dengan spektrofotometer atau fotometer
filter
8.
Bau (seperti
TON)
3 pada 23 ° C
Ketika memeriksa, pemeriksaan kualitatif
(bau menurut Direktif 98/83 / EC) dapat
dilakukan dengan tujuan untuk
membuktikan bau yang dapat diterima
konsumen dan tidak termasuk perubahan
abnormal. Prosedur analitik menurut DIN
EN 1622 akan digunakan
9. rasa
Dapat diterima
konsumen dan
tanpa perubahan
abnormal
Jika kontaminasi mikroba dicurigai, tes rasa
dapat dilakukan
12.
Konduktivitas
listrik
S / cm
2790 pada 25 ° C Air minum seharusnya tidak bersifat
korosif (catatan 1 dan 2)
13. manggan mg / l 0,050
14. sodium mg / l 200
15.
Karbon terikat
secara
organik (TOC)
tanpa perubahan
abnormal
16. oxidisability mg / l O2 5.0
Parameter ini tidak perlu ditentukan ketika
menganalisa parameter TOC
17. sulfat mg / l 250 Air minum seharusnya tidak bersifat korosif
18. Trubung
Nephelometric
Turbidity Unit
1.0
Batas dianggap terpenuhi jika batas di
outlet saluran air tidakterlampaui.
19.
konsentrasi
ion hidrogen
unit pH ≥ 6.5 dan ≤ 9.5
Air minum seharusnya tidak bersifat korosif
Untuk air minum yang dimaksudkan untuk
dimasukkan ke dalam wadah yang dapat
dikunci, nilai minimum dapat dikurangi
menjadi 4,5 unit pH. Jika air minum ini
berkarbonasi secara alami, nilai
minimumnya mungkin lebih rendah
20. kalsit
mg / l CaCO3
5
Persyaratan dianggap terpenuhi jika pH di
outlet saluran air ≥ 7,7. Setelah titik
pencampuran air minum dari dua atau
lebih pengairan, kapasitas pelarutan kalsit
dalam jaringan distribusi harus tidak
melebihi nilai 10 mg/l.
Indonesia Jerman
 Pada parametertidak langsung,indonesiamembagimenjadi parameterfisikdan
parameterkimiawi,sedangkandi Jermantidak.
 Parameteryangada di Jermannamuntidakada di Indonesia: amonium,Clostridium
perfringens(termasukspora),Bakteri Coliform, Pewarnaan(koefisienabsorpsi spektral
Hg 436 nm),Konduktivitaslistrik,sodium, Karbonterikatsecaraorganik(TOC),
oxidisability,trubung,konsentrasi ionhidrogen,kalsit.
 Parameteryangada di Indonesianamuntidakadadi Jerman: warna,total zat padat
terlarut(TDS),kekeruhan,suhu,kesadahan,seng,tembaga,amonia.
 Kotakmerah dan biru menunjukanberbedaanbatasnilai.
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia NOMOR
492/MENKES/PER/IV/2010
PERSYARATAN KUALITAS
AIR MINUM
Bundesministerium für Gesundheit
(BMG) Menteri Kesehatan
Amandemen keempat undang-undang
air minum setelah pertemuan Dewan
Budapest pada 9 Januari 2018 dalam
Lembaran hukum federal.
KUALITAS AIR MINUM
UNTUK MANUSIA
Terdapat 8 pasal Terdapat 7 pasal
Pasal 1 : pengertian air minum dan
penyelenggara air minum.
Pasal 2 : kewajiban penyelenggara air
menjaga produksinya.
Pasal 3 : parameter wajib dan parameter
tambahan air minum.
Pasal 4 : pengawasan kualitas air minum
Pasal 5 : penyelenggara melakukan
pembinaan dan pengawasan.
Pasal 6 : meteri dan kepala BPOM berhak
menarik peredaran air minum tertentu.
Pasal 7 : sanksi kepada penyelenggara air
minum yang tidak memenuhi persyaratan.
Pasal 8 : pencabutan peraturan kualitas air
minum sebelumnya.
Pasal 9 : pemberlakuan peraturan kualitas
air minum.
Dan lampiran – lampiran.
Pasal 1 : aturan umum.
Pasal 2 : kondisi air minum.
Pasal 3 : perawatan dan disinfeksi.
Pasal 4 : tugas pengusaha dari sistempasokan
air.
Pasal 5 : pemantauan.
Pasal 6 : ketentuan khusus .
Pasal 7 : pelanggaran – pelanggaran.
Dan lampiran – lampiran.
Pasal 1 point 1
Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Jerman Bagian 1 point 3 subpoint 1 :
"air minum" adalah keadaan air apa pun dan
apakah air tersebut dimaksudkan untuk
digunakan pada saluran pipa, di dalam
kendaraan transportasi air, dari penyimpanan
air minum di atas kendaraan darat, air atau
udara atau kontainer yang disegel,
Pasal 3 point 1
Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis,
kimiawi dan radioaktif yang memuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan.
Bagian 2 – Kondisi air minum
Ketentuan tentang persyaratan mikrobiologi,
kimia, dan radiologi umum untuk kualitas air
minum serta lang-langkah untuk
ketidakpatuhan atau pelampauan.
PERBEDAAN KUALITAS AIR MINUM
DI INDONESIA DAN DI JERMAN
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas pada matakuliah Teknologi Penyehatan
yang diampu oleh ibu Dra. Daryati, MT.
Nousseva Renna
5415164015
PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

More Related Content

What's hot

soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60Radi Yosra
 
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregatDwi Andini
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahReza Bae
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton Arnas Aidil
 
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIRPEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIRfirdiaudi
 
3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuanim4m90
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterSni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterwanta Tatik
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Irene Baria
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozerjajankjos
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015Herizki Trisatria
 
Laporan kotoran organik
Laporan kotoran organikLaporan kotoran organik
Laporan kotoran organikRully Lesmana
 

What's hot (20)

Pelaksanaan jalan raya
Pelaksanaan jalan rayaPelaksanaan jalan raya
Pelaksanaan jalan raya
 
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
 
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
 
Bab 8 sand cone
Bab 8 sand coneBab 8 sand cone
Bab 8 sand cone
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIRPEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
 
3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan3. analisa harga satuan
3. analisa harga satuan
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meterSni 06 6989.11-2004 p-h meter
Sni 06 6989.11-2004 p-h meter
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Bab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasiBab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Prinsip reschedule
Prinsip reschedule Prinsip reschedule
Prinsip reschedule
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozer
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
Laporan kotoran organik
Laporan kotoran organikLaporan kotoran organik
Laporan kotoran organik
 

Similar to OPTIMALKAN KUALITAS AIR MINUM

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)deden marwan
 
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...helmut simamora
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangIrJum Jaya
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
 
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota MalangZona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota MalangOswar Mungkasa
 
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019LailiFitria3
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
BAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfBAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfbakhendri
 
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruPPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruAfwan Alkarimy
 

Similar to OPTIMALKAN KUALITAS AIR MINUM (20)

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Seminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latifSeminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latif
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003
 
Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003
 
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
 
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...
Lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualita...
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
Romi Novriadi-Optimalisasi filterisasi melalui sistem cartridge anion kation ...
Romi Novriadi-Optimalisasi filterisasi melalui sistem cartridge anion kation ...Romi Novriadi-Optimalisasi filterisasi melalui sistem cartridge anion kation ...
Romi Novriadi-Optimalisasi filterisasi melalui sistem cartridge anion kation ...
 
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota MalangZona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang
Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM Kota Malang
 
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
Kualitas dan Status Mutu Air - 16 Juli 2019
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
BAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfBAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdf
 
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruPPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
 

More from noussevarenna

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkumannoussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...noussevarenna
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4noussevarenna
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3noussevarenna
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2noussevarenna
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1noussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalamnoussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwoodnoussevarenna
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatannoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringnoussevarenna
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempanoussevarenna
 

More from noussevarenna (20)

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

OPTIMALKAN KUALITAS AIR MINUM

  • 1. Parameter Mikrobiologi  INDONESIA (ParameterWajib)  JERMAN Bagian I Persyaratan umum untuk air minum Bagian II Persyaratan untuk air minumyang ditunjukan untuk pengeluarandalam wadah yang tertutup rapat Parameter Kimia  INDONESIA (ParameterWajib) (ParameterTambahan) Kadar maksimumsatuan Kadar maksimumSatuan Kadar maksimumsatuan Tidak ada pada parameter Indonesia
  • 2.
  • 3.  JERMAN Bagian I Parameter kimiayang konsentrasi dalam jaringan distribusi,termasuk instalasi air minum,umumnya tidak lagi ditingkatkan. No Parameter Batasi nilai* (mg / l) Keterangan 1. acrylamide 0,00010 Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer residu dalam air minum, dihitung berdasarkan pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi polimer dan dosis polimer yang digunakan. 2. bensol 0,0010 3. boraks 1.0 4. bromate 0,010 5. krom 0,050 6. sianida 0,050 7. 1,2-dikloroetana 0,0030 8. fluorida 1,5 9. nitrit 3 Jumlah dari jumlah konsentrasi nitrit dalam mg / l dibagi dengan 3 tidak boleh lebih besar dari 1
  • 4. 10. nitrat 50 Jumlah dari jumlah konsentrasi nitrat dalam mg / l dibagi dengan 50 tidak boleh lebih besar dari 1 11. Agen perlindungan tanaman dan agen produk biosida 0,00010 agen pestisida dan agen biosidal berarti: insektisida organik, herbisida organik, fungisida organik, nematisida organik, akarisida organik, algicides organik, rodentisida organik, slimicides organik, produk-produk terkait (termasuk pengatur tumbuh) dan relevan metabolit, degradasi dan reaksi produk. Hanya perlu untuk memantau produk perlindungan tanaman dan produk biocidal yang mungkin ada di daerah aliran sungai yang bersangkutan.Nilai batas berlaku dalam setiap kasus untuk bahan aktif perlindungan tanaman individu dan zat aktif produk biocidal.Untuk aldrin, dieldrin, heptachlor dan heptachlor epoxide batas 0,000030 mg / l berlaku 12. Agen perlindungan tanaman dan agen produk biocidal secara total 0,00050 Parameter mengacu pada jumlah dari masing- masing agen perlindungan tanaman dan zat aktif produk biocidal yang terdeteksi dan diukur dalam prosedur kontrol. Prasyarat untuk penjumlahan setidaknya pencapaian masing-masing dari batas kuantifikasi metode analitis. 13. air raksa 0,0010 14. selenium 0,010 15. Tetrachloroethe ne dan trichloroethene 0,010 Jumlah substansi individu yang terbukti dan terukur. Prasyarat untuk penjumlahan setidaknya pencapaian masing-masing dari batas kuantifikasi metode analitis. 16. Uranium 0,010 BagianII Parameterkimiayangkonsentrasi dalamjaringandistribusi,termasukpemasanganair minum,dapatmeningkat. No Parameter Batasi nilai* (mg / l) Keterangan 1. antimon 0,0050 2. arsen 0,010 3. Benzo-(a) pyrene 0,000010 4. Blei 0,010 Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi air minum mingguan rata-rata oleh konsumen, pengambilan sampel harus dilakukan sebagai sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel). Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0, S1 atau S2 di atas nilai batas.
  • 5. 5. kadmium 0,0030 Termasuk senyawa kadmium yang diserap dalam pipa ketika stagnasi air minum 6. epichlorohydrin 0,00010 Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer residu dalam air minum, dihitung berdasarkan pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi polimer dan dosis polimer yang digunakan. 7. Tembaga/ Cuprum 2.0 Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi air minum mingguan rata-rata oleh konsumen, pengambilan sampel harus dilakukan sebagai sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel). Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0, S1 atau S2 di atas nilai batas. Investigasi ini dapat ditiadakan jika pH di area pasokan air ≥ 7,8. 8. Nikel 0,020 Dasarnya adalah perwakilan sampel dari konsumsi air minum mingguan rata-rata oleh konsumen, pengambilan sampel harus dilakukan sebagai sampel acak (Z-sampel) atau alternatif sebagai terhuyung stagnasi sampling (S0, S1, S2 sampel). Nilai batas terlampaui jika nilai dari salah sampel S0, S1 atau S2 di atas nilai batas. 9. Hidrokarbon aromatik polisiklik 0,00010 Jumlah substansi yang terbukti dan terukur: benzo (b) fluorantena, benzo (k) fluorantena, benzo (ghi) perilen dan indeno (1,2,3-cd) pyrene. Prasyarat untuk penjumlahan setidaknya pencapaian masing-masing dari batas kuantifikasi metode analitis. 10. trihalomethanes 0,050 11. vinil klorida 0,00050 Nilai batas mengacu pada konsentrasi monomer residu dalam air minum, dihitung berdasarkan pelepasan maksimum sesuai dengan spesifikasi polimer yang sesuai dan dosis polimer yang digunakan. Bukti kepatuhan dengan nilai batas juga dapat diberikan dengan menganalisis air minum.  Parameteryangada di Jermannamuntidakada di Indonesia: bensol,borax,Benzo-(a)- pyrene,blei,Tembaga/Cuprum, trihalomethanes,danvinil klorida.  Parameteryangada di Indonesianamuntidakadadi Jerman: antimon,barium, boron, molybdenum,sodium,timbal,zatorganik,deterjen,chlorinatedalkanes,chlorinated benzenes,vinilklorida,desinfektandanhasil sampingannya,Hasil sampingan(danjenis- jenisnya,kecuali Bromate),chlorophenols(danjenis-jenisnya),chlorinatedaceticacids (danjenis-jenisnya),chloral hydrate(danjenis-jenisnya),cyanogenchloride (sebagaiCN)  Kotakmerah dan biru menunjukanberbedaanbatasnilai.
  • 6. Parameter Radiologi  INDONESIA (Parametertambahan)  JERMAN Parameter Tidak Langsung  INDONESIA No Parameter Batas deteksi 1. Aktivitas Total Alfa 0,04 Bq / l 2. Aktivitas Total Beta 0,4 Bq / l 3. Radon-222 10 Bq / l 4. Tritium 10 Bq / l 5. U-238 0,02 Bq / l 6. U-234 0,02 Bq / l 7. Ra-226 0,04 Bq / l 8. Ra-228 0,02 Bq / l 9. Pb-210 0,02 Bq / l 10. Po-210 0,01 Bq / l 11. C-14 20 Bq / l 12. Sr-90 0,4 Bq / l 13. Pu-239 / pu-240 0,04 Bq / l 14. Am-241 0,06 Bq / l 15. Co-60 0,5 Bq / l 16. Cs-134 0,5 Bq / l 17. Cs-137 0,5 Bq / l 18. I-131 0,5 Bq / l satuan Kadar maksimum Tidak ada pada parameter Indonesia 1 1 1
  • 7.  JERMAN BagianI Parameterkimiayangkonsentrasi dalamjaringandistribusi,termasukinstalasi air minum,umumnyatidaklagi ditingkatkan. No Parameter Satuan Batas / persyaratan * Keterangan 1. aluminium mg / l 0,200 2. amonium mg / l 0,50 Penyebab peningkatan konsentrasi yang tiba-tiba atau terus menerus yang biasanya diukur harus diselidiki 3. khlorida mg / l 250 Air minum seharusnya tidak bersifat korosif (catatan 1) 4. Clostridium perfringens (termasuk spora) Angka / 100 ml 0 Parameter ini hanya perlu ditentukan jika air baku berasal dari air permukaan atau dipengaruhi oleh air permukaan.Jika batas ini tidak terpenuhi, otoritas yang kompeten akan memulai penyelidikan ke dalam sistempasokan untuk memastikan bahwa tidak ada risiko bagi kesehatan manusia karena terjadinya mikroorganisme patogen, seperti B. Cryptosporidium ada.Pihak berwenang yang berkompeten menginformasikan kepada Kementerian Kesehatan Federal tentang hasil penyelidikan ini melalui otoritas negara tertinggi yang kompeten 5. Bakteri Coliform Angka / 100 ml 0 Untuk air minum yang ditujukan untuk pengeluaran dalam wadah tertutup, nilai batas 0/250 ml berlaku 6. besi mg / l 0,200 7. Pewarnaan (koefabsorpsi spektral Hg 436 nm) m -1 0,5 Penentuan koefisien penyerapan spektral dengan spektrofotometer atau fotometer filter 8. Bau (seperti TON) 3 pada 23 ° C Ketika memeriksa, pemeriksaan kualitatif (bau menurut Direktif 98/83 / EC) dapat dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bau yang dapat diterima konsumen dan tidak termasuk perubahan abnormal. Prosedur analitik menurut DIN EN 1622 akan digunakan 9. rasa Dapat diterima konsumen dan tanpa perubahan abnormal Jika kontaminasi mikroba dicurigai, tes rasa dapat dilakukan
  • 8. 12. Konduktivitas listrik S / cm 2790 pada 25 ° C Air minum seharusnya tidak bersifat korosif (catatan 1 dan 2) 13. manggan mg / l 0,050 14. sodium mg / l 200 15. Karbon terikat secara organik (TOC) tanpa perubahan abnormal 16. oxidisability mg / l O2 5.0 Parameter ini tidak perlu ditentukan ketika menganalisa parameter TOC 17. sulfat mg / l 250 Air minum seharusnya tidak bersifat korosif 18. Trubung Nephelometric Turbidity Unit 1.0 Batas dianggap terpenuhi jika batas di outlet saluran air tidakterlampaui. 19. konsentrasi ion hidrogen unit pH ≥ 6.5 dan ≤ 9.5 Air minum seharusnya tidak bersifat korosif Untuk air minum yang dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam wadah yang dapat dikunci, nilai minimum dapat dikurangi menjadi 4,5 unit pH. Jika air minum ini berkarbonasi secara alami, nilai minimumnya mungkin lebih rendah 20. kalsit mg / l CaCO3 5 Persyaratan dianggap terpenuhi jika pH di outlet saluran air ≥ 7,7. Setelah titik pencampuran air minum dari dua atau lebih pengairan, kapasitas pelarutan kalsit dalam jaringan distribusi harus tidak melebihi nilai 10 mg/l. Indonesia Jerman  Pada parametertidak langsung,indonesiamembagimenjadi parameterfisikdan parameterkimiawi,sedangkandi Jermantidak.  Parameteryangada di Jermannamuntidakada di Indonesia: amonium,Clostridium perfringens(termasukspora),Bakteri Coliform, Pewarnaan(koefisienabsorpsi spektral Hg 436 nm),Konduktivitaslistrik,sodium, Karbonterikatsecaraorganik(TOC), oxidisability,trubung,konsentrasi ionhidrogen,kalsit.  Parameteryangada di Indonesianamuntidakadadi Jerman: warna,total zat padat terlarut(TDS),kekeruhan,suhu,kesadahan,seng,tembaga,amonia.  Kotakmerah dan biru menunjukanberbedaanbatasnilai.
  • 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM Bundesministerium für Gesundheit (BMG) Menteri Kesehatan Amandemen keempat undang-undang air minum setelah pertemuan Dewan Budapest pada 9 Januari 2018 dalam Lembaran hukum federal. KUALITAS AIR MINUM UNTUK MANUSIA Terdapat 8 pasal Terdapat 7 pasal Pasal 1 : pengertian air minum dan penyelenggara air minum. Pasal 2 : kewajiban penyelenggara air menjaga produksinya. Pasal 3 : parameter wajib dan parameter tambahan air minum. Pasal 4 : pengawasan kualitas air minum Pasal 5 : penyelenggara melakukan pembinaan dan pengawasan. Pasal 6 : meteri dan kepala BPOM berhak menarik peredaran air minum tertentu. Pasal 7 : sanksi kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan. Pasal 8 : pencabutan peraturan kualitas air minum sebelumnya. Pasal 9 : pemberlakuan peraturan kualitas air minum. Dan lampiran – lampiran. Pasal 1 : aturan umum. Pasal 2 : kondisi air minum. Pasal 3 : perawatan dan disinfeksi. Pasal 4 : tugas pengusaha dari sistempasokan air. Pasal 5 : pemantauan. Pasal 6 : ketentuan khusus . Pasal 7 : pelanggaran – pelanggaran. Dan lampiran – lampiran. Pasal 1 point 1 Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jerman Bagian 1 point 3 subpoint 1 : "air minum" adalah keadaan air apa pun dan apakah air tersebut dimaksudkan untuk digunakan pada saluran pipa, di dalam kendaraan transportasi air, dari penyimpanan air minum di atas kendaraan darat, air atau udara atau kontainer yang disegel, Pasal 3 point 1 Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang memuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Bagian 2 – Kondisi air minum Ketentuan tentang persyaratan mikrobiologi, kimia, dan radiologi umum untuk kualitas air minum serta lang-langkah untuk ketidakpatuhan atau pelampauan.
  • 10. PERBEDAAN KUALITAS AIR MINUM DI INDONESIA DAN DI JERMAN Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas pada matakuliah Teknologi Penyehatan yang diampu oleh ibu Dra. Daryati, MT. Nousseva Renna 5415164015 PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2018