2. Johar Baru terletak di Jakarta Pusat dan merupakan
satu Kecamatan dari hasil pemekaran Kecamatan
Cempaka Putih. Ia terbagi kepada 4 (empat)
kelurahan yaitu Johar Baru, Kampung Rawa, Tanah
Tinggi, dan Galur.
Kecamatan Johar Baru mempunyai 40 Rukun
Warga (RW), dan 558 Rukun Tetangga (RT).
Kecamatan Johar Baru, mempunyai luas wilayah
238,16 hektar, dengan jumlah penduduk sebanyak
133.239 jiwa, dan 8.734 kepala keluarga.
3.
4. Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa tingkat
kepadatan penduduk permeter persegi yang menghuni
Johar Baru (JB) sangat padat, yaitu Luas Johar Baru
237,70 hektar dikali dengan 10.000 meter persegi,
karena 1 hektar sama dengan 10.000 meter persegi,
sehingga ditemukan luas seluruh Johar Baru adalah
2.337.000 meter persegi.
Jika luas Johar Baru 2.337.000 M2 dibagi dengan
jumlah penduduk Johar Baru sebanyak 133.239 jiwa,
maka hasilnya setiap meter persegi di Johar Baru,
dihuni oleh 17 orang.
Itu sebabnya Johar Baru sering disebut sebagai
kawasan terpadat di Indonesia, bahkan ada yang
mengatakan terpadat di Asia Tenggara.
5. Permasalahan di Johar Baru
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi di
Johar Baru menimbulkan banyak masalah. LPMJ
menyebut di Johar Baru ada sekitar 28 masalah, salah
satunya adalah persoalan hunian warga, sehingga
banyak warga yang tidur gantian (shift-shitfan).
Selain itu, pendidikan anak-anak yang amat
memprihatinkan, tingkat pengangguran tinggi,
kemiskinan merajalela dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau kawasan itu
banyak bergolak dalam bentuk konflik sosial yang
populer dengan sebutan “tawuran”. Menurut saya,
konflik sosial yang sering terjadi di Johar Baru,
merupakan manifestasi dari protes sosial karena
mereka frustasi atas kepedihan yang dialami dan
hilangnya harapan para remaja terhadap masa depan.
6. Pembangunan Rumah Deret Vertikal
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat Johar
Baru yang sangat banyak dan kompleks, harus dimulai dengan
menyediakan tempat tinggal warga dengan membangun rumah
deret vertikal yang menjulang ke angkasa. Oleh karena itu, saya
merujuk pada 9 program unggulan Jokowi-Ahok yang
disampaikan dalam kampanye pemilukada DKI Jakarta tahun 2012
tentang Perumahan Rakyat dan Penataan Kampung meliputi:
1. Pembangunan rumah susun sewa yang terpadu dengan
fasilitas pasar, kesehatan dan olah raga.
2. Mendorong pembangunan hunian vertikal.
3. Penataan kampung dan lingkungan kumuh
Pada point 1 rumah susun sewa (rumah deret vertikal) saya usul
supaya ada subsidi silang bagi masyarakat yang kurang mampu.
Alasannya, hasil penelitian saya di Johar Baru tahun 2011 dan Hasil
Pemetaan konflik sosial 2013, saya menemukan banyak warga
yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan penghasilan tetap
(bekerja serabutan), sehingga dikhawatirkan tidak mampu
menyewa rumah susun.
11. Pemecahan Pengangguran dan Kemiskinan
Pemecahan pengangguran dan kemiskinan di Johar
Baru, harus dimulai dengan merubah cara berfikir
(mindset), budaya dan memberi kepakaran kepada
warga. Maka saya usul supaya didirikan Pusat
Pelatihan Kepakaran (PPK) Warga Johar Baru.
Hal tersebut sangat penting supaya warga Johar Baru
mampu memanfaatkan peluang yang disiapkan
pemprov DKI Jakarta dalam penataan PKL melalui:
- Penyediaan ruang bagi ekonomi informal/PKL pada
kawasan perkantoran dan perdagangan
- Membangun mall khusus bagi PKL
- Memperbaiki pasar-pasar tradisional
Untuk mendorong kemajuan masyarakat bawah, perlu
diberi modal usaha dengan bunga rendah.
15. Penutup
Demikianlah pokok-pokok pikiran tentang
pembangunan rumah deret vertikal, pemecahan
pengangguran dan kemiskinan di Johar Baru.
Semoga bisa membuka dialog untuk mewujudkan
pembangunan Johar Baru yang memberdayakan
dan memajukan seluruh masyarakat Johar Baru.
Jakarta, 26 Maret 2014