2. 3 Isu Utama Ekosistem DAS
Terlalu Banyak Air -
Banjir
Terlalu Sedikit Air -
Kekeringan
Terlalu Banyak Zat
Pencemar
KUANTITAS AIR KUALITAS AIR
Pengelolaan Kualitas Air &
Pengendalian Pencemaran Air
Laili Fitria
3. • KAWASAN
RESAPAN AIR
• BANTARAN
SUNGAI
KERUSAKAN
LINGKUNGAN
PENCEMARAN
AIR
FLUKTUASI
DEBIT TINGGI
EROSI/
SEDIMENTASI
DEBIT
KECIL
DEBIT
BESAR
KRISIS AIR BANJIR
➢ Perambahan hutan
➢ Illegal logging
➢ Kebakaran hutan dan lahan
➢ Alih fungsi lahan
➢Tambang Galian C
➢ dll
• mata air
• sungai
• danau/waduk
• dll
ISU PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI DAS
Too Much Pollution Too Much/Little Water
• INDUSTRI/HOTEL/
RESTORAN/RUMAH
SAKIT
• RUMAH TANGGA
• PERTANIAN/
PETERNAKAN
Musim Hujan
Musim
Kemarau
Laili Fitria
4. Menetapkan daya
tampung beban
pencemaran air
Inventarisasi & identifikasi sumber pencemar
Menetapkan persyaratan
air limbah untuk aplikasi
ke tanah
Memantau
kualitas air pada
sumber air
Menetapkan persyaratan
pembuangan air limbah ke
air atau sumber air
Memantau faktor
lain yang
menyebabkan
perubahan mutu air
a
c
e
d
f
Mandat Pengendalian Pencemaran Air – PP 82/2001
Sumber: Pasal 20 PP 82/2001 PKA & PPA
b
Laili Fitria
6. Kualitas Air
Saat Ini
(pemantauan)
Kriteria
Mutu Air
(sesuai kelas)
dibandingkan
Kriteria
Mutu Air
Kelas…
Kelas …
BOD
COD
DO
TSS
E.Coli
Tot. Coli
dll
2
10
6
50
102
10³
-
3
25
4
50
103
5.103
-
6
50
3
400
2.103
104
-
12
100
0
400
2.103
104
-
I II III IV
KELAS
PARAMETER
KUALITAS
AIR
TITIK PANTAU …..
(Sungai ………)
Mutu Air
Yang
Diinginkan
Kebutuhan
Masyarakat
Akan Air
PENGKAJIAN KLASIFIKASI MUTU AIR
Laili Fitria
7. Menurut PP 82 Tahun 2001, klasifikasi mutu
air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
9. Status Mutu
Air
Penentuan status mutu air dapat
menggunakan :
Metode STORET
Metode Indeks
Pencemaran
Dasar Hukum
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air
Laili Fitria
10. Metode STORET
◦ Metode ini digunakan sebagai metode yang resmi dalam
penentuan status mutu air (KepMen LH No. 115 Tahun 2003).
Karenanya, metode ini banyak dirujuk oleh para peneliti di
Indonesia.
◦ Sulit menemukan referensi yang sah mengenai metode STORET
untuk penetapan status mutu air dari US EPA.
◦ STORET (Storage and Retrieval) pada dasarnya adalah
sistem data elektronik EPA untuk keperluan pemantauan
kualitas air.
◦ Walaupun demikian, pada presentasi ini, istilah ‘metode STORET’
mengacu kepada apa yang ditulis dalam KepMen LH No. 115
Tahun 2003.
10
Laili Fitria
11. Metode STORET (2) - Prosedur
◦ Melakukan pengumpulan data kualitas air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
◦ Menetapkan nilai minimum, maksimum, dan rata-rata dari data
pengukuran.
◦ Membandingkan data hasil pengukuran dengan nilai baku mutu yang
ditetapkan:
◦ Jika hasil pengukuran memenuhi baku mutu, maka diberi nilai nol.
◦ Jika hasil pengukuran tidak memenuhi baku mutu, maka diberikan nilai
negatif dengan ketentuan tertentu (tabel pada slide setelah ini)
◦ Menjumlahkan seluruh nilai skor yang diperoleh
◦ Menetapkan status mutu air berdasarkan total skor (lihat slide
setelah ini)
11
fitria.laili@gmail.com
12. Metode STORET (3) - Tabel
12
Ketentuan Pengurangan Nilai Klasifikasi
Laili Fitria
13. 1. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode Indeks
Pencemaran sesuai Kepmen LH nomor 115 tahun 2003
tentang Status Mutu Air
2. Kelas air yang digunakan adalah kelas 2 sesuai Peraturan
Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Parameter yang dipilih yaitu : DO, BOD, COD, TSS, Total
Phosphat, E Coli dan Total Coliform
4. Status mutu air yang diperoleh dipresentasikan terhadap
jumlah total data kemudian dikalikan dengan bobot sebagai
berikut :
➢ Memenuhi 70
➢ Cemar Ringan 50
➢ Cemar Sedang 30
➢ Cemar Berat 10
Perhitungan Indeks Kualitas Air
13
Laili Fitria
14. pencemaran
ke sungai limbah
domestik
pemukiman
Pertanian
Perkebunan
HTI
laut
air limbah
industri
Lindi
penimbunan
limbah
Kegiatan pertambangan
perikanan
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR
HASIL:
Jenis, lokasi, badan air penerima, besaran beban dan karakteristik sumber pencemar
(parameter-parameter pencemar) → diketahui kontribusi masing-masing kegiatan
untuk masing-masing parameter pencemar
14
Laili Fitria
15. Jenis Sumber Pencemar
a.Sumber Terpusat (Tertentu)
- Anak sungai
- Effluen IPAL/langsung
industri/pemukiman/peternakan
b.Sumber Tersebar (Tak Tentu)
- Limbah pertanian
- Limbah domestik (tidak teratur)
KgBOD/hari/m’
KgBOD/hari
15
Laili Fitria
16. Lokasi dan
titik
pengambilan
contoh
Lokasi pemantauan kualitas air
Lokasi pemantauan kualitas air pada umumnya dilakukan pada:
1. Sumber air alamiah, yaitu pada lokasi yang belum atau sedikit
terjadi pencemaran (titik 1, lihat Gambar 5).
2. Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yang telah menerima
limbah (titik 4, lihat Gambar 5).
3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu pada lokasi tempat
penyadapan sumber air tersebut. (titik 2 dan 3, lihat Gambar
5).
4. Lokasi masuknya air ke waduk atau danau (titik 5, lihat
Gambar 5).
CATATAN Untuk informasi yang lebih rinci, maka
pengambilan contoh tidak boleh secara komposit.
Laili Fitria
19. 63,6 63,3
61
64,8
54,3
55,8
57,5
48
50
52
54
56
58
60
62
64
66
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TREN INDEKS KUALITAS AIR KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2011 - 2017
KELAS II: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut, Pasal 8 (1) b PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, BOD=3mg/l, COD= 25 mg/l, DO=4 mg/l, Total Fosfat sebagai P=0.2 mg/l, Fecal Coli= 2000,
Total Coli=10000.
SUMBER IKA : PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION KALIMANTAN
Laili Fitria
20. Bobot Nilai Indeks :
50
70
10
30
MEMENUHI BAKU MUTU
CEMAR BERAT
CEMAR SEDANG
CEMAR RINGAN
Laili Fitria
25. Titik Pengambilan Sample Air
Titik 3 (hilir)
0°00'42.1"S 109°20'13.4"E
Titik 2 (tengah)
0°00'01.1"N 109°20'38.5"E
Titik 1 (hulu)
0°00'45.0"N 109°20'26.1"E
Laili Fitria
26. Lokasi Pengambilan Sample Air Sungai Putat
Lokasi Titik 1 (Hulu) Titik 2 (Tengah) Titik 3 (Hilir)
Sumber Pencemar Domestik, Sumber Air
Alamiah
Domestik, Kegiatan Pertanian Domestik, Perkuburan
Foto Lokasi
http://www.kreasisungaiputat.com/2017/05/cara-warga-menjaga-mutu-kualitas-air.html
http://www.kreasisungaiputat.com/2017/05/foto-pelatihan-mutu-kualitas-air-sungai.html
Laili Fitria
27. Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Putat (8 Mei 2017)
No
.
Parameter Uji Satuan Hasil Uji titik 1
(hulu)
Hasil Uji titik 2
(tengah)
Hasil Uji titik 3
(hilir)
Metode Uji/Alat
1 pH - 4,0 5,2 6,3 pH Meter
2 DO mg/L 4,9 7,5 7,6 DO Meter
3 Residu Tersuspensi mg/L 0,4 11,2 8 SNI 06-6989.3-2004
4 BOD5 mg/L 0,4 0,650 2,63 IK 5.4.2.11.02
5 COD mg/L 91,2 90,3 92,1 SNI 6989.2-2009
6 Total fosfat sebagai
P
mg/L 0,999 1,43 1,17 SNI 6989.31-2005
7 Nitrat sbg NO3-N mg/L 3,47 2,16 1,89 SNI 06-2480-1991
8 Nitrit sbg NO2-N mg/L 0,019 0,024 0,038 SNI 06-6989.9-2004
9 Amoniak sbg NH3-
N
mg/L 0,003 0,102 1,74 SNI 06-6989.30-2005
10 Total Coliform Koloni/100
mL
610 140 70 SNI 19-2890-1992 btr
3
Laili Fitria
28. PERBANDINGAN HASIL UJI DENGAN BAKU MUTU AIR KELAS 2
BERDASARKAN PP 82 Tahun 2001
No. Parameter Uji Satuan Hasil Uji
titik 1 (hulu)
Hasil Uji
titik 2
(tengah)
Hasil Uji
titik 3 (hilir)
Kriteria Mutu Air Kelas II
(PP 82 Tahun 2001)
1 pH - 4,0 5,2 6,3 6-9
2 DO mg/L 4,9 7,5 7,6 Min 4
3 Residu Tersuspensi mg/L 0,4 11,2 8 Maks 50
4 BOD5 mg/L 0,4 0,650 2,63 Maks 3
5 COD mg/L 91,2 90,3 92,1 Maks 25
6 Total fosfat sebagai P mg/L 0,999 1,43 1,17 Maks 0,2
7 Nitrat sbg NO3-N mg/L 3,47 2,16 1,89 Maks 10
8 Nitrit sbg NO2-N mg/L 0,019 0,024 0,038 Maks 0,06
9 Amoniak sbg NH3-N mg/L 0,003 0,102 1,74 -
10 Total Coliform Koloni/100
mL
610 140 70 Maks 5000
Laili Fitria
29. Penjelasan Parameter yang melebihi
Baku Mutu
pH
Air gambut,
sehingga
memiliki pH
rendah
COD
Domestik
(pembuangan
toilet)
Limbah rumah
tangga dan
industri
Total
Fosfat
Pupuk
Limbah
Detergen
Laili Fitria
30. STATUS MUTU AIR
◦ Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang
ditetapkan
Laili Fitria
31. Penentuan Status Mutu Air Sungai Putat (Berdasarkan
KEPMENLH No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air)
Penentuan
Status Mutu
Air
Metode
STORET
Metode IP
Laili Fitria
32. PENENTUAN STATUS MUTU AIR
DENGAN METODA STORET
◦ Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari “US-EPA
(Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :
◦ Berdasarkan Perhitungan sesuai dengan PERMENLH No 115 Tahun 2003 dengan metode STORET, Sungai
Putat memiliki Skor -28 (tercemar sedang)
Laili Fitria
33. PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN
METODA INDEKS PENCEMARAN (IP)
◦ Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan
untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai.
◦ Berdasarkan Perhitungan sesuai dengan PERMENLH No 115 Tahun 2003 dengan metode IP,
Sungai Putat memiliki Skor 3,57 (tercemar ringan))
Laili Fitria
34. Hasil akhir perhitungan Status Mutu di S. Putat
dengan Metode STORET
Tahun Skor Total dengan
Metode STORET
Status Mutu Kualitas Air bagi peruntukan Kelas II
(PP82/2001)
2011 -31 Kelas D (cemar berat)
2012 -29 Kelas C (cemar sedang)
2013 -28 Kelas C (cemar sedang)
2014 -30 Kelas C (cemar sedang)
2015 -30 Kelas C (cemar sedang)
2017 -28 Kelas C (cemar sedang)
Laili Fitria
35. FUNGSI DAN PERAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR
SUMBER: PAPARAN DIR PPA “PEMANTAUAN KUALITAS AIR DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR”, YOGYA NOVEMBER 2015
Laili Fitria
36. FUNGSI DAN PERAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR:
SEBAGAI DASAR PENETAPAN KEBIJAKAN
DATA HASIL PEMANTAUAN
KUALITAS AIR
EVALUASI TERHADAP DATA:
VERIFIKASI, VALIDASI,
KLARIFIKASI
RESPON TINDAK LANJUT TERHADAP DATA YANG
VALID:
PELAKSANAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
PERBAIKAN KUALITAS AIR
RESPON TINDAK LANJUT TERHADAP DATA YANG
VALID:
EVALUASI KESESUAIAN PELAKSANAAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERBAIKAN
KUALITAS AIR DENGAN DATA HASIL PEMANTAUAN
KUALITAS AIR BERIKUTNYA
Apakah ada kemajuan (progress)???
DIPERLUKAN TOOLS/MODEL
UNTUK MENGHUBUNGKAN
PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN
DENGAN PERBAIKAN KUALITAS AIR
Laili Fitria
37. Kelemahan Pemantauan Manual
◦ Jarak dari lokasi ke laboratorium analisa kualitas air yang cukup jauh
◦ Kemacetan lalu litas, dan juga resiko bahaya saat pengambilan sampel langsung di lokasi
sungai
◦ Analisa sampling di laboratorium yang membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga
tidak dapat digunakan untuk mengukur atau merekam kondisi dan kecenderungan
kualitas air dalam waktu cepat serta tidak dapat dijadikan alat untuk peringatan dini untuk
kejadian pencemaran yang ekstrim, mendadak dan tidak dapat diprediksi.
Laili Fitria
38. Kelebihan Metode Pemantauan
Otomatis, kontinyu dan online
untuk mencatat/merekam
perubahan kualitas air pada
sumber air secara cepat, kontinyu
dan daring (online) serta
sebagai instrument peringatan
dini (early warning) terkait
pencemaran air kepada
pemerintah pusat maupun
daerah, penangungjawab/usaha
serta masyarakat umum.
Laili Fitria
39. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
DATA UJUNG TOMBAK PENGAMBILAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KONDISI DATA MASIH PERLU DITINGKATKAN: JUMLAH, SEBARAN, VALIDASI DAN KEAKURATAN DATA
KONDISI RESPON TERHADAP DATA MASIH DITINGKATKAN
KONDISI SINERGISITAS DATA CAPAIAN KUALITAS AIR DAN INTEGRASI DENGAN KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PERLU DITINGKATKAN
PROGRAM KEGIATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENJADI SOLUSI
Laili Fitria
40. Strategi PPA Domestik
1. Mengurangi dan melarang limbah air limbah serta tinja langsung masuk ke
sungai sebelum melalui proses pengolahan.
2. Penyediaan aturan yang memadai, penerapan dan penegakan aturan
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan para pengambil kebijakan tentang
sumber terbesar pencemaran sungai disebabkan air limbah domestik.
4. Penerapan aturan tentang pengelolaan air limbah domestik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5. Sosialisasi dan disusun aturan tentang sungai sebagai view bangunan dan
pengembalian tata guna lahan sesuai tata ruang bantaran sungai (sempadan).
6. Keberlajutan Monitoring Evaluasi dan diterapkan kebijakan yang mengikat.
Laili Fitria
41. KAMPANYE
PENGENDALIAN PENCEMARAN SUNGAI
◦ Jangan buang limbah/sampah ke sungai
◦ Mengurangi aliran polutan pada air limbah
(Jangan alirkan limbah (organik) ke sungai)
◦ Menggunakan air kembali
◦ Menghubungkan ke sistem pembuangan air dengan pusat
pengolahan air limbah atau memasang fasilitas pengolahan limbah
individual. (membayar biaya yang diperlukan untuk perawatan air
limbah)
Laili Fitria
42. Referensi
◦ Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
◦ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
◦ Pengantar Daya Tampung Beban Pencemaran Air, 2018, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
◦ Laporan Pengabdian : Pelatihan Penilaian Status Mutu Air di Sungai Putat
Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak, 2017