SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA KELAUTAN 
sITUBONDO MENUJU KAWASAN INDUSTRI BAIK 
ATAU TIDAK? 
Oleh: 
Wazirotus Sakinah (NRP. 4114205005) 
Dosen Pengampu:
Drs. Mahmud Mustain, M.Sc., P.hD 
PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PANTAI 
PROGRAM PASCASARJANA 
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN 
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 
SURABAYA 
2014 
SITUBONDO MENUJU KAWASAN INDUSTRI BAIK 
ATAU TIDAK? 
Jika kita mendengar kata Situbondo, mungkin yang terlintas dipikiran kita adalah Taman 
Nasional Baluran atau Pantai Pasir Putih. Memang, keduanya adalah wisata alam yang terletak 
di kabupaten Situbondo. Situbondo sendiri merupakan kabupaten di Jawa Timur yang terletak 
di pesisir utara pulau Jawa. Dengan panjang pantai yang mencapai 160 kilometer, bukanlah 
suatu hal yang aneh jika wilayah ini kaya akan sumber daya alam bahari, termasuk perikanan 
dan juga ekosistem laut yang sangat berharga bagi keseimbangan alam. 
Sebagai wilayah pesisir, seharusnya Situbondo dapat menjadi kota maritim yang maju, namun 
kenyataannya daerah ini seperti mengalami mati suri yang berkepanjangan. Tidak ada 
pembangunan yang cukup berarti di pesisirnya, bahkan di daerah perkotaannya pun hanya 
ramai oleh lalu lalang truk dan mobil-mobil besar pengangkut barang yang numpang lewat 
saja. Berbeda sekali dengan kabupaten tetangganya, Banyuwangi yang kini sudah mulai jalan 
cepat menuju kemajuan pembangunan kota dengan menebarkan pesona wisata alamnya pada 
wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari sektor perikanan memang sudah cukup banyak 
tambak-tambak yang dibuat dengan sangat sederhana oleh masyarakat setempat, mata 
pencaharian mereka pun sebagian besar adalah nelayan. Pengelolaan kawasan pesisirnya
memang sudah mulai dibuka sebagai wisata alam seperti Pantai Pasir Putih di Bungatan dan 
Pantai Bama di dalam Taman Nasional Baluran, kedua pantai ini memberikan pemandangan 
pasir yang putih dan ekosistem laut terutama terumbu karang yang menawan. Namun, 
sayangnya pemanfaatannya sebagai wisata alam ini tidak diikuti dengan upaya perlindungan 
dan konservasi yang baik, hal ini dapat diketahui dari kondisi Pantai Pasir Putih yang 
mengalami kemerosotan. Hutan mangrove yang dulunya tumbuh lebat di sepanjang pesisir kini 
sudah mulai banyak yang rusak, begitu juga dengan terumbu karangnya. Pantai Bama mungkin 
masih bisa dikatakan baik, namun tidak jarang pengunjung yang kebanyakan para peneliti asing 
mengambil beberapa bongkah terumbu karang dan beberapa spesies biota laut sebagai sampel 
untuk kemudian dibawa pulang, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi nantinya jika 
kejadian itu terus berlanjut apalagi tiket masuk bagi wisatawan asing pun terbilang sangat 
murah, hanya Rp 20 ribu saja. Tidak berhenti sampai disini, baru-baru ini justru ada isu yang 
lebih mengerikan, yaitu pendirian pabrik nikel di dekat kawasan lindung Taman Nasional 
Baluran. 
Sebagai Pemerintah daerah, Dadang Wigiarto selaku Bupati Situbondo pastilah menginginkan 
kotanya maju, salah satunya dengan mengubah Situbondo menjadi kawasan industri. Dalam 
menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015, setidaknya ada 8 investor asing yang 
ingin menanamkan modalnya di kabupaten Situbondo. Menurut salah satu dari investor 
tersebut, Hurio Matsusita yang berasal dari Jepang, potensi sumber daya alam di Situbondo 
sangat menarik untuk dikelola secara maksimal. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat 
sendiri merasa potensi SDA mereka memang cukup banyak namun mereka menunggu 
datangnya investor untuk mengelola potensi tersebut, dengan alasan tidak ada cukup dana 
untuk mengelolanya sendiri. Karena itulah kedatangan para investor tersebut disambut dengan 
tangan terbuka oleh Pemerintah Daerah. Dampak positif dari datangnya para investor adalah 
dengan banyaknya penyerapan tenaga kerja di Situbondo, selain itu tentu 
akan meningkatkan devisa bahkan menambah jumlah PAD kabupaten Situbondo. Kebanyakan 
investor datang dari industri penambangan, kedelapan investor tersebut adalah PT Golden 
Buana Lestari, Cakwarala Tbk Biji Besi Nekel, Semen Merah Putih, PT 
Pertamina Buka Depo Spbe, Sentral Spbe Situbondo, Garuda Indonesia Air Lines, Hotel Ibis 
Stel. Keberadaan industri-industri ini memang nantinya akan mampu membuat Situbondo 
terbangun dari mati surinya, namun sayangnya Pemerintah Daerah kurang merespon dampak 
negatifnya terhadap lingkungan. Pemerintah daerah seperti menutup sebelah mata terhadap hal
tersebut, dapat dibuktikan dengan penempatan pabrik nikel yang bersebelahan langsung 
dengan Taman Nasional Baluran. 
Lokasi pembangunan pabrik nikel seluas 367, 8 Hektar ini berbatasan langsung dengan Taman 
Nasional (TN) Baluran yang merupakan kawasan konservasi, hal ini menjadi permasalahan 
akan keberadaan pabrik nikel yang berpotensi memberikan dampak lingkungan yang negatif 
bagi Taman Nasional. Tidak hanya itu, pantai yang akan digunakan sebagai dermaga pun 
diambil dari zona khusus TN Baluran. Jika pembangunan smelter telah selesai dan pabrik mulai 
beroperasi, sudah pasti limbah pun mulai datang berikut dengan pencemaran yang kebanyakan 
adalah gas SO2. Gas buang SO2 yang menguap ke udara akan menimbulkan hujan asam. Hujan 
asam yang turun akan meningkatkan derajat keasaman tanah dan air yang tentunya 
membahayakan kelangsungan hidup vegetasi dan satwa. Sejumlah besar limbah seringkali juga 
berakhir di laut yang tentunya akan membahayakan biota laut. Salah satu contoh nyata dari 
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh smelter adalah peristiwa yang terjadi di Norilsk, 
Rusia. Dulunya kota itu merupakan kompleks smelting logam berat terbesar di dunia. Dalam 
setahun, lebih dari 4 juta ton cadmium, tembaga, timah, nikel, arsenik, selenium, dan zinc 
terlepas ke udara. Kadar tembaga dan nikel di udara melebihi ambang batas yang 
diperbolehkan, dan sebagai akibatnya dalam radius 48 km dari smelter, tidak ada satu pohon 
pun yang bertahan hidup. . Harapan kehidupan manusia disana paling tidak 10 tahun di bawah 
rata-rata di kota-kota Rusia lainnya. 
Jika laut dan tanah telah tercemar dan derajat keasamannya telah meningkat maka hutan 
mangrove yang pada awalnya sebagai rumah para ikan akan mengalami kerusakan berat. 
Kerusakan mangrove tentu akan mengakibatkan kerugian, kerugian yang dapat dilihat 
langsung adalah turunnya hasil tangkapan para nelayan. Dari segi ekologi, rusaknya mangrove 
mengakibatkan berkurangnya nutrien yang dibutuhkan biota laut selain itu kerusakan ini juga 
mengakibatkan hilangnya tempat berkembang biak bagi beberapa spesies, sehingga wajar jika 
pendapatan nelayan menurun karena rusaknya hutan mangrove. Berdasarkan data yang 
diberikan oleh sekretaris Lembaga Pengkajian Pengembangan (LPP) Mangrove Indonesia, 
Ahmad Faisal Siregar, total nilai ekonomi yang disediakan hutan mangrove termasuk nilai 
vegetasi dan kemampuannya menyerap karbon diperkirakan mencapai Rp 50 juta per hektar. 
Apabila ditambahkan dengan biaya rehabilitasi, untuk luas sebesar 1x4 meter dengan 
kedalaman 1,5 meter saja sudah membutuhkan dana sebesar Rp 10 juta. Jadi, total biaya yang 
harus dikeluarkan untuk rehabilitasi per hektarnya saja sekitar Rp 250 juta, padahal rehabilitasi 
tidaklah mudah dan memakan waktu cukup lama. Belum lagi akibat kerusakannya akan
menimbulkan abrasi dan potensi terjadinya tsunami dan bencana alam yang cukup tinggi. Ini 
masih kerugian yang dihitung dari kerusakan mangrove saja, bagaimana dengan kerusakan 
terumbu karang yang mungkin juga akan terjadi? Tentunya akan semakin banyak kerugian 
yang diderita oleh Pemerintah nantinya. Padahal motto Kabupaten Situbondo sendiri adalah 
Memayu Hayuning Tirto, yang berarti usaha mempertahankan kelestarian sumberdaya air. 
Memang tidak selamanya industri memberikan dampak buruk, Pemerintah daerah juga bisa 
meraup keuntungan yang lumayan besar dari berdirinya industri pertambangan. Sebagai 
contoh, PT. Newmont Nusa Tenggara yang merupakan pabrik tambang yang telah berdiri 
cukup lama di Nusa Tenggara. Total kontribusi ekonominya pada Pemerintahan adalah sebesar 
Rp 90 triliun yang meliputi pembayaran pajak dan non-pajak, royalti, gaji karyawan, pembelian 
barang dan jasa dalam negeri, serta dividen bagi pemegang saham nasional. Namun, jika 
dihitung kerugian yang nantinya diakibatkan oleh industri tersebut seperti yang telah dijelaskan 
diatas, bukan tidak mungkin jika nantinya kas Pemerintah justru akan mengalami defisit, 
padahal yang sudah kita ketahui, tanpa adanya industri pun hutan mangrove di Situbondo sudah 
mulai banyak yang rusak dan diabaikan. Lalu, apakah 
Pemerintah harus menolak datangnya investor dan melarang pembangunan industri? Tidak 
harus juga. Semua keinginan Pemerintah dapat dilakukan, baik keinginannya untuk 
membangun kawasan industri maupun melakukan konservasi lingkungan. 
Relokasi letak pabrik merupakan salah satu cara yang paling tidak mengurangi dampak negatif 
pabrik terhadap lingkungan terutama kawasan konservasi. Pabrik tidak seharusnya 
ditempatkan di sebelah kawasan konservasi secara langsung, sehingga polusi yang dihasilkan 
tidak memberikan dampak negatif yang luas bagi kawasan konservasi. Tidak cukup hanya 
merelokasi, impian Situbondo sebagai kawasan industri harus bisa membuatnya menjadi 
kawasan industri terpadu sehingga dapat kemudian dibuat eco-industrial park yang ramah 
lingkungan, pengelolaan limbah pun dilakukan oleh industri yang memang khusus mengelola 
limbah sehingga antar industri nantinya dapat bersimbiosis mutualisme. Jika pencemaran dapat 
dikurangi atau bahkan dihindarkan, tidak hanya melindungi kawasan konservasi, bahkan 
peluang bisnis di sektor pariwisata bahari pun dapat dilakukan. Mencontoh dari tetangganya, 
berdasarkan survei independen, Banyuwangi dapat mengantongi devisa sebesar Rp 52 milyar 
dari wisatawan asing karena belanja per orang per harinya kurang lebih sebesar Rp 2 juta, ini 
belum termasuk wisatawan lokal. Jika Banyuwangi dapat melakukannya, tidak mustahil 
Situbondo juga dapat mengolah kekayaan pesisirnya menjadi pariwisata bahari yang dapat 
mendatangkan banyak devisa sehingga kas Pemerintah yang pada awalnya mengalami devisit
justru bisa jadi akan menjadi surplus dengan kucuran dana dari kekayaan sumber daya 
kelautannya maupun dari kawasan industrinya.

More Related Content

What's hot

Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Dicko Agustian
 
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019lenianggr
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Luluk Uliyah
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
 
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannyapotensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannyaPT. SASA
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiGuruh Adhi
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambanganfebry777
 
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacap
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 CilacapLumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacap
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacapfikri2501
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 

What's hot (20)

Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Hutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau KapukHutan Bakau Kapuk
Hutan Bakau Kapuk
 
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019
Tugas 2,HBL, Artikel, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Universitas Mercu Buana. 2019
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
 
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannyapotensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya
potensi produksi sumberdaya ikan di perairan laut indonesia dan permasalahannya
 
Pantai
PantaiPantai
Pantai
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacap
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 CilacapLumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacap
Lumpur Lapindo X IIS 1 SMA 3 Cilacap
 
Bencana lumpur lapindo
Bencana lumpur lapindoBencana lumpur lapindo
Bencana lumpur lapindo
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau   by romi novriadiPerikanan kepulauan riau   by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
 
pergaulan bebas
pergaulan bebaspergaulan bebas
pergaulan bebas
 
Ekosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docxEkosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docx
 

Similar to MENJADI KAWASAN INDUSTRI HIJAU DI SITUBONDO

POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptx
POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptxPOTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptx
POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptxOppoA153
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanaminaArok Pramudhita
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxPRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxAhmadZulvianMaulana1
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaAhdiat Celebes
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpRetno Pratiwi
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdfMerinCahyaPutri1
 
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungPencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungBona Rotiona Br Saragi
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganYuli Aulia
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganRahthino Giovanni
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 

Similar to MENJADI KAWASAN INDUSTRI HIJAU DI SITUBONDO (20)

POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptx
POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptxPOTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptx
POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU - PULAU KECIL.pptx
 
Zero Waste Research
Zero Waste ResearchZero Waste Research
Zero Waste Research
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
 
8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxPRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
 
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungPencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkungan
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
 
Rtr pulau sumatera
Rtr pulau sumateraRtr pulau sumatera
Rtr pulau sumatera
 
jurnal reklamasi 1
jurnal reklamasi 1jurnal reklamasi 1
jurnal reklamasi 1
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 

More from Adi T Wibowo

Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliAdi T Wibowo
 
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011Adi T Wibowo
 
Kabupaten BOYOLALI 2012
Kabupaten BOYOLALI 2012Kabupaten BOYOLALI 2012
Kabupaten BOYOLALI 2012Adi T Wibowo
 
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH Adi T Wibowo
 
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timurKebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timurAdi T Wibowo
 
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011 Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011 Adi T Wibowo
 
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberBab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberAdi T Wibowo
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015Adi T Wibowo
 
Bondowoso agroindustri
Bondowoso agroindustri Bondowoso agroindustri
Bondowoso agroindustri Adi T Wibowo
 
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim kadisperindag jatim
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim   kadisperindag jatim Pelaksanaan kebijakan industri di jatim   kadisperindag jatim
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim kadisperindag jatim Adi T Wibowo
 
Bab 1 pendahuluan ada klhs
Bab 1 pendahuluan ada klhs Bab 1 pendahuluan ada klhs
Bab 1 pendahuluan ada klhs Adi T Wibowo
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 Adi T Wibowo
 
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032 Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032 Adi T Wibowo
 
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028 Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028 Adi T Wibowo
 

More from Adi T Wibowo (14)

Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
 
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
 
Kabupaten BOYOLALI 2012
Kabupaten BOYOLALI 2012Kabupaten BOYOLALI 2012
Kabupaten BOYOLALI 2012
 
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JAWA TIMUR - BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
 
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timurKebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
 
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011 Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011
Reklamasi dan pengerukan kab lamongan 11_2011
 
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberBab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
 
Bondowoso agroindustri
Bondowoso agroindustri Bondowoso agroindustri
Bondowoso agroindustri
 
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim kadisperindag jatim
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim   kadisperindag jatim Pelaksanaan kebijakan industri di jatim   kadisperindag jatim
Pelaksanaan kebijakan industri di jatim kadisperindag jatim
 
Bab 1 pendahuluan ada klhs
Bab 1 pendahuluan ada klhs Bab 1 pendahuluan ada klhs
Bab 1 pendahuluan ada klhs
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031
 
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032 Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
Batang tubuh raperda rtrw kab. banyuwangi th. 2012 2032
 
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028 Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028
Perda no. 2 tahun 2010 tentang rtrw kota probolinggo 2009 2028
 

MENJADI KAWASAN INDUSTRI HIJAU DI SITUBONDO

  • 1. MANAJEMEN SUMBER DAYA KELAUTAN sITUBONDO MENUJU KAWASAN INDUSTRI BAIK ATAU TIDAK? Oleh: Wazirotus Sakinah (NRP. 4114205005) Dosen Pengampu:
  • 2. Drs. Mahmud Mustain, M.Sc., P.hD PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PANTAI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 SITUBONDO MENUJU KAWASAN INDUSTRI BAIK ATAU TIDAK? Jika kita mendengar kata Situbondo, mungkin yang terlintas dipikiran kita adalah Taman Nasional Baluran atau Pantai Pasir Putih. Memang, keduanya adalah wisata alam yang terletak di kabupaten Situbondo. Situbondo sendiri merupakan kabupaten di Jawa Timur yang terletak di pesisir utara pulau Jawa. Dengan panjang pantai yang mencapai 160 kilometer, bukanlah suatu hal yang aneh jika wilayah ini kaya akan sumber daya alam bahari, termasuk perikanan dan juga ekosistem laut yang sangat berharga bagi keseimbangan alam. Sebagai wilayah pesisir, seharusnya Situbondo dapat menjadi kota maritim yang maju, namun kenyataannya daerah ini seperti mengalami mati suri yang berkepanjangan. Tidak ada pembangunan yang cukup berarti di pesisirnya, bahkan di daerah perkotaannya pun hanya ramai oleh lalu lalang truk dan mobil-mobil besar pengangkut barang yang numpang lewat saja. Berbeda sekali dengan kabupaten tetangganya, Banyuwangi yang kini sudah mulai jalan cepat menuju kemajuan pembangunan kota dengan menebarkan pesona wisata alamnya pada wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari sektor perikanan memang sudah cukup banyak tambak-tambak yang dibuat dengan sangat sederhana oleh masyarakat setempat, mata pencaharian mereka pun sebagian besar adalah nelayan. Pengelolaan kawasan pesisirnya
  • 3. memang sudah mulai dibuka sebagai wisata alam seperti Pantai Pasir Putih di Bungatan dan Pantai Bama di dalam Taman Nasional Baluran, kedua pantai ini memberikan pemandangan pasir yang putih dan ekosistem laut terutama terumbu karang yang menawan. Namun, sayangnya pemanfaatannya sebagai wisata alam ini tidak diikuti dengan upaya perlindungan dan konservasi yang baik, hal ini dapat diketahui dari kondisi Pantai Pasir Putih yang mengalami kemerosotan. Hutan mangrove yang dulunya tumbuh lebat di sepanjang pesisir kini sudah mulai banyak yang rusak, begitu juga dengan terumbu karangnya. Pantai Bama mungkin masih bisa dikatakan baik, namun tidak jarang pengunjung yang kebanyakan para peneliti asing mengambil beberapa bongkah terumbu karang dan beberapa spesies biota laut sebagai sampel untuk kemudian dibawa pulang, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi nantinya jika kejadian itu terus berlanjut apalagi tiket masuk bagi wisatawan asing pun terbilang sangat murah, hanya Rp 20 ribu saja. Tidak berhenti sampai disini, baru-baru ini justru ada isu yang lebih mengerikan, yaitu pendirian pabrik nikel di dekat kawasan lindung Taman Nasional Baluran. Sebagai Pemerintah daerah, Dadang Wigiarto selaku Bupati Situbondo pastilah menginginkan kotanya maju, salah satunya dengan mengubah Situbondo menjadi kawasan industri. Dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015, setidaknya ada 8 investor asing yang ingin menanamkan modalnya di kabupaten Situbondo. Menurut salah satu dari investor tersebut, Hurio Matsusita yang berasal dari Jepang, potensi sumber daya alam di Situbondo sangat menarik untuk dikelola secara maksimal. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat sendiri merasa potensi SDA mereka memang cukup banyak namun mereka menunggu datangnya investor untuk mengelola potensi tersebut, dengan alasan tidak ada cukup dana untuk mengelolanya sendiri. Karena itulah kedatangan para investor tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh Pemerintah Daerah. Dampak positif dari datangnya para investor adalah dengan banyaknya penyerapan tenaga kerja di Situbondo, selain itu tentu akan meningkatkan devisa bahkan menambah jumlah PAD kabupaten Situbondo. Kebanyakan investor datang dari industri penambangan, kedelapan investor tersebut adalah PT Golden Buana Lestari, Cakwarala Tbk Biji Besi Nekel, Semen Merah Putih, PT Pertamina Buka Depo Spbe, Sentral Spbe Situbondo, Garuda Indonesia Air Lines, Hotel Ibis Stel. Keberadaan industri-industri ini memang nantinya akan mampu membuat Situbondo terbangun dari mati surinya, namun sayangnya Pemerintah Daerah kurang merespon dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pemerintah daerah seperti menutup sebelah mata terhadap hal
  • 4. tersebut, dapat dibuktikan dengan penempatan pabrik nikel yang bersebelahan langsung dengan Taman Nasional Baluran. Lokasi pembangunan pabrik nikel seluas 367, 8 Hektar ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional (TN) Baluran yang merupakan kawasan konservasi, hal ini menjadi permasalahan akan keberadaan pabrik nikel yang berpotensi memberikan dampak lingkungan yang negatif bagi Taman Nasional. Tidak hanya itu, pantai yang akan digunakan sebagai dermaga pun diambil dari zona khusus TN Baluran. Jika pembangunan smelter telah selesai dan pabrik mulai beroperasi, sudah pasti limbah pun mulai datang berikut dengan pencemaran yang kebanyakan adalah gas SO2. Gas buang SO2 yang menguap ke udara akan menimbulkan hujan asam. Hujan asam yang turun akan meningkatkan derajat keasaman tanah dan air yang tentunya membahayakan kelangsungan hidup vegetasi dan satwa. Sejumlah besar limbah seringkali juga berakhir di laut yang tentunya akan membahayakan biota laut. Salah satu contoh nyata dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh smelter adalah peristiwa yang terjadi di Norilsk, Rusia. Dulunya kota itu merupakan kompleks smelting logam berat terbesar di dunia. Dalam setahun, lebih dari 4 juta ton cadmium, tembaga, timah, nikel, arsenik, selenium, dan zinc terlepas ke udara. Kadar tembaga dan nikel di udara melebihi ambang batas yang diperbolehkan, dan sebagai akibatnya dalam radius 48 km dari smelter, tidak ada satu pohon pun yang bertahan hidup. . Harapan kehidupan manusia disana paling tidak 10 tahun di bawah rata-rata di kota-kota Rusia lainnya. Jika laut dan tanah telah tercemar dan derajat keasamannya telah meningkat maka hutan mangrove yang pada awalnya sebagai rumah para ikan akan mengalami kerusakan berat. Kerusakan mangrove tentu akan mengakibatkan kerugian, kerugian yang dapat dilihat langsung adalah turunnya hasil tangkapan para nelayan. Dari segi ekologi, rusaknya mangrove mengakibatkan berkurangnya nutrien yang dibutuhkan biota laut selain itu kerusakan ini juga mengakibatkan hilangnya tempat berkembang biak bagi beberapa spesies, sehingga wajar jika pendapatan nelayan menurun karena rusaknya hutan mangrove. Berdasarkan data yang diberikan oleh sekretaris Lembaga Pengkajian Pengembangan (LPP) Mangrove Indonesia, Ahmad Faisal Siregar, total nilai ekonomi yang disediakan hutan mangrove termasuk nilai vegetasi dan kemampuannya menyerap karbon diperkirakan mencapai Rp 50 juta per hektar. Apabila ditambahkan dengan biaya rehabilitasi, untuk luas sebesar 1x4 meter dengan kedalaman 1,5 meter saja sudah membutuhkan dana sebesar Rp 10 juta. Jadi, total biaya yang harus dikeluarkan untuk rehabilitasi per hektarnya saja sekitar Rp 250 juta, padahal rehabilitasi tidaklah mudah dan memakan waktu cukup lama. Belum lagi akibat kerusakannya akan
  • 5. menimbulkan abrasi dan potensi terjadinya tsunami dan bencana alam yang cukup tinggi. Ini masih kerugian yang dihitung dari kerusakan mangrove saja, bagaimana dengan kerusakan terumbu karang yang mungkin juga akan terjadi? Tentunya akan semakin banyak kerugian yang diderita oleh Pemerintah nantinya. Padahal motto Kabupaten Situbondo sendiri adalah Memayu Hayuning Tirto, yang berarti usaha mempertahankan kelestarian sumberdaya air. Memang tidak selamanya industri memberikan dampak buruk, Pemerintah daerah juga bisa meraup keuntungan yang lumayan besar dari berdirinya industri pertambangan. Sebagai contoh, PT. Newmont Nusa Tenggara yang merupakan pabrik tambang yang telah berdiri cukup lama di Nusa Tenggara. Total kontribusi ekonominya pada Pemerintahan adalah sebesar Rp 90 triliun yang meliputi pembayaran pajak dan non-pajak, royalti, gaji karyawan, pembelian barang dan jasa dalam negeri, serta dividen bagi pemegang saham nasional. Namun, jika dihitung kerugian yang nantinya diakibatkan oleh industri tersebut seperti yang telah dijelaskan diatas, bukan tidak mungkin jika nantinya kas Pemerintah justru akan mengalami defisit, padahal yang sudah kita ketahui, tanpa adanya industri pun hutan mangrove di Situbondo sudah mulai banyak yang rusak dan diabaikan. Lalu, apakah Pemerintah harus menolak datangnya investor dan melarang pembangunan industri? Tidak harus juga. Semua keinginan Pemerintah dapat dilakukan, baik keinginannya untuk membangun kawasan industri maupun melakukan konservasi lingkungan. Relokasi letak pabrik merupakan salah satu cara yang paling tidak mengurangi dampak negatif pabrik terhadap lingkungan terutama kawasan konservasi. Pabrik tidak seharusnya ditempatkan di sebelah kawasan konservasi secara langsung, sehingga polusi yang dihasilkan tidak memberikan dampak negatif yang luas bagi kawasan konservasi. Tidak cukup hanya merelokasi, impian Situbondo sebagai kawasan industri harus bisa membuatnya menjadi kawasan industri terpadu sehingga dapat kemudian dibuat eco-industrial park yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah pun dilakukan oleh industri yang memang khusus mengelola limbah sehingga antar industri nantinya dapat bersimbiosis mutualisme. Jika pencemaran dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan, tidak hanya melindungi kawasan konservasi, bahkan peluang bisnis di sektor pariwisata bahari pun dapat dilakukan. Mencontoh dari tetangganya, berdasarkan survei independen, Banyuwangi dapat mengantongi devisa sebesar Rp 52 milyar dari wisatawan asing karena belanja per orang per harinya kurang lebih sebesar Rp 2 juta, ini belum termasuk wisatawan lokal. Jika Banyuwangi dapat melakukannya, tidak mustahil Situbondo juga dapat mengolah kekayaan pesisirnya menjadi pariwisata bahari yang dapat mendatangkan banyak devisa sehingga kas Pemerintah yang pada awalnya mengalami devisit
  • 6. justru bisa jadi akan menjadi surplus dengan kucuran dana dari kekayaan sumber daya kelautannya maupun dari kawasan industrinya.