1. SLUDGE OIL DI BATAM
PENGGANGGU WISATAWAN PANTAI
Tugas mengenai permasalahan lingkungan di daerah asal tempat tinggal
Disusun Oleh:
Nyak Nisa Ul Khairani KF
(BP 1410942013)
Mentor:
Nabilah Frimeli
(BP 1210942017)
Mestika Fatma Chandra
(BP 1310941022)
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2015
2. Sludge Oil di Batam Pengganggu Wisatawan Pantai
Pencemaran air telah banyak ditemukan di dunia dan di Indonesia. Baik itu
limbah buangan dari kapal minyak maupun dari perusahaan industri. Pembuangan
bahan kimia, limbah, maupun pencemar lain ke dalam air akan mempengaruhi
kehidupan dalam air itu.
Secara umum, sumber pencemaran laut oleh tumpahan minyak adalah
aktivitas transportasi minyak, pengeboran minyak lepas pantai, pengilangan
minyak dan pemakaian bahan bakar produk minyak bumi. Penyebabnya bisa
karena kesengajaan atau kecelakaan seperti kebocoran pipa, pemboran minyak,
atau karamnya kapal tanker pengangkut minyak.
Pencemaran limbah minyak yang berada di Batam tidak hanya merusak
biota laut, tetapi telah menghilangkan penghasilan nelayan sehari-hari dan juga
mengotori obyek wisata andalan Batam yang berupa pantai. Dampak dari limbah
minyak tersebut sangat besar. Selain menghabiskan biaya untuk pembersihan,
wisatawan menjadi enggan datang karena pesisir dan pantai yang menjadi objek
wisata menjadi kotor dan tercemar.
Minggu 11 Januari 2015 lalu, saya berekreasi
bersama keluarga ke pantai Tanjung Pinggir, Sekupang
sekaligus melakukan survei mengenai masalah lingkungan
di sana. Usai bermain di laut ada kotoran hitam yang
lengket di kaki maupun tangan yang sulit dihilangkan
hanya dengan air, yaitu adalah limbah minyak. Tentu hal
ini sangat mengganggu wisatawan yang ingin bersenang-
senang bersama keluarga di pantai.
Walaupun sering terjadinya pencemaran limbah dari kapal minyak, tetapi
belum pernah masyarakat menangkap basah pelaku tersebut. Menurut salah satu
narasumber, pembuangan limbah oleh kapal minyak dilakukan pada malam hari,
ketika gerhana sedang melakukan aktivitasnya. Pembuangan limbah secara
3. sembunyi ini dikarenakan kurangnya tingkat pengawasan dari Pemerintah Daerah
untuk bertindak tegas.
Tingkat pengawasan Pemerintah Daerah dalam pembuangan limbah kapal
minyak di Batam masih kurang. Proses pengusutan ini memang tidak mudah
karena faktor lokasi yang berada di pinggiran negara. Pemerintah Daerah
seharusnya perlu melakukan kerja sama di bidang lingkungan hidup dengan
negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Kerja sama ini bertujuan
untuk mencegah pembuangan minyak hitam dari kapal-kapal minyak di Selat
Singapura serta Selat Malaka.
Selain kerja sama, Indonesia belum mempunyai alat untuk mendeteksi
kapal-kapal yang melintas di laut termasuk aktivitasnya. Akibatnya, jika ada kapal
yang membuang limbah, tidak dapat diketahui. Negara tetangga yaitu Singapura
sudah mempunyai alat untuk mendeteksi aktivitas semua kapal yang melewati
perairan mereka, sehingga tidak ada yang berani membuang limbah di wilayah
tersebut.
Pencemaran limbah yang dilakukan oleh kapal minyak ini perlu diatasi.
Bukan diatasi dengan membersihkan limbah setiap tahunnya, tetapi dengan
adanya pencegahan dari pembuangan limbah tersebut serta tindakan tegas kepada
perusahaan kapal minyak yang telah mencemari laut dengan pembuangan limbah.
Solusi yang ditawarkan harus bersifat berkelanjutan, bukan bersifat sementara.
Penanggulangan pencemaran laut, khususnya di perairan Indonesia, baik
berasal dari kapal maupun non-kapal seperti, pelabuhan, anjungan minyak dan gas,
dan lain-lain sebenarnya sudah diatur secara nasional dan internasional. Kuncinya
adalah pengontrolan dari peraturan yang ada.
Peran sarjana teknik lingkungan mungkin tidak ada secara langsung bila
tidak termasuk ke dalam tatanan pemerintahan yang memiliki wewenang dalam
hal ini. Tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Sosialisasi mengenai dampak
yang akan ditimbulkan kepada pihak yang bersangkutan serta masyarakat
merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi masalah ini.