SlideShare a Scribd company logo
1 of 117
Sejarah Perkembangan
International Stastitical Classification of
Diseases and Related Health Problems
(ICD)
Pusdatin, Kemenkes
Dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM
Gates of Learning
2
• Auditori
• Visual
• Kinesthetic (learning by doing)
Daftar Isi
1. Pengantar (Pengertian, sejarah, tujuan,
perundangan)
2. Prinsip dan Struktur Dasar Klasifikasi
3. Melakukan Pengkodean
4. Petunjuk dan Peraturan Pengkodean Morbiditas
dan Mortalitas
Pengertian
• Klasifikasi: penyusunan bersistem dalam
kelompok atau golongan menurut kaidah atau
standar yang ditetapkan (KBBI).
• Klasifikasi adalah metode pengelompokan
item/istilah2 ilmiah sesuai dengan tujuan dan
kodifikasi mereka secara numerik (atau alpha-
numerik) menurut prinsip-prinsip tertentu.
Pengertian
• Mengklasifikasi: menggolong-golongkan
menurut jenis; menyusun ke dalam golongan.
• Kodifikasi: pemberian nomor dan / huruf dan
lambang pada nama/istilah/surat/dokumen,
dll yang berfungsi sebagai alat untuk
membedakan yang satu dgn lainnya.
Pengertian
• Kode klinis: terjemahan dari penyakit, masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesehatan,
prosedur, tindakan, obat-obatan dan
pelaksanaannya berupa penulisan naskah menjadi
kode abjad, angka atau gabungannya.
• Koding: salah satu kegiatan pengolahan data rekam
medis dengan cara memberikan kode klinis pada
penyakit, masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesehatan, prosedur, tindakan, obat-obatan
dan pelaksanaannya yang mewakili komponen data,
agar dapat disimpan, dicari kembali dan dianalisis
Pengertian
• Morbiditas: berhubungan dengan kesakitan, mencakup
kondisi sakit, cedera, alasan kontak dengan pelayanan
kesehatan, termasuk screening dan upaya pencegahan.
• Mortalitas: kematian (dan penyebabnya).
• Tabulasi: penyusunan menurut lajur yang telah tersedia;
penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk
memudahkan pengamatan dan evaluasi (KBBI).
Pengertian
• Rekam medis: keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan, baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.
Nb: Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas 
suatu sistem penyelenggaraan rekam medis meliputi:
pencatatan dan penanganan berkas rekam medis
(penyimpanan dan pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan)
Sejarah ICD
Sejarah awal ICD
1. John Graunt (1620 - 1674)
• Seorang ahli demografi di London
• Melakukan penelitian statistik penyakit
penyebab kematian: ia menghitung proporsi
bayi lahir hidup yang meninggal sebelum
mencapai usia 6 tahun.
• Hasilnya: Ia memperkirakan 36% kematian
terjadi sebelum usia 6 tahun  data ini
kemudian terbukti mendekati kebenaran.
2. Bossier François de Lacroix (Sauvages)(1706-
1777)
• Seorang dokter dan ahli botani di Perancis
• Orang yang pertama kali membuat klasifikasi
penyakit secara sistematis.
• Risalah Sauvages yang komprehensif diterbitkan
dengan judul ‘Nosologia Methodica’.
Note:
Risalah: karangan ringkas ttg suatu masalah dlm ilmu pengetahuan
Nosologi: ilmu tentang pengelompokan sistem penyakit)
Bossier François de Lacroix
(Sauvages)(1706-1777)
3. Carl Linnaeus (1707-1778)
• Orang Swedia, ahli
zoologi, profesor
botani, dokter, dan
pelopor studi ekologi.
• Risalahnya berjudul
‘Genera morborum´
• Bapak Taksonomi 
mengklasifikasi sistem
penamaan pada hewan,
tumbuhan dan
penyakit.
4. William Cullen (1710-1790)
• Seorang dokter, ahli kimia,
ahli agrikultural dari
Skotlandia.
• Menyederhanakan sistem
klasifikasi penyakit untuk
penggunaan umum, yang
diterbitkan th 1785 dgn judul
“Synopsis nosologiae
methodicae”
Nosologi: pengelompokan sistem penyakit
Sisnopsis: ikhtisar/ringkasan karangan
5. William Farr (1807-1883)
• Ahli statistik kedokteran yang bekerja di
General Register Office of England &
Wales
• Dalam laporan tahunan kepada Registrar
General ia menyerukan pentingnya
memakai klasifikasi yang uniform,
nomenklatur harus segera diterapkan.
• Farr mengeluhkan:
 setiap penyakit dicatat dalam 3-4
terminologi/istilah
 1 istilah diterapkan pada beberapa penyakit
yang berbeda
 nama yang samar dan merepotkan petugas
pencatat;
 komplikasi dicatat disamping penyakit
primer.
Note:
Nomenklatur adalah:
1. Penamaan yg dipakai dalam bidang atau ilmu
tertentu; tata nama;
2. Pembentukan (sering kali atas dasar
kesepakatan internasional) tata susunan dan
aturan pemberian nama objek studi bagi
cabang ilmu pengetahuan.
(KBBI)
5. William Farr (1807-1883) dan Marc d’Espine
• Kongres Statistik Internasional I di Brussel, 1853
meminta Farr dan Marc d’Espine (Geneva)
mempersiapkan klasifikasi penyebab kematian
yang uniform, dan dapat diterapkan secara
internasional.
• Pada Kongres II (1855) Farr menyerahkan
klasifikasi penyebab kematian yang uniform scr
internasional --> direvisi th 1864, 1874, 1880 dan
1886.
• Klasifikasi Farr disusun dalam 5 kelompok:
I. Penyakit epidemi
II. Penyakit konstitusi (umum)
III. Penyakit lokal yang disusun secara anatomi -> di kmd
hari menjadi dasar untuk list of Cause of Death (CoD)
IV. Penyakit perkembangan
V. Penyakit akibat kekerasan
• Sedangkan Klasifikasi D’Espine disusun
berdasarkan sifat dasar penyakit (gouty,
herpetic, haematic, dst)
6. Jacques Bertillon (1851-1922) - Kepala
Statistik Kota Paris
• Th 1891: International Statistical Institute
(ISI) pada pertemuan I di Wina mengangkat
Bertillon menjadi ketua Komite Bertillon,
dan meminta dr. Bertillon menyiapkan
daftar penyebab kematian (CoD) pada
pertemuan berikutnya.
• Th 1893: Bertillon memperkenalkan
Klasifikasi Penyebab Kematian (List Cause of
Death) di International Statistical Institute di
Chicago.
Adopsi Internasional List of Cause of Death
• Th 1898: American Public Health Association
(APHA) pada pertemuannya di Ottawa
merekomendasi penerapan (adopsi) klasifikasi
Bertillon kepada Kanada, Meksiko dan USA.
• Sejumlah negara lain mengadopsi klasifikasi
Bertillon.
• Diusulkan juga untuk merevisi klasifikasi setiap
10 tahun untuk memastikan tetap up to date.
Adopsi Internasional List of Cause of Death
Th 1899: pertemuan International Statistical
Institute di Christania mengadopsi resolusi:
mendukung penggunaan nomenklatur
penyebab kematian yang dapat
diperbandingkan antar negara, mengadopsi
sistem nomenklatur penyebab kematian di
Amerika Utara, beberapa di Amerika Selatan
dan Eropa, dan menerima sistem revisi setiap
10 tahun
Revisi Pertama Internasional List of
Cause of Death
• Th 1900: Konferensi internasional yang
pertama (di Paris) untuk merevisi Bertillon List
of Cause of Death. Konferensi ini dihadiri 26
negara.
• Klasifikasi internasional penyebab kematian
(pada tahun 1900) ini menerima 179 grup CoD
yang rinci dan ringkasan 35 grup CoD.
Konferensi Internasional List of Cause
of Death
• Konferensi internasional berikutnya untuk
merevisi Bertillon List of Cause of Death
diselenggarakan pada:
1909 (Konferensi revisi kedua)
1920 (Konferensi revisi ketiga)
1929 (Konferensi revisi keempat)
Persiapan Penerapan Klasifikasi Penyakit
untuk Statistik Morbiditas
• Th 1936: Kanada mempersiapkan Standard
Morbidity Code yang akan diperkenalkan
(diusulkan) pada konferensi internasional ke-5
(1938)
• Kompilasi Daftar penyakit yang diusulkan
Kanada terdiri dari 18 BAB dan 380 kategori
penyakit yang spesifik.
Revisi ke-5 Internasional List of Cause
of Death
• Th 1938: Konferensi internasional ke-5 untuk
Revisi Internasional List CoD, membuat
perubahan pada isi, jumlah dan penamaan
item, dan menyusun daftar penyebab lahir mati
yang dapat diterima oleh konferensi.
• Konferensi merekomendasi perbaikan sertifikat
penyebab kematian dan pemberian penyebab
kematian yang lebih dari satu.
Revisi ke-5 Internasional List of Cause
of Death
• Untuk pertama kali diusulkan perlu adanya
klasifikasi internasional penyakit untuk
memenuhi kebutuhan statistik morbiditas oleh
berbagai organisasi/lembaga.
• Konferensi menerima resolusi: Pandangan
pentingnya kompilasi International List of Diseases
sesuai dengan Internasional List of CoD
• Menunda kompilasi International List of Diseases
United States on Joint Causes of Death
• Memenuhi resolusi konferensi internasional untuk
revisi ke-5 (1938), United States Committe on Joint
Causes of Death menerima resolusi daftar penyakit
internasional, dan menggunakan klasifikasi
mortalitas dan morbiditas.
• Mengakui bhw klasifikasi kesakitan & cedera erat
hubungannya dgn klasifikasi penyebab kematian.
• Sebelumnya ada pemikiran yang salah bahwa
international list CoD adalah klasifikasi penyebab
terminal dan mortalitas yang secara fundamental
berbeda dengan morbiditas.
Cikal Bakal Klasifikasi Penyakit
untuk statistik morbiditas
• Florence Nightingale (1860) pernah mengingatkan
pentingnya adopsi klasifikasi penyakit menurut
Farr untuk tabulasi morbiditas di Rumah Sakit.
• Klasifikasi penyakit sebenarnya pernah diusulkan
pada konferensi revisi I – IV, tapi tidak diterima.
• Beberapa negara menyatakan akan membuat
sendiri Klasifikasi penyakit yang uniform.
• Th 1944: klasifikasi penyakit dan cedera
diperkenalkan di Inggris dan USA untuk digunakan
sebagai tabulasi statistik morbiditas.
Revisi ke-6
• Konferensi internasional ke-6 untuk Sixth of the
International Lists Diseases and Cause of Death
diselenggarakan 26-30 April 1948, di Perancis
melaksanakan:
• Konferensi menerima International form of
Medical Certificate of Cause of Death dan
underlying Cause of Death sebagai penyebab
utama untuk ditabulasi.
ICD Revisi ke-6
• ICD-6 diterbitkan pada tahun 1949.
• Untuk pertama kalinya dapat digunakan untuk pelaporan
morbiditas  maka pada revisi keenam namanya berubah
dari ‘Internasional List of Cause of Death’ menjadi “Manual of
International Statistical Classification of Diseases, Injuries
and Causes of Death (ICD)”
• Kode gabungan untuk cedera dan kecelakaan terpecah
menjadi dua, 1 bab untuk cedera, dan 1 bab untuk penyebab
eksternal.
• Dengan penggunaan morbiditas ada kebutuhan untuk coding
kondisi mental, dan untuk pertama kalinya bagian tentang
gangguan mental ditambahkan.
ICD Revisi ke-7
• Konferensi Internasional untuk Revisi Ketujuh
Klasifikasi Internasional Penyakit diadakan di
Paris di bawah naungan WHO pada bulan
Februari 1955.
• Sesuai dengan rekomendasi dari Komite Ahli
Statistik Kesehatan, revisi ini terbatas pada
perubahan penting, amandemen kesalahan,
dan inkonsistensi pelaksanaan ICD.
ICD Revisi ke-8
• Setelah Revisi Ke-7, penggunaan ICD untuk
pengindeksan rekam medis rumah sakit meningkat
pesat dan beberapa negara mempersiapkan adaptasi
nasional yang memberikan detail tambahan yang
diperlukan untuk aplikasi ICD.
• Konferensi internasional ICD revisi ke-8
diselenggarakan oleh WHO di Jenewa, 6-12 Juli 1965.
• Revisi ke-8 lebih radikal daripada Revisi ke-7, struktur
dasar Klasifikasi dan filosofi umum mengklasifikasi
penyakit disesuai dengan etiologi daripada
manifestasi tertentu.
ICD Revisi ke-9
• Konferensi internasional ICD revisi ke-9
diselenggarakan oleh WHO di Jenewa, 1975.
• Perhatian thd ICD meningkat pesat dan sangat
besar. Ada upaya2 untuk memodifikasi klasifikasi
dan memperkenalkan kode khusus.
• Beberapa subyek dalam klasifikasi dipandang
tidak tepat susunannya, adanya tekanan untuk
memberikan adaptasi yang lebih rinci
• Sejumlah wakil dari perhimpunan spesialis
tertarik menggunakan ICD untuk keperluan
pengolahan data statistik saja.
ICD Revisi ke-9
• Usulan akhir: struktur dasar ICD dipertahankan,
kategori 3 digit dipertahankan meski banyak
tambahan pada level subkategori 4 digit dan
beberapa subdivisi 5 digit.
• Untuk kepentingan pengguna, sistem Dagger dan
Asterik diperkenalkan agar dapat mengklasifikasi
pernyataan diagnosis (informasi tentang
underlying generalized disease dan manifestasi
pada organ/situs tertentu). Sistem ini
dipertahankan hingga sekarang.
International Classification of Diseases,
Clinical Modification (ICD-9-CM)
• Klasifikasi Internasional Penyakit, Modifikasi Klinis
(ICD-9-CM) adalah sebuah adaptasi yang dibuat
oleh US National Center for Health Statistics
(NCHS)
• Digunakan dalam menetapkan diagnostik dan
kode prosedur yang berhubungan dengan rawat
inap, rawat jalan, dan pemanfaatan kantor dokter
di Amerika Serikat.
• ICD-9-CM mrpk suatu perpanjangan dari ICD-9
tapi memberikan tambahan morbiditas detail.
• Diperbarui setiap tahun pada tanggal 1 Oktober.
Terdiri dari 3 volume:
•Volume 1 dan 2 berisi kode diagnostik.
•Volume 3 berisi kode prosedur.
NCHS, Centers for Medicare dan Medicaid
Services adalah lembaga pemerintah AS yang
bertanggung jawab untuk mengawasi semua
perubahan dan modifikasi ICD-9-CM.
ICD-9-CM
ICPM
• Ketika ICD-9 diterbitkan, Klasifikasi Internasional
Prosedur Kedokteran (ICPM) juga dikembangkan (1975)
dan diterbitkan (1978).
• The ICPM prosedur bedah jilid awalnya diciptakan oleh
Amerika Serikat, berdasarkan adaptasi ICD (disebut
ICDA), yang berisi klasifikasi prosedur sejak tahun 1962.
• ICPM diterbitkan secara terpisah dari klasifikasi penyakit
ICD sebagai serangkaian dokumen tambahan yang
disebut fasikula (bundel atau kelompok item).
• Setiap jilid berisi klasifikasi mode laboratorium,
radiologi, bedah, terapi, dan prosedur diagnostik
lainnya.
ICD Revisi ke-10
• Beberapa alternatif restruktur ICD telah diuji,
keputusan akhir: menggunakan sistem alfanumerik utk
memberikan keseimbangan & tatanan yang lebih baik
dan memungkinkan ruang yang cukup bagi
penambahan pada waktu yad tanpa merombak kode2.
• Mulai disusun tahun 1983, disahkan oleh 43 Majelis
Kesehatan Dunia (WHA) tahun 1990. Terbit th 1992 -
1994 dalam 3 volume.
• Mulai dipakai oleh negara-negara anggota WHO tahun
1994.
• Terdiri dari 155.000 kode (sedangkan ICD-9 terdiri dari
17.000 kode)
ICD revisi ke -10
• Inovasi utama dalam proposal untuk Revisi ke-10
adalah penggunaan skema pengkodean alfanumerik
dari satu huruf diikuti dengan tiga angka pada level
empat karakter. Ini memiliki efek lebih dari dua kali
lipat ukuran frame coding dibandingkan dengan
Revisi ke-9.
• Beberapa kategori tiga karakter sengaja dikosongkan
untuk ekspansi masa depan dan revisi.
• Jumlah yang kosong bervariasi sesuai dengan bab:
kode dengan sumbu terutama klasifikasi anatomi
memiliki kategori kosong yang sedikit karena
dianggap perubahan di masa depan lebih terbatas.
ICD revisi ke-11
• Draft final ICD-11 akan diserahkan kepada
WHA pada tahun 2015 untuk disahkan.
• Dalam ICD-11, setiap entitas penyakit akan
memiliki definisi yang memberikan deskripsi
kunci dan petunjuk tentang arti dari entitas /
kategori untuk memandu pengguna.
• Sedangkan ICD-10 hanya memiliki judul.
41
Tujuan & Latar Belakang perlunya klasifikasi
Data tentang penyakit dan penyebab kematian perlu
dikumpulkan untuk kebutuhan studi:
- statistis,
- demografis dan
- epidemiologis.
Disusun tatanan pengelompokkan (pengkategorian)
penyakit, mengingat klasifikasi yang terlalu spesifik
(yang diinginkan kelompok medis) akan terlalu meluas
untuk dapat memenuhi analisis statistis.
Isi Buku ICD-10
43
ICD-10
• Beda dengan ICD-9 yang terdiri hanya dari 2 Volume,
ICD-10 terdiri dari 3 volume: Volume 1, 2 dan 3.
• ICD-10 Volume 1 berisi daftar tabulasi lengkap penyakit,
Daftar Kode morfologis neoplasma, dan
daftar tabulasi singkat diagnoses (DTD)
• ICD-10 Volume 2: buku khusus yang merupakan
manual pedoman cara coding (pengkodean)
morbiditas dan mortalitas dengan
menggunakan ICD-10, (yang pada ICD-9
digabung di Volume 1).
• ICD-10 Volume 3: daftar indeks alfabetis istilah diagnosis, sebab luar,
daftar sebutan generik obat/zat kimia lain, dan
petunjuk perbaikan salah cetak yang ada di Volume 1.
Volume I: Tabular List (Daftar Tabulasi)
• Pengantar
• Pengakuan
• Updates
• Pelatihan
• WHO colaborating
• Laporan Konferensi Internasional untuk revisi ke-10
• Daftar kategori 3 karakter
• Daftar tabulasi inklusi dan Daftar subkategori 4 karakter (Klasifikasi
utama yang terdiri dari 22 bab)
• Klasifikasi dari morfologi neoplasma
• Daftar Tabulasi khusus untuk mortalitas dan morbiditas
• Definisi - Definisi
• Peraturan tentang nomenklatur.
Volume II: instruction manual
(Petunjuk Pengunaan ICD)
• Pendahuluan
• Penjelasan tentang klasifikasi internasional tentang penyakit
dan masalah kesehatan
• Bagaimana menggunakan ICD
• Petunjuk dan peraturan untuk pengkodean mortalitas dan
morbiditas
• Presentasi statistik (tatacara penyajian statistik untuk
perbandingan internasional)
• Sejarah perkembangan ICD
• Lampiran
Volume III: Alphabetical index
(Indeks Alfabet)
Berisi daftar indeks alfabetis (abjad) klasifikasi yang memuat
semua lead-terms diagnosis (panduan istilah sebagai kata
petunjuk untuk menelusuri di indeks alfabetis) tdd:
1. Indeks Alfabet Penyakit dan sifat cedera
2. Indeks Penyebab Luar Cedera
3. Indeks Obat-obatan dan Zat Kimia
Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit
Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit
1. Struktur ICD dikembangkan untuk tujuan
epidemiologi umum praktis dan
memfasilitasi studi statistik penyakit.
2. Sebuah entitas penyakit kesehatan
masyarakat tertentu yang penting atau
sering terjadi harus memiliki kategori
sendiri.
Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit
3. Setiap penyakit atau kondisi morbid harus
mempunyai tempat yang tepat dalam daftar
kategori.
4. Jumlah kategori harus dibatasi/terbatas,
tapi berbeda dan saling eksklusif namun
mampu mengarahkan batas-batas (range)
kondisi morbiditas.
Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit
5. Konsekuensi: akan ada kategori sisa dari seluruh
klasifikasi untuk kondisi lain-lain (others) yang
tidak dapat dialokasikan ke dalam tempat yang
lebih spesifik (khusus)
 maka diperlukan tatanan yang sedemikian rupa
agar sesedikit mungkin kondisi yang akan
terklasifikasi ke dalam kategori sisa.
Prinsip-prinsip Umum Klasifikasi Penyakit
6. ICD dikembangkan sebagai klasifikasi praktis,
bukan teoritis. Sejumlah nomor/kode merupakan
kompromi berdasarkan etiologi, lokasi anatomi,
keadaan onset, dll
52
STRUKTUR DASAR KLASIFIKASI
DALAM ICD-10
53
STRUKTUR KLASIFIKASI
BAB
BLOK
GRUP KATEGORI  KATEGORI (3-digit)
SUB-KATEGORI (digits ke 4 di belakang titik),
dan kadang untuk nomor
kode tertentu ada tambahan
nomor sebagai digit ke-5
(dicacat pada kolom
tersendiri)
54
Contoh Struktur Kode Kategori
Kode dasar kategori terdiri dari 3 digit (tdd: 1 Alfabet dan 2 nomor)
Contoh:
BAB I Certain Infectious and Parasitic Diseases (A00-B99)
BLOK ------> Tuberculosis (A15 – A19)
GROUP Kategori ---- A19 Miliary tuberculosis
Sub Kategori
A19.0 Acute miliary tuberculosis of a single specified site.
A19.1 Acute miliary tuberculosis of multiple sites
A19.2 Acute miliary tuberculosis, unspecified
A19.8 Other miliary tuberculosis
` A19.9 Miliary tuberculosis, unspecified
BAB
• Klasifikasi dibagi dalam 22 BAB, setiap Bab ditandai
dengan Angka Romawi
• Setiap BAB berisi kategori 3 karakter (merupakan
inti klasifikasi untuk pelaporan ke WHO mortality
database dan perbandingan umum internasional)
• Karakter pertama dari kode ICD adalah Huruf alfabet
• Setiap huruf dikaitkan dengan Bab tertentu, kecuali
huruf D (di Bab I dan II) dan huruf H (di BAB VII &
VIII)
BAB
• BAB I-XVII: berhubungan dengan penyakit dan
kondisi morbid yang lain
• BAB XVIII: Gejala, tanda dan temuan klinis dan
laboratorium abnormal, tidak diklasifikasikan di
tempat lain
• BAB XIX: Cedera, keracunan, konsekuensi tertentu
lainnya penyebab eksternal
• BAB XX: Penyebab eksternal morbiditas dan
mortalitas
• BAB XXI: Faktor yang mempengaruhi status
kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan
• BAB XXII: Kode untuk tujuan khusus
BLOK dari kategori
• Bab-Bab dibagi menjadi Blok-Blok homogen kategori 3
karakter (tdd kode alfabetis dan alfanumerik).
• BAB I (Beberapa penyakit menular dan parasit): judul
blok mencerminkan 2 sumbu klasifikasi yaitu: cara
penyebaran dan grup organisme penyebab penyakit.
• BAB II (Neoplasma): Sumbu pertamanya berdasarkan
sifat neoplasma terutama menurut site, dan beberapa
kategori 3 karakter berdasarkan morfologi penting
seperti: leukemia, limfoma, melanoma,
mesothelioma.
BAB BLOK JUDUL BLOK
I A00-B99 Beberapa penyakit menular dan parasit
II C00-D48 Neoplasma
III D50-D89 Penyakit darah & organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yg melibatkan mekanisme imun
IV E00-E90 Endokrin, penyakit gizi dan metabolik
V F00-F99 Gangguan mental dan perilaku
VI G00-G99 Penyakit pada sistem saraf
VII H00-H59 Penyakit mata dan adneksa
VIII H60-H95 Penyakit telinga dan proses mastoid
IX I00-I99 Penyakit pada sistem peredaran darah
X J00-J99 Penyakit pada sistem pernapasan
XI K00-K93 Penyakit sistem pencernaan
XII L00-L99 Penyakit kulit dan jaringan subkutan
XIII M00-M99 Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat
XIV N00-N99 Penyakit pada sistem genitourinari
XV O99 O00- Kehamilan, melahirkan dan masa nifas
XVI P00-P96 Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal
XVII Q99 Q00- Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom
XVIII R00-R99 Gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium abnormal, tidak diklasifikasikan di tempat lain
XIX S00-T98 Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lainnya penyebab eksternal
XX V01-Y98 Eksternal penyebab morbiditas dan mortalitas
XXI Z00-Z99 Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan
XXII U00-U99 Kode untuk tujuan khusus
• Kategori 3 karakter digunakan untuk kondisi
tunggal yang dipilih karena frekuensi,
keparahan atau kerentanan dilihat dari sudut
intervensi kesehatan masyarakat, juga untuk
kelompok penyakit dengan karakteristik
umum.
Kategori Tiga Karakter
Kategori Empat Karakter
• Subkategori empat karakter digunakan untuk
tujuan kesesuaian dan identifikasi, misalnya pada
situs atau varietas yang berbeda bila kategori tiga
karakter adalah suatu penyakit tunggal, atau pada
penyakit-penyakit individual bila kategori tiga
karakter adalah suatu kelompok kondisi.
Contoh:
A06 Amebiasis
Memiliki subkategori 10 nomor kode:
A06.0, A06.1, A06.2, A06.3, A06.4, A06.5,
A06.6, A06.7, A06.8, dan A06.9
63
Contoh kategori 4 karakter
A00 Cholera
A00.0 Classical cholera (Vibrio cholera 01, biovar
cholerae)
A00.1 Cholera eltor (Viberio cholera )!, biovar eltor.
A00.9 Cholera unspecified
A01 Typhoid and paratyphoid fever
A01.0 Typhoid fever (infection due to Salmonella
typhi)
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01,4 Paratyphoid fever, unspecified
Ketentuan Kategori Empat Karakter
• Apabila kategori 3 karakter tidak dibagi lagi,
dianjurkan menambah huruf 'X' untuk mengisi
karakter keempat sehingga kode-kode ini memiliki
panjang yang standar untuk tujuan pengolahan
data.
Contoh:
Tetanus Neonatorum, kodenya A33.X
Sakit Kepala, kodenya R51.X
Kategori ke-Empat dgn titik 8
• Karakter keempat “.8” (titik delapan) biasanya
dipakai untuk kondisi lain (other) yang tidak bisa
dikelompokkan pada sub kategori yang lain dari
kategori 3 karakter tsb.
Contoh:
• O98.8 adalah other maternal infectious and
paracitic diseases complicating, childbirth and the
puerperium (Infeksi pada ibu hamil, bersalin, dan
masa nifas)
• Jadi bila ibu hamil dengan typhoid, kodenya: O98.8
(Typhoid fever kodenya: A01.0)
O98.0 Tuberculosis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in A15–A19
O98.1 Syphilis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in A50–A53
O98.2 Gonorrhoea complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in A54.-
O98.3 Other infections with a predominantly sexual mode of transmission
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A55–A64
O98.4 Viral hepatitis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in B15–B19
O98.5 Other viral diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in A80–B09, B25–B34
O98.6 Protozoal diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
Conditions in B50–B64
O98.8 Other maternal infectious and parasitic diseases complicating pregnancy,
childbirth and the puerperium
O98.9 Unspecified maternal infectious or parasitic disease complicating pregnancy,
childbirth and the puerperium
Kategori ke-Empat dgn titik 9
• Karakter keempat “.9“ (titik sembilan) adalah yang
tidak dispesifikasi (unspecified) sebagian besar
digunakan untuk menyampaikan makna yang sama
dengan judul kategori tiga karakter, tanpa
menambahkan informasi tambahan.
Contoh:
• O98.9 adalah unspecified maternal infectious or
paracitic diseases and complicating, childbirth and
puerperium.
Subdivisi Tambahan Untuk Karakter Kelima
atau Level Karakter Selanjutnya
Karakter kelima dan level karakter selanjutnya biasanya
merupakan sub klasifikasi dari sumbu yang berbeda pada
karakter keempat. Subdivisi tambahan dapat kita temukan
pada:
• Bab XIII – subdivisi untuk letak/situs anatomi.
• Bab XIX – subdivisi yang menunjukkan patah tulang terbuka
dan tertutup seperti intrakranial, cedera intratoraks dan
intra-abdominal dengan dan tanpa luka terbuka.
• Bab XX – subdivisi untuk menunjukkan jenis aktivitas yang
dilakukan pada waktu kejadian
Kode “U” yang tidak digunakan
• Kode U00 – U49: digunakan untuk penetapan
nomor sementara yang mengemban tugas untuk
menampung penyakit-penyakit baru atau penyakit-
penyakit yang penyebabnya belum diketahui.
• Kode U50 – U99 digunakan dalam penelitian,
misalnya ketika menguji suatu subklasifikasi
alternatif untuk proyek khusus.
Bagaimana menggunakan buku jilid 1
• Buku jilid 1 berisi klasifikasi itu sendiri
• Pembagian kategori untuk mempermudah
kegiatan statistik
• Untuk memberi kode, diperlukan buku
pembantu yaitu buku ICD-10 volume 3 yang
berisi Indeks Alfabet
Bagaimana Melakukan Pengkodean
Langkah-Langkah Mengkoding
I. Buka buku ICD-10 Volume 3 (Alphabetical index)
II. Kenali tipe pernyataan diagnosis yang harus dikode,
ubah dulu ejaan istilah dalam bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Inggris.
III. Tentukan seksinya (rujuk ke seksi terkait) kategori
istilah di buku ICD-10 Volume 3
Langkah-Langkah Mengkoding
Menentukan seksi:
 Bila pernyataan terkait istilah Penyakit dan bentuk dasar
gangguan Cedera  lihat Seksi I: Alphabetical index to
diseases and nature of injury
 Bila pernyataan terkait Sebab Luar Cedera  lihat Seksi
II: External causes of injury
 Bila pernyataan terkait Cedera Akibat
Prosedural/Prosedur Konsumsi Obat dan Zat Kimia 
lihat Seksi III: Table of drugs and chemicals
Langkah-Langkah Mengkoding
IV. Bila pernyataan adalah prosedur tindakan
bedah/operasi atau intervensi medis/bedah lain-
lain, rujuk ke sistem klasifikasi tindakan yang
diharuskan digunakan setempat.
V. Temukan lokasi “Lead-term” di indeks alfabetis.
Untuk sebutan penyakit atau cedera, umumnya
adalah istilah kondisi patologisnya.
VI. Baca dan jalankan perintah yang ada pada Note
yang mengikuti/di bawah “lead-term.”
Langkah-Langkah Mengkoding
VII. Baca istilah yang ada di dalam kurung parentheses
(.... ) (tanda baca kurung tutup) yang mengikuti
suatu lead-term, dan juga semua modifier esensial
yang mengikutinya, pastikan bahwa semua
pernyataan terkait diagnosisnya diperhitungkan.
VIII.Kemudian ikuti dengan teliti semua rujuk silang
(cross-references) yang ditemukan di Indeks
Volume 3.
IX. Rujuk kode yang Anda pilih ke Daftar Tabulasi di
Volume 1 (bukan di daftar indeks Volume 1)!
Langkah-Langkah Mengkoding
X. Perhatikan semua yang tertera sebagai Inclusion,
Exclusion, Note yang ada di bawah kode yang akan
Anda pilih, di bawah judul Bab atau di bawah Blok
ataupun di bawah Kategori. Apabila ada perintah
lain yang menyertainya, jalankan perintah
tersebut.
XI. Akhirnya: tentukan pilihan kodenya.
Note:
• Lead Term adalah: keberadaan kata di sebelah
paling kiri yang menjadi kata kunci untuk
turunan kata-kata di bawahnya. Turunannya
hanya punya tanda minus (-) di mukanya,
untuk memudahkan, dianggap sebagai tanda
‘idem’ atau sama dengan di atas. ICD-10
mengiistilahkan dengan sebutan ‘modifier’
atau ‘qualifier’
80
LEAD-TERMS
(KATA PANDUAN UNTUK MENCARI
NOMOR KODE DI VOLUME 3)
• Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu kata, gunakanlah
kata tersebut untuk mencari nomor ke indeks alfabetis
Volume 3.
• Apabila istilah diagnosis lebih dari satu kata, pilih satu kata
untuk dijadikan “lead-term”.
• Apabila istilah diagnosis tertulis dalam bahasa Indonesia 
ubah dulu istilah terkait dalam bahasa Inggeris ICD-10 Volume
3 (Ejaan Inggeris-Amerika) (Buku Volume 1 menggunakan
ejaan bahasa Inggeris-Inggeris).
81
Lead-Term (Lanjutan-1)
• Pilih “lead-term” suatu kata benda (noun ) yang
menunjukkan istilah diagnostik, simtom, atau
masalah kesehatan lain namun jangan kata
keterangan (adjektif atau adverbia), dan sebaiknya
bukan kata noun anatomik. *
• Apabila istilah diagnosis mengandung 2 (dua) istilah
diagnosis penyakit, maka kedua-duanya dapat dijadikan
lead-term, sekaligus untuk mengontrol kepastian nomor
kode yang akan dipilih.
* Untuk keperluan ini koder harus menguasai berbagai jenis
istilah medis (Belajar Medical Terminology)
82
CONTOH “LEAD TERMS”
PEMANFAATAN VOLUME 3, ICD-10
SEKSI 1
1. Penyakit  Disease (dimulai di halaman 161 – 191 Vol.3)
rincian pembagian sesuai ANATOMICAL BASED.
2. Komplikasi  Complication (hanya untuk panduan komplikasi
MEDICAL PROCEDURES)(Halaman 103 – 111 vol. 3)
3. Kehamilan  Pregnancy (Halaman 451 – 455)
Ini adalah kata panduan untuk mencari diagnoses
status KEHAMILAN dan komplikasinya.
4. Persalinan  Labour, labor (Halaman327 – 328)
Semua gangguan proses persalinan dapat ditelusuri
lewat istilah ini (contoh: persalinan macet, persalinan
tidak maju, hipertoni, atoni uteri dst.)
83
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 1 (Lanjutan-1)
5. Kelahiran  Delivery (Halaman 144 – 149)
Kelahiran bisa tunggal (single delivery) bisa ganda
(multiple delivery) bisa normal, spontan, dengan
pertolongan, tindakan forsep, vakum atau seksio dan
bisa terkomplikasi (= metode persalinan) (methode of
delivery)
6. Keadaan bayi yang lahir  outcome of delivery
(Halaman 421 – 422)
Hanya untuk bayi lahir sehat, tunggal atau mutiple.
Apabila bayi lahir sakit maka telusuri dari istilah medis
sakitnya  umumnya akan ditemukan kode perinatal
(alfabet P).
84
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 1 (Lanjutan-1)
7. Nifas  Puerperal (periode masa ibu melahirkan sampai
dengan 40 hari) (Halaman 465 – 467)
Perhatikan additional code yang harus menyertai kode
penyakit-2 yang menyertai status kesehatan ibu pada
masa nifasnya.
8. Gangguan bumil yang berpengaruh pada janin  cari
melalui Maternal condition affecting fetus or newborn,
(Halaman 350)
9. Cedera  cari melalui INJURY (Halaman 304 – 315)
Harus dilengkapi informasi apa terbuka (open) atau tertutup
(closed)
Indeks urut abjad berdasrakan site lokasi cedera di tubuh/organ
tubuh.
85
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-2)
10. Luka bakar  cari di BURN (Halaman 79)
Apakah luka bakar akibat api, listrik, petir, zat
kimia, uap air dan gas panas.
11. Tumor  telusuri melalui NEOPLASM. (Halaman 548 – 552)
Apabila ganas  CARCINOMA atau SARCOMA
Menemukannya bisa lewat Tumor  see also
Neoplasms.
Istilah carcinoma/sacoma tidak bisa untuk
menelusuri nama organ yang terkena, hanya bisa
untuk menemukan jenis sel carcinoma (Halaman 85 –
89) atau sarcomanya (Halaman 485 – 486).
Site lokasi harus lewat Neoplasms, malignant primary,
secondary, in situ, benign atau uncertain or unknown
behaviour (Hamalan 369 – 401).
12, Disease, condition, infection sulit untuk dijadikan lead terms.
86
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-1)
1. Model penyebab luar cedera  cari di sebutan model terkait.
Contoh di antaranya:
Jatuh  Fall, falling from, falling on dst.
Terpukul  Strike, contact with dst.
Tertembak  memerlukan sebutan alat penembaknya
(pistol, senapan, meriam dst) (diperlukan
keterangan situasi apakah sedang perang, legal dst.)
2. Kecelakaan lalu lintas (apapun bentuknya, jalan, udara. Air dst.) 
cari di Accident (to) –
Perhatikan ada tabel rincian untuk kecelakaan lalu
lintas (jenis korban dan jenis penabrak) di halaman 570
(volume 3)
3. Gigitan  Bite
Causa kebakaran  Burn
87
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-2)
4. Terjebak  Caught
Tercekik  Choked
Runtuh  Collaps
Tabrakan  Collision
Terjepit,tergencet  Crushed
Terpotong  Cut, cutting
Komplikasi tindakan medis  Complication
5. Pelepasan (peluru)  Discharge
Tenggelam  Drowning
Bencana alam  cari melalui bentuk bencananya
(earthquake, flood, storm, tidal wave dst.)
6. Tertimbun  earth falling (on)
7. Ledakan  explosion
8. Terpajan  exposure (to)
88
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-3)
7. Gagal  failure
Benda asing (masuk tubuh)  foreign body, object or
material)
Kebakaran hutan  forrest fire
Kausa fraktur  fracture
Membeku  freezing, frostbite, frozen
8. Luka tembak  wound, gunshot; gunshot wound
9. Gantung diri, tergantung  hanging (accidental)
Suhu panas  heat, hot
Ketinggian  high
10. Sengatan  ignition (accidental)
89
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-4)
10. Insiden tindakan medis  Incident, adverse
Terhisap  Inhalation
Tertelan/termakan  Ingestion
Cedera  Injury
Keracunan  Intoxication
11. Loncat  Jumped, jumping
Terjebak di antara  Jammed
12. Tertendang  Kicked by
Terbunuh  Killed, killing
Terpukul  Knock down (accidentally)
90
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-5)
13. Kurang  lack of
Legal  legal
Angkat barang berat  lifting
Petir  lightning
Kehilangan kontrol  loss of control
Berbaring di depan kereta api  lying before train
Nyasar di laut  loss at sea.
14. Misadventure khusus untuk pasien akibat tindakan medis.
Mabuk gunung  mountain sickness
15. Bising suara  noise
Tidak terdaftar  Non-administration
16. Tersumbat  obstruction
Berlebihan  over- …
91
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-6)
17. Keracunan  poisoning
Terdorong  pushed
Tusuk  puncture
Tertusuk  piercing. Tindik telinga  ear piercing
Tekanan  pressure
18. Radiasi  radiation
Lari  run, running away, running off
19. Terkelupas  scald
Mau sendiri  self harm, self inflicted
Sisa  sequelae
Syok  shock
Tembak  shooting
Tenggelam  sinking
92
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-7)
Terpleset  slipping
Kelaparan  starvation
Tersengat  sting
Tercekik  strangulation
Membentur  striking against
Diserang (pukul)  struck by
Sufokasi  suffocation
Bunuh diri  suicide
Tersengat matahari  sunstroke
Tertelan  swallowed, swallowing
Tertusuk (benda tajam)  stab, stabbing
Terinjak  stepped, on
Menginjak  stepping on
Tersengat sinar matahari  sun stroke
Tertelan  swallowed, swallowing
Tertutup rapat oleh  shut in (accidental)
93
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-8)
20. Terlempar ke, dari  thrown from, off
Terjebak  trapped
Tersandung  tripping
Tertimpa pohon  tree falling on, hitting
21. Korban  victum
Gunung meletus  volcanic eruption
Vibrasi (causing injury)  vibration
22. Perang  war operation
Tersapu  washed
Luka, terluka  wound, wounded
Cairan infuse salah  wrong fluid in infusion
Hampa udara  weightlessness (in spacecraft,
real or simulation)
94
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 3 (Lanjutan-1)
Pada seksi 3 ini daftar alfabetik nama obat atau zat kimia
penyebab keracunan (Poisoning) berdasarkan nama generiknya.
Apabila nama generic obat/zat kimia tidak diketahui, maka
dipandu untuk mencari melalui khaziat obat/zat kimia terkait.
Contoh: Baygon
Ini nama pabrik, maka tidak bisa ditemukan di Seksi 3 ICD
10. Nomor kode yang dapat diberikan kepadanya adalah
nomor kode sifat kegunaannya yakni: Insecticide,
unspecified.
Apabila komposisi dari baygon diketahui, maka bisa dicari
nomor kode yang sesuai, apakah baygon itu terdiri dari
zat carbamate, mixed, organochlorine atau
organophosphorus (Silahkan baca di label baygon)
95
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 3 (Lanjutan-2)
Halaman 686: Baygon sebagai insecticide NEC T60.9
Baygon sebagai insecticide mixed T60.9
Lain dengan DDT yang merupakan singkatan dari nama
generiknya.
Halaman 659: DDT (dust) T60.1
Begitu juga untuk endrin
Halaman 667: Endrin T60.1
Valium  tidak ada di Seksi 3, namun diazepam adalah T42.4
Paracetamol  T39.1
Sedang nama Panadol tidak ditemukan di Vol.3
Aspirine (aluminum( (soluble)  T39.0
Namun bodrex/bodrexin tidak ditemukan di Vol. 3
Konvensi-Konvensi
(Coding Conventions)
Yang Berlaku Pada ICD-10
ICD-10 Volume 1, tdd:
• Singkatan kata (abbreviations),
• Penekanan (punctuations),
• Simbol-simbol,
• Istilah instruksi (yang harus jelas dipahami
para pengkode)
“Inclusion” (includes)
Artinya: termasuk, meliputi
Contoh:
• G91 Hydrocephalus
Includes: acquired hydrocephalus
• L03  Cellulitis Includes: acute lymphangitis
s
“Exclusion” (excludes)
Artinya: tidak termasuk, pengecualian
Contoh:
• A35 Other tetanus
Tetanus NOS
Excludes: tetanus
• neonatorium (A33)
• obstetrical (A34)
• J38.1 Polyp of vocal cord and larynx
Excludes: adenomatous polyps (D14.1)
“.” (Titik)
Titik sebagai pemisah atau penanda bahwa kode
tersebut termasuk 4 karakter.
Misal:
D31 = Benign neoplasm of eye and adnexa
D31.2 = Retina
“Glossary” (Penjelasan Istilah)
• Glossary: deskripsi yang menyertai isi hampir semua
kategori di Bab V Gangguan Mental & Prilaku
• Karena terminologi gangguan mental sangat bervariasi
di masing2 negara (nama bisa sama tapi kondisi bisa
beda atau sebaliknya)
• Glossary disediakan untuk para klinikus (bukan coder)
untuk membantu ketepatan diagnosis kondisi
gangguan mental dan perilaku pasiennya
• Lihat: BAB V: Mental and behavioural disorders
(F00–F99)
101
DUAL CLASSIFICATION
(Klasifikasi/kode rangkap)
• Ini berlaku bagi beberapa diagnosis tertentu.
Ada kode diagnosis yang berjumlah 2 kode dengan disertai
tanda dagger/sangkur (†) dan tanda asterisk/bintang (*)
• Tanda dagger (†) menjelaskan bahwa kode tsb adalah
etiologi dari penyakitnya.
• Tanda asterisk (*) menjelaskan manisfestasi penyakitnya.
(banyak digunakan pada penyakit infeksi menular dan juga
pada penyakit-2 sistem organ tubuh tertentu)
102
DUAL CLASSIFICATION
(Klasifikasi/kode rangkap)
• Untuk pelaporan, yang dipakai adalah dagger, bukan asterik.
• Kode asterik tidak boleh berdiri sendiri, harus punya teman.
Kode ber-dagger adalah precedence (mendahului) di depan
Kode ber-asterisk. Contoh:
A17.0† Tuberculous meningitis (G01*)
• Kode ber-asterisk* tidak bisa digunakan sendirian sebagai
kode diagnosis utama pasien.
• Apabila satu kode berasterisk akan digunakan, harus dicari
pasangan kode ber-daggernya.
Tanda kurung ( )
• Digunakan untuk menyertakan kata-kata tambahan.
contoh: G11.1 Early-onset cerebellar ataxia
Frederich ataxia (autosomal recessive)
• Menyertakan kode rujukan dalam istilah “Exclusion”
contoh: B25 Cytomegaloviral disease
Excl: congenital cytomegalovirus infection (P35.1)
cytomegaloviral mononucleosis (B.27.1)
• Menyertakan kode kategori 3 karakter pada judul blok
contoh: Other diseases of upper respiratory tract (J30-J39)
• Mengurung dual classification (dagger & asterix)
contoh: B00.3† Herpesviral meningitis (G02.0*)
M73.1* Syphilitic bursitis (A52.7 †)
Square Brackets [ ] (Kurung Segi-empat)
• Untuk menyertakan sinonim, alternatif atau penjelasan
contoh: B00 Herpesviral [hespes simplex]
infections
• Merujuk kepada catatan sebelumnya
contoh: C21.8 Overlapping lesion of rectum, anus and
anal canal [see note 5 at the beginning of this chapter]
• Merujuk ke pernyataan sebelumnya pada kelompok
subdivisi 4 karakter
Contoh: F10 Mental and behavioural disorders due to
use of alcohol [See before F10 for subdivisions]
• Mengurung kalimat keterangan bahwa ada “Notes” yang
wajib dibaca
“NOS” (Not Otherwise Specified)
• Artinya: Unspecified atau Unqualified atau “Yang
tidak ditentukan” atau tidak dispesifikasikan, tidak
dikualifikasikan.
• NOS hanya digunakan apabila tidak ada informasi
lain yang bisa menuntun pengkode ke bagian lain
dari klasifikasi untuk menemukan yang spesifik.
Contoh:
- K14.9 Disease of tongue, unspecified
Glossopathy NOS
- I05.9 Mitral valve disease, unspecified
Mitral (valve) disorder (chronic) NOS
“NEC” (Not Elsewhere Classified)
• Artinya: suatu kondisi khusus yang diklasifikasi di
tempat/bagian lain.
• Suatu warning (peringatan) bahwa kode tsb adalah
suatu tipe kondisi khusus yang bisa saja muncul di
bagian lain.
Contoh:
K73 Chronic hepatitis, NEC
Point Dash .- (Titik-garis)
• Apabila digunakan untuk mengganti karakter
ke-4.
• Mengindikasikan bahwa ada karakter ke-4
harus dicari nomernya pada tingkat kategori,
blok atau Bab di ICD-10 Volume 1.
Contoh:
F10.- Mental and behavioural disorders due to
use of alcohol.
Tanda Baca Brace }
• Tanda } ini digunakan dalam istilah inclusion dan exclusion untuk
untuk menunjukkan bahwa baik kata terdahulu maupun
sesudahnya adalah istilah lengkap. Catatan: di dalam ICD-10
edisi 1992 ditulis dengan tanda }, sedangkan di ICD-10 edisi
2004 ditulis dengan garis lurus.
• Masing istilah di depan (kiri) didahului oleh tanda baca brace }
ini harus dimodifikasi sedikitnya oleh satu istilah yang ada di
sebelah kanan tanda brace }, sebelum kode khusus baginya
ditentukan.
Contoh:
Colon : (Titik dua)
• Digunakan pada kata panduan (lead-terms) serta pada
daftar istilah inclusion dan exclusion, apabila kata di
dalam daftar perlu suatu modifier esensial bagi
penentuan kode spesifiknya.
• Dokter belum selesai menuliskan rincian diagnosis
yang dimaksud, perlu rincian istilah yang ada di baris
bawah setelah tanda baca ( : ) tersebut.
Contoh: G71.0 Muscular dystrophy:
autosomal recessive
benign distal
Konvensi pada ICD-10 Volume 3
(index abjad)
Tanda kurung ( )
• Digunakan untuk menyertakan modifikasi non-
esensial
contoh:
Dermatitis
- due to
- - acetone (contact) (irritant) L24.2
- - acids (contact) (irritant) L24.5
(Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, D.)
“NEC” (Not Elsewhere Classified)
• Artinya: suatu yang ditentukan itu berbeda,
kondisinya diklasifikasikan di tempat/bagian lain.
Contoh:
Deprivation (effects) T73.9
- cultural Z60.3
- emotional NEC Z65.8
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, D.
Rujuk silang (Cross-reference)
• Digunakan untuk mengindari duplikasi istilah yang tak diperlukan
di dalam index (vol 3), tdd:
a) “see” artinya: pemberi kode diminta merujuk ke istilah lain.
Contoh: Ingestion
- chemical — see Table of drugs and chemicals
b) “see also” artinya: pemberi kode langsung merujuk ke tempat
lain dalam index jika pernyataan kode berisi informasi lain yang
tidak ditentukan dibawah istilah “see also”
Contoh: Injury (see also specified injury type) T14.9
Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih
kode klasifikasi diagnosa)
• Sebelum memproses kode, petugas rekam medis
atau orang yang bertanggung jawab terhadap koding
harus memeriksa semua catatan medis pasien untuk
memastikan dokter telah melengkapi semua
catatannya.
• Lihat Kartu berobat (Rawat Jalan) dan untuk RM
rawat Inap, tinjau ulang halaman depan untuk
kelengkapan dan ketepatan: kondisi utama harus
tercatat di halaman depan dan dokter telah
menandatangani pada kolom yang tersedia.
Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih
kode klasifikasi diagnosa)
• Membaca ringkasan keluar (jika seseorang
telah menulis) untuk informasi yang
berhubungan dengan diagnosis.
• Tinjauan catatan persalinan.
• Memastikan rekam medis apa yang harus
diuraikan untuk dikode.
• Melakukan pengkodean.
Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih
kode klasifikasi diagnosa)
• Petugas pengkodean harus memastikan
bahwa seluruh rekam medis pasien keluar
sudah tercatat diagnosis.
• Diagnosis dalam rekam medis yang telah
diberi kode, kemudian dilakukan
pengumpulan data untuk kebutuhan
statistik/laporan Puskesmas dan Kementerian
Kesehatan.
Sejarah ICD dan struktur ICD

More Related Content

What's hot

Struktur icd10 tenth revision volume 1
Struktur icd10 tenth revision volume 1Struktur icd10 tenth revision volume 1
Struktur icd10 tenth revision volume 1Amirullah Latarissa
 
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)EvaKhoirunnisa3
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalanNindra Ayu
 
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isiImelda Wijaya
 
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Amirullah Latarissa
 
(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda bacaImelda Wijaya
 
Tata kelola rm
Tata kelola rmTata kelola rm
Tata kelola rmAvatar45
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanAmirullah Latarissa
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesiaSiti Julaiha
 
(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditas(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditasImelda Wijaya
 
(9) koding prosedur medis
(9) koding prosedur medis(9) koding prosedur medis
(9) koding prosedur medisImelda Wijaya
 
Askep rawat inap cdeklist
Askep rawat inap cdeklistAskep rawat inap cdeklist
Askep rawat inap cdeklistSaprudin Sap
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 

What's hot (20)

Struktur icd10 tenth revision volume 1
Struktur icd10 tenth revision volume 1Struktur icd10 tenth revision volume 1
Struktur icd10 tenth revision volume 1
 
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Struktur kode ina cbgs
Struktur kode ina cbgsStruktur kode ina cbgs
Struktur kode ina cbgs
 
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Format pengkajian keperawatan maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
(2) pengenalan icd 10 struktur & isi
 
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
 
(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca
 
Sejarah rekam medis
Sejarah rekam medisSejarah rekam medis
Sejarah rekam medis
 
Tata kelola rm
Tata kelola rmTata kelola rm
Tata kelola rm
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
 
Juknis sirs 2011
Juknis sirs 2011Juknis sirs 2011
Juknis sirs 2011
 
(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditas(8) aturan re seleksi morbiditas
(8) aturan re seleksi morbiditas
 
(9) koding prosedur medis
(9) koding prosedur medis(9) koding prosedur medis
(9) koding prosedur medis
 
Askep rawat inap cdeklist
Askep rawat inap cdeklistAskep rawat inap cdeklist
Askep rawat inap cdeklist
 
Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10
 
Soal mik 1-latihanuts
Soal mik 1-latihanutsSoal mik 1-latihanuts
Soal mik 1-latihanuts
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 

Similar to Sejarah ICD dan struktur ICD

Similar to Sejarah ICD dan struktur ICD (7)

TM 2_EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN_2021.pptx
TM 2_EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN_2021.pptxTM 2_EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN_2021.pptx
TM 2_EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN_2021.pptx
 
SOSI4410-M1.docx
SOSI4410-M1.docxSOSI4410-M1.docx
SOSI4410-M1.docx
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Euthanasia
EuthanasiaEuthanasia
Euthanasia
 
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologiSejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
Sejarah dan peristiwa bersejarah epidemiologi
 
4. bab i epid
4. bab i epid4. bab i epid
4. bab i epid
 
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
Manajemen Pelayanan Komprehensif dan Audit Mortalitas Covid-19 di Jatim-1 - R...
 

More from norafitri3

Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptx
Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptxPaparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptx
Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptxnorafitri3
 
OPENING MEETING PKM kuta panjang 1.pptx
OPENING MEETING PKM kuta panjang  1.pptxOPENING MEETING PKM kuta panjang  1.pptx
OPENING MEETING PKM kuta panjang 1.pptxnorafitri3
 
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptx
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptxHASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptx
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptxnorafitri3
 
Rekam Medis.ppt
Rekam Medis.pptRekam Medis.ppt
Rekam Medis.pptnorafitri3
 
KODE MORTALITAS.ppt
KODE MORTALITAS.pptKODE MORTALITAS.ppt
KODE MORTALITAS.pptnorafitri3
 
kode morbiditas.ppt
kode morbiditas.pptkode morbiditas.ppt
kode morbiditas.pptnorafitri3
 
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.ppt
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.pptDasar Hukum Penggunaan ICD-10.ppt
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.pptnorafitri3
 

More from norafitri3 (7)

Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptx
Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptxPaparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptx
Paparan PP Nomor 33 Tahun 2012.pptx
 
OPENING MEETING PKM kuta panjang 1.pptx
OPENING MEETING PKM kuta panjang  1.pptxOPENING MEETING PKM kuta panjang  1.pptx
OPENING MEETING PKM kuta panjang 1.pptx
 
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptx
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptxHASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptx
HASIL ASSESMENT & REKOMENDASI PUSKESMAS DEPOK.pptx
 
Rekam Medis.ppt
Rekam Medis.pptRekam Medis.ppt
Rekam Medis.ppt
 
KODE MORTALITAS.ppt
KODE MORTALITAS.pptKODE MORTALITAS.ppt
KODE MORTALITAS.ppt
 
kode morbiditas.ppt
kode morbiditas.pptkode morbiditas.ppt
kode morbiditas.ppt
 
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.ppt
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.pptDasar Hukum Penggunaan ICD-10.ppt
Dasar Hukum Penggunaan ICD-10.ppt
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogorjualobat34
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024PUTRA ADI IRAWAN
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasijualobat34
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganCara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiAbigailMadeline1
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptUmiIstiqomah4
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesiajualobat34
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
 
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandunganKimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Batam jual obat penggugur kandungan
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
 
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandunganFarmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
 
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandunganKimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandunganKimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
 
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janinKimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
 
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.pptKEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
KEBIDANAN Neonatus Dengan Kelainan Bawaan.ppt
 
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Indonesia
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
 

Sejarah ICD dan struktur ICD

  • 1. Sejarah Perkembangan International Stastitical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) Pusdatin, Kemenkes Dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM
  • 2. Gates of Learning 2 • Auditori • Visual • Kinesthetic (learning by doing)
  • 3. Daftar Isi 1. Pengantar (Pengertian, sejarah, tujuan, perundangan) 2. Prinsip dan Struktur Dasar Klasifikasi 3. Melakukan Pengkodean 4. Petunjuk dan Peraturan Pengkodean Morbiditas dan Mortalitas
  • 4. Pengertian • Klasifikasi: penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan (KBBI). • Klasifikasi adalah metode pengelompokan item/istilah2 ilmiah sesuai dengan tujuan dan kodifikasi mereka secara numerik (atau alpha- numerik) menurut prinsip-prinsip tertentu.
  • 5. Pengertian • Mengklasifikasi: menggolong-golongkan menurut jenis; menyusun ke dalam golongan. • Kodifikasi: pemberian nomor dan / huruf dan lambang pada nama/istilah/surat/dokumen, dll yang berfungsi sebagai alat untuk membedakan yang satu dgn lainnya.
  • 6. Pengertian • Kode klinis: terjemahan dari penyakit, masalah- masalah yang berhubungan dengan kesehatan, prosedur, tindakan, obat-obatan dan pelaksanaannya berupa penulisan naskah menjadi kode abjad, angka atau gabungannya. • Koding: salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis dengan cara memberikan kode klinis pada penyakit, masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan, prosedur, tindakan, obat-obatan dan pelaksanaannya yang mewakili komponen data, agar dapat disimpan, dicari kembali dan dianalisis
  • 7. Pengertian • Morbiditas: berhubungan dengan kesakitan, mencakup kondisi sakit, cedera, alasan kontak dengan pelayanan kesehatan, termasuk screening dan upaya pencegahan. • Mortalitas: kematian (dan penyebabnya). • Tabulasi: penyusunan menurut lajur yang telah tersedia; penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi (KBBI).
  • 8. Pengertian • Rekam medis: keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan, baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Nb: Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas  suatu sistem penyelenggaraan rekam medis meliputi: pencatatan dan penanganan berkas rekam medis (penyimpanan dan pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan)
  • 10. Sejarah awal ICD 1. John Graunt (1620 - 1674) • Seorang ahli demografi di London • Melakukan penelitian statistik penyakit penyebab kematian: ia menghitung proporsi bayi lahir hidup yang meninggal sebelum mencapai usia 6 tahun. • Hasilnya: Ia memperkirakan 36% kematian terjadi sebelum usia 6 tahun  data ini kemudian terbukti mendekati kebenaran.
  • 11. 2. Bossier François de Lacroix (Sauvages)(1706- 1777) • Seorang dokter dan ahli botani di Perancis • Orang yang pertama kali membuat klasifikasi penyakit secara sistematis. • Risalah Sauvages yang komprehensif diterbitkan dengan judul ‘Nosologia Methodica’. Note: Risalah: karangan ringkas ttg suatu masalah dlm ilmu pengetahuan Nosologi: ilmu tentang pengelompokan sistem penyakit)
  • 12. Bossier François de Lacroix (Sauvages)(1706-1777)
  • 13. 3. Carl Linnaeus (1707-1778) • Orang Swedia, ahli zoologi, profesor botani, dokter, dan pelopor studi ekologi. • Risalahnya berjudul ‘Genera morborum´ • Bapak Taksonomi  mengklasifikasi sistem penamaan pada hewan, tumbuhan dan penyakit.
  • 14. 4. William Cullen (1710-1790) • Seorang dokter, ahli kimia, ahli agrikultural dari Skotlandia. • Menyederhanakan sistem klasifikasi penyakit untuk penggunaan umum, yang diterbitkan th 1785 dgn judul “Synopsis nosologiae methodicae” Nosologi: pengelompokan sistem penyakit Sisnopsis: ikhtisar/ringkasan karangan
  • 15. 5. William Farr (1807-1883) • Ahli statistik kedokteran yang bekerja di General Register Office of England & Wales • Dalam laporan tahunan kepada Registrar General ia menyerukan pentingnya memakai klasifikasi yang uniform, nomenklatur harus segera diterapkan. • Farr mengeluhkan:  setiap penyakit dicatat dalam 3-4 terminologi/istilah  1 istilah diterapkan pada beberapa penyakit yang berbeda  nama yang samar dan merepotkan petugas pencatat;  komplikasi dicatat disamping penyakit primer.
  • 16. Note: Nomenklatur adalah: 1. Penamaan yg dipakai dalam bidang atau ilmu tertentu; tata nama; 2. Pembentukan (sering kali atas dasar kesepakatan internasional) tata susunan dan aturan pemberian nama objek studi bagi cabang ilmu pengetahuan. (KBBI)
  • 17. 5. William Farr (1807-1883) dan Marc d’Espine • Kongres Statistik Internasional I di Brussel, 1853 meminta Farr dan Marc d’Espine (Geneva) mempersiapkan klasifikasi penyebab kematian yang uniform, dan dapat diterapkan secara internasional. • Pada Kongres II (1855) Farr menyerahkan klasifikasi penyebab kematian yang uniform scr internasional --> direvisi th 1864, 1874, 1880 dan 1886.
  • 18. • Klasifikasi Farr disusun dalam 5 kelompok: I. Penyakit epidemi II. Penyakit konstitusi (umum) III. Penyakit lokal yang disusun secara anatomi -> di kmd hari menjadi dasar untuk list of Cause of Death (CoD) IV. Penyakit perkembangan V. Penyakit akibat kekerasan • Sedangkan Klasifikasi D’Espine disusun berdasarkan sifat dasar penyakit (gouty, herpetic, haematic, dst)
  • 19. 6. Jacques Bertillon (1851-1922) - Kepala Statistik Kota Paris • Th 1891: International Statistical Institute (ISI) pada pertemuan I di Wina mengangkat Bertillon menjadi ketua Komite Bertillon, dan meminta dr. Bertillon menyiapkan daftar penyebab kematian (CoD) pada pertemuan berikutnya. • Th 1893: Bertillon memperkenalkan Klasifikasi Penyebab Kematian (List Cause of Death) di International Statistical Institute di Chicago.
  • 20. Adopsi Internasional List of Cause of Death • Th 1898: American Public Health Association (APHA) pada pertemuannya di Ottawa merekomendasi penerapan (adopsi) klasifikasi Bertillon kepada Kanada, Meksiko dan USA. • Sejumlah negara lain mengadopsi klasifikasi Bertillon. • Diusulkan juga untuk merevisi klasifikasi setiap 10 tahun untuk memastikan tetap up to date.
  • 21. Adopsi Internasional List of Cause of Death Th 1899: pertemuan International Statistical Institute di Christania mengadopsi resolusi: mendukung penggunaan nomenklatur penyebab kematian yang dapat diperbandingkan antar negara, mengadopsi sistem nomenklatur penyebab kematian di Amerika Utara, beberapa di Amerika Selatan dan Eropa, dan menerima sistem revisi setiap 10 tahun
  • 22. Revisi Pertama Internasional List of Cause of Death • Th 1900: Konferensi internasional yang pertama (di Paris) untuk merevisi Bertillon List of Cause of Death. Konferensi ini dihadiri 26 negara. • Klasifikasi internasional penyebab kematian (pada tahun 1900) ini menerima 179 grup CoD yang rinci dan ringkasan 35 grup CoD.
  • 23. Konferensi Internasional List of Cause of Death • Konferensi internasional berikutnya untuk merevisi Bertillon List of Cause of Death diselenggarakan pada: 1909 (Konferensi revisi kedua) 1920 (Konferensi revisi ketiga) 1929 (Konferensi revisi keempat)
  • 24. Persiapan Penerapan Klasifikasi Penyakit untuk Statistik Morbiditas • Th 1936: Kanada mempersiapkan Standard Morbidity Code yang akan diperkenalkan (diusulkan) pada konferensi internasional ke-5 (1938) • Kompilasi Daftar penyakit yang diusulkan Kanada terdiri dari 18 BAB dan 380 kategori penyakit yang spesifik.
  • 25. Revisi ke-5 Internasional List of Cause of Death • Th 1938: Konferensi internasional ke-5 untuk Revisi Internasional List CoD, membuat perubahan pada isi, jumlah dan penamaan item, dan menyusun daftar penyebab lahir mati yang dapat diterima oleh konferensi. • Konferensi merekomendasi perbaikan sertifikat penyebab kematian dan pemberian penyebab kematian yang lebih dari satu.
  • 26. Revisi ke-5 Internasional List of Cause of Death • Untuk pertama kali diusulkan perlu adanya klasifikasi internasional penyakit untuk memenuhi kebutuhan statistik morbiditas oleh berbagai organisasi/lembaga. • Konferensi menerima resolusi: Pandangan pentingnya kompilasi International List of Diseases sesuai dengan Internasional List of CoD • Menunda kompilasi International List of Diseases
  • 27. United States on Joint Causes of Death • Memenuhi resolusi konferensi internasional untuk revisi ke-5 (1938), United States Committe on Joint Causes of Death menerima resolusi daftar penyakit internasional, dan menggunakan klasifikasi mortalitas dan morbiditas. • Mengakui bhw klasifikasi kesakitan & cedera erat hubungannya dgn klasifikasi penyebab kematian. • Sebelumnya ada pemikiran yang salah bahwa international list CoD adalah klasifikasi penyebab terminal dan mortalitas yang secara fundamental berbeda dengan morbiditas.
  • 28. Cikal Bakal Klasifikasi Penyakit untuk statistik morbiditas • Florence Nightingale (1860) pernah mengingatkan pentingnya adopsi klasifikasi penyakit menurut Farr untuk tabulasi morbiditas di Rumah Sakit. • Klasifikasi penyakit sebenarnya pernah diusulkan pada konferensi revisi I – IV, tapi tidak diterima. • Beberapa negara menyatakan akan membuat sendiri Klasifikasi penyakit yang uniform. • Th 1944: klasifikasi penyakit dan cedera diperkenalkan di Inggris dan USA untuk digunakan sebagai tabulasi statistik morbiditas.
  • 29. Revisi ke-6 • Konferensi internasional ke-6 untuk Sixth of the International Lists Diseases and Cause of Death diselenggarakan 26-30 April 1948, di Perancis melaksanakan: • Konferensi menerima International form of Medical Certificate of Cause of Death dan underlying Cause of Death sebagai penyebab utama untuk ditabulasi.
  • 30. ICD Revisi ke-6 • ICD-6 diterbitkan pada tahun 1949. • Untuk pertama kalinya dapat digunakan untuk pelaporan morbiditas  maka pada revisi keenam namanya berubah dari ‘Internasional List of Cause of Death’ menjadi “Manual of International Statistical Classification of Diseases, Injuries and Causes of Death (ICD)” • Kode gabungan untuk cedera dan kecelakaan terpecah menjadi dua, 1 bab untuk cedera, dan 1 bab untuk penyebab eksternal. • Dengan penggunaan morbiditas ada kebutuhan untuk coding kondisi mental, dan untuk pertama kalinya bagian tentang gangguan mental ditambahkan.
  • 31. ICD Revisi ke-7 • Konferensi Internasional untuk Revisi Ketujuh Klasifikasi Internasional Penyakit diadakan di Paris di bawah naungan WHO pada bulan Februari 1955. • Sesuai dengan rekomendasi dari Komite Ahli Statistik Kesehatan, revisi ini terbatas pada perubahan penting, amandemen kesalahan, dan inkonsistensi pelaksanaan ICD.
  • 32. ICD Revisi ke-8 • Setelah Revisi Ke-7, penggunaan ICD untuk pengindeksan rekam medis rumah sakit meningkat pesat dan beberapa negara mempersiapkan adaptasi nasional yang memberikan detail tambahan yang diperlukan untuk aplikasi ICD. • Konferensi internasional ICD revisi ke-8 diselenggarakan oleh WHO di Jenewa, 6-12 Juli 1965. • Revisi ke-8 lebih radikal daripada Revisi ke-7, struktur dasar Klasifikasi dan filosofi umum mengklasifikasi penyakit disesuai dengan etiologi daripada manifestasi tertentu.
  • 33. ICD Revisi ke-9 • Konferensi internasional ICD revisi ke-9 diselenggarakan oleh WHO di Jenewa, 1975. • Perhatian thd ICD meningkat pesat dan sangat besar. Ada upaya2 untuk memodifikasi klasifikasi dan memperkenalkan kode khusus. • Beberapa subyek dalam klasifikasi dipandang tidak tepat susunannya, adanya tekanan untuk memberikan adaptasi yang lebih rinci • Sejumlah wakil dari perhimpunan spesialis tertarik menggunakan ICD untuk keperluan pengolahan data statistik saja.
  • 34. ICD Revisi ke-9 • Usulan akhir: struktur dasar ICD dipertahankan, kategori 3 digit dipertahankan meski banyak tambahan pada level subkategori 4 digit dan beberapa subdivisi 5 digit. • Untuk kepentingan pengguna, sistem Dagger dan Asterik diperkenalkan agar dapat mengklasifikasi pernyataan diagnosis (informasi tentang underlying generalized disease dan manifestasi pada organ/situs tertentu). Sistem ini dipertahankan hingga sekarang.
  • 35. International Classification of Diseases, Clinical Modification (ICD-9-CM) • Klasifikasi Internasional Penyakit, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM) adalah sebuah adaptasi yang dibuat oleh US National Center for Health Statistics (NCHS) • Digunakan dalam menetapkan diagnostik dan kode prosedur yang berhubungan dengan rawat inap, rawat jalan, dan pemanfaatan kantor dokter di Amerika Serikat. • ICD-9-CM mrpk suatu perpanjangan dari ICD-9 tapi memberikan tambahan morbiditas detail. • Diperbarui setiap tahun pada tanggal 1 Oktober.
  • 36. Terdiri dari 3 volume: •Volume 1 dan 2 berisi kode diagnostik. •Volume 3 berisi kode prosedur. NCHS, Centers for Medicare dan Medicaid Services adalah lembaga pemerintah AS yang bertanggung jawab untuk mengawasi semua perubahan dan modifikasi ICD-9-CM. ICD-9-CM
  • 37. ICPM • Ketika ICD-9 diterbitkan, Klasifikasi Internasional Prosedur Kedokteran (ICPM) juga dikembangkan (1975) dan diterbitkan (1978). • The ICPM prosedur bedah jilid awalnya diciptakan oleh Amerika Serikat, berdasarkan adaptasi ICD (disebut ICDA), yang berisi klasifikasi prosedur sejak tahun 1962. • ICPM diterbitkan secara terpisah dari klasifikasi penyakit ICD sebagai serangkaian dokumen tambahan yang disebut fasikula (bundel atau kelompok item). • Setiap jilid berisi klasifikasi mode laboratorium, radiologi, bedah, terapi, dan prosedur diagnostik lainnya.
  • 38. ICD Revisi ke-10 • Beberapa alternatif restruktur ICD telah diuji, keputusan akhir: menggunakan sistem alfanumerik utk memberikan keseimbangan & tatanan yang lebih baik dan memungkinkan ruang yang cukup bagi penambahan pada waktu yad tanpa merombak kode2. • Mulai disusun tahun 1983, disahkan oleh 43 Majelis Kesehatan Dunia (WHA) tahun 1990. Terbit th 1992 - 1994 dalam 3 volume. • Mulai dipakai oleh negara-negara anggota WHO tahun 1994. • Terdiri dari 155.000 kode (sedangkan ICD-9 terdiri dari 17.000 kode)
  • 39. ICD revisi ke -10 • Inovasi utama dalam proposal untuk Revisi ke-10 adalah penggunaan skema pengkodean alfanumerik dari satu huruf diikuti dengan tiga angka pada level empat karakter. Ini memiliki efek lebih dari dua kali lipat ukuran frame coding dibandingkan dengan Revisi ke-9. • Beberapa kategori tiga karakter sengaja dikosongkan untuk ekspansi masa depan dan revisi. • Jumlah yang kosong bervariasi sesuai dengan bab: kode dengan sumbu terutama klasifikasi anatomi memiliki kategori kosong yang sedikit karena dianggap perubahan di masa depan lebih terbatas.
  • 40. ICD revisi ke-11 • Draft final ICD-11 akan diserahkan kepada WHA pada tahun 2015 untuk disahkan. • Dalam ICD-11, setiap entitas penyakit akan memiliki definisi yang memberikan deskripsi kunci dan petunjuk tentang arti dari entitas / kategori untuk memandu pengguna. • Sedangkan ICD-10 hanya memiliki judul.
  • 41. 41 Tujuan & Latar Belakang perlunya klasifikasi Data tentang penyakit dan penyebab kematian perlu dikumpulkan untuk kebutuhan studi: - statistis, - demografis dan - epidemiologis. Disusun tatanan pengelompokkan (pengkategorian) penyakit, mengingat klasifikasi yang terlalu spesifik (yang diinginkan kelompok medis) akan terlalu meluas untuk dapat memenuhi analisis statistis.
  • 43. 43 ICD-10 • Beda dengan ICD-9 yang terdiri hanya dari 2 Volume, ICD-10 terdiri dari 3 volume: Volume 1, 2 dan 3. • ICD-10 Volume 1 berisi daftar tabulasi lengkap penyakit, Daftar Kode morfologis neoplasma, dan daftar tabulasi singkat diagnoses (DTD) • ICD-10 Volume 2: buku khusus yang merupakan manual pedoman cara coding (pengkodean) morbiditas dan mortalitas dengan menggunakan ICD-10, (yang pada ICD-9 digabung di Volume 1). • ICD-10 Volume 3: daftar indeks alfabetis istilah diagnosis, sebab luar, daftar sebutan generik obat/zat kimia lain, dan petunjuk perbaikan salah cetak yang ada di Volume 1.
  • 44. Volume I: Tabular List (Daftar Tabulasi) • Pengantar • Pengakuan • Updates • Pelatihan • WHO colaborating • Laporan Konferensi Internasional untuk revisi ke-10 • Daftar kategori 3 karakter • Daftar tabulasi inklusi dan Daftar subkategori 4 karakter (Klasifikasi utama yang terdiri dari 22 bab) • Klasifikasi dari morfologi neoplasma • Daftar Tabulasi khusus untuk mortalitas dan morbiditas • Definisi - Definisi • Peraturan tentang nomenklatur.
  • 45. Volume II: instruction manual (Petunjuk Pengunaan ICD) • Pendahuluan • Penjelasan tentang klasifikasi internasional tentang penyakit dan masalah kesehatan • Bagaimana menggunakan ICD • Petunjuk dan peraturan untuk pengkodean mortalitas dan morbiditas • Presentasi statistik (tatacara penyajian statistik untuk perbandingan internasional) • Sejarah perkembangan ICD • Lampiran
  • 46. Volume III: Alphabetical index (Indeks Alfabet) Berisi daftar indeks alfabetis (abjad) klasifikasi yang memuat semua lead-terms diagnosis (panduan istilah sebagai kata petunjuk untuk menelusuri di indeks alfabetis) tdd: 1. Indeks Alfabet Penyakit dan sifat cedera 2. Indeks Penyebab Luar Cedera 3. Indeks Obat-obatan dan Zat Kimia
  • 48. Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit 1. Struktur ICD dikembangkan untuk tujuan epidemiologi umum praktis dan memfasilitasi studi statistik penyakit. 2. Sebuah entitas penyakit kesehatan masyarakat tertentu yang penting atau sering terjadi harus memiliki kategori sendiri.
  • 49. Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit 3. Setiap penyakit atau kondisi morbid harus mempunyai tempat yang tepat dalam daftar kategori. 4. Jumlah kategori harus dibatasi/terbatas, tapi berbeda dan saling eksklusif namun mampu mengarahkan batas-batas (range) kondisi morbiditas.
  • 50. Prinsip Umum Klasifikasi Penyakit 5. Konsekuensi: akan ada kategori sisa dari seluruh klasifikasi untuk kondisi lain-lain (others) yang tidak dapat dialokasikan ke dalam tempat yang lebih spesifik (khusus)  maka diperlukan tatanan yang sedemikian rupa agar sesedikit mungkin kondisi yang akan terklasifikasi ke dalam kategori sisa.
  • 51. Prinsip-prinsip Umum Klasifikasi Penyakit 6. ICD dikembangkan sebagai klasifikasi praktis, bukan teoritis. Sejumlah nomor/kode merupakan kompromi berdasarkan etiologi, lokasi anatomi, keadaan onset, dll
  • 53. 53 STRUKTUR KLASIFIKASI BAB BLOK GRUP KATEGORI  KATEGORI (3-digit) SUB-KATEGORI (digits ke 4 di belakang titik), dan kadang untuk nomor kode tertentu ada tambahan nomor sebagai digit ke-5 (dicacat pada kolom tersendiri)
  • 54. 54 Contoh Struktur Kode Kategori Kode dasar kategori terdiri dari 3 digit (tdd: 1 Alfabet dan 2 nomor) Contoh: BAB I Certain Infectious and Parasitic Diseases (A00-B99) BLOK ------> Tuberculosis (A15 – A19) GROUP Kategori ---- A19 Miliary tuberculosis Sub Kategori A19.0 Acute miliary tuberculosis of a single specified site. A19.1 Acute miliary tuberculosis of multiple sites A19.2 Acute miliary tuberculosis, unspecified A19.8 Other miliary tuberculosis ` A19.9 Miliary tuberculosis, unspecified
  • 55. BAB • Klasifikasi dibagi dalam 22 BAB, setiap Bab ditandai dengan Angka Romawi • Setiap BAB berisi kategori 3 karakter (merupakan inti klasifikasi untuk pelaporan ke WHO mortality database dan perbandingan umum internasional) • Karakter pertama dari kode ICD adalah Huruf alfabet • Setiap huruf dikaitkan dengan Bab tertentu, kecuali huruf D (di Bab I dan II) dan huruf H (di BAB VII & VIII)
  • 56. BAB • BAB I-XVII: berhubungan dengan penyakit dan kondisi morbid yang lain • BAB XVIII: Gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium abnormal, tidak diklasifikasikan di tempat lain • BAB XIX: Cedera, keracunan, konsekuensi tertentu lainnya penyebab eksternal • BAB XX: Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas • BAB XXI: Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan • BAB XXII: Kode untuk tujuan khusus
  • 57. BLOK dari kategori • Bab-Bab dibagi menjadi Blok-Blok homogen kategori 3 karakter (tdd kode alfabetis dan alfanumerik). • BAB I (Beberapa penyakit menular dan parasit): judul blok mencerminkan 2 sumbu klasifikasi yaitu: cara penyebaran dan grup organisme penyebab penyakit. • BAB II (Neoplasma): Sumbu pertamanya berdasarkan sifat neoplasma terutama menurut site, dan beberapa kategori 3 karakter berdasarkan morfologi penting seperti: leukemia, limfoma, melanoma, mesothelioma.
  • 58.
  • 59. BAB BLOK JUDUL BLOK I A00-B99 Beberapa penyakit menular dan parasit II C00-D48 Neoplasma III D50-D89 Penyakit darah & organ pembentuk darah dan gangguan tertentu yg melibatkan mekanisme imun IV E00-E90 Endokrin, penyakit gizi dan metabolik V F00-F99 Gangguan mental dan perilaku VI G00-G99 Penyakit pada sistem saraf VII H00-H59 Penyakit mata dan adneksa VIII H60-H95 Penyakit telinga dan proses mastoid IX I00-I99 Penyakit pada sistem peredaran darah X J00-J99 Penyakit pada sistem pernapasan XI K00-K93 Penyakit sistem pencernaan XII L00-L99 Penyakit kulit dan jaringan subkutan XIII M00-M99 Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat XIV N00-N99 Penyakit pada sistem genitourinari XV O99 O00- Kehamilan, melahirkan dan masa nifas XVI P00-P96 Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal XVII Q99 Q00- Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan kromosom XVIII R00-R99 Gejala, tanda dan temuan klinis dan laboratorium abnormal, tidak diklasifikasikan di tempat lain XIX S00-T98 Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lainnya penyebab eksternal XX V01-Y98 Eksternal penyebab morbiditas dan mortalitas XXI Z00-Z99 Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan XXII U00-U99 Kode untuk tujuan khusus
  • 60. • Kategori 3 karakter digunakan untuk kondisi tunggal yang dipilih karena frekuensi, keparahan atau kerentanan dilihat dari sudut intervensi kesehatan masyarakat, juga untuk kelompok penyakit dengan karakteristik umum. Kategori Tiga Karakter
  • 61.
  • 62. Kategori Empat Karakter • Subkategori empat karakter digunakan untuk tujuan kesesuaian dan identifikasi, misalnya pada situs atau varietas yang berbeda bila kategori tiga karakter adalah suatu penyakit tunggal, atau pada penyakit-penyakit individual bila kategori tiga karakter adalah suatu kelompok kondisi. Contoh: A06 Amebiasis Memiliki subkategori 10 nomor kode: A06.0, A06.1, A06.2, A06.3, A06.4, A06.5, A06.6, A06.7, A06.8, dan A06.9
  • 63. 63 Contoh kategori 4 karakter A00 Cholera A00.0 Classical cholera (Vibrio cholera 01, biovar cholerae) A00.1 Cholera eltor (Viberio cholera )!, biovar eltor. A00.9 Cholera unspecified A01 Typhoid and paratyphoid fever A01.0 Typhoid fever (infection due to Salmonella typhi) A01.1 Paratyphoid fever A A01.2 Paratyphoid fever B A01.3 Paratyphoid fever C A01,4 Paratyphoid fever, unspecified
  • 64.
  • 65. Ketentuan Kategori Empat Karakter • Apabila kategori 3 karakter tidak dibagi lagi, dianjurkan menambah huruf 'X' untuk mengisi karakter keempat sehingga kode-kode ini memiliki panjang yang standar untuk tujuan pengolahan data. Contoh: Tetanus Neonatorum, kodenya A33.X Sakit Kepala, kodenya R51.X
  • 66.
  • 67. Kategori ke-Empat dgn titik 8 • Karakter keempat “.8” (titik delapan) biasanya dipakai untuk kondisi lain (other) yang tidak bisa dikelompokkan pada sub kategori yang lain dari kategori 3 karakter tsb. Contoh: • O98.8 adalah other maternal infectious and paracitic diseases complicating, childbirth and the puerperium (Infeksi pada ibu hamil, bersalin, dan masa nifas) • Jadi bila ibu hamil dengan typhoid, kodenya: O98.8 (Typhoid fever kodenya: A01.0)
  • 68. O98.0 Tuberculosis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A15–A19 O98.1 Syphilis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A50–A53 O98.2 Gonorrhoea complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A54.- O98.3 Other infections with a predominantly sexual mode of transmission complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A55–A64 O98.4 Viral hepatitis complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in B15–B19 O98.5 Other viral diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in A80–B09, B25–B34 O98.6 Protozoal diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in B50–B64 O98.8 Other maternal infectious and parasitic diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium O98.9 Unspecified maternal infectious or parasitic disease complicating pregnancy, childbirth and the puerperium
  • 69. Kategori ke-Empat dgn titik 9 • Karakter keempat “.9“ (titik sembilan) adalah yang tidak dispesifikasi (unspecified) sebagian besar digunakan untuk menyampaikan makna yang sama dengan judul kategori tiga karakter, tanpa menambahkan informasi tambahan. Contoh: • O98.9 adalah unspecified maternal infectious or paracitic diseases and complicating, childbirth and puerperium.
  • 70. Subdivisi Tambahan Untuk Karakter Kelima atau Level Karakter Selanjutnya Karakter kelima dan level karakter selanjutnya biasanya merupakan sub klasifikasi dari sumbu yang berbeda pada karakter keempat. Subdivisi tambahan dapat kita temukan pada: • Bab XIII – subdivisi untuk letak/situs anatomi. • Bab XIX – subdivisi yang menunjukkan patah tulang terbuka dan tertutup seperti intrakranial, cedera intratoraks dan intra-abdominal dengan dan tanpa luka terbuka. • Bab XX – subdivisi untuk menunjukkan jenis aktivitas yang dilakukan pada waktu kejadian
  • 71. Kode “U” yang tidak digunakan • Kode U00 – U49: digunakan untuk penetapan nomor sementara yang mengemban tugas untuk menampung penyakit-penyakit baru atau penyakit- penyakit yang penyebabnya belum diketahui. • Kode U50 – U99 digunakan dalam penelitian, misalnya ketika menguji suatu subklasifikasi alternatif untuk proyek khusus.
  • 72. Bagaimana menggunakan buku jilid 1 • Buku jilid 1 berisi klasifikasi itu sendiri • Pembagian kategori untuk mempermudah kegiatan statistik • Untuk memberi kode, diperlukan buku pembantu yaitu buku ICD-10 volume 3 yang berisi Indeks Alfabet
  • 74. Langkah-Langkah Mengkoding I. Buka buku ICD-10 Volume 3 (Alphabetical index) II. Kenali tipe pernyataan diagnosis yang harus dikode, ubah dulu ejaan istilah dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. III. Tentukan seksinya (rujuk ke seksi terkait) kategori istilah di buku ICD-10 Volume 3
  • 75. Langkah-Langkah Mengkoding Menentukan seksi:  Bila pernyataan terkait istilah Penyakit dan bentuk dasar gangguan Cedera  lihat Seksi I: Alphabetical index to diseases and nature of injury  Bila pernyataan terkait Sebab Luar Cedera  lihat Seksi II: External causes of injury  Bila pernyataan terkait Cedera Akibat Prosedural/Prosedur Konsumsi Obat dan Zat Kimia  lihat Seksi III: Table of drugs and chemicals
  • 76. Langkah-Langkah Mengkoding IV. Bila pernyataan adalah prosedur tindakan bedah/operasi atau intervensi medis/bedah lain- lain, rujuk ke sistem klasifikasi tindakan yang diharuskan digunakan setempat. V. Temukan lokasi “Lead-term” di indeks alfabetis. Untuk sebutan penyakit atau cedera, umumnya adalah istilah kondisi patologisnya. VI. Baca dan jalankan perintah yang ada pada Note yang mengikuti/di bawah “lead-term.”
  • 77. Langkah-Langkah Mengkoding VII. Baca istilah yang ada di dalam kurung parentheses (.... ) (tanda baca kurung tutup) yang mengikuti suatu lead-term, dan juga semua modifier esensial yang mengikutinya, pastikan bahwa semua pernyataan terkait diagnosisnya diperhitungkan. VIII.Kemudian ikuti dengan teliti semua rujuk silang (cross-references) yang ditemukan di Indeks Volume 3. IX. Rujuk kode yang Anda pilih ke Daftar Tabulasi di Volume 1 (bukan di daftar indeks Volume 1)!
  • 78. Langkah-Langkah Mengkoding X. Perhatikan semua yang tertera sebagai Inclusion, Exclusion, Note yang ada di bawah kode yang akan Anda pilih, di bawah judul Bab atau di bawah Blok ataupun di bawah Kategori. Apabila ada perintah lain yang menyertainya, jalankan perintah tersebut. XI. Akhirnya: tentukan pilihan kodenya.
  • 79. Note: • Lead Term adalah: keberadaan kata di sebelah paling kiri yang menjadi kata kunci untuk turunan kata-kata di bawahnya. Turunannya hanya punya tanda minus (-) di mukanya, untuk memudahkan, dianggap sebagai tanda ‘idem’ atau sama dengan di atas. ICD-10 mengiistilahkan dengan sebutan ‘modifier’ atau ‘qualifier’
  • 80. 80 LEAD-TERMS (KATA PANDUAN UNTUK MENCARI NOMOR KODE DI VOLUME 3) • Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu kata, gunakanlah kata tersebut untuk mencari nomor ke indeks alfabetis Volume 3. • Apabila istilah diagnosis lebih dari satu kata, pilih satu kata untuk dijadikan “lead-term”. • Apabila istilah diagnosis tertulis dalam bahasa Indonesia  ubah dulu istilah terkait dalam bahasa Inggeris ICD-10 Volume 3 (Ejaan Inggeris-Amerika) (Buku Volume 1 menggunakan ejaan bahasa Inggeris-Inggeris).
  • 81. 81 Lead-Term (Lanjutan-1) • Pilih “lead-term” suatu kata benda (noun ) yang menunjukkan istilah diagnostik, simtom, atau masalah kesehatan lain namun jangan kata keterangan (adjektif atau adverbia), dan sebaiknya bukan kata noun anatomik. * • Apabila istilah diagnosis mengandung 2 (dua) istilah diagnosis penyakit, maka kedua-duanya dapat dijadikan lead-term, sekaligus untuk mengontrol kepastian nomor kode yang akan dipilih. * Untuk keperluan ini koder harus menguasai berbagai jenis istilah medis (Belajar Medical Terminology)
  • 82. 82 CONTOH “LEAD TERMS” PEMANFAATAN VOLUME 3, ICD-10 SEKSI 1 1. Penyakit  Disease (dimulai di halaman 161 – 191 Vol.3) rincian pembagian sesuai ANATOMICAL BASED. 2. Komplikasi  Complication (hanya untuk panduan komplikasi MEDICAL PROCEDURES)(Halaman 103 – 111 vol. 3) 3. Kehamilan  Pregnancy (Halaman 451 – 455) Ini adalah kata panduan untuk mencari diagnoses status KEHAMILAN dan komplikasinya. 4. Persalinan  Labour, labor (Halaman327 – 328) Semua gangguan proses persalinan dapat ditelusuri lewat istilah ini (contoh: persalinan macet, persalinan tidak maju, hipertoni, atoni uteri dst.)
  • 83. 83 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 1 (Lanjutan-1) 5. Kelahiran  Delivery (Halaman 144 – 149) Kelahiran bisa tunggal (single delivery) bisa ganda (multiple delivery) bisa normal, spontan, dengan pertolongan, tindakan forsep, vakum atau seksio dan bisa terkomplikasi (= metode persalinan) (methode of delivery) 6. Keadaan bayi yang lahir  outcome of delivery (Halaman 421 – 422) Hanya untuk bayi lahir sehat, tunggal atau mutiple. Apabila bayi lahir sakit maka telusuri dari istilah medis sakitnya  umumnya akan ditemukan kode perinatal (alfabet P).
  • 84. 84 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 1 (Lanjutan-1) 7. Nifas  Puerperal (periode masa ibu melahirkan sampai dengan 40 hari) (Halaman 465 – 467) Perhatikan additional code yang harus menyertai kode penyakit-2 yang menyertai status kesehatan ibu pada masa nifasnya. 8. Gangguan bumil yang berpengaruh pada janin  cari melalui Maternal condition affecting fetus or newborn, (Halaman 350) 9. Cedera  cari melalui INJURY (Halaman 304 – 315) Harus dilengkapi informasi apa terbuka (open) atau tertutup (closed) Indeks urut abjad berdasrakan site lokasi cedera di tubuh/organ tubuh.
  • 85. 85 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-2) 10. Luka bakar  cari di BURN (Halaman 79) Apakah luka bakar akibat api, listrik, petir, zat kimia, uap air dan gas panas. 11. Tumor  telusuri melalui NEOPLASM. (Halaman 548 – 552) Apabila ganas  CARCINOMA atau SARCOMA Menemukannya bisa lewat Tumor  see also Neoplasms. Istilah carcinoma/sacoma tidak bisa untuk menelusuri nama organ yang terkena, hanya bisa untuk menemukan jenis sel carcinoma (Halaman 85 – 89) atau sarcomanya (Halaman 485 – 486). Site lokasi harus lewat Neoplasms, malignant primary, secondary, in situ, benign atau uncertain or unknown behaviour (Hamalan 369 – 401). 12, Disease, condition, infection sulit untuk dijadikan lead terms.
  • 86. 86 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-1) 1. Model penyebab luar cedera  cari di sebutan model terkait. Contoh di antaranya: Jatuh  Fall, falling from, falling on dst. Terpukul  Strike, contact with dst. Tertembak  memerlukan sebutan alat penembaknya (pistol, senapan, meriam dst) (diperlukan keterangan situasi apakah sedang perang, legal dst.) 2. Kecelakaan lalu lintas (apapun bentuknya, jalan, udara. Air dst.)  cari di Accident (to) – Perhatikan ada tabel rincian untuk kecelakaan lalu lintas (jenis korban dan jenis penabrak) di halaman 570 (volume 3) 3. Gigitan  Bite Causa kebakaran  Burn
  • 87. 87 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-2) 4. Terjebak  Caught Tercekik  Choked Runtuh  Collaps Tabrakan  Collision Terjepit,tergencet  Crushed Terpotong  Cut, cutting Komplikasi tindakan medis  Complication 5. Pelepasan (peluru)  Discharge Tenggelam  Drowning Bencana alam  cari melalui bentuk bencananya (earthquake, flood, storm, tidal wave dst.) 6. Tertimbun  earth falling (on) 7. Ledakan  explosion 8. Terpajan  exposure (to)
  • 88. 88 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-3) 7. Gagal  failure Benda asing (masuk tubuh)  foreign body, object or material) Kebakaran hutan  forrest fire Kausa fraktur  fracture Membeku  freezing, frostbite, frozen 8. Luka tembak  wound, gunshot; gunshot wound 9. Gantung diri, tergantung  hanging (accidental) Suhu panas  heat, hot Ketinggian  high 10. Sengatan  ignition (accidental)
  • 89. 89 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-4) 10. Insiden tindakan medis  Incident, adverse Terhisap  Inhalation Tertelan/termakan  Ingestion Cedera  Injury Keracunan  Intoxication 11. Loncat  Jumped, jumping Terjebak di antara  Jammed 12. Tertendang  Kicked by Terbunuh  Killed, killing Terpukul  Knock down (accidentally)
  • 90. 90 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-5) 13. Kurang  lack of Legal  legal Angkat barang berat  lifting Petir  lightning Kehilangan kontrol  loss of control Berbaring di depan kereta api  lying before train Nyasar di laut  loss at sea. 14. Misadventure khusus untuk pasien akibat tindakan medis. Mabuk gunung  mountain sickness 15. Bising suara  noise Tidak terdaftar  Non-administration 16. Tersumbat  obstruction Berlebihan  over- …
  • 91. 91 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-6) 17. Keracunan  poisoning Terdorong  pushed Tusuk  puncture Tertusuk  piercing. Tindik telinga  ear piercing Tekanan  pressure 18. Radiasi  radiation Lari  run, running away, running off 19. Terkelupas  scald Mau sendiri  self harm, self inflicted Sisa  sequelae Syok  shock Tembak  shooting Tenggelam  sinking
  • 92. 92 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-7) Terpleset  slipping Kelaparan  starvation Tersengat  sting Tercekik  strangulation Membentur  striking against Diserang (pukul)  struck by Sufokasi  suffocation Bunuh diri  suicide Tersengat matahari  sunstroke Tertelan  swallowed, swallowing Tertusuk (benda tajam)  stab, stabbing Terinjak  stepped, on Menginjak  stepping on Tersengat sinar matahari  sun stroke Tertelan  swallowed, swallowing Tertutup rapat oleh  shut in (accidental)
  • 93. 93 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 2 (Lanjutan-8) 20. Terlempar ke, dari  thrown from, off Terjebak  trapped Tersandung  tripping Tertimpa pohon  tree falling on, hitting 21. Korban  victum Gunung meletus  volcanic eruption Vibrasi (causing injury)  vibration 22. Perang  war operation Tersapu  washed Luka, terluka  wound, wounded Cairan infuse salah  wrong fluid in infusion Hampa udara  weightlessness (in spacecraft, real or simulation)
  • 94. 94 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 3 (Lanjutan-1) Pada seksi 3 ini daftar alfabetik nama obat atau zat kimia penyebab keracunan (Poisoning) berdasarkan nama generiknya. Apabila nama generic obat/zat kimia tidak diketahui, maka dipandu untuk mencari melalui khaziat obat/zat kimia terkait. Contoh: Baygon Ini nama pabrik, maka tidak bisa ditemukan di Seksi 3 ICD 10. Nomor kode yang dapat diberikan kepadanya adalah nomor kode sifat kegunaannya yakni: Insecticide, unspecified. Apabila komposisi dari baygon diketahui, maka bisa dicari nomor kode yang sesuai, apakah baygon itu terdiri dari zat carbamate, mixed, organochlorine atau organophosphorus (Silahkan baca di label baygon)
  • 95. 95 CONTOH “LEAD TERMS” SEKSI 3 (Lanjutan-2) Halaman 686: Baygon sebagai insecticide NEC T60.9 Baygon sebagai insecticide mixed T60.9 Lain dengan DDT yang merupakan singkatan dari nama generiknya. Halaman 659: DDT (dust) T60.1 Begitu juga untuk endrin Halaman 667: Endrin T60.1 Valium  tidak ada di Seksi 3, namun diazepam adalah T42.4 Paracetamol  T39.1 Sedang nama Panadol tidak ditemukan di Vol.3 Aspirine (aluminum( (soluble)  T39.0 Namun bodrex/bodrexin tidak ditemukan di Vol. 3
  • 96. Konvensi-Konvensi (Coding Conventions) Yang Berlaku Pada ICD-10 ICD-10 Volume 1, tdd: • Singkatan kata (abbreviations), • Penekanan (punctuations), • Simbol-simbol, • Istilah instruksi (yang harus jelas dipahami para pengkode)
  • 97. “Inclusion” (includes) Artinya: termasuk, meliputi Contoh: • G91 Hydrocephalus Includes: acquired hydrocephalus • L03  Cellulitis Includes: acute lymphangitis s
  • 98. “Exclusion” (excludes) Artinya: tidak termasuk, pengecualian Contoh: • A35 Other tetanus Tetanus NOS Excludes: tetanus • neonatorium (A33) • obstetrical (A34) • J38.1 Polyp of vocal cord and larynx Excludes: adenomatous polyps (D14.1)
  • 99. “.” (Titik) Titik sebagai pemisah atau penanda bahwa kode tersebut termasuk 4 karakter. Misal: D31 = Benign neoplasm of eye and adnexa D31.2 = Retina
  • 100. “Glossary” (Penjelasan Istilah) • Glossary: deskripsi yang menyertai isi hampir semua kategori di Bab V Gangguan Mental & Prilaku • Karena terminologi gangguan mental sangat bervariasi di masing2 negara (nama bisa sama tapi kondisi bisa beda atau sebaliknya) • Glossary disediakan untuk para klinikus (bukan coder) untuk membantu ketepatan diagnosis kondisi gangguan mental dan perilaku pasiennya • Lihat: BAB V: Mental and behavioural disorders (F00–F99)
  • 101. 101 DUAL CLASSIFICATION (Klasifikasi/kode rangkap) • Ini berlaku bagi beberapa diagnosis tertentu. Ada kode diagnosis yang berjumlah 2 kode dengan disertai tanda dagger/sangkur (†) dan tanda asterisk/bintang (*) • Tanda dagger (†) menjelaskan bahwa kode tsb adalah etiologi dari penyakitnya. • Tanda asterisk (*) menjelaskan manisfestasi penyakitnya. (banyak digunakan pada penyakit infeksi menular dan juga pada penyakit-2 sistem organ tubuh tertentu)
  • 102. 102 DUAL CLASSIFICATION (Klasifikasi/kode rangkap) • Untuk pelaporan, yang dipakai adalah dagger, bukan asterik. • Kode asterik tidak boleh berdiri sendiri, harus punya teman. Kode ber-dagger adalah precedence (mendahului) di depan Kode ber-asterisk. Contoh: A17.0† Tuberculous meningitis (G01*) • Kode ber-asterisk* tidak bisa digunakan sendirian sebagai kode diagnosis utama pasien. • Apabila satu kode berasterisk akan digunakan, harus dicari pasangan kode ber-daggernya.
  • 103. Tanda kurung ( ) • Digunakan untuk menyertakan kata-kata tambahan. contoh: G11.1 Early-onset cerebellar ataxia Frederich ataxia (autosomal recessive) • Menyertakan kode rujukan dalam istilah “Exclusion” contoh: B25 Cytomegaloviral disease Excl: congenital cytomegalovirus infection (P35.1) cytomegaloviral mononucleosis (B.27.1) • Menyertakan kode kategori 3 karakter pada judul blok contoh: Other diseases of upper respiratory tract (J30-J39) • Mengurung dual classification (dagger & asterix) contoh: B00.3† Herpesviral meningitis (G02.0*) M73.1* Syphilitic bursitis (A52.7 †)
  • 104. Square Brackets [ ] (Kurung Segi-empat) • Untuk menyertakan sinonim, alternatif atau penjelasan contoh: B00 Herpesviral [hespes simplex] infections • Merujuk kepada catatan sebelumnya contoh: C21.8 Overlapping lesion of rectum, anus and anal canal [see note 5 at the beginning of this chapter] • Merujuk ke pernyataan sebelumnya pada kelompok subdivisi 4 karakter Contoh: F10 Mental and behavioural disorders due to use of alcohol [See before F10 for subdivisions] • Mengurung kalimat keterangan bahwa ada “Notes” yang wajib dibaca
  • 105. “NOS” (Not Otherwise Specified) • Artinya: Unspecified atau Unqualified atau “Yang tidak ditentukan” atau tidak dispesifikasikan, tidak dikualifikasikan. • NOS hanya digunakan apabila tidak ada informasi lain yang bisa menuntun pengkode ke bagian lain dari klasifikasi untuk menemukan yang spesifik. Contoh: - K14.9 Disease of tongue, unspecified Glossopathy NOS - I05.9 Mitral valve disease, unspecified Mitral (valve) disorder (chronic) NOS
  • 106. “NEC” (Not Elsewhere Classified) • Artinya: suatu kondisi khusus yang diklasifikasi di tempat/bagian lain. • Suatu warning (peringatan) bahwa kode tsb adalah suatu tipe kondisi khusus yang bisa saja muncul di bagian lain. Contoh: K73 Chronic hepatitis, NEC
  • 107. Point Dash .- (Titik-garis) • Apabila digunakan untuk mengganti karakter ke-4. • Mengindikasikan bahwa ada karakter ke-4 harus dicari nomernya pada tingkat kategori, blok atau Bab di ICD-10 Volume 1. Contoh: F10.- Mental and behavioural disorders due to use of alcohol.
  • 108. Tanda Baca Brace } • Tanda } ini digunakan dalam istilah inclusion dan exclusion untuk untuk menunjukkan bahwa baik kata terdahulu maupun sesudahnya adalah istilah lengkap. Catatan: di dalam ICD-10 edisi 1992 ditulis dengan tanda }, sedangkan di ICD-10 edisi 2004 ditulis dengan garis lurus. • Masing istilah di depan (kiri) didahului oleh tanda baca brace } ini harus dimodifikasi sedikitnya oleh satu istilah yang ada di sebelah kanan tanda brace }, sebelum kode khusus baginya ditentukan. Contoh:
  • 109. Colon : (Titik dua) • Digunakan pada kata panduan (lead-terms) serta pada daftar istilah inclusion dan exclusion, apabila kata di dalam daftar perlu suatu modifier esensial bagi penentuan kode spesifiknya. • Dokter belum selesai menuliskan rincian diagnosis yang dimaksud, perlu rincian istilah yang ada di baris bawah setelah tanda baca ( : ) tersebut. Contoh: G71.0 Muscular dystrophy: autosomal recessive benign distal
  • 110. Konvensi pada ICD-10 Volume 3 (index abjad)
  • 111. Tanda kurung ( ) • Digunakan untuk menyertakan modifikasi non- esensial contoh: Dermatitis - due to - - acetone (contact) (irritant) L24.2 - - acids (contact) (irritant) L24.5 (Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, D.)
  • 112. “NEC” (Not Elsewhere Classified) • Artinya: suatu yang ditentukan itu berbeda, kondisinya diklasifikasikan di tempat/bagian lain. Contoh: Deprivation (effects) T73.9 - cultural Z60.3 - emotional NEC Z65.8 Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, D.
  • 113. Rujuk silang (Cross-reference) • Digunakan untuk mengindari duplikasi istilah yang tak diperlukan di dalam index (vol 3), tdd: a) “see” artinya: pemberi kode diminta merujuk ke istilah lain. Contoh: Ingestion - chemical — see Table of drugs and chemicals b) “see also” artinya: pemberi kode langsung merujuk ke tempat lain dalam index jika pernyataan kode berisi informasi lain yang tidak ditentukan dibawah istilah “see also” Contoh: Injury (see also specified injury type) T14.9
  • 114. Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih kode klasifikasi diagnosa) • Sebelum memproses kode, petugas rekam medis atau orang yang bertanggung jawab terhadap koding harus memeriksa semua catatan medis pasien untuk memastikan dokter telah melengkapi semua catatannya. • Lihat Kartu berobat (Rawat Jalan) dan untuk RM rawat Inap, tinjau ulang halaman depan untuk kelengkapan dan ketepatan: kondisi utama harus tercatat di halaman depan dan dokter telah menandatangani pada kolom yang tersedia.
  • 115. Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih kode klasifikasi diagnosa) • Membaca ringkasan keluar (jika seseorang telah menulis) untuk informasi yang berhubungan dengan diagnosis. • Tinjauan catatan persalinan. • Memastikan rekam medis apa yang harus diuraikan untuk dikode. • Melakukan pengkodean.
  • 116. Panduan Dasar Pengkodean (cara memilih kode klasifikasi diagnosa) • Petugas pengkodean harus memastikan bahwa seluruh rekam medis pasien keluar sudah tercatat diagnosis. • Diagnosis dalam rekam medis yang telah diberi kode, kemudian dilakukan pengumpulan data untuk kebutuhan statistik/laporan Puskesmas dan Kementerian Kesehatan.