Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun tubuh dan Asi sebagai antibodi alami. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa sistem imun terdiri atas sistem imun spesifik dan non-spesifik yang bekerja untuk melindungi tubuh dari patogen. ASI memiliki peran penting dalam sistem imun bayi karena mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari penyakit.
Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal pada manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte immunity merupakan kekebalan non-spesifik. Artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba. Yang termasuk sel fagosit adalah makrofag, sel dendrit, neutrofil. Sedangkan Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap sel yang rusak. Repon ini ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas, bengkak. Tujuan inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh mikroba agar tidak menyebar lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel yang telah rusak oleh mikroba. Dan jenis pertahanan kedua yang terakhir yaitu substansi mikroba.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan
penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan
kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai
macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologi secara
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Jenis sistem imun dibagi menjadi sistem imun spesifik dan sistem imun
non-spesifik. Disamping itu menurut sifatnya ada yang kekebalan alami dan
kekebalan buatan. Kekebalan alami dapat berupa pemberian ASI pada bayi,
sedang kekebalan buatan dapat berupa pemberian vaksin dan serum.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI. Sebagai salah satu sistem imun alami tentulah peranan ASI sangat
penting. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu
ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama
bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan
bahkan ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dan
menggantinya dengan susu formula dikarenakan kepentingan pekerjaan.
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharan dan tumbuh kembang bayi.Oleh sebab itu maka penulis membuat
makalah dengan judul “PENGARUH ASI SEBAGAI ANTIBODI ALAMI”
2. B. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem imunologi.
2. Mengetahui jenis-jenis sistem imunologi.
3. Mengetahui cara kerja sistem imunologi dalam tubuh.
4. Mengetahui manfaat sistem imunologi bagi tubuh.
5. Mengetahui definisi ASI eksklusif
6. mengetahui komposisi ASI
7. Mengetahui pentingnya ASI bagi bayi
8. Mengetahui hubungan ASI dengan sistem imun tubuh
9. Mengetahui keunggulan ASI dibanding susu formula
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem imunologi?
2. Apa saja jenis-jenis sistem imunologi?
3. Apa manfaat sistem imunologi bagi tubuh?
4. Apa itu ASI Eksklusif?
5. Apa saja pengelompokan ASI?
6. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
7. Apa saja komposisi ASI?
8. Apa hubungannya ASI dengan sistem imun tubuh?
9. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
BAB II
DASAR TEORI IMUNITAS
A.Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-
3. sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons
imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
hidup.
B.Jenis-jenis Sistem Imun
a. Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Disebut non-spesifik,
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Kornponen-Kornponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas :
1. Pertahanan fisis dan mekanis.
Pertahanan Fisis terdiri atas kulit, selaput lendir, dan silia saluran
nafas, sedang pertahanan mekanis terdiri dari batuk, dan bersin. Kulit
yang rusak misainya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak
oleh karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
2. Pertahanan biokimia.
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit,
kelenjar kulit, telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang
berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan
lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan
menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung
pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat
antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok.
3. Pertahanan humoral.
Komplemen
4. Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi
bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi (Gambar 3).
Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun
nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons
imun spesifik.
Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel
manusia yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai
respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat
antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah
terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula
mengaktifkan natural killer cel-sel NK untuk membunuh virus
dan sel neoplasma.
C-Reactive'Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah
sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
4. Pertahanan selular.
Fagosit
Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan
fagositosis, set utama yang berperan pada pertahanan non-
spesifik adalah set mononuklear (monosit dan makrofag) serta
set polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan set
tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat
mencegah timbuInya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam
5. beberapa tingkat yaitu: kemotaksis, menangkap, membunuh,
dan mencerna.
Natural Killer Cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun
spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut
juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau null cell. Sel
NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel
neopiasma. Interferon mempercepat pematangan dan
meningkatkan efek sitolitik sel NK.
b. Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifilk
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Apaila ada benda asing yang pertama kali timbul dan belum ada
respon imunnya maka sistem imun akan membuat antibodi sebagai
respon dari benda asing tersebut. Sehingga ketika benda yang sama lagi
masuk maka sudah tersedia respon imun atau antibodi yang sama. Oleh
karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendiri untuk menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin
kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel
T-makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang
terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.
• Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B
atau sel B. Sel B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada
6. unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi sel B di dalam alat
yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila sel B
dirangsang benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi.
Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama
antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus
dan netralisasi toksin.
• Sistern Imun Spesifik Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T
atau sel T. Sel tersebut juga berasal daril sel asal yang sama seperti
sel B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar
timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel
yang mempunyai fungsi yang berlainan.
Fungsi sel T umumnya ialah :
i. memproduksi antibody
ii. mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
iii. mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
iv. mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :
a) Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam
memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan
antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik
oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc
dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok
7. alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk
menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T
lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1
mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan
sel B/sel plasma yang membentuk antibodi.
b) Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut
fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen
tertentu dan sel Ts non-spesifik.
c) Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan
sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam
fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl.
d) Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel
alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel kanker.
Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel
Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan
rangsangan dari sel Th.
e) Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel
yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam
kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem
imun spesifik).
Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya
1) Sistem Kekebalan Alami
8. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh
tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan
perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yaitu kebalnya
bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari
pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang
kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari
sampai beberapa minggu.
2) Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang
sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin
adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses
pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Cara lain untuk
menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkan
serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi
untuk melawan antigen. Langkah untuk membuat tubuh menjadi
kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum
disebut dengan imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi
buatan (artifisial).
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu,
sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa
lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin
berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar,
tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus,
campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya
9. diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau
oleh masyarakat.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
• Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan
campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan
• Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari
mikroorganisme yang telah dimatikan.
• Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin
(racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan
konsentrasinya.
• Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein
mikroorganisme
C.Cara Kerja Sistem Imun dalam Tubuh
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
D. Manfaat Sistem Imun
10. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan
jaringan.
Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama:
bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping
sel plasma, makrofag, & sel mast)
E. Respons Imun
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian
yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.
Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein,
terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling
berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas
mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen non-
adaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan
yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai
macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri
atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan
pertahanan khusus untuk antigen tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen
adaptif atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang
ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat
berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh
11. non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau
ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk.
Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak
dengan antigen.
Tahap:
1. Deteksi & mengenali benda asing
2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons
3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
4. Destruksi atau supresi penginvasi
F. Respons Imun
PENGARUH ASI SEBAGAI ANTIBODI ALAMI
A. Definisi ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO
adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air
putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru
lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim,
kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI
eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi
hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.
12. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping
ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono,
2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon,
unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi
dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan
air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada
saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf
(Yahya, 2007).
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4.
Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban
dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan.
Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
13. 2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
E. Komposisi Asi
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat
rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi
ASI:
4. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung
karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan
tubuh bagi bayi. Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar sampai 5000
mg/dL yang cukup untuk melapisi permukaan saluran cerna bayi terhadap
berbagai bakteri patogen dan virus. Begitu pula dengan antibodi lainnya,
paling banyak terdapat dalam kolostrum. Selain itu, terdapat lebih dari 50
proses pendukung perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan
dan perbaikan jaringan. Perbedaan usia ibu mempunyai pengaruh
terhadap kadar antibodi yang terkandung dalam kolostrum. Ibu yang
masih remaja, kolostrumnya memiliki kadar IgA dan IgM sekretorik lebih
banyak dibanding ibu yang usianya lebih tua.
Adanya kadar antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio dalam
kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral.
Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan
14. sesudah pemberian vaksin polio per oral pertama, agar tidak terjadi
netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum.
1. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna)
dan whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum
whey di bandingkan dengan casein. Selain itu adanya komplemen,
komplemen adalah protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga
bakteri yang ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah dikenal oleh
sel pemusnah. Disamping itu, komplomen sendiri secara langsung dapat
menghancurkan bakteri.
2. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan
merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian
OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak
menderita penyakit koroner usia muda.
3. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai
sumber energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang
pertumbuhan lactobacillus bifidus.
4. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang
menyusui jarang kekurangan zat besi.
5. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter,
berperan penting dalam maturasi otak bayi.
6. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme
seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
7. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi
untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu
untuk berkembang.
15. 8. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong
kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot.
9. Sitokin
Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang
berperan dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang
berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan
TNF-α dan interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B sehingga
antibodi IgA meningkat.
10. Laktoferin
Laktoferin bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek
ini dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
sebagian besar bakteri patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli).
Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada
kolostrum.
11. Peroksidase
Peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen.
Berbeda dengan susu sapi, ASI tidak mengandung laktoperoksidase yang
dapat menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi, kalaupun ada
kadarnya kecil.
Pertahanan spesifik ASI
16. Mekanisme pertahanan spesifik oleh ASI diperantarai oleh limfosit T dan
antibodi.
Limfosit T
Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel
limfosit T dapat menghancurkan kapsul bakteri E. Coli dan mentransfer
kekebalan selular dari ibu ke bayi yang disusuinya.
Imunoglobulin (antibodi)
Imunoglobulin dihasilkan oleh Sel limfosit B. Sel limfosit B terutama
memproduksi sekretori IgA (sIgA) yang berfungsi melindungi IgA dari enzim
penghancur protein (tripsin, pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman
lambung. Imunoglobulin M (IgM) akan ditransfer pada awal kehidupan bayi
sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila ibu sudah pernah terpajan
sebelumnya. Imunoglobulin G IgG) dimiliki oleh bayi dari transfer melalui
plasenta. Imunoglobulin D hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI,
sedangkan IgE tidak ada. Kadar sIgA, IgG, dan IgM, tidak dipengarui oleh usia
ibu, jumlah anak yang pernah dilahirkan, dan usia kehamilan.
Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap oleh bayi tetapi berperan memperkuat
sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu diaktifkan
oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini bermigrasi ke
kelenjar payudara menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi. Selain itu,
beberapa kajian juga memperlihatkan kandungan antibodi terhadap jamur dan
parasit pada ASI.
17. Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada saluran
napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih
rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran
bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi
saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat
susu formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat
sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI
lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula.
IgA Sekretori (sIgA)
Imunoglobulin A banyak ditemukan pada permukaan saluran cerna dan saluran
napas. Dua molekul imunoglobulin A bergabung komponen sekretori
membentuk IgA sekretori (sIgA). Fungsi utama sIgA adalah mencegah
melekatnya kuman patogen pada dinding saluran cerna dan menghambat
perkembangbiakan kuman di dalam saluran cerna. IgA sekretori di dalam ASI
dilaporkan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus (polio, Rotavirus, echo,
coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virus respiratori sinsisial/RSV),
bakteri (Streptococcus pneumoniae; E. coli, klebsiela, shigela, salmonela,
campylobacter), dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli
serta Giardia lamblia. Begitu pula terhadap protein makanan seperti susu sapi
dan kedelai (bergantung pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat
mengurangi angka kesakitan infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan
bagian atas.
18. F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula
Perbedaan ASI Susu Formula
Komposisi
ASI mengandung zat-
zat gizi, antara
lain:faktor pembentuk
sel-sel otak, terutama
DHA, dalam kadar
tinggi. ASI juga
mengandung whey
(protein utama dari
susu yang berbentuk
cair) lebih banyak
daripada kasein
(protein utama dari
susu yang berbentuk
gumpalan) dengan
perbandingan 65:35.
Tidak seluruh zat
gizi yang
terkandung di
dalamnya dapat
diserap oleh
tubuh bayi.
Misalnya, protein
susu sapi tidak
mudah diserap
karena
mengandung
lebih banyak
casein.
Perbandingan
whey: casein
susu sapi adalah
20:80.
Nutrisi Mengandung
imunoglobulin dan
kaya akan DHA (asam
lemak tidak polar yang
berikat banyak) yang
dapat membantu bayi
Protein yang
dikandung oleh
susu formula
berguna bagi bayi
lembu tapi
kegunaan bagi
19. menahan infeksi serta
membantu
perkembangan otak
dan selaput mata.
manusia sangat
terbatas lagipula
immunoglobulin
dan gizi yang
ditambah di susu
formula yang
telah disterilkan
bisa berkurang
ataupun hilang.
Pencernaan Protein ASI adalah
sejenis protein yang
lebih mudah dicerna
selain itu ada sejenis
unsur lemak ASI yang
mudah diserap dan
digunakan oleh bayi.
Unsur elektronik dan
zat besi yang
dikandung ASI lebih
rendah dari susu
formula tetapi daya
serap dan guna lebih
tinggi yang dapat
memperkecil beban
ginjal bayi. Selain itu
ASI mudah dicerna
Tidak mudah
dicerna:
serangkaian
proses produksi
di pabrik
mengakibatkan
enzim-enzim
pencernaan tidak
berfungsi.
Akibatnya lebih
banyak sisa
pencernaan yang
dihasilkan dari
proses
metabolisme
yang membuat
ginjal bayi harus
20. bayi karena
mengandung enzim-
enzim yang dapat
membantu proses
pencernaan antara lain
lipase (untuk
menguraikan lemak),
amilase (untuk
menguraikan
karbohidrat) dan
protease (untuk
menguraikan protein).
bekerja keras.
Susu formula
tidak
mengandung
posporlipid
ditambah
mengandung
protein yang tidak
mudah dicerna
yang bisa
membentuk
sepotong susu
yang membeku
sehingga berhenti
di perut lebih
lama oleh karena
itu taji bayi lebih
kental dan keras
yang dapat
menyebabkan
susah BAB dan
membuat bayi
tidak nyaman.
Kebutuhan Dapat memajukan
pendirian hubungan
ibu dan anak. ASI
Kekurangan
menghisap
payudara: mudah
21. adalah makanan bayi,
dapat memenuhi
kebutuhan bayi,
memberikan rasa
aman kepada bayi
yang dapat mendorong
kemampuan adaptasi
bayi.
menolak ASI
yang
menyebabkan
kesusahan bayi
menyesuaikan
diri atau makan
terlalu banyak,
tidak sesuai
dengan prinsip
kebutuhan.
Ekonomi
Lebih murah:
menghemat biaya alat-
alat, makanan, dll yang
berhubungan dengan
pemeliharaan,
mengurangi beban
perekonomian
keluarga.
Biaya lebih
mahal: karena
menggunakan
alat,makanan,
pelayanan
kesehatan, dll.
Untuk
memelihara sapi.
Biaya ini sangat
subjektif yang
menjadi beban
keluarga.
Kebersihan ASI boleh langsung
diminum jadi bias
menghindari penyucian
botol susu yang tidak
Polusi dan
infeksi:
pertumbuhan
bakteri di dalam
22. benar ataupun hal
kebersihan lain yang
disebabkan oleh
penyucian tangan
yang tidak bersih oleh
ibu. Dapat menghindari
bahaya karena
pembuatan dan
penyimpanan susu
yang tidak benar.
makanan buatan
sangat cepat
apalagi di dalam
botol susu yang
hangat biarpun
makanan yang
dimakan bayi
adalah makanan
bersih akan tetapi
karena tidak
mengandung anti
infeksi, bayi akan
mudah mencret
atau kena
penularan
lainnya.
Ekonomis
Tidak perlu disterilkan
atau lebih mudah
dibawa keluar, lebih
mudah diminum,
minuman yang paling
segar dan suhu
minuman yang paling
tepat untuk bayi.
Penyusuan susu
formula dan alat
yang cukup untuk
menyeduh susu.
Penampilan Bayi mesti
menggerakkan mulut
Penyusuan susu
formula dengan
23. untuk menghisap ASI,
hal ini dapat membuat
gigi bayi menjadi kuat
dan wajah menjadi
cantik.
botol susu akan
mengakibatkan
penyedotan yang
tidak puas lalu
menyedot terus
yang dapat
menambah
beban ginjal dan
kemungkinan
menjadi gemuk.
Pencegahan
Bagi bayi yang
beralergi, ASI dapat
menghindari alergi
karena susu formula
seperti mencret,
muntah, infeksi saluran
pernapasan, asma,
bintik-bintik,
pertumbuhan
terganggu dan gejala
lainnya.
Bagi bayi yang
alergiterhadap
susu formula
tidak dapat
menghindari
mencret,
muntah,infeksi
saluran napas,
asma,
kemerahan,
pertumbuhan
terganggu dan
gejala lainnya
yang disebabkan
oleh susu
formula.
24. Kebaikan
bagi ibu
Dapat membantu
kontraksi rahim ibu,
lebih lambat datang
bulan sehabis
melahirkan sehingga
dapat ber-KB alami.
Selain itu dapat
menghabiskan kalori
yang berguna untuk
pengembalian postur
tubuh ibu. Berdasarkan
biodata statistik, ibu
yang menyusui ASI
lebih rendah
kemungkinan
menderita kanker
payudara, kanker
rahim dan keropos
tulang.
Tidak dapat
membantu
kontraksi rahim
yang dapat
membantu
pengembalian
tubuh ibu jadi
rahim perlu dielus
sendiri oleh ibu.
Tidak dapat
memperlambat
waktu datang
bulan yang dapat
menghasilkan
cara KB alami.
Berdasarkan
biodata statistik,
ibu yang
menyusui susu
formula lebih
tinggi
kemungkinan
menderita kanker
payudara.
BAB IV
25. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi
perlindungan kepada bayi melalui berbagai komponen zat kekebalan
yang dikandungnya. ASI mengandung nutrisi esensial yang cukup
untuk bayi walaupun ibu dalam kondisi kurang gizi sekalipun dan
mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit (pemusnah)
dan imunoglobulin (antibodi). Komponen ASI lain yang juga
mempunyai efek perlindungan, antara lain sitokin, laktoferin, lisozim
dan musin.
B. SARAN
Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula,
karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan
oleh sang bayi.