SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
KUALITAS LAYANAN 
MULYONO
PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN 
(SERVICE QUALITY) 
1. Menurut Zeithaml (1990 : 19) Kualitas Layanan adalah “Service quality is the extent of 
discrepancy between customer’s expectations or desires and their perceptions. 
Yang kurang lebih memiliki arti : kualitas layanan adalah ketidaksesuaian antara harapan 
atau keinginan konsumen dengan persepsi konsumen. 
Kualitas layanan mempunyai banyak karakteristik yang berbeda sehingga kualitas layanan 
sulit untuk didefinisikan atau diukur.
Menurut Boone & Kurtz (1995 : 439) 
• “Service quality refers to the expected perceived quality of service offering. It 
is primary determinant of customer satisfaction or disatisfaction”. 
• Yang kurang lebih memiliki arti : bahwa kualitas layanan mengacu pada kualitas 
yang diharapkan dalam penawaran jasa. Kualitas ditentukan dalam kepuasan 
atau ketidak puasan konsumen.
Menurut Mangold & Babakus (1991 : 
60) 
• “Service quality is the outcome of a process in which consumers’ expectations 
for the service are compared with their perceptions of the service actually 
delivered” Yang kurang lebih memiliki arti : kualitas layanan adalah hasil dari 
proses di mana ekspetasi konsumen dalam menggunakan jasa dibandingkan 
dengan penyampaian jasa yang sesungguhnya.
3 KARAKTERISTIK KUALITAS LAYANAN 
(a. INTANGIBLE) 
• Kualitas layanan bersifat intangible yaitu tidak dapat diraba karena kualitas layanan adalah hasil bukan 
suatu produk. 
• Menurut Schneider & White (2004, p.6) kualitas layanan tidak dapat dilihat, disentuh, atau disimpan,dengan 
kata lain kualiats layanan tidak mempunyai manifestasi fisik. 
• Kualitas layanan dapat diproses melalui pengalaman. “Services yield psychological experiences more than 
they yield physical possesions.” (Schneider & Bowen, 1995, p.19) Yang artinya bahwa layanan lebih 
menghasilkan pengalaman psikologi daripada menghasilkan posesi psikologi.
b. Heterogeneous 
• Kualitas layanan bersifat heterogeneous yaitu beraneka ragam karena hasil 
tergantung dari perbuatan yang dijalankan oleh individual yang terlibat, dari produsen 
ke konsumen yang mungkin tidak mempunyai ekspektasi yang sama (Zeithaml et al, 
1990). 
• Menurut Schneider & White (2004, p.8) heterogeneity dapat menyebabkan layanan 
lebih sulit untuk diukur dan dalam melakukan kontrol kualitas untuk menjamin kualitas 
layanan mempunyai standar yang seragam.
c. Indivisible atau Inseparability 
• Kualitas layanan bersifat indivisible atau inseparability karena proses produksi 
dan konsumsi terjadi secara serempak. 
• Schneider & White (2004, p.7) menyatakan bahwa fitur yang terpenting dari 
inseparability dari layanan adalah perusahaan harus berjuang untuk 
memastikan bahwa ketika layanan sedang diproduksi produsen harus 
mengetahui jumlah maksimal dari konsumen yang akan memakai layanan 
tersebut.
PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN 
INTERNAL 
(INTERNAL SERVICE QUALITY) 
• Cheng (2001) mengungkapkan bahwa dalam dunia hospitality yang 
terpenting adalah bagaimana karyawan diperlakukan dalam 
perusahaannya. 
• Tidak hanya diukur dari gaji yang diberikan namun juga dari 
lingkungan dan kondisi tempat bekerja Menurut Reynoso & Moores 
(1995) 
•
Kualitas Layanan Internal [Internal 
Service Quality] • Employees must receive good service from others within the organization in order to deliver good 
service to external costumers. yang kurang lebih memiliki arti bahwa karyawan harus menerima 
layanan yang baik dari kolega-kolega di perusahaan agar dapat menyampaikan layanan yang baik ke 
konsumen eksternal. 
• Heskett et al (1994) mengartikan kualitas layanan internal sebagai kualitas dari lingkungan kerja yang 
memberikan kontribusi terhadap kepuasan karyawan. 
• Menurut Heskett et al (1994), kunci penting dari perusahaan-perusahaan yang sukses yaitu kesetiaan 
konsumen dan kepuasan karyawan. Dengan meningkatnya kesetiaan konsumen dan kepuasan 
karyawan maka akan menghasilkan profit.
Heskett mengemukakan 5 kunci penting 
yaitu : 
1. Profit dan perkembangan perusahaan tergantung dari kesetiaan konsumen. 
2. Kesetiaan adalah hasil langsung dari kepuasan konsumen. 
3. Kepuasan konsumen sebagian besar dipengaruhi oleh nilai dari jasa-jasa yang diberikan 
ke konsumen. 
4. Nilai dari jasa-jasa tersebut dihasilkan dari kepuasan, kesetiaan dan produktivitas 
karyawan. 
5. Kepuasan, kesetiaan dan produktivitas karyawan adalah hasil dari layanan internal dari 
perusahaan.
KUALITAS PELAYANAN 
• Pelayanan dapat diartikan sebagai aktifitas yang dilakukan satu pihak kepada 
pihak lain, baik dengan menggunakan alat maupun tidak dan pelayanan dapat 
berlangsung biasanya karena ada suatu keinginan yang akan dicapai. 
• Perusahaan yang menjual produk, di mana pelayanan dimaksudkan untuk 
menciptakan kepuasan konsumen dengan maksud perusahaan dapat 
mempertahankan konsumen yang sudah ada dan sekaligus merekrut konsumen 
baru.
DEFINISI PELAYANAN 
• Kegiatan yang dapat diidentifikasi dan bersifat media penghubung antara satu pihak dengan pihak lain 
dengan maksud dan tujuan tertentu. 
• Sebuah aktifitas yang sifatnya sebagai penghubung antara yang diberikan layanan (menerima 
layanan) dengan tujuan yang hendak dicapai. 
• Pelayanan harus dipandang sebagai suatu manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan 
tersebut, yaitu pihak yang melaksanakan pelayanan, di mana akan memperoleh imbalan jasa, seperti 
uang atau kepercayaan dari pihak yang terlayani dan pihak yang terlayani, di mana akan memperoleh 
hasil yang diinginkan, baik hasil dalam bentuk materi maupun moril. 
• Aktifitas yang mendukung kelancaran pemasaran produk dari perusahaan kepada konsumen yang 
tidak bisa dipisahkan dari semua aktifitas pemasaran, karena penilaian konsumen biasanya akan 
berakhir pada proses pelayanan terutama ketika produk diterima konsumen.
PENGERTIAN PELAYANAN 
• Sesuatu yang terpenting dalam ilmu pemasaran, di mana strategi pemasaran yang dilaksanakan 
perusahaan harus didukung dengan pelayanan yang baik pula, karena pelayanan dapat tercipta pada 
saat konsumen mulai menawarkan produk dan pada saat terjadi transaksi penjualan. 
• Perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan konsumen atau pelanggan harus mengedepankan 
kualitas pelayanan, karena secara empiris, kebanyakan konsumen lebih tertarik pada suatu 
perusahaan disebabkan pelayanan yang diterima dari perusahaan tersebut. 
• Pelayanan bagi perusahaan yang berorientasi laba atau profit tidak semata-mata hanya dilihat dari 
kelancaran aktivitas perusahaan melayani konsumen atau pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan 
keinginan akan barang, tetapi pelayanan harus dibarengi dengan suatu sikap dan perilaku, komunikasi 
serta adanya perbaikan hal-hal yang dianggap dapat merugikan pelanggan, seperti penggantian 
barang yang rusak dan adanya garansi atau potongan harga yang kesemuanya merupakan upaya 
mempererat hubungan dengan pelanggan agar dapat bertahan.
• Menurut Santoso (199 : 67) menyatakan bahwa pelayanan adalah aktivitas yang mendukung 
pemasaran produk dengan mengedepankan beberapa variabel penting, seperti kualitas barang, 
harga terjangkau, pemberian potongan harga selain sikap, komunikasi dan perilaku dalam 
menyampaikan barang kepada pelanggan atau pembeli. 
• Hal tersebut, berarti perusahaan harus berupaya menciptakan kualitas sumber daya manusia 
sebagai faktor yang perlu disejajarkan dengan faktor lain jika menginginkan meningkatnya 
pelanggan atau pembeli, karena tanpa kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, maka 
semua faktor-faktor lain yang dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi aktivitas 
pemasaran tidak akan berjalan dengan baik dan berkualitas.
SYARAT-SYARAT KUALITAS 
PELAYANAN 
• Kualitas pelayanan merupakan gambaran pelaksanaan pelayanan berjalan sesuai 
yang ditetapkan. Misalnya penggunaan waktu relatif cepat, tingkat penyelesaian 
pekerjaan relatif cepat dan kualitas pekerjaan. Hal ini menunjukkan, bahwa kualitas 
pelayanan berarti ada efektifitas dan efisiensi yang tercipta pada suatu yang 
aktifitas pelayanan. 
• Guna mengetahui kualitas pelayanan, perusahaan tidak bisa menentukan sendiri 
keberhasilannya, tetapi harus melibatkan pula pelanggan didalamnya, karena yang 
menerima atau merasakan pelayanan adalah pelanggan atau pembeli, sedangkan 
perusahaan hanya bertindak sebagai pemberi pelayanan.
DEFINISI KUALITAS PELAYANAN 
• Standar tingkat pelayanan yang diberikan 
kepada pihak yang membutuhkan pelayanan 
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan 
dan pihak yang dilayani merasa puas dan 
memberikan respon positif.
PENGERTIAN KUALITAS PELAYANAN 
• Bentuk pelayanan yang memenuhi standar yang ditetapkan. 
• Misalnya kualitas pelayanan bagi perusahaan, berarti ukurannya adalah besarnya 
perbandingan antara output dengan input, relatif rendahnya jumlah jam kerja 
digunakan, tetapi hasilnya sesuai yang direncanakan dan kecepatan menyelesaikan 
pekerjaan sesuai yang ditargetkan, tetapi hasilnya memenuhi syarat, sedangkan 
standar ukuran kualitas pelayanan bagi konusmen, berarti konsumen merasa puas 
atas layanan yang diberikan atau diterima dan juga adanya tingkat keper-cayaan 
konsumen terhadap perusahaan.
KUALITAS PELAYANAN 
• Tingkat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada 
konsumen yang barometernya dapat dilihat dari prosedur atau 
mekanisme pelayanan itu sendiri dan didukung reaksi konsumen 
yang ditandai dengan kepuasan.
• Menyimak pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa kualitas pelayanan dapat diartikan apabila tercapai 
prosedur pelayanan yang telah ditentukan di satu sisi dan relatif kecilnya keluhan pelanggan atau pembeli 
terhadap pelayanan yang diberikan pada sisi lain, maka cara yang perlu ditempuh pihak manajemen 
sekolah terhadap kualitas pelayanan adalah menyebarkan angket berisikan pertanyaan dan dilakukan 
secara terbuka dan alat yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan adalah perkembangan penjualan. 
Artinya, peningkatan dan penurunan penjualan tidak terlepas dari peranan kualitas pelayanan yang 
diberikan perusahaan kepada pelanggan.
• Hal ini cukup rasional, karena semakin banyaknya tumbuh dan berkembang dunia usaha 
dewasa ini akan memberikan suatu dampak bagi konsumen untuk menetapkan produk 
dan perusahaan mana yang terbaik, sehingga faktor utama yang diterima sebagai 
penentu pengambilan keputusan pembelian suatu produk adalah kualitas layanan. 
• Misalnya sikap dan perilaku serta komunikasi perusahaan terhadap pelanggan atau 
pembeli, keringanan pembayaran untuk pengantaran barang sampai ditujuan, potongan 
harga yang memuaskan serta cara pemesanan produk yang efektif.
TUJUAN KUALITAS LAYANAN 
• Terwujudnya efektifitas kerja. 
• Meningkatkan kualitas kerja. 
• Meningkatkan volume pekerjaan. 
• Efektifitas kerja terwujud, berarti perusahaan telah 
memanfaatkan semua sumber daya secara baik, sehingga kualitas 
pelayanan secara otomatis juga terwujud.
KUALITAS KERJA MENINGKAT 
• Berarti perusahaan telah menempatkan personil pada 
posisi atau jabatan yang tepat, sehingga personil akan 
dengan cepat memberikan pelayanan kepada konsumen.
VOLUME PEKERJAAN YANG 
MENINGKAT 
• Berarti perusahaan telah berhasil menjalankan konsep 
atau strategi pemasaran dengan baik, sehingga penjualan 
yang meningkat tidak bisa terlepas dari adanya pelayanan 
yang baik pula kepada konsumen.
SYARAT-SYARAT KUAITAS PELAYANAN 
(PENEMPATAN KARYAWAN YANG TEPAT DAN SESUAI) 
• Penempatan karyawan sesuai posisi atau jabatan akan dapat 
diwujudkan dengan memulai dari perekrutan karyawan, di mana 
karyawan yang direkrut harus disesuaikan (match) antara jabatan 
yang akan diduduki dengan latar belakang pendidikan, keterampilan dan 
keahlian.
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA 
YANG HANDAL 
• Perusahaan harus melakukan kegiatan pengembangan kualitas sumber daya 
manusia dengan cara pemberian pendidikan dan pelatihan agar karyawan 
mendapatkan tambahan pengetahuan terutama pengetahuan yang disesuaikan 
dengan posisi atau jabatan yang diembannya agar karyawan bersangkutan 
dapat meningkatkan kinerjanya lebih baik.
MASALAH UNSUR MANUSIA YANG 
UTAMA 
• Kualitas pelayanan juga sangat ditentukan dengan adanya sistem dan 
prosedur pelayanan yang jelas. 
• Perusahaan harus menetapkan satu sistem dan prosedur yang sifatnya 
permanen tentang pelaksanaan pelayanan agar karyawan mengacu 
pada sistem dan prosedur tersebut.
PELAKSANAAN PENGAWASAN YANG 
BAIK 
• Pelaksanaan pengawasan terhadap semua pihak yang terlibat dalam aktifitas 
pelaksanaan pelayanan harus dilaksanakan secara baik agar apa yang telah 
direncanakan sesuai dengan yang dilaksanakan. 
• Syarat-syarat kualitas pelayanan dimaksudkan di atas merupakan syarat 
keputusan yang diambil sekolah, namun harus diingat pula bahwa motivasi dan 
semangat kerja adalah kekuatan yang muncul dari dalam diri guru untuk 
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
• Sekolah harus mampu mendorong seorang guru untuk bekerja secara optimal 
dengan memperbaiki masalah kesejahteraan (gaji dan upah), masalah rolling 
jabatan, karena biasanya guru jenuh atas pekerjaan yang berulang-ulang 
dilakukan. 
• Masalah cuti, karena karyawan biasanya secara fisik sudah tidak mampu 
bekerja secara maksimal, maka dengan memberikan waktu istirahat diharapkan 
mampu memberikan motivasi dan semangat kerja yang baru setelah menjalani 
masa cuti.
PENGERTIAN KUALITAS 
LAYANAN • Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk 
memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap 
spesifikasi. 
• W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian kebutuhan pasar atau apapun yang 
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. 
• Menurut Philip B Crosby kualitas adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai 
nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. 
• Feigenbaum mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
PELAYANAN PRIMA 
• Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian 
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan 
pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam standar pelayanan juga terdapat 
baku mutu pelayanan. 
• Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent services” yang secara harfiah berarti 
pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai standar pelayanan yang berlaku. 
• Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang 
terbaik. 
• Parasuraman, Zeithaml dan Berry merumuskan model kualitas pelayanan yang menyoroti persyaratan-persyaratan 
utama untuk memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan.
Lima gap yang memungkinkan kegagalan penyampaian pelayanan jasa 
(a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) 
• Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, pemanfaatan 
yang tidak memadai atas temuan-temuan penelitian, 
• Kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, 
• Komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta banyaknya tingkatan 
manajemen. 
• Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi adalah dengan 
menampilkan standar yang mencerminkan persepsi manajemen atas harapan 
konsumen.
manajemen terhadap harapan 
konsumen dan spesifikasi 
• Kualitas pelayanan yangk duibeariklaint kaepsad ap koensluameyn saanngaat dnipengaruhi oleh 
standar yang mereka evaluasi. 
• Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen maka kualitas 
pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk dan sebaliknya. 
• Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan 
konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu 
yang jelas.
c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan 
• Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain kurang terlatihnya karyawan, 
beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kerja atau tidak 
mau memenuhi standar kerja yang ditentukan.
d. Gap antara penyampaian 
pelayanan dan komunikasi 
eksternal 
• Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang dibuat oleh perusahaan 
namun mereka mendapatkan pelayanan yang tidak nyata artinya janji yang 
diiklankan perusahaan tidak ada dan tidak terpenuhi.
e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan 
• Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada pelayanan yang 
diharapkan atau pelayanan yang diharapkan sama dengan pelayanan yang 
diterima, maka perusahaan akan menerima citra dan dampak yang positif. 
• Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, pengalaman 
masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Untuk menutupi 
kesenjangan yang terakhir ini maka harus ditutupi dengan keempat kesenjangan 
yang lain.
Model PZB atau analisis model SERVQUAL 
merupakan analisis untuk mengukur 
lima dimensi kualitas jasa yaitu; 
1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan 
layanan 
yang akurat sejak pertama. 
2. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia 
layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan 
segera. 
3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta 
kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan 
(confidence).
4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya 
dan 
bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal 
kepada 
para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan 
dan 
material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
• Konsep kualitas layanan menurut pandangan Cristoper Lovolock; suatu produk 
bila ditambah dengan pelayanan akan menghasilkan suatu kekuatan yang 
memberikan manfaat lebih.
Delapan suplemen pelayanan 
menurut Lovolock yaitu; 
a. Informating 
Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari 
produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. Penyediaan informasi 
memberikan kemudahan kepada pelanggan. 
b. Consultation 
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya customer akan 
membuat keputusan, yaitu membeli atau tidak. 
c. Undertaking 
Keyakinan melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk 
memesan produk yang diinginkan. 
d. Hospitality 
Pelanggan yang berurusan secara langsung ketempat-tempat transaksi 
akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari 
karyawan, ruang tunggu yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, 
hingga tersedianya toilet yang bersih.
e. Caretaking 
Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut pelayanan yang 
berbeda-beda pula. Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual. 
f. Exeption 
Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misal; 
bagaimana dan dengan cara apa perusahaan mengalami klaim-klaim 
pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya 
suatu produk, resitusi akibat produk tidak bisa dipakai. 
g. Billing 
Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik pembeli untuk 
bertransaksi sering gagal pada titik ini. Penjual harus memperhatikan hal-hal 
yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran 
atau pengisian formulir transaksi. 
h. Payment 
Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan berdasarkan 
keinginan pelanggan. Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, 
transfer bank, kredit card dan sebagainya.
• Model kesetiaan dalam bisnis 
• Adalah sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. Sumber-sumber 
perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan pihak-pihak yang 
berkepentingan lainnya dengan harapan bahwa tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai 
bahkan terlampaui. Contoh khas model ini adalah kualitas produk atau pelayanan yang 
membuat pelanggan puas, yang pada gilirannya menghasilkan kesetiaan pelanggan, dan 
selanjutnya mendatangkan keuntungan. 
• Beberapa jenis ikatan kesetiaan dalam bisnis; 
• 1. Ikatan hukum (kontrak) 
• 2. Ikatan teknologis (teknologi bersama) 
• 3. Ikatan ekonomi (ketergantungan) 
• 4. Ikatan pengetahuan 
• 5. Ikatan sosial 
• 6. Ikatan budaya atau etnis 
• 7. Ikatan ideologis 
• 8. Ikatan psikologis 
• 9. Ikatan geografis 
• 10. Ikatan waktu 
• 11. Ikatan perencanaan
KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN 
OLEH TIGA FAKTOR 
a. Kekuatan hubungan 
b. Alternatif yang dipersepsikan 
c. Kejadian-kejadian kritis
• Asumsi dasar dari semua model kesetiaan adalah bahwa 
upaya mempertahankan pelanggan yang ada sekarang itu 
lebih murah daripada upaya mendapatkan pelanggan baru.
Keuntungan yang meningkat yang terkait dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan menurut Buchanan 
dan Gilles (1990) adalah 
1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan 
berlangsung, semakin rendah biaya pembayaran kembali. 
2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan 
biaya. 
3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu 
sensitif terhadap harga. Ini dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil 
dan 
peningkatan dalam hasil penjualan. 
4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan merujuk orang 
lain kepada bisnis ini.
5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk ancillary 
dan produk-produk 
tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 
6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan perusahaan 
dan lebih sedikit 
kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit 
perusahaan lain untuk masuk 
kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar.
7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena mereka sudah 
mengenal 
baik prosesnya, membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan konsisten dalam 
pesanannya. 
8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang meningkat membuat 
pekerjaan 
pegawai lebih mudah dan lebih memuaskan.
MANAJEMEN MUTU TERPADU DI 
SEKOLAH 
• Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang semakin ketat bersaing dewasa ini. 
• Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management (TQM) atau disebut pula 
Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu komponen 
terkait. M. Yusuf Hanafiah dkk mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) sebagai suatu pendekatan yang 
sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan 
pelanggan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. 
• Sedangkan yang dimaksud dengan Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara 
mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh 
semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang 
berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini 
maupun yang akan datang.
MERAIH MUTU 
(1. KOMPONEN DAN PRINSIP-PRINSIP 
Komponen yang terkait deDngaAn mLutAu pMendi diMkan UyanTg teUrm uaPt dEalaNm bDukuI PDandIuKan MAanNajem)e n Sekolah ada 
lima macam; 
a. Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya. 
b. Guru, meliputi kemampuan profesional, moral kerja (kemampuan personal), dan kerjasama (kemampuan 
sosial). 
c. Kurikulum, meliputi relevansi konten (isi) dan operasionalisasi proses pembelajarannya. 
d. Sarana dan prasarana, meliputi kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran. 
e. Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), yaitu partisipasinya dalam 
pengembangan program-program 
pendidikan sekolah.
• Mutu komponen-komponen tersebut diatas menjadi fokus perhatian kepala 
sekolah. 
• Selama ini sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa sebagai 
bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. 
• Dalam Pengelolaan Mutu Total (PMT), sekolah dipahami sebagai suatu unit 
layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran.
• Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah 
pelanggan internal dan ekternal. 
• Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. 
• Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan 
sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier 
(pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
Delapan prinsip yang harus diterjemahkan dalam tataran praktis manajerial sekolah dalam rangka 
memanajemen pola organisasi demi meningkatkan mutu pendidikan 
(FOKUS PADA PELANGGAN) 
• Organisasi bergantung pada pelanggan. Oleh karenanya, 
organisasi harus memahami kebutuhan masa kini dan 
masa mendatang dari pelanggannya, serta harus 
memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan. 
• Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara 
pelanggan adalah tujuan tertinggi dari sekolah. Tanpa 
fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan manajemen mutu 
tidak berarti. Organisasi yang berfokus pada orientasi 
pelayanan sebagai perangkat utama dalam melaksanakan 
misinya.
• Sedangkan dalam lingkup pendidikan, kepuasan pengguna 
jasa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting 
dalam TQM. 
• Oleh sebab itu, identifikasi pengguna jasa pendidikan dan 
kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial. 
• Adapun langkah pertama TQM adalah memandang peserta 
didik sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
b. Kepemimpinan 
• Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah 
dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten serta didukung pula dengan taktis dan 
strategis. 
• Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap 
manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menenngah atau kepala sekolah) terhadap kualitas 
jasa pendidikan. 
• Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan 
melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinu. Dewan sekolah, pengawas dan 
administrator berperan dalam memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan sekolah.
• Merekalah yang memiliki masa depan, dan mereka jugalah yang berkemampuan mengajak para guru 
dan staf untuk mau menerima visi itu sebagai milik mereka, agar memiliki komitmen untuk 
mewujudkun visi tersebut. 
• Pemimpin perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk memimpin, 
kejujuran dan integritas, kepercayan diri, inisiatif, kreativitas/originalitas, adaptabilitas/fleksibelitas, 
kemampuan kognitif, serta pengetahuan dan karisma. Kualitas manajerial pimpinan harus dapat 
memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas 
kepemimpinan yang sama – yang diperlukan untuk mengembangkan budaya TQM. Oleh sebab itu 
keterlibatan langsung pemimpin lembaga pendidikan sangat penting.
Dimensi-dimensi untuk pelayanan : 
1. Penampilan 
2. Keterpercayaan 
3. Ketanggapan 
4. Kompetensi 
5. Kesopanan 
6. Kredibilitas 
7. Keamanan 
8. Kemudahan akses 
9. Pemahaman pelanggan
PELIBATAN ANGGOTA 
• Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan 
penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi. 
• Para karyawan harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan 
tujuan serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mutu, sehingga 
setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan 
yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya. 
• Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas 
sampai bawah dan juga persilangan antar fungsi, terlibat dalam perubahan.
d. Pendekatan Proses 
• Pendekatan proses adalah suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, 
dan peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses mutu) 
dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan daripada keinginan 
fungsional. 
• Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup signifikan, karena 
banyak manajemen yang lebih berorientasi pada produk daripada proses.
E. PENDEKATAN SISTEM PADA 
MANAJEMEN 
• Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai bagian/komponen yang 
satu sama lain saling tergantung untuk menuju tujuan. 
• Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara keseluruhan daripada 
bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai holistik.
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN 
• Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara menyeluruh hendaknya 
dijadikan sebagai sasaran tetap dari organisasi. Proses berkesinambungan adalah 
prinsip dasar dimana mutu menjadi pusatnya. 
• Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (continous quality 
improvement atau CQI) dan (continous process improvement). Komitmen terhadap 
kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi bersama.
• Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam lembaga pendidikan 
harus menggunakan pendekatan sistem terbuka atas fungsi inti lembaga 
pendidikan – student learning. 
• Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menjamin kualitas lembaga 
pendidikan ini, yaitu pendekatan akreditasi, pendekatan outcome assesment, 
dan pendekatan sistem terbuka.
Pendekatan Fakta pada Pengambilan 
Keputusan 
• Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. 
Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat atau informasi 
lisan seringkali menimbulkan bias. 
• Oleh karena itu, manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan 
fakta dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. 
• Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak pendapat, pengujian, 
analisis statistik dan lain-lain yang memberikan hasil yang objektif.
h. Hubungan yang Saling 
Menguntungkan dengan 
Pemasok 
• Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang saling 
bergantung dan saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan 
keduanya untuk menciptakan nilai. 
• Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan yang kuat dengan 
para pemasok dan pelanggan untuk menjamin terjadinya perbaikan mutu 
secara berkesinambungan dalam menghasilkan barang dan jasa.
Kualitas jasa yang unggul dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan dan akan 
memberikan berbagai manfaat, seperti; 
1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi 
harmonis 
2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang 
3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan 
4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of 
mouth) yang 
menguntungkan bagi perusahaan 
5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan 
6) Laba yang diperoleh dapat meningkat. 
•
KEPUASAN PELANGGAN 
• Menurut Kolter, kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah 
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan harapannya. Beberapa pakar 
mendefinisikan kepuasan pelanggan. 
• Day dalam Tse dan Wilton, 1998 mendefinisikan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan 
terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal 
sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. 
• Dari kedua definisi diatas, maka dapat diketahui adanya kesamaan tentang komponen kepuasan 
pelanggan yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pada umumnya harapan-harapan 
pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang ia terima 
setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, 
metode yang dapat diterapkan menurut 
Kolter antara lain; 1. Sistem keluhan dan saran 
2. Survei kepuasan pelanggan 
3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 
4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 
5. Obyek penelitian
• Dari uraian kepuasan pelanggan dan manfaat diatas, dalam pembahasan ini 
sebagai perusahaannya adalah lembaga pendidikan, dan sebagai pelanggannya 
tentu pelanggan internal ( guru, laboran, pustakawan, dan administrator) dan 
eksternal (siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat dan pemakai jasa 
lulusan).
Manajemen Mutu Terpadu (Total 
Quality Management) 
• Pendidikan menawarkan dan memberikan solusi yang komprehenship sehingga 
diharapkan model kualitas layanan disekolah mendapatkan respon positif dari 
pelanggan baik pelanggan internal (guru, laboran, pustakawan, administrasi) 
maupun pelanggan ekternal yakni pelanggan primer (siswa), pelanggan 
sekunder (orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tersier 
(pengguna jasa lulusan) dalam rangka memberikan kualitas layanan terbaik 
atau pelayanan prima (exellent services) bagi pelanggan.
• Model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang dikembangkan Parasuraman, Zeithaml 
dan Berry yang dikenal dengan model PZB atau analisis model SERVQUAL, yang berisi; Reliabilitas 
(reliability), Daya tanggap (responssiveness), Jaminan (assurance), Empati (empathy), dan Bukti fisik 
(tangibles) rasanya tidak berlebihan bila diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga diharapkan 
dapat meningkatkan kualitas layanan dengan sebaik mungkin, efektif dan efisien. 
• Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga 
pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua 
unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa 
yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik 
masa kini maupun yang akan datang.
A. KESIMPULAN 
• Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu 
memberikan pelayanan yang terbaik. 
• Dimensi-dimensi untuk pelayanan : Penampilan, Keterpercayaan, Ketanggapan, 
Kompetensi, Kesopanan, Kredibilitas, Keamanan, Kemudahan akses, Pemahaman 
pelanggan. 
• Kualitas sama dengan mutu, baik buruknya pelayanan merupakan gambaran dari 
tingkat kualitas pelayanan yang disajikan kepada pelanggan. 
•
B. SARAN 
• Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan berupaya meningkatkan kualitas layanan 
dalam dunia pendidikan agar menjadi nilai tawar bagi pelanggan, maka apa yang 
telah penulis paparkan diatas diharapkan dapat diambil manfaatnya bagi penulis 
dan pembaca. 
• Saran yang membangun kami harapkan, untuk penyempurnaan penulisan-penulisan 
selanjutnya.
Thank You 
MULYONO 
Make Presentation much more fun

More Related Content

What's hot

Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.LaOde Muhamad Arifin
 
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelangganBab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelangganJudianto Nugroho
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Tika Nafisah
 
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas PelangganBab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelangganarief kurniawan
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Prinsip dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
Prinsip dan Tujuan Komunikasi InterpersonalPrinsip dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
Prinsip dan Tujuan Komunikasi InterpersonalErvina Nurjanah
 
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke  2 . lokasi pabrikPertemuan ke  2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrikZall Zallibeng N
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranPutri Sanuria
 
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasi
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasiBab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasi
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasiJudianto Nugroho
 
Tantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdmTantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdmAyuAgustini
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalmisbahulkausar
 
Persepsi konsumen
Persepsi konsumenPersepsi konsumen
Persepsi konsumendwie_radet
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...yoan santoso
 

What's hot (20)

Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.Presentation seminar hasil penelitian.
Presentation seminar hasil penelitian.
 
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelangganBab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Bab 5 menciptakan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
 
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas PelangganBab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Prinsip dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
Prinsip dan Tujuan Komunikasi InterpersonalPrinsip dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
Prinsip dan Tujuan Komunikasi Interpersonal
 
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke  2 . lokasi pabrikPertemuan ke  2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaran
 
Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)
 
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasi
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasiBab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasi
Bab 15 merancang dan mengelola saluran pemasaran terintegrasi
 
Tantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdmTantangan kompetitif msdm
Tantangan kompetitif msdm
 
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Sidang Skripsi
Sidang SkripsiSidang Skripsi
Sidang Skripsi
 
Persepsi konsumen
Persepsi konsumenPersepsi konsumen
Persepsi konsumen
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
 

Similar to Kualitas layanan

TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN
TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANANTUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN
TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANANklaudiusandersen
 
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAAN
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAANPERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAAN
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAANRonny Romdhon
 
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptx
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptxStrategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptx
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptxYosepHernawan2
 
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAKANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAKSTIE PONTIANAK INDONESIA
 
Kualitas Pelayanan Garuda Indonesia
Kualitas Pelayanan Garuda IndonesiaKualitas Pelayanan Garuda Indonesia
Kualitas Pelayanan Garuda IndonesiaSatriaAndika3
 
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015muhammad novri
 
Kualitas Pelayanan
Kualitas PelayananKualitas Pelayanan
Kualitas PelayananTyanaMorer
 
Bab 2 understanding service consumer
Bab 2 understanding service consumerBab 2 understanding service consumer
Bab 2 understanding service consumerPopo Suryana
 
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran fadiahfany
 
kesadaran mutu.pptx
kesadaran mutu.pptxkesadaran mutu.pptx
kesadaran mutu.pptxendang27
 
Bab i bab v ade sidang ok
Bab i   bab v ade sidang okBab i   bab v ade sidang ok
Bab i bab v ade sidang okADE NURZEN
 
97 297-1-pb
97 297-1-pb97 297-1-pb
97 297-1-pbbudibayu
 

Similar to Kualitas layanan (20)

TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN
TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANANTUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN
TUGAS UTS MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
Kualitas Pelayanan
Kualitas PelayananKualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan
 
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAAN
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAANPERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAAN
PERAN CUSTOMER SERVICE DALAM SEBUAH PERUSAHAAN
 
Konsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelangganKonsep kepuasan pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptx
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptxStrategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptx
Strategi Manajemen Mutu Pelayanan.pptx
 
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAKANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK
ANALISIS DESAIN JABATAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK
 
BAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.docBAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.doc
 
BAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.docBAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.doc
 
Kualitas Pelayanan Garuda Indonesia
Kualitas Pelayanan Garuda IndonesiaKualitas Pelayanan Garuda Indonesia
Kualitas Pelayanan Garuda Indonesia
 
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015
Ok market value-creation_sebagai_strategi_pemasaran_jasa_hotel_tahun_2015
 
Kualitas Pelayanan
Kualitas PelayananKualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan
 
Mutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikanMutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikan
 
Bab 2 understanding service consumer
Bab 2 understanding service consumerBab 2 understanding service consumer
Bab 2 understanding service consumer
 
Jurnal ade
Jurnal adeJurnal ade
Jurnal ade
 
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
 
kesadaran mutu.pptx
kesadaran mutu.pptxkesadaran mutu.pptx
kesadaran mutu.pptx
 
Bab i bab v ade sidang ok
Bab i   bab v ade sidang okBab i   bab v ade sidang ok
Bab i bab v ade sidang ok
 
97 297-1-pb
97 297-1-pb97 297-1-pb
97 297-1-pb
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 

Kualitas layanan

  • 2. PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY) 1. Menurut Zeithaml (1990 : 19) Kualitas Layanan adalah “Service quality is the extent of discrepancy between customer’s expectations or desires and their perceptions. Yang kurang lebih memiliki arti : kualitas layanan adalah ketidaksesuaian antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi konsumen. Kualitas layanan mempunyai banyak karakteristik yang berbeda sehingga kualitas layanan sulit untuk didefinisikan atau diukur.
  • 3. Menurut Boone & Kurtz (1995 : 439) • “Service quality refers to the expected perceived quality of service offering. It is primary determinant of customer satisfaction or disatisfaction”. • Yang kurang lebih memiliki arti : bahwa kualitas layanan mengacu pada kualitas yang diharapkan dalam penawaran jasa. Kualitas ditentukan dalam kepuasan atau ketidak puasan konsumen.
  • 4. Menurut Mangold & Babakus (1991 : 60) • “Service quality is the outcome of a process in which consumers’ expectations for the service are compared with their perceptions of the service actually delivered” Yang kurang lebih memiliki arti : kualitas layanan adalah hasil dari proses di mana ekspetasi konsumen dalam menggunakan jasa dibandingkan dengan penyampaian jasa yang sesungguhnya.
  • 5. 3 KARAKTERISTIK KUALITAS LAYANAN (a. INTANGIBLE) • Kualitas layanan bersifat intangible yaitu tidak dapat diraba karena kualitas layanan adalah hasil bukan suatu produk. • Menurut Schneider & White (2004, p.6) kualitas layanan tidak dapat dilihat, disentuh, atau disimpan,dengan kata lain kualiats layanan tidak mempunyai manifestasi fisik. • Kualitas layanan dapat diproses melalui pengalaman. “Services yield psychological experiences more than they yield physical possesions.” (Schneider & Bowen, 1995, p.19) Yang artinya bahwa layanan lebih menghasilkan pengalaman psikologi daripada menghasilkan posesi psikologi.
  • 6. b. Heterogeneous • Kualitas layanan bersifat heterogeneous yaitu beraneka ragam karena hasil tergantung dari perbuatan yang dijalankan oleh individual yang terlibat, dari produsen ke konsumen yang mungkin tidak mempunyai ekspektasi yang sama (Zeithaml et al, 1990). • Menurut Schneider & White (2004, p.8) heterogeneity dapat menyebabkan layanan lebih sulit untuk diukur dan dalam melakukan kontrol kualitas untuk menjamin kualitas layanan mempunyai standar yang seragam.
  • 7. c. Indivisible atau Inseparability • Kualitas layanan bersifat indivisible atau inseparability karena proses produksi dan konsumsi terjadi secara serempak. • Schneider & White (2004, p.7) menyatakan bahwa fitur yang terpenting dari inseparability dari layanan adalah perusahaan harus berjuang untuk memastikan bahwa ketika layanan sedang diproduksi produsen harus mengetahui jumlah maksimal dari konsumen yang akan memakai layanan tersebut.
  • 8. PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN INTERNAL (INTERNAL SERVICE QUALITY) • Cheng (2001) mengungkapkan bahwa dalam dunia hospitality yang terpenting adalah bagaimana karyawan diperlakukan dalam perusahaannya. • Tidak hanya diukur dari gaji yang diberikan namun juga dari lingkungan dan kondisi tempat bekerja Menurut Reynoso & Moores (1995) •
  • 9. Kualitas Layanan Internal [Internal Service Quality] • Employees must receive good service from others within the organization in order to deliver good service to external costumers. yang kurang lebih memiliki arti bahwa karyawan harus menerima layanan yang baik dari kolega-kolega di perusahaan agar dapat menyampaikan layanan yang baik ke konsumen eksternal. • Heskett et al (1994) mengartikan kualitas layanan internal sebagai kualitas dari lingkungan kerja yang memberikan kontribusi terhadap kepuasan karyawan. • Menurut Heskett et al (1994), kunci penting dari perusahaan-perusahaan yang sukses yaitu kesetiaan konsumen dan kepuasan karyawan. Dengan meningkatnya kesetiaan konsumen dan kepuasan karyawan maka akan menghasilkan profit.
  • 10. Heskett mengemukakan 5 kunci penting yaitu : 1. Profit dan perkembangan perusahaan tergantung dari kesetiaan konsumen. 2. Kesetiaan adalah hasil langsung dari kepuasan konsumen. 3. Kepuasan konsumen sebagian besar dipengaruhi oleh nilai dari jasa-jasa yang diberikan ke konsumen. 4. Nilai dari jasa-jasa tersebut dihasilkan dari kepuasan, kesetiaan dan produktivitas karyawan. 5. Kepuasan, kesetiaan dan produktivitas karyawan adalah hasil dari layanan internal dari perusahaan.
  • 11. KUALITAS PELAYANAN • Pelayanan dapat diartikan sebagai aktifitas yang dilakukan satu pihak kepada pihak lain, baik dengan menggunakan alat maupun tidak dan pelayanan dapat berlangsung biasanya karena ada suatu keinginan yang akan dicapai. • Perusahaan yang menjual produk, di mana pelayanan dimaksudkan untuk menciptakan kepuasan konsumen dengan maksud perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada dan sekaligus merekrut konsumen baru.
  • 12. DEFINISI PELAYANAN • Kegiatan yang dapat diidentifikasi dan bersifat media penghubung antara satu pihak dengan pihak lain dengan maksud dan tujuan tertentu. • Sebuah aktifitas yang sifatnya sebagai penghubung antara yang diberikan layanan (menerima layanan) dengan tujuan yang hendak dicapai. • Pelayanan harus dipandang sebagai suatu manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan tersebut, yaitu pihak yang melaksanakan pelayanan, di mana akan memperoleh imbalan jasa, seperti uang atau kepercayaan dari pihak yang terlayani dan pihak yang terlayani, di mana akan memperoleh hasil yang diinginkan, baik hasil dalam bentuk materi maupun moril. • Aktifitas yang mendukung kelancaran pemasaran produk dari perusahaan kepada konsumen yang tidak bisa dipisahkan dari semua aktifitas pemasaran, karena penilaian konsumen biasanya akan berakhir pada proses pelayanan terutama ketika produk diterima konsumen.
  • 13. PENGERTIAN PELAYANAN • Sesuatu yang terpenting dalam ilmu pemasaran, di mana strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan harus didukung dengan pelayanan yang baik pula, karena pelayanan dapat tercipta pada saat konsumen mulai menawarkan produk dan pada saat terjadi transaksi penjualan. • Perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan konsumen atau pelanggan harus mengedepankan kualitas pelayanan, karena secara empiris, kebanyakan konsumen lebih tertarik pada suatu perusahaan disebabkan pelayanan yang diterima dari perusahaan tersebut. • Pelayanan bagi perusahaan yang berorientasi laba atau profit tidak semata-mata hanya dilihat dari kelancaran aktivitas perusahaan melayani konsumen atau pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan akan barang, tetapi pelayanan harus dibarengi dengan suatu sikap dan perilaku, komunikasi serta adanya perbaikan hal-hal yang dianggap dapat merugikan pelanggan, seperti penggantian barang yang rusak dan adanya garansi atau potongan harga yang kesemuanya merupakan upaya mempererat hubungan dengan pelanggan agar dapat bertahan.
  • 14. • Menurut Santoso (199 : 67) menyatakan bahwa pelayanan adalah aktivitas yang mendukung pemasaran produk dengan mengedepankan beberapa variabel penting, seperti kualitas barang, harga terjangkau, pemberian potongan harga selain sikap, komunikasi dan perilaku dalam menyampaikan barang kepada pelanggan atau pembeli. • Hal tersebut, berarti perusahaan harus berupaya menciptakan kualitas sumber daya manusia sebagai faktor yang perlu disejajarkan dengan faktor lain jika menginginkan meningkatnya pelanggan atau pembeli, karena tanpa kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, maka semua faktor-faktor lain yang dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi aktivitas pemasaran tidak akan berjalan dengan baik dan berkualitas.
  • 15. SYARAT-SYARAT KUALITAS PELAYANAN • Kualitas pelayanan merupakan gambaran pelaksanaan pelayanan berjalan sesuai yang ditetapkan. Misalnya penggunaan waktu relatif cepat, tingkat penyelesaian pekerjaan relatif cepat dan kualitas pekerjaan. Hal ini menunjukkan, bahwa kualitas pelayanan berarti ada efektifitas dan efisiensi yang tercipta pada suatu yang aktifitas pelayanan. • Guna mengetahui kualitas pelayanan, perusahaan tidak bisa menentukan sendiri keberhasilannya, tetapi harus melibatkan pula pelanggan didalamnya, karena yang menerima atau merasakan pelayanan adalah pelanggan atau pembeli, sedangkan perusahaan hanya bertindak sebagai pemberi pelayanan.
  • 16. DEFINISI KUALITAS PELAYANAN • Standar tingkat pelayanan yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan pelayanan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan pihak yang dilayani merasa puas dan memberikan respon positif.
  • 17. PENGERTIAN KUALITAS PELAYANAN • Bentuk pelayanan yang memenuhi standar yang ditetapkan. • Misalnya kualitas pelayanan bagi perusahaan, berarti ukurannya adalah besarnya perbandingan antara output dengan input, relatif rendahnya jumlah jam kerja digunakan, tetapi hasilnya sesuai yang direncanakan dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan sesuai yang ditargetkan, tetapi hasilnya memenuhi syarat, sedangkan standar ukuran kualitas pelayanan bagi konusmen, berarti konsumen merasa puas atas layanan yang diberikan atau diterima dan juga adanya tingkat keper-cayaan konsumen terhadap perusahaan.
  • 18. KUALITAS PELAYANAN • Tingkat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen yang barometernya dapat dilihat dari prosedur atau mekanisme pelayanan itu sendiri dan didukung reaksi konsumen yang ditandai dengan kepuasan.
  • 19. • Menyimak pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa kualitas pelayanan dapat diartikan apabila tercapai prosedur pelayanan yang telah ditentukan di satu sisi dan relatif kecilnya keluhan pelanggan atau pembeli terhadap pelayanan yang diberikan pada sisi lain, maka cara yang perlu ditempuh pihak manajemen sekolah terhadap kualitas pelayanan adalah menyebarkan angket berisikan pertanyaan dan dilakukan secara terbuka dan alat yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan adalah perkembangan penjualan. Artinya, peningkatan dan penurunan penjualan tidak terlepas dari peranan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.
  • 20. • Hal ini cukup rasional, karena semakin banyaknya tumbuh dan berkembang dunia usaha dewasa ini akan memberikan suatu dampak bagi konsumen untuk menetapkan produk dan perusahaan mana yang terbaik, sehingga faktor utama yang diterima sebagai penentu pengambilan keputusan pembelian suatu produk adalah kualitas layanan. • Misalnya sikap dan perilaku serta komunikasi perusahaan terhadap pelanggan atau pembeli, keringanan pembayaran untuk pengantaran barang sampai ditujuan, potongan harga yang memuaskan serta cara pemesanan produk yang efektif.
  • 21. TUJUAN KUALITAS LAYANAN • Terwujudnya efektifitas kerja. • Meningkatkan kualitas kerja. • Meningkatkan volume pekerjaan. • Efektifitas kerja terwujud, berarti perusahaan telah memanfaatkan semua sumber daya secara baik, sehingga kualitas pelayanan secara otomatis juga terwujud.
  • 22. KUALITAS KERJA MENINGKAT • Berarti perusahaan telah menempatkan personil pada posisi atau jabatan yang tepat, sehingga personil akan dengan cepat memberikan pelayanan kepada konsumen.
  • 23. VOLUME PEKERJAAN YANG MENINGKAT • Berarti perusahaan telah berhasil menjalankan konsep atau strategi pemasaran dengan baik, sehingga penjualan yang meningkat tidak bisa terlepas dari adanya pelayanan yang baik pula kepada konsumen.
  • 24. SYARAT-SYARAT KUAITAS PELAYANAN (PENEMPATAN KARYAWAN YANG TEPAT DAN SESUAI) • Penempatan karyawan sesuai posisi atau jabatan akan dapat diwujudkan dengan memulai dari perekrutan karyawan, di mana karyawan yang direkrut harus disesuaikan (match) antara jabatan yang akan diduduki dengan latar belakang pendidikan, keterampilan dan keahlian.
  • 25. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA YANG HANDAL • Perusahaan harus melakukan kegiatan pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan cara pemberian pendidikan dan pelatihan agar karyawan mendapatkan tambahan pengetahuan terutama pengetahuan yang disesuaikan dengan posisi atau jabatan yang diembannya agar karyawan bersangkutan dapat meningkatkan kinerjanya lebih baik.
  • 26. MASALAH UNSUR MANUSIA YANG UTAMA • Kualitas pelayanan juga sangat ditentukan dengan adanya sistem dan prosedur pelayanan yang jelas. • Perusahaan harus menetapkan satu sistem dan prosedur yang sifatnya permanen tentang pelaksanaan pelayanan agar karyawan mengacu pada sistem dan prosedur tersebut.
  • 27. PELAKSANAAN PENGAWASAN YANG BAIK • Pelaksanaan pengawasan terhadap semua pihak yang terlibat dalam aktifitas pelaksanaan pelayanan harus dilaksanakan secara baik agar apa yang telah direncanakan sesuai dengan yang dilaksanakan. • Syarat-syarat kualitas pelayanan dimaksudkan di atas merupakan syarat keputusan yang diambil sekolah, namun harus diingat pula bahwa motivasi dan semangat kerja adalah kekuatan yang muncul dari dalam diri guru untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
  • 28. • Sekolah harus mampu mendorong seorang guru untuk bekerja secara optimal dengan memperbaiki masalah kesejahteraan (gaji dan upah), masalah rolling jabatan, karena biasanya guru jenuh atas pekerjaan yang berulang-ulang dilakukan. • Masalah cuti, karena karyawan biasanya secara fisik sudah tidak mampu bekerja secara maksimal, maka dengan memberikan waktu istirahat diharapkan mampu memberikan motivasi dan semangat kerja yang baru setelah menjalani masa cuti.
  • 29. PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN • Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. • W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian kebutuhan pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. • Menurut Philip B Crosby kualitas adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. • Feigenbaum mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
  • 30. PELAYANAN PRIMA • Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam standar pelayanan juga terdapat baku mutu pelayanan. • Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent services” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai standar pelayanan yang berlaku. • Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik. • Parasuraman, Zeithaml dan Berry merumuskan model kualitas pelayanan yang menyoroti persyaratan-persyaratan utama untuk memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan.
  • 31. Lima gap yang memungkinkan kegagalan penyampaian pelayanan jasa (a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) • Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan-temuan penelitian, • Kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, • Komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta banyaknya tingkatan manajemen. • Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi adalah dengan menampilkan standar yang mencerminkan persepsi manajemen atas harapan konsumen.
  • 32. manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi • Kualitas pelayanan yangk duibeariklaint kaepsad ap koensluameyn saanngaat dnipengaruhi oleh standar yang mereka evaluasi. • Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen maka kualitas pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk dan sebaliknya. • Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
  • 33. c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan • Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain kurang terlatihnya karyawan, beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kerja atau tidak mau memenuhi standar kerja yang ditentukan.
  • 34. d. Gap antara penyampaian pelayanan dan komunikasi eksternal • Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang dibuat oleh perusahaan namun mereka mendapatkan pelayanan yang tidak nyata artinya janji yang diiklankan perusahaan tidak ada dan tidak terpenuhi.
  • 35. e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan • Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada pelayanan yang diharapkan atau pelayanan yang diharapkan sama dengan pelayanan yang diterima, maka perusahaan akan menerima citra dan dampak yang positif. • Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Untuk menutupi kesenjangan yang terakhir ini maka harus ditutupi dengan keempat kesenjangan yang lain.
  • 36. Model PZB atau analisis model SERVQUAL merupakan analisis untuk mengukur lima dimensi kualitas jasa yaitu; 1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama. 2. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. 3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan (confidence).
  • 37. 4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
  • 38. • Konsep kualitas layanan menurut pandangan Cristoper Lovolock; suatu produk bila ditambah dengan pelayanan akan menghasilkan suatu kekuatan yang memberikan manfaat lebih.
  • 39. Delapan suplemen pelayanan menurut Lovolock yaitu; a. Informating Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. Penyediaan informasi memberikan kemudahan kepada pelanggan. b. Consultation Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya customer akan membuat keputusan, yaitu membeli atau tidak. c. Undertaking Keyakinan melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan. d. Hospitality Pelanggan yang berurusan secara langsung ketempat-tempat transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari karyawan, ruang tunggu yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya toilet yang bersih.
  • 40. e. Caretaking Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut pelayanan yang berbeda-beda pula. Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual. f. Exeption Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misal; bagaimana dan dengan cara apa perusahaan mengalami klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya suatu produk, resitusi akibat produk tidak bisa dipakai. g. Billing Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik pembeli untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau pengisian formulir transaksi. h. Payment Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan berdasarkan keinginan pelanggan. Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, transfer bank, kredit card dan sebagainya.
  • 41. • Model kesetiaan dalam bisnis • Adalah sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. Sumber-sumber perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dengan harapan bahwa tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai bahkan terlampaui. Contoh khas model ini adalah kualitas produk atau pelayanan yang membuat pelanggan puas, yang pada gilirannya menghasilkan kesetiaan pelanggan, dan selanjutnya mendatangkan keuntungan. • Beberapa jenis ikatan kesetiaan dalam bisnis; • 1. Ikatan hukum (kontrak) • 2. Ikatan teknologis (teknologi bersama) • 3. Ikatan ekonomi (ketergantungan) • 4. Ikatan pengetahuan • 5. Ikatan sosial • 6. Ikatan budaya atau etnis • 7. Ikatan ideologis • 8. Ikatan psikologis • 9. Ikatan geografis • 10. Ikatan waktu • 11. Ikatan perencanaan
  • 42. KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN OLEH TIGA FAKTOR a. Kekuatan hubungan b. Alternatif yang dipersepsikan c. Kejadian-kejadian kritis
  • 43. • Asumsi dasar dari semua model kesetiaan adalah bahwa upaya mempertahankan pelanggan yang ada sekarang itu lebih murah daripada upaya mendapatkan pelanggan baru.
  • 44. Keuntungan yang meningkat yang terkait dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan menurut Buchanan dan Gilles (1990) adalah 1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan berlangsung, semakin rendah biaya pembayaran kembali. 2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan biaya. 3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu sensitif terhadap harga. Ini dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil dan peningkatan dalam hasil penjualan. 4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan merujuk orang lain kepada bisnis ini.
  • 45. 5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk ancillary dan produk-produk tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan perusahaan dan lebih sedikit kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit perusahaan lain untuk masuk kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar.
  • 46. 7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena mereka sudah mengenal baik prosesnya, membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan konsisten dalam pesanannya. 8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang meningkat membuat pekerjaan pegawai lebih mudah dan lebih memuaskan.
  • 47. MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SEKOLAH • Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang semakin ketat bersaing dewasa ini. • Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management (TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait. M. Yusuf Hanafiah dkk mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) sebagai suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan pelanggan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. • Sedangkan yang dimaksud dengan Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
  • 48. MERAIH MUTU (1. KOMPONEN DAN PRINSIP-PRINSIP Komponen yang terkait deDngaAn mLutAu pMendi diMkan UyanTg teUrm uaPt dEalaNm bDukuI PDandIuKan MAanNajem)e n Sekolah ada lima macam; a. Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya. b. Guru, meliputi kemampuan profesional, moral kerja (kemampuan personal), dan kerjasama (kemampuan sosial). c. Kurikulum, meliputi relevansi konten (isi) dan operasionalisasi proses pembelajarannya. d. Sarana dan prasarana, meliputi kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran. e. Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), yaitu partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah.
  • 49. • Mutu komponen-komponen tersebut diatas menjadi fokus perhatian kepala sekolah. • Selama ini sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. • Dalam Pengelolaan Mutu Total (PMT), sekolah dipahami sebagai suatu unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran.
  • 50. • Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah pelanggan internal dan ekternal. • Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. • Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier (pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
  • 51. Delapan prinsip yang harus diterjemahkan dalam tataran praktis manajerial sekolah dalam rangka memanajemen pola organisasi demi meningkatkan mutu pendidikan (FOKUS PADA PELANGGAN) • Organisasi bergantung pada pelanggan. Oleh karenanya, organisasi harus memahami kebutuhan masa kini dan masa mendatang dari pelanggannya, serta harus memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan. • Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara pelanggan adalah tujuan tertinggi dari sekolah. Tanpa fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan manajemen mutu tidak berarti. Organisasi yang berfokus pada orientasi pelayanan sebagai perangkat utama dalam melaksanakan misinya.
  • 52. • Sedangkan dalam lingkup pendidikan, kepuasan pengguna jasa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam TQM. • Oleh sebab itu, identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial. • Adapun langkah pertama TQM adalah memandang peserta didik sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
  • 53. b. Kepemimpinan • Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten serta didukung pula dengan taktis dan strategis. • Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menenngah atau kepala sekolah) terhadap kualitas jasa pendidikan. • Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinu. Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan sekolah.
  • 54. • Merekalah yang memiliki masa depan, dan mereka jugalah yang berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau menerima visi itu sebagai milik mereka, agar memiliki komitmen untuk mewujudkun visi tersebut. • Pemimpin perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayan diri, inisiatif, kreativitas/originalitas, adaptabilitas/fleksibelitas, kemampuan kognitif, serta pengetahuan dan karisma. Kualitas manajerial pimpinan harus dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama – yang diperlukan untuk mengembangkan budaya TQM. Oleh sebab itu keterlibatan langsung pemimpin lembaga pendidikan sangat penting.
  • 55. Dimensi-dimensi untuk pelayanan : 1. Penampilan 2. Keterpercayaan 3. Ketanggapan 4. Kompetensi 5. Kesopanan 6. Kredibilitas 7. Keamanan 8. Kemudahan akses 9. Pemahaman pelanggan
  • 56. PELIBATAN ANGGOTA • Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi. • Para karyawan harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mutu, sehingga setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya. • Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai bawah dan juga persilangan antar fungsi, terlibat dalam perubahan.
  • 57. d. Pendekatan Proses • Pendekatan proses adalah suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses mutu) dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan daripada keinginan fungsional. • Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup signifikan, karena banyak manajemen yang lebih berorientasi pada produk daripada proses.
  • 58. E. PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN • Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai bagian/komponen yang satu sama lain saling tergantung untuk menuju tujuan. • Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara keseluruhan daripada bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai holistik.
  • 59. PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN • Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sebagai sasaran tetap dari organisasi. Proses berkesinambungan adalah prinsip dasar dimana mutu menjadi pusatnya. • Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (continous quality improvement atau CQI) dan (continous process improvement). Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi bersama.
  • 60. • Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan sistem terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan – student learning. • Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menjamin kualitas lembaga pendidikan ini, yaitu pendekatan akreditasi, pendekatan outcome assesment, dan pendekatan sistem terbuka.
  • 61. Pendekatan Fakta pada Pengambilan Keputusan • Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat atau informasi lisan seringkali menimbulkan bias. • Oleh karena itu, manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan fakta dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. • Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak pendapat, pengujian, analisis statistik dan lain-lain yang memberikan hasil yang objektif.
  • 62. h. Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok • Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang saling bergantung dan saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. • Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam menghasilkan barang dan jasa.
  • 63. Kualitas jasa yang unggul dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan dan akan memberikan berbagai manfaat, seperti; 1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis 2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang 3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan 4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan 5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan 6) Laba yang diperoleh dapat meningkat. •
  • 64. KEPUASAN PELANGGAN • Menurut Kolter, kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan harapannya. Beberapa pakar mendefinisikan kepuasan pelanggan. • Day dalam Tse dan Wilton, 1998 mendefinisikan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. • Dari kedua definisi diatas, maka dapat diketahui adanya kesamaan tentang komponen kepuasan pelanggan yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pada umumnya harapan-harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
  • 65. Untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode yang dapat diterapkan menurut Kolter antara lain; 1. Sistem keluhan dan saran 2. Survei kepuasan pelanggan 3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 5. Obyek penelitian
  • 66. • Dari uraian kepuasan pelanggan dan manfaat diatas, dalam pembahasan ini sebagai perusahaannya adalah lembaga pendidikan, dan sebagai pelanggannya tentu pelanggan internal ( guru, laboran, pustakawan, dan administrator) dan eksternal (siswa, orang tua siswa, pemerintah, masyarakat dan pemakai jasa lulusan).
  • 67. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) • Pendidikan menawarkan dan memberikan solusi yang komprehenship sehingga diharapkan model kualitas layanan disekolah mendapatkan respon positif dari pelanggan baik pelanggan internal (guru, laboran, pustakawan, administrasi) maupun pelanggan ekternal yakni pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tersier (pengguna jasa lulusan) dalam rangka memberikan kualitas layanan terbaik atau pelayanan prima (exellent services) bagi pelanggan.
  • 68. • Model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang dikembangkan Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikenal dengan model PZB atau analisis model SERVQUAL, yang berisi; Reliabilitas (reliability), Daya tanggap (responssiveness), Jaminan (assurance), Empati (empathy), dan Bukti fisik (tangibles) rasanya tidak berlebihan bila diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dengan sebaik mungkin, efektif dan efisien. • Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
  • 69. A. KESIMPULAN • Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik. • Dimensi-dimensi untuk pelayanan : Penampilan, Keterpercayaan, Ketanggapan, Kompetensi, Kesopanan, Kredibilitas, Keamanan, Kemudahan akses, Pemahaman pelanggan. • Kualitas sama dengan mutu, baik buruknya pelayanan merupakan gambaran dari tingkat kualitas pelayanan yang disajikan kepada pelanggan. •
  • 70. B. SARAN • Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan berupaya meningkatkan kualitas layanan dalam dunia pendidikan agar menjadi nilai tawar bagi pelanggan, maka apa yang telah penulis paparkan diatas diharapkan dapat diambil manfaatnya bagi penulis dan pembaca. • Saran yang membangun kami harapkan, untuk penyempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.
  • 71. Thank You MULYONO Make Presentation much more fun