SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
CONTEXTUAL TEACHING 
LEARNING 
MULYONO
PENGERTIAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING 
• Contextual Teaching Learning merupakan suatu proses 
pembelajaran holistic yang bertujuan untuk membelajarkan 
peserta didik dalam memahami bahan ajar secara 
bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks 
kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, 
agama, sosial, ekonomi, maupun cultural. 
• Peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan
TEORI YANG MELANDASI CTL 
(a. Knowledge-Based Constructivism) 
• Teori ini beranggapan bahwa belajar bukan menghafal, 
melainkan mengalami, di mana peserta didik dapat 
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi 
aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran.
b. Effort-Based Learning/ Incremental 
Theory of 
Intellegence 
• Teori ini beranggapan bahwa bekerja keras untuk 
mencapai tujuan belajar akan mendorong peserta 
didik memiliki komitmen terhadap belajar.
c. Sicialization 
• Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses 
sosial yang menentukan terhadap tujuan belajar. 
• Faktor sosial dan budaya merupakan bagian dari sistem 
pembelajaran.
d. Situated Learning 
• Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan dan 
pembelajaran harus situasional, baik dalam konteks 
secara fisik maupun konteks sosial dalam rangka 
mencapai tujuan belajar.
e. Distributed Learning 
• Teori ini beranggapan bahwa manusia merupakan bagian 
integral dari proses pembelajaran, yang di dalamnya harus ada 
terjadinya proses berbagai pengetahuan dan bermacam-macam 
tugas.
KARAKTEISTIK CONTEXTUAL TEACHING 
LEARNING 
a. Kerjasama antar peserta didik dan guru (cooperative). 
b. Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist). 
c. Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning). 
d. Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual. 
e. Menggunakan multi media dan sumber belajar. 
f. Cara belajar siswa aktif (student active learning). 
g. Sharing bersama teman (take and give). 
h. Siswa kritis dan guru kreatif. 
i. Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa. 
j. Laporan siswa bukan hanya buku raport, tetapi juga hasil 
karya siswa, laporan 
hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.
PRINSIP-PRINSIP CONTEXTUAL TEACHING LEARNING 
(KESALING-BERGANTUNGAN(INTERDEPENSI)) 
• Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna (making meaningfull 
connections) antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata 
sehingga peserta didik berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang 
esensial bagi kehidupan di masa datang. 
• Prinsip ini mengajak para pendidik mengenali keterkaitan mereka dengan 
pendidik lainnya, peserta didik, stakeholder, dan lingkungannya. 
• Bekerjasama (collaborating) untuk membantu peserta didik belajar secara 
efektif dalam kelompok, membantu peserta didik untuk berinteraksi dengan 
orang lain, saling mengemukakan gagasan, saling mendengarkan untuk 
menemukan persoalan, mengumpiulkan data, mengolah data, dan menemukan 
alternatif pemecahan masalah. 
• Prinsipnya menyatukan berbagai pengalaman dari masing-masing peserta didik 
untuk mencapai standar akademik yang tinggi (reaching high standards) melalui 
pengidentifikasian tujuan dan memotivasi peserta didik untuk mencapainya.
PERBEDAAN (DIFERENSIASI) 
• Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta didik menghasilkan keberagaman, perbedaan, 
dan keunikan. 
• Terciptanya kemandirian dalam belajar (self-regulated learning) yang dapat mengkonstruksi 
minat peserta didik untuk belajar mandiri dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan 
ajar dengan kehidupan nyata, dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna 
(meaningfullness). 
• Terciptanya berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) di kalanga peserta didik 
dalam rangka pengumpulan, analisis, dan sintesa data, guna pemecahan masalah. 
• Terciptanya kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi potensi pribadi, dalam rangka 
menciptakan dan mengembangkan gaya belajar (style of learning) yang paling sesuai sehingga 
dapat mengembangkan potensinya seoptimal mungkin secar sktif, kreatif, efektif, inovatif, dan 
menyenangkan sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. 
•
PENGATURAN 
• Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran dietur, 
dipertahankan, dan disadari oleh peserta didik sendiri, dalam rangka merealisasikan 
seluruh potensinya. 
• Peserta didik secara sadar harus menerima tanggung jawab atas keputusan dan 
perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, 
menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. 
• Melalui interaksi antarsiswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru 
sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam 
bertahan dan menemukan sisi keterbatasan diri. 
•
d. Penilaian Autentik ( Authentic 
Assessment ) 
• Penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta 
didik agar dapat mengaplikasikan berbagai informasi 
akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi 
konstektual secara signifikan.
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM 
METODE CTL 
(a. PROBLEM-BASED LEARNING) 
• Problem-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang 
menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga peserta 
didik dapat belajar berpikir kritis dalam melakukan pemecahan 
masalah yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep 
yang esesial dari bahan pelajaran.
b. AUTHENTIC INSTRUCTION 
• Authentic Instruction, yaitu pendekatan pembelajaran yang 
memperkenankan peserta didik mempelajari konteks 
kebermaknaan melalui pengembangan keterampilan berpikir 
dan melakukan pemecahan masalah di dalam konteks 
kehidupan nyata.
c. INQUIRY-BASED LEARNING 
• Inqury- based Learning, yaitu pendekatan 
pembelajaran dengan mengikuti metologi sains dan 
memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
d. POJECT-BASED LEARNING 
• Project- Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang 
memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam 
mengkontruksi pembelajrannya ( pengetahuan dan ketrampilan 
baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
• e. Work- based Learning 
• Work- based Learning, yaitu pendekatan 
pembelajaran yang memungkinkan peserta 
didik menggunakan konteks tempat kerja 
untuk mempelajari bahan ajar dan 
menggunakannya kembali di tempat kerja. 
•
F. Servis Learning 
• Servis Learning, yaitu pendekatan 
pembelajaran yang menyajikan suatu 
penerapan praktis dari pengetahuan baru dan 
berbagai keterampilan untuk memenuhi 
kebutuhan masyarakat melalui tugas 
terstruktur dan kegiatan lainnya. 
•
g. COOPERATIF LEARNING 
• Cooperatif Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang 
menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk berkerja sama 
dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai 
tujuan belajar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERTIMBANGKAN 
DALAM CTL 
1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental ( developmentally appropriate) 
2. Membentuk kelompok belajar yang asaling bergantung (independent learning groups) 
3. memperti,bangan keberagaman peserta didik (idsversity of student). 
4. Menyediakan lingkungan yangmendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning ) 
dengan 
tiga karahteristik umumnya, yaitu kesadaran berfikir, penggunaan stategi, dan motivasi 
berkelanjutan. 
5. Memperhatikan multi intelegensi 
6. Menngunakan teknik bertanya (questioning ) dalam rangka meningkatkan peserta didik 
dalam 
pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi.
7. Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia di beri kesempatan 
untuk belajar menemukan dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ( contruktivism) 
8. Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) di kalangan peserta dididk memperoleh pengetahuan dan 
ketrampilan melalui penemuan nya sendiri. 
9. Mengembangkan rasa ingintahu (curiueity) di kalngan peserta melalui pengajuan pertanyaan 
(questioning) 
10. Menciptakan masyarakat belajar (learning comonity) dengan membangun kerja sama di antara peserta 
didik.. 
11. Memodelkan (modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka 
memperoleh 
pengetahuan dan ketrampilan baru. 
12. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentanga apa yang sudah di pelajari. 
13. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)
KOMPONEN METODE CONTEXTUAL TEACHING 
(KONTRUKTIVISME) 
• Contextual Teaching Learning di bangun dalam landasan 
kontruksivisme yang mermiliki anggapan bahwa pengetahuan di 
bangun peserta didik secra sedikit – demi sedikit (incremental ) 
dan hasilnya di perluas melalui konteks terbatas.
2. MENEMUKAN (INQUIRY) 
• Proses pembelajaran yang di lakukan peserta didik 
merupakan proses menemikan (inquiry) terhadap 
sejumlah pengetahuan dan ketrampilan.
PROSES INQUIRY 
a. Pengamatan ( observation) 
b. Bertanya (questioning ) 
c. Mengajukan dugaan(hipotesis) 
d. Pengumpulan data ( data gathering) 
e. Penyimpulan ( conclusion)
3. Bertanya ( Questioning ) 
a. Membangun perhatian 
b. Membangun minat 
c. Membangun motivasi 
d. Membangun sikap 
e. Membangun rasa keingintahuan 
f. Membangun interaksi antara sisiwa dengan siswa 
g. Membangkitkan interaksi antara siswa dan guru 
h. Interaksi antara siswa dengan lingkungannya 
secara kotekstual 
i. Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang di 
lakukan siswa dalam rangka menggali dan 
menemukan lebihbanyak informasi 
(pengetahuan dan ketrampilan yang di peroleh 
peserta didik).
4. Masyarakat Belajar ( Learning 
Community ) 
• Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara peserta didik dengan 
peserta didik , antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan 
lingkungannya. 
• Proses pembelajaran yang segnifikan jika di lakukan dalam kelompok – kelompok 
belajar, baik secara homogen maupun secara heterogen sehingga di dalannya akan 
terjadi berbagi masalah (sharing problem ), berbagi informasi ( sharing information), 
berbagi pengalaman ( sharing experience ), dan berbagi pemecahan masalah ( sharing 
problem solving) yang memungkinkan semakin banyaknya pengetahuan dan 
keterampilan yang di peroleh.
5. Pemodelan ( Modeling ) 
• Proses pembelajaran akan lebih berarti jika di dukung dengan adanya pemodelan yang 
dapat di tiru , baik yang bersifat kejiwaan ( identifikasi ) maupun yang bersifat fisik 
( imitasi)yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktifitas, cara 
untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu. 
• Pemodelan dalam pembelajaran bias di lakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan 
cara mendatangkang nara sumbr dari luar ( outsourcing), yang terpenting dapat 
membantu terhadap ketuntasan dalam belajar (mastery learning ) sehingga peserta 
didik dapat mengalami akselerasi perubahan secara berarti.
6. Refleksi ( Reflection ) 
• Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berfikir 
tentang apa yang baru di pelajarinya atau berfikir ke 
belakang tentang apa – apa yang sudah di lakukan atau di 
pelajarinya di masa lalu. 
• Refleksi pembelajaran merupakan respon terhadap 
aktivitas atau pengetahuan dan ketrampilan yang baru di 
terima dari proses pembelajara. 
• Peserta didik di tuntut untuk mengedepamnkan apa yang 
baru di pelajarinya sebagai struktur pengethuan dan 
ketrampilan yang baru sebagai wujud pengayaan atau 
revisi dari pengetahuan dan keterampilan sebelumnya.
Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru menyisakan waktu agar 
peserta didik melakukan refleksi, yang diwujudkan dalam bentuk 
a. Pernyataan langsung peserta didik tentang yang diperoleh 
hari itu; 
b. Jurnal belajar di buku pribadi peserta didik; 
c. Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari 
itu.
7. Penilaian yang sebenarnya 
( Authentic 
• Penilaian merupakan proses p e n gu mApulsans daeta ysanmg dapeat mnendtes)kripsikan mengenai perkembangan 
perilaku peserta didik. 
• Pembelajaran efektif adalah proses membantu peserta agar mampu mempelajari (learning to learn) 
bukan hanya menekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir pereode. 
• Penilaian menekankan pada proses pembelajaran, data yang dikumpulkan dari kegiatan nyata yang 
dikerjakan siswa pada saat melakukan pembelajaran. 
• Kemajuan belajar peserta didik dinilai dari proses, tidak semata dari hasil. 
• Penilaian authentic merupakan proses penilaian pengetahuan dan keterampilan (performasi) yang 
diperoleh siswa dimana penilai tidak hanya guru, tetapi juag teman siswa ataupun orang lain.
KESIMPULAN 
• Contextual Teaching Learning merupakan suatu proses 
pembelajaran holistic yang bertujuan untuk membelajarkan 
peserta didik dalam memahami bahan ajar secara 
bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks 
kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, 
agama, sosial, ekonomi, maupun cultural.
TEORI YANG MELANDASI CTL 
• Knowledge-Based Constructivism 
• Effort-Based Learning/ Incremental Theory of 
Intellegence 
• Sicialization 
• Situated Learning 
• Distributed Learning
KARAKTERISTIK CONTEXTUAL TEACHING 
LEARNING 
• Kerjasama antar peserta didik dan guru (cooperative). 
• Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist). 
• Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning). 
• Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual. 
• Menggunakan multi media dan sumber belajar.
• Cara belajar siswa aktif (student active learning). 
• Sharing bersama teman (take and give). 
• Siswa kritis dan guru kreatif. 
• Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa. 
• Laporan siswa bukan hanya buku raport, tetapi juga hasil karya siswa, 
laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.
PRINSIP-PRINSIP CONTEXTUAL TEACHING 
LEARNING 
• Kesaling-Bergantungan ( Interdependensi ) 
• Perbedaan ( Diferensiasi ) 
• Pengaturan diri 
• Penilaian Autentik ( Authentic Assessment )
PENDEKATAN DALAM METODE CONTEXTUAL 
TEACHING LEARNING 
• Problem-Based Learning 
• Authentic Instruction 
• Inquiry- based Learning 
• Project- Based Learning 
• Work- based Learning 
• Servis Learning 
• Cooperatif Learning
Factor yang harus di pertimbangkan dalam 
metode Contextual Teaching Learning. 
• Merencanakan pembelajaran sesuai dengan 
perkembangan mental ( developmentally appropriate) 
• Membentuk kelompok belajar yang asaling bergantung 
(independent learning groups)
Mempertibangan keberagaman peserta didik (idsversity 
of student). 
• Menyediakan lingkungan yangmendukung pembelajaran mandiri 
(self regulated learning ) dengan tiga karahteristik umumnya, 
yaitu kesadaran berfikir, penggunaan stategi, dan motivasi 
berkelanjutan.
MEMPERHATIKAN MULTI INTELEGENSI 
• Menggunakan teknik bertanya (questioning ) dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam 
pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi. 
• Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia di beri 
kesempatan untuk belajar menemukan dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru 
( contruktivism) 
• Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) di kalangan peserta dididk memperoleh pengetahuan dan 
ketrampilan melalui penemuan nya sendiri. 
• Mengembangkan rasa ingintahu (curiueity) di kalngan peserta melalui pengajuan pertanyaan 
(questioning)
• Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun 
kerja sama di antara peserta didik. 
• Memodelkan (modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan 
berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru. 
• Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentanga apa yang sudah di 
pelajari. 
• Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)
KOMPONEN YANG ADA DI DALAM CONTEXTUAL 
LEARNING 
• Kontruktivisme ( Contruktivisme) 
• Menemukan (Inquiry) 
• Bertanya ( Questioning ) 
• Masyarakat Belajar ( Learning Community ) 
• Pemodelan ( Modeling ) 
• Refleksi ( Reflection ) 
• Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assesment)
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaranyus01
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1zabidah awang
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismethongsewkim
 
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeTeori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeShahrizzat Md Sukor
 
15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)mamogi
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisanRahmat Kosala
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualHazanah Abdullah
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRISiti Ayu Megawati
 
Ctl smp 2006
Ctl smp  2006Ctl smp  2006
Ctl smp 2006slametwdt
 
Seminar gempita bandung
Seminar gempita bandungSeminar gempita bandung
Seminar gempita bandungiwita_1
 

What's hot (18)

Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Ppt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikem
 
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeTeori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
 
15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Paikem plpg 2011-new pisan
Paikem   plpg 2011-new pisanPaikem   plpg 2011-new pisan
Paikem plpg 2011-new pisan
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
 
Kontekstual
KontekstualKontekstual
Kontekstual
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
5 fasa needham
5 fasa needham5 fasa needham
5 fasa needham
 
Ctl smp 2006
Ctl smp  2006Ctl smp  2006
Ctl smp 2006
 
Seminar gempita bandung
Seminar gempita bandungSeminar gempita bandung
Seminar gempita bandung
 
PARADIGMA PENDIDIKAN
PARADIGMA PENDIDIKANPARADIGMA PENDIDIKAN
PARADIGMA PENDIDIKAN
 

Similar to Contextual teaching learning

Ctl smp 2006
Ctl smp  2006Ctl smp  2006
Ctl smp 2006slametwdt
 
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)Dunia Pendidikan
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2widi lestari
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranrofieamirasyka
 
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
 
Teori Belajar Konstruktivisme.pptx
Teori Belajar Konstruktivisme.pptxTeori Belajar Konstruktivisme.pptx
Teori Belajar Konstruktivisme.pptxHilmanRasyid2
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranDino414929
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistikDiah Japri
 
Rangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgRangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgDani Novita Rahma
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranFenny Radinal
 
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdfARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdfJamaalChannel
 

Similar to Contextual teaching learning (20)

penelitian
penelitianpenelitian
penelitian
 
penelitian
penelitianpenelitian
penelitian
 
Ctl smp 2006
Ctl smp  2006Ctl smp  2006
Ctl smp 2006
 
Konsep belajar yang baik
Konsep belajar yang baikKonsep belajar yang baik
Konsep belajar yang baik
 
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.
 
Teori Belajar Konstruktivisme.pptx
Teori Belajar Konstruktivisme.pptxTeori Belajar Konstruktivisme.pptx
Teori Belajar Konstruktivisme.pptx
 
5-ctl.ppt
5-ctl.ppt5-ctl.ppt
5-ctl.ppt
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
 
Pedagogi berkesan
Pedagogi berkesanPedagogi berkesan
Pedagogi berkesan
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistik
 
Makalah CTL
Makalah CTLMakalah CTL
Makalah CTL
 
Rangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukgRangkuman materi pedagogik ukg
Rangkuman materi pedagogik ukg
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Konstructivisme
KonstructivismeKonstructivisme
Konstructivisme
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdfARTIKEL  UNTUK DIANALISIS.pdf
ARTIKEL UNTUK DIANALISIS.pdf
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

Contextual teaching learning

  • 2. PENGERTIAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING • Contextual Teaching Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistic yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun cultural. • Peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan
  • 3. TEORI YANG MELANDASI CTL (a. Knowledge-Based Constructivism) • Teori ini beranggapan bahwa belajar bukan menghafal, melainkan mengalami, di mana peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran.
  • 4. b. Effort-Based Learning/ Incremental Theory of Intellegence • Teori ini beranggapan bahwa bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan mendorong peserta didik memiliki komitmen terhadap belajar.
  • 5. c. Sicialization • Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan terhadap tujuan belajar. • Faktor sosial dan budaya merupakan bagian dari sistem pembelajaran.
  • 6. d. Situated Learning • Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus situasional, baik dalam konteks secara fisik maupun konteks sosial dalam rangka mencapai tujuan belajar.
  • 7. e. Distributed Learning • Teori ini beranggapan bahwa manusia merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, yang di dalamnya harus ada terjadinya proses berbagai pengetahuan dan bermacam-macam tugas.
  • 8. KARAKTEISTIK CONTEXTUAL TEACHING LEARNING a. Kerjasama antar peserta didik dan guru (cooperative). b. Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist). c. Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning). d. Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual. e. Menggunakan multi media dan sumber belajar. f. Cara belajar siswa aktif (student active learning). g. Sharing bersama teman (take and give). h. Siswa kritis dan guru kreatif. i. Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa. j. Laporan siswa bukan hanya buku raport, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.
  • 9. PRINSIP-PRINSIP CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (KESALING-BERGANTUNGAN(INTERDEPENSI)) • Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna (making meaningfull connections) antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga peserta didik berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang esensial bagi kehidupan di masa datang. • Prinsip ini mengajak para pendidik mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, peserta didik, stakeholder, dan lingkungannya. • Bekerjasama (collaborating) untuk membantu peserta didik belajar secara efektif dalam kelompok, membantu peserta didik untuk berinteraksi dengan orang lain, saling mengemukakan gagasan, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, mengumpiulkan data, mengolah data, dan menemukan alternatif pemecahan masalah. • Prinsipnya menyatukan berbagai pengalaman dari masing-masing peserta didik untuk mencapai standar akademik yang tinggi (reaching high standards) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi peserta didik untuk mencapainya.
  • 10. PERBEDAAN (DIFERENSIASI) • Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta didik menghasilkan keberagaman, perbedaan, dan keunikan. • Terciptanya kemandirian dalam belajar (self-regulated learning) yang dapat mengkonstruksi minat peserta didik untuk belajar mandiri dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan nyata, dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna (meaningfullness). • Terciptanya berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) di kalanga peserta didik dalam rangka pengumpulan, analisis, dan sintesa data, guna pemecahan masalah. • Terciptanya kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi potensi pribadi, dalam rangka menciptakan dan mengembangkan gaya belajar (style of learning) yang paling sesuai sehingga dapat mengembangkan potensinya seoptimal mungkin secar sktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. •
  • 11. PENGATURAN • Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran dietur, dipertahankan, dan disadari oleh peserta didik sendiri, dalam rangka merealisasikan seluruh potensinya. • Peserta didik secara sadar harus menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. • Melalui interaksi antarsiswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan menemukan sisi keterbatasan diri. •
  • 12. d. Penilaian Autentik ( Authentic Assessment ) • Penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat mengaplikasikan berbagai informasi akademis baru dan keterampilannya ke dalam situasi konstektual secara signifikan.
  • 13. PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM METODE CTL (a. PROBLEM-BASED LEARNING) • Problem-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esesial dari bahan pelajaran.
  • 14. b. AUTHENTIC INSTRUCTION • Authentic Instruction, yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik mempelajari konteks kebermaknaan melalui pengembangan keterampilan berpikir dan melakukan pemecahan masalah di dalam konteks kehidupan nyata.
  • 15. c. INQUIRY-BASED LEARNING • Inqury- based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti metologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
  • 16. d. POJECT-BASED LEARNING • Project- Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkontruksi pembelajrannya ( pengetahuan dan ketrampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
  • 17. • e. Work- based Learning • Work- based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari bahan ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja. •
  • 18. F. Servis Learning • Servis Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui tugas terstruktur dan kegiatan lainnya. •
  • 19. g. COOPERATIF LEARNING • Cooperatif Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk berkerja sama dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
  • 20. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERTIMBANGKAN DALAM CTL 1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental ( developmentally appropriate) 2. Membentuk kelompok belajar yang asaling bergantung (independent learning groups) 3. memperti,bangan keberagaman peserta didik (idsversity of student). 4. Menyediakan lingkungan yangmendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning ) dengan tiga karahteristik umumnya, yaitu kesadaran berfikir, penggunaan stategi, dan motivasi berkelanjutan. 5. Memperhatikan multi intelegensi 6. Menngunakan teknik bertanya (questioning ) dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi.
  • 21. 7. Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia di beri kesempatan untuk belajar menemukan dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ( contruktivism) 8. Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) di kalangan peserta dididk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan melalui penemuan nya sendiri. 9. Mengembangkan rasa ingintahu (curiueity) di kalngan peserta melalui pengajuan pertanyaan (questioning) 10. Menciptakan masyarakat belajar (learning comonity) dengan membangun kerja sama di antara peserta didik.. 11. Memodelkan (modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru. 12. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentanga apa yang sudah di pelajari. 13. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)
  • 22. KOMPONEN METODE CONTEXTUAL TEACHING (KONTRUKTIVISME) • Contextual Teaching Learning di bangun dalam landasan kontruksivisme yang mermiliki anggapan bahwa pengetahuan di bangun peserta didik secra sedikit – demi sedikit (incremental ) dan hasilnya di perluas melalui konteks terbatas.
  • 23. 2. MENEMUKAN (INQUIRY) • Proses pembelajaran yang di lakukan peserta didik merupakan proses menemikan (inquiry) terhadap sejumlah pengetahuan dan ketrampilan.
  • 24. PROSES INQUIRY a. Pengamatan ( observation) b. Bertanya (questioning ) c. Mengajukan dugaan(hipotesis) d. Pengumpulan data ( data gathering) e. Penyimpulan ( conclusion)
  • 25. 3. Bertanya ( Questioning ) a. Membangun perhatian b. Membangun minat c. Membangun motivasi d. Membangun sikap e. Membangun rasa keingintahuan f. Membangun interaksi antara sisiwa dengan siswa g. Membangkitkan interaksi antara siswa dan guru h. Interaksi antara siswa dengan lingkungannya secara kotekstual i. Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang di lakukan siswa dalam rangka menggali dan menemukan lebihbanyak informasi (pengetahuan dan ketrampilan yang di peroleh peserta didik).
  • 26. 4. Masyarakat Belajar ( Learning Community ) • Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara peserta didik dengan peserta didik , antara peserta didik dengan gurunya, dan antara peserta didik dengan lingkungannya. • Proses pembelajaran yang segnifikan jika di lakukan dalam kelompok – kelompok belajar, baik secara homogen maupun secara heterogen sehingga di dalannya akan terjadi berbagi masalah (sharing problem ), berbagi informasi ( sharing information), berbagi pengalaman ( sharing experience ), dan berbagi pemecahan masalah ( sharing problem solving) yang memungkinkan semakin banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh.
  • 27. 5. Pemodelan ( Modeling ) • Proses pembelajaran akan lebih berarti jika di dukung dengan adanya pemodelan yang dapat di tiru , baik yang bersifat kejiwaan ( identifikasi ) maupun yang bersifat fisik ( imitasi)yang berkaitan dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktifitas, cara untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan tertentu. • Pemodelan dalam pembelajaran bias di lakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan cara mendatangkang nara sumbr dari luar ( outsourcing), yang terpenting dapat membantu terhadap ketuntasan dalam belajar (mastery learning ) sehingga peserta didik dapat mengalami akselerasi perubahan secara berarti.
  • 28. 6. Refleksi ( Reflection ) • Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berfikir tentang apa yang baru di pelajarinya atau berfikir ke belakang tentang apa – apa yang sudah di lakukan atau di pelajarinya di masa lalu. • Refleksi pembelajaran merupakan respon terhadap aktivitas atau pengetahuan dan ketrampilan yang baru di terima dari proses pembelajara. • Peserta didik di tuntut untuk mengedepamnkan apa yang baru di pelajarinya sebagai struktur pengethuan dan ketrampilan yang baru sebagai wujud pengayaan atau revisi dari pengetahuan dan keterampilan sebelumnya.
  • 29. Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru menyisakan waktu agar peserta didik melakukan refleksi, yang diwujudkan dalam bentuk a. Pernyataan langsung peserta didik tentang yang diperoleh hari itu; b. Jurnal belajar di buku pribadi peserta didik; c. Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.
  • 30. 7. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic • Penilaian merupakan proses p e n gu mApulsans daeta ysanmg dapeat mnendtes)kripsikan mengenai perkembangan perilaku peserta didik. • Pembelajaran efektif adalah proses membantu peserta agar mampu mempelajari (learning to learn) bukan hanya menekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir pereode. • Penilaian menekankan pada proses pembelajaran, data yang dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan pembelajaran. • Kemajuan belajar peserta didik dinilai dari proses, tidak semata dari hasil. • Penilaian authentic merupakan proses penilaian pengetahuan dan keterampilan (performasi) yang diperoleh siswa dimana penilai tidak hanya guru, tetapi juag teman siswa ataupun orang lain.
  • 31. KESIMPULAN • Contextual Teaching Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistic yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun cultural.
  • 32. TEORI YANG MELANDASI CTL • Knowledge-Based Constructivism • Effort-Based Learning/ Incremental Theory of Intellegence • Sicialization • Situated Learning • Distributed Learning
  • 33. KARAKTERISTIK CONTEXTUAL TEACHING LEARNING • Kerjasama antar peserta didik dan guru (cooperative). • Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist). • Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning). • Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual. • Menggunakan multi media dan sumber belajar.
  • 34. • Cara belajar siswa aktif (student active learning). • Sharing bersama teman (take and give). • Siswa kritis dan guru kreatif. • Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa. • Laporan siswa bukan hanya buku raport, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.
  • 35. PRINSIP-PRINSIP CONTEXTUAL TEACHING LEARNING • Kesaling-Bergantungan ( Interdependensi ) • Perbedaan ( Diferensiasi ) • Pengaturan diri • Penilaian Autentik ( Authentic Assessment )
  • 36. PENDEKATAN DALAM METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING • Problem-Based Learning • Authentic Instruction • Inquiry- based Learning • Project- Based Learning • Work- based Learning • Servis Learning • Cooperatif Learning
  • 37. Factor yang harus di pertimbangkan dalam metode Contextual Teaching Learning. • Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental ( developmentally appropriate) • Membentuk kelompok belajar yang asaling bergantung (independent learning groups)
  • 38. Mempertibangan keberagaman peserta didik (idsversity of student). • Menyediakan lingkungan yangmendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning ) dengan tiga karahteristik umumnya, yaitu kesadaran berfikir, penggunaan stategi, dan motivasi berkelanjutan.
  • 39. MEMPERHATIKAN MULTI INTELEGENSI • Menggunakan teknik bertanya (questioning ) dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi. • Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia di beri kesempatan untuk belajar menemukan dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ( contruktivism) • Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) di kalangan peserta dididk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan melalui penemuan nya sendiri. • Mengembangkan rasa ingintahu (curiueity) di kalngan peserta melalui pengajuan pertanyaan (questioning)
  • 40. • Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerja sama di antara peserta didik. • Memodelkan (modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru. • Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentanga apa yang sudah di pelajari. • Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)
  • 41. KOMPONEN YANG ADA DI DALAM CONTEXTUAL LEARNING • Kontruktivisme ( Contruktivisme) • Menemukan (Inquiry) • Bertanya ( Questioning ) • Masyarakat Belajar ( Learning Community ) • Pemodelan ( Modeling ) • Refleksi ( Reflection ) • Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assesment)