Dokumen tersebut membahas tentang obat-obatan untuk mengobati anemia, meliputi zat besi, vitamin B12, asam folat, dan transfusi darah. Zat besi digunakan untuk mengatasi kekurangan sel darah merah, sedangkan vitamin B12 dan asam folat diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa/megaloblatik. Transfusi darah merupakan pilihan terakhir jika anemia sudah parah.
2. Pengertian:
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
jumlah sel darah merah, kuantitas/kadar Hemoglobin,
dan volume pada sel darah merah (hematokrit) kurang
dari keadaan normal.
Seseorang dianggap menderita anemia bila Hb< 14
g/dl, Ht <41% pada pria
Hb < 12 g/dl, Ht < 37% pada wanita
3. Gejala yang biasa timbul
Pucat, konjungtiva anemis, sakit kepala, lemah dan
cepat lelah
Pada anemia berat: anoreksia, muntah, diare,
stomatitis, pingsan, tinitus ( telinga berdengung)
4. Anti Anemia
Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi
(Fe) untuk memulihkan kekurangan sel darah merah.
Selain zat besi, vitamin B12 dan asam folat sering
diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa/
megaloblatik.
Jalan terakhir jika anemia sudah mencapai stadium
akut dan parah adalah dengan transfusi darah
6. ZAT BESI (Fe)
Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb ),
Defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah
merah yang lebih kecil dengan kandungan Hb yang rendah
dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir
seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein.
Kira-kira 70% dari fe yang terdapat dalam tubuh
merupakan fe fungsional atau esensial, dan 30%
merupakan fe yang nonesensial.
7. Cara Kerja Zat Besi (Farmakokinietik)
1. Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama
berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal;
makin ke distal absorpsinya makin berkurang
diabsorpsi dalam bentuk ion ferrous (Fe2+)
dioksidasi di selmukosa menjadi bentuk ferric (Fe3+)
fosfat, antisida, teh mengurangi absorpsi
kobal, inosin, Vit C, HCl, etionen meningkatkan
absorpsi
8.
9. 3. Eliminasi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali,
biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari.
sel epitel kulit
saluran cerna yang terkelupas
keringat
urin
feses
menstruasi
10. Indikasi Fe
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan
Pengobatan anemia defisiansi fe penggunakan diluar
indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit
penimbunan besi dan keracunan besi.
11. Dosis Fe
Untuk mengatasi
defisiensi Fe dengan
cepat umumnya
dibutuhkan sekitar 200-
400 mg elemen besi
selama kurang lebih 3-6
bulan
Preparat Tablet Elemen
besi tiap
tablet
Dosis
lazim
untuk
dewasa
(∑tablet/hr
)
Fero
sulfat(hid
rat)
325 mg 65 mg 3-4
Fero
glukonat
325 mg 36 mg 3-4
Fero
fumarat
200 m 66 mg 3-4
Fero
fumarat
325 mg 106 mg 2-3
13. Efek Samping Fe
Sediaan Oral : mual dan nyeri lambung (± 7-20% ),
konstipasi (± 10% ), diare (± 5% ) dan kolik, feses
berwarna hitam
IM : reaksi lokal pada tempat suntikan yaitu berupa rasa
sakit, warna coklat pada tempat suntikan, peradangan lokal
dengan pembesaran kelenjar inguinal
IV :reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam setelah
suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil, rash,
urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan
ensefalopatia.
14. Yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu
:
Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur
Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena
dapat menganggu proses penyerapan.
Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya
dengan air jeruk
Segera minum pil setelah rasa mual, muntah
menghilang.
15. VITAMIN B12 (Sinokobalamin)
mengandung Cobalt
Kofaktor pada tranfer satu unit carbon pada sintesi
DNA
Indikasi : anemia megaloblastik, pasca pembedahan
lambung total dan pemotongan usus, defisiensi vitamin
B12.
16. Cara Kerja Vit.B12
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian
IM.
Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam
setelah suntikan IM.
Absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum; kadar puncak di
capai 8-12 jam setelah pemberian 3 mg.
Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu dengan
perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara
langsung
Disimpan di hepar
di sekresikan melalui saluran empedu dan urine.
17. Dosis Vit B12
Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa
tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya
komplikasi dan respons terhadap pengobatan
Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan
makanan: dewasa 50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-
105 mikrogram sehari, 1-3x/hari
Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan
interval 2-3 hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.
Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml,
injeksi 1 mg/ml.
19. Interaksi Vitain B12
Asam aminosalisilat : menurunkan efek
sianokobalamin
Kloramfenikol : menurunkan efek hematologi
sianokobalamin pada pasien anemia pernisiosa
Kolkisin : menyebabkan malabsorpsi sianokobalamin
Alkohol : menyebabkan malabsorpsi sianokobalamin
20. ASAM FOLAT
Asam folat terdiri atas bagian-bagian pteridin, asam
paraaminobenzoat dan asam glutamat.
Untuk sintesa DNA
Defisiensi FA bisa menyababkan anemia megaloblastik
Defesiensi FA pada ibu hamil bisa meningkatkan
kecacatan tabung saraf pusat
21. Farmakokinetik As.Folat
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali,
terutama di 1/3 bagian proksimal usus halus.
Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan
energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat
berlangsung secar difusi. Walaupun terdapat gangguan
pada usus halus, absorpsi folat biasanya masih
mencukupi kebutuhan.
22. Indikasi As. Folat
Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi
asam folat
Peningkatan kebutuhan asam folat pada kondisi
kehamilan
Profilaksis defisiensi asam folat pada pemakaian
antagonis asam folat
23. Dosis As. Folat
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0,1 mg per
oral selama 10 hari yang hanya menimbulkan respons
hematologik pada pasien defisiensi folat.
Hal ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12
yang baru memberikan respons hematologik dengan
dosis 0,2 mg per hari atau lebih.