Partisipasi PKK dalam pembangunan masyarakat DKI Jakarta perlu difokuskan pada pemberdayaan keluarga dengan memberikan prioritas pada pendidikan dan ketrampilan keluarga serta mencegah korupsi. PKK sebaiknya memfasilitasi keluarga untuk memiliki kepakaran tertentu dan semangat kewirausahaan serta mengingatkan suami agar tidak terlibat korupsi. Pendekatan ini diharapkan dapat membangun masyarakat Jak
Musni Umar: Partisipasi PKK Dalam Pembangunan Masyarakat di DKI Jakarta
1. Partisipasi PKK Dalam Pembangunan
Masyarakat di DKI Jakarta
Oleh Musni Umar, Ph.D
Sociologist and Researcher
2. Pengantar
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dengan
akronim PKK sangat penting dan strategis
keberadaanya. Selama ini PKK Jakarta Utara pada
khususnya telah berpartisipasi dalam
pembangunan masyarakat di DKI Jakarta dan
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kalau melihat 10 program PKK, maka sebagai
sosiolog saya menganggap sangat baik karena PKK
ingin turut serta memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi masyarakat, bangsa
dan negara.
3. Untuk menyegarkarkan ingatan (reminder), saya mengemukakan
kembali 10 program PKK.
1. Penghayatan Pancasila
2. Gotong royong
3. Pangan
4. Sandang
5. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
6. Pendidikan dan Ketrampilan
7. Kesehatan
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi
9. Kelestarian Lingkungan Hidup
10 Perencanaan sehat
Kesepuluh program PKK itu sangat baik, akan tetapi dalam
implementasinya tidak mudah karena terlalu banyak yang harus
dilakukan dan tidak fokus.
Oleh karena itu, sekalipun pengurus dan para aktivis PKK telah
bekerja keras dan melakukan banyak hal, tetapi diakhir masa
periode kepengurusan, sulit melihat hasilnya.
4. Harus Fokus
Dalam manajemen, terdapat akronim POAC yaitu planning,
organizing, actuating, controlling.
Dalam pelaksanaan program PKK di Jakarta Utara misalnya,
mau tidak mau dan suka tidak suka harus ada perencanaan
dengan membuat program yang sangat diperlukan anggota
dan masyarakat di Jakarta Utara.
Selain itu, harus ada pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Semua itu harus ada pembaharuan, perbaikan,
penyesuaian, peningkatan dan percepatan (akselerasi) dalam
rangka partisipasi menyukseskan "Jakarta Baru" yang
menjadi program Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur
Basuki Tjahaja Purnama.
5. Walaupun 10 program PKK diperlukan masyarakat Jakarta,
tetapi harus ada skala prioritas supaya kelihatan hasilnya dan
memberi dampak positif bagi peningkatan kehidupan
keluarga, masyarakat DKI Jakarta, serta bangsa dan negara.
Sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan di
pemerintahan, tidak ada skala prioritas dan tidak fokus,
semua mau dilaksanakan, sehingga perlu diprogramkan dan
dibuatkan anggarannya.
Oleh karena sudah diprogramkan dan dianggarkan, maka
mau tidak mau harus di laksanakan. Keterbatasan waktu,
pelaksana, tidak ada visi dan misi yang jelas, serta tujuan
yang jelas dari pelaksanaan program, dan kurang ada
pengawasan, akhirnya program dilaksanakan, sekedar
melaksanakan program yang sudah dianggarkan.
6. Akibatnya, program yang dilaksanakan tidak
memberi dampak apa-apa bagi keluarga dan
masyarakat, apalagi untuk bangsa dan negara.
Hanya sekedar kegiatan rutinitas yang
menghabiskan anggaran, tidak memberi hasil bagi
perbaikan dan peningkatan kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
Maka ke depan, pengurus PKK harus membuat
program kerja yang fokus, dan sangat diperlukan
oleh masyarakat. Selain itu, bisa dikerjakan dan
hasilnya diyakini dapat memberi manfaat langsung
ataupun tidak langsung bagi peningkatan kehidupan
keluarga, masyarakat DKI Jakarta, bangsa dan
negara.
7. Beri Prioritas Pendidikan Keluarga
Kalau melihat tingkat permasalahan sosial di DKI
Jakarta, maka program yang harus menjadi skala
prioritas jika merujuk kepada 10 program PKK adalah
pendidikan dan ketrampilan.
Pendidikan adalah kunci untuk meraih perbaikan,
peningkatan dan kemajuan keluarga, masyarakat DKI
Jakarta, bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan harus bermula dari keluarga. Pendidikan
agama dan akhlak mulia harus ditanamkan dan
diamalkan sejak dini dalam keluarga. Agama dan
akhlak mulia, merupakan pilar utama dalam hidup ini,
karena tantangan yang dihadapi makin lama makin
berat dan kompleks.
8. Ibu-ibu PKK dan para suami, harus menjadi contoh dan
teladan dalam pendidikan keluarga dan pengamalan
ajaran agama dan akhlak mulia di dalam keluarga.
Plato (lahir sekitar 427 SM dan meninggal sekitar 347
SM adalah seorang filsuf Yunani. Beliau pernah
mengatakan bahwa rumah tangga adalah miniatur
negara.
Logikanya, kalau setiap rumah tangga baik,
berpendidikan baik, taat beragama, dan berakhlak
mulia, tinggi kecintaan kepada Jakarta dan Indonesia,
maka masyarakat DKI Jakarta, bangsa dan negara
Indonesia pasti baik. Sebaliknya kalau keluarga tidak
beres, banyak masalah, maka masyarakat, bangsa dan
negara akan bermasalah pula.
9. Maka jika ingin membangun masyarakat Jakarta Utara,
masyarakat DKI Jakarta, bangsa dan negara yang baik, maju
dan sejahtera, mulailah membangun rumah tangga yang baik,
karena rumah tangga miniatur negara.
Oleh karena itu, fokus program PKK harus pada
pemberdayaan, pembinaan dan pengembangan keluarga
yang penuh dengan taburan cinta kasih (mawaddah) dan
saling sayang-menyayangi (warahmah). Silih asah silih asuh
dan silih asih harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu harus dibiasakan hidup disiplin
dalam keluarga.
Kealpaan kita selama ini, ibu-ibu PKK terlalu sibuk
melaksanakan 10 program PKK, tetapi lupa memberi skala
prioritas pada pendidikan keluarga.
10. Penting Ketrampilan/Kepakaran
Untuk meraih kemajuan dan kesuksesan dalam hidup ini,
tidak harus menjadi pegawai.
Anak-anak dan keluarga kita serta masyarakat luas di DKI
Jakarta serta seluruh masyarakat Indonesia dimanapun
mereka berada, sangat perlu didorong supaya memiliki
ketrampilan/kepakaran dalam suatu bidang yang diminati.
Segala kepakaran seperti ahli komputer, ahli akunting, ahli
mesin, ahli AC, ahli musik, ahli HP, ahli mengaji (qari'), ahli
dagang, ahli manajemen, dan lain sebagainya, diperlukan
masyarakat dan yang bersangkutan bisa hidup layak.
Kepakaran semacam itu bisa diraih oleh siapapun, tidak
perlu bergelar Doktor (Ph.D). Jadi, sebaiknya tidak menjadi
manusia generis, tahu sedikit tapi tidak ada yang didalami
dan menjadi pakar dalam bidang tertentu.
11. Ibu-ibu PKK sangat penting memberi dorongan, pencerahan dan
penyadaran kepada keluarga dan masyarakat supaya memiliki
kepakaran. Dengan memiliki kepakaran, selanjutnya didorong
menjadi bos yang menciptakan pekerjaan minimal untuk dirinya
sendiri.
Dalam jangka menengah, mereka didorong untuk menjadi
usahawan (entrepreneur). Kelemahan masyarakat kita terutama
ibu-ibu, sangat bangga kalau anaknya sudah tamat dari universitas
dan telah bekerja. Hampir tidak ada orang tua yang bangga kalau
anaknya bekerja sendiri atau merintis usaha sendiri.
Akibatnya, orang lain yang kaya raya dan menguasai ekonomi
karena menjadi usahawan, sementara mayoritas dari bangsa ini
hanya bercita-cita dan bangga menjadi buruh atau karyawan.
Ke depan, kita harus merubah cara pandang (mindset) masyarakat
kita, dan memulai langkah baru dalam rangka mengisi “Jakarta
Baru”, dengan spirit yang berkobar-kobar untuk membawa
masyarakat supaya memiliki kepakaran dan bermimpi menjadi
usahawan yang menciptakan lapangan pekerjaan.
12. Menyelamatkan Keluarga dan Suami
Ibu-ibu PKK tidak boleh lupa tanggungjawabnya
untuk menyelamatkan keluarga yaitu anak-anak
dan suami. Pada umumnya ibu-ibu sangat sabar,
tabah dan tekun menjaga suaminya, tetapi
orientasinya supaya jangan kawain lagi.
Ke depan, ibu-ibu PKK selain membina keluarga dan
masyarakat, sangat penting mengawal suami
supaya jangan terjerembab ke dalam perbuatan
korupsi.
13. Gubernur Joko Widodo beberapa waktu lalu telah
berkunjung ke KPK dan berkomitmen menjadikan DKI
Jakarta sebagai provinsi percontohan yang tidak ada
korupsi. Upaya ini wajib didukung oleh semua pihak
termasuk pengurus dan aktivis PKK.
Partisipasi yang amat penting dilakukan oleh PKK ialah
turut mencegah tidak terjadi korupsi yang bermula dari
keluarga. Caranya ialah selalu mengingatkan suami
supaya lurus, jujur dan tidak mengambil uang yang
bukan haknya. Walaupun penghasilan tidak terlalu
besar jumlahnya, tetapi mempunyai keberkahan.
Itulah yang harus diamalkan. Kalau ada kesalahan di
masa lalu supaya tobat-tidak lagi mengulangi
perbuatan lama.
14. Kesimpulan
Partisipasi PKK penting terus ditingkatkan untuk membangun masyarakat
DKI Jakarta supaya tinggi kecintaan terhadap Jakarta dan Indonesia, taat
beragama, memiliki akhlak mulia, dan memiliki semangat untuk maju.
Untuk mewujudkan hal itu, maka PKK sebaiknya dalam program kerjanya
memberi skala prioritas pada pemberdayaan dan pembinaan pada keluarga
dengan fokus pada tiga hal.
Pertama, pembinaan kepada keluarga sendiri, supaya taat beragama,
berakhlak mulia, tinggi rasa cinta kepada Jakarta dan Indonesia,
berpendidikan, disiplin dan memiliki semangat untuk maju.
Kedua, pencerahan dan penyadaran supaya setiap keluarga di dalam
masyarakat terpanggil untuk memiliki ketrampilan/kepakaran misalnya ibu-
ibu menjadi ahli memasak, ahli merias pengantin, ahli buat kue, dan anak-
anak muda menjadi ahli komputer, ahli HP, ahli AC, ahli akunting, ahli mesin
mobil, ahli mengaji (qari') dan lain sebagainya. Singkat kata setiap warga
DKI Jakarta, sebaiknya memiliki kepakaran.
15. Ketiga, mendorong dan terus mengingatkan suami dan
keluarga untuk hidup jujur dan lurus, tidak korupsi karena
merusak keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
mencegah suami dan keluarga terjerembab ke dalam
tindakan korupsi, maka hidup sederhana, banyak bersyukur,
tidak serakah, dan banyak beribadah kepada Allah
merupakan cara mencegah dan melawan korupsi.
Dengan melakukan tiga hal tersebut yang dimulai dari diri
sendiri, keluarga dan lingkungan masing-masing, maka
berarti telah berpartisipasi membangun Jakarta Baru dan
Indonesia yang maju, adil dan makmur.
* Musni Umar adalah Sociologist and Researcher, Direktur
Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED).
* Makalah ini dipersiapkan untuk dipresentasikan dalam
Program Kegiatan Pemberdayaan PKK Jakarta Utara, 4
Desember 2012, di Hotel Gran Cempaka, Jakarta.